Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

17
I. Metode Eksplorasi Langsung Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail). Beberapa metode (aspek) yang akan dipelajari sehubungan dengan Metode Eksplorasi Langsung ini adalah : Pemetaan geologi/alterasi. Tracing float, paritan, dan sumur uji. Sampling (pengambilan dan preparasi conto). Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran. 1. Pemetaan Geologi Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral. Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga

description

Eksplorasi

Transcript of Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Page 1: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

I. Metode Eksplorasi Langsung

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan

kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang

dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling

terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat

berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi

langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d

detail). 

Beberapa metode (aspek) yang akan dipelajari sehubungan dengan Metode Eksplorasi Langsung

ini adalah :

Pemetaan geologi/alterasi.

Tracing float, paritan, dan sumur uji.

Sampling (pengambilan dan preparasi conto).

Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran.

1. Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi

permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat

memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta

memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola

penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada

kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi

mineral.

Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.

Page 2: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

a. Singkapan

Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan

(deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh

batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan)

lapisan tanah penutupnya. 

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada bagian-bagian permukaan yang

diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :

Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.

Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.

Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.

Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur penduduk, atau

pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :

Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang tersingkap.

Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major) yang ada.

Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-sifat fisik,

tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi

endapan.

b. Lintasan

Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan

pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut

sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan

geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan

representatif. 

Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur

kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi

litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus

umum perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum

lintasan (traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup.

Page 3: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan

tertutup bersifat loop(titik awal dan titik akhir sama).

Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasan-

lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan korelasi (interpretasi)

batas satuan-satuan litologi. 

Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan pengukuran

penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau tali kompas) dilakukan

dengan tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan

pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan, struktur

perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya

pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap

paling lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah. 

c. Interpretasi dan Informasi Data

Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi

antara lain :

Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).

Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.

Penyebaran dan pola alterasi yang ada.

Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi). 

Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.

Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan

hidrologi.

Bangunan-bangunan, dll.

Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu

diperhatikan, antara lain :

Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.

Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan,

dan zona (penyebaran) alterasi.

Page 4: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-zona intrusi,

dan proses sedimentasi.

Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar,

kelurusan-kelurusan, dll.

Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain :

Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).

Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.

Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan

(efisiensi).

Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti. 

2. Tracing float, paritan, dan sumur uji.

a. Tacing Float (parit uji)

Float adalah fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan (potongan-potongan) dari badan bijih yang lapuk dan tererosi. Akibat adanya gaya gravitasi dan aliran air, maka float ini ditransport ke tempat-tempat yang lebih rendah (ke arah hilir). Pada umumnya, float ini banyak terdapat pada aliran sungai-sungai 

Tracing (penjejakan » perunutan) float ini pada dasarnya merupakan kegiatan pengamatan pada

pecahan-pecahan (potongan-potongan) batuan seukuran kerakal s/d boulder yang terdapat pada

sungai-sungai, dengan asumsi bahwa jika terdapat pecahan-pecahan yang mengandung

mineralisasi, maka sumbernya adalah pada suatu tempat di bagian hulu dari sungai tersebut.

Dengan berjalan ke arah hulu, maka diharapkan dapat ditemukan asal dari pecahan (float)

tersebut. 

Intensitas, ukuran, dan bentuk butiran float yang mengandung mineralisasi (termineralisasi)

dapat digunakan sebagai indikator untuk menduga jarak float terhadap sumbernya. Selain itu

sifat dan karakteristik sungai seperti kuat arus, banjir, atau limpasan juga dapat menjadi faktor

pendukung.

Page 5: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Selain dengan tracing float, dapat juga dilakukan tracing dengan pendulangan

(tracing with panning). Pada tracing float, material yang menjadi panduan berukuran kasar

(besar), sedangkan dengan menggunakan dulang ditujukan untuk material-material yang

berukuran halus (pasir s/d kerikil). Secara konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip

dengan tracing float.

Informasi-informasi yang perlu diperhatikan adalah :

Peta jaringan sungai.

Titik-titik (lokasi) pengambilan float.

Titik-titik informasi dimana float termineralisasi/tidak termineralisasi.

Titik-titik informasi kuantitas dan kualitas float.

Lokasi dimana float mulai hilang.

Pada lokasi dimana float mulai hilang, dapat diinterpretasikan bahwa zona sumber float telah

terlewati, sehingga konsentrasi penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada daerah

dimana float tersebut mulai hilang. Secara teoritis, pada daerah dimana float tersebut hilang

dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan uji paritan (trenching) dan uji sumuran

(test pitting).

b. Treching (pembuatan paritan)

Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau dalam

pencarian sumber (badan) bijih/endapan. 

Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah

penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis).

Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan

lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.

Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa series dengan arah

paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih, sehingga batas zona bijih tersebut

dapat diketahui.. 

Pembuatan trenching (paritan) ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut :

Terbatas pada overburden yang tipis,

Page 6: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Kedalaman penggalian umumnya 2–2,5 m (dapat dengan tenaga manusia atau dengan

menggunakan eksavator/back hoe),

Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah, sehingga dapat

terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung).

Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian

kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan

kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah

jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.

Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan

pelapukan dan endapan-endapan berlapis. 

Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan

lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan

karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi

sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan

lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).

Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan

sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona

residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing

zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.

Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m dengan kedalaman

bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik atau residual

kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar.

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

ketebalan horizon B (zona laterit/residual),

ketinggian muka airtanah,

kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S),

kekuatan dinding lubang, dan

Page 7: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

kekerasan batuan dasar.

3. Pengambilan Sampel

Sampel (conto) merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang

bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti

kualitas, dan merupakan sebagian dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari

untuk mendapatkan informasi keseluruhan.

Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat mewakili jenis

batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian

(deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan, formasi, atau badan bijih (endapan)

tersebut. Proses pengambilan conto tersebut disebut sampling (pemercontoan). 

Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan pekerjaan (tahapan

eksplorasi, evaluasi, maupun eksploitasi). 

Selama fase eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih (mineable thickness) dan

tidak hanya terbatas pada zona mineralisasi saja, tetapi juga pada zona-zona low

grade maupun material barren, dengan tujuan untuk mendapatkan batas yang jelas antara

masing-masing zona tersebut.

Selama fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan, tapi juga pada

daerah-daerah di sekitar endapan dengan tujuan memperoleh informasi lain yang

berhubungan dengan kestabilan lereng dan pemilihan metode penambangan.

Sedangkan selama fase eksploitasi, sampling tetap dilakukan dengan tujuan kontrol kadar

(quality control) dan monitoring front kerja (kadar pada front kerja yang aktif, kadar

pada bench open pit, atau kadar pada umpan material).

Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil tergantung pada beberapa

faktor, antara lain :

Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.

Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,

Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),

Page 8: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan

induk.

Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.

Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain :

Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat masuknya

material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.

Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam conto.

Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi (lokasi)

sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.

Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif.

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan

pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang

dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan

pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan

mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

 

Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan

dengan baik adalah :

kondisi geologi dan topografi, 

tipe pemboran yang akan digunakan, 

spasi pemboran, 

waktu pemboran, dan 

pelaksana (kontraktor) pemboran.

 

Page 9: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain :

juru bor, 

peralatan dan onderdil yang dibutuhkan, 

alat transportasi,

konstruksi peralatan pemboran, dll.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pemboran :

tujuan (open hole – coring),

topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air),

litologi dan struktur geologi (kedalaman pemboran, pemilihan mata bor),

biaya dan waktu yang tersedia, serta

peralatan dan keterampilan.

 

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :

identifikasi struktur geologi,

sifat fisik batuan samping dan badan bijih, 

mineralogi batuan samping dan badan bijih,

geometri endapan,

sampling, dll.

 4. Pemboran

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan

pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang

dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan

pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan

mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

Page 10: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan

dengan baik adalah :

kondisi geologi dan topografi, 

tipe pemboran yang akan digunakan, 

spasi pemboran, 

waktu pemboran, dan 

pelaksana (kontraktor) pemboran.

 

Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain :

juru bor, 

peralatan dan onderdil yang dibutuhkan, 

alat transportasi,

konstruksi peralatan pemboran, dll. 

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pemboran :

tujuan (open hole – coring),

topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air),

litologi dan struktur geologi (kedalaman pemboran, pemilihan mata bor),

biaya dan waktu yang tersedia, serta

peralatan dan keterampilan.

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :

identifikasi struktur geologi,

sifat fisik batuan samping dan badan bijih, 

mineralogi batuan samping dan badan bijih,

geometri endapan,

sampling, dll.

Page 11: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

 Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rotary drilling, percussive

drilling, dan rotary-percussive drilling. Pada mekanisme rotary drilling terdapat tiga macam

penggerak atau pemutar stang bor yaitu spindle, rotary table, dan top drive. Mesin penggerak

yang digunakan dapat bekerja secara mekanik (dengan bahan bakar) maupun elektrik. Mata bor

yang sering digunakan umumnya berupa tricone bit untuk pemboran open hole (non coring)

ataupun diamond bit untuk pemboran inti (coring).

Fluida bor yang sering digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat berupa udara, air, lumpur

atau campuran air dan lumpur. Fluida bor pada umumnya berfungsi untuk : (a) pendingin mata

bor, (b) pelumas, (c) mengangkat sludge ke atas, (d) melindungi dinding lubang bor dari

runtuhan. 

II. EKSPLORASI TIDAK LANGSUNG

Metode eksplorasi tidak langsung ialah suatu metode eksplorasi yang tidak berhubungan langsung dengan kondisi permukaan atau bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari. Namun melalui anomaly-anomali yang diperoleh dari hasil pengamatan/pengukuran dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik atau kimia dari endapan.Beberapa metode eksplorasi tidak langsung adalah :

Penginderaan Jarak Jauh Metoda Geofisika Metoda geokimia

A. Penginderaan jarak jauhPenginderaan jarak jauh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan satelit, radar, radar inframerah, seismogram, sonar, dan lain-lain.

B.     Metoda tidak langsung cara geofisikaGeofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :

a.      Metoda GravitasiMetoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai

Page 12: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.

b.      Metoda MagnetikBumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut :

-        Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai-        Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan-        Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan-        Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup-        Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung

mineral magnetik.

c.       Metoda SeismikMetoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :

1.      Jenis batuan2.      Derajat pelapukan3.      Derajat pergerakan

Page 13: Metode Eksplorasi Langsung Dan Tidak Langsung

4.      Tekanan5.      Porositas (kadar air)6.      Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

H. Mooney (1977) mengatakan bahwa harga cepat rambat gelombang akan lebih besar (dibandingkan) :

1.      Batuan beku basa                            :   batuan beku asam2.      Batuan beku                                   :   batuan sedimen3.      Sedimen terkonsolidasi                   :   sedimen un-konsolidasi4.      Sedimen unkonsolidasi                    :   sedimen un-konsolidasi5.      Soil basah                                      :   soil kering6.      B. sedimen karbonat                       :   batupasir7.      Batuan utuh                                    :   batuan terkekarkan8.      Batuan segar                                   :   batuan lapuk9.      Batuan berat                                   : batuan ringan10.   Batuan berumur tua                        : batuan berumur muda

d.      Metoda GeolistrikDalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger. 

C.      Metoda tidak langsung cara geokimiaPengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas.Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya.Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.