Metode Proyek teti

25
MAKALAH DASAR-DASAR DAN PEMBELAJARAN FISIKA I DISUSUN OLEH: Teti Septiana (06081011034) Dosen Pengasuh :M. Yusuf. M,Pd PENDIDIKAN FISIKA

Transcript of Metode Proyek teti

Page 1: Metode Proyek teti

MAKALAH DASAR-DASAR DAN PEMBELAJARAN FISIKA I

DISUSUN OLEH:

Teti Septiana

(06081011034)

Dosen Pengasuh :M. Yusuf. M,Pd

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Metode Proyek teti

Metode Proyek( unit)

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Suatu hal yang perlu mendapat perhatian bahwa prestasi belajar

siswa bukan hanya ditentukan oleh program di sekolah, tetapi ditentukan pula

oleh kegiatan belajar di luar sekolah atau di rumah.

Dalam proses pembelajaran yang diterapkan saat ini kebanyakan masih

belum menunjukkan hasil yang memuaskan, upaya guru ke arah peningkatan

kualitas proses belajar mengajar belum optimal, metode, pendekatan, dan evaluasi

yang dikuasai guru belum beranjak dari pola tradisional, dan hal ini berdampak

negatif terhadap daya serap siswa yang ternyata masih tetap lemah. Disamping

itu, masih ada kenyataan yang menunjukkan bahwa pendidikan kita dewasa ini

lebih memaksakan kepada peserta didik, dan lebih melaksanakan informasi

tekstual dari pada mengembangkan kemampuan membudayakan belajar dan

membangun individu belajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru merupakan

pengendali dari aktivitas siswa dalam belajarnya. Cara seperti ini, akan

menghambat kreativitas siswa dalam melakukan kegiatan matematika sehingga

kegiatan pembelajaran dan evaluasi menjadi kurang efektif, kurang efisien,

kurang menantang, dan kurang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Untuk itu seorang guru harus menerapkan berbagai macam metode, strategi,

maupun model-model pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih

menarik, salah satu metode mengajar yang dapat digunakan adalah metode

proyek.

Page 3: Metode Proyek teti

Pembahasan

Salah satu model pembelajaran inovatif adalah pembelajaran berbasis

proyek (PBP). PBP berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin,

memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas

bermakna lainnya, students’ centered, dan menghasilkan produk nyata. Ada empat

karakteristik PBP, yaitu isi, kondisi, aktivitas, dan hasil

Istilah proyek diambil dari manual arts (pekerjaan tangan), di mana siswa

harus menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang disebut proyek dimaksud “any

wholehearted” ”lifelike” ”activity” apakah itu membuat sandiwara, mengadakan

karyawisata atau menikmati hasil-hasil kesenian. Yang pokok dalam metode

proyek ialah “the active purpose of the learner”. Siswa itu sendiri harus

menerima proyek itu dan melaksanakannya. Kalau siswa sedang membuat

jembatan atas perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika siswa

membaca buku didorong oleh keinginan mencari atau memahami sesuatu, itu

termasuk proyek.

Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997: 70) mengemukakan bahwa metode proyek

(unit) adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan

sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang

bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.

Sedangkan menurut Roestiyah (1994: 81) metode proyek berarti rencana, suatu

problem atau kesulitan, dan bentuk pengajaran dimana murid mengelola sendiri.

Page 4: Metode Proyek teti

Metode proyek merupakan suatu teknik instruksional yang melibatkan

penggunaan alat dan bahan yang diusahakan oleh siswa secara perorangan atau

kelompok kecil siswa, untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah dengan

perpaduan teori-teori dari berbagai bidang studi.(Dahar, R.W, 1986: 16 ).Dalam

pelaksanaan proyek gaya gesek, para siswa secara berkelompok merencanakan

dan melakukan penelitian di lapangan dan laboratorium yang melibatkan

penggunaan alat dan bahan untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah. Selain

itu mereka melakukan kajian teori melalui beberapa buku fisika, melakukan

diskusi dan menyusun laporan.

Menurut J. Mursell (Sugimal, 2006: 13) metode proyek mempunyai empat

aspek dalam pelaksanaannya:

1. Menentukan tujuan.

2. Merencanakan.

3. Melaksanakan.

4. Menilai.

Keempat aspek itu terdapat dalam kegiatan siswa guna mencapai tujuannya.

Siswa dapat memilih proyek sebagai bagian dari persyaratan-persyaratan atau

sebagai pekerjaan pengayaan dalam suatu pelajaran.

Penugasan (proyek) merupakan tugas yang menyenangkan sekaligus

menantang, karena dalam melaksanakan proyek tersebut siswa perlu menuangkan

segala kemampuan yang dimilikinya serta pengalaman belajar yang dapat

menunjang pelaksanaan proyek tersebut. Dengan mengerjakan proyek,

pengetahuan siswa akan meningkat. Selain itu, kreativitas siswa akan

berkembang.

Page 5: Metode Proyek teti

Dalam melaksanakan proyek siswa secara berkelompok dan bekerjasama

dengan rekan sekelompoknya. Dengan demikian, hubungan sosial dan rasa

solidaritas dengan sesama siswa dapat terlatih.

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode proyek akan menghasilkan suatu

hasil proyek yang dapat diamati secara langsung (nyata). Siswa akan melaporkan

penemuannya dengan tertulis, lisan atau dalam beberapa bentuk penyajian lain di

depan kelas, kelompok belajar atau guru. Metode ini memberikan kesempatan

kepada siswa untuk sangat kreatif, selain itu, dengan mempresentasikan laporan

hasil proyek, dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

berkomunikasi.

Metode proyek membawa perubahan esensial dalam kegiatan siswa. Belajar

dengan baik tidak tercapai dengan cara penyajian yang bagaimanapun baiknya.

Belajar dengan hasil baik hanya tercapai dengan membangkitkan kemauan dan

kegiatan siswa untuk belajar.

Page 6: Metode Proyek teti

Tabel 01

Karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek

I. ISI: memuat gagasan yang orisinil

1. Masalah kompleks

2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan

3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined

4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata

II. KONDISI: mengutamakan otonomi siswa

1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat

2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien

3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri

4. Mensimulasikan kerja secara profesional

III. AKTIVITAS: investigasi kelompok kolaboratif

1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu

2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks

3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya

untuk mengkonstruksi keterampilan baru

4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan

masalah

5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon

ahli atau dari hasil tes

IV. HASIL: produk nyata

1. Siswa menunjukan produk nyata berdasarkan hasil investigasi

mereka

2. Siswa melakukan evaluasi diri

3. Siswa responsif terhadap segala implikasi dari kompetensi yang

dimilikinya

4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi

Page 7: Metode Proyek teti

belajarnya.

Dalam PBP, proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang

berfokus

pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa atau

kebutuhan masyarakat atau industri lokal. PBP memiliki potensi yang amat besar

untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi usia

dewasa: siswa SMA, mahasiswa, atau pelatihan tradisional untuk membangun

keterampilan kerja (Gaer,1998). Dalam PBP, siswa menjadi terdorong lebih aktif

dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil

kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang

dikerjakan.

Menurut Ahmadi (1997) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

metode proyek sebagai berikut:

1. Penyelidikan (exploration)

Guru mengajukan pertanyaan lisan, memberi keterangan singkat serta

mengetes para pelajar mengenai pengetahuan mereka tentang mata pelajaran yang

akan dipelajari.

2. Penyajian bahan baru (presentation)

Dengan metode ceramah, guru memberikan garis besar tentang bahan pelajaran.

3. Asimilasi/pengumpulan keterangan atau data

Para pelajar mencari informasi, keterangan atau fakta-fakta untuk mengisi

pokok-pokok yang penting. Dalam langkah ini pelajar mencari data dari sumber-

sumber unit (resource unit = sumber yang berisi berita, fakta, informasi dan

sebagainya tentang unit yang sedang dipelajari).

Page 8: Metode Proyek teti

4. Mengorganisasikan data (organization)

Dalam langkah ini, pelajar dibawah pimpinan guru aktif

mengorganisasikan data, fakta dan informasi, missal menggolongkan data,

mengolah data untuk mengambil kesimpulan. Daya berpikir dan daya

menganalisis memainkan peran penting dalam langkah ini.

5. Mengungkapkan kembali (recitation)

Para pelajar mempertanggungjawabkan atau menyajikan hasil yang

diperolehnya. Laporan pertanggungjawaban ini dapat dilakukan dengan lisan

maupun tertulis atau keduanya.

Dalam mengerjakan proyek, siswa dapat berkolaborasi dengan guru satu

atau dua orang, tetapi siswa melakukan investigasi dalam kelompok kolaboratif

antara 4-5 orang.Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan

oleh siswa dalam tim adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan

membuat konsensus tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa,

dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam berinvestigasi.

Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh siswa

merupakan keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk keberhasilan

hidupnya. Di samping itu, keterampilan esensial tersebut sangat mendukung

mereka ketika terjun di dunia kerja. Oleh karena hakikat kerja proyek adalah

kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut seyogyanya ditujukan

untuk semua tim.

PBP dapat diterapkan untuk semua bidang studi. Implementasi model PBP

mengikuti lima langkah utama, sebagai berikut.

Page 9: Metode Proyek teti

(1) Menetapkan tema proyek. Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-

indikator berikut: (a) memuat gagasan umum dan srisinil, (b) penting dan

menarik, (c) mendeskripsikan masalah kompleks, (d) mencerminkan hubungan

berbagai gagasan, (e) mengutamakan pemecahan masalah ill defined.

(2) Menetapkan konteks belajar. Konteks belajar hendaknya memenuhi

indikatorindikator berikut: (a) Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan

masalah dunia nyata, (b) mengutamakan otonomi siswa, (c) Melakukan inquiry

dalam konteks masyarakat, (d) Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan

efesien, (e) Siswa belajar penuh dengan kontrol diri, (f) Mensimulasikan kerja

secara professional

(3) Merencanakan aktivitas-aktivitas. Pengalaman belajar terkait dengan

merencanakan proyek adalah sebagai berikut: (a) membaca, (b) meneliti, (3)

observasi, (4) interview, (5) merekam, (5) mengunjungi obyek yang berkaitan

dengan proyek, (6) akses internet.

(4) Memeroses aktivitas-aktivitas. Indikator-indikator memeroses aktivitas

meliputi antara lain: (a) membuat sketsa, (b) melukiskan analisa, (3) menghitung ,

(d) mengenerate, (e) mengembangkan prototipe.

(5) Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek. Langkah-langkha

yang dilakukan, adalah: (a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa, (b)

menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh, (c)

mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, (4) merevisi hasil yang telah diperoleh,

(d) melakukan daur ulang proyek yang lain, (e) mengklasifikasi hasil terbaik.

Metode proyek juga memiliki ciri pengajaran berbasis masalah,

salah satu diantaranya adalah didahului dengan menentukan masalah

seperti pendapat Rooijakkers (1991: 90) "bahwa pengajar terlebih dahulu

menentukan suatu pokok masalah kemudian murid mengerjakannya. Disitu

pengajar bertindak sebagai pengawas, sedangkan murid harus mencari hal

yang dapat mereka ketahui dari pokok masalah itu. Secara bersama- sama

Page 10: Metode Proyek teti

murid menyusun tata kerja yang diperlukan, mencari sumber-sumber

keterangan, membagi tugas dan mengerjakannya"

Jadi suatu proyek dapat dilakukan dengan urutan langkah sebagai berikut:

diawali dengan pengajar mengajukan sejumlah masalah yang harus dipecahkan

melalui kerja proyek, sebelum pembentukan kelompok setiap siswa dapat

mententukan pokok masalah, misalnya dengan dasar minat siswa. Selanjutnya

siswa membentuk kelompok kecil, berdiskusi menentukan langkah penyelesaian

masalah. Bersama dengan kelompoknya, siswa menyusun cara kerja dalam

proyeknya. Selain hal itu siswa mencari sumber berupa buku-buku tertentu

yang diperlukan. atau menggunakan teknologi komunikasi (misalnya :internet).

Setelah menyiapkan alat, mereka mengadakan penyelidikan dan

mengumpulkan segala hal yang dipandang penting bagi masalah tersebut.

Setelah proyek dilaksanakan siswa menyusun laporan tertulis dan melakukan

publikasi dari hasil penyelesaian masalah, misalnya disampaikan dalam suatu

wawancara atau mengadakan pameran., majalah dinding ataupun acara tanya

jawab di kelas mereka.

Untuk menimbulkan minat siswa dalam mengerjakan proyek dapat

dilakukan usaha antara lain mengundang sukarelawan di antara siswa untuk

mengerjakan suatu proyek, dengan harapan siswa lain akan tertarik untuk

melakukan hal-hal yang sama, memperlihatkan kepada siswa contoh-contoh

hasil proyek dari siswa angkatan sebelumnya pada awal tahun ajaran serta

membentuk kelompok karya ilmiah remaja di sekolah.

Penyelesaian suatu proyek memerlukan waktu cukup banyak, oleh

karena itu untuk menerapkan metode proyek ini guru perlu mencari cara untuk

memanfaatkan waktu luang siswa secara bijaksana, misalnya pada saat menjelang

libur antar semester. Bentuk dan garis besar laporan suatu proyek dapat

ditentukan sendiri oleh siswa misalnya berdasarkan modifikasi dari kerangka

Page 11: Metode Proyek teti

laporan berikut yang tata penulisannya mencakup antara lain: judul,

pendahuluan, materi, metode dan hasil penelitian, hasil diskusi atau

pembahasan dan kesimpulan.

Laporan akan lebih baik bila disertakan lampiran berupa bukti pendukung

dan alasan yang mendasari kesimpulan serta saran untuk penelitian lebih lanjut

Guna mengembangkan keterampilan berkomunikasi siswa, maka hasil dari proyek

ini perlu dikemukakan dengan berbagai cara, antara lain dengan

menyelenggarakan pameran biologi., mempresentasikan di depan teman-teman

sekelas. Atau dapat pula mendemontrasikan hasil proyek di depan teman-teman

bila ada kesempatan dapat pula mempublikasikan dalam majalah ilmiah. Atau

mengikutsertakan hasil proyek pada lomba karya ilmiah. Untuk memperoleh

penghargaan setempat dan secara langsung, maka hasil proyek siswa perlu

dievaluasi guru

Penerapan metode proyek dapat mendorong tumbuhnya kreativitas bagi

sebagian besar siswa sehingga mampu meraih suatu prestasi pada perlombaan

ataupun pameran. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahar, R.W. (1986 ), sebagai

berikut "Pada siswa yang kreatif biasanya dihasilkan karya yang baru dan asli,

bahkan mungkin saja memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan.

Keberhasilan karya siswa dalam suatu proyek yang dibuatnya

sendiri, memberikan kepada siswa suatu kebanggaan tersendiri dan

menaikkan rasa percaya diri" Ini berarti kebanggaan akibat prestasi yang

baik ini akan mendorong siswa untuk melangkah lebih maju dalam proyek

berikutnya, sehingga secara tak langsung ia telah berhasil mengembangkan

konsep-konsep yang dimilikinya dari berbagai bidang studi yang telah

dipelajarinya. Rasa bangga ini akan lebih dikukuhkan apabila hasil karya

siswa dalam proyek ini dipublikasikan. Melalui metode proyek siswa dapat

bertindak lebih leluasa dan dapat menyalurkan bakatnya masing-masing secara

Page 12: Metode Proyek teti

mandiri, tanpa mendapat rintangan untuk melakukan hal yang sama dengan

teman-temannya sekelas.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru sebaiknya telah

menyusun persiapan mengajar yang dituangkan dalam bentuk skenario

pembelajaran. hal itu berarti guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam

mengembangkan kompetensinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode proyek memiliki

keunggulan, .dapat memotivasi minat siswa dalam bidang IPA, mengembangkan

keingintahuan ilmiah siswa , mengembangkan teknik pamecahan masalah,

memajukan pemikiran mandiri siswa dan pola berpikir kritis, mengembangkan

apresiasi siswa untuk kerja ilmiah sehingga prinsip ilmiah lebih berarti, menolong

pengembangan setiap individu semaksimal mungkin dan menumbuhkan rasa

percaya diri. Selain melatih siswa mengembangkan teknik pamecahan masalah,

melalui metode proyek, guru memberikan kesempatan siswa untuk

mengembangkan pola berpikir kritis oleh karena itu sebaiknya dalam

melaksanakan proyek guru tidak terlalu dominan, pemberian bimbingan perlu

dibatasi, sehingga kreativitas siswa lebih berkembang Metode pemecahan

masalah haruslah ditentukan oleh siswa sendiri tanpa rintangan dari guru.

Metode ini memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak didik. Menyalurkan

minat dan melatih anak didik menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan

yang lebih luas

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel tentang

proyek di kelas yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan testimonial terhadap

guru, terutama bagaimana guru menggunakan proyek dan persepsi mereka tentang

bagaimana keberhasilannya. Atribut keuntungan dari Belajar Berbasis Proyek

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak

yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha

keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam

Page 13: Metode Proyek teti

kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar

dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada

pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya

bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya

untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan

masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis

proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-

problem yang kompleks

3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek

memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan

komunikasi ( Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi

siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah

proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa

belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam

lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978; Davidov, 1995).

4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa

yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang

kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik

memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi

proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan

untuk menyelesaikan tugas.

Page 14: Metode Proyek teti

5. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas

dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi

dalam kehidupan.

6. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis

dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

7. Pengetahuan yang diperoleh fungsional.

8. Anak-anak belajar bersungguh-sungguh dalam bekerja bersama.

9. Anak-anak bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya

Kekurangan Metode Proyek

1. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal

maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.

2. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode

ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum

siap untuk ini.

3. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup

fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.

Page 15: Metode Proyek teti

4. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit

yang dibahas.

Kapan Diimplementasikan?

Penerapan metode proyek dalam pembelajaran tetap dikolaborasikan dengan

metode pembelajaran yang lain mengingat pelaksanaan metode proyek

membutuhkan waktu yang cukup lama. Proyek dan penyelidikan dapat melibatkan

siswa secara individual atau kelompok kecil 2 sampai 4 siswa bekerja sama.

Tugas-tugas seharusnya membutuhkan waktu 2-3 munggu. Proyek yang bersifat

lebih substansial dapat memakan waktu 1-2 bulan. Akan tetapi waktu ideal untuk

suatu proyek adalah 4-5 minggu.

Siswa dapat dilibatkan dalam proyek dan penyelidikan sepanjang pelajaran.

Dalam memberikan suatu proyek, mulailah dari tugas-tugas yang sederhana, dan

secara berangsur ke tugas yang lebih rumit.

Bagaimana Mengevaluasi Proyek?

Proyek dapat dievaluasi secara holistik maupun analisis. Penilaian holistik

diberikan berdasarkan kepada proyek secara keseluruhan. Sebagai contoh guru

dapat membaca dan mengevaluasi sampel proyek untuk menentukan rentang

kinerja, mungkin 3-5 kategori dapat dibuat.

Page 16: Metode Proyek teti

Penilaian analisis memerlukan pemecahan proyek menjadi beberapa

komponen. Sebagai contoh berikut ini adalah beberapa komponen proyek untuk

keperluan penilaian.

SIMPULAN

Memperhatikan karaktristik Pembelajaran Berbasis Proyek, dukungan teoretik,

dan reviu testimonial, maka model ini bisa menjadi komponen yang well-

established dalam sistem pendidikan kita. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

adalah penggerak yang unggul untuk membatu siswa belajar melakukan tugas-

tugas otentik dan multidisipliner, mengelola bujet, menggunakan sumber-sumber

yang terbatas secara efektif, dan bekerja dengan orang lain. Ada bukti langsung

maupun tidak langsung, baik dari guru maupun siswa, bahwa Pembelajaran

Berbasis Proyek menguntungkan dan efektif sebagai metode pembelajaran. Yang

lebih penting, ada beberapa bukti bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek,

dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain, memiliki nilai tinggi dalam

peningkata kualitas belajar siswa.

Page 17: Metode Proyek teti