Metode Fifo

5
Metode Fifo (Fist In First Out). Metode ini beranggapan, bahwa barang yang dibeli lebih awal, dianggap dikeluarkan lebih awal pula. Dengan demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, maka harga pokok barang yang terjual dinilai berdasarkan harga barang yang dibeli lebih awal. Contoh : 1. Persediaan Awal : 100 satuan @ Rp 9,- 2. Pembelian : 100 satuan @ Rp12,- 3. Pembelian : 100 satuan @ Rp11,25 4. Penjualan/dipakai : 100 satuan 5. Penjualan/dipakai : 100 satuan Penghitungan harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara FIFO misalnya sebagai berikut: No . Didapat Dipakai Sisa/persediaan 1 100s@Rp 9,- = Rp 900,- 2 100s@Rp12,- = Rp1.200,- 100s@Rp 9,- = Rp 900,- 100s@Rp12,- = Rp1.200,- 3 100s@Rp11,25 = Rp1.125,- 100s@Rp 9,- = Rp 900,- 100s@Rp12,00 = Rp1.200,- 100s@Rp11,25 = Rp1.125,- 4 100s@Rp 9,- = Rp900,- 100s@Rp12,- = Rp1.200,- 100s@Rp11,25 = Rp1.125,-

Transcript of Metode Fifo

Page 1: Metode Fifo

Metode Fifo (Fist In First Out).Metode ini beranggapan, bahwa barang yang dibeli lebih awal, dianggap dikeluarkan lebih awal pula. Dengan demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, maka harga pokok barang yang terjual dinilai berdasarkan harga barang yang dibeli lebih awal.

Contoh :1.  Persediaan Awal           : 100 satuan      @ Rp  9,-2.  Pembelian                      : 100 satuan      @ Rp12,-3.  Pembelian                      : 100 satuan      @ Rp11,254.  Penjualan/dipakai          : 100 satuan5.  Penjualan/dipakai          : 100 satuan

Penghitungan harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara FIFO misalnya sebagai berikut:

No. Didapat Dipakai Sisa/persediaan1 100s@Rp  9,- = Rp  

900,-2 100s@Rp12,- =

Rp1.200,-100s@Rp  9,- = Rp   900,-100s@Rp12,- = Rp1.200,-

3 100s@Rp11,25 = Rp1.125,-

100s@Rp  9,- = Rp   900,-100s@Rp12,00 = Rp1.200,-100s@Rp11,25 = Rp1.125,-

4 100s@Rp  9,- = Rp900,-

100s@Rp12,- = Rp1.200,-100s@Rp11,25 = Rp1.125,-

5 100s@Rp12,- = Rp1.200,-

100s@Rp11,25 = Rp1.125,-

Sehingga persediaan akhir setelah transaksi ke-5 adalah sebesar 100 satuan @ Rp.11,25 atau sebesar Rp.1.125,-

Page 2: Metode Fifo

Metode Rata-Rata (Moving Avarage).Metode ini beranggapan, bahwa setiap terjadinya perubahan jumlah persediaan barang, baik karena pembelian maupun karena adanya penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, sisa persediaan barang yang masih ada segera diambil nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata barang yang masih ada diperoleh dengan jalan membagi jumlah nilai persediaan barang yang masih ada dengan jumlah satuan barang yang bersangkutan. Dengan demikian, harga pokok barang yang dijual, dinilai berdasarkan harga rata-rata barang itu.

Contoh :1.  Persediaan Awal           : 100 satuan      @ Rp  9,-2.  Pembelian                      : 100 satuan      @ Rp12,-3.  Pembelian                      : 100 satuan      @ Rp11,254.  Penjualan/dipakai          : 100 satuan5.  Penjualan/dipakai          : 100 satuan

Penghitungan harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara Rata-Rata misalnya sebagai berikut:

No. Didapat Dipakai Sisa/persediaan1 100s@Rp 9,-  = Rp  

900,-2 100s@Rp12,- =

Rp1.200,-200s@Rp10,50 = Rp2.100,-

3 100s@Rp11,25 = Rp1.125,-

300s@Rp10,75 = Rp3.225,-

4 100s@Rp10,75 = Rp1.075,-

200s@Rp10,75 = Rp2.150,-

5 100s@Rp10,75 = Rp1.075,-

100s@Rp10,75 = Rp1.075,-

Sehingga persediaan akhir setelah transaksi ke-5 adalah sebesar 100 satuan @ Rp.10,75 atau sebesar Rp.1.075,-

Page 3: Metode Fifo

1.

Metode Rata-rata (Average Method)

Metode harga pokok rata-rata adalah suatu metode penilaian

persediaan yang didasari atas harga rata-rata dalam periode yang

bersangkutan. Besar kecilnya nilai persediaan yang masih ada dan

harga pokok barang yang dijual, dipengaruhi oleh metode yang dipakai

dalam metode rata-rata adalah : (1) sistem fisik yang dibagi menjadi

metode rata-rata sederhana dan metode rata-rata tertimbang ; (2)

sistem perpetual (metode rata-rata bergerak). Rumus yang digunakan

pada metode rata-rata adalah sebagai berikut :

- Metode rata-rata sederhana :

Biaya perunit                           =  Total harga perunit pembelian

Frekuensi pembelian

Nilai persediaan akhir             = Persediaan akhir x biaya perunit

Harga pokok penjualan           = unit yang dikeluarkan x biaya perunit

-    Metode rata-rata tertimbang :

Biaya perunit                           =  Jumlah harga perunit x banyaknya unit

Banyaknya Unit

Nilai persediaan akhir             = persediaan akhir x biaya perunit

Harga pokok penjualan           = unit yang dikeluarkan x biaya perunit

-       Metode rata-rata bergerak :

Metode ini diselenggarakan dengan kartu persediaan dan harga pokok

perunit persediaan selalu berubah setiap terjadi pembelian barang

baru.

Harga pokok rata-rata =  harga perolehan lama + harga perolehan baru

Unit barang lama + unit barang baru

1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)

Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan

yang menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan

keluar pertama kali pula. Pada umumnya perusahaan menggunakan

metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik

sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian

persediaan yang sama.

 

 

 

 

 

Page 4: Metode Fifo

Cara menghitung persediaan akhir   adalah sebagai berikut :

Persediaan awal                      xxx

Pembelian                                xxx +

Tersedia untuk dijual              xxx

Penjualan                                 xxx –

Persediaan akhir                      xxx

Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir

ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok

perunit barang yang terakhir kali masuk, bila saldo fisik ternyata lebih

besar dari jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari

harga pokok perunit yang masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem

perpetual pencatatan persediaan dilakukan secara terus menerus

dalam kartu persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi

penjualan maka akan dijurnal dua kali, pertama mencatat harga pokok

penjualan dan yang kedua mencatat harga pokok barang yang dijual,

seperti berikut ini :

Kas/ Piutang Dagang              xxx

Penjualan                                 xxx

HPP                                         xxx

Persediaan barang                   xxx

1. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out)

Metode Last In First Out (LIFO) adalah metode penilaian persediaan

yang terakhir masuk diasumsikan akan keluar atau dijual pertama kali.

Metode ini memiliki konsep yang cukup sederhana namun sulit

dilaksanakan. Pengaruh penggunaan metode LIFO terhadap penentuan

laba bersih usaha, jika harga cenderung naik maka laba perusahaan

terlalu kecil atau sebaliknya.

Metode LIFO secara sistem fisik ditentukan dengan cara saldo fisik

yang ada dikalikan harga pokok perunit barang yang masuk pada awal

periode bila saldo fisik ternyata lebih besar dari barang yang masuk

pada awal periode maka diambilkan dari harga pokok perunit yang

masuk berikutnya. Sedangkan dengan sistem perpetual, setiap kali ada

transaksi baik pembelian maupun penjualan