METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

140
1 METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN JENAZAH KELAS XI DI SMK NEGERI 2 PRAYA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Oleh Yuyun Rohimatul Aini 1501010070 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2019

Transcript of METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

Page 1: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

1

METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN JENAZAH KELAS XI DI SMK NEGERI 2 PRAYA TENGAH TAHUN PELAJARAN

2018/2019

Oleh

Yuyun Rohimatul Aini 1501010070

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2019

Page 2: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

2

METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN JENAZAH KELAS XI DI SMK NEGERI 2 PRAYA TENGAH TAHUN PELAJARAN

2018/2019

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yuyun Rohimatul Aini 1501010070

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2019

Page 3: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

3

Page 4: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

4

Page 5: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

6

Page 6: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

7

MOTTO

را } را فإن مع ال عس ر يس { }{ إن مع ال عس ر يس

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:5-6).1

1At-tayyib, Al-Qur’an Transelite Perkataan dan Terjemah Perkata (Jawa Barat: Cipta

Bagus Sagara, 2016), h. 597.

Page 7: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

8

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk Bapakku (Drs.

Mahsun) dan Ibuku (Hijrah), adik-adikku tersayang,

semua guruku, bapak ibu dosen, Himpunanku tercinta

tempatku bernaung dan berproses Himpunan

Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW),

almamater dan kampus putihku UIN Mataram.”

Page 8: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan

rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun umat

manusia dari alam kebodohan menuju dunia pendidikan seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak untuk itu peneliti sampaikan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 dan Dr.

Nurhilaliati, M.Ag. selaku dosen pembimbing 2 yang telah sabar dan ikhlas

memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Dr. Saparudin, M.Ag. dan H. M. Taisir, M.Ag. sebagai penguji yang telah

memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. Saparudin, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram.

5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku rektor UIN Mataram yang telah

memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan member bimbingan

dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

6. H. Muhammad Taisir, M.Ag. selaku dosen wali yang telah dengan sabar

membimbing kami PAI B angkatan 2015.

Page 9: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

10

7. Akhirman Bakri, SP., M.MPd. selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Praya

Tengah , guru beserta staf yang telah memberikan informasi data yang

diperlukan.

8. Kedua orang tuaku tercinta (Drs. Mahsun dan Hijrah) serta adik-adikku

sayang (Ina, Hilmi, Desi) yang tak pernah bosan mendo’akan dan

memberikan motivasi dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Teman-teman dan senior-seniorku yang telah memberikan banyak motivasi

dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Kepada semuanya, peneliti ucapkan banyak terimakasih disertai do’a

semoga budi baiknya dibalas oleh Allah SWT. dan mendapatkan balasan berlipat

ganda dari Allah SWT.

Kemudian peneliti mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan

dalam penulisan skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif, evaluative dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Mataram, 2 Desember 2019

peneliti,

Yuyun Rohimatul Aini

Page 10: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

11

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ......................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

ABSTRAK ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................... 4

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ......................................... 7

E. Telaah Pustaka ............................................................................. 8

F. Kerangka Teori ............................................................................ 11

1. Pembelajaran Fiqih ................................................................ 11

a. Pengertian Pembelajaran Fiqih ......................................... 11

b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih ............................................ 13

Page 11: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

12

2. Metode Pembelajaran Fiqih .................................................... 14

a. Metode Ceramah .............................................................. 15

b. Metode Tanya Jawab ........................................................ 16

c. Metode Demonstrasi ........................................................ 18

d. Metode Diskusi ................................................................ 20

e. Metode Pemberian Tugas ................................................. 21

f. Metode proyek ................................................................. 23

g. Metode eksperimen .......................................................... 25

h. Metode Sosiodrama .......................................................... 26

i. Metode Problem Solving .................................................. 28

j. Metode Karyawisata ......................................................... 30

3. Materi Perawatan Jenazah ...................................................... 31

a. Memandikan Jenazah ....................................................... 32

b. Mengkafani Jenazah ......................................................... 33

c. Menshalatkan Jenazah ...................................................... 37

d. Menguburkan Jenazah ...................................................... 38

G. Metode Penelitian ........................................................................ 39

1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 39

2. Kehadiran Peneliti .................................................................. 40

3. Sumber Data .......................................................................... 41

4. Metode Pengumpulan Data .................................................... 42

H. Sistematika .................................................................................. 51

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri 2 Praya Tengah ........................ 53

1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Praya Tengah ................. 53

2. Letak Geografis SMK Negeri 2 Praya Tengah ..................... 55

B. Metode Mengajar Guru PAI Materi Perawatan Jenazah Kelas

XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah ............................................ 55

C. Hambatan dalam Penerapan Metode Mengajar Guru PAI

Materi Perawatan Jenazah Kelas XI di SMK Negeri 2

Page 12: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

13

Praya Tengah ............................................................................. 67

BAB III PEMBAHASAN

A. Metode Mengajar Guru PAI Materi Perawatan Jenazah Kelas

XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah ........................................... 71

B. Hambatan dalam Penerapan Metode Mengajar Guru PAI

Materi Perawatan Jenazah Kelas XI di SMK Negeri 2

Praya Tengah ............................................................................. 74

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 78

B. Saran ........................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

14

METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN JENAZAH KELAS XI DI SMK NEGERI 2 PRAYA TENGAH TAHUN PELAJARAN

2018/2019

Oleh:

Yuyun Rohimatul Aini 1501010070

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perhatian penulis pada disiplin ilmu di bidang fiqih yang sangat mejemuk dan bervariasi. Penyebutan kata fiqih sangat berdekatan dengan makna ibadah yang merupakan amalan rutin yang mengisi kehidupan, seperti shalat, zakat, puasa dan lainnya. Salah satu ibadah yang mengandung nilai sosial kemasyarakatan dan menuntut penekanan aspek afeksi dan praktik adalah perawatan jenazah. Mengurus jenazah dalam Islam adalah ibadah yang hukumnya adalah fardhu kifayah. Fardu kifayah dapat dipandang sebagai ibadah yang mengandung nilai sosial tinggi karena unsur ketergantungan serta kebersamaan antar satu muslim dengan muslim yang lainnya. Tata cara mengurus jenazah adalah salah satu kompetensi dasar dalam pelajaran fiqih yang mempunyai keunikan tersendiri. Hal itu di karenakan kompetensi ini memerlukan pemahaman yang dapat diperdalam dengan praktik. Fokus yang dikaji dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana metode mengajar guru PAI materi perawatan jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah tahun pelajaran 2018/2019? (2) Apakah hambatan dalam penerapan metode mengajar guru PAI materi perawatan jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah tahun pelajaran 2018/2019?

Jenis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.

Hasil penelitiannya menunjukkan (1) Metode mengajar guru PAI di SMK Negeri 2 Praya Tengah dalam pembelajaran materi perawatan jenazah dilakukan dengan cara menerapkan metode yang bervariasi. jika mengacu kepada RPP yang digunakan oleh guru untuk mengajar maka dapat dikatakan bahwa guru belum menerapkan seluruh metode tersebut dengan benar, karena di dalam RPP tidak tercantum metode yang digunakan. ketika ditinjau dari kecocokan materi dengan metode yang digunakan oleh guru maka dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan oleh guru PAI tersebut kurang tepat karena seharusnya mata pelajaran fiqih selain terdiri dari konsep juga lebih menekankan pada praktik. Selain itu, kurikulum 2013 sudah menentukan bahwa aspek koginitif, afektif, dan psikomotorik harus diberikan secara seimbang dan proporsional. Sementara yang terjadi di lapangan, metode mengajar yang digunakan oleh guru lebih dominan memakai metode ceramah untuk mengajar semua materi, dan metode demonstrasi guru gunakan hanya pada materi shalat jenazah. (2) Hambatan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar terutama dalam penerapan metode mengajar guru

Page 14: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

15

dalam proses pembelajaran antara lain sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurangnya minat belajar siswa, kurangnya kesadaran siswa terhadap pentingnya materi yang diajarkan, siswa yang susah di atur, tidak mendengarkan penjelasan guru, siswa yang mulai mengantuk, siswa yang susah menangkap pelajaran, siswa yang sibuk sendiri, siswa yang main-main dengan teman sebangkunya, bahkan ada juga siswa yang tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan, adanya kesenjangan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam menerima materi pelajaran, karena tidak semua siswa berasal dari alumni MTs, tetapi juga ada alumni SMP sehingga tingkat kemampuan dalam meneriman materi pelajaran tidak sama. Kemudian faktor orang tua dan lingkungan seperti cara orang tua medidik, perhatian yang diberikan orang tua, suasana rumah apakah nyaman atau tidak, keadaan ekonomi keluarga apakah korban broken home atau tidak, atau bahkan memiliki orang tua namun di tinggal bekerja sehingga perhatian dari orang tua sangat minim. Faktor lingkungan masyarakat seperti siapa temannya bergaul, bagaimana kesehariannya di masyarakat, bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggal, dan bagaimana bentuk kehidupan masyarakat sekitarnya.

Kata Kunci: Metode Mengajar, Hambatan Penerapan Metode Mengajar.

Page 15: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang mempunyai nilai edukatif.

Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan

siswa. Interaksi yang bernilai edukatif tersebut dikarenakan kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang

telah dirumuskan sebelum proses belajar mengajar dilakukan. Guru dengan

sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

memanfaatkan segala sesuatuanya guna kepentingan pengajaran.2

Dalam memberikan pelayanan proses pembelajaran, agar peserta didik

menjadi insan yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia merupakan

bagian dari tanggung jawab utama seorang guru dalam proses pembelajaran.

Guru sebagai ujung tombak pembudayaan nilai-nilai luhur untuk melahirkan

generasi yang memiliki akhlak mulia dan berkepribadian tangguh.3 Dalam

proses pembelajaran di kelas, seorang guru juga harus mampu membangun

suatu komunikasi yang harmonis antara guru dengan peserta didik, antara

peserta didik dengan peserta didik yang lain, maupun dengan sumber-sumber

belajar lainnya sehingga dalam proses pembelajaran dapat dilihat sebagai

kegiatan komunikasi yang dinamis.4 Oleh karena itu, proses belajar mengajar

2Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2014), h. 1. 3Muliana Rahmat, Kurikulum Berbasis Kompetensi “Konsep, Karakteristik Dan

Implementasi”, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2009), h. 15. 4Ibid, h. 18.

Page 16: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

17

merupakan inti dari kegiatan pendidikan, seorang guru memiliki peran

penting dalam proses belajar mengajar.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran dibutuhkan peran seorang guru

yang profesional agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah diserap

oleh siswa. Adapun langkah-langkah yang dapat diambil seorang guru agar

dapat mencapai tujuan pembelajaran salah satunya adalah penggunaan

metode mengajar yang tepat sesuai materi ajar. Perlu disadari bahwa metode

mengajar merupakan komponen yang sangat menentukan untuk tercapainya

suatu tujuan, karena itu metode harus selalu disesuaikan dengan beberapa hal

seperti materi atau bahan pengajaran, keadaan siswa, situasi, fasilitas, dan

sebagainya. Untuk itu guru dituntut untuk dapat memilih serta mampu

menggunakan metode-metode mengajar yang tepat dan efektif. Ini berarti

bahwa semakin tepat dan baik metode yang digunakan maka akan semakin

efektif pula pencapaian tujuan pengajaran. Dengan demikian masalah metode

perlu untuk diperhatikan dan dicermati dalam setiap proses pembelajaran agar

tercapai tujuan pembelajaran yang di inginkan.5

Disiplin ilmu di bidang fiqih sangat mejemuk dan bervariasi.

Penyebutan kata fiqih sangat berdekatan dengan makna ibadah yang

merupakan amalan rutin yang mengisi kehidupan, seperti shalat, zakat, puasa

dan lainnya. Dalam satu persoalan saja, misalnya masalah shalat sudah tertera

penjelasannya secara rinci dalam perspektif fiqih. Para ulama’ pun sudah

menyiapkan dan menata secara lengkap. Bahkan saat ini, tema-tema dalam

5Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993),

h. 100.

Page 17: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

18

fiqih secara instan dapat dipelajari langsung tanpa harus memerlukan guru.

Dewasa ini materi-materi fiqih sudah banyak dirancang dalam multimedia

pembelajaran (CD-Pembelajaran), media audio (MP3, kaset audio), media

audio-visual (video, film gerak). Kemajuan ini membuat pelajaran fiqih lebih

mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan dengan pelajaran lainnya.

Pembelajaran menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa.6

Salah satu ibadah yang mengandung nilai sosial kemasyarakatan dan

menuntut penekanan aspek afeksi dan praktik adalah perawatan jenazah.

Mengurus jenazah dalam Islam adalah ibadah yang hukumnya adalah fardhu

kifayah. Fardu kifayah dapat dipandang sebagai ibadah yang mengandung

nilai sosial tinggi karena unsur ketergantungan serta kebersamaan antar satu

muslim dengan muslim yang lainnya. Tata cara mengurus jenazah adalah

salah satu kompetensi dasar dalam pelajaran fiqih yang mempunyai keunikan

tersendiri. Hal itu di karenakan kompetensi ini memerlukan pemahaman yang

dapat diperdalam dengan praktik.7

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMK Negeri 2

Praya Tengah, dalam proses belajar mengajar di dalam kelas guru

menggunakan beberapa metode pembelajaran atau metode yang bervariasi

dalam proses belajar mengajar materi perawatan jenazah. Karena tata cara

mengurus jenazah adalah salah satu kompetensi dasar dalam pelajaran fiqih

yang mempunyai keunikan tersendiri. Hal itu di karenakan kompetensi ini

memerlukan pemahaman yang dapat diperdalam dengan praktik. Oleh karena

7Ibid.

Page 18: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

19

itu, guru menerapkan metode bervariasi dalam pembelajaran dengan tujuan

agar siswa tidak hanya terpaku dengan teori saja namun juga tahu dan

mengerti bagaimana praktiknya.8

Hal ini yang membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian

mengenai “Metode Pembelajaran PAI Materi Perawatan Jenazah Kelas XI di

SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, yang berkaitan dengan Metode

Pembelajaran PAI Materi Perawatan Jenazah Kelas XI di SMK Negeri 2

Praya Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019, maka peneliti dapat merumuskan

masalah-masalah yang akan menjadi objek penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana metode mengajar guru PAI materi perawatan jenazah kelas

XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah tahun pelajaran 2018/2019?

2. Apakah hambatan dalam penerapan metode mengajar guru PAI materi

perawatan jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah tahun

pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan oleh individu maupun kelompok

secara terencana dan sistematis sudah pasti memiliki tujuan dan manfaat yang

jelas, sebab dengan tujuan penelitian yang dilakukan dapat memberikan

gambaran yang jelas terhadap arah dan target penelitian yang ingin dicapai.

8Mahsun, Wawancara, Praya, 18 Februari 2019.

Page 19: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

20

Begitu juga dengan penelitian ini, peneliti memiliki tujuan dan manfaat yang

harus dicapai, yaitu:

1. Tujuan Penelitian

Dilihat dari latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui metode mengajar guru PAI dalam pembelajaran

PAI materi perawatan jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya

Tengah tahun pelajaran 2018/2019.

b. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan metode mengajar

guru PAI materi perawatan jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya

Tengah tahun pelajaran 2018/2019.

2. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1. Dapat menambah wawasan keilmuan, terutama yang terkait

dengan metode bervariasi yang dilakukan oleh pendidik dalam

proses pembelajaran.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang penelitian lain

untuk meneliti aspek-aspek lain yang belum terjangkau dalam

penelitian ini.

3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan stimulus

(rangsangan) kepada peneliti berikutnya untuk lebih mendalam

Page 20: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

21

tentang pelaksanaan proses pembelajaran dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi

tambahan bagi peneliti selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1. Guru

Meningkatkan motivasi dan kesadaran guru khususnya guru

pendidikan agama Islam sehingga selalu berupaya menciptakan

suasana belajar yang kondusif dengan penggunaan metode

bervariasi dalam proses belajar mengajar.

2. Sekolah

Menjadi feed back bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas

pengajaran.

3. Siswa

Menimbulkan motivasi belajar yang tinggi dan dapat secara

mandiri menambah penguasaan pengetahuan tentang

pembelajaran fiqih materi perawatan jenazah.

4. Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dan juga sebagai

bekal dalam mempersiapkan diri sebagai guru pendidikan agama

Islam yang profesional, kreatif dan inovatif di masa yang akan

datang.

Page 21: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

22

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Adapun batasan ruang lingkup dan sekaligus obyek dalam

penelitian ini adalah Metode Pembelajaran PAI Materi Perawatan

Jenazah Kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019. Sebagaimana supaya penelitian ini bisa terarah, teratur dan

tidak keluar dari permasalahan yang ada, selain itu juga untuk

mempertimbangkan waktu, tenaga, materi maupun ilmu yang terbatas,

maka peneliti memberi batasan terhadap permasalahan yang akan diteliti,

yaitu:

a. Mendeskripsikan metode mengajar guru PAI materi perawatan

jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah tahun pelajaran

2018/2019.

b. Mendeskripsikan hambatan dalam penerapan metode mengajar guru

PAI materi perawatan jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya

Tengah tahun pelajaran 2018/2019.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan lokasi penelitian dimana peneliti

akan melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2

Praya Tengah. Adapun alasan peneliti memilih SMK Negeri 2 Praya

Tengah sebagai lokasi penelitian karena dari hasil observasi yang

dilakukan, guru pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Praya Tengah

sudah menerapkan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran.

Page 22: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

23

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih jauh

bagaimana Metode Pembelajaran PAI Materi Perawatan Jenazah Kelas

XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

E. Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggali dan memahami

beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperbanyak

referensi dan menambah wawasan terkait dengan judul skripsi. Sementara itu,

ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan

dengan penelitian yang peneliti kerjakan. Penelitian-penelitian itu antara lain

sebagai berikut:

1. Artikel karya Nurhayani dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Metode

Simulasi Dalam Pembelajaran Fiqih Ibadah Bagi Siswa Di MTS YMPI

Sei Tualang Raso Tanjung Balai”.

Jurnal ini menunjukkan bahwa penerapan metode simulasi bagi

siswa dalam pembelajaran fiqih ibadah di MTs YMPI Sei Tualang Raso

Tanjung Balai sangat efektif dan tepat digunakan dalam pencapaian

pembelajaran yang efisien dan sesuai dengan harapan. Efektifnya metode

simulasi digunakan tercermin pada hasil nilai ulangan harian siswa yang

mengalami peningkatan dari sebelumnya. Metode simulasi merupakan

salah satu metode pembelajaran yang menjadi idola bagi siswa MTs

YMPI ini juga dapat terlihat dari antusias siswa dalam pelaksanaan

simulasi yang di arahkan oleh guru fiqih. Siswa lebih cepat memahami

Page 23: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

24

dan lebih nyaman dengan metode ini karena mereka menjadi aktif dan

menjadi lebih akrab satu dengan yang lainnya.9

2. Skripsi karya Iiswatun Hasanah mahasiswa jurusan Pendidikan Agama

Islam Universitas Islam Negeri Mataram tahun 2017 yang berjudul

“Problematika Pembelajaran Fiqih Dalam Pencapaian Kompetensi

Dasar Siswa Kelas XI Di MA Raudlatul Muslimin NW Kayangan Tahun

Pelajaran 2016/2017 ”.

Skripsi ini menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi dasar pada

pembelajaran fiqih belum tercapai secara keseluruhan oleh siswa.

Problematika yang dihadapi dalam pembelajaran fiqih sehingga tidak

tercapainya kompetensi dasar adalah sumber atau bahan belajar yang

masih kurang, guru mata pelajaran fiqih tidak menggunakan metode yang

bervariasi, media yang masih minim, tingkat kecerdasan siswa yang

berbeda-beda, perhatian, minat serta motivasi yang masih kurang pada

siswa untuk belajar.10

3. Skripsi karya Bq. Sriratna Marlina mahasiswa jurusan Pendidikan Agama

Islam Institut Agama Islam Negeri Mataram tahun 2015 yang berjudul

“Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Fiqih Materi Tentang Shalat Jenazah di Kelas VIII MTs

9Nurhayani, “Penerapan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Fikih Ibadah Bagi Siswa

Di MTS YMPI Sei Tualang Raso Tanjung Balai”, Jurnal Ansiru, Volume 1, Nomor 1, 2017, h. 101.

10Iiswatun Hasanah, “Problematika Pembelajaran Fiqih Dalam Pencapaian Kompetensi Dasar Siswa Kelas XI Di MA Raudlatul Muslimin NW Kayangan Tahun Pelajaran 2016/2017”, (Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram, 2017), h. 14.

Page 24: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

25

Riyadlul Anwar Kateng Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran

2014/2015”.

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan suatu model yang

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran praktikum

tentang sholat dan pengurusan jenazah. Pembelajarannya

mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang

bermakna dan senantiasa berfikir tentang apa yang dapat dilakukannya

selama pembelajaran berlangsung. Pembelajaran ini melibatkan siswa

untuk selalu aktif melakukan sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang

sedang dilakukannya.11

Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian yang dilakukan oleh Nurhayani lebih menekankan pada

metode simulasi bagi siswa dalam pembelajaran fiqih ibadah, dan

penelitian yang dilakukan oleh Iiswatun Hasanah lebih menekankan pada

problematika pembelajaran fiqih, kemudian penelitian yang dilakukan

oleh Bq. Sriratna Marlina lebih menekankan padapenggunaan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar.

Dengan demikian dapat peneliti simpulkan dari beberapa penelitian

di atas, penelitian yang dilakukan oleh Nurhayani memiliki persamaan

dengan judul yang akan di angkat mengenai metode mengajar guru.

11Bq. Sriratna Marlina, “Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Fikih Materi Tentang Shalat Jenazah di Kelas VIII MTs Riyadlul Anwar Kateng Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2015), h. 88.

Page 25: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

26

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Iiswatun Hasanah berbeda

karena bukan terkait dengan metode mengajar guru melainkan

problematika pembelajaran. Dan penelitian yang dilakukan oleh Bq.

Sriratna Marlina memiliki persamaan dengan judul yang di angkat

mengenai materi tentang sholat jenazah. Peneliti mengangkat

permasalahan tentang Metode Pembelajaran PAI Materi Perawatan

Jenazah Kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019.

F. Kerangka Teori

1. Pembelajaran Fiqih

a. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran berarti

proses, cara dan perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk

belajar.12 Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan

asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan. Pembelajaran meruapakan suatu proses

komunikasi dua arah mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai

pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta

didik.13 Pembelajaran juga diartikan sebagai suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam

12Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2001), h. 17. 13Saiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 61.

Page 26: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

27

mencapai tujuan pembelajaran.14 Oleh karena itu, pembelajaran

merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Pembelajaran fiqih pada hakikatnya adalah proses

komunikasi yaitu proses penyampaian pesan pelajaran fiqih dari

sumber pesan atau guru melalui saluran atau media tertentu kepada

penerima pesan atau siswa. Adapun pesan yang akan

dikomunikasikan dalam mengetahui dan memahami pokok-pokok

hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan

hubungan manusia dengan Allah yang di atur dalam fiqih ibadah dan

hubungan manusia dengan manusia yang di atur dalam fiqih

mu’amalah.15

Salah satu materi Pendidikan Agama Islam adalah fiqih, yaitu

ilmu yang membahas tentang hukum-hukum syari’at yang

menyangkut praktek keagamaan (amaliyah), ubudiyah, mu’amalah,

siyasah, dan lain-lain. Kata fiqih secara arti kata berarti paham yang

mendalam.16 Sedangkan menurut bahasa fiqih berasal dari kata

“faqiha yafqahu-fiqhan” yang berarti mengerti atau paham. Paham

yang dimaksud adalah upaya aqliah dalam memahami ajaran-ajaran

Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ibnu Al-

Qayyim mengatakan fiqih lebih khusus daripada paham, yakni

14Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 57. 15Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2005), h. 26. 16Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 4.

Page 27: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

28

pemahaman mendalam terhadap berbagai isyarat Al-Qur’an secara

tekstual maupun kontekstual. Tentu saja secara lagika pemahaman

akan diperoleh apabila sumber ajaran yang dimaksudkan bersifat

tekstual, sedangkan pemahaman dapat dilakukan secara tekstual

maupun kontekstual. Hasil dari pemahaman terhadap teks-teks

ajaran Islam disusun secara sistematis agar mudah diamalkan.17 Oleh

karena itu, ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari ajaran Islam

yang disebut dengan syari’at yang bersifat amaliah yang diperoleh

dari dalil-dalil yang sitematis.

b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Adapun tujuan dari mata pelajaran fiqih yaitu:

1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, dan

tata cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek

ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam

kehidupan pribadi dan sosial.

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam

menjalankan ajaran agama Islam baik hubungan dalam hubungan

manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesama

manusia dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan

lingkungan.18

17Beni Ahmad Saebani Dan Januri, Fiqh Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h.

13. 18Ahmad Alfan, Dkk, Fiqih Madrasah Aliyah Kelas XI, (Bandung: Kementrian Agama,

2013), h. 7.

Page 28: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

29

Jadi tujuan ilmu fiqih adalah untuk mengetahui kaidah-kaidah, dan

tata cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah

maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan

pribadi dan sosial.

2. Metode Pembelajaran Fiqih

Metode pembelajaran fiqih merupakan faktor penting untuk

mencapai tujuan yang efektif, karena suatu materi pelajaran yang tidak

dibarengi dengan metode yang sesuai, maka materi tersebut sulit untuk

diterima oleh siswa. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran

fiqih diperlukan suatu pengetahuan tentang metodologi pendidikan agama,

dengan tujuan agar setiap guru agama dapat memperoleh pengertian dan

kemampuan mendidik yang dilengkapi dengan pengetahuan dan

kecakapan professional.19 Jadi dengan penggunaan metode yang tepat

menjadikan proses dan hasil belajar mengajar lebih berdaya guna dan

berhasil, guna menimbulkan kesadaran siswa untuk mengamalkan ajaran

Islam.

Mengingat begitu banyaknya metode pembelajaran, dalam

pembahasan ini penulis menyajikan beberapa metode yang sering

digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar dan di anggap dapat

mewakili dari seluruh metode pembelajaran yang ada. Adapun metode

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fiqih adalah sebagai

berikut:

19Arti Susianti, “Studi Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Di Mts. Al-Islahussibyan Dopang Kec. Gunungsari Kab. Lombok Barat Tahun Pelajaran 2012/2013”, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2013), h. 22.

Page 29: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

30

A. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang bisa dikatakan metode

tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai

alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses

belajar mengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan

guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan

begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Cara mengajar dengan ceramah

dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara

mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau

informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah

secara lisan.20

Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya

sebagai berikut:

a. Kelebihan Metode Ceramah

1. Guru mudah menguasai kelas.

2. Guru mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.

3. Dapat diikuti oleh jumlah yang besar.

4. Mudah untuk mempersiapkan dan melaksanakannya.

5. Guru mudah menerangkan pelajaran yang baik.

b. Kelemahan Metode Ceramah

1. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

20Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 97.

Page 30: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

31

2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar

menerimanya.

3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, menjadi membosankan.

4. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada

ceramahnya, ini sukar sekali.

5. Menyebabkan siswa menjadi pasif.21

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode

dengan cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan

atau penjelasan secara lisan yang langsung disampaikan kepada siswa.

B. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang

guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang bahan

pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca

sambil memperhatikan proses berfikir diantara siswa itu sendiri. Guru

mengharapkan jawaban yang tepat dari siswa dan berdasarkan fakta

yang ada. Dalam tanya jawab pertanyaan ada kalanya dari siswa, dalam

hal ini guru atau siswa yang menjawab. Apabila siswa tidak bisa

menjawabnya baru guru yang memberikan jawaban.22

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi

dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini adalah yang tertua dan

21Ibid, h. 97-98. 22Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam.,(Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 451.

Page 31: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

32

banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan

keluarga, masyarakat maupun sekolah.23

Metode tanya jawab ini memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut:

a. Kelebihan Metode Tanya Jawab

1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menerima

penjelasan lebih lanjut.

2. Guru dapat dengan cepat mengetahui kemajuan peserta didiknya

dari bahan atau materi yang telah diberikan.

3. Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan baik dari siswa dapat

mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari

sumber-sumber lebih lanjut.24

4. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,

sekalipun ketika siswa sedang ribut.

5. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya

pikir, termasuk daya ingat.

6. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam

menjawab dan mengemukakan pendapat.25

b. Kekurangan Metode Tanya Jawab

1. Siswa merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong siswa

untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang,

melainkan akrab dan nyaman.

23Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 94. 24Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama..., h. 457. 25Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 95.

Page 32: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

33

2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat

berpikir dan mudah dipahami siswa.

3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak

dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

4. Jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk

memberikan pertanyaan kepada siswa.26

C. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk

menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan

verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang

atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah

dicoba terlebih dahulu sebelum di demonstrasikan. Orang yang

mendemonstrasikan baik itu guru, siswa atau orang lain

mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang di

demonstrasikan.27 Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran

dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,

situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

atupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan

metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan

lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian

26Ibid. 27Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama..., h. 459

Page 33: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

34

dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang di perlihatkan selama pelajaran berlangsung.28

Metode demonstrasi memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai

berikut:

a. Kelebihan Metode Demonstrasi

1. Dapat membuat proses pengajaran menjadi lebih jelas dan

konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara

kata-kata atau kalimat).

2. Siswa lebih mudah memahami apa yang di pelajari.

3. Proses pengajaran menjadi lebih menarik.

4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara

teori dengan kenyataan atau praktiknya, dan mencoba

melakukannya sendiri.29

b. Kekurangan Metode Demonstrasi

1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena

tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan

tidak efektif.

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik.

3. Metode demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan

yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup

28Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 90. 29Ibid, h. 91.

Page 34: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

35

panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu jam pelajaran

lain.30

D. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan

pelajaran, dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta

didik/kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakan

pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu

masalah.31 Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar

yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini

proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih

individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi,

memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang

pasif sebagai pendengar saja.32

Metode diskusi memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai

berikut:

a. Kelebihan Metode Diskusi

1. Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan

prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.

2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.

3. Memperluas wawasan siswa.

30Ibid. 31Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama..., h. 467. 32Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 87.

Page 35: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

36

4. Membina siswa untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam

memecahkan suatu masalah.33

b. Kekurangan Metode Diskusi

1. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan

waktu yang panjang.

2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

3. Peserta mendapat informasi yang terbatas.

4. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau

ingin menonjolkan diri.34

E. Metode Pemberian Tugas

Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar ialah suatu cara

mengajar dimana seorang pendidik memberikan tugas-tugas tertentu

kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh pendidik

dan peserta didik mempertanggung jawabkannya.35 Metode ini

diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara

waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu

kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang

ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk

mengatasinya. Tugas yang diberikan kepada siswa ada berbagai jenis.

Karena itu, tugas sangat banyak macamnya, tergantung pada tujuan

yang ingin dicapai. Seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan

33Ibid, h. 88 34Ibid. 35Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama..., h. 507.

Page 36: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

37

(lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan mototrik), tugas di

laboratorium, dan lain-lain.36

Metode pemberian tugas memiliki kelebihan dan kekurangan,

sebagai berikut:

a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas

1. Siswa belajar membiasakan diri untuk mengambil inisiatif

sendiri dalam segala tugas yang diberikan.

2. Meringankan tugas guru yang diberikan.

3. Dapat menambah rasa tanggung jawab, karena hasil yang

dikerjakan dipertanggung jawabkan di hadapan guru.

4. Memupuk siswa agar dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan

bantuan orang lain.

5. Mendorong siswa agar berlomba-lomba untuk mencapai sukses.

6. Hasil pelajaran akan tahan lama karenapelajaran sesuai dengan

minat siswa.

7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan

kecakapan siswa.

8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam-jam

sekolah.37

9. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar

individual maupun kelompok.

36Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 85. 37Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama..., h. 509.

Page 37: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

38

10. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan

guru.

11. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.38

b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas

1. Siswa sulit di kontrol, apakah benar dia yang mengerjakan tugas

ataukah orang lain.

2. Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif

mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja,

sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.

3. Tidak mudah memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi)

dapat menimbulkan kebosanan siswa.39

4. Terkadang siswa menyalin atau meniru pekerjaan temannya

sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.

5. Terkadang pembahasannya kurang sempurna.

6. Bila tugas terlalu sering dilakukan akan menyebabkan siswa asal

mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas

tersebut membosankan.40

F. Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran

yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari

berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara

38Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 87. 39Ibid. 40Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama..., h. 509-510.

Page 38: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

39

keseluruhan dan bermakna. Dalam penggunaannya metode proyek

memiliki kelebihan dan kekurangan:

a. Kelebihannya

1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam

menghadapi masalah kehidupan.

2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan

sehari-hari secara terpadu.

3. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern

yang dalam pengajaran perlu diperhatikan:

a) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam

kelompok.

b) Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-

hari yang penuh dengan masalah.

c) Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman

siswa banyak dilakukan.

d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan

masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

b. Kekurangannya

1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara

vertical maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan

metode ini.

Page 39: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

40

2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan

siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang

diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah.

3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat

mengaburkan pokok unit yang dibahas.41

G. Metode Eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian

pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami

dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses

belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,

mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu

objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa

dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba

mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses

yang dialaminya itu.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut:

a. Kelebihan Metode Eksperimen

1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya.

41Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 83.

Page 40: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

41

2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan

baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan

bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan

untuk kemakmuran umat manusia.

b. Kekurangan Metode Eksperimen

1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan

teknologi.

2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan

yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang

diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang

berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.42

H. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama

artinya, dan dalam pemakaiannya sering di silih gantikan.

Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam

hubungannya dengan masalah sosial.

Metode sosiodrama memiliki kelebihan dan kelemahan,

antara lain:

42Ibid, h. 84.

Page 41: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

42

a. Kelebihan Metode Sosiodrama

1. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan

mengingat isi bahan yang akan di dramakan.

2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada

waktu main drama para pemain dituntut untuk

mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang

tersedia.

3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga di

mungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari

sekolah.

4. Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina

dengan sebaik-baiknya.

5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi

tanggung jawab dengan sesamanya.

6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik

agar mudah dipahami orang lain.

b. Kelemahan Metode Sosiodrama

1. Sebagian anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi

kurang kreatif.

2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka

pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan

pertunjukan.

Page 42: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

43

3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain

sempit menjadi kurang bebas.

4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para

penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan

sebagainya.43

I. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan

hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu

metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan

metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai

kepada menarik kesimpulan.

Metode problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan,

sebagai berikut:

a. Kelebihan Metode Problem Solving

1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi

lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia

kerja.

2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat

membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan

masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di

dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan bekerja kelak,

43Ibid, h. 88.

Page 43: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

44

suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan

manusia.

3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir

siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses

belajarnya siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti

permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari

pemecahan.

b. Kekurangan Metode Problem Solving

1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai

dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya

serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa,

sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.

2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini

sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering

terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.

3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan

menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak

berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok,

yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar,

merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.44

44Ibid, h. 91.

Page 44: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

45

J. Metode Karyawisata

Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu

diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek

yang lain. Hal ini bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau

memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena

itu, dikatakan teknik karyawisata adalah cara mengajar yang

dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek

tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu

seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada,

suatu peternakan atau perkebunan, museum, dan sebagainya.

Banyak istilah yang digunakan tetapi maksudnya sama dengan

karyawisata, seperti widyawisata, study-tour, dan ada pula dalam

waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan, sebagai berikut:

a. Kelebihan Metode Karyawisata

1. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang

memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

2. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.

3. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas

siswa.

4. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Page 45: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

46

b. Kekurangan Metode Karyawisata

1. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit

untuk disediakan oleh siswa atau sekolah.

2. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang

matang.

3. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain

agar terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama

karyawisata.

4. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih

prioritas daripada tujuan utama, sedang unsur studinya

menjadi terabaikan.

5. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan

mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi

permasalahan.45

3. Materi Perawatan Jenazah

Dalam kamus al-Munawwir, kata jenazah diartikan sebagai

seseorang yang telah meninggal dunia dan diletakkan dalam usungan.

Kata ini bersinonim dengan al-mayyit atau mayat. Karenanya, Ibn Al-

Farris memakai kematian (al-mawt) sebagai peristiwa berpisahnya nyawa

(ruh) dari badan (jasad).

45Ibid, h. 93.

Page 46: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

47

A. Memandikan Jenazah

Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur

ulama adalah fardhu kifayah. Artinya kewajiban itu dibebankan

kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan

oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.

1) Orang yang utama memandikan jenazah adalah:

a. Untuk mayat laki-laki, orang yang utama memandikan dan

mengkafani mayat laki-laki adalah orang yang

diwasiatkannya, dan apabila tidak ada yang diwasiatkan,

alangkah lebih baiknya kalau yang memandikan juga laki-

laki.

b. Untuk mayat perempuan, orang yang utama memandikan

mayat perempuan adalah ibunya, neneknya, serta suaminya.

2) Syarat bagi orang yang memandikan jenazah adalah:

a. Muslim, berakal, dan baligh

b. Berniat memandikan jenazah

c. Jujur dan sholeh

d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan

jenazah.

3) Mayat yang wajib untuk dimandikan:

a. Mayat seorang muslim atau bukan kafir

b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan

sudah meninggal tidak dimandikan

Page 47: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

48

c. Ada sebagian tubuh mayat yang dapat dimandikan

d. Bukan mayat yang mati syahid.46

4) Tata cara memandikan jenazah

a. Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang

memandikan dan yang mengurusnya saja

b. Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan

c. Dipakaian kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak

terbuka

d. Mayat di dudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas

disapu perutnya sambil ditekan pelan-pelan agar semua

kotorannya keluar. Setelah itu, dibersihkan dengan tangan

kiri, dan yang memandikannya dianjurkan mengenakan

sarung tangan. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian

agar tidak terganggu bau kotoran si mayat

e. Setelah itu hendaklah mengganti sarung tangan untuk

membersihkan mulut dan gigi si mayat

f. Membersihkan semua kotoran dan najis

g. Mewudukan, setelah itu membasuh seluruh badannya

h. Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali.47

B. Mengkafani Jenazah

Setelah selesai dimandikan, jenazah selanjutnya dikafani.48

Maksud dari mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus

46Nurul Arsyika, “Peningkatan Hasil Belajar..., h. 25. 47Muhtadi Dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kelas XI, (Jakarta:

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2017), h. 37.

Page 48: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

49

jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya

sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah muslim dan buka mati

syahid adalah fardhu kifayah.49

Pembelian kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri.

Apabila tidak ada, orang yang selama ini menghidupinya yang

membelikan kain kafan. Jika ia tidak mampu, boleh diambilkan dari

uang kas masjid, atau kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah.

Apabila tidak ada sama sekali, wajib atas orang muslim yang mampu

untuk membiayainya.50

1) Tata cara mengkafani mayat laki-laki

a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling

bawah lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur

barus.

b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan

letakkan di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-

wangian.

c. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan

dubur) yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan

kapas.

d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas,

kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan

seperti ini selembar demi selembar dengan cara yang lembut.

48Ibid, h. 38. 49Nurul Arsyika, “Peningkatan Hasil Belajar..., h. 26. 50Muhtadi Dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam..., h. 38.

Page 49: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

50

e. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah

kain kafan tiga atau lima ikatan.

f. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan

mayat maka tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya

yang terbuka boleh ditutup dengan daun kayu, rumput atau

kertas. Jika seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar

menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa saja yang

ada.

2) Untuk mayat perempuan

Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lembar

kain putih yang terdiri dari:

a. Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.

b. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.

c. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.

d. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga

kaki.

e. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.

Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:

a. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk

masing-masing bagian dengan tertib. Kemudian angkatlah

jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di

atas kain kafan sejajar serta taburi dengan wangi-wangian atau

dengan kapur barus.

Page 50: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

51

b. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan

kotoran dengan kapas.

c. Tutuplah kain pembungkus pada kedua pahanya.

d. Pakaiakan sarung.

e. Pakaian baju kurung.

f. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan ke

belakang.

g. Pakaikan kerudung.

h. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara

menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan

kedalam.

i. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

3) Hal-hal yang disunahkan dalam mengkafani jenazah:

a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang

bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.

b. Kain kafan hendaknya berwarna putih.

c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis,

sedangkan bagi mayat perempuan sebanyak 5 lapis.

d. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau

mengkafani jenazah, kain kafan hendaknya diberikan wangi-

wangian terlebih dahulu.

e. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.51

51Nurul Arsyika, “Peningkatan Hasil Belajar..., h. 26-28.

Page 51: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

52

C. Menshalatkan Jenazah

Orang yang meninggal dunia dalam keadaan Islam berhak

untuk di shalatkan. Sabda Rasulullah Saw. “Shalatkanlah orang-

orang yang telah mati.” (H.R. Ibnu Majah). Shalatkanlah olehmu

orang-orang yang mengucapkan “Lailaaha Illallah.” (H.R.

Daruqutni). Dengan demikian, jelaslah bahwa orang yang berhak di

shalati ialah orang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman

kepada Allah Swt. Adapun orang yang murtad dilarang untuk

dishalati.

Untuk bisa dishalati, keadaan mayat haruslah:

1. Suci. Baik badan, tempat, maupun kafan.

2. Sudah dimandikan dan dikafani.

3. Jenazah sudah berada di depan orang yang menyalatkan atau

sebelah kiblat.52

Tata cara pelaksanaan shalat jenazah adalah sebagai berikut:

1. Niat. Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara

lisan akan berbunyi:

Untuk jenazah laki-laki:

ا الـميت فر ى ه ي ع ضا ه تعالىأص

Untuk jenazah perempuan:

ا الـميتة فر ضا ه تعالى ى ه ي ع أص

2. Takbir dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah.

52Muhtadi Dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam..., h. 38-39.

Page 52: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

53

3. Takbir lagi dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi:

ى سيدنا م صل ع ى آال ع محمد، سيدنا محمد

4. Usai membaca shalawat, takbir lagi dan membaca doa untuk

jenazah yang sedang dishalati:

Untuk jenazah laki-laki:

اع ف عافه ه حم ا فر له م اغ عال ن ه

Untuk jenazah perempuan:

ا عاف اع ف ع ا حم ا ا م اغ فر ل اال

5. Takbir yang keempat kalinya, lalu membaca:

Untuk jenazah laki-laki:

ا بعد اتف ت ر ا أج م اتحرم ال

Untuk jenazah perempuan:

ا اتف ت رها ا أج م اتحرم بعدهاال

6. Mengucapkan salam secara sempurna:

بركاته .53 مة ه ح م ي السا ع

D. Menguburkan Jenazah

Adapun tata cara menguburkan jenazah adalah:

a. Masukkanlah mayat dari arah kakinya, jika tidak ada kesulitan.

b. Bagi mayat perempuan, ketika menguburkan disunnahkan ditirai

dengan kain.

53https://islam.nu.or.id/post/read/71866/tata-cara-melaksanakan-shalat-jenazah. Diakses:

03/11/2019.

Page 53: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

54

c. Bagi mayat perempuan yang memasukkannya ke dalam kuburan

hendaklah mahramnya.

d. Letakkan mayat di lahat dalam posisi miring ke kanan dan

mukanya menghadap ke kiblat. Rapatkan ke dinding kuburan

supaya tidak bergeser dan berikan bantalan di bagian belakang

dengan gumpalan tanah agar tidak terbalik ke belakang.

e. Letakkan mayat di dalam kuburan dengan membaca do’a

صل س ة ى س ع م ه م بس س ي ه ه ع

Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah.

f. Lepaskan ikatan kain kafan di bagian kepala dan kaki mayat.

g. Setelah selesai meletakkan mayat di dalam kubur, terlebih dahulu

mayat di tutup dengan kabin (kepingan-kepingan tanah, papan)

barulah di timbun dengan tanah.

h. Di sunnahkan sebelum menimbun kuburan meletakkan tiga

genggam tanah pada bagian kepala, pinggang, dan kaki.54

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.55

Pendekatan kualitatif ini peneliti pilih agar dapat memperoleh

keterangan-keterangan yang luas dan mendalam mengenai Metode

54Nurul Arsyika, “Peningkatan Hasil Belajar..., h. 29. 55Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D, (Bandung:

Alfabeta, 2011), h. 9.

Page 54: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

55

Pembelajaran PAI Materi Perawatan Jenazah kelas XI di SMK Negeri 2

Praya Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.56

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan

informasi dalam bentuk kata-kata atau keterangan-keterangan yang tidak

memerlukan perhitungan atau analisis statistik. Pendekatan penelitian ini

merupakan strategi penulis untuk memperoleh data yang valid sesuai

dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.

Pendekatan penelitian kualitatif penulis gunakan karena dalam

penelitian ini sasaran atau objek penelitian dibatasi agar data-data yang di

cari dapat diambil sebanyak mungkin. Penelitian langsung dilakukan di

lapangan, rumusan masalah juga ditemukan di lapangan.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument

sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi

penelitian mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian

56Ibid.

Page 55: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

56

perlu digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu juga

dijelaskan kehadiran peneliti dimulai dari pengurusan surat izin

penelitian di sekolah, kemudian melakukan observasi terkait sejarah

sekolah, sarana prasarana, visi dan misi, struktur organisasi, dan keadaan

guru dan siswa di SMK Negeri 2 Praya Tengah. Kemudian lanjut

melakukan observasi proses pembelajaran di dalam kelas. Mewawancarai

guru PAI dan siswa kelas XI mengenai metode mengajar guru PAI materi

perawatan jenazah kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019.

3. Sumber Data

Sumber data atau informasi maksudnya adalah darimana data atau

informasi itu diperoleh.57 Semua data-data tersebut peneliti kumpulkan

dengan tujuan karena peneliti memiliki seperangkat penelitian untuk

memecahkan sejumlah masalah penelitian.

Dalam penelitian ini ada beberapa informasi yang menjadi sumber

penelitian di antaranya sebagai berikut:

a. Kepala sekolah SMK Negeri 2 Praya Tengah

b. Guru Pendidikan Agama Islam

c. Siswa kelas XI SMK Negeri 2 Praya Tengah

Sumber data dalam penelitian ini berposisi sebagai informan untuk

memperoleh data dan informasi dari lokasi penelitian. Peneliti

menggunakan wawancara dalam pengumpulan data, maka sumber data

57Suahrsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 172.

Page 56: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

57

tersebut informan yaitu orang merespon atau menjawab pertanyaan-

pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu

penelitian. Untuk memperoleh data maka peneliti menggunakan beberapa

metode dalam pengumpulan data. Adapun metode pengumpulan data

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.58

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa observasi

adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang

peneliti melalui proses pengamatan, pencatatan, dan pemusatan

perhatian dengan gejala yang ada objek penelitian, dan hasilnya

disusun secara sistematis baik secara langsung maupun tidak

langsung oleh peneliti.

Adapun alasan peneliti memilih observasi sebagai salah satu

teknik pengumpulan data adalah:

1. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang

atau tidak diamati oleh orang lain, khusunya guru pendidikan

58Sugiono, Metodologi Penelitian..., h. 145.

Page 57: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

58

agama islam dan siswa-siswi kelas XI di SMK Negeri 2 Praya

Tengah.

2. Dengan observasi, peneliti mampu memahami data dalam

keseluruhan situasi sekolah, jadi akan dapat diperoleh

pandangan yang holistik atau menyeluruh.

3. Melalui pengamatan langsung di lapangan, peneliti tidak hanya

mengumpulkan data, tetapi juga memperoleh kesan-kesan

pribadi, dan merasakan suasana sekolah.

Melalui metode observasi, peneliti bisa mengamati metode

mengajar guru dan hambatan dalam penerapan metode mengajar

guru di SMK Negeri 2 Praya Tengah.

b. Metode Wawancara (Interview)

Metode wawancara merupakan suatu metode atau cara yang

digunakan untuk mendapatkan jawaban dari informan dengan cara

tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara

ini informan tidak diberi kesempatan sama sekali untuk

mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya dilakukan oleh subjek

evaluasi.59

Sedangkan pengertian wawancara menurut Johnson dan

Johnson mengatakan bahwa wawancara adalah suatu inetraksi

pribadi antara pewawancara dengan yang di wawancarai di mana

pertanyaan verbal diajukan kepada mereka.

59Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2013), h. 44.

Page 58: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

59

Dari kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa

wawancara adalah pengumpulan data dengan cara berkomunikasi

antara dua orang atau lebih dengan cara tanya jawab anatara

responden dengan sumber data, akan tetapi disini yang hanya

mengajukan pertanyaan adalah pewawancara dan responden tidak

diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)

maupun dengan menggunakan telepon.

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu

peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif

jawabannya pun telah disiapkan.

2. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas

di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.60

60Sugiono, Metode Penelitian..., h. 140.

Page 59: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

60

Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara

terstruktur, di mana sebelum melakukan wawancara peneliti

telah menyiapkan berbagai hal yang ditanyakan sehingga hal-hal

yang ingin diketahui lebih terfokus.

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data-data

tentang metode mengajar guru dan apa saja hambatan dalam

penerapan metode mengajar guru PAI.

c. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan kejadian yang sudah lampau

yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, dan karya

bentuk.Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi

dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen atau data-data yang

ditemukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens

sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan

pembuktian suatu kejadian. Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti

dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber,

tetapi mereka memperoleh informan dari macam-macam sumber

tertulis atau dari dokumen yang ada.61

Dalam penelitian ini peneliti melakukan dokumentasi

dalam bentuk gambar/foto-foto hasil penelitian. Tidak hanya itu,

dokumentasi ini juga digunakan untuk mengambil data guru PAI

61Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2014), h. 148-149.

Page 60: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

61

tentang metode mengajar guru PAI dan gambaran umum SMK

Negeri 2 Praya Tengah.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti di lapangan, maka proses selanjutnya adalah menganalisis data-

data tersebut. Hal ini dilakukan agar data-data yang sudah dikumpulkan

tersusun dengan rapi dan sistematis sesuai yang di perlukan dan jika ada

kekurangan dalam pengumpulan data maka bisa terjun kembali ke

lapangan untuk melengkapi hasil penelitian.

Dalam hal analisis data kualitatif, Bodgan dalam Sugiyono

menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.62 Adapun langkah-langkah menganalisis data secara umum yaitu

sebagai berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Reduksi data

merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan

leluasaan kedalaman yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,

62Sugiono, Metode Penelitian..., h. 244.

Page 61: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

62

dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman

atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi ini, maka

wawancara peneliti berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data

yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang

signifikan.63

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antara

kategori flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang

bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.64

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Hiberman dalam Sugiyono adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

berbah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.65

63Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 88. 64Ibid, h. 95. 65Ibid, h. 99

Page 62: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

63

6. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data dapat dilakukan dengan jalan

perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi,

pengecekan sejawat, kecukupan referensial, analisis kasus negatif,

member check, uraian rinci, dan auditing.66 Keabsahan data bertujuan

untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan

yang sesungguhnya dalam kenyataan. Untuk memperoleh data mengenai

metode pembelajaran PAI materi perawatan jenazah kelas XI di SMK

Negeri 2 Praya Tengah yang valid dan obyektif serta dapat dijamin

keabsahannya, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu

singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti akan

memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan peneliti di lapangan

akan banyak menemukan fenomena atau peristiwa yang dilihat secara

langsung sehingga persepsi dan informasi tentang lokasi dan subyek

penelitian lebih utuh. Dalam perpanjangan pengamatan untuk

menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada

pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh

itu setelah di cek kembali ke lapangan benar adanya atau tidak,

berubah atau tidak. Bila setelah di cek kembali ke lapangan, data

66Ibid, h. 120.

Page 63: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

64

sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan keikutsertaan

pengamatan dapat diakhiri.67

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dalam penelitian ini bermaksud untuk

menemukan ciri-ciri yang sangat relevan dengan persoalan atau isi

yang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci. Meningkatkan ketekunan pengamatan berarti pengamatan

dilakukan dengan cara lebih cermat dan berkesinambungan sebagai

bekal untuk meningkatkan ketekunan. Ketekunan adalah cara

membaca berbagai referensi maupun hasil penelitian atau dokumen-

dokumen terkait dengan temuan yang diteliti.68

c. Triangulasi

Moleong mendefinisikan bahwa triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding

terhadap data itu, sehingga dapat memperoleh data yang dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun tujuannya dalam

penelitian adalah untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh dari

sumber lain.69

Menzim dalam Moleong membedakan empat macam triangulasi

sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

67Ibid, h. 123 68Ibid, h. 124. 69Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015),

h. 121.

Page 64: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

65

metode, penyidik, dan teori. Teknik triangulasi yang digunakan oleh

peneliti untuk memeriksa keabsahan data adalah triangulasi sumber

data dan metode.

a) Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data ini berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif.70 Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, membandingkan dengan apa yang dikatakan secara

pribadi, dan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakan setiap waktu.

b) Triangulasi Metode

Triangulasi metode menurut Patton dalam Moleong

terdapat dua strategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan, dan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber metode data

yang sama.71 Teknik triangulasi jenis ini adalah dengan jalan

memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Cara lain ialah

membandingkan hasil pekerjaan seseorang analisis dengan

analisis lainnya.

70Ibid, h. 131. 71Ibid, h. 331.

Page 65: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

66

d. Analisis Kasus Negatif

Kasus negative adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda

dengan hasil penelitian pada saat tertentu.72

e. Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan member check dapat

dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah

mendapat suatu temuan, dan atau kesimpulan.73

H. Sistematika

Berdasarkan ketentuan yang berlaku atau lazimnya, yang dipergunakan

dalam menyusun karya ilmiah ialah sistematika penulisan. Susunan

sistematika penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut:

1. Bagian awal, yang terdiri dari halaman sampul, judul.

2. Bagian utama meliputi:

Bab I : Pendahuluan, berisikan konteks penelitian, fokus kajian, tujuan

dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian,

telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Paparan dan temuan, berisikan gambaran umum SMK Negeri 2

Praya Tengah dan Pembelajaran Materi Perawatan Jenazah kelas

72Sugiyono, Memahami Penelitian..., h. 128. 73Ibid, h. 129-130.

Page 66: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

67

XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019

(Kajian Terhadap Metode Mengajar Guru)

Bab III : Pembahasan, berisi Pembelajaran Materi Perawatan Jenazah

kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019 (Kajian Terhadap Metode Mengajar Guru).

Bab VI : Penutup, berisikan kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian akhir berisikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 67: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

68

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Praya

Tengah

1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Praya Tengah

SMK Negeri 2 Praya Tengah mulai beroperasi pada tahun 2004

berdasarkan Surat keputusan Bupati Lombok Tengah Nomor : 322

Tanggal 22 Juli Tahun 2004, merupakan SMK alih fungsi dari SMP

Negeri 1 Praya Tengah (SMP PPK/Penyelenggara Program Keterampilan).

Karena sekolah ini merupakan sekolah alih fungsi sehingga sarana dan

prasarana minimal sudah ada meskipun kondisi sudah banyak yang rusak

karena umur sekolah SMP 1 Praya Tengah ini sudah cukup tua yaitu

berdiri tahun 1981.

Sejak awal berdiri pada tahun 2004, SMK Negeri 2 Praya Tengah

hanya memiliki beberapa jurusan seperti jurusan Konstruksi Kayu (KK),

Teknik Audio Video (TAV), Teknik Gambar Bangunan (TGB), Rekayasa

Perangkat Lunak (RPL) dan Otomotif. Namun seiring perkembangannya,

jurusan yang ada saat ini sudah sebanyak 11 jurusan, yaitu:

1. Bisnis Konstruksi dan Properti

2. Desain Permodelan dan Informasi Bangunan

3. Teknik Instalasi Listrik

4. Teknik Pengelasan

5. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

Page 68: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

69

6. Teknik Bisnis Sepeda Motor

7. Teknik Audio Video

8. Rekayasa Perangkat Lunak

9. Multimedia

10. Usaha Perjalanan Wisata

11. Perhotelan

Sejak berdirinya SMK Negeri 2 Praya Tengah sampai dengan

sekarang sudah 4 (empat) orang Kepala Sekolah yang memimpin lembaga

ini, yaitu:

1. Wakidi, S.Pd. periode 22 Juli 2004 s.d 31 Juli 2010;

2. Triyono Urip Raharjo, S.Pd. M.Ed. periode 31 Juli 2010 s.d 12

November 2012;

3. H. M. Sukalam, S.Pd. periode 12 November 2012 s.d 31 Januari 2013;

dan

4. Akhirman Bakri, SP., M.MPd. periode 31 Januari 2013 sampai

sekarang.74

SMK Negeri 2 Praya Tengah telah banyak mengalami perubahan

dan perkembangan mulai dari penambahan jurusan, pembangunan atau

pun penambahan ruang kelas dan sarana prasarana serta peningkatan

kualitas guru untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar.

74Dokumentasi, Buku Profil SMK Negeri 2 Praya Tengah, 05 September 2019.

Page 69: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

70

2. Letak Geografis SMK Negeri 2 Praya Tengah

SMK Negeri 2 Praya Tengah terletak di Kecamatan Praya Tengah

yang merupakan pemekaran dari kecamatan Praya, tepatnya di Jalan

Pejanggik No. 09 Praya, 1 km dari kota Praya ( Kota Kabupaten Lombok

Tengah ).

Batas-batas SMK Negeri 2 Praya Tengah:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Perumnas Praya

b. Sebelah Barat berbatasan dengan SMK Negeri 1 Praya Tengah

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan raya Pejanggik dan SMK

Negeri 1 Praya

d. Sebelah Utara berbatasan dengan persawahan/rumah penduduk.75

B. Metode Mengajar Guru PAI Materi Perawatan Jenazah Kelas XI di

SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bapak

Mahsun selaku guru pengampu pendidikan agama Islam kelas XI di SMK

Negeri 2 Praya Tengah, dimana dalam proses belajar mengajar di dalam kelas

guru melaksanakan beberapa tahap atau langkah yaitu tahap pendahuluan,

tahap inti dan tahan penutup.76

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SMK Negeri 2 Praya

Tengah, guru dalam menyampaikan materi pelajaran mengacu pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru juga memakai beberapa metode seperti metode ceramah,

75Observasi, Situasi dan Kondisi SMK Negeri 2 Praya Tengah, Selasa, 03 September 2019.

76Mahsun, Wawancara, Praya, 10 September 2019.

Page 70: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

71

metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode diskusi, dan metode

pemberian tugas.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di lapangan, dalam

pelaksanaan pembelajaran guru melakukan beberapa tahap atau langkah,

sebagaimana yang di kemukakan oleh guru meliputi:

1. Tahap Pendahuluan

Pada langkah awal dalam pertemuan proses belajar mengajar guru

membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdo’a, guru

mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk, dan kebersihan kelas),

kemudian guru melakukan appersepsi, dan melaksanakan tes awal untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dan yang akan

disampaikan.Selanjutnya guru menyampaikan materi tentang perawatan

jenazah.77

2. Tahap Inti

Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi tentang

memandikan jenazah. Dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah

dan metode diskusi, lalu guru menuliskan materi-materi yang akan di

bahas di papan tulis dan kemudian menjelaskan tentang syarat-syarat

wajib memandikan jenazah, yang berhak memandikan jenazah, dan tata

cara memandikan jenazah.

Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas atau

yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Setelah itu

77Observasi, Proses Belajar Mengajar, 12 September 2019.

Page 71: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

72

guru membagi siswa menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan lima orang. Lalu guru memerintahkan masing-masing

kelompok untuk mendiskusikan ayat al-Qur’an dan hadist yang

menerangkan pelaksanaan tata cara memandikan jenazah. Setelah siswa

selesai berdiskusi, guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan hasil yang

di dapat dari diskusi tentang pelaksanaan tata cara memandikan jenazah

dengan cara guru menyuruh salah satu perwakilan dari kelompok untuk

maju ke depan kelas dan membacakan hasil diskusi kelompoknya.

Kemudian setelah pelaksanaan diskusi selesai, di akhir pembelajaran guru

dan siswa sama-sama menyimpulkan tentang materi memandikan jenazah.

Adapun metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

materi memandikan jenazah yaitu metode ceramah dan diskusi. Dalam

penggunaan metode ceramah, ketika guru menjelaskan materi guru

terkadang menyelipkan candaan yang membuat siswa tertawa dengan

maksud agar siswa tetap fokus dan tidak bosan ketika mendengar

penjelasan guru, dan memang terlihat setelah itu suasana kelas menjadi

lebih hidup dan terlihat siswa menjadi lebih fokus mendengarkan

penjelasan dari guru. Metode ceramah peneliti anggap efektif karena

tentunya guru harus menggunakan metode ceramah untuk memudahkan

siswa memahami materi yang disampaikan. Karena metode ceramah

merupakan salah satu bentuk metode yang bersifat verbal/lisan.

Kemudian metode yang selanjutnya digunakan adalah metode

diskusi. Ketika metode ini digunakan, terlihat siswa antusias dan lebih

Page 72: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

73

aktif, mereka semua berperan dalam mendiskusikan materi dan mencari

ayat al-Qur’an dan hadist yang menerangkan pelaksanaan tata cara

memandikan jenazah. Metode ini peneliti anggap efektif karena di dalam

diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara siswa

dengan siswa lainnya terjalin, salin tukar menukar informasi, memecahkan

masalah bersama, dan terlebih lagi semuanya aktif, tidak ada yang pasif

hanya sebagai pendengar saja.78

Pada pertemuan kedua guru menyampaikan materi tentang

mengkafani jenazah. Dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah,

tanya jawab dan metode diskusi, lalu menuliskan materi-materi yang akan

di bahas di papan tulis dan kemudian menjelaskan tentang pengertian

mengkafani jenazah, tata cara mengkafani jenazah, dan hal-hal yang di

sunnahkan dalam mengkafani jenazah.

Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas atau

yang belum dipahami, lalu salah satu siswa atas nama Abdul Habib

mengangkat tangan dan bertanya masalah apabila keluarga jenazah tidak

mampu untuk membeli kain kafan lalu siapakah yang bertanggung jawab

untuk membelikannya. Kemudian terlebih dahulu guru bertanya kepada

siswa siapa yang bias menjawab pertanyaan temannya itu, namun tidak

ada siswa yang mengangkat tangan. Kemudian guru menjawab pertanyaan

Abdul Habib dengan jawaban pembelian kain kafan untuk jenazah diambil

78Observasi, Proses Belajar Mengajar, 12 September 2019.

Page 73: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

74

dari uang si mayat, apabila tidak ada maka orang yang selama ini

menghidupinya atau keluarganya, jika keluarganya tidak mampu, maka

boleh di ambilkan dari uang kas masjid atau musholla di lingkungan

tempat tinggalnya, atau kas RT/RW. Dan apabila tidak ada sama sekali,

maka wajib atas setiap muslim yang mampu untuk membelikannya. Lalu

kemudian guru bertanya kepada siswa yang bertanya apakah sudah

mengerti atau tidak, lalu siswa itu mengangguk dan menjawab sudah

mengerti.

Setelah itu guru membagi siswa menjadi enam kelompok, masing-

masing kelompok beranggotakan lima orang. Lalu guru memerintahkan

masing-masing kelompok untuk mendiskusikan tata cara mengkafani

jenazah. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru menyuruh siswa untuk

menyimpulkan hasil yang di dapat dari diskusi tentang pelaksanaan tata

cara mengkafani jenazah dengan cara guru menyuruh salah satu

perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan kelas dan membacakan

hasil diskusi kelompoknya tapi dengan perwakilan yang berbeda, siswa

yang sudah maju untuk mewakili kelompoknya di pertemuan sebelumnya

tidak boleh maju lagi, dan digantikan dengan siswa yang lain. Kemudian

setelah pelaksanaan diskusi selesai, di akhir pembelajaran guru dan siswa

sama-sama menyimpulkan tentang materi mengkafani jenazah.

Adapun metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

materi memandikan jenazah yaitu metode ceramah, tanya jawab dan

diskusi. Dalam penggunaan metode ceramah ini, ketika guru menjelaskan

Page 74: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

75

materi ada salah satu siswa yang mengantuk dan di pergoki oleh guru

sedang tidur di belakang, lalu guru membangunkan siswa tersebut dan

menyuruhnya untuk keluar dan berwudhu, kemudian siswa itu keluar dan

ketika dia kembali ke kelas guru lalu menanyakan apakah sudah berwudhu

atau tidak dan apakah masih mengantuk atau tidak, lalu siswa itu

menjawab sudah tidak mengantuk lagi. Metode ceramah peneliti anggap

efektif karena tentunya guru harus menggunakan metode ceramah untuk

memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan. Karena metode

ceramah merupakan salah satu bentuk metode yang bersifat verbal/lisan.

Kemudian metode yang digunakan adalah metode tanya jawab.

Dalam penggunaan metode tanya jawab ini, ketika guru sudah selesai

menjelaskan, lalu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas atau dipahami terkait materi yang

sudah di jelaskan. Dan memang masih ada siswa yang belum mengerti

sepenuhnya dengan penjelasan guru, kemudian guru menjawab pertanyaan

dari siswa sampai siswa tersebut mengerti. Metode ini peneliti anggap

efektif karena dengan penerapan metode tanya jawab ini bisa memudahkan

guru untuk mengetahui siswanya yang belum mengerti tentang materi

yang diajarkan, begitu pula sebaliknya siswa bisa dengan leluasa bertanya

ketika masih ada materi yang belum jelas atau di mengerti karena guru

sudah mempersilahkan mereka untuk bertanya.

Kemudian metode yang selanjutnya digunakan adalah metode

diskusi. Ketika metode ini digunakan, terlihat siswa antusias dan lebih

Page 75: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

76

aktif, mereka semua berperan dalam mendiskusikan materi tata cara

mengkafani jenazah. Metode ini peneliti anggap efektif karena di dalam

diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara siswa

dengan siswa lainnya terjalin, salin tukar menukar informasi, memecahkan

masalah bersama, dan terlebih lagi semuanya aktif, tidak ada yang pasif

hanya sebagai pendengar saja.79

Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan materi tentang

menshalati jenazah. Dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah dan

metode demonstrasi, lalu menuliskan materi-materi yang akan dibahas di

papan tulis dan kemudian menjelaskan tentang pengertian shalat jenazah,

rukun dan syarat shalat jenazah, sunnat shalat jenazah, dan tata cara shalat

jenazah.

Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas atau

yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Setelah itu

guru menyuruh siswa untuk mencari bacaan shalat jenazah. Lalu kemudian

guru menyuruh siswa secara berpasangan dengan teman sebangkunya

menghafal bacaan shalat jenazah. Selanjutnya guru menggunakan metode

demonstrasi untuk memperaktikkan tata cara shalat jenazah. Sebelum

praktik guru terlebih dahulu menyiapkan media yaitu guling yang sudah

dikafani sebelumnya, kemudian terlebih dahulu guru memperaktikkan tata

cara shalat jenazah di depan kelas dan di perhatikan oleh siswa. Setelah

79Observasi, Proses Belajar Mengajar, 19 September 2019.

Page 76: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

77

selesai, guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Ketika kelompok

pertama memperaktikkan tata cara shalat jenazah, kelompok kedua

bertugas mengamati kegiatan praktik sedangkan guru terus memandu dan

membimbing jalannya demonstrasi. Begitu juga ketika kelompok kedua

memperaktikkan tata cara shalat jenazah, kelompok pertama bertugas

mengamati kelompok kedua.

Adapun metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

materi shalat jenazah yaitu metode ceramah dan demonstrasi. Dalam

penggunaan metode ceramah, ketika guru menjelaskan materi guru

terkadang menyelipkan candaan yang membuat siswa tertawa dengan

maksud agar siswa tetap fokus dan tidak bosan ketika mendengar

penjelasan guru, dan memang terlihat setelah itu suasana kelas menjadi

lebih hidup dan terlihat siswa menjadi lebih fokus mendengarkan

penjelasan dari guru. Metode ceramah peneliti anggap efektif karena

tentunya guru harus menggunakan metode ceramah untuk memudahkan

siswa memahami materi yang disampaikan. Karena metode ceramah

merupakan salah satu bentuk metode yang bersifat verbal/lisan.

Kemudian metode yang digunakan adalah metode demonstrasi.

Dalam penggunaan metode ini, terlihat antusias dan semangat siswa dalam

memperhatikan guru ketika mempraktikkan shalat jenazah.Siswa yang

tadinya terlihat mulai bosan juga ikut antusias karena dengan adanya

media yaitu guling yang sudah di kafani menjadi daya tarik bagi siswa.

Page 77: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

78

Ada yang tertawa bahkan ada juga yang takut melihat media tersebut yang

seakan-akan mirip dengan mayat asli.

Metode ini peneliti anggap efektif karena metode ini menambah

keaktifan siswa, membuat siswa lebih cepat mengerti, karena ketika

demonstrasi perhatian siswa hanya tertuju kepada yang di demonstrasikan

sebab siswa lebih banyak mengamati proses yang sedang berlangsung

daripada hanya mendengar saja.80

Pada pertemuan keempat guru menyampaikan materi tentang

mengubur jenazah. Dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah dan

metode diskusi, lalu menuliskan materi-materi yang akan di bahas di

papan tulis dan kemudian menjelaskan tentang tata cara shalat

menguburkan jenazah.

Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas atau

yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Kemudian

guru membagi lagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing

kelompok beranggotakan lima orang dan enam orang, karena ada dua

siswa yang tidak masuk. Lalu guru memerintahkan masing-masing

kelompok untuk mendiskusikan tata cara menguburkan jenazah. Setelah

siswa selesai berdiskusi dengan kelompok masing-masing, guru menyuruh

siswa untuk menyimpulkan hasil yang di dapat dari diskusi tentang tata cara

menguburkan jenazah dengan cara guru menyuruh salah satu perwakilan

80Observasi, Proses Belajar Mengajar, 26 September 2019.

Page 78: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

79

dari kelompok untuk maju ke depan kelas dan membacakan hasil diskusi

kelompoknya tapi dengan perwakilan yang berbeda, siswa yang sudah

maju untuk mewakili kelompoknya di pertemuan sebelumnya tidak boleh

maju lagi, dan di gantikan dengan siswa lain yang belum maju. Kemudian

setelah pelaksanaan diskusi selesai, di akhir pembelajaran guru dan siswa

sama-sama menyimpulkan tentang materi yang sudah di terima.

Adapun metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

materi menguburkan jenazah yaitu metode ceramah dan diskusi. Dalam

penggunaan metode ceramah, ketika guru menjelaskan materi guru

terkadang menyelipkan candaan yang membuat siswa tertawa dengan

maksud agar siswa tetap fokus dan tidak bosan ketika mendengar

penjelasan guru, namun masih terlihat siswa yang duduk di belakang sibuk

dengan kegiatannya sendiri, dan ada juga yang terlihat mengantuk. Metode

ceramah peneliti anggap efektif karena tentunya guru harus menggunakan

metode ceramah untuk memudahkan siswa memahami materi yang

disampaikan. Karena metode ceramah merupakan salah satu bentuk

metode yang bersifat verbal/lisan.

Kemudian metode yang selanjutnya digunakan adalah metode

diskusi. Ketika metode ini digunakan, terlihat siswa antusias dan lebih

aktif, mereka semua berperan dalam mendiskusikan materi tata cara

menguburkan jenazah. Siswa yang tadinya terlihat lesu dan mengantuk

terlihat lebih aktif. Metode ini peneliti anggap efektif karena di dalam

diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara siswa

Page 79: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

80

dengan siswa lainnya terjalin, salin tukar menukar informasi, memecahkan

masalah bersama, dan terlebih lagi semuanya aktif, tidak ada yang pasif

hanya sebagai pendengar saja.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru juga menerapkan

metode pemberian tugas yang berfungsi untuk mengevaluasi sejauh mana

kemampuan siswa dalam memahami dan mengingat materi yang telah

diberikan, dan juga menjadikan siswa aktif dalam belajar. Karena dengan

adanya pemberian tugas siswa akan berusaha semampunya untuk mencari

jawaban atas apa yang di tugaskan oleh guru. Dalam pelaksanaan metode

ini, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi-materi

yang sudah diberikan atau yang sudah di pelajari.81

3. Tahap Penutup

Pada kegiatan akhir guru melaksanakan penilaian dan refleksi

dengan cara siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

lontarkan oleh guru secara lisan serta penguatan terhadap materi yang

telah disampaikan, merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan

memberikan tugas baik secara individu maupun kelompok, kemudian guru

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Lanjut diungkapkan oleh siswa-siswa kelas XI SMK Negeri 2 Praya

Tengah terkait metode mengajar guru PAI, antara lain:

Wendi Agus Pranata siswa kelas XI SMK Negeri 2 Praya Tengah

mengungkapkan:

81Observasi, Proses Belajar Mengajar, 03 Oktober 2019.

Page 80: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

81

Saya senang dengan pelajaran PAI karena gurunya sangat lucu dan sering bercanda, dan cara mengajarnya berbeda dengan guru lain, karena cara mengajarnya membuat susana kelas menjadi hidup dan cara mengajarnya tidak monoton selalu menjelaskan materi saja, terkadang beliau bertanya kepada kami tentang materi yang sudah beliau jelaskan dan menyuruh kami untuk menyimpulkan materi tersebut. Cara mengajarnya itu membuat kami menjadi senang dan membuat kami menjadi tidak mengantuk.82

Arta Aditia Wardana siswa kelas XI SMK Negeri 2 Praya Tengah

mengungkapkan:

Saya senang diajar oleh pak Mahsun, karena cara mengajarnya sangat seru dan mudah untuk dimengerti. Saat belajar kami juga tidak mengantuk sebab pak Mahsun tidak hanya menjelaskan materi, beliau juga menyuruh kami berdiskusi terkait materi dan ketika ada materi yang tidak kami mengerti maka kami bertanya dan pak Mahsun memberikan jawaban dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti.83

Muhammad Usman siswa kelas XI SMK Negeri 2 Praya Tengah

mengungkapkan:

Saya sangat suka dengan cara mengajar pak Mahsun, karena cara beliau menyampaikan materi mudah untuk di mengerti sehingga kami mudah untuk meyerap materi yang disampaikan. Disamping itu, beliau memiliki cara-cara tersendiri dalam menyampaikan materi dengan tidak terfokus dengan satu metode saja, beliau juga membimbing sesuai materi yang di ajarkan dan selalu memotivasi kami, dan cara mengajarnya saya sangat tertarik.84

Terlihat dari observasi yang peneliti lakukan di lapangan terkait metode

mengajar guru pendidikan agama Islam dalam pembelajaran materi perawatan

jenazah di SMK Negeri 2 Praya Tengah, dalamsemua metode yang diterapkan

82Wendi Agus Pranata, Wawancara, Ruang Kelas, 03 Oktober 2019. 83Arta Aditia Wardana, Wawancara, Ruang Kelas, 03 Oktober 2019. 84Muhammad Usman, Wawancara, Ruang Kelas, 03 Oktober 2019.

Page 81: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

82

oleh guru, metode yang paling dominan digunakan adalah metode ceramah,

namun walupun demikian dalam proses belajar mengajar terlihat antusias dan

semangat siswa pada saat belajar dengan memperhatikan guru ketika

menjelaskan materi, dan keaktifan siswa juga terlihat ketika ada siswa yang

bertanya mengenai materi yang belum jelas. Disini bisa dilihat interaksi antara

guru dengan siswa, dan suasana kelas juga terlihat hidup karena tidak hanya

guru saja yang berbicara akan tetapi siswa juga aktif pada saat proses belajar

mengajar berlangsung.85

C. Hambatan dalam Penerapan Metode Mengajar Guru PAI Materi

Perawatan Jenazah Kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019

Sebagai seorang pendidik tentu menginginkan hasil yang terbaik dalam

proses belajar mengajar. Namun untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan

tidak jarang pendidik harus dihadapkan dengan beberapa hambatan selama

pelaksanaannya, begitu juga dengan guru mata pelajaran pendidikan agama

Islam di SMK Negeri 2 Praya Tengah.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, diungkapkan oleh bapak

Mahsun selaku guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2

Praya Tengah dimana beliau mengungkapkan bahwa ada bermacam-macam

jenis hambatan yang dihadapi dalam menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi ketika proses belajar mengajar seperti sarana dan prasarana yang

kurang memadai, siswa yang susah di atur, tidak mendengarkan penjelasan

85Observasi,Proses Belajar Mengajar, 03 Oktober 2019.

Page 82: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

83

guru, siswa yang mulai mengantuk, siswa yang susah menangkap pelajaran,

siswa yang sibuk sendiri, siswa yang main-main dengan teman sebangkunya,

bahkan ada juga siswa yang tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan.

Hal-hal seperti inilah yang membuat pembelajaran kurang efektif.86

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Mahsun, ada dua

faktor yang menjadi penghambat dalam penerapan metode mengajar guru

antara lain:

1. Sarana dan Prasarana

Faktor pertama yang menjadi penghambat dalam penerapan

metode belajar guru ialah kurangnya fasilitas yang disediakan oleh

sekolah. Ketika pembelajaran perawatan jenazah, guru membutuhkan alat

peraga seperti boneka, namun alat peraga tersebut belum tersedia sehingga

guru berinisiatif untuk membuat sendiri alat peraga yang dibuat dari guling

yang kemudian dikafani. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran

tidak berjalan dengan efektif, karena ketika guru akan memperaktikkan

bagaimana tata cara memandikan jenazah guru kesulitan untuk

memperaktikkannya karena alat peraga yang kurang mendukung, sehingga

guru hanya memperaktikkan tata cara shalat jenazah saja.

2. Peserta didik

Faktor kedua yang menjadi penghambat dalam penerapan metode

belajar guru adalah peserta didik antara lain seperti siswa yang susah di

atur, tidak mendengarkan penjelasan guru, siswa yang mulai mengantuk,

86Mahsun, Wawancara, Praya, 10 September 2019.

Page 83: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

84

siswa yang susah menangkap pelajaran, siswa yang sibuk sendiri, siswa

yang main-main dengan teman sebangkunya, bahkan ada juga siswa yang

tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan.

3. Latar belakang pendidikan

Faktor lainnya yang menjadi penghambat adalah adanya

kesenjangan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam menerima

materi pelajaran, karena tidak semua siswa berasal dari alumni MTs, tetapi

juga ada alumni SMP sehingga tingkat kemampuan dalam meneriman

materi pelajaran tidak sama.

4. Orang tua

Faktor ini mencakup faktor keluarga seperti cara orang tua

medidik, perhatian yang diberika orang tua, suasana rumah apakah

nyaman atau tidak, keadaan ekonomi keluarga apakah korban broken

home atau tidak, atau bahkan memiliki orang tua namun di tinggal bekerja

sehingga perhatian dari orang tua sangat minim.

5. Lingkungan

Faktor ini mencakup faktor lingkungan masyarakat seperti siapa

temannya bergaul, bagaimana kesehariannya di masyarakat, bagaimana

keadaan lingkungan tempat tinggal, dan bagaimana bentuk kehidupan

masyarakat sekitarnya.

Dari hasil observasi terlihat bahwa sejauh ini guru pendidikan agama

Islam sudah menerapkan berbagai macam metode dalam pembelajaran.

Metode-metode tersebut yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya

Page 84: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

85

jawab, metode demonstrasi, dan metode pemberian tugas. Hal tersebut

dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal dan siswa

menjadi lebih aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dari

pelaksanaan metode bervariasi yang sudah dilakukan oleh guru pendidikan

agama Islam dapat terlihat adanya suatu perubahan dimana siswa menjadi

lebih aktif. Dari upaya yang sudah dilakukan, guru pendidikan agama Islam

sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat proses belajar mengajar

menjadi lebih efektif serta mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dalam proses belajar mengajar, guru pendidikan agama Islam selain

memberikan motivasi juga selalu memberikan bimbingan kepada siswa

dengan selalu menanamkan sifat akhlakul karimah dengan bagaimana sikap

terhadap guru, orang tua, teman sebaya dan masyarakat.87

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru

pendidikan agama Islam dalam menerapkan berbagai macam metode

pembelajaran sangat memberikan pengaruh besar terhadap siswa dalam proses

belajar mengajar, karena dengan pelaksanaan metode bervariasi dalam proses

belajar mengajar tersebut sedikit tidak rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran

menjadi lebih tinggi dan siswa lebih mudah dalam memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Meskipun masih ada hambatan-hambatan yang harus

dihadapi oleh guru.

87Observasi,Proses Belajar Mengajar, 03 Oktober 2019.

Page 85: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

86

BAB III

PEMBAHASAN

A. Metode Mengajar Guru PAI Materi Perawatan Jenazah Kelas XI di

SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019

Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab agar proses

belajar mengajar berjalan sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Dalam

kegiatan belajar mengajar perlu adanya metode pembelajaran yang bervariasi

agar proses belajar mengajar tidak membosankan. Dengan menggunakan

berbagai macam metode akan terlihat lebih efektif dan hal itu akan membuat

siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi yang diterima, sehingga

siswa tentunya akan senang dan menikmati suasana kelas yang nyaman dan

hidup karena interaksi yang baik antara guru dan siswa.

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur

manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran. Guru dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar bergairah

bagi siswa. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru

gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik

dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah

bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang

ikut andil bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir

Page 86: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

87

yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tapi nyata, dan memang betul-

betul dipikirkan oleh seorang guru.88

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan

yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar

mengajar. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan

dengan kondisi dan suasana kelas.Jumlah anak mempengaruhi penggunaan

metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan

metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas

dan dapat di ukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menetukan metode

yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah

dirumuskan.89

Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena

mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan kelemahannya.

Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar

mengajar yang membosankan bagi siswa. Proses pembelajaran tampak kaku,

siswa terlihat kurang bergairah belajar, kejenuhan dan kemalasan

menyelimuti kegiatan belajar siswa. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan

bagi guru dan siswa. Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode

yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi

ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan dapat menunjang

88Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., h. 72. 89Ibid, h. 73.

Page 87: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

88

kegiatan belajar mengajar. Sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif

untuk mencapai tujuan pengajaran.90

Pada dasarnya orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam

hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak

menyenangkan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar, bila guru

dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan

membosankan, perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan akibatnya tujuan

pembelajaran tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan adanya variasi

dalam mengajar.91

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, sejauh ini terlihat bahwa

guru pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Praya Tengah sudah

menerapkan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran. Metode-

metode tersebut sesuai dengan temuan yang peneliti amati di lapangan yaitu

sebagai berikut:

No Materi Metode Yang Digunakan

1. Memandikan jenazah Metode ceramah dan diskusi

2. Mengkafani jenazah Metode ceramah, tanya jawab dan

diskusi

3. Menshalati jenazah Metode ceramah dan demonstrasi

4. Menguburkan jenazah Metode ceramah, diskusi dan

pemberian tugas.

90Ibid, h. 73. 91Ibid, h. 160.

Page 88: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

89

Terkait temuan penelitian sebagaimana yang terdapat pada tabel di atas,

maka dapat dikatakan bahwa pertama, jika mengacu kepada RPP yang

digunakan oleh guru untuk mengajar maka dapat dikatakan bahwa guru

belum menerapkan seluruh metode tersebut dengan benar, karena di dalam

RPP tidak tercantum metode yang digunakan. Kedua, ketika ditinjau dari

kecocokan materi dengan metode yang digunakan oleh guru maka dapat

dikatakan bahwa metode yang digunakan oleh guru PAI tersebut kurang tepat

karena seharusnya mata pelajaran fiqih selain terdiri dari konsep juga lebih

menekankan pada praktik. Selain itu, kurikulum 2013 sudah menentukan

bahwa aspek koginitif, afektif, dan psikomotorik harus diberikan secara

seimbang dan proporsional. Sementara yang terjadi di lapangan, metode

mengajar yang digunakan oleh guru lebih dominan memakai metode ceramah

untuk mengajar semua materi, dan metode demonstrasi guru gunakan hanya

pada materi shalat jenazah.

B. Hambatan dalam Penerapan Metode Mengajar Guru PAI Materi

Perawatan Jenazah Kelas XI di SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019

Dalam mencapai suatu tujuan pendidikan tidak bisa berjalan mulus

begitu saja. Tidak jarang seorang pendidik harus menghadapi berbagai macam

hambatan selama proses belajar mengajar berlangsung. Setiap peserta didik

memiliki karakter yang berbeda-beda. Minat, bakat, latar belakang keluarga,

latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan yang dimiliki membuat mereka

berbeda. Meskipun guru sudah menerapkan metode yang bervariasi dalam

Page 89: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

90

proses pembelajaran, akan tetapi masih terdapat hambatan-hambatan yang

harus dihadapi. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan guru mata

pelajaran pendidikan agama Islam yang mengatakan bahwa semangat siswa

dalam mengikuti pelajaran memang besar, namun tidak dipungkiri bahwa

masih ada beberapa orang siswa yang masih merasa malas.

Seseorang yang menginginkan suatu keberhasilan dalam

mengembangkan strategi mengajarnya maka haruslah ia berupaya untuk

memperluas metode, teknik mengajarnya dengan baik, dalam proses

pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar adalah

salah satu faktor yang tidak bisa di abaikan karena bila seseorang mengajar

tanpa memiliki metode atau teknik yang dapat menarik minat siswa maka

tidak akan membuahkan sebuah hasil. Namun tidak jarang terjadi, minat

belajar akan kurang atau tidak membawa suatu hasil yang diharapkan apabila

metode yang di terapkan oleh guru tidak relevan dengan situasi dan kondisi

yang ada. Sesungguhnya metode mengajar itu juga mempengaruhi minat

siswa, kegairahan belajar ada dalam diri seseorang, tetapi terkadang iabisa

hilang dan terkadang pula ia bisa timbul dan berkembang.92

Dari observasi yang peneliti lakukan terlihat beberapa faktor yang

menghambat metode mengajar guru pendidikan agama Islam selama proses

belajar mengajar berlangsung, seperti sarana dan prasarana yang kurang

memadai, kurangnya minat belajar siswa, siswa yang susah di atur, tidak

mendengarkan penjelasan guru, siswa yang mulai mengantuk, siswa yang

92Andi Abd. Muis dan Arifuddin, Metode Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, (Parepare: Lembaga Penerbitan Universitas Muhammadiyah Parepare, 2018), h. 97.

Page 90: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

91

susah menangkap pelajaran, siswa yang sibuk sendiri, siswa yang main-main

dengan teman sebangkunya, bahkan ada juga siswa yang tidak mengerjakan

tugas yang sudah diberikan, dan kurangnya kesadaran siswa terhadap

pentingnya materi yang diajarkan.

Faktor lainnya yang menjadi penghambat adalah adanya kesenjangan

kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam menerima materi

pelajaran, karena tidak semua siswa berasal dari alumni MTs, tetapi juga ada

alumni SMP sehingga tingkat kemampuan dalam meneriman materi pelajaran

tidak sama.

Kemudian faktor orang tua dan lingkungan seperti seperti cara orang

tua medidik, perhatian yang diberika orang tua, suasana rumah apakah

nyaman atau tidak, keadaan ekonomi keluarga apakah korban broken home

atau tidak, atau bahkan memiliki orang tua namun di tinggal bekerja sehingga

perhatian dari orang tua sangat minim. Faktor lingkungan masyarakat seperti

siapa temannya bergaul, bagaimana kesehariannya di masyarakat, bagaimana

keadaan lingkungan tempat tinggal, dan bagaimana bentuk kehidupan

masyarakat sekitarnya.

Banyaknya hambatan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar

terutama dalam penerapan metode mengajar guru dalam proses pembelajaran

antara lain sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurangnya minat

belajar siswa, kurangnya kesadaran siswa terhadap pentingnya materi yang

diajarkan, siswa yang susah di atur, tidak mendengarkan penjelasan guru,

siswa yang mulai mengantuk, siswa yang susah menangkap pelajaran, siswa

Page 91: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

92

yang sibuk sendiri, siswa yang main-main dengan teman sebangkunya, bahkan

ada juga siswa yang tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan.

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa guru hendaknya menggunakan

metode yang bervariasi dalam mengajar, hal tersebut bertujuan agar siswa

termotivasi untuk terus belajar. Meskipun nantinya dapat diketahui bahwa

motivasi yang dari dalam diri siswa merupakan hal yang lebih penting di

bandingkan dengan motivasi yang timbul dari luar. Namun peranan guru

dalam memotivasi siswa dalam belajar tetap diperlukan. Setiap sesuatu pasti

ada faktor penghambatnya, tidak terkecuali pada penerapan metode bervariasi,

akan tetapi jika guru dapat menerapkan metode bervariasi dengan tepat dan

benar maka akan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa.

Page 92: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

93

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Metode mengajar guru PAI di SMK Negeri 2 Praya Tengah dalam

pembelajaran materi perawatan jenazah dilakukan dengan cara

menerapkan metode yang bervariasi. jika mengacu kepada RPP yang

digunakan oleh guru untuk mengajar maka dapat dikatakan bahwa guru

belum menerapkan seluruh metode tersebut dengan benar, karena di

dalam RPP tidak tercantum metode yang digunakan. Ketika ditinjau dari

kecocokan materi dengan metode yang digunakan oleh guru maka dapat

dikatakan bahwa metode yang digunakan oleh guru PAI tersebut kurang

tepat karena seharusnya mata pelajaran fiqih selain terdiri dari konsep

juga lebih menekankan pada praktik. Selain itu, kurikulum 2013 sudah

menentukan bahwa aspek koginitif, afektif, dan psikomotorik harus

diberikan secara seimbang dan proporsional. Sementara yang terjadi di

lapangan, metode mengajar yang digunakan oleh guru lebih dominan

memakai metode ceramah untuk mengajar semua materi, dan metode

demonstrasi guru gunakan hanya pada materi shalat jenazah.

2. Hambatan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar terutama dalam

penerapan metode mengajar guru dalam proses pembelajaran antara lain

sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurangnya minat belajar

siswa, kurangnya kesadaran siswa terhadap pentingnya materi yang

diajarkan, siswa yang susah di atur, tidak mendengarkan penjelasan guru,

Page 93: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

94

siswa yang mulai mengantuk, siswa yang susah menangkap pelajaran,

siswa yang sibuk sendiri, siswa yang main-main dengan teman

sebangkunya, bahkan ada juga siswa yang tidak mengerjakan tugas yang

sudah diberikan, adanya kesenjangan kemampuan yang dimiliki oleh

peserta didik dalam menerima materi pelajaran, karena tidak semua siswa

berasal dari alumni MTs, tetapi juga ada alumni SMP sehingga tingkat

kemampuan dalam meneriman materi pelajaran tidak sama. Kemudian

faktor orang tua dan lingkungan seperti seperti cara orang tua medidik,

perhatian yang diberika orang tua, suasana rumah apakah nyaman atau

tidak, keadaan ekonomi keluarga apakah korban broken home atau tidak,

atau bahkan memiliki orang tua namun di tinggal bekerja sehingga

perhatian dari orang tua sangat minim. Faktor lingkungan masyarakat

seperti siapa temannya bergaul, bagaimana kesehariannya di masyarakat,

bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggal, dan bagaimana bentuk

kehidupan masyarakat sekitarnya.

B. Saran

1. Kepada kepala sekolah untuk lebih memperhatikan masalah yang

masih ada di sekolah dan menekankan penerapan metode bervariasi

kepada semua guru dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

minat dan motivasi siswa dalam belajar dan supaya mendapatkan hasil

yang maksimal.

2. Diharapkan kepada guru pendidikan agama Islam agar lebih

ditingkatkan dalam menggunakan berbagai macam metode

Page 94: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

95

pembelajaran dan mencari sebanyak mungkin referensi yang dapat

mendukung proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku dengan

beberapa jenis metode saja.

3. Kepada semua siswa diharapkan lebih serius dalam memperhatikan

pelajaran yang disampaikan oleh guru dan lebih aktif lagi sehingga

diperoleh hasil pelajaran yang memuaskan.

4. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperluas bahan yang dikaji.

Page 95: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

96

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana, 2013.

Djaman Sataro, Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,

2014. E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian

Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM.

Jakarta: Bumi Aksara, 2015. Iskandar Agung, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta:

Bestari Buana Murni, 2010.

Khaeruddin, “Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Sinjai Borong Kabupaten Sinjai”. Tesis, Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Makassar, 2012.

Mar’atul Lutfiyah, “Peranan Kreativitas Pendidikan Dalam Mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Konteks Masa Kini”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim, Progress-Volume 5, No. 2, Desember 2017.

Masnona, “Kreativitas Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil

Belajar Peserta Didik Di SDN 49 Karang Anyar Gedong Tataan”. Tesis, Pps IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017.

Middya Boty & Ari Handoyo, “Hubungan Kreativitas Dengan Hasil Belajar

Siswa Kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di MI Ma’had Islamy Palembang”. JIP: Jurnal Ilmiah PGMI, Volume 4, Nomor 1, Juni 2018.

Muhammad Jufni, Djailani, AR, Sakdiah Ibrahim, “Kreativitas Guru PAI Dalam

Pengembangan Bahan Ajar Di Madrasah Aliyah Jeumala Amal Lueng Putu”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Volume 3, No. 4, November 2015.

Nizwati Wulandari, “Peran Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Penerapan Metode Mengajar Bervariasi Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 5 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2015.

Page 96: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

97

Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Reflika Aditama, 2007.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013. Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional,

1993. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta, 2014. Syarifah Musanna, “Kreativitas Guru Dalam Penggunaan Metode Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri Se-Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Media Inovasi Edukasi, Vol. 01. NO. 01 April 2015.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 2002. Yohana, “Pengaruh Kreativitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Fiqih di Kelas VII MTs Negeri 1 Mataram Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2007.

Zaenal Arif Pujiwantoro, “Kreativitas Guru Dalam Penggunaan Media

Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Rumpun Pendidikan Agama Islam Di MI Negeri Watuagung Tambak Banyumas”. Jurnal Tawadhu. Vol. 2, Nomor 2, 2018. h. 642-644.

https://idtesis.com. Diakses: 10/04/2019.

Page 97: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

98

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Identitas Sekolah : SMK Negeri 2 Praya Tengah

Identitas Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas / Semester : XI / Genap

Materi Pokok : Pelaksanaan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah

Alokasi Waktu : 12 x 45 menit

Kompetensi Inti (KI):

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

Page 98: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

99

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar dan Indikator:

No Kompetensi Dasar

Indikator

1.4

Menerapkan ketentuan

syariat Islam dalam

penyelenggaraan jenazah

3.9 Memahami pelaksanaan

tatacara penyelenggaraan

jenazah.

3.9.1. Siswa mampu menjelaskan

penyelengaraan jenazah

tentang memandikan

dengan baik dan benar

3.9.2. Siswa mampu menjelaskan

penyelengaraan jenazah

tentang mengafani dengan

baik dan benar

3.9.3. Siswa mampu menjelaskan

penyelengaraan jenazah

tentang meyalatkan dengan

baik dan benar

3.9.4. Siswa mampu menjelaskan

Page 99: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

100

penyelengaraan jenazah

tentang menguburkan

dengan baik dan benar

3.9.5. Siswa mampu menjelaskan

Ayat Al-Quran dan Al-

Hadis yang berkaitan

dengan tatacara

penyelengaaraan

jenazah/takziah dengan

baik dan benar

3.9.6. Siswa mampu menjelaskan

hikamh pelajaran dari

sebuah kematian dengan

baik dan benar

4.11 Memperagakan tatacara

penyelenggaraan jenazah.

4.11.1. Siswa mampu

memperagakanpenyeleng

araan jenazah tentang

memandikan dengan baik

dan benar

4.11.2. Siswa mampu

memperagakanpenyeleng

araan jenazah tentang

mengafani dengan baik

dan benar

4.11.3. Siswa mampu

memperagakanpenyeleng

araan jenazah tentang

mensalatkan dengan baik

dan benar

4.11.4. Siswa mampu

memperagakanpenyeleng

Page 100: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

101

araan jenazah tentang

menguburkan dengan

baik dan benar

A. Materi Pembelajaran:

A. Perawatan Jenazah

Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal dunia, ada

beberapa hal yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah oleh

keluarganya, yaitu: memandikan, mengafani, menyalati dan

menguburnya. Namun, sebelum mayat itu dimandikan, ada beberapa

hal yang arus diperhatikan terhadap kondisi jenazah, yaitu seperti

berikut :

1. Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Swt.

atas segala dosanya.

2. Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan

agar tidak kelihatan auratnya.

3. Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.

4. Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium

si mayat.

B. Memandikan Jenazah

Syarat-syarat wajib memandikan jenazah

a. Jenazah itu orang Islam. Apa pun aliran, mazhab, ras, suku, dan

profesinya.

b. Didapati tubuhnya walaupun sedikit.

c. Bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela agama

Islam seperti yang terjadi pada masa Nabi Muhammad saw.).

Page 101: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

102

2. Yang berhak memandikan jenazah

a. Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah

laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-

laki, kecuali istri dan mahram-nya.

b. Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh

perempuan pula, laki-laki tidak boleh memandikan kecuali

suami atau mahram-nya.

c. Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-

nya ada semua, suami lebih berhak untuk memandikan istrinya.

d. Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-

nya ada semua, istri lebih berhak untuk memandikan suaminya.

Kalau mayat anak laki-laki masih kecil, perempuan boleh

memandikannya.Begitu juga kalau mayat anak perempuan masih kecil,

laki-laki boleh memandikannya.

Berikut ini tata cara memandikan jenazah.

a. Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang

memandikan dan yang mengurusnya saja.

b. Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan.

c. Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak

terbuka.

d. Mayat didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu

perutnya sambil ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar,

lantas dibersihkan dengan tangan kirinya, dianjurkan mengenakan

sarung tangan. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar

tidak terganggu bau kotoran si mayat.

e. Setelah itu hendaklah mengganti sarung tangan untuk

membersihkan mulut dan gigi si mayat.

f. Membersihkan semua kotoran dan najis.

g. Mewudhukan, setelah itu membasuh seluruh badannya.

Page 102: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

103

h. Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali. Air untuk

memandikan mayat sebaiknya dingin. Kecuali udara sangat dingin

atau terdapat kotoran yang sulit dihilangkan, boleh menggunakan

air hangat.

C. Mengafani Jenazah

Pembelian kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri.Apabila

tidak ada, orang yang selama ini menghidupinya yang membelikan kain

kafan. Jika ia tidak mampu, boleh diambilkan dari uang kas masjid, atau

kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah. Apabila tidak ada sama sekali,

wajib atas orang muslim yang mampu untuk membiayainya.

Kain kafan paling tidak satu lapis. Sebaiknya tiga lapis bagi mayat laki-

laki

dan lima lapis bagi mayat perempuan. Setiap satu lapis di antaranya

merupakan

kain basahan. Abu Salamah ra.menceritakan, bahwa ia pernah bertanya

kepada

‘Aisyah ra.“Berapa lapiskah kain kafan Rasulullah saw.?” “Tiga lapis

kain

putih,” jawab Aisyah. (HR. Muslim).

Cara membungkusnya adalah hamparkan kain kafan helai demi helai

dengan menaburkan kapur barus pada tiap lapisnya.Kemudian, si mayat

diletakkan di atasnya.Kedua tangannya dilipat di atas dada dengan tangan

kanan di atas tangan kiri.Mengafaninya pun tidak boleh asal-

asalan.“Apabila kalian mengafani mayat saudara kalian, kafanilah

sebaik-baiknya.”

(HR. Muslim dari Jabir Abdullah ra.)

D. Menyalati Jenazah

Page 103: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

104

Orang yang meninggal dunia dalam keadaan Islam berhak untuk di-

alatkan.

Sabda Rasulullah saw. “ alatkanlah orang-orang yang telah

mati.”(HR. Ibnu Majah). “Salatkanlah olehmu orang-orang yang

mengucapkan: “Lailaaha Illallah.” (HR. Daruquṭni). Dengan

demikian, jelaslah bahwa orang yang berhak diṡalati ialah orang yang

meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada Allah Swt. Adapun

orang yang telah murtad dilarang untuk diṡalati.

Untuk bisa diṡalati, keadaan si mayat haruslah:

1. suci, baik suci badan, tempat, dan pakaian.

2. sudah dimandikan dan dikafani.

3. jenazah sudah berada di depan orang yang menyalatkan atau sebelah

kiblat

Tata cara pelaksanaan alat jenazah adalah sebagai berikut.

1. Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki,

hendaknya imam berdiri menghadap dekat kepala mayat. Jika

mayat wanita, imam menghadap dekat perutnya.

2. Letak imam paling muka diikuti oleh para makmum. Jika yang

menyalati sedikit, usahakan dibuat 3 baris/ af.

3. Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan

ṡalat jenazah dengan empat takbir.

Niat tersebut jika dilafalkan sebagai berikut:

Page 104: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

105

Artinya: “Aku berniat alat atas jenazah ini empat takbir fardu

kifayah sebagai makmum karena Allah ta’ala.”

4. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir

pertama itu selanjutnya membaca surat al-Fātihah.

5. Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi

Muhammad saw.

6. Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah.

Bacaan doa bagi jenazah adalah sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia,

sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.”

7. Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa

sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami

penghalang dari mendapatkan pahalanya dan janganlah

Page 105: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

106

engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami

dan dia.” (HR Hakim)

8. Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Catatan:

Do’a yang dibaca setelah takbir ketiga dan keempat disesuaikan dengan

jenis kelamin jenazahnya.

1. Apabila jenazahnya wanita, damir/kata ganti hu ( ) diganti dengan

kata ha ( ).

2. Apabila jenazahnya dua orang, damir/kata ganti hu ( ) diganti

dengan huma ( ).

3. Apabila jenazahnya banyak, maka damir/kata ganti hu ( ) diganti

dengan untuk laki-laki atau untuk perempuan.

E. Mengubur Jenazah

Perihal mengubur jenazah ada beberapa penjelasan sebagai berikut :

1. Rasulullah saw. menganjurkan agar jenazah segera dikuburkan,

sesuai sabdanya:

Arti ya: dari A u Hurairah ra. Dari Na i Muha ad saw.

ersa da:“egeraka lah e gu urka je azah.... H.R. Bukhari

Muslim)

Page 106: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

107

2. Sebaiknya menguburkan jenazah pada siang hari. Mengubur

mayat pada malam hari diperbolehkan apabila dalam keadaan

terpaksa seperti karena bau yang sangat menyengat meskipun sudah

diberi wangi-wangian, atau karena sesuatu hal lain yang harus

disegerakan untuk dikubur.

3. Anjuran meluaskan lubang kubur. Rasulullah saw. pernah

mengantar jenazah sampai di kuburnya. Lalu, beliau duduk di tepi

lu a g ku ur, da ersa da, Luaska lah pada agia kepala, da

luaskan juga pada bagian kakinya. Ada beberapa kurma baginya di

surga. HR. Ah ad da A u Dawud

4. Boleh menguburkan dua tiga jenazah dalam satu liang kubur. Hal

itu dilakukan sewaktu

usai pera g Uhud. Rasulullah saw. ersa da, Galilah

dandalamkanlah. Baguskanlahdan masukkanlah dua atautiga orang di

dalam satuliang kubur. Dahulukanlah(masukkan lebih dulu)

orangyang paling banyak hafal al-Qur’ã . HR. Nasai da Tir idzi

dari Hisyam bin Amir ra.)

5. Bacaan meletakkan mayat dalam kubur. Apabila meletakkan

mayat dalam kubur, Rasulullah saw. membaca:

Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah.

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. membaca:

Page 107: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

108

Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah dan atas

a asu ah Rasulullah. HR. Li a ahli hadis, ke uali Nasai da

IbnuUmar ra.)

6. Larangan memperindah kuburan. Jabir ra. menerangkan,

Rasulullah saw. elara g e ge at ku ura , duduk, da e uat

a gu a di atas ya. HR. Muslim)

7. Sebelum dikubur, ahli waris atau keluarga hendaklah bersedia

menjadi penjamin atau menyelesaikan atas hutang-hutang si mayat

jika ada, baik dari harta yang ditinggalkannya atau dari sumbangan

keluarga ya. Na i Muha ad saw. ersa da: Diri ora g u’ i itu

tergantung (tidak sampai ke hadirat Tuhan), karena hutangnya,

sa pai di ayar dahulu uta g ya itu oleh keluarga ya . HR. Ah ad

dan Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.)

F. Ta’ziyyah (Melayat)

Ta’ziyyah atau elayat adalah e gu ju gi ora g ya g

sedangtertimpa musibah kematian salah

seorang keluarganya dalamrangka menghibur atau memberisemangat.

Para u’azziy³ ora g

laki-laki yang ber-ta’ziyyah atau u’azziyāt ora g pere pua ya g er-

ta’ziyyah he dak ya

memberikan dorongan kekuatanmental atau menasihati agar orangyang

tertimpa musibah tetap

sabar dan tabah menghadapi musibah ini. Umayah ra.mengatakan

bahwa anakperempuan Rasulullah saw. menyuruh seseorang untuk

memanggil dan memberitahu beliau bahwa anaknya dalam keadaan

hampir mati. Lalu, beliau bersabda, Ke alilah e gkau kepada ya.

Katakan bahwa segala yang diambil dan yangdiberikan, bahkan apa pun

yang ada di hadapan kita kepunyaan Allah. Dialahyang menentukan

Page 108: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

109

ajal ya, aka suruhlah ia sa ar da tu duk kepada peri tah. HR.

Bukhari Muslim)

Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah a tara lai seperti erikut:

1. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang

yang meninggal serta kesabaran bagi orang yang ditinggal.

2. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang

ditimpa musibah.

3. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.

4. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke

pemakaman

sampai selesai penguburan.

5. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.

Demikian diperintahkan Rasulullah saw. kepada keluarganya

sewaktu keluargaJa’far diti pa ke atia HR. Li a Ahli Hadis ke uali

Nasai).

G. Ziarah Kubur

Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan.Ziarah kubur

artinyaberkunjung ke kuburan. Awalnya Rasulullah saw. melarang umat

Islam untukberziarah kubur karena dikhawatirkan akan melakukan

sesuatu hal yang tidakbaik, misalnya menangis di atas kuburan, bersedih,

meratapi, bahkan yang lebihbahaya adalah mengultuskan mayat yang ada

di kuburan. Akan tetapi, karenamengingat mati itu penting, dan di antara

mengingat mati adalah ziarah kubur,

Rasulullah saw. menganjurkan berziarah dengan tujuan untuk mengingat

mati.Rasulullah saw. bersabda:

Page 109: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

110

Artinya: “Dari Abdullah bin Buraidah berkata, Rasulullah saw.

bersabda: “Aku

pernah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah

kalian ke kubur.” (HR. Nasā’i)

Di antara hikmah dari ziarah kubur ini antara lain seperti berikut:

1. Mengingat kematian.

2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkandiri dari sifat keduniawian).

3. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan

hari akhir.

4. Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan

diberi kesejahteraan di akhirat.

Apabila kita mau berziarah kubur,sebaiknya perhatikan adab atau

etikaberziarah kubur, yaitu seperti berikut:

1. Ketika mau berziarah, niatkan denganikhlas karena Allah Swt.,

tunduk hati dan merasa diawasi oleh Allah Swt.

2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang

diajarkan olehRasulullah saw.:

Artinya: “Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur

dan Insya Allah

kami akan bertemu dengan kamu semua.” (HR. Tarmidy)

3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.

Page 110: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

111

4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah

dan akhiratkelak.

5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki

nisan (tandakuburan).

Kita sebagai muslim harus peduli dengan orang lain, terutama yang

berada disekitar kita. Ketika ada orang yang meninggal atau musibah

lainnya, selayaknyakita harus memperlihatkan perilaku-perilaku mulia.

Perilaku mulia yang dimaksud antara lain seperti berikut:

1.Segera mengunjungi keluarga yang terkena musibah, mendoakan

mayat,mengucapkan turut berduka kepada keluarga yang ditinggalkan.

2.Membantu persiapan pengurusan jenazah seperti memandikan,

mengafani,menyalati, dan menguburkan.

3.Memberikan bantuan kepada keluarga korban untuk memperingan

bebannyasesuai kemampuan kita.

4.Menghibur keluarga korban dengan ungkapan-ungkapan optimistis

dan nasihattentang kesabaran dan ketabahan.

B. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media Pembelajaran :

Video Pembelajaran tatacara penyelenggaraan jenazah, boneka

2. Alat Pembelajaran :

Computer/ lap top,LCD Projector dan speaker

3. Sumber Belajar :

Al-Qur’andan terjemahnya, Depag RI, Hadist

Buku teks siswa PAI SMK Kelas X

Buku lain yang memadai

Internet.

C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

Page 111: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

112

Pertemuan 1 :

No. Kegiatan Menit

1. Pendahuluan:

a. Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi

salam dan berdo’a,

b. Guru mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk,

kesediaan al-Qur’an dan Hadist, memakai jilbab bagi

yang muslimah, kebersihan dan sarana yang

dibutuhkan),

c. Guru bersama siswa bertadarus

d. Guru menyampaikan penjelasan tentang KI dan KD dari

pembelajaran yang akan dilakukan

e. Guru membagi kelompok sesuai dengan kondisi Siswa

di kelas,

f. Guru melakukan appersepsi,

g. Guru melaksanakan tes awal untuk mengetahui

pemahaman Siswa terhadap materi yang akan

disampaikan.

h. Guru menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi

kegiatan mengamati, menanya, eksplorasi,

mengomunikasikan serta menyimpulkan dengan

membagi lembar kerja siswa.

10

2. Kegiatan Inti:

Mengamati

a. Siswamengamati gambar, tayangan, atau penjelasan

seputar pelaksanaan tatacara memandikan jenazah.

b. Siswa membaca buku-buku yang menjelaskan

110

Page 112: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

113

No. Kegiatan Menit

pelaksanaan tatacara memandikan jenazah

Menanya

Siswa mengajukan pertanyaan tentangpelaksanaan tatacara

memandikan jenazah

.

Explorasi

Secara berkelompok siswa mendiskusikan ayat al-Qur’an

dan hadist yang menerangkannyapelaksanaan tatacara

memandikan jenazah

Asosiasi

Siswa menganalisis, menghubungkan, dan menyimpulkan

data-data yang didapat dari hasil diskusi tentangpelaksanaan

tatacara memandikan jenazah

.

Komunikasi

Siswadapat mempratekkan tata cara memandikan jenazah

dengan benar

3. Penutup

a. Melaksanakan penilaian dan refleksi serta penguatan

terhadap tatacara memandikan jenazah

b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan

memberikan tugas baik secara individu maupun

kelompok

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada per-

15

Page 113: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

114

No. Kegiatan Menit

temuan berikutnya.

Pertemuan 2:

No. Kegiatan Menit

1. Pendahuluan:

a. Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi

salam dan berdo’a,

b. Guru mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat

duduk, kesediaan al-Qur’an dan Hadist, memakai

jilbab bagi yang muslimah, kebersihan dan sarana

yang dibutuhkan),

c. Guru bersama siswa bertadarus

d. Guru menyampaikan penjelasan tentang KI dan KD

dari pembelajaran yang akan dilakukan

e. Guru melakukan appersepsi,

f. Guru melaksanakan tes awal untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dan

akan disampaikan.

g. Guru menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi

kegiatan mengamati, menanya, eksplorasi,

mengomunikasikan serta menyimpulkan dengan

membagi lembar kerja siswa.

10

2. Kegiatan Inti:

Mengamati

110

Page 114: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

115

No. Kegiatan Menit

Siswamengamati video, gambar, tayangan, atau penjelasan

seputar pelaksanaan tatacara mengkafani jenazah

Menanya

Siswa mengajukan pertanyaan tentangpelaksanaan tatacara

mengkafani jenazah

Explorasi

Secara berkelompok siswa mendiskusikantatacara

mengkafani jenazah

Asosiasi

Siswa menganalisis, menghubungkan, dan menyimpulkan

data-data yang didapat dari hasil diskusi tentangtatacara

mengkafani jenazah

Komunikasi

Siswapraktek mengkafani jenazah .

3. Penutup

a. Melaksanakan penilaian dan refleksi serta penguatan

terhadap hasil praktek mengkafani jenazah;

b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan

memberikan tugas baik secara individu maupun

kelompok

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada per-

15

Page 115: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

116

No. Kegiatan Menit

temuan berikutnya.

Pertemuan 3 :

No. Kegiatan Menit

1. Pendahuluan:

a. Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi

salam dan berdo’a,

b. Guru mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk,

kesediaan al-Qur’an dan Hadist, memakai jilbab bagi

yang muslimah, kebersihan dan sarana yang

dibutuhkan),

c. Guru bersama siswa bertadarus

d. Guru menyampaikan penjelasan tentang KI dan KD dari

pembelajaran yang akan dilakukan

e. Guru melakukan appersepsi,

f. Guru melaksanakan tes awal untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dan akan

disampaikan.

g. Guru menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi

kegiatan mengamati, menanya, eksplorasi,

mengomunikasikan serta menyimpulkan dengan

membagi lembar kerja siswa.

10

2. Kegiatan Inti:

Mengamati

Siswamengamati video, gambar, tayangan, atau penjelasan

110

Page 116: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

117

No. Kegiatan Menit

seputar pelaksanaan tatacara mensholatkan jenazah

Menanya

Siswa mengajukan pertanyaan tentangpelaksanaan tatacara

mensholatkan jenazah

Explorasi

Siswa mencari bacaan sholat jenazah

Asosiasi

Secara berpasangan siswa menghafal bacaan sholat jenazah

Komunikasi

Siswapraktek sholat jenazah secara berjama’ah.

3. Penutup

a. Melaksanakan penilaian dan refleksi serta penguatan

terhadap hasil praktek sholat jenazah;

b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan

memberikan tugas baik secara individu maupun

kelompok

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada per-

temuan berikutnya.

15

Pertemuan 4 :

Page 117: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

118

No. Kegiatan Menit

1. Pendahuluan:

a. Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi

salam dan berdo’a,

b. Guru mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat

duduk, kesediaan al-Qur’an dan Hadist, memakai

jilbab bagi yang muslimah, kebersihan dan sarana

yang dibutuhkan),

c. Guru bersama siswa bertadarus

d. Guru menyampaikan penjelasan tentang KI dan KD

dari pembelajaran yang akan dilakukan

e. Guru melakukan appersepsi,

f. Guru melaksanakan tes awal untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dan

akan disampaikan.

g. Guru menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi

kegiatan mengamati, menanya, eksplorasi,

mengomunikasikan serta menyimpulkan dengan

membagi lembar kerja siswa.

10

2. Kegiatan Inti:

Mengamati

Siswamengamati video, gambar, tayangan, atau penjelasan

seputar pelaksanaan tatacara menguburkan jenazah

Menanya

Siswa mengajukan pertanyaan tentangpelaksanaan tatacara

menguburkan jenazah

110

Page 118: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

119

No. Kegiatan Menit

Explorasi

Secara berkelompok siswa mendiskusikantatacara

menguburkan jenazah

Asosiasi

Siswa menganalisis, menghubungkan, dan menyimpulkan

data-data yang didapat dari hasil diskusi tentangtatacara

menguburkan jenazah

Komunikasi

Siswapraktek menguburkan jenazah secara berjama’ah.

3. Penutup

a. Melaksanakan penilaian dan refleksi serta penguatan

terhadap hasil praktek menguburkan jenazah;

b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan

memberikan tugas baik secara individu maupun

kelompok

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada per-

temuan berikutnya.

15

D. Penilaian

Jenis/teknik penilaian: tes dan non tes berupa observasi terhadap

pelaksanaan diskusi dan portofolio.

Sikap spiritual

Page 119: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

120

Teknik Penilaian : Penilaian diri

Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri

Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir

Instrumen

1. Meyakini bahwa hidup tidak abadi. Terlampir

2.

Meyakini bahwa ilmu penyelengagaraan

jenazahyang saya dapatkan adalah hasil jerih payah

semata.

Terlampir

3. Meyakini akan dalil-dalil yang qat.i daria al-

quran dan hadits Terlampir

4. Memperagakan pelaksanaan tatacara

penyelenggaraan jenazah Terlampir

5. Meyakini bahwa saya boleh berkata semaunya

kalau sudah mati tidak ada yang menemai Terlampir

6. Meyakini bahwa kita boleh berbuat sesuka hati

selama tidak yang abadi Terlampir

7. Meyakini bahwa nyawa itu sangat berharga,

sehingga harus dijaga sesuai kehendak yang punya. Terlampir

8.

Meyakini bahwa paranormal pasti tidak dapat

mengetahui sesuatu tentang roh, karena

terbatasnya kemampuan manusi

Terlampir

9. Meyakini bahwa manusia muslim meninggal

berbeda pelaksanaannya dengan manusia bukan Terlampir

Page 120: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

121

muslim.

10. Meyakini bahwa saya harus selalu waspada

karena selalu malaikat.Maut Terlampir

Pengetahuan

Teknik Penilaian :Tes Tulis

Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes tulis

Kisi-kisi :

No. Indikator Butir Instrumen

1. Menjelaskancara

memandikan

Apa yang saudara ketahui tentang

syarat memandikan jenazah

2. Menjelaskancara

mengafani Jelaskan ketentuan mengkafani

3. Menjelaskancara

mensalatkan Tulislah bacaan sholat jenazah

4. Menjelaskancara

meguburkan

Tuliskan doa ketika meletakkan

jenazah di liang lahat

5. Menjelaskan etika

berta’ziah Bagaimana etika berta’ziah

Keterampilan

Teknik Penilaian : Performance

Bentuk Instrumen : Praktik

Page 121: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

122

Kisi-kisi :

No. Keterampilan Butir

Instrumen

1. Terlampir

2. Terlampir

3. Terlampir

4. Terlampir

Mengetahui

Kepala Sekolah,

Praya, Agustus 2019

Guru PAI dan Budi Pekerti

1. Visi Misi SMK Negeri 2 Praya Tengah

Adapun Visi dan Misi SMK Negeri 2 Praya Tengah adalah sebagai berikut:

Visi:

Menjadikan SMK Negeri 2 Praya Tengah sebagai lembaga pendidikan

dan latihan yang membentuk calon tenaga kerja yang berakhlak mulia,

unggul, inovatif dan kompetitif.

Misi:

Page 122: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

123

1. Pendidikan yang religius dengan berbasis budaya, teknologi dan karakter

bangsa

2. Kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan

3. Kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan

4. Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran

5. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2015

6. Pemasaran lulusan

7. Sekolah rujukan

8. Ekstrakurikuler

9. Penilaian dan ujian berbasis teknologi dan informasi

10. Teaching factory

11. Kerjasama industri dalam dan luar negeri

12. Penambahan kompetensi keahlian

13. Praktik kerja lapangan yang relevan.

2. Tujuan SMK Negeri 2 Praya Tengah

Tujuan umum SMK Negeri 2 Praya Tengah:

Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia

dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

sesuai dengan keahliannya.

Tujuan khusus SMK Negeri 2 Praya Tengah menjadi satuan pendidikan yang:

1. Menjadi satuan pendidikan yang berbasis pendidikan budaya dan karakter

bangsa

2. Menghasilkan tenaga kerja yang professional

Page 123: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

124

3. Melahirka wirausahawan muda

4. Melanjutkan pendidikan tinggi

5. Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan tenaga pendidik dan

kependidikan

3. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Praya Tengah

Gambar 0.1

Siswa

Dunia Kerja Instansi Terkait

Kepala Sekolah

Akhirman Bakri, SP., M.MPd.

Komite Sekolah Dewan Pendidikan

Kepala Tata Usaha

Staf

Unit Pendidikan

Waka Humas

Waka Kurikulum

Waka Kesiswaan

Waka Sarana

Waka Manajemen

Mutu

Staf Staf Staf Staf Staf Staf

Prog Litbang

Kaprog TKK

Kaprog TAV

Kaprog TGB

KaprogTKR

Kaprog RPL

Kaprog TSM

Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf

Guru Mata Pendidikan Dan Pelatihan

Page 124: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

125

4. Keadaan Guru dan Pegawai SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019

Dengan jumlah guru yang cukup banyak yaitu 42 orang guru tetap dan

37 orang guru tidak tetap akan membantu kelancaran proses kegiatan belajar

mengajar. Adapun nama-nama guru SMK Negeri 2 Praya Tengah dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 0.1

Daftar Nama-Nama Guru SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019.

Daftar Nama Guru Tetap Tahun Pelajaran 2018/2019

No NAMA/NIP PANGKAT/

GOLONGAN

1 Akhirman Bakri, SP.,M.MPd.

19771231 200604 1 022

Pembina, IV/a

2 Muhadis Syarif M, S.Pd, M.Pd.

19611231 198403 1 198

Pembina, IV/a

3 Suroyo, A.Md.

19620121 198512 1 001

Pembina, IV/a

4 Ahmad Ilun Aripin, S.Pd.

19661231 198803 1 237

Pembina, IV/a

5 Hariri, S.Pd.

19671231 198803 1 249

Pembina, IV/a

6 Lalu Muksin, S.Pd.

19671231 198902 1 021

Pembina, IV/a

7 Dra. Ely Kusumastuti

19661006 199003 2 011

Pembina, IV/a

Page 125: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

126

8 Mahrup, S.Pd.

19631231 199203 1 146

Pembina, IV/a

9 Ir. H. Kadi, MT

19631231 199303 1 157

Pembina, IV/a

10 Syapti, S.Pd.

19681231 199412 1 051

Pembina, IV/a

11 Lalu Slamat Riadi, S.Pd.

19700904 199412 1 003

Pembina, IV/a

12 Wakidi, S.Pd, M.T.

19681008 199601 1 002

Pembina, IV/a

13 Amrillah, S.Ag.

19670203 199802 1 001

Pembina, IV/a

14 Drs. Mahsun

19661231 199903 1 041

Pembina, IV/a

15 H. Mashuri, S.Pd, M.Pd.

19751231 199903 1 012

Pembina, IV/a

16 Sumerep, S.Pd, MM.

19681231 199302 1 014

Pembina, IV/a

17 Lalu Zulyadaen, S.Pd.

19691231 199802 1 035

Pembina, IV/a

18 Budianto, S.Pd.

19750527 200003 1 005

Pembina, IV/a

19 Junaidi Husnar, S.Pd.

19720921 200501 1 005

Penata, Tk. I, III/d

20 Baiq Nurhaida, S.Pd.

19770425 200604 2 006

Penata, Tk. I, III/d

21 Ernawati, ST.

19781231 200604 2 015

Penata, Tk. I, III/d

22 Happy Sukmawati, ST.

19790821 200604 2 006

Penata, Tk. I, III/d

Page 126: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

127

23 Busri Halqi, S.Pd.

19811231 200604 1 019

Penata, Tk. I, III/d

24 Erlina Humaidah, S.PSI.

19760617 200701 2 018

Penata, Tk. I, III/d

25 RR. Aries Setyo Wardani, ST.

19770324 200701 2 013

Penata, Tk. I, III/d

26 Lia Sukmawati, S.Pd.

19810320 200604 2 017

Penata, Tk. I, III/d

27 Oka Yustinene, ST.

19750526 201001 2 005

Penata, III/c

28 Yasmi Verasusanti, S.Kom.

19770502 201001 2 004

Penata, III/c

29 Fitriati, S.Pd.

19790202 201001 2 011

Penata, III/c

30 Suherman, S.Pd.

19791231 201001 1 038

Penata, III/c

31 Junaedi, S.Pd. T.

19830603 201001 1 009

Penata, III/c

32 Rohadi Kuswara, S.Pd. T.

19830603 201001 1 009

Penata, III/c

33 Husnul Hidayati, S.Pd.

19830707 201001 2 017

Penata, III/c

34 Asrul Hadi, S.Pd. T.

19841116 201001 1 007

Penata, III/c

35 Dessi Yustika Rosadi, S.Pd.

19861217 201001 2 008

Penata, III/c

36 Raden Muh. Farihin, S.Pd.

19760630 201101 1 011

Penata Muda Tk I,

III/b

37 Baiq Suliana Indrayanti, S.PdT, M.Pd.

19840110 201101 2 013

Penata Muda Tk I,

Page 127: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

128

III/b

38 Erti Estiwati, S.Pd.

19700212 200101 2 025

Penata Muda, III/b

39 Nining Rahayuningsih, S.Pd.

19861224 201503 2 001

Penata Muda, III/b

40 Syukur Indah Wijaya, ST.

19800620 201407 1 004

Penata Muda, III/b

41 Jafar Ahmadi, S.Pd. T.

19800710 201407 1 002

Penata Muda, III/b

42 M. Khalid Gazali, S.Kom.

19800710 201407 1 002

Penata Muda, III/b

Sumber: Laporan Bulanan Kepegawaian SMK Negeri 2 Praya Tengah

Tabel 0.2

Daftar Nama Guru Tidak Tetap Tahun Pelajaran 2018/2019

No NAMA STATUS

1 Sapdi, S.Pd. GTT

2 Ahmad Padli, ST. GTT

3 Sudiman, ST. GTT

4 Fiqhiyatul Laila Isnaini, S.Pd. GTT

5 Baiq Lena Triyuniasari, S.Pd. GTT

6 Baiq Mira Sopia, S.Si. GTT

7 Lalu Teguh Syailendra, S.Pd. GTT

8 Lalu Satriadi, S.Kom. GTT

9 Yahya Hadi Pranoto, S.Pd. GTT

10 Khaerul Mulki, S.Pd,I. GTT

Page 128: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

129

11 Risky Zulharyanto, S.Pd. GTT

12 Habib Toha, S.Pd. GTT

13 Sukrul Hadi, S.Pd. GTT

14 Yusri Narti, S.Pd. GTT

15 Sasmita Dwi Atmi, S.Pd. GTT

16 Mismardiana, S.Pd. GTT

17 Haditia Kusuma, S.Pd. GTT

18 Taufikurrahman, ST. GTT

19 Baiq Sinta Dwi Permata Sari, S.Pd. GTT

20 Erpina Cahayani, S.Kom. GTT

21 Hana Apriliana, S.Pd. GTT

22 Lalu Danuar Izzan, S.Pd. GTT

23 M. Vanny Dian Purnama, S.Pd. GTT

24 Saparwadi, S.Pd.I GTT

25 Rendi Ramdani Husen, S.Par. GTT

26 Selamet Riadi. S.Pd. GTT

27 Dewi Siti Aminah, S.Pd. GTT

28 Lalu Nurul Wathoni, M.Pd. GTT

29 Baiq Erma Ratna, S.Pd. GTT

30 Baiq Andina Tiara, S.Pd. GTT

31 Nurul Izzati, S.Pd. GTT

32 Yogi Rezki Fauzi, S.Pd. GTT

Page 129: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

130

33 H. Suprapto GTT

34 Sahrul Aditia, S.Pd. GTT

35 Muhammad Aswin Wijaya, S.Pd. GTT

36 Artha Putra Pratama, S.Pd. GTT

37 Mila Mala Dewi, S.Pd. GTT

Sumber: Laporan Bulanan Kepegawaian SMK Negeri 2 Praya Tengah

Adapun pegawai di SMK Negeri 2 Praya Tenagh berjumlah 24

orang. Nama-nama pegawai tersebut sebagai berikut:

Tabel 0.3

Daftar Nama Pegawai Tidak Tetap Tahun Pelajaran 2018/2019

No NAMA STATUS

1 Abdul Hapiz PTT

2 Rahmayanti, S.Pd. PTT

3 Bq. Lareta Anrizka, S.Pd. SE. PTT

4 Sapiatun PTT

5 Ira Mariana, S.Pd. PTT

6 Raden Suwondo Darmono PTT

7 Hirman Wahyudi PTT

8 Bq. Desi Erviliana, S.Pd. PTT

9 Fajarudin, A.Md. PTT

10 Miatre Wardana PTT

11 Lalu Roni Wiraguna PTT

Page 130: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

131

12 Baiq. Sri Murni PTT

13 Mihardi, A.Md. PTT

14 Muhammad Mizmar Huda PTT

15 Herman Suryadi PTT

16 Lili Juliana Ningsih PTT

17 Reni Nurmayanti, A.Md. PTT

18 Johar PTT

19 Hirlan PTT

20 Muhamad Azhari PTT

21 Agus Muliady PTT

22 Muhammad Hariadi PTT

23 Suharyani PTT

24 Dedi Suprianto PTT

Sumber: Laporan Bulanan Kepegawaian SMK Negeri 2 Praya Tengah

5. Keadaan Siswa/Siswi SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019

Adapun jumlah siswa/siswi SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 0.4

Page 131: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

132

Daftar Jumlah Siswa/Siswi SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019.

Kelas

Banyak Kelas

Jumlah Murid

Laki-laki Perempuan Jumlah

X 11 286 15 301

XI 11 220 30 250

XII 11 237 28 265

Jumlah 743 73 816

Sumber: Laporan Bulanan Kesiswaan SMK Negeri 2 Praya Tengah

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Praya Tengah

Sebagai lembaga pendidikan formal, SMK Negeri 2 Praya Tengah

memiliki perlengkapan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Adapun

sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Negeri 2 Praya Tengah dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 0.5

Daftar Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019.

No Nama Ruang Jumlah

1 Ruang Kelas 29

2 Ruang Perpustakaan 1

3 Lab. IPA 1

4 Lab. Komputer 4

5 Ruang Praktik Gambar 2

Page 132: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

133

6 Ruang Kepala Sekolah 1

7 Ruang Wakasek 1

8 Ruang TU 1

9 Ruang Guru 1

10 Ruang Ibadah 1

11 Ruang BK 2

12 Ruang Osis 1

13 Toilet Siswa 5

14 Toilet Guru dan Pegawai 8

15 Gudang 1

16 Lapangan Olahraga 1

17 Aula 1

18 Ruang Pramuka 1

19 Kopsis 1

20 Kantin Sekolah 3

21 Ruang Penjaga Sekolah 1

22 Ruang kesenian 1

Sumber: Buku Profil Sekolah SMK Negeri 2 Praya Tengah

Page 133: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

134

Page 134: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

135

Page 135: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

141

Page 136: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

142

Page 137: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

143

Page 138: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

144

Page 139: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

145

Page 140: METODE PEMBELAJARAN PAI MATERI PERAWATAN …

146