Fiqh Ikhtilaf

32
Fiqh Ikhtilaf (Adab Berbeda Pendapat) Hatta Syamsuddin Kajian IKADI Sragen 21 November 2010 Masjid Agung Kauman Kabupaten Sragen

Transcript of Fiqh Ikhtilaf

Page 1: Fiqh Ikhtilaf

Fiqh Ikhtilaf(Adab Berbeda

Pendapat)Hatta Syamsuddin

Kajian IKADI Sragen 21 November 2010Masjid Agung Kauman Kabupaten Sragen

Page 2: Fiqh Ikhtilaf

1. Pengertian Ikhtilaf dan Hakikatnya2. Ragam dan Contoh Ikhtilaf3. Sebab-sebab Iftiroq Ikhtilaf Madzmum

(Perpecahan)4. Sebab-sebab Ikhtilaf Mahmudz ( Ikhtilaf

Fiqh)5. Adab dalam Berbeda Pendapat

Pembahasan :

Page 3: Fiqh Ikhtilaf

Ikhtilaf adalah lawan dari ittifaq / kesepakatan. Dalam kamus Lisanul Arab : Ikhtalafa al-amr in lam yattafiqa – sesuatu disebut ikhtilaf ketika belum bisa bersatu/bersepakat. Setiap yang tidak sama bisa juga disebut dengan ikhtilaf (perbedaan).

Pengertian Ikhtilaf

Page 4: Fiqh Ikhtilaf

ال*ون' ي'ز' و'ال' د'ة1 و'اح4 ة1 م7أ* الن7اس' ع'ل' ل'ج' بAك' ر' اء' ش' Fل'و و'

ين' ) ت'ل4ف4 Fخ مF( 118م* ه* ل'ق' خ' ل4ذ'ل4ك' و' بAك' ر' م' ح4 ر' Fم'ن إ4ال7 "Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia

menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. (QS Huud 118-119)

Meskipun demikan, Sunnah Kauniyah yang buruk, menurut Ijmak Ulama harus tetap dihindari

Hakikat Ikhtilaf

Page 5: Fiqh Ikhtilaf

Permasalahan Sholat Ashar di Bani Quroidhah : Nabi saw bersabda : ‘’Janganlah salah seorang dari kalian melaksanakan Shalat Ashar kecuali di (daerah) Bani Quraidhah’’

Permasalahan Dua sahabat yang Bertayamum untuk Sholat

Tاء م' ا م' ع'ه* م' ل'يFس' و' ال'ة* الص7 ت4 ر' ض' ح' ف' ر ف' س' ف4ى ال'ن4 ج* ر' ج' ر' خ'ت4 Fو'قFال ف4ى اء' الFم' د'ا و'ج' ث*م7 ل7ي'ا ف'ص' ط'يgب1ا ع4يد1ا ص' ت'ي'م7م'ا ف''ت'ي'ا أ ث*م7 ر* اآلخ' ي*ع4د4 Fل'م و' وء' الFو*ض* و' ال'ة' الص7 ا م' د*ه* أ'ح' أ'ع'اد' ف'

- ال' - ق' ف' ل'ه* ذ'ل4ك' ا ذ'ك'ر' ف' وسلم عليه الله صلى الل7ه4 ول' س* ر' . ال' و'ق' » ال'ت*ك' ص' 'تFك' أ ز' Fأ'ج و' ن7ة' Aالس بFت' ص'

أ' « Fي*ع4د Fل'م ل4ل7ذ4ىت'يFن4 ر7 م' ر* Fاأل'ج ل'ك' « أ'ع'اد' و'

أ' ت'و'ض7 » ل4ل7ذ4ى

Perbedaan Jaman Rasulullah

Page 6: Fiqh Ikhtilaf

Ragam Ikhtilaf dan Contohnya

Page 7: Fiqh Ikhtilaf

Ikhtilaf disebut terpuji jika merupakan hasil ijtihad yang berlandaskan niat mencari kebenaran dan memenuhi syarat dan adabnya, bahkan meskipun hasil ijtihad tersebut keliru.

Dari Amr bin Ash Rasulullah SAW bersabda : " Jika seorang hakim menghukumi (suatu urusan) kemudian dia berijtihad dan benar maka baginya dua pahala, dan jika ia menghukumi lalu berijtihadi kemudian salah, maka baginya satu pahala " (HR Bukhori dan Muslim)

A. Ikhtilaf Mahmud / Terpuji

Page 8: Fiqh Ikhtilaf

Pelaksanaan Ibadah Thowaf Larangan Menjual Kulit Qurban Pengeluaran Zakat Fitrah

Contoh Ikhtilaf Mahmud & Hikmahnya

Page 9: Fiqh Ikhtilaf

ikhtilaf ini muncul dari hasil ijtihad dengan metodologi yang salah atau tidak sempurna, bahkan terkadang lebih didominasi kepentingan dan hawa nafsu semata

dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda : " dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 72 golongan, semuanya di neraka kecuali satu golongan saja yaitu al-jamaah " ( HR Ibnu Majah).

B. Ikhtilaf Madzmum/Tercela

Page 10: Fiqh Ikhtilaf

Perbedaan yang dimunculkan oleh Syiah terhadap Ahli Sunnah :

Penilaian terhadap Sahabat, Surat dan Ayat dalam Al-Quran, Nikah Mut’ah dll

Contoh Ikhtilaf Madzmum / Perpecahan

Page 11: Fiqh Ikhtilaf

CONTOH 1 Baca Basmalah Jahr (dikeraskan) Baca Basmalah Sir ( pelan ) Baca Basmalah dengan bahasa Indonesia

CONTOH 2 Umroh hukumnya Sunnah Umroh hukumnya Wajib Umroh sunnah tempatnya tidak harus di

Mekkah

Antara Mahmud dan Madzmum

Page 12: Fiqh Ikhtilaf

Sebab Ikhtilaf

Madzmum

Page 13: Fiqh Ikhtilaf

Ini adalah sebab paling banyak dari ikhtilaf yang tercela, dimana sejarah islam banyak mencatat perbedaan-perbedaan yang berasal dari pembangkangan, dan pembelaan kepentingannya. Seperti : Khowarij, Syiah Rofidhoh dan seterusnya.

Contoh : Celaan syiah kepada dua sahabat mulia abu Bakar dan Umar

1. Pembangkangan البغي ) (

Page 14: Fiqh Ikhtilaf

Adalah merasa takjub dengan pendapatnya sendiri, merasa sombong dan meremehkan pendapat orang lain. Maka ia tetap pada pendapatnya sendiri meskipun jelas keliru, tanpa mau mendengarkan pendapat dan pertimbangan dari pihak lain.

2. Tertipu diri sendiri الغرور) (بالنفس

Page 15: Fiqh Ikhtilaf

Yaitu melihat kepada yang lain dengan cara pandang negatif, menuduh pemahaman orang lain cacat, amal-amal orang lain salah, tujuan-tujuan orang lain adalah buruk. Maka mereka ini senantiasa menuduh dan menjelek-jelekkan orang lain, baik dengan perkataan dan juga dengan perbuatan.

3. Buruk sangka ) ( الظن سوء

Page 16: Fiqh Ikhtilaf

Yang senantiasa menjadi sebab sifat ini adalah dorongan hawa nafsu semata. Maka ia berbeda pendapat hanya karena menginginkan popularitas, pengakuan dan penghargaan dari yang lainnya. Begitu pula mereka berbeda pendapat karena memang menyukai perdebatan panjang, pada hal-hal yang semestinya tidak prioritas.

4. Suka Debat dan Tebar pesona ) ( الجدال و الظهور حب

Page 17: Fiqh Ikhtilaf

Ini ada sejak jaman dulu hingga kini. Bahkan hingga mengorbankan nyawa atau darah sekalipun. Ibnu Taimiyah mengatakan : " Barang siapa yang bertaashob kepada salah satu dari para imam madzhab tanpa yang lainnya, maka ia bagaikan bertaashob pada salah seorang sahabat tanpa yang lainnya". Contoh dalam masalah ini seperti Syiah dengan fanatisme terhadap para imamnya.

5.Fanatik dg Pendapat seseorang

Page 18: Fiqh Ikhtilaf

Para musuh-musuh Islam dari Yahudi dan Nasrani sangat mengetahui persis bahwa kekuatan umat Islam adalah pada persatuannya. Maka langkah pertama yang ia ambil dalam rangka menguasai negri muslim adalah dengan memecah belah kaum muslimin di daerah tersebut. Maka merekapun mempelajari hal-hal dalam ajaran Islam yang bisa djadikan sebab perpecahan, kemudian menambah-nambahi, menghias, memperbesar dan memperuncing perbedaan yang semestinya sederhana dan wajar.

6.Faktor dari Luar

Page 19: Fiqh Ikhtilaf

Sebab Ikhtilaf

Mahmud

Page 20: Fiqh Ikhtilaf

Contoh : Perbedaan antara Abu Bakar, Rasulullah SW dan Umar dalam masalah tebusan perang badar

ض4 Fر' Fاأل ف4ي ن' ي*ثFخ4 ت7ى ح' ى ر' Fس

أ' ل'ه* ي'ك*ون' Fأ'ن ل4ن'ب4ي� ك'ان' ا م' Tع'ز4يز الل7ه* و' ة' ر' خ4 Fاآل ي*ر4يد* الل7ه* و' الدAنFي'ا ض' ع'ر' ت*ر4يد*ون'

األنفال ) Tك4يم (67ح'Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai

tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu).

1.Perbedaan Tabiat & Latar belakang Seseorang

Page 21: Fiqh Ikhtilaf

Contoh 2 : Perbedaan antara Ibnu Umar dan Ibnu Abbas dalam masalah menyentuh Hajar Aswad

Ibnu Abbas suka berdesak-desakan, tapi Ibnu Abbas justru memakruhkannya

Ibnu Umar mengatakan : “Ia menjawab, "Hati saya tertuju padanya dan saya senang jika hati saya bersama dengan mereka-mereka yang berbondong-bondong mendekati Hajar Aswad

Page 22: Fiqh Ikhtilaf

Ibnu Taimiyah mengatakan : "sebab ini adalah yang paling banyak menjadikan perbedaan diantara para salaf, karena menguasai seluruh hadits Nabi SAW itu tidak akan dapat dilakukan oleh seorangpun dari umat ini "

Contoh 1: Masalah warisan bagi nenek yang tidak diketahui oleh Abu Bakar

Contoh 2 : Masalah adab bertamu yang tidak diketahui oleh Umar bin Khotob

2. Perbedaan Sampai tidaknya dalil

Page 23: Fiqh Ikhtilaf

Perbedaan dalam menilai kuat tidaknya suatu hadits. Maka yang menganggap kuat akan beramal dengannya, sementara yang menganggap lemah akan beramal dengan hadits lain yang berbeda maknanya.

Contoh : Permasalahan Hukum Sholat tasbih

3. Perbedaan Kuat Lemah Dalil

Page 24: Fiqh Ikhtilaf

Bisa karena Lafadz asing : munabadzah, muhaqolah, urbun.

Bisa karena lafadz mempunyai banyak makna Contoh lafadz “ Quru’

وء ر* ق* ث'ة' ث'ال' ن7 ه4 س4 ب4أ'نFف* ن' Fب7ص ي'ت'ر' ات* الFم*ط'ل7ق' و' Bisa karena diartikan makna hakiki dan makna

majazy : contoh lafadz ‘Rukyah” dalam penetepan Ramadhan dan Hari Raya, atau “Lams” dalam masalah batalnya wudhu atau tidak

Dan banyak ragam dari jenis ini.

4. Perbedaan Pemaknaan terhadap Lafadz Dalil

Page 25: Fiqh Ikhtilaf

Dalam kajan Ushul Fiqh, kita mengenal bahwa setiap imam mempunyai prioritas yang berbeda-beda dalam menentukan urutan dalil syar’inya. Setelah mereka bersepakat urutan pertama dan kedua adalah Al-Quran dan Sunnah, maka urutan berikutnya terdapat banyak perbedaan. Bahkan ada sebuah dalil bagi madzhab tertentu yang mungkin tidak dianggap oleh ulama madzhab lainnya.

5. Perbedaan metodologi dalam Istinbath Hukum

Page 26: Fiqh Ikhtilaf

Adab Berbeda

Pendapat

Page 27: Fiqh Ikhtilaf

PERTAMA : Menyadari bahwa perbedaan dalam hal furu' adalah sesuatu yang pasti ada. Sehingga penyatuan pendapat adalah sesuatu yang cenderung tidak mungkin, dan jika dipaksakan justru akan mengarah pada perpecahan. Yang lebih diperlukan adalah kesadaran akan perbedaan tersebut.

KEDUA :Mengikuti manhaj yang moderat / pertengahan dan menghindari sikap berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya “ urusan yang terbaik adalah yang pertengahan” (kata2 hikmah)

Page 28: Fiqh Ikhtilaf

KETIGA : Hendaknya kita fokus pada hal-hal yang muhkamat atau jelas penafsirannya, dan menghindari perdebatan seputar hal yang mutasyabihat (masih rancu).

نFه* م4 اب'ه' ت'ش' ا م' ي'ت7ب4ع*ون' ف' TغFي ز' Fم ل*وب4ه4 ق* ف4ي ال7ذ4ين' ا م7أ' ف'

يل4ه4 و4Fت'أ ابFت4غ'اء' و' تFن'ة4 الFف4 ابFت4غ'اء'

KEEMPAT :Tidak mengingkari secara mutlak atau final terhadap masalah-masalah ijtihadiyah yang masih khilafiyah. Hal ini sesuai kaidah :

مثله باجتهاد ينقض ال االجتهاد“ijtihad tidak bisa dibatalkan dengan ijtihad

yang lain”.

Page 29: Fiqh Ikhtilaf

KELIMA : Pentingnya membaca dan menelaah perbedaan di antara ulama, sebab dan dalil-dalinya. Hal ini untuk menguatkan toleransi dan menghindari sikap reaktif dalam menanggapi perbedaan.

KEENAM : Menyibukkan diri dengan agenda umat yang lebih besar dan prioritas. Berdebat Membahas dan menanggapi masalah khilafiyah tidak akan pernah selesai, yang ada justru melemahnya kesatuan umat.

“Aku akan menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia berada dalam pihak yang benar.“(Hadis Hasan Riwayat Abu Dawud)

Page 30: Fiqh Ikhtilaf

KETUJUH :Saling bekerja sama dan membantu dalam hal-hal yang disepakati, serta saling bertoleransi dan memahami dalam hal-hal yang masih berbeda dan belum bisa disepakati

KEDELAPAN :Tidak gegabah dan mudah dalam mengkafirkan orang.

: اWمW ك WانW ك \ن] إ WحWد_ه_مWا، أ \هWا ب WاءW ب فWقWد] ، Wاف\ر_ ك Wا ي ]ه\ ي Wخ\ أل WالWق mام]ر\ئ oمWا يW أ

:   . WرpفW ك \ذWا إ m \م ل م_س] Wة\ ر\وWاي ف\ي Wو ]ه\ Wي عWل zقWفp م_ت ]ه\ Wي عWل جWعWت] Wر p \ال إ Wو WالWقWخWاه_ … أ ج_ل_ pالر

“Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya : wahai kafir, maka (dosa) pengkafiran ini akan kembali kepada salah satu dari keduanya, jika dia benar dalam berkata (maka tidak mengapa), tapi jika tidak maka ucapan itu akan kembali kepadanya”. (HR.Bukhori dan Muslim)

Page 31: Fiqh Ikhtilaf

_م] ر\يح_ك WبWذ]هW وWت _وا ل Wف]شW فWت ع_وا WازW Wن ت WالWو Wه_ ول س_ WرWو Wهp الل Wط\يع_وا وWأ Wر\ين\ الصpاب WعWم Wهp الل pن\ إ وا \ر_ وWاص]ب

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS Al-Anfal 46)

Renungan Akhir :

Page 32: Fiqh Ikhtilaf

Alhamdulillah

Hatta Syamsuddin081329078646

[email protected]