Metode pengajaran agama islam

22
Metode Pengajaran Agama Islam “ Metode untuk Pengajaran Keimanan” Disusun Oleh: Siti Nurbaya 1012100007 Hafsa 1012100010 Hardiana Utari 1012100040 Putri Khas Syarifah 1012100042 UNIFERSITAS MUSLIM INDONESIA Fakultas Agama Islam 1

description

 

Transcript of Metode pengajaran agama islam

Page 1: Metode pengajaran agama islam

Metode Pengajaran Agama Islam

“ Metode untuk Pengajaran Keimanan”

Disusun Oleh:

Siti Nurbaya 1012100007

Hafsa 1012100010

Hardiana Utari 1012100040

Putri Khas Syarifah 1012100042

UNIFERSITAS MUSLIM INDONESIA

Fakultas Agama Islam

1

Page 2: Metode pengajaran agama islam

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Hidayah-

Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Metode untuk Pengajaran Keimanan” dapat

terselesaikan tepat waktu.

Dan tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak yang telah memimbing

kami dalam memotivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.

Apabila pemabaca mendapatkan kekurangan dalam makalah kami ini maka kami

sadar bahwa kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Olehnya itu kami

mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kelengkapan atau sempurnanya

makalah kami.

Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 27 Mei 2013

Kelompok 2

2

Page 3: Metode pengajaran agama islam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. ii

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………. 1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Keimanan ……………………………..………………………………………… 2B. Dalil- dalil tentang keimanan …………………………..………………………………..………… 2C. Metode Pengajaran Keimanan ……………. ……....…………………………………… 4

BAB III. PENUTUP …………………………………………………………………………………... 13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

3

Page 4: Metode pengajaran agama islam

Beriman adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan

dengan perbuatan. Maka, Tidaklah mudah mengatakan seseorang beriman apabila hanya

dilihat dari lahiriahnya saja. Karena iman tersebut tertanam dalam hati, oleh karena itu

Aqidah atau keimanan merupakan unsur terpenting bagi manusia agar memiliki pegangan

atau dasar dalam hidup, maka dengan keyakinan yang dimiliki oleh manusia perlu diajarkan

dan ditanamkan pada diri manusia sejak dini.

Sulit sekali manusia dapat membaca bahkan menebak apa yang ada di hati manusia.

Hanya Allah SWT yang mengetahui seberapa tinggi tingkatan iman seseorang.

Iman yang terdapat dalam hati dapat dipupuk sehingga tumbuh subur dan orang tersebut

benar-benar melaksanakan apa yang diperintah Allah SWT. Iman dapat ditanamkan dalam

hati seseorang melalui pengajaran. Tetapi pengajaran keimanan yang dimaksudkan tidak

sekedar pengajaran yang menambah wawasan pengetahuan saja atau hanya sekedar

menyentuh aspek kognitif saja. Pengajaran iman harus menyeluruh mulai dari pemahaman

sampai dengan aplikasinya dalam kehidupan.

Seorang guru agama Islam harus mempunyai dasar mengajar keimanan. Karena inti dari

pengajaran agama Islam adalah penanaman keimanan. Pendekatan dan metode yang

diterapkan guru harus sesuai dengan apa yang dipelajari dan merujuk pada apa yang telah

dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dengan penerapan metode yang tepat diharapkan,

anak didik dapat menumbuhkembangkan iman yang sudah ada dalam hati.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui Pengertian Imam?

2. Mengetahui dalil-dalil tentang keimanan?

3. Metode pengajaran keimanan?

4

Page 5: Metode pengajaran agama islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Imam

Iman menurut bahasa adalah membenarkan dengan hati atau percaya, sedangkan

menurut syara’ iman itu bukanlah suatu angan-angan akan tetapi apa yang telah mantap

dalam hati dan dibuktikan lewat amal perbuatan.

Menurut hanafi (2001), Imam mempunyai dua pengertian :

1. Iman dalam arti luas yakni keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati,diikrarkan oleh

lidah,dan diwujudkan dalam perbuatan,tingkah laku didalam aspek kehidupan

2. Iman dalam arti khas adalah arkanul iman atau rukun iman yang jumlahnya enam

Menurut Heri Jauhari Muchtar (2005), Iman adalah meyakini keberadaan Allah beserta sifat-

sifat yang dimilikinya. Artinya kita harus yakin bahwa Allah itu ada dan memiliki sifat-sifat

yang mulia atau Asmaul Husna. Beriman kepada Allah merupakan dasar utama keimanan,

dari sinilah melahirkan ketaatan terhadap yang lainnya. Hanya ketaatan yang berdasarkan

keimanan pada Allah sajalah yang benar dan akan diterima.

B. Dalil- dalil tentang keimanan :

Dalam Al- quran dijelaskan tentang keimanan pada :

1. Surah An- Nisa : 136

136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-

Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah

turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu

Telah sesat sejauh-jauhnya.

2. Surah Al Baqarah : 255

5

Page 6: Metode pengajaran agama islam

255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal

lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.

Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di

sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di

belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan

apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak

merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

3. Firman Allah SWT surah Al- Hasyr : 22- 24

Artinya :

“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang

nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan

selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan,

yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala

Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang

Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna.

bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.

C. Metode Pengajaran Keimanan

6

Page 7: Metode pengajaran agama islam

Dalam rangka menumbuhkan rasa iman, rasa cinta kepada Allah SWT, seorang guru

dapat menggunakan metode yang telah diterapkan Nabi Muhammad SAW seperti berikut

ini :

1. Metode kisah Qur’ani dan Nabawi

Dalam pendidikan Islam, kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat diganti

dengan bentuk penyampaian lain selain bahasa. Hal ini disebabkan kisah Qur’ani dan

Nabawi mempunyai beberapa keistimewaan yang membuatnya mempunyai dampak

psikologi dan edukatif yang sempurna. (Binti Maunah, 2009 : 71).

Kisah Qur’ani dan Nabawi dapat digunakan dalam pengajaran keimanan. Pemberian

kisah-kisah yang diambil dari Al Qur’an maupun kisah para Nabi dan Sahabat dapat

mendidik perasaan keimanan dengan cara :

a. Membangkitkan berbagai perasaan seperti khauf, rida, dan cinta.

b. Mengarahkan seluruh perasaan sehingga bertumpuk pada suatu puncak yaitu kesimpulan

kisah.

c. Melibatkan pembaca atau pendengarnya ke dalam kisah itu sehingga secara emosional ia

terlibat.

Kisah-kisah yang terdapat dalam AlQur’an merupakan salah satu cara untuk

mendidik umat Islam agar beriman kepada Allah SWT. Tujuan dari Qur’ani itu sendiri adalah

sebagai berikut :

a. Mengungkapkan kemantapan wahyu dan risalah, mewujudkan rasa mantap dalam

menerima Qur’an dan keutusan Rasul-Nya. Kisah-kisah ini menjadi bukti kebenaran wahyu

dan kebenaran Rasul SAW.

b. Menjelaskan bahwa secara keseluruhan, al-Din itu datangnya dari Allah.

c. Menjelaskan bahwa Allah datang menolong dan mencintai Rasul-Nya, menjelaskan bahwa

kaum mukmin adalah umat yang satu dan Allah adalah Rabb mereka.

d. Kisah-kisah itu bertujuan untuk menguatkan keimanan kaum muslim, menghibur mereka

dari kesedihan atas musibah yang menimpa.

7

Page 8: Metode pengajaran agama islam

e. Mengingatkan bahwa musuh orang mukmin adalah syetan, menunjukkan permusuhan

abadi tersebut akan lebih tampak jelas melalui kisah.

2. Metode Amtsal.

Metode Amtsal atau perumpamaan dalam cara penyampaiannya sama dengan

metode kisah, yaitu menggunakan metode ceramah. Metode ini mirip dengan metode kisah

Qur’ani dan Nabawi karena dalam menggunakan perumpamaan mengambil dari AlQur’an.

Penggunaan perumpamaan dalam pengajaran dapat merangsang kesan terhadap makna

yang tersirat dalam perumpamaan tersebut.

Sebagai contoh dalam Q. S Al Ankabut ayat 41,

Artinya :

“ Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah

seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah

rumah laba-laba kalau mereka Mengetahui.”

Dari perumpamaan diatas, anak dapat memahami bahwa menyembah selain kepada

Allah ibarat berlindung pada sesuatu yang lemah dan tidak berdaya. Anak akan menyadari

bahwa tidak ada kekuasan yang lebih besar dari kekuasaan Allah SWT. Sehingga dalam diri

anak akan tertanam rasa keimanan yang tinggi dan pengakuan yang besar terhadap ke-

esaan Allah SWT.

Penggunaan perumpaman dalam pendidikan haruslah logis, dan mudah dipahami.

Perumpamaan harus memperjelas konsep bukan malah mengaburkan penjelasan. Dengan

perumpamaan anak dapat memahami konsep yang abstrak karena perumpamaan

menggunakan benda-benda yang konkrit. Dalam Al Qur’an, kesimpulan perumpamaan yang

ada kebanyakan harus ditebak sendiri oleh pendengar atau pembacanya sendiri karena

Allah tahu manusia dapat menebaknya.

8

Page 9: Metode pengajaran agama islam

3. Metode Ibrah dan Mauizah.

Metode ibrah adalah suatu cara yang dapat membuat kondisi psikis seseorang

(siswa) mengetahui intisari perkara yang mempengaruhi perasaannya, yang diambil dari

pengalaman-pengalaman orang lain atau pengalaman hidupnya sendiri. Sedangkan metode

mauizah adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui tutur kata yang berisi

nasihat-nasihat dan peringatan tentang baik buruknya sesuatu. (Heri Jauhari Muchtar,

2005 : 220).

Metode ibrah sangat diperhatikan dalam pendidikan Islam. Hal ini dilakukan agar

anak didik dapat mengambil intisari atau pelajaran dari kisah-kisah Al Qur’an atau

pengalaman-pengalaman yang diceritakan. Demikian pula dengan metode mauizah.

Seorang pendidik hendaknya memberi nasehat secara berulang-ulang agar nasehat tersebut

dapat meninggalkan kesan sehingga anak didiknya tergerak untuk mengikuti nasehat itu.

Metode ibrah dan mauizah apabila digunakan bersama-sama dalam pendidikan

Islam memang tidak mudah. Penerapan metode ini membutuhkan keikhlasan dan berulang-

ulang sehingga nasehat tersebut menyentuh kalbu pendengarnya. Nasehat yang dapat

menimbulkan kesan yang mendalam menyebabkan nasehat tersebut tidak hanya tertanam

dalam hati saja yang dapat menebalkan iman tetapi anak juga melaksanakan nasehat

tersebut.

4. Metode Targhib dan Tarhib.

Metode ini berhubungan dengan pujian dan penghargaan. Imbalan atau tanggapan

terhadap orang lain itu terdiri dari dua, yaitu penghargaan (reward/ targhib) dan hukuman

(punishment/tarhib). Targhib bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah. Sedangkan

tarhib bertujuan agar orang menjauhi kejahatan. Metode ini didasarkan atas fitrah manusia

yaitu sifat kesenangan, keselamatan dan tidak menginginkan kepedihan dan kesengsaraan.

(Binti Maunah, 2009 : 76).

Metode ini dapat menumbuhkan rasa keimanan dalam diri anak didik. Dengan

proses pemberian ganjaran dan hukuman tersebut, anak akan belajar mana yang boleh

dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Proses tersebut akan kuat tertanam dalam diri

9

Page 10: Metode pengajaran agama islam

anak karena apabila anak diberi suatu hadiah atau penghargaan tatkala dia melakukan

sesuatu yang terpuji, anak tersebut akan cenderung mengulanginya dan mencoba

menemukan sesuatu yang baik lainnya yang menyebabkan dirinya diberi penghargaan.

Sebaliknya, apabila anak diberi hukuman tatkala melakukan sesuatu, tentu anak akan

berpikir bahwa yang dilakukannya salah dan tidak akan mengulanginya lagi karena hukuman

yang dia rasakan. Dengan ini maka anak akan menghindari hal-hal yang menyebabkan dia

dihukum. Anak akan lebih patuh dan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Allah.

Agama Islam memberi arahan dalam memberi hukuman (terhadap anak/peserta

didik) hendaknya memperhatikan hal-hal sebagi berikut :

a. Jangan menghukum keika marah. Karena pemberian hukuman ketika marah akan

lebih besifat emosional yang dipengaruhi nafsu syaithaniyah.

b. Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang yang kita

hukum.

c. Jangan sampai merendahkan derajat dan martabat orang bersangkutan, misalnya

dengan menghina atau mencaci maki didepan orang lain.

d. Jangan menyakiti secara fisik, misalnya menampar mukanya atau menarik kerah

bajunya dan sebagainya.

e. Bertujuan mengubah perilakunya yang kurang/tidak baik. Kita menghukum karena

anak /peserta didik berperilaku tidak baik. Karena itu yang patut kita benci adalah

perilakunya, bukan orangnya. Apabila anak/orang yang kita hukum sudah memeperbaiki

perilakunya, maka tidak ada alasan kita untuk tetap membencinya. Anak perlu diberikan

penghargaan karena telah memperbaiki perilakunya. Dalam penerapan merode ini

diupayakan bahwa intensitas pemberian hukuman tidak sebesar pemberian hadiah. Dengan

pemberian penghargaan yang lebih besar persentasenya, anak akan termotivasi untuk lebih

berusaha berbuat kebaikan.

5. Metode Pembiasaan.

Untuk melaksanakan tugas atau kewajiban secara benar dan rutin terhadap anak

atau peserta didik diperlukan pembiasaan. Misalnya, agar anak atau peserta didik dapat

10

Page 11: Metode pengajaran agama islam

melaksanakan sholat secara benar dan rutin maka mereka perlu dibiasakan sholat sejak

masih kecil, dari waktu kewaktu. Itulah sebabnya kita perlu mendidik mereka sejak dini atau

kecil agar mereka terbiasa dan tidak merasa berat untuk melaksanaknnya ketika mereka

sudah dewasa.

Sehubungan itu tepatlah pesan rosulullah kepada kita agar melatih atau

membiasakan anak untuk melaksanakan sholat ketika mereka berusia 7 tahun dan

memukulnya (tanpa cidera atau bekas) ketika berumur 10 tahun- atau lebih- apabila mereka

tidak mengerjakannya. Dalam pelaksanaan metode ini diperlukan pengertian, kesabaran,

dan ketelatenan orang tua, pendidik dan dai terhadap anak atau peseta didiknya.

Dalam hal ini penanaman iman kepada anak-anak antara lain dapat dialkukan dalam bentuk

pembiasaan. Dalam materi yang diajrkan setiap kali anak atau murid makan dan berdo’a,

mencuci tangan supaya bersih, bangun pagi, hidup teratur, dan sebagainya. Pembiasaan

tidaklah memerlukan keterangan atau argumen yang logis. Pembiasaan akan berjalan dan

berpengaruh kerena semata-mata kebiasaan itu. Maksudnya, biasakanlah murid-murid kita

dan tidak perlu benar dijelaskan mengapa harus begitu. Biasakanlah bangun pagi, shalat

subuh tidak kesiangan, dan tidak perlu dijelaskan berulang-ulang mengapa harus begitu.

Dengan demikian, pembiasaan itu datangnya dari kebiasaan itu sendiri.

a.Pengertian Secara bahasa berasal dari kata biasa dalam kamus besar bahasa

Indonesia biasa adalah lazim atau umum dalam kaitanya dengan metode pengajaran

keimanan pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan oleh anak anak didik untuk

berfikir ,bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agama islam

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika dalam penerapanaya dilakukan oleh peserta didik yang

usianya masih kecil. Karena memiliki rekaman ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian

yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut kedalam kebiasaan-kebjasaan yang

mereka lakukan sehari hari. Oleh karena itu sebagai awal dari proses pendidikan

pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkannilai-nilai moral

kedalam jiwa anak.

b. Landasan teori metode pembiasaan Dalam teori perkembangan anak didik dikenal

teori kovergen, dimana kepribadian anak dapat dibentuk melalui oleh lingkunganya dan

dengan mengembangkan potensi dasar yang ada pada diri anak tersebut.potensi ini dapat

11

Page 12: Metode pengajaran agama islam

menjadi penentu tingkah laku anak (melalui proses)

Oleh karena itu potensi dasarharus selalu di arahkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai

dengan baik,salah satu cara untuk mengembangkan potensi dasar tesebut melalui

kebiasaan yang baik.

c. Kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan, Sebagaimana metode metode

yang lain, metode pembiasaan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode pembiasaan.

1) Dapat menghemat waktu dengan baik.

2) Pembiasaan tudak hanya bersifat lahiriah saja tetapi juga berhubungan dengan

aspek ruhaniah.

3) Pembiasaan dalam catatan sejarah merupakan metode yang paling berhasil dalam

pembentukan

Kelemahan metode pembiasaan .

Kelemahan metode ini adalah menumbuhkan tenaga pendidik yang benar benar

dijadikan contoh didalam penanamaan sebuah nilai kepada anak didik,oleh karena itu

pendidik yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan pendekatan ini adalah pendidik pilihan

yang mampu menyelaraskan pendekatan dan perbuatan, sehingga pendidik tidak haanya

memberi kesan memberi nilai tetapi mampu menggambarkan nilai Yang disampaikan

terhadap anak didik.

4. Metode Keteladanan

Metode ini merupakan metode yang paling unggul dan paling jitu dibandingkan metode-

metode lainnya. Melalui metode ini para orang tua, pendidik atau dai memberi contoh atau

teladan terhadap anak/peserta didiknya bagaiman cara berbicara, berbuat, bersikap,

mengerjakan sesuatu atau cara beribadah, dsb.

Melalui metode ini maka anak atau peserta didik dapat melihat, menyaksikan dan

meyakini cara sebenarnya sehingga mereka dapat melaksanaknnya dengan lebih baik dan

lebih mudah. Metode keteladanan ini sesuai dengan sabda Rasolullah :

12

Page 13: Metode pengajaran agama islam

“Mulailah dari diri sendiri”.

Maksud hadist ini adalah dalam hal kebaikan dan kebenaran, apabila kita menghendak

orang lain juga mengerjakannya, maka mulailah dari diri kita sendiri untuk mengerjakannya.

Dalam pengajaran keimanan dengan menggunakan metode teladan ini, yaitu meneladani

kisah –kisah para nabi, rasul ataupun para sahabat. Misalnya saja pada masa Nabi Ibrahim,

yang mana nabi Ibrahim mencari tuhannya. Dengan cerita itu, maka dapat menambah

keyakinan makna adanya Allah.

a. Pengertian keteladanan

Keteladanan berasal dari kata teladan yang memiliki arti yang patut ditiru atau di

contoh.atau dapat di artikkan keteladanan adalah hal hal yang patut ditiru atau di contoh

oleh seseorang dari orang lain.namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan

keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan keimanan.

Sebagai pendidikan yang bersumber pada Alquran dan sunah rasulullah, metode

keteladanan tentunya didasarkan pada Al Quran.dalam firman allah surat al ahzab ayat 21

yang artinya :

Artinya :

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia

banyak menyebut Allah.”

b. Kelebihan dan kekurangan, Seperti telah di ungkapkan sebelumnya kelebihan dan

kekurangan metode ini tidak bisa dilihat secara kongkret,namun secaa abstrak dapat di

interpretasikan sebagai berikut :

Kelebihan

1) Akan mempermudah anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya di sekolah

2) Akan mempermudah guru dalam mengevaluasi hasil belajar.

13

Page 14: Metode pengajaran agama islam

3) Agar tujuan belajar lebih terarah tercapai dengan baik.

4) Bila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat baik, maka akan

tercipta situasi yang baik.

Kelemahan :

1) Jika figure yang di contoh tidak baik maka mereka cenderung mengikuti tidak baik.

2) Jika teori tanpa praktek maka akan timbul verbalisme.

7. Metode Nasihat

Metode inilah yang paling sering digunakan oleh para orang tua, pendidik dan da’i

terhadap peserta didik dalam proses pendidikannya. Memberi nasihat sebenarnya

merupakan kewajiban kita selaku muslim seperti tertera antara lain dalam Q.S al- Ashar ayat

3, yaitu agar kita senantiasa memberi nasihat dalam hal kebenaran. Rasulullah bersabda :

“Agama itu adalah nasihat.”

Maksudnya adalah agama itu berupa nasihat dari Allah bagi umat manusia melalui

para nabi dan rasul-Nya agar manusia hidup bahagia, selamat dan sejahtera di dunia serta

akhirat. Selain itu menyampaikan ajaran agama pun –bisa-dilakukan melalui nasihat. Supaya

nasihat ini dapat terlaksana dengan baik, maka dalam pelaksanaannnya perlu

memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut :

a. Gunakan kata dan bahasa yang baik dan sopan serta mudah dipahami.

b. Jangan sampai menyinggung perasaan orang yang dinasehati atau orang disekitarnya.

c. Sesuaikan perkataan kita dengan umur sifat dan tingkat kemampuan/ kedudukan anak

atau orang yang kita nasehati.

d. Perhatian saat yang tepat kita memberi nasihat. Usahakan jangan menasehati ketika kita

atau orang yang dinasehati sedang marah.

e. Perhatikan keadaan sekitar ketika memberi nasihat. Usahakan jangan dihadapan orang

lain atau-apalagi dihadapan orang banyak (kecuali ketika memberi ceramah/tausiyah.).

f. Beri penjelasan, sebab atau kegunaan mengapa kitaperlu memberi nasihat.

14

Page 15: Metode pengajaran agama islam

g. Agar lebih menyentuh perasaaan dan hati nuraninya, sertakan ayat-ayat al-qur’an, hadist

rasulullah atau kisah para nabi/ rasul, para sahabatnya atau orang-orang yang shalih.

Metode pemberian nasihat yang dijadikan sebagai metode dalam pengajaran

keimanan, mempunyai peran yang sangat penting. Nasihat-nasihat yang diberikan oleh guru

dengan memperhatikan kondisi dan situasi anak didiknya akan lebih meresap di hati.

Apalagi ketika guru menyelipkan ayat-ayat atau kisah-kisah orang shalih yang sesuai dengan

apa yang dialami anak didik. Hal ini dapat memupuk rasa keimanan dalam diri anak.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

15

Page 16: Metode pengajaran agama islam

Iman menurut bahasa adalah membenarkan dengan hati atau percaya, sedangkan

menurut syara’ iman itu bukanlah suatu angan-angan akan tetapi apa yang telah mantap

dalam hati dan dibuktikan lewat amal perbuatan.

Dalil- dalil tentang keimanan : Dalam Al- quran dijelaskan tentang keimanan pada :

Surah An- Nisa : 136

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya

dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan

sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-

jauhnya.”

Metode Pengajaran Keimanan, antara lain :

Metode kisah Qur’ani dan Nabawi

Metode Amtsal.

Metode Ibrah dan Mauizah.

Metode Targhib dan Tarhib.

Metode Pembiasaan.

Metode Keteladanan

Metode Nasihat

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Fatah Abu Ghuddah. 2009. 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rosullulah.

Bandung : Irsyad Baitus Salam

Ahmad Tafsir. 2003. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : PT Remaja

Rosda Karya

16

Page 17: Metode pengajaran agama islam

http://woelanmay.blogspot.com/2010/09/metode-pengajaran-keimanan.html

Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2010.

h ttp://banjirembun.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-pai-di-sd-smp-

dan.html

17