Metode Operasi Wanita

26
. Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah. Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam- macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. B. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswi tentang metode KB mantap ( MOP dan MOW). 2. Untuk memperluas wawasan mahasiswi tentang metode KB mantap (MOP dan MOW). 3. Untuk dapat membantu mahasiswa dalam memahami KB mantap (MOP dan MOW) baik secara teori maupun sercara praktik. 4. Agar mahasiswi dapat mengetahui cara kerja, syarat, waktu pelaksanaan, perawatan, keuntungan dan kerugian dari metode KB mantap (MOP dan MOW). 5. Agar mahasiswi kelak dapat memberikan pelayanan kontrasepsi tentang KB mantap (MOP dan MOW) kepada masyarakat.

description

Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.

Transcript of Metode Operasi Wanita

. Latar Belakang

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.

Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut.B. TujuanAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswi tentang metode KB mantap ( MOP dan MOW).2. Untuk memperluas wawasan mahasiswi tentang metode KB mantap (MOP dan MOW).3. Untuk dapat membantu mahasiswa dalam memahami KB mantap (MOP dan MOW) baik secara teori maupun sercara praktik.4. Agar mahasiswi dapat mengetahui cara kerja, syarat, waktu pelaksanaan, perawatan, keuntungan dan kerugian dari metode KB mantap (MOP dan MOW).5. Agar mahasiswi kelak dapat memberikan pelayanan kontrasepsi tentang KB mantap (MOP dan MOW) kepada masyarakat.BAB IIPEMBAHASANKB Kontrasepsi Mantap (MOW dan MOP)

A. PengertianKontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.B. Cara KerjaTubektomi (MOW)Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutupVasektomi (MOP)Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan spermaC. KeuntunganSecara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah : Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi yang permanen Lebih ekonomis, karena hanya memrlukan biaya untuk satu kali tindakan saja

Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah :a. Tubektomi (MOW)

Sangat efektif dan permanen Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99% Tidak ada efek samping dalam jangka panjang Tidak mempengaruhi proses menyusui Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local Tidak menggangu hubungan seksualb. Vasektomi (MOP) Sangat efektif dan permanen Tidak ada efek samping dalam jangka panjang Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99% Tidak menggangu hubungan seksual Tindakan bedah yang aman dan sederhanaD. Kerugian1. Tubektomi (MOW) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan2. Vasektomi (MOP) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak Harus ada tindakan pembedashan minor.E. Syarat

Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:1) SukarelaSetiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan kontap; artinya sedcara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara kontrasepsi 2)BahagiaSetiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya : calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling sedikitumur sekitar 2 tahun umur isteri paling muda sekitar 25 tahun3) KesehatanSetiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan adanya hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak.Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent)F. Yang Dapat MenjalaniTubektomi (MOW) Usia lebih dari 26 tahun Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal 5 (lima) tahun Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius Ibu pasca persalinan Ibu pasca keguguranVasektomi (MOP) Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggiG. Yang Sebaiknya Tidak MenjalaniTubektomi (MOW) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai) Menderita tekanan darh tinggi Kencing manis (diabetes) Penyakit jantung Penyakit paru-paru Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan Kurang pati mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan Belum memberikan persetujuan tertulisVasektomi (MOP) Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan Menderita kencing manis Hidrokel atau varikokel yang besar Hernia inguinalis Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansiaH. Waktu pelaksanaanTubektomi (MOW)1. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil2. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi3. Pasca persalinan : Minilap: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu Laparoskopi: tidak tepat unntuk klie-klien pasca persalinan4. Pasca keguguran Triwulan pertama: dalam wakru 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik) minilap atau laparoskopi) Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja)Vasektomi (MOP)1. Tidak ada batasan usia, dapat dilaksanakan bila diinginkan. Yang penting sudah memenuhi syarat sukarela, bahagia, dan kesehatan.2. Istri beresiko tinggiI. Tempat Pelayanana. Tubektomi (MOW)Rumah sakit. Jika ada keluhan, pemakai harus ke Rumah Sakitb. Vasektomi (MOP)Rumah Sakit, puskesmas dan klinik KBJ. Persiapan Sebelum TindakanTubektomi (MOW)Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap wanita adalah:1. Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurang-kurangnya 6 jam sebelum operasi. Bagi calon akseptor yang menderita Maag (kelaianan lambung agar makan obat maag sebelum dan sesudah puasa2. Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi sampai bersih, dan juga daerah perut bagian bawah3. Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dll4. Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah ditandatangani atau di cap jempol5. Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu6. Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani anggota keluarga; sebaiknya suami.Vasektomi (MOP)Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap pria adalah:1. Tidur dan istirahat cukup2. Mandi dan memebersihkan daerah sekitar kemaluan3. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik4. Datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar5. Jangan lupa membawa surat persetujuan isteri yang ditandatangani atau cap jempolK. Perawatan Setelah TindakanTubektomi (MOW)1. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari2. kebersihan harus dijaga terutama daerah luka operasi jangan sampai terkena air selama 1 minggu (sampai benar -benar kering)3. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk4. senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah luka operasi kering. Tetapi bila tubektomi dilaksanakansetelah melahirkan atau kegugurang, senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari

Vasektomi (MOP)1. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari2. Jagalah kebersihan dnegan membersihkan diri secara teratur dan jaga agarluka bekas operasi tidak terkena air atau kotoran3. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk4. Pakailah celana dalam yang kering dan bersih, dan jangan lupamenggantinya setiap hari5. Janganlah bersenggama bila luka belum sembuh. Boleh berhubungan seksual setelah tujuh hari setelah operasi. Bila isteri tidakmenggunakan alat kontrasepsi, senggama dilakuakn dengan memakai kondom sampai 3 bulan setelah operasi.

BAB IIIPENUTUPI. KesimpulanKeluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB. Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.

II. SaranJutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman sebelumnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak anak khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumber daya kurang, dan keuntungan social tipis. Anak-anak membantu pekerjaan orang tua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. Di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orang tua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa banyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. Banyak orang tua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak, tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak. tidak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.

Yang jelas, tidak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan akan hamil.

Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari keuntungan dan kerugian setiap metoda terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka http://posyandu.org/mow-dan-mop.html

Metode Operasi Wanita (MOW) / tubektomi 2.1 Metode Operasi Wanita (MOW)Metode ini merupakan metode untuk sekitar 23 % pasangan di inggris (FPA 2000f). meskipun secara teknis prosedur sterilisasi mungkin bersefat reversible, prosedur ini sebaiknya dipandang sebagai metode kontrasepsi permanen. Pasangan perlu melakukan kontrasepsi secara cermat dan menyeluruh untuk memastikan bahwa mereka telah mempertimbangkan semua kemungkinan akhir, termasuk kemungkinan terjadinya perubahan dalam kondisi keluarga, dan menerima sifat permanen prosedur tersebut. Meskipun persetujuan dari pasangan tidak diperlukan, konseling bersama untuk kedua pasangan sebaiknya dilakukan. Operasi tersedia untuk kedua jenis kelamin di bawah. NHS, tetapi daftar tunggunya mungkin panjang. Dengan menggunakan teknik yang biasa digunakan, sterilisasi pada wanita maupun pria mengakibatkan perubahan hormonal. Penurunan libido dapat timbul karena alas an psikologis, tetapi beberapa pasangan merasakan kebebasan dari rasa takut yang besar.Sterilisasi wanitaTuba uterine ditutup dengan menggunakan teknik pemisahan dan pengikatan, pemasangan klip atau cincin, diatermi atau terapi laser. Metode modern bertujuan menimbulkan kerusakan jaringan yang minimal sehingga ismus menjadi pilihannya (dengan diameter statisnya) karena dapat meningkatkan kesempatan kembalinya ke kondisi semula. Operasi yang dilakukan dibawah pengaruh anestesi local ataupun umum, dapat dilakukan secara laparotomi, minilaparotomi, atau laparoskopi. Kemajuan prosedur terbaru mencakup metode non-pembedahan yang menutup tuba dengan menggunakan histeroskop, yang tidak menimbulkan jaringan parut (SZAREWSKI & GUILLEBAUD 2000).Angka kegagalan. Angka kegagalan sekitar 1 diantara 200, yang tergantung pada metode yang digunakan (FPA2000e).Pertimbangan penting. Efek kerja dapat segera terasa, meskipun wanita dapat disarankan untuk tetap menggunakan kontrasepsi hingga periode menstruasi berikutnya untuk menjaga kemungkinan ovulasi telah terjadi sebalum operasi dilakukan. Untuk alsan ini, beberapa wanita diminta untuk pantang koitus selama 7 hari sebelum prosedur.Jika terjadi kegagalan, terjadi peningkatan kehamilan ektopik (Glasier 1995), dan wanita sebaiknya dianjurkan untuk mencari bantuan medis dengan segera jika mereka menduga terjadinya kehamilan setelah sterilisasi.Pertimbangan pascapartum. Hepburn (1995) menyatakan bahwa sterilisasi wanita pasca partum segera dapat dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya tromboembolisme dan penyesalan. Hal tersebut menekankan kebutuhan terhadap konseling yang menyeluruh sebelum dilakukan prosedur. Guillebaud (1999) menyarankan akan lebih tepat untuk melakukan sterilisasi laparoskopi setelah 12 minggu.

2.2 Profil Sangat efektif dan permanen Tindak pembedahan yang aman dan sederhana Tidak ada efek samping Konseling dan inform consent mutlak diperlukan Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen.

2.3 Jenis Minilaparotomi Laparoskopi

2.4 Mekanisme Kerja Dengan mengoklusi tuba falopii (meningkat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

2.5 Keuntungan dan KerugianKeuntungan Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan) Permanen Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding). Tidak bergantung pada factor senggama Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local Tidak ada efek samping dalam jangka panjang. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormone ovarium).

Kerugian Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi. Klien dapat menyesal di kemudian hari. Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum). Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi). Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS.

2.6 Indikasi dan Kontra IndikasiIndikasi Usia > 26 tahun Paritas > 2 Yang telah mempunyai besar keluarga sesuai dengan kehendaknya Pada kehamilan akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius Pascapersalinan Pascakeguguran Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

Keadaan yang memerlukan kehati-hatianKeadaan masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau pembekuan darah, RJP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes) anjurannya klien dengan masalah medis yang signifikan menghendaki penatalaksanaan lanjutan dan bedah yang khusus. Misalnya prosedur ini harus dilakukan di rumah sakit tipe A atau B atau fasilitas swasta dan bukan sebuah ambulatory facity. Bila memungkinkan masalah-masalah medis yang segnifikan sebaiknya dikontrol sebelum proses pembedahan.Keadaan tunggal dan atau tanpa anak sama sekali. Anjuran nasihat yang sangat hati-hati dna membutuhkan waktu tambahan untuk mengambil keputusan yang bijak. Bantulah klien untuk memilih metode lain , bila perlu.

Kontraindikasi Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai) Perdarahan vagunal yang belum dijelaskan (hingga harus dievaluasi). Infeksi sistemik atau pelvic yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol). Tidak boleh menjalani proses pembedahan Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa depan Belum member persetujuan tertulis.

2.7 Waktu tang tepat melakukan Metode Operasi Wanita (MOW) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi) Pascapersalinan- Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu- Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan. Pascakeguguran- Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap atau laparoskopi)- Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap saja)

2.8 Cara Sterilisasi Tubektomi1. Saat Operasi : Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Sesudah suatu keguguran, tubektomi dapat langsung dilakukan. Dianjurkan agar tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. Tubektomi pasca persalinan lewat 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba, infeksi, dan kegagalan. Edema tuba akan berkurang setelah hari ke 7 10 pasca persalinan. Tubektomi setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-alat genital telah mengecil dan berdarah.

2. Cara Mencapai Tuba Laparatomi : Cara mencapai tuba melalui laparatomi biasa, terutama pada masa pasca persalinan. Minilaparatomi :Laparatomi khusus untuk tubektomi ini paling mudah dilakukan 1 2 hari pasca persalinan. Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang, dan dinding perut yang masih longgar memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1 2 cm di bawah pusat. Laparoskopi :Pasien dengan sikap Litotomi-Kanula Robin dipasang pada kanalis servikalis dan bibir depan serviks dijepit dengan tenakulum bersama-sama. Pemasangan alat-alat ini dimaksudkan untuk mengemudikan uterus selagi operasi dilakukan. Kuldoskopi :Pasien dengan posisi nungging ( posisi genupektoral ) dan setelah spekulum dimasukkan dan bibir belakang serviks uteri dijepit dan uteres ditarik keluar dan agak ke atas. Dilakukan fungsi dengan jarum tauhy di belakang uteres, dan melalui jarum tersebut udara masuk dan usus-usus terdorong ke rongga perut. Setelah jarum diangkat, lubang diperbesar, sehingga dapat dimasukkan kuldeskop. Melalui kuldeskop dilakukan pengamatan adneksa dan dengan lunam khusus tuba dijepit dan ditarik keluar untuk dilakukan penutupan. Kolpotomi Posterior :Pasien dalam posisi litotomi. Dinding belakan vagina dijepit pada jarak 1 dan 3 cm dari serviks dengan 2 buah cunam. Lipatan dinding vagina diantara kedua jepitan itu digunting sekaligus sampai menembus peritoneum. Lubang sayatan diperlebar dengan dorongan spekulum soonawalla. Tuba dapat langsung terlihat atau dipancing dan ditarik keluar. Mukosa vaginadan peritoneum dijahit secara jelujur, bersama atau dijahit sendiri-sendiri, lama perawatan 2-3 hari, sedang anestesi yang dipakai ialah umum atau spinal. OvarektomiAtau salpingo-oophorektomi mengakibatkan sterilsasi tapi seperti pada radiasi mengakibatkan menopause, sehingga tidak lagi dibenarkan untuk tujuan sterilisasi. HysterektomiDi beberapa Negara hysterektomi banyak dilakukan untuk sterilisasi. Dengan cara ini dapat pula dihilangkan kemungkinan suatu proses ganas dari uterus. Sebaliknya para wanita tidak akan mengalami haid lagi.Di samping itu perlu dipikirkan akibat kehilangan uterus secara psikologis. Kepercayaan yang umum dikalangan wanita kita ialah bahwa seorang wanita tidak sempurna apabila telah kehilangan uterus.

Reseksi cornuiSudut tuba (pars interstitialis) dipotong dan dinding uterus ditutup kembali. Kegagalan agak tinggi kurang lebih 2.8% TubektomiAtau salpingektomi masih sering dilakukan terutama apa bila kita sedang melakukan laparotomi. Keuntungan dari cara ini ialah bahwa tidak mungkin lagi terjadi kegagalan, dengan kata lain pregnancy rate adalah nol.Sebaliknya ada laporan-laporan dalam kepustakan bahwa ada pendarahan dari uterus setelah tubektomi bilateral. Rupanya mungkin cabang-cabang art. Ovarica ke ovarium terikat sehingga terjadi atrofi dari ovarium. Fimbriektomicara Cara ini dilaporkan oleh Kroener pada tahun 1967. Dasar pemikiran cara ini ialah bahwa fimbriae sangat berguna untuk menangkap ovum dan menyalurkannya ke arah tuba.Pengikatan tuba dekat fimbriae dan pemotongan fimbriae adalah relatif mudah dan ternyata memberikan hasil yang sangat memuaskan. Kegagalan dilaporkan hanya sekitar 0,2% .

3. Cara Penutupan Tuba Cara Pameroy :Tuba dijepit kira-kira pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catqut biasa No. 0 atau No. 1. Lipatan tuba dipotong diatas lipatan catqut tadi. Cara Kroener :Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera atau dengan catgut yang tidak mudah diabsorsi. Bagian tuba distal dari jepitan dipotong ( fimbriektomi ).

Cara Irving :Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan cutgut kromik No.0 atau 00. Ujung potongan proksimal di tanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus. Ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum. Pemasangan Cincing Falope :Cincin Falope (Toon Ring) terbuat dari silikon. Dengan aplikator bagian ismus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut. Pemasangan Klip:Klip filshie mempunyai keuntungan dapat digunakan pada tuba yang edema. Klip tidak memperpendek panjang tuba, maka rekanalisasi lebih mungkin dikerjakan.

4. RadiasiPenyinaran dengan rontgen, radium, cobalt, cesium dan sebagainya mengakibatkan kerusakan jaringan ovarium dan dengan demikian tidak akan terjadi ovulasi. Kerugiannya ialah bahwa ovarium tidak lagi membuat hormone-hormon, sehingga wanita masuk dalam menopause. Berhubungan dengan ini, radiasi tidak lagi dibenarkan untuk sterlisasi, kecuali pada keadaan yang sangat terbatas.5. Ligasi TubaLigasi (pengikatan) tuba dan pemotongan sebagian tuba merupakan cara yang paling sering dilakukan.Berbagai cara telah diajukan oleh ahli-ahli di luar negeri antara lain :a. Cara MadlenerTuba diikat pada 2 tempat sehingga merupakan loop . Pengikatan dilakukan dengan benang sutera setelah tuba dijepit kuat-kuat dengan klem.Mula-mula dikira bahwa cara ini reversible apabila ikatan sutera dibuka. Ternyata emikibahwa dugaan ini meleset.Kerugian cara ini ialah bahwa kita meninggalkan benda asing dalam rongga perut sehingga mungkin menimbulkan perlekatan. kegagalan kurang lebih 1.4%b. Cara Pomeroy :Mula-mula dianjurkan oleh Pameroy sebagai suatu cara untuk sterilisasi setelah wanita melahirkan anak dimana uterus masih besar.Operasi ini biasanya dilakukan 24-48 jam postpartum. Dengan demikian irisan pada kulit kecil.Irisan kulit pada umumnya setinggi fundus uteri tapi dapat pula dibawah pusat melintang apabila dilakukan 1-2 hari postpartum.Irisan ini besarnya 1-2 cm.Tuba dicari dan ditarik, di tengah-tengah loop dari tuba ini mesosalpinx ditembus dan tuba diikat pada 2 tempat setelah itu ujung loop tuba dipotong.Apabila terjadi retraksi karena involusi uterus, kedua ujung tuba akan berjauhan. Jadi kalau terjadi rekanalisasi atau ujung-ujung tuba bocor, kemungkinan ovum meneruskan perjalanan ke ujung yang lain adalah kecil sekali.Dengan cara ini kegagalan kurang lebih 0.3% . Cara ini pula sering dilakukan waktu SC. Ternyata kemudian bahwa methode ini dapat dilakukan pada uterus bukan postpartum dengan hasil yang baik; sehingga sekarang cara ini dilakukan pula pada wanita postabortum dan dalam masa interval ( di luar kehamilan) .c. Cara Uchida :Sebenarnya merupakan modifikasi dari Pomeroy. Dalam mesosalpix disuntikkan sedikit cairan garam fisiologis kemudian mesosalpix diiris. Sebagian kecil tuba dibuang kemudian ujung proximal ditutup dengan peritoneum sedangkan ujung distal dibiarkan diluar. Dengan demikian tidak mungkin ada passage antara kedua ujung tuba. Kegagalan dengan cara ini 0%.d. Cara Irving :Tuba 1/3 proximal dibuang 2-3 cm. ujung proximal ditanam dalam myometrium. Sedangkan ujung distal ditanam dalam ligamentum latum. Kegagalan 0%.e. Cara Aldridge :Peritoneum ligamentum latum dibuka dan ujung tuba dengan fimbriae ditanam dalam ligamentum. Agaknya cara ini reversible.

6. Tubektomi Dengan CauterisasiBelakangan ini telah dicoba mengadakan cauterisasi dari tuba sehingga posage tuba tertutup. Keuntungan cara ini ialah bahwa tidak perlu dilakukan incise yang lebar, cukup melalui lubang yang kecil.Di samping itu jarang akan terjadi perdarahan. Kerugiannya ialah bahwa mungkin percikan api melompat pada alat-alat lain misalnya rectum atau kandung kencing dan dapat menyebabkan perforasi. Berhubung bahaya ini akhir-akhir ini cara cauterisasi mulai ditinggalkan.

2.9 Komplikasi dan penanganannyakomplikasiPenanganan

Infeksi tubaApabila infeksi luka, obat dengan antibiotic. Bila terdapat abses, lakukan drainase dan obati seperti terindikasi.

Demam pascaoperasi (>38oC).Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi).Obat infeksi berdasarkan apa yang ditemukan.Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat. Apabila kandung kemih atau usus luka dan siketahui sewaktu ada operasi, lakukan preparasi primer. Apabila ditemukan pasca operasi, dirujuk ke rumah sakit yang tepat bila perlu.

Hematoma (subtukan)Gunakan packs yang hangat dan lembab di tempat tersebut. Amati ; hal ini biasanya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ekstensif.

Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat jarang terjadi)Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat dan mulailah resusitasi inefektif, termasuk : cairan intravena, resusitasi kardio pulmonary, dan tindakan penunjang kehidupan lainnya.

Rasa sakit pada laparoskopi pembedahanPastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.

Perdarahan superficial (tepi-tepi kulit atau subkutan)Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.

2.10 Instruksi Pada Klien Setelah Sterilisasi Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi aktivitas normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal di dalam waktu 7 hari setelah pembedahan). Hindari hubungan intim sehingga merasa cukup nyaman. Setelah mulai melakukan hubungan inim, hentikanlah bila perasaan kurang nyaman. Hindari mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama 1 minggu. Kalau sakit, minumlah 1 atau 2 tablet analgesic (atau penghilang rasa sakit) setiap 4 hingga 6 jam. Jadwalkan sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan. (petugas akan member I tahu tempat layanan ini akan diberikan). Kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu, atau tanda-tanda symptom-simptom yang tidak biasa. Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim terjadi karena gas (CO2 atau udara ) dibawah diafragma, sekunder terhadap pneumoperitonium. Tubektomi efektif setelah operasi Periode menstruasi akan berlanjut seperi biasa. (apabila mempergunakan metode hormonal sebelum prosedur, khususnya PK atau KSK, jumlah dan durasi haid dapat meningkat setelah pembedahan).

Tubektomi tidak memberikan perlindungan atas IMS, termasuk virus AIDS. Apabila pasangan berisiko, pasangan tersebut sebaiknya menggunakan kondom bahkan setalah tubektomi.