Metode operasi wanita

download Metode operasi wanita

of 33

description

obgyn

Transcript of Metode operasi wanita

Metode Operasi Wanita

Metode Operasi WanitaChalix ChassreenPembimbing: dr. Benyamin Rapa, sp.OGDefinisi Tubektomi / MOW adalah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba Fallopii seorang wanita, yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.MOW (Metode Operatif Wanita) / Tubektomi juga dapat disebut dengan sterilisasi.Epidemiologi Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)pencapaian peserta MOW hingga saat ini masih belum menggembirakan.1987 2007: peserta tubektomi berkisar antara 2,7 - 3,7 %Data 2007: peserta terbanyak berusia 45-49 tahun (7,4 %), dan tertinggi pada mereka yang telah memiliki anak lebih dari 5 (0,5 %).Hasil analisis Pola Pemakaian Kontrasepsi berdasarkan data dari Pemantauan PUS Melalui Mini Survei tahun 2009Proporsi terbesar peserta: usia > 40 tahun, dan telah memiliki 3 anak.Kenyataan ini menggambarkan bahwa saat disterilisasi umumnya para akseptor memang telah memiliki jumlah anak banyak dan berumur relatif tua, sehingga secara demografis kurang memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kelahiran.

Keuntungan dari TubektomiMotivasi hanya dilakukan 1 kali sajaEfektivitas hampir 100%Tidak mempengaruhi libido seksualKegagalan dari pihak pasien tidak adaTidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding)Baik bagi pasien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.Merupakan suatu pembedahan sederhana, dapat dilakukan anestesi lokal.Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).Kerugian dari TubektomiTidak reversibleRisiko dan efek samping pembedahan.Berkaitan dengan anestesi.Ahli bedah: dapat tanpa sengaja merusak ligamen peritoneal selama operasi. Jika ligamen peritoneal rusak, produksi hormon pada ovarium menurun dan menopause bisa dimulai dini.Kadang-kadang sedikit merasakan nyeri pada saat operasi.Infeksi mungkin saja terjadi bila prosedur operasi tidak benar.Syarat-syarat MOWSyarat sukarela:Bahwa pada saat ini selain kontap masih ada kontrasepsi lainnya yang dapat digunakan untuk menjarangkan kehamilan, tetapi mereka tetap memilih kontap untuk menciptakan keluarga kecil.Telah dijelaskan bahwa kontap merupakan tindakan bedah dan setiap tindakan bedah selalu ada risikonya, walaupun dalam hal ini kecil, tetapi mereka yakin akan kemampuan dokter yang melaksanakannya, dan faktor risiko dianggap oleh mereka hanya sebagai faktor kebetulan saja.

Bahwa kontap adalah kontrasepsi permanen yang tidak dapat dipulihkan kembali, oleh karena itu mereka sulit untuk mempunyai keturunan lagi, tetapi mereka dengan sadar memang tidak ingin untuk menambah jumlah anak lagi untuk selamanya.Bahwa mereka telah diberi kesempatan untuk mempertimbangkan maksud pilihan kontrasepsinya, tetapi tetap memilih kontap ini sebagai kontrasepsi bagi mereka.

Syarat bahagiaSyarat medik

Indikasi MOWIndikasi medis umumAdanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat bila wanita ini hamil lagi. Gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum, penyakit jantung, dsbGangguan psikis yang dialami yaitu seperti skizofrenia (psikosis), sering menderita psikosa nifas, dan lain lain.Indikasi medik obstetrik: toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesarea yang berulang, histerektomi obstetri, dan sebagainya.Indikasi medisginekologikIndikasi sosial ekonomiKontraindikasiMenurut Mochtar(1989):Kontraindikasi mutlakPeradangan dalam rongga panggulPeradangan liang senggama akut (vaginitis, servisitis akut)Kavum douglas tidakbebas, ada perlekatanWanita yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

Kontraindikasi relatifObesitas berlebihanBekas laparotomi

Waktu PelaksanaanSetiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional wanita yang akan menjalani tubektomi tidak hamil.Harike-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).Pasca persalinan: dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin.Pasca keguguran

Persiapan Pra-OperasiSebelum menjalani tindakan, puasa 6-8 jam.Malam sebelumnya diberi obat pencahar ringan dulcolax sebanyak 2 tablet, apabila operasi akan dilakukan pada pagi hari.Mencukur rambut kemaluan dan rambut di perut bagian bawah antara pusat dan tulang kemaluan kemudian dibersihkan dengan sabun.Sebelum datang ke rumah sakit atau klinik KB, diminta untuk buang air besar terlebih dahulu.Bawa surat persetujuan dari suami yang telah ditandatangani atau dicap jempol.Menjelang operasi diharuskan BAK terlebih dahulu.

Cara Mencapai TubaLaparotomiTidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus untuk tubektomi.Cara ini banyak dilakukan di Indonesia sebelum tahun 70an.Disini penutupan tuba dijalankan sebagai tindakan tambahan apabila wanita yang bersangkutan perlu dibedah untuk keperluan lain. Contohnya dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea

Laparotomi postpartumDilakukan satu hari postpartumKeuntungan: waktu perawatan nifas sekaligus digunakan untuk perawatan pascaoperasiOleh karena uterus masih besar, cukup dilakukan sayatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan kiri.Penutupan tuba biasanya diselenggarakan dengan cara Pomeroy.

MinilaparotomiTindakan ini paling mudah dilakukan 48 jam pasca persalinan karena uterus masih besar, tuba masih panjang, dan dinding perut masih longgar memudahkan untuk mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 2 cm setinggi fundus hingga menembus peritoneum.Penutupan tuba dilakukan dengan cara Pomeroy.LaparoskopiMula- mula dipasang cunam serviks pada bibir depan portio uteri agar dapat menggerakkan uterus jika hal itu diperlukan pada waktu laparaskopi.Setelah dilakukan persiapan, dibuat sayatan kulit di bawah pusat sepanjang 1 cm.Di tempat luka dilakukan pungsi sampai rongga perineum dengan jarum khusus (jarum Veres), dan melalui jarum itu dibuat pneumoperitoneum dengan memasukkan CO2sebanyak 1 sampai 3 liter dengan kecepatan sekitar 1 liter/menit.Setelah pneumoperitoneum di rasa cukup, jarum Veres dikeluarkan dan trokar dengan tabungnya dimasukkan.Sesudah itu, trokar di angkat dan dimasukkan laparaskop melalui tabung. Penderita diletakkan dalam posisi trendelenburg dan uterus digerakkan melalui cunam serviks pada portio uteri.Kemudian, dengan cunam yang masuk dalam rongga peritoneum bersama dengan laparaskop, tuba di jepit dan dilakukan penutupan tuba dengan kauterisasi, atau memasang pada tuba cincin yoon atau cincin falope.

KuldoskopiUntuk melihat rongga pelvis dengan memasukkan alat kedalam kavum douglas.Sekarang sudah jarang dikerjakanMelalui kuldoskop dilakukan pengamatan adneksa dan cunam khusus tuba di jepit dan di tarik keluar untuk dilakukan penutupannya dengan cara Pomeroy, cara Kroener, kauterisasi, atau pemasangan cincin Falope.

Cara Penutupan Tuba1. Cara Pomeroy

2. Cara Madlener

3. Cara Irving

4. Cara Aldrige

5. Cara Uchida

6. Cara Kroener

7. Pemasangan Cincin FalopeCincin falope (yoon ring) terbuat dari silikon.Bagian isthmus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba.Sesudah terpasang, lipatan tuba tampak keputih-putihan karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi fibrotik.Cincin falope dapat dipasang pada laparotomi mini atau laparoskopi.

8. Pemasangan Klip

9. Elektro koagulasi dan Penutupan TubaCara ini dahulu banyak dikerjakan pada tubektomi laparaskopi tetapi sekarang banyak ditinggalkan.Dengan memasukkan grasping forceps melalui laparoskop, tuba fallopi dijepit kemudian diangkat menjauhi uterus dan alat-alat panggul lainnya, kemudian dilakukan kauterisasi.Pada waktu kauterisasi tuba tampak menjadi putih, menggembung, lalu putus.

Tatalaksana Post-OperasiSetelah pasien berada di recovery room, pantau:Tanda-tanda vital dipantau tiap 10 menit pada 1 jam pertama, tiap 30 menit pada 1 jam kedua dan selanjutnya tiap 60 menit pada jam-jam berikutnya.Keluhan pasien, perdarahan, baik pada luka operasi maupun dari kemaluan.Pasien sering muntah pasca operasi. Untuk itu dijaga jangan terjadi henti napas karena obstruksi jalan napas Miringkan kepala ke arah lateral.Mobilisasi, duduk dan mencoba berdiri apabila tidak ada keluhan pusing. Biasanya 4-6 jam pasca operasi pasien sudah dapat dipulangkan dengan ditemani oleh suami atau keluarganya.

Beberapa nasehat yang perlu disampaikan:Perawatan lukaSegera kembali ke klinik bila ada muntah yang hebat, nyeri perut, sesak napas, perdarahan, dan demam.Minum antibiotika dan analgetika sesuai anjuran.Hubungan seks jangan dilakukan kira-kira 1 minggu setelah operasi.Pasien pada esok harinya dapat makan dan bekerja seperti biasa lagi (tidak bekerja berat 7 hari pasca operasi)Diingatkan untuk memeriksakan diri kembali; 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun pasca kontap.1 minggu pasca operasi: luka operasi, perdarahan dan keluhan-keluhan yang dialami diperiksa.1 bulan pasca operasi: dilakukan pemeriksaan haid, pemeriksaan dalam, untuk menilai adanya kelainan ginekologik, dan bila perlu dilakukan tes patensi tuba.Komplikasi dan PenanganannyaInfeksi luka: Bila terdapat luka antibiotika. Bila terdapat abses drainase dan pengobatan.Demam pasca operasi: cari penyebab dan obati berdasarkan penyebab.Luka pada kandung kemih saat operasi langsung diperbaiki dengan jahitan kontinu dengan catgut halus dan dilakukan jahitan lapis kedua dengan simpul. Pasien dirawat 5 hari dan diberi profilaksis antibiotic.Rasa sakit pada lokasi pembedahan: pastikan apakah ada infeksi atau absesPerdarahan superfisial: mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan penyebab yang ditemukan.

Terima Kasih