Metode percobaan
-
Upload
alvian-vian -
Category
Documents
-
view
86 -
download
6
description
Transcript of Metode percobaan
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Erlenmeyer, gelas ukur, cawan penguap, corong pisah, statif dan klem,
beaker glass, batang pengaduk, lumpang dan alu, sudip, plastik dan karet,
spatula, kertas saring, cutter, tabung reaksi, pipet tetes.
3.2 Bahan
HCl 2 N, Pereaksi Dragendorff, Pereaksi Meyer, Pereaksi Bouchardat,
NH4OH(p), n-heksan, Kloroform, Etanol 95%, Isopropanol, Na2SO4
anhidrat, Pb asetat 0,4M, Metanol, H2SO4(p), Asam asetat anhidrat,Fehling
A & Fehling B, Air, Larutan Asam pikrat, Larutan FeCl3, Benzen, NaOH
2N, air panas, Etil asetat, Serbuk Zn, HCl(p), Serbuk Mg.
3.3 Sampel
Patikan Kebo (Euphorbia hirta), Ubi Racun (Manihot esculenta), Lidah
Buaya (Aloe vera).
3.4 Posedur Percobaan
3.4.1 Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid
Prosedur :
Ditimbang 500 mg serbuk simplisia atau tumbuhan segar, ditambahkan 1
ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, kemudian dipanaskan di atas penangas
air selama 2 menit, kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat
1
dipindahkan masing-masing 3 tetes ke dalam spot plat atau tabung reaksi,
kemudian ditambahkan ke masing-masing spot plat atau tabung reaksi 2
tetes larutan pereaksi (LP) Meyer, Bouchardat, Dragendorff.
Jika terdapat alkaloid maka dengan LP meyer terbentuk endapan/adanya
gumpalan putih/putih kekuningan, dengan LP Bouchardat terbentuk
endapan berwarna coklat, coklat kemerahan sampai coklat kehitaman,
dengan LP Dragendorff tebentuk endapan kuning jingga. Serbuk atau
tumbuhan segar dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi
diatas memberikan reaksi positif.
Lanjutkan percobaan dengan mengocok sisa filtrat dengan 2 ml ammonia
pekat dan 10 ml campuran eter-kloroform (3:1), diambil dase organik,
ditambahkan natrium sulfat anhidrat, kemudian disaring. Diuapkan filtat
diatas penangas air, dilarutkan sisa dengan sedikit asam klorida 2 N.
dilakukan percobaan dengan menambahkan ketiga larutan pereaksi
(Meyer, Dragendorff dan Bouchardat). Serbuk atau tumbuhan segar
dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi diatas memberikan
reaksi positif.
3.4.2 Skrining Fitokimia Golongan Glikosida
Prosedur :
Ditimbang 3 gram serbuk simplisia atau bahan tumbuhan segar, kemudian
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, ditambahkan 30 ml campuran
etanol 96 % - air (7:3), ditambahkan asam sulfat pekat hingga diperoleh
2
pH larutan 2, kemudian direfluks dengan memakai pendingin bola selama
10 menit, kemudian didinginkan lalu disaring.
Diambil 20 ml filtrat kemudian ditambahkan 25 ml air dan 25 timbal (II)
asetat 0,4 M, kemudian dikocok lalu didiamkan selama 5 menit, kemudian
disaring. Filtrat diekstraksi 3 kali, masing-masing dengan 20 ml campuran
pelarut kloroform-isopronapol (3:2) kemudian akan diperoleh 2 lapisan,
kumpulkan masing-masing sari (sari air dan sari pelarut organik). Pada
kumpulan sari pelarut organik ditambahkan natrium sulfat anhidrat,
kemudian disaring, lalu filtrat diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50˚C.
Sisa penguapan dilarutkan dengan 2 ml methanol.
3.4.2.1 Uji terhadap Senyawa Gula
Dimasukkan sari air ke dalam tabung reaksi, kemudian diuapkan diatas
penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes LP Molish.
Ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin
berwarna ungu pada batas cairan, reaksi ini menunjukkan adanya ikatan
gula.
3.4.2.2 Uji Terhadap Senyawa Non Gula
Diuapkan sari pelarut organik diatas penangas air, kemudian dilarutkan
sisa penguapan dengan 5 tetes asam asetat anhidrat, kemudian
ditambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, maka terjadi warna biru, hijau,
merah ungu dan ungu (peraksi Liebermann-Bouchard).
3.4.3 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Sianogenik
Prosedur :
3
Timbang 10 gr bahan, dihaluskan dalam lumping dan dilembapkan dengan
sedikit air (air jangan berlebihan), dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
Kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan asam pikrat diselipkan
dengan bantuan gabus pada mulut Erlenmeyer. Kemudian dibiarkan
terkena sinar matahari (diletakkan dekat jendela). Timbulnya warna merah
pada kertas saring menunjukkan adanya glikosida sianogenik.
Catatan : uji ini didasarkan pada pelepasan gas HCN dari glikosida
sianogenik jika terjadi hidrolisis.
3.4.4 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Antrakuinon
Prosedur :.
Sebanyak 200 mg bahan ditambahkan 2 ml larutan FeCl3 dan 8 ml air serta
5 ml HCl pekat, dididihkan 5 menit, didinginkan. Ditambahkan 5 ml
benzen, dikocok, dibiarkan lapisan benzen memisah, dicuci 2 kali dengan
masing-masing 2 ml air sampai lapisan benzen tidak berwarna dan lapisan
air berwarna merah menunjukkan adanya antrakuinon.
3.4.5 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Saponin
Prosedur :
Ditimbang 0,5 g bahan tumbuhan, dihaluskan, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan dan kemudian
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Hasil positif menunjukkan buih yang
mantap selama tidak kurang 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm
kemudian pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih/busa tidak hilang.
3.4.6 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Tanin
4
Prosedur:
Ditimbang 0,5 g bahan tumbuhan. Disari / dimaserasi dengan akuades 10
ml selama 15 menit. Kemudian disaring, filtrat diencerkan dengan akuades
sampai hampir tidak berwarna. Diambil 2 ml filtrat, ditambahkan 2 tetes
larutan FeCl3 10%. Diperhatikan warna yang terjadi, warna biru atau hijau
menunjukkan adanya tanin. Warna biru menunjukkan adanya 3 buah
gugus hidroksil pada inti aromatis tanin sedangkan warna hijau
menunjukkan adanya 2 buah gugus hidroksil pada inti aromatis tanin.
3.4.7 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Flavonoida
Prosedur:
Pembuatan Larutan Percobaan
Ditimbang 0,5 g bahan tumbuhan yang telah dihaluskan, ditambahkan 10
ml metanol, direfluks dengan menggunakan pendingin balik selama 10
menit. Disaring panas melalui kertas saring berlipat, diencerkan filtrat
dengan 10 ml akuades. Setelah dingin ditambahkan 5 ml eter-minyak
tanah, dikocok hati-hati kemudian didiamkan. Diambil lapisan metanol,
diuapkan pada suhu 40oC dibawah tekanan. Kemudian sisa dilarutkan
dalam 5 ml etil asetat.
Percobaan pada larutan percobaan:
a. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, kemudian sisa
dilarutkan dalam 2 ml etanol 96%. Ditambahkan 0,5 g serbuk seng dan
2 ml asam klorida 2 N, didiamkan selama 1 menit. Ditambahkan 10
tetes asam klorida pekat. Jika dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi
5
warna merah intensif, menunjukkan adanya flavonoid (glikosida-3-
flavonol).
b. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, kemudian sisa
dilarutkan dalam 2 ml etanol 96%. Ditambahkan 0,1 g serbuk
magnesium dan 10 ml asam klorida pekat. Jika terjadi warna kuning
jingga, menunjukkan adanya flavon dan kalkon.
3.4.8 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Triterpen/Steroid
Prosedur:
Ditimbang 1 g bahan tumbuhan, ditambahkan eter atau n-heksan, lalu
didiamkan selama 2 jam, disaring. Filtrat diuapkan di dalam cawan
penguap. Pada sisanya ditambahkan asam asetat anhidrat, kemudian
ditetesi dengan asam sulfat pekat (pereaksi Liebermann-Burchart).
Timbulnya warna ungu dan merah dan/atau berubah menjadi hijau biru
menunjukkan adanya triterper/steroid.
6
1.5 Flowsheet
1.5.1 Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid
7
Filtrat
1 gram sampel
ditambahkan 10 ml HCl 0,2 N
dipanaskan selama 10 menit pada suhu 100oC
didinginkan
disaring
Residu
8 ml filtrat
ditambahakan 2 ml larutan amonia pekat
dikocok dengan campuran 20 ml eter-kloroform (3:1)
dibiarkan hingga kedua lapisan memisah
0,5 ml filtrat 0,5 ml filtrat
ditambahkan 2 tetes pereaksi meyer
ditambahkan 2 tetes larutan iodium
Endapan ( alkaloid)
Keruh ( alkaloid)
Lapisan bawah
(eter-kloroform)
diuapkan
Residu
ditambahkan 2 tetes HCl 2N
ditambahkan 2 tetes reagen Meyer/Bouchardat
Lapisan atas
(Air)
Endapan/kekeruhan
( alkaloid)
3.5.2 Skrining Fitokimia Golongan Glikosida
A. Larutan Percobaan
8
3 gram serbuk simplisia
ditambahkan 30 ml campuran etanol 95% dengan air (7:3) di dalam alat pendingin alir balik
ditambah H2SO4 hingga pH larutan = 2
direfluks selama 10 menit
didinginkan
disaring
Filtrat Residu
ditambahkan 25 ml air dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M
dikocok, diamkan selama 5 menit
disaring
Filtrat Residu
Filtrat Residu
disari dengan 20 ml campuran kloroform-isopropanol (3:2) sebanyak 3 kali
ditambahkan Na2SO4 anhidrat
disaring
diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50oC
dilarutkan sisanya dalam 2 ml metanol
Larutan percobaan
B. Percobaan Umum Terhadap Glikosida
a. Reaksi Libermann-Burchard
b. Reaksi Molish
9
0,1 ml larutan percobaan
diuapkan di atas penangas air
dilarutkan dalam 5 ml asam asetat anhidrat
ditambahkan 10 tetes H2SO4 (p)
Warna biru/hijau
( Glikosida)
Sisa
0,1 ml larutan percobaan
diuapkan di atas penangas air
ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes Molish
ditambahkan 2 ml H2SO4(p) dengan hati-hati
Terbentuk cincin warna ungu
( ikatan gula)
Sisa
c. Percobaan Terhadap Gula Pereduksi
1.5.3 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Sianogenik
10
Sampel
disari dengan cara merebus di dalam air
didinginkan
disaring
Filtrat Residu
ditambahkan larutan Fehling A dan Fehling B sama banyak
dipanaskan
Endapan merah bata
( gula pereduksi)
Sampel
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
dilembabkan dengan air
diselipkan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan natrium pikrat dengan bantuan gabus pada mulut labu erlenmeyer
dibiarkan terkena sinar matahari
Warna merah pada kertas saring
( cyanogenik glikosida )
1.5.4 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Antrakuinon
11
200 mg Sampel
ditambahkan 2 ml larutan FeCl3
ditambahkan 8 ml air
ditambahkan 5 ml HCl pekat
didihkan selama 5 menit
didinginkan
ditambahkan 5 ml benzene
dikocok
dibiarkan hingga lapisan benzene memisah
dicuci 2 kali dengan masing-masing 2 ml air
Lapisan benzene berwarna kuning
ditambahkan 2 ml NaOH 2N
dikocok
Lapisan benzene tidak berwarna
( antrakuinon)
Lapisan air berwarna merah
( antrakuinon)
1.5.5 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Saponin
1.5.6 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Tanin
12
0,5 g sampel yang dihaluskan
Terbentuk buih mantap selama ≥ 10menit
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 10 ml air panas
didinginkan
dikocok kuat-kuat selama 10 detik
Buih tidak hilang
ditambah 1 tetes HCl 2 N
Sampel
disari dengan 10 ml air
disaring
Filtrat Residu
diencerkan hingga tidak berwarna
ditambahkan 1-2 tetes larutan FeCl3 10%
Warna biru
( 3 gugus hidroksil pada inti aromatis tanin)
Warna hijau
( 2 gugus hidroksil pada inti aromatis)
1.5.7 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Flavonoida
A. Larutan percobaan
13
0,5 g Sampel
ditambahkan dengan 10 ml metanol
direfluks dengan menggunakan alat pendingin balik selama 10 menit
disaring dengan kertas saring kecil berlipat
Filtrat Residu
diencerkan dengan 10 ml air
didinginkan
ditambahkan 5 ml eter-minyak tanah
dikocok dengan hati-hati
didiamkan
diambil lapisan metanol
diuapkan pada suhu 40oC di bawah tekanan
dilarutkan dalam 5 ml etil asetat
disaring
Larutan percobaan Residu
B. Cara percobaan
a.
b.
14
1 ml larutan percobaan
diuapkan hingga kering
dilarutkan dalam 1 -2 ml etanol 95%
ditambahkan 0,5 g serbuk Zn
ditambahkan 2 ml HCl 2 N
didiamkan selama 1 menit
ditambahkan 10 ml HCl (p)
didiamkan selama 2-5 menit
Warna merah intensif
( Flavonoida, glikosida 3-flavonol)
1 ml larutan percobaan
diuapkan hingga kering
dilarutkan dalam 1 ml etanol 95%
ditambahkan 0,1 g serbuk Mg
ditambahkan 10 ml HCl (p)
Merah-jingga sampai merah-ungu
( flavonoida)
Kuning-jingga
( flavon, kalkon)
1.5.8 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Triterpen / Steroid
15
1 gram serbuk
dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam
disaring
Filtrat Residu
diuapkan di dalam cawan penguap
Sisa
ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat
ditambahkan 1 tetes H2SO4 (p)
Warna merah-ungu/hijau
( steroid/triterpen)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
1. Sampel dari tumbuhan Patikan Kebo ( Euphorbia hirta )
No Golongan
senyawa kimia
Pereaksi Hasil Kesimpulan
1 Alkaloida Bouchardat
Meyer
Dragendorf
Keruh
Keruh
Keruh
+
+
+
2 Glikosida Air + Molisch + H2SO4
(p)
Asam asetat anhidrida
+ H2SO4 (p)
tidak terbentuk cincin
ungu
tidak terjadi warna
_
_
3 Saponin Aquadest + HCl 2N Terdapat buih yang
stabil selama 10 menit
setelah ditambah HCl
+
4 Tanin FeCl3 10% Warna hijau +
5 Flavonoida Etanol 96% + serbuk
Zn + HCl 2N + HCl (p)
Etanol 96% + serbuk
Mg + HCl (p)
Warna kuning
Warna kuning
+
+
6 Triterpenoida Asam asetat anhidrat +
H2SO4 (p)
Warna merah dan
ungu
+
16
2. Sampel dari tumbuhan Ubi Racun ( Manihot Esculenta )
No Golongan
senyawa kimia
Pereaksi Hasil Kesimpulan
1 Glikosida
Sianogenik
Asam pikrat + NaOH Terdapat warna merah
pada kertas saring +
3. Sampel dari tumbuhan Lidah Buaya ( Aloe vera )
No Golongan
senyawa kimia
Pereaksi Hasil Kesimpulan
1 Glikosida
Antrakuinon
FeCl3 + HCl (p) +
NaOH 2N
Lapisan air berwarna
merah muda +
4.2 Pembahasan
Hasil penapisan fitokimia dari daun Euphorbia hirta menunjukkan
adanya golongan senyawa alkaloida, flavonida, saponin, tanin dan
steroida/ triterpenoida. Menurut Kusuma dan Zaky (2005), dikatakan
bahwa patikan kebo mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya
alkaloid, tanin, senyawa polifenol, flavonoid, asam organik palmitat oleat,
asam lanolat, terpenoid, eufosterol, tarakserol, tarakseron, myricil alkohol,
taraxerol, friedlin, betha amyin, beta sitosterol, beta eufol, euforbol,
triterpenoid eufol, tirukalol, eufostrerol, hentriacontane, dan pada bunga
terdapat elagic acid.
17
Patikan kebo mengandung tanin, saponin, alkaloida, zat lilin, zat samak,
senyawa polifenol (seperti asam galat), flavonoid, quercitrin,
santhorhamnin, asam palmitat, asam oleat dan asam lanolat. Selain itu,
terdapat pula kandungan kautshuk, tarakserol, tarakseron, dan terpenoid
eufosterol (Asiamaya, 2008).
Hasil penapisan fitokimia dari Manihot esculenta mengandung senyawa
sianogenik yang dikenal dengan linamarin (93%) dan lotaustralin (7%)
(Okigbo, 1980).
Hasil penapisan fitokimia dari sampel Aloe vera menunjukkan adanya
senyawa antrakinon.Menurut Furnawanthi (2003), lidah buaya
mengandung lignin, saponin, asam salisilat (komponen seperti aspirin),
hormone (auxin dan giberelin), antrakuinon ( aloe emodin, asam aloetic,
alion, anthracine, antranol, barbaloin, asam chrysophanat, emodin, minyak
ethereal, ester asam sinamat, isobarbaloin, resistanol ), mineral ( Ca, K, Na,
Mg, Mn, Zn, Cu, Fe, dan Cr), vitamin ( A, B1, B2, B6, cholin, asam folat,
C, dan E), sterol ( kolesterol, campesterol, lupeol, dan β – sitosol ), gula
(monosakarida : glukosa, fruktosa ; polisakarida : glukomanan /
polymannose ) , enzim ( alliase, alkaline phosphatase, amylase,
carboxypeptidase, catalase, cellulase, lipase, peroxidase ), asam amino ( 20
dari 22 asam amino yang dibutuhkan manusia dan 7 dari 8 asam amino
esensial).
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A., (2007). Manfaat Manihot esculenta. http://www.anneahira.com.
Diakses tanggal 24 mei 2012.
Anonim, (2004). Glikosida Antrakuinon.
http://www.artikelkimia.info/glikosida-antrakuinon-
45481420092011. Diakses tanggal 24 Mei 2012.
Asiamaya. (2008). Patikan Kerbau (Euphorbia hirta Linn.)
http://www.asiamaya.com/jamu/isi/patikankerbau_euphorbiahirta.htm.
Diakses tanggal 24 Mei 2012
Azmi, H.U., (2009). Glikosida Sianogenik. http://hifdziua.wordpress.com.
Diakses tanggal 24 Mei 2012.
Dalimartha,S., (2008). Atlas Tumbuhan Obat Indonsia. Jilid 5. Jakarta :
Pustaka Bunda. Hal. 136-137.
Djing, O.G., (2009). Terapi Mata. Jakarta: Penebar Plus. Hal. 16.
Furnawanthi, I., (2010). Khasiat dan Manfaa Lidah Buaya – Si Tanaman Ajaib.
Jakarta : Agromedia. Hal. 7-8.
Hadiati, dkk. (2004). Kamus Sain. Jakarta: Balai Pustaka.Hal. 146.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia : Penuntun Modern Menganalisa
Tumbuhan. Edisi Kedua. Penerjemah : Kosasih Padmawinata dan
Iwang Soediro. Bandung : Penerbit ITB.
19
Kirk, R.E. and Othmer, D. F. (1983). Encyclopedia of Chemical Technology.
Volume 3. New York : Interscience Publisher Inc.
Okigbo, Bede. (1980). Nutritional implications of projects giving high priority
to the production of staples of low nutritive quality. The case of cassava
in the humid tropics of West Africa. Food and Nutrition Bulletin, 2(4).
United Nations University, Tokyo.
Rahardjo, R., (2004). Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran ECG. Hal. 238-239.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung :
Penerbit ITB.
Rostita, (2008). Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas Berkat Lidah Buaya.
Bandung : Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka. Hal. 17, 19.
Rukmana, H.R., (2007). Ubi, Budidaya, dan Pascapanen. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius. Hal. 19-20.
Sumardjo, D., (2006). Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Kedokteran.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG. Hal. 385-386,438-439.
Wijayakusuma, H. M. H., (2008). Bebas Diabetes Melitus ala Hembing.
Jakarta : Puspa Swara. Hal. 62.
20
LAMPIRAN GAMBAR
Uji Alkaloid Uji Glikosida
Uji Glikosida Sianogenik Uji Glikosida Antrakuinon
21
Uji Flavonoida Uji Triterpenoida
22