Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

63
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk keperibadian manusia. Oleh karena itu, setiap manusia tidak luput dari proses pendidikan sekalipun sudah dewasa. Seseorang tidak dapat menghindari dari pendidikan, malah ia selalu terlibat di dalamnya, apakah untuk memperoleh ataupun memberi pendidikan. Keperibadian manusia dan nilai-nilai budaya di sekitarnya dapat dibina, dikembangkan agar menjadi maju dan dapat hidup sejahtera. Semakin maju suatu masyarakat atau bangsa, semakin terasa pula kebutuhan terhadap pendidikan. Kepribadian manusia dan nilai-nilai budaya dapat di bina melalui proses pembelajaran yang terjadi di sekolah. Pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan kegiatan inti sekolah. Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa dalam rangka penyampaian bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, cara 1

Transcript of Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Page 1: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk

keperibadian manusia. Oleh karena itu, setiap manusia tidak luput dari proses

pendidikan sekalipun sudah dewasa. Seseorang tidak dapat menghindari dari

pendidikan, malah ia selalu terlibat di dalamnya, apakah untuk memperoleh ataupun

memberi pendidikan. Keperibadian manusia dan nilai-nilai budaya di sekitarnya dapat

dibina, dikembangkan agar menjadi maju dan dapat hidup sejahtera. Semakin maju

suatu masyarakat atau bangsa, semakin terasa pula kebutuhan terhadap pendidikan.

Kepribadian manusia dan nilai-nilai budaya dapat di bina melalui proses

pembelajaran yang terjadi di sekolah. Pembelajaran merupakan proses

berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan kegiatan inti sekolah.

Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa dalam rangka

penyampaian bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,

cara pengelolaan kelas yang baik, interaksi belajar mengajar dan cara menutup

pelajaran.1

Dalam mencapai tujuan pembelajaran, komponen yang paling penting

diperhatikan adalah penggunaan metode pembelajaran, sehingga siswa mampu

memahami materi pelajaran dengan baik dan tepat. Pemilihan metode sangat

bergantung pada mata ajar yang diajarkan, seperti pelajaran Qur’an-Hadits, SKI,

Aqidah-Akhlak, dan Fiqh. Khusus terhadap mata pelajaran Fiqh termasuk fokus

1

? Surya Subroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal.37

1

Page 2: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

penelitian skripsi ini, yaitu penelitian terhadap metode pembelajaran fiqh pada

madrasah ibtidaiyah di Kecamatan Montasik Aceh Besar.

Fiqh merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada madrasah

ibtidaiyah yang termasuk kategori mata pelajaran agama. Dalam pembelajaran fiqh,

ada banyak metode yang bisa digunakan, seperti metode ceramah, metode tanya

jawab, metode demonstrasi dan lain-lain. Pemilihan metode tentunya memiliki

pertimbangan tertentu, sebagaimana diungkapkan “Oemar Hamalik” dalam bukunya

Kurikulum dan Pembelajaran, yang mana pertimbangan tersebut sebagai berkut:

1. Tujuan yang ingin dicapai

2. Kedaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan,

kematangan dan perbedaan individu lainnya.

3. Kepribadian guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

4. Sifat dan materi yang hendak dicapai.

5. Waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.2

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa seorang guru dalam memilih

metode harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran, jenis materi dan keluasan

materi serta alokasi waktu yang disediakan untuk penyampaian pelajaran.

Dalam pembelajaran fiqh di madrasah ibtidaiyah banyak materi yang harus

dikuasai oleh siswa seperti yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran fiqh.

Namun waktu yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran fiqh sangat

minim yaitu hanya dua jam perminggu. Dengan alokasi waktu yang sangat minim

tersebut, tentunya seorang guru harus kreatif dalam memilih dan menerapkan metode

pembelajaran, termasuk pembelajaran fiqh, sehingga dalam kondisi tersebut tujuan

pembelajaran tercapai.

2Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 33

2

Page 3: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Atas dasar itu, maka penulis tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang

penerapan metode pembelajaran fiqh pada madrasah ibtidaiyah di Kecamatan

Montasik Aceh Besar.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

membahasnya dalam satu karya tulis ilmiah dengan judul: “Metode Pembelajaran

Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana penerapan metode dalam pembelajaran fiqh pada MI di Kecamatan

Montasik Aceh Besar ?

2. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam penerapan metode pembelajaran Fiqh

pada MI di Kecamatan Montasik Aceh Besar?

C. Penjelasan Istilah

Penelitian ini berjudul “Metode Pembelajaran Fiqh pada Madrasah Ibtidaiyah

di Kecamatan Montasik Aceh Besar”. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap

judul skripsi ini, maka dirasa perlu menjelaskan beberapa istilah yang ada di

dalamnya, antara lain:

1. Metode

Metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodus-meta (sesudah, di atas)

bodos (suatu jalan, suatu cara).3 Metode berarti juga sistem membentuk hakekat ilmu

-sistem bersangkutan dengan isi ilmu, sementara metode berkaitan dengan aspek

3

? Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2005), hal. 635.

3

Page 4: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

formal, lebih tepat sistem berarti keseluruhan pengetahuan yang teratur atau tertulis

isi dari ilmu.4 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode berarti cara

yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan

dan lain sebagainya) atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.5

Di dalam kamus bahasa Indonesia diterangkan istilah “metode” berarti “cara”,

yang teratur dan terpikir baik-baik (dalam ilmu pengetahuan).6 Sedangkan menurut

Sardiman AM, metode adalah cara yang digunakan oleh tenaga pengajar dalam

proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.7

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang penulis maksudkan dengan metode

dalam penelitian ini adalah suatu cara kerja yang sistematis yang digunakan oleh guru

MI di Kecamatan Montasik dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan

dalam pengajaran mata pelajaran fiqh. Dalam pembahasan ini penulis menitik

beratkan metode pengajaran pelajaran fiqh bagi siswa MI dalam Kecamatan Montasik

Aceh Besar.

2. Pembelajaran

Pembelajaran secara bahasa adalah adalah proses; cara, menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar.8 Pembelajaran dalam bahasa latin disebut juga “studium”

yang berarti hal menuntut, hal mengusahakan, mempelajari.9

4

? Ibid., hal. 635. 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. X, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), hal. 250. 6 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), hal. 5807 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1986), hal. 10 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. X, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), hal. 15. 9 Komaruddin, Kamus Istilah, (Jakarta: Gramedia, 1998), hal. 65.

4

Page 5: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaktif dengan lingkungannya.10

Sedangkan menurut Oemar Hamalik, Kata “pembelajaran” berasal dari kata

“belajar” yang berarti suatu usaha untuk merubah tingkah laku dan pengalaman

dengan jalan melatih pikiran dan ingatan untuk dapat mengisi segala macam

pengetahuan, sehingga terjadi perubahan pada diri sendiri dalam suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosdur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.11

Sedangkan menurut Salma D. Siregar dkk, berpendapat bahwa pembelajaran

adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat

dipermudah pencapaiannya.12

Adapun pembelajaran yang dimaksudkan disini adalah proses pembelajaran

pada MI di Kecamatan Montasik untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

3. Fiqh

Kata fiqh secara Etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Arab yaitu mashdar

(verbal Noun) dari kata فقها - يفقه - فقه yang berarti “memahami, mengetahui

secara mendalam tentang hukum-hukum syara’.13 Secara Terminologi (istilah) fiqh

adalah “ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum syara’ secara praktis yang

digali dari dalil-dalilnya yang terperinci”.14

10

9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1996), hal. 2.

11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, cet II, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet. II, hal. 37.

12 Salma.D. dan Siregar E, Mozaik Tehnologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 4 13Muslim Ibrahim, Pengantar Fiqh Muqaran, cet III, (Jakarta: Erlangga, 1991), hal 21 14Mukhtar Yahya dan Fathurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam, cet IV,

(Bandung: Al-Ma’arif, 1997), hal. 15.

5

Page 6: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Adapun fiqh yang penulis maksud disini adalah salah satu mata pelajaran

pendidikan agama yang menjadi ciri khas Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang di

dalamnya memuat ajaran agama Islam, baik ibadah (syari’ah) maupun mu’amalah

melalui proses kegiatan pembelajaran.

4. Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga untuk belajar atau memberikan pelajaran

pada tingkat dasar di bawah naungan Kementerian Agama yang letaknya di

Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar.

D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Adapun yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode dalam pembelajaran fiqh pada MI di

Kecamatan Montasik Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam penerapan metode

pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Aceh Besar.

Penelitian ini diharapkan memiliki signifikan:

a. Secara teoritis, harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan konsep-konsep atau teori-teori selanjutnya.

b. Secara praktis, semoga tulisan ini dapat berguna bagi siapa saja yang ingin

menggunakan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

6

Page 7: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

E. Metode Penelitian

a. Jenis Data yang Dibutuhkan

Dalam bahasan skripsi ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu data

primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari lapangan, karena data primer

tersebut merupakan hal yang sangat urgen dalam membahas sebuah permasalahan

dalam melakukan penelitian. Sedangkan data skunder merupakan pendukung dalam

pembahasan ini yang diperoleh melalui studi kepustakaan sebagai tempat berpijak

dalam melaksanakan penelitian. Dengan digunakan dua data tersebut, maka

pembahasan skripsi lebih mengarah kepada penemuan referensi baru bagi peneliti di

masa akan datang.

b. Lokasi dan Subjek Penelitian.

1. Lokasi penelian

Sesuai dengan judul penelitian dalam bab pendahuluan, maka penulis

menetapkan lokasi penelitian adalah pada madrasah ibtidaiyah di Kecamatan

Montasik Montasik Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan permasalahan yang diteliti

adalah sekitar metode yang digunakan dalam pembelajaran Fiqh.

2. Subjek Penelitian

Segala sesuatu yang menjadi subjek penelitian dinamakan populasi.

Sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam

memberikan pengertian populasi dan sampel Margono mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam sustu ruang lingkup

dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari

populasi”15 Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang

studi fiqh, kepala sekolah dan seluruh siswa MI dalam Kecamatan Montasik

15

?Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 118,121.

7

Page 8: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Kabupaten Aceh Besar. Mengingat jumlah populasi sangat banyak, maka yang

dijadikan sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil secara acak

sehingga penelitian ini disebut penelitian bersifat acak (random sampling). Penetapan

ini berdasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengemukakan: “Apabila

subjeknya melibihi dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10-25 %, atau lebih

tergantung kemampuan peneliti dilihat dari segi keterbatasan waktu, tenaga dan dana,

sehingga peneliti peneliti dapat mengambil sampel banyak”.16

Berdasarkan populasi di atas, maka penulis menetapkan 18 % sampel dari

total populasi guru agama bidang studi Fiqh, kepala sekolah dan siswa MI di

Kecamatan Montasik untuk dijadikan sampel.

c. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung proses penyelesaian penulisan skripsi ini, maka penulis

melakukan pengumpulan data. Menurut Nazir “Pengumpulan data adalah prosedur

yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.”17 Sesuai

dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat dan

bersifat sistematik dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Library Research

Library Research ini merupakan telaahan kepustakaan yaitu sebagai teknik

pengumpulan data dengan cara membaca, tulisan, artikel yang membahas masalah

tersebut dan dan juga karya ahli-ahli yang ada kaitannya dengan pembahasan ini. 18

2. Field research (Penelitian Lapangan)

16

?Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu Pendekatan Teori dan Praktek), (Jakarta: Renika Cipta, 1993), hal. 120.

17Nazir, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127. 18Fakultas Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiyah,

Cet. I; (Darussalan: 2002), W. 11

8

Page 9: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Field research adalah merupakan suatu telaahan yang dilakukan diluar

perpustakaan, dimana metode ini dilakukan pencarian data ke lokasi penelitian,

sehingga data yang ditemukan lebih obyektif. Maka untuk terlaksananya penelitian

tersebut, disni dilakukan penelitian dengan menggunakan teknik:

Interview ( wawancara ) yaitu dengan mewawancari responden yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan.

a. Observasi yaitu mengamati dan meninjau langsung dari dekat tentang objek-

objek penelitian untuk melihat fenomena yang berhubungan dengan lokasi

penelitian, guna dimanfaatkan dalam penulisan karya tulis ini.

b. Interview (Wawancara), yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan

kepada setiap informan secara struktural. Dalam teknik ini peneliti melakukan

wawancara dengan guru-guru pada MI di Kecamatan Montasik sehingga

mendapatkan sejumlah informasi menyangkut dengan penggunaan metode

pembelajaran.19

c. Quessioner ( angket ) yaitu dengan membagikan angket yang berisikan

pertanyaan yang harus di jawab oleh responden tentang metode pembelajaran

Fiqh. Untuk mendukung penjelasan dari data wawancara.

d. Telaah dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang

dimiliki oleh sekolah.

d. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam skripsi ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1. Pengolahan Data Wawancara

19

?Masri Singaribun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 102.

9

Page 10: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Dalam penelitian ini penulis mengolah data yang berasal dari wawancara

dengan menggunakan teknik analisis data wawancara. Artinya setiap data dari hasil

wawancara dilakukan analisis terlebih dahulu sebelum memasukkan sebagai rujukan

tokoh dari lokasi penelitian.

2. Pengolahan Data Angket

Setelah data terkumpul melalui angket, selanjutnya akan diolah dengan

menggunakan rumus statistik dengan cara mentabulasikan berdasarkan rumus

persentase sebagai berikut:

P = Angka Persentase

f = Banyaknya responden yang memilih jawaban (frekwensi)

n = Seluruh responden (jumlah nilai)

100% = Nilai tetap.20

e. Pedoman Penulisan

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan karya Ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-

Raniry Darussalam Banda Aceh 2009.

20 Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito,,l 992), hal.

10

Page 11: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

11

Page 12: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

E. Postulat dan Hipotesis

Berdasarkan problematika yang ada, maka perlu adanya postulat ataupun

anggapan dasar yang mengarah kepada masalah yang akan diteliti dalam suatu

penelitian. Menurut Winarno Surachmad, postulat adalah tumpuan segala pandangan

dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi, yang menjadi titik pangkal pemikiran

yang kebenarannya tidak lagi menjadi keraguan penyelidik.21

Berdasarkan keterangan di atas, maka yang menjadi postulat dalam

pembahasan ini adalah pembelajaran SKI pada madrasah ibtidaiyah di Kecamatan

Montasik Kabupaten Aceh Besar menggunakan bermacam-macam metode dan media

pengajaran.

Hipotesis merupakan petunjuk yang mengarahkan usaha pemecahan masalah

yang telah dirumuskan. Dalam hal ini Suharsimi Arikunto menggambarkan bahwa

21

?Winarno Surachmad, Pengantar Metodologi Penelitian, (Bandung: Tarsito, 1975), hal. 63

12

Page 13: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

“hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.22

Bertitik tolak dari anggapan dasar di atas dan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Penggunaan metode pembelajaran figh pada MI di Kecamatan Montasik Aceh

Besar belum maksimal.

2. Dalam penerapan metode pembelajaran figh banyak mengalami kesulitan dan

sering salah.

22Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal.62.

13

Page 14: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

F. Populasi dan Sampel

Dalam memberikan pengertian populasi dan sampel Margono mengemukakan

bahwa: “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam sustu ruang

14

Page 15: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari

populasi”23 Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang

studi fiqh, kepala sekolah dan seluruh siswa MI dalam Kecamatan Montasik

Kabupaten Aceh Besar. .

Dalam pengambilan sampel ini penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi

Arikunto yang mengemukakan: “Apabila subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15

%, atau lebih, tergantung kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan

dana”.24

Berdasarkan populasi di atas, maka penulis menetapkan 18 % sampel dari

total populasi guru agama bidang studi Figh, kepala sekolah dan siswa MI di

Kecamatan Montasik untuk dijadikan sampel.

Maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel purposive Sampel.

Menurut Suharsimi Arikunto, Purposive sampel yaitu “mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya

alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel

yang besar dan jauh.25

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metodelogi kualitatif

merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif. Berupa ungkapan atau

catatan prilaku yang dapat diamati, yang menghasilkan temuan-temuan baru dan

23Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 118,121. 24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hal. 107. 25

? Ibid…,hal. 118

15

Page 16: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode kualitatif dapat diartikan sebagai

prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan

objek yang diselidiki (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) sebagaimana

adanya berdasarkan fakta-fakta aktual pada saat sekarang.26

Penelitian deskriptif ini bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena,

tapi juga menerangkan hubungan dan mendapatkan makna serta implikasi dari suatu

masalah yang ingin dipecahkan. Menurut Moleong penekanan pada suatu kajian

tentang sikap dan prilaku merupakan suatu deskripsi, karena ada data yang

dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka.27

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi terbaru khususnya yang

berkaitan dengan metode pembelajaran figh di MIN dalam Kecamatan Montasik.

Atas dasar itulah kebutuhan utama dari penelitian adalah menemukan fakta secara

langsung di lapangan. Berdasarkan karakteristik dari penelitian kulitatif, peneliti

mempunyai ketertarikan terhadap prosedur dan hasil yang akan diperoleh, karena

salah satu produk dari metode kualitatif, didapat dari lapangan secara nyata.

2.Teknik Penelitian

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Lebrary research ( penelitian kepustakaan )

Yaitu dengan mengkaji berbagai buku, majalah atau artikel yang dapat dijadikan

data dalam penulisan skripsi ini serta dapat menunjang penelitian di lapangan

nantinya. Penelitian ini untuk mempersiapkan bahan teoritis tentang pembahasan

tersebut.

26Nawawi, H dan Hadari Martini, Instrumen Penelitian, (Yokyakarta: Gajah Mada Universty Press, 1992), hal. 67.

27

?Moleong, LJ, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal.7

16

Page 17: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

2. Field research ( penelitian lapangan )

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan penelitian di lapangan

secara langsung agar data yang diperoleh lebih kongkrit dan efektif.

Mengenai metode Field research ini penulis menggunakan beberapa cara

pengumpulan data, yaitu:

e. Interview ( wawancara ) yaitu dengan mewawancari responden yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan.

f. Quessioner ( angket ) yaitu dengan membagikan angket yang berisikan

pertanyaan yang harus di jawab oleh responden. Untuk mendukung penjelasan

dari data wawancara.

g. Observasi yaitu mengamati dan meninjau langsung dari dekat tentang objek-

objek penelitian untuk melihat fenomena yang berhubungan dengan lokasi

penelitian, guna dimanfaatkan dalam penulisan karya tulis ini.

h. Telaah dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang

dimiliki oleh sekolah.

3. Teknik Analisis Data

Setelah semua data kita kumpulkan melalui questioner atau angket atau

instrument lainnya, kemudian data kita periksa kembali dengan maksud untuk

mengecek setiap questioner telah diisi sesuai dengan petunjuk.

Dalam menganalisa data penulis menggunakan rumus statistik persentase

berikut:28

FP = x 100 % N

Dimana:P : Persentase

28

? Sudjana, Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 2002), ha. 61.

17

Page 18: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

F : Frekuensi

N : Jumlah Sampel

100% : Bilangan Konstan

Kemudian dalam penulisannya penulis berpodoman pada buku “Pedoman

Karya Tulis Ilmiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

tahun 2009”.

1. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan judul dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, suatu metode yang bertujuan

memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan

18

Page 19: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

menguraikan hasil pengolahan serta menganalisa data yang terkumpul pada saat

penelitian dilakukan secara objektif. Menurut Muhammad Nazir, metode deskriptif

yaitu “suatu metode dalam menliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun satu kelas peristiwa oada masa sekarang”.29

Penelitian deskriptif ini bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena,

tapi juga menerangkan hubungan dan mendapatkan makna serta implikasi dari suatu

masalah yang ingin dipecahkan. Menurut Moelog penekanan pada suatu kajian

tentang sikap dan prilaku merupakan suatu deskripsi, karena ada data yang

dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka.30

2.Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Lebrary research ( penelitian kepustakaan )

Yaitu dengan mengkaji berbagai buku, majalah atau artikel yang dapat dijadikan

data dalam penulisan skripsi ini serta dapat menunjang penelitian di lapangan

nantinya. Penelitian ini untuk mempersiapkan bahan teoritis tentang pembahasan

tersebut.

2. Field research ( penelitian lapangan )

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan penelitian di lapangan

secara langsung agar data yang diperoleh lebih kongkrit dan efektif.

Mengenai metode Field research ini penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu:

29 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, Cet III, (Jakarta: Rajawali, 1988), hal. 63. 30 Moelog, LJ, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal. 7

19

Page 20: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

i. Observasi yaitu mengamati dan meninjau langsung dari dekat tentang objek-

objek penelitian untuk melihat fenomena yang berhubungan dengan lokasi

penelitian, guna dimanfaatkan dalam penulisan karya tulis ini.

j. Interview ( wawancara ) yaitu dengan mewawancari responden yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan.

k. Quessioner ( angket ) yaitu dengan membagikan angket yang berisikan

pertanyaan yang harus di jawab oleh responden. Untuk mendukung penjelasan

dari data wawancara.

l. Telaah dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen baik

yang dimiliki madrasah maupun pada instansi-instansi terkait .

3. Tehnik Analisa Data

Setelah semua data kita kumpulkan melalui questioner atau angket atau

instrumen lainnya, kemudian data kita periksa kembali dengan maksud untuk

mengecek setiap questioner telah di sesuai dengan petunjuk.

Dalam menganalisa data penulis menggunakan rumus statistik persentase

berikut:31

FP = x 100 % N

Dimana:P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

100% : Bilangan Konstan

31 Sudjana, Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 2002), ha. 61.

20

Page 21: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Kemudian teknik dalam penulisannya penulis berpodoman pada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam

Banda Aceh tahun 2009”.

1. MIS Bakdilip

MIS Bakdilip merupakan Madrasah dasar yang berciri khas agama Islam yang

terletak di Desa Bakdilip Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar yang penulis

jadikan sebagai objek penelitian nantinya.

Dari pengertian istilah di atas, pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam

adalah: suatu kegiatan untuk menjalankan penilaian terhadap kemampuan anak didik

dalam bidang pendidikan agama Islam.

B. Tujuan dan Siknifikansi Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam di

MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui teknik evaluasi yang digunakan guru PAI.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan evaluasi

PAI pada MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar.

Penelitian ini diharapkan memiliki signifikansi:

a. Secara teoritis, harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan konsep-konsep atau teori-teori selanjutnya.

b. Secara praktis, semoga tulisan ini dapat berguna bagi siapa saja yang ingin

menggunakan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

C. Hipotesis

21

Page 22: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang perlu dibuktikan

kebenarannya.32 Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Sebahagian guru PAI di MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar

belum sepenuhnya melaksanakan evaluasi sesuai dengan yang diharapkan.

2. Tingkat pelaksanaan evaluasi di MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh

Besar tidak memiliki standar yang sesuai dengan ketentuan evaluasi.

3. Banyaknya kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan evaluasi PAI

pada MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar.

D. Populasi dan Sampel

Dalam memberikan pengertian populasi dan sampel Margono mengemukakan

bahwa: “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari

populasi”33 yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa

MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 200

orang.

Sedangkan sampel adalah sebahagian populasi yang dianggap mewakili

keseluruhan. Mengingat jumlah populasi terlalu besar, maka penulis tidak mengambil

secara keseluruhan dari populasi, hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto: "Apabila

jumlah populasi kurang dari 100 orang maka dapat diambil secara keseluruhan

sehingga penelitian nantinya menjadi penelitian populasi. sedangkan bila jumlah

populasi lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10- 15%, 20-25%, atau 50 %.”34

32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina Ilmu,

1990), hal.70. 33

?Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 118,121. 34 Ibid,.., hal. 34.

22

Page 23: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Dari kutipan di atas penulis mengambil 25% dari jumlah populasi sebagai sampel,

yaitu sebanyak 50 orang siswa yaitu kelas V dan Kelas VI. Penulis mengambil

sampel kelas V dan VI karena siswa-siswi pada kelas tersebut telah memahami baik

dari segi materi yang diajarkan maupun dalam pengisian angket.

E. Metode Penelitian

Dalam rangka penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif

yaitu mendiskripsikan dan menginterpretasi pendapat yang sedang tumbuh, proses

yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang

tengah berkembang.35

Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan

evaluasi yang terjadi sekarang ini dilokasi penelitian (MIS Bakdilip Kecamatan

Montasik Aceh Besar) khususnya hal-hal yang menyangkut dengan upaya guru

agama dalam meningkatkan mutu pengajaran agama di MIS Bakdilip Kecamatan

Montasik Aceh Besar dalam mengevaluasi siswa.

Sedangkan pengumpulan data yang ditempuh, melalui penelitian sebagai

berikut :

1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Penelitian ini penulis tempuh dengan sistem penelahan sejumlah buku, artikel

atau karya ilmiah, majalah dan lain-lainnya yang berhubungan dengan pembahasan

skripsi ini.

2. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian lapangan dilakukan yaitu dengan sistem pengumpulan data-data di

lapangan (lokasi penelitian) skripsi ini. Adapun instrumen atau alat pengumpulan data

yang digunakan sebagai berikut:

35 Ibid.., hal. 177.

23

Page 24: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

a. Angket

Angket dibagikan kepada responden yang dipilih sebagai sampel penelitian ini

yaitu sejumlah 50 siswa. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

angket tertutup dan berstruktur. dengan tiga alternatif jawaban yang disediakan (a,b,c)

namun untuk pertanyaan tertentu penulis kadang-kadang menyediakan alternatif

jawaban "d" khususnya untuk alternatif jawaban ini dikosongkan. Hal ini dilakukan

guna siswa dapat mengisinya dengan alternatif jawaban lain yang cocok menurutnya.

Dari setiap nomor angket dalam melakukan analisis data angket di mulai dari

bilangan terbesar kepada bilangan terkecil

100% disebut seluruhnya

80-99% disebut pada umumnya

60-79% disebut sebagian besar

50-59% disebut lebih dari setengah

40-49% disebut kurang dari setengah

20-39% disebut sebagian kecil

0-19 disebut sedikit sekali.36

b. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek penelitian penulis tentang

pelaksanaan evaluasi PAI di MIS Bakdilip Kec. Montasik Aceh Besar

c. Wawancara yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada kepala sekolah dan

semua guru PAI sebanyak 4 orang tentang teknik dan cara mengevaluasi

anak didik. tingkat keberhasilan pengajarannya dan

sebagainya.

36

? Sutrisno Hadi, Metodologhi Research, Jilid. I (Yogyakarta Yayasan Penerbit UGM, 1982), hal. 66.

24

Page 25: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Kemudian dalam penulisannya penulis berpodoman pada buku “Pedoman

Karya Tulis Ilmiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

tahun 2009”.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan khususnya pendidikan Islam merupakan salah satu

masalah yang tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan hidup manusia, baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat. Untuk kelangsungan pendidikan secara

teratur dan terarah, secara formal sekolah deberi tugas dan wewenang sesuai dengan

peraturan yang berlaku untuk melaksanakan pendidikan menurut jenjangnya masing-

masing. Sekolah melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut melalui pengajaran

dan proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan tugasnya secara professional, guru

memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar mengajar.

Seorang guru harus mengetahui dan memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai

bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi serta langkah-langkah apa yang

diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan itu dilakukan dengan baik dan memperoleh

hasil dengan tujuan yang diharapkan.

Mengajar bertujuan menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku tertentu

dalam diri perserta didik yang dimaksud dengan pola laku adalah sejumlah kegiatan

25

Page 26: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

yang lazim dilaksanakan manusia untuk bertahan hiudp dan memperbaiki mutu

hidup. Pengajaran juga ingin mengembangkan kemampuan berfikir kemampuan

bertindak, membina para peserta didik terhadap pola fakir yang terbuka dan tanggap

yang mampu menyesuaikan diri secara manusiawi kepada perubahan.37

Jika dilihat secara luas akan jelas nampak bahwa manusia yang hidup dan

berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan

perubahan hasil belajar. Namun demikian tidak semua peristiwa belajar itu

berlangsung secara sadar dan terarah, sehingga dapat terjadi perubahan tingkah laku

itu jauh dari apa yang diharapkan, oleh sebab itu merupakan suatu keharusan agar

perubahan itu berencana dan diarahkan.

Dalam hal mengajar banyak faktor yang berpengaruh untuk berhasil tidaknya

suatu pengajaran. Dengan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi untuk

keberhasilan tersebut, maka diharuskan kepada seorang guru untuk menetapkan

metode yang baik yang dapat dipakai di dalam pengajaran agar tercapai tujuan yang

ingin dicapai.

Salah satu tugas utama dari seorang guru adalah menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar yang efektif, seorang guru membutuhkan pengetahuan tentang

hakikat kegiatan belajar mengajar.38

Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan murid untuk mencapai

suatu tujuan tertentu apabila hasil belajar tercapai, dianggap bahwa telah terjadi

proses yang tepat. Sedangkan mengajar pada umumnya adalah suatu usaha untuk

menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga

terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya.

37

? Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali,1986), hal. 53 38

? Dimyati dan Hujiana, Mengajar dan Perubahan (Jakarta: 1994), hal. 1.

26

Page 27: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Untuk mencapai tujuan di atas, mengajar membutuhkan suatu metode atau

cara untuk membina anak ke arah pemecahan masalah. Diantara metode yang

digunakan dalam mengajar pelajaran pendidikan agama Islam khususnya bidang studi

fiqh adalah metode ceramah, tanya jawab, resitasi, diskusi, demontrasi, belajar

kelompok, team teaching dan lain-lain.39 Metode ini merupakan salah satu teknik

untuk memberi motivasi kepada siswa agar bangkit pemikirannya dalam

mengemukakan berbagai permasalahan, sehingga permasalahan dapat diselesaikan

dengan baik secara bersama-sama dalam kelompok.

Dari kenyataan yang ada, bahwa tidak semua guru fiqh menggunakan metode

dalam pembelajaran fiqh di Madrasah Ibtidaiyah dalam Kecamatan Montasik Aceh

Besar. Padahal guru fiqh salah satu unsur penunjang pembangunan di bidang

pendidikan syariah yang bermutu sesuai dengan tuntunan dan perkembangan dunia

pendidikan.

Hal ini lah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti proses belajarar

mengajar bidang studi figh pada madrasah ibtidaiyah di Kecamatan Montasik Aceh

Besar menjadi terfokus penelitian. Peneliti tertarik dan merasa perlu untuk meneliti

proses pembelajaran figh di Madrasah Ibtidaiyah dalam Kecamatan Montasik Aceh

Besar terutama dalam penerapan metodenya dengan judul: “METODE

PEMBELAJARAN FIQH PADA MADRASAH IBTIDAIYAH DI

KECAMATAN MONTASIK ACEH BESAR”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah dalam penelitian ini antara lain:

39 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1991), hal. 150.

27

Page 28: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

1. Bagaimana penerapan kurikulum pembelajaran mata pelajaran figh pada MI di

Kecamatan Montasik Aceh Besar

2. Metode apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Figh pada MI di Kecamatan

Montasik Aceh Besar?

3. Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran Figh pada MI di Kecamatan Montasik

Aceh Besar?

C. Penjelasan Istilah

Penelitian ini berjudul “Metode Pembelajaran Figh pada Madrasah Ibtidaiyah

di Kecamatan Montasik Aceh Besar”. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap

judul skripsi ini, maka dirasa perlu menjelaskan beberapa istilah yang ada di

dalamnya, antara lain:

2. Metode

Metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodus – meta (sesudah, di atas)

bodos (suatu jalan, suatu cara).40 Metode berarti juga sistem membentuk hakekat ilmu

-sistem bersangkutan dengan isi ilmu, sementara metode berkaitan dengan aspek

formal, lebih tepat sistem berarti keseluruhan pengetahuan yang teratur atau tertulis

isi dari ilmu.41 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode berarti

cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu

pengetahuan dan lain sebagainya) atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.42

40

? Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2005), hal. 635. 41 Lorens Bagus, Kamus…, hal. 635. 42 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. X (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), hal. 250.

28

Page 29: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Di dalam kamus bahasa Indonesia diterangkan istilah “metode” berarti “cara”,

yang teratur dan terpikir baik-baik (dalam ilmu pengetahuan).43 Sedangkan menurut

Sardiman AM, metode adalah cara yang digunakan oleh tenaga pengajar dalam

proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.44

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang penulis maksudkan dengan metode

disini adalah suatu cara kerja yang sistematis yang digunakan oleh guru MI di

Kecamatan Montasik dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan dalam

pengajaran mata pelajaran figh. Dalam pembahasan ini penulis menitik beratkan

metode pengajaran pelajaran figh bagi siswa MI dalam Kecamatan Montasik Aceh

Besar.

2. Pembelajaran

Kata “pembelajaran” berasal dari kata “belajar” yang berarti suatu usaha

untuk merubah tingkah laku dan pengalaman dengan jalan melatih pikiran dan

ingatan untuk dapat mengisi segala macam pengetahuan, sehingga terjadi perubahan

pada diri sendiri dalam suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosdur yang saling mempengaruhi

mencapai tujuan pembelajaran.45

Sedangkan menurut Salma D. Siregar dkk, berpendapat bahwa pembelajaran

adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat

dipermudah pencapaiannya.46

43 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 580

44 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1986), hal. 10 45

? Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet II(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), cet. II, hal. 37.

46Salma.D. dan Siregar E, Mozaik Tehnologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 4

29

Page 30: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Adapun pembelajaran yang dimaksudkan disini adalah proses pembelajaran

pada MI di Kecamatan Montasik untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

3. Figh

Kata fiqh secara Etimologi (bahasa) bersal dari bahasa Arab yaitu mashdar

(verbal Noun) dari kata فقها - يفقه - فقه yang berarti “memahami, mengetahui

secara mendalam tentang hukum-hukum syara’.47 Secara Terminologi (istilah) fiqh

adalah “ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum syara’ secara praktis yang

digali dari dalil-dalilnya yang terperinci”.48

Adapun fiqh yang penulis yang penulis maksud disini adalah salah satu mata

pelajaran pendidikan agama yang menjadi ciri khas Islam pada Madrasah Ibtidaiyah

yang di dalamnya memuat ajaran agama Islam, baik ibadah (syari’ah) maupun

mu’amalah melalui proses kegiatan pembelajaran.

5. Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga untuk belajar atau memberikan pelajaran

pada tingkat dasar di bawah naungan Kementerian Agama yang letaknya di

Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar.

D. Tujuan dan Siknifikan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang di kemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Adapn yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Penerapan kurikulum dalam pembelajaran mata pelajaran figh pada MI di

Kecamatan Montasik Aceh Besar

47 Muslim Ibrahim, Pengantar Fiqh Muqarran, Cet III (Jakarta: Erlangga, 1991), hal 21 48 Mukhtar Yahya dan Fathurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam, Cet IV,

(Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1997), hal. 15.

30

Page 31: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

2. Metode yang dipakai guru dalam pembelajaran figh pada MI di Kecamatan

Montasik Aceh Besar.

3. Cara evaluasi pembelajaran figh pada MI di Kecamatan Montasik Aceh Besar.

Penelitian ini diharapkan memiliki signifikan:

a. Secara teoritis, harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan konsep-konsep atau teori-teori selanjutnya.

b. Secara praktis, semoga tulisan ini dapat berguna bagi siapa saja yang ingin

menggunakan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang perlu dibuktikan

kebenarannya.49 Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan kurikulum dalam pembelajaran figh pada MI di Kecamatan Montasik

Aceh Besar sudah maksimal.

2. Metode yang dipakai guru dalam pembelajaran figh pada MI di Kecamatan

Montasik Aceh Besar sudah sesuai.

3. Cara evaluasi dal;am pembelajaran pembelajaran figh pada MI di Kecamatan

Montasik Aceh Besar sudah tepat.

F. Populasi dan Sampel

Dalam memberikan pengertian populasi dan sampel Margono mengemukakan

bahwa: “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam sustu ruang

49

? Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina Ilmu, 1990), hal.70.

31

Page 32: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari

populasi”50 Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang

studi fiqh, kepala sekolah dan seluruh siswa MI dalam Kecamatan Montasik

Kabupaten Aceh Besar. .

Dalam pengambilan sampel ini penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi

Arikunto yang mengemukakan: “Apabila subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15

%, atau lebih, tergantung kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan

dana”.51

Berdasarkan populasi di atas, maka penulis menetapkan 18 % sampel dari

total populasi guru agama bidang studi Figh, kepala sekolah dan siswa MI di

Kecamatan Montasik untuk dijadikan sampel.

Maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel purposive Sampel.

Menurut Suharsimi Arikunto, Purposive sampel yaitu “mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya

alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel

yang besar dan jauh.52

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metodelogi kualitatif

merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif. Berupa ungkapan atau

catatan prilaku yang dapat diamati, yang menghasilkan temuan-temuan baru dan

50Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 118,121. 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hal. 107. 52

? Ibid…,hal. 118

32

Page 33: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode kualitatif dapat diartikan sebagai

prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan

objek yang diselidiki (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) sebagaimana

adanya berdasarkan fakta-fakta aktual pada saat sekarang.53

Penelitian deskriptif ini bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena,

tapi juga menerangkan hubungan dan mendapatkan makna serta implikasi dari suatu

masalah yang ingin dipecahkan. Menurut Moleong penekanan pada suatu kajian

tentang sikap dan prilaku merupakan suatu deskripsi, karena ada data yang

dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka.54

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi terbaru khususnya yang

berkaitan dengan metode pembelajaran figh di MIN dalam Kecamatan Montasik.

Atas dasar itulah kebutuhan utama dari penelitian adalah menemukan fakta secara

langsung di lapangan. Berdasarkan karakteristik dari penelitian kulitatif, peneliti

mempunyai ketertarikan terhadap prosedur dan hasil yang akan diperoleh, karena

salah satu produk dari metode kualitatif, didapat dari lapangan secara nyata.

2.Teknik Penelitian

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Lebrary research ( penelitian kepustakaan )

Yaitu dengan mengkaji berbagai buku, majalah atau artikel yang dapat dijadikan

data dalam penulisan skripsi ini serta dapat menunjang penelitian di lapangan

nantinya. Penelitian ini untuk mempersiapkan bahan teoritis tentang pembahasan

tersebut.

53Nawawi, H dan Hadari Martini, Instrumen Penelitian, (Yokyakarta: Gajah Mada Universty Press, 1992), hal. 67.

54

?Moleong, LJ, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal.7

33

Page 34: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

2. Field research ( penelitian lapangan )

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan penelitian di lapangan

secara langsung agar data yang diperoleh lebih kongkrit dan efektif.

Mengenai metode Field research ini penulis menggunakan beberapa cara

pengumpulan data, yaitu:

m. Interview ( wawancara ) yaitu dengan mewawancari responden yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan.

n. Quessioner ( angket ) yaitu dengan membagikan angket yang berisikan

pertanyaan yang harus di jawab oleh responden. Untuk mendukung penjelasan

dari data wawancara.

o. Observasi yaitu mengamati dan meninjau langsung dari dekat tentang objek-

objek penelitian untuk melihat fenomena yang berhubungan dengan lokasi

penelitian, guna dimanfaatkan dalam penulisan karya tulis ini.

p. Telaah dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang

dimiliki oleh sekolah.

3. Teknik Analisis Data

Setelah semua data kita kumpulkan melalui questioner atau angket atau

instrument lainnya, kemudian data kita periksa kembali dengan maksud untuk

mengecek setiap questioner telah diisi sesuai dengan petunjuk.

Dalam menganalisa data penulis menggunakan rumus statistik persentase

berikut:55

FP = x 100 % N

Dimana:P : Persentase

55

? Sudjana, Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 2002), ha. 61.

34

Page 35: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

F : Frekuensi

N : Jumlah Sampel

100% : Bilangan Konstan

Kemudian dalam penulisannya penulis berpodoman pada buku “Pedoman

Karya Tulis Ilmiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

tahun 2009”.

1. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan judul dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, suatu metode yang bertujuan

memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan

35

Page 36: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

menguraikan hasil pengolahan serta menganalisa data yang terkumpul pada saat

penelitian dilakukan secara objektif. Menurut Muhammad Nazir, metode deskriptif

yaitu “suatu metode dalam menliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun satu kelas peristiwa oada masa sekarang”.56

Penelitian deskriptif ini bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena,

tapi juga menerangkan hubungan dan mendapatkan makna serta implikasi dari suatu

masalah yang ingin dipecahkan. Menurut Moelog penekanan pada suatu kajian

tentang sikap dan prilaku merupakan suatu deskripsi, karena ada data yang

dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka.57

2.Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Lebrary research ( penelitian kepustakaan )

Yaitu dengan mengkaji berbagai buku, majalah atau artikel yang dapat dijadikan

data dalam penulisan skripsi ini serta dapat menunjang penelitian di lapangan

nantinya. Penelitian ini untuk mempersiapkan bahan teoritis tentang pembahasan

tersebut.

2. Field research ( penelitian lapangan )

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan penelitian di lapangan

secara langsung agar data yang diperoleh lebih kongkrit dan efektif.

Mengenai metode Field research ini penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu:

56 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, Cet III, (Jakarta: Rajawali, 1988), hal. 63. 57 Moelog, LJ, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal. 7

36

Page 37: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

q. Observasi yaitu mengamati dan meninjau langsung dari dekat tentang objek-

objek penelitian untuk melihat fenomena yang berhubungan dengan lokasi

penelitian, guna dimanfaatkan dalam penulisan karya tulis ini.

r. Interview ( wawancara ) yaitu dengan mewawancari responden yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan.

s. Quessioner ( angket ) yaitu dengan membagikan angket yang berisikan

pertanyaan yang harus di jawab oleh responden. Untuk mendukung penjelasan

dari data wawancara.

t. Telaah dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen baik

yang dimiliki madrasah maupun pada instansi-instansi terkait .

3. Tehnik Analisa Data

Setelah semua data kita kumpulkan melalui questioner atau angket atau

instrumen lainnya, kemudian data kita periksa kembali dengan maksud untuk

mengecek setiap questioner telah di sesuai dengan petunjuk.

Dalam menganalisa data penulis menggunakan rumus statistik persentase

berikut:58

FP = x 100 % N

Dimana:P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

100% : Bilangan Konstan

58 Sudjana, Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 2002), ha. 61.

37

Page 38: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Kemudian teknik dalam penulisannya penulis berpodoman pada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam

Banda Aceh tahun 2009”.

1. MIS Bakdilip

MIS Bakdilip merupakan Madrasah dasar yang berciri khas agama Islam yang

terletak di Desa Bakdilip Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar yang penulis

jadikan sebagai objek penelitian nantinya.

Dari pengertian istilah di atas, pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam

adalah: suatu kegiatan untuk menjalankan penilaian terhadap kemampuan anak didik

dalam bidang pendidikan agama Islam.

F. Tujuan dan Siknifikansi Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:

4. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam di

MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar.

5. Untuk mengetahui teknik evaluasi yang digunakan guru PAI.

6. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan evaluasi

PAI pada MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar.

Penelitian ini diharapkan memiliki signifikansi:

a. Secara teoritis, harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan konsep-konsep atau teori-teori selanjutnya.

b. Secara praktis, semoga tulisan ini dapat berguna bagi siapa saja yang ingin

menggunakan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

G. Hipotesis

38

Page 39: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang perlu dibuktikan

kebenarannya.59 Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

4. Sebahagian guru PAI di MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar

belum sepenuhnya melaksanakan evaluasi sesuai dengan yang diharapkan.

5. Tingkat pelaksanaan evaluasi di MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh

Besar tidak memiliki standar yang sesuai dengan ketentuan evaluasi.

6. Banyaknya kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan evaluasi PAI

pada MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Aceh Besar.

H. Populasi dan Sampel

Dalam memberikan pengertian populasi dan sampel Margono mengemukakan

bahwa: “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari

populasi”60 yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa

MIS Bakdilip Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 200

orang.

Sedangkan sampel adalah sebahagian populasi yang dianggap mewakili

keseluruhan. Mengingat jumlah populasi terlalu besar, maka penulis tidak mengambil

secara keseluruhan dari populasi, hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto: "Apabila

jumlah populasi kurang dari 100 orang maka dapat diambil secara keseluruhan

sehingga penelitian nantinya menjadi penelitian populasi. sedangkan bila jumlah

populasi lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10- 15%, 20-25%, atau 50 %.”61

59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina Ilmu,

1990), hal.70. 60

?Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 118,121. 61 Ibid,.., hal. 34.

39

Page 40: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Dari kutipan di atas penulis mengambil 25% dari jumlah populasi sebagai sampel,

yaitu sebanyak 50 orang siswa yaitu kelas V dan Kelas VI. Penulis mengambil

sampel kelas V dan VI karena siswa-siswi pada kelas tersebut telah memahami baik

dari segi materi yang diajarkan maupun dalam pengisian angket.

I. Metode Penelitian

Dalam rangka penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif

yaitu mendiskripsikan dan menginterpretasi pendapat yang sedang tumbuh, proses

yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang

tengah berkembang.62

Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan

evaluasi yang terjadi sekarang ini dilokasi penelitian (MIS Bakdilip Kecamatan

Montasik Aceh Besar) khususnya hal-hal yang menyangkut dengan upaya guru

agama dalam meningkatkan mutu pengajaran agama di MIS Bakdilip Kecamatan

Montasik Aceh Besar dalam mengevaluasi siswa.

Sedangkan pengumpulan data yang ditempuh, melalui penelitian sebagai

berikut :

3. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Penelitian ini penulis tempuh dengan sistem penelahan sejumlah buku, artikel

atau karya ilmiah, majalah dan lain-lainnya yang berhubungan dengan pembahasan

skripsi ini.

4. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian lapangan dilakukan yaitu dengan sistem pengumpulan data-data di

lapangan (lokasi penelitian) skripsi ini. Adapun instrumen atau alat pengumpulan data

yang digunakan sebagai berikut:

62 Ibid.., hal. 177.

40

Page 41: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

d. Angket

Angket dibagikan kepada responden yang dipilih sebagai sampel penelitian ini

yaitu sejumlah 50 siswa. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

angket tertutup dan berstruktur. dengan tiga alternatif jawaban yang disediakan (a,b,c)

namun untuk pertanyaan tertentu penulis kadang-kadang menyediakan alternatif

jawaban "d" khususnya untuk alternatif jawaban ini dikosongkan. Hal ini dilakukan

guna siswa dapat mengisinya dengan alternatif jawaban lain yang cocok menurutnya.

Dari setiap nomor angket dalam melakukan analisis data angket di mulai dari

bilangan terbesar kepada bilangan terkecil

100% disebut seluruhnya

80-99% disebut pada umumnya

60-79% disebut sebagian besar

50-59% disebut lebih dari setengah

40-49% disebut kurang dari setengah

20-39% disebut sebagian kecil

0-19 disebut sedikit sekali.63

e. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek penelitian penulis tentang

pelaksanaan evaluasi PAI di MIS Bakdilip Kec. Montasik Aceh Besar

f. Wawancara yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada kepala sekolah dan

semua guru PAI sebanyak 4 orang tentang teknik dan cara mengevaluasi

anak didik. tingkat keberhasilan pengajarannya dan

sebagainya.

63

? Sutrisno Hadi, Metodologhi Research, Jilid. I (Yogyakarta Yayasan Penerbit UGM, 1982), hal. 66.

41

Page 42: Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

Kemudian dalam penulisannya penulis berpodoman pada buku “Pedoman

Karya Tulis Ilmiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

tahun 2009”.

42