Metode percobaan

29
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat Erlenmeyer, gelas ukur, cawan penguap, corong pisah, statif dan klem, beaker glass, batang pengaduk, lumpang dan alu, sudip, plastik dan karet, spatula, kertas saring, cutter, tabung reaksi, pipet tetes. 3.2 Bahan HCl 2 N, Pereaksi Dragendorff, Pereaksi Meyer, Pereaksi Bouchardat, NH 4 OH (p) , n-heksan, Kloroform, Etanol 95%, Isopropanol, Na 2 SO 4 anhidrat, Pb asetat 0,4M, Metanol, H 2 SO 4(p) , Asam asetat anhidrat,Fehling A & Fehling B, Air, Larutan Asam pikrat, Larutan FeCl 3 , Benzen, NaOH 2N, air panas, Etil asetat, Serbuk Zn, HCl (p) , Serbuk Mg. 3.3 Sampel 1

description

metode percobaan fitokimia

Transcript of Metode percobaan

Page 1: Metode percobaan

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat

Erlenmeyer, gelas ukur, cawan penguap, corong pisah, statif dan klem,

beaker glass, batang pengaduk, lumpang dan alu, sudip, plastik dan karet,

spatula, kertas saring, cutter, tabung reaksi, pipet tetes.

3.2 Bahan

HCl 2 N, Pereaksi Dragendorff, Pereaksi Meyer, Pereaksi Bouchardat,

NH4OH(p), n-heksan, Kloroform, Etanol 95%, Isopropanol, Na2SO4

anhidrat, Pb asetat 0,4M, Metanol, H2SO4(p), Asam asetat anhidrat,Fehling

A & Fehling B, Air, Larutan Asam pikrat, Larutan FeCl3, Benzen, NaOH

2N, air panas, Etil asetat, Serbuk Zn, HCl(p), Serbuk Mg.

3.3 Sampel

Patikan Kebo (Euphorbia hirta), Ubi Racun (Manihot esculenta), Lidah

Buaya (Aloe vera).

3.4 Posedur Percobaan

3.4.1 Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid

Prosedur :

Ditimbang 500 mg serbuk simplisia atau tumbuhan segar, ditambahkan 1

ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, kemudian dipanaskan di atas penangas

air selama 2 menit, kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat

1

Page 2: Metode percobaan

dipindahkan masing-masing 3 tetes ke dalam spot plat atau tabung reaksi,

kemudian ditambahkan ke masing-masing spot plat atau tabung reaksi 2

tetes larutan pereaksi (LP) Meyer, Bouchardat, Dragendorff.

Jika terdapat alkaloid maka dengan LP meyer terbentuk endapan/adanya

gumpalan putih/putih kekuningan, dengan LP Bouchardat terbentuk

endapan berwarna coklat, coklat kemerahan sampai coklat kehitaman,

dengan LP Dragendorff tebentuk endapan kuning jingga. Serbuk atau

tumbuhan segar dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi

diatas memberikan reaksi positif.

Lanjutkan percobaan dengan mengocok sisa filtrat dengan 2 ml ammonia

pekat dan 10 ml campuran eter-kloroform (3:1), diambil dase organik,

ditambahkan natrium sulfat anhidrat, kemudian disaring. Diuapkan filtat

diatas penangas air, dilarutkan sisa dengan sedikit asam klorida 2 N.

dilakukan percobaan dengan menambahkan ketiga larutan pereaksi

(Meyer, Dragendorff dan Bouchardat). Serbuk atau tumbuhan segar

dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi diatas memberikan

reaksi positif.

3.4.2 Skrining Fitokimia Golongan Glikosida

Prosedur :

Ditimbang 3 gram serbuk simplisia atau bahan tumbuhan segar, kemudian

dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, ditambahkan 30 ml campuran

etanol 96 % - air (7:3), ditambahkan asam sulfat pekat hingga diperoleh

2

Page 3: Metode percobaan

pH larutan 2, kemudian direfluks dengan memakai pendingin bola selama

10 menit, kemudian didinginkan lalu disaring.

Diambil 20 ml filtrat kemudian ditambahkan 25 ml air dan 25 timbal (II)

asetat 0,4 M, kemudian dikocok lalu didiamkan selama 5 menit, kemudian

disaring. Filtrat diekstraksi 3 kali, masing-masing dengan 20 ml campuran

pelarut kloroform-isopronapol (3:2) kemudian akan diperoleh 2 lapisan,

kumpulkan masing-masing sari (sari air dan sari pelarut organik). Pada

kumpulan sari pelarut organik ditambahkan natrium sulfat anhidrat,

kemudian disaring, lalu filtrat diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50˚C.

Sisa penguapan dilarutkan dengan 2 ml methanol.

3.4.2.1 Uji terhadap Senyawa Gula

Dimasukkan sari air ke dalam tabung reaksi, kemudian diuapkan diatas

penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes LP Molish.

Ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin

berwarna ungu pada batas cairan, reaksi ini menunjukkan adanya ikatan

gula.

3.4.2.2 Uji Terhadap Senyawa Non Gula

Diuapkan sari pelarut organik diatas penangas air, kemudian dilarutkan

sisa penguapan dengan 5 tetes asam asetat anhidrat, kemudian

ditambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, maka terjadi warna biru, hijau,

merah ungu dan ungu (peraksi Liebermann-Bouchard).

3.4.3 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Sianogenik

Prosedur :

3

Page 4: Metode percobaan

Timbang 10 gr bahan, dihaluskan dalam lumping dan dilembapkan dengan

sedikit air (air jangan berlebihan), dimasukkan kedalam Erlenmeyer.

Kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan asam pikrat diselipkan

dengan bantuan gabus pada mulut Erlenmeyer. Kemudian dibiarkan

terkena sinar matahari (diletakkan dekat jendela). Timbulnya warna merah

pada kertas saring menunjukkan adanya glikosida sianogenik.

Catatan : uji ini didasarkan pada pelepasan gas HCN dari glikosida

sianogenik jika terjadi hidrolisis.

3.4.4 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Antrakuinon

Prosedur :.

Sebanyak 200 mg bahan ditambahkan 2 ml larutan FeCl3 dan 8 ml air serta

5 ml HCl pekat, dididihkan 5 menit, didinginkan. Ditambahkan 5 ml

benzen, dikocok, dibiarkan lapisan benzen memisah, dicuci 2 kali dengan

masing-masing 2 ml air sampai lapisan benzen tidak berwarna dan lapisan

air berwarna merah menunjukkan adanya antrakuinon.

3.4.5 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Saponin

Prosedur :

Ditimbang 0,5 g bahan tumbuhan, dihaluskan, dimasukkan ke dalam

tabung reaksi. Ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan dan kemudian

dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Hasil positif menunjukkan buih yang

mantap selama tidak kurang 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm

kemudian pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih/busa tidak hilang.

3.4.6 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Tanin

4

Page 5: Metode percobaan

Prosedur:

Ditimbang 0,5 g bahan tumbuhan. Disari / dimaserasi dengan akuades 10

ml selama 15 menit. Kemudian disaring, filtrat diencerkan dengan akuades

sampai hampir tidak berwarna. Diambil 2 ml filtrat, ditambahkan 2 tetes

larutan FeCl3 10%. Diperhatikan warna yang terjadi, warna biru atau hijau

menunjukkan adanya tanin. Warna biru menunjukkan adanya 3 buah

gugus hidroksil pada inti aromatis tanin sedangkan warna hijau

menunjukkan adanya 2 buah gugus hidroksil pada inti aromatis tanin.

3.4.7 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Flavonoida

Prosedur:

Pembuatan Larutan Percobaan

Ditimbang 0,5 g bahan tumbuhan yang telah dihaluskan, ditambahkan 10

ml metanol, direfluks dengan menggunakan pendingin balik selama 10

menit. Disaring panas melalui kertas saring berlipat, diencerkan filtrat

dengan 10 ml akuades. Setelah dingin ditambahkan 5 ml eter-minyak

tanah, dikocok hati-hati kemudian didiamkan. Diambil lapisan metanol,

diuapkan pada suhu 40oC dibawah tekanan. Kemudian sisa dilarutkan

dalam 5 ml etil asetat.

Percobaan pada larutan percobaan:

a. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, kemudian sisa

dilarutkan dalam 2 ml etanol 96%. Ditambahkan 0,5 g serbuk seng dan

2 ml asam klorida 2 N, didiamkan selama 1 menit. Ditambahkan 10

tetes asam klorida pekat. Jika dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi

5

Page 6: Metode percobaan

warna merah intensif, menunjukkan adanya flavonoid (glikosida-3-

flavonol).

b. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, kemudian sisa

dilarutkan dalam 2 ml etanol 96%. Ditambahkan 0,1 g serbuk

magnesium dan 10 ml asam klorida pekat. Jika terjadi warna kuning

jingga, menunjukkan adanya flavon dan kalkon.

3.4.8 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Triterpen/Steroid

Prosedur:

Ditimbang 1 g bahan tumbuhan, ditambahkan eter atau n-heksan, lalu

didiamkan selama 2 jam, disaring. Filtrat diuapkan di dalam cawan

penguap. Pada sisanya ditambahkan asam asetat anhidrat, kemudian

ditetesi dengan asam sulfat pekat (pereaksi Liebermann-Burchart).

Timbulnya warna ungu dan merah dan/atau berubah menjadi hijau biru

menunjukkan adanya triterper/steroid.

6

Page 7: Metode percobaan

1.5 Flowsheet

1.5.1 Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid

7

Filtrat

1 gram sampel

ditambahkan 10 ml HCl 0,2 N

dipanaskan selama 10 menit pada suhu 100oC

didinginkan

disaring

Residu

8 ml filtrat

ditambahakan 2 ml larutan amonia pekat

dikocok dengan campuran 20 ml eter-kloroform (3:1)

dibiarkan hingga kedua lapisan memisah

0,5 ml filtrat 0,5 ml filtrat

ditambahkan 2 tetes pereaksi meyer

ditambahkan 2 tetes larutan iodium

Endapan ( alkaloid)

Keruh ( alkaloid)

Lapisan bawah

(eter-kloroform)

diuapkan

Residu

ditambahkan 2 tetes HCl 2N

ditambahkan 2 tetes reagen Meyer/Bouchardat

Lapisan atas

(Air)

Endapan/kekeruhan

( alkaloid)

Page 8: Metode percobaan

3.5.2 Skrining Fitokimia Golongan Glikosida

A. Larutan Percobaan

8

3 gram serbuk simplisia

ditambahkan 30 ml campuran etanol 95% dengan air (7:3) di dalam alat pendingin alir balik

ditambah H2SO4 hingga pH larutan = 2

direfluks selama 10 menit

didinginkan

disaring

Filtrat Residu

ditambahkan 25 ml air dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M

dikocok, diamkan selama 5 menit

disaring

Filtrat Residu

Filtrat Residu

disari dengan 20 ml campuran kloroform-isopropanol (3:2) sebanyak 3 kali

ditambahkan Na2SO4 anhidrat

disaring

diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50oC

dilarutkan sisanya dalam 2 ml metanol

Larutan percobaan

Page 9: Metode percobaan

B. Percobaan Umum Terhadap Glikosida

a. Reaksi Libermann-Burchard

b. Reaksi Molish

9

0,1 ml larutan percobaan

diuapkan di atas penangas air

dilarutkan dalam 5 ml asam asetat anhidrat

ditambahkan 10 tetes H2SO4 (p)

Warna biru/hijau

( Glikosida)

Sisa

0,1 ml larutan percobaan

diuapkan di atas penangas air

ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes Molish

ditambahkan 2 ml H2SO4(p) dengan hati-hati

Terbentuk cincin warna ungu

( ikatan gula)

Sisa

Page 10: Metode percobaan

c. Percobaan Terhadap Gula Pereduksi

1.5.3 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Sianogenik

10

Sampel

disari dengan cara merebus di dalam air

didinginkan

disaring

Filtrat Residu

ditambahkan larutan Fehling A dan Fehling B sama banyak

dipanaskan

Endapan merah bata

( gula pereduksi)

Sampel

dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer

dilembabkan dengan air

diselipkan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan natrium pikrat dengan bantuan gabus pada mulut labu erlenmeyer

dibiarkan terkena sinar matahari

Warna merah pada kertas saring

( cyanogenik glikosida )

Page 11: Metode percobaan

1.5.4 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Antrakuinon

11

200 mg Sampel

ditambahkan 2 ml larutan FeCl3

ditambahkan 8 ml air

ditambahkan 5 ml HCl pekat

didihkan selama 5 menit

didinginkan

ditambahkan 5 ml benzene

dikocok

dibiarkan hingga lapisan benzene memisah

dicuci 2 kali dengan masing-masing 2 ml air

Lapisan benzene berwarna kuning

ditambahkan 2 ml NaOH 2N

dikocok

Lapisan benzene tidak berwarna

( antrakuinon)

Lapisan air berwarna merah

( antrakuinon)

Page 12: Metode percobaan

1.5.5 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Saponin

1.5.6 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Tanin

12

0,5 g sampel yang dihaluskan

Terbentuk buih mantap selama ≥ 10menit

dimasukkan ke dalam tabung reaksi

ditambahkan 10 ml air panas

didinginkan

dikocok kuat-kuat selama 10 detik

Buih tidak hilang

ditambah 1 tetes HCl 2 N

Sampel

disari dengan 10 ml air

disaring

Filtrat Residu

diencerkan hingga tidak berwarna

ditambahkan 1-2 tetes larutan FeCl3 10%

Warna biru

( 3 gugus hidroksil pada inti aromatis tanin)

Warna hijau

( 2 gugus hidroksil pada inti aromatis)

Page 13: Metode percobaan

1.5.7 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Flavonoida

A. Larutan percobaan

13

0,5 g Sampel

ditambahkan dengan 10 ml metanol

direfluks dengan menggunakan alat pendingin balik selama 10 menit

disaring dengan kertas saring kecil berlipat

Filtrat Residu

diencerkan dengan 10 ml air

didinginkan

ditambahkan 5 ml eter-minyak tanah

dikocok dengan hati-hati

didiamkan

diambil lapisan metanol

diuapkan pada suhu 40oC di bawah tekanan

dilarutkan dalam 5 ml etil asetat

disaring

Larutan percobaan Residu

Page 14: Metode percobaan

B. Cara percobaan

a.

b.

14

1 ml larutan percobaan

diuapkan hingga kering

dilarutkan dalam 1 -2 ml etanol 95%

ditambahkan 0,5 g serbuk Zn

ditambahkan 2 ml HCl 2 N

didiamkan selama 1 menit

ditambahkan 10 ml HCl (p)

didiamkan selama 2-5 menit

Warna merah intensif

( Flavonoida, glikosida 3-flavonol)

1 ml larutan percobaan

diuapkan hingga kering

dilarutkan dalam 1 ml etanol 95%

ditambahkan 0,1 g serbuk Mg

ditambahkan 10 ml HCl (p)

Merah-jingga sampai merah-ungu

( flavonoida)

Kuning-jingga

( flavon, kalkon)

Page 15: Metode percobaan

1.5.8 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Triterpen / Steroid

15

1 gram serbuk

dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam

disaring

Filtrat Residu

diuapkan di dalam cawan penguap

Sisa

ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat

ditambahkan 1 tetes H2SO4 (p)

Warna merah-ungu/hijau

( steroid/triterpen)

Page 16: Metode percobaan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

1. Sampel dari tumbuhan Patikan Kebo ( Euphorbia hirta )

No Golongan

senyawa kimia

Pereaksi Hasil Kesimpulan

1 Alkaloida Bouchardat

Meyer

Dragendorf

Keruh

Keruh

Keruh

+

+

+

2 Glikosida Air + Molisch + H2SO4

(p)

Asam asetat anhidrida

+ H2SO4 (p)

tidak terbentuk cincin

ungu

tidak terjadi warna

_

_

3 Saponin Aquadest + HCl 2N Terdapat buih yang

stabil selama 10 menit

setelah ditambah HCl

+

4 Tanin FeCl3 10% Warna hijau +

5 Flavonoida Etanol 96% + serbuk

Zn + HCl 2N + HCl (p)

Etanol 96% + serbuk

Mg + HCl (p)

Warna kuning

Warna kuning

+

+

6 Triterpenoida Asam asetat anhidrat +

H2SO4 (p)

Warna merah dan

ungu

+

16

Page 17: Metode percobaan

2. Sampel dari tumbuhan Ubi Racun ( Manihot Esculenta )

No Golongan

senyawa kimia

Pereaksi Hasil Kesimpulan

1 Glikosida

Sianogenik

Asam pikrat + NaOH Terdapat warna merah

pada kertas saring +

3. Sampel dari tumbuhan Lidah Buaya ( Aloe vera )

No Golongan

senyawa kimia

Pereaksi Hasil Kesimpulan

1 Glikosida

Antrakuinon

FeCl3 + HCl (p) +

NaOH 2N

Lapisan air berwarna

merah muda +

4.2 Pembahasan

Hasil penapisan fitokimia dari daun Euphorbia hirta menunjukkan

adanya golongan senyawa alkaloida, flavonida, saponin, tanin dan

steroida/ triterpenoida. Menurut Kusuma dan Zaky (2005), dikatakan

bahwa patikan kebo mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya

alkaloid, tanin, senyawa polifenol, flavonoid, asam organik palmitat oleat,

asam lanolat, terpenoid, eufosterol, tarakserol, tarakseron, myricil alkohol,

taraxerol, friedlin, betha amyin, beta sitosterol, beta eufol, euforbol,

triterpenoid eufol, tirukalol, eufostrerol, hentriacontane, dan pada bunga

terdapat elagic acid.

17

Page 18: Metode percobaan

Patikan kebo mengandung tanin, saponin, alkaloida, zat lilin, zat samak,

senyawa polifenol (seperti asam galat), flavonoid, quercitrin,

santhorhamnin, asam palmitat, asam oleat dan asam lanolat. Selain itu,

terdapat pula kandungan kautshuk, tarakserol, tarakseron, dan terpenoid

eufosterol (Asiamaya, 2008).

Hasil penapisan fitokimia dari Manihot esculenta mengandung senyawa

sianogenik yang dikenal dengan linamarin (93%) dan lotaustralin (7%)

(Okigbo, 1980).

Hasil penapisan fitokimia dari sampel Aloe vera menunjukkan adanya

senyawa antrakinon.Menurut Furnawanthi (2003), lidah buaya

mengandung lignin, saponin, asam salisilat (komponen seperti aspirin),

hormone (auxin dan giberelin), antrakuinon ( aloe emodin, asam aloetic,

alion, anthracine, antranol, barbaloin, asam chrysophanat, emodin, minyak

ethereal, ester asam sinamat, isobarbaloin, resistanol ), mineral ( Ca, K, Na,

Mg, Mn, Zn, Cu, Fe, dan Cr), vitamin ( A, B1, B2, B6, cholin, asam folat,

C, dan E), sterol ( kolesterol, campesterol, lupeol, dan β – sitosol ), gula

(monosakarida : glukosa, fruktosa ; polisakarida : glukomanan /

polymannose ) , enzim ( alliase, alkaline phosphatase, amylase,

carboxypeptidase, catalase, cellulase, lipase, peroxidase ), asam amino ( 20

dari 22 asam amino yang dibutuhkan manusia dan 7 dari 8 asam amino

esensial).

18

Page 19: Metode percobaan

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, A., (2007). Manfaat Manihot esculenta. http://www.anneahira.com.

Diakses tanggal 24 mei 2012.

Anonim, (2004). Glikosida Antrakuinon.

http://www.artikelkimia.info/glikosida-antrakuinon-

45481420092011. Diakses tanggal 24 Mei 2012.

Asiamaya. (2008). Patikan Kerbau (Euphorbia hirta Linn.)

http://www.asiamaya.com/jamu/isi/patikankerbau_euphorbiahirta.htm.

Diakses tanggal 24 Mei 2012

Azmi, H.U., (2009). Glikosida Sianogenik. http://hifdziua.wordpress.com.

Diakses tanggal 24 Mei 2012.

Dalimartha,S., (2008). Atlas Tumbuhan Obat Indonsia. Jilid 5. Jakarta :

Pustaka Bunda. Hal. 136-137.

Djing, O.G., (2009). Terapi Mata. Jakarta: Penebar Plus. Hal. 16.

Furnawanthi, I., (2010). Khasiat dan Manfaa Lidah Buaya – Si Tanaman Ajaib.

Jakarta : Agromedia. Hal. 7-8.

Hadiati, dkk. (2004). Kamus Sain. Jakarta: Balai Pustaka.Hal. 146.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia : Penuntun Modern Menganalisa

Tumbuhan. Edisi Kedua. Penerjemah : Kosasih Padmawinata dan

Iwang Soediro. Bandung : Penerbit ITB.

19

Page 20: Metode percobaan

Kirk, R.E. and Othmer, D. F. (1983). Encyclopedia of Chemical Technology.

Volume 3. New York : Interscience Publisher Inc.

Okigbo, Bede. (1980). Nutritional implications of projects giving high priority

to the production of staples of low nutritive quality. The case of cassava

in the humid tropics of West Africa. Food and Nutrition Bulletin, 2(4).

United Nations University, Tokyo.

Rahardjo, R., (2004). Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit

buku kedokteran ECG. Hal. 238-239.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung :

Penerbit ITB.

Rostita, (2008). Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas Berkat Lidah Buaya.

Bandung : Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka. Hal. 17, 19.

Rukmana, H.R., (2007). Ubi, Budidaya, dan Pascapanen. Yogyakarta :

Penerbit Kanisius. Hal. 19-20.

Sumardjo, D., (2006). Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Kedokteran.

Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG. Hal. 385-386,438-439.

Wijayakusuma, H. M. H., (2008). Bebas Diabetes Melitus ala Hembing.

Jakarta : Puspa Swara. Hal. 62.

20

Page 21: Metode percobaan

LAMPIRAN GAMBAR

Uji Alkaloid Uji Glikosida

Uji Glikosida Sianogenik Uji Glikosida Antrakuinon

21

Page 22: Metode percobaan

Uji Flavonoida Uji Triterpenoida

22