KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

98
KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) PADA KASUS KARTEL TENTANG PENGATURAN PRODUKSI BIBIT AYAM BROILER ( STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 444K/PDT.SUS-KPPU/2018) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Disusun : MUHZEN MUZADI 11140480000040 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H/2018M

Transcript of KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Page 1: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) PADAKASUS KARTEL TENTANG PENGATURAN PRODUKSI

BIBIT AYAM BROILER( STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR

444K/PDT.SUS-KPPU/2018)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Disusun :

MUHZEN MUZADI11140480000040

PROGRAM STUDI ILMU HUKUMFAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440H/2018M

Page 2: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …
Page 3: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …
Page 4: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber-sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2018

Muhzen Muzadi

Page 5: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

iv

ABSTRAKMuhzen Muzadi. NIM.11140480000040. KEKUATAN BUKTI TIDAKLANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) PADA KASUS KARTELTENTANG PENGATURAN PRODUKSI BIBIT AYAM Broiler (Studi KasusPutusan Mahkamah Agung Nomor 444k/Pdt.Sus-Kppu/2018) Program Studi IlmuHukum, Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1440H/2018M. isi: vii+68+halamandaftar pustaka+17 halaman lampiran.

Permasalahan utama dalam skripsi ini adalah kasus kartel tentangpembibitan bibit ayam broiler di Indonesia pada tahun 2015 yang dilakukan oleh12 perusahaan unggas, kegiatan tersebut dilakukan atas kesepakatan/perjanjiandengan Dirjen PKH Kementerian Pertanian, Majelis Komisi menjatuhkan putusankepada 12 perusahaan unggas itu atas pelanggaran pasal 11 Undang-UndangNomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan UsahaTidak Sehat dengan putusan Nomor 02/KPPU-I/2016. Kasus berlanjut denganupaya hukum banding dan kasasi yang selalu dimenangkan oleh pihak 12perusahaan unggas.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan bersifat yuridis normatif.Yuridis normatif adalah yang mana peniliti mengacu pada norma-norma hukumyang ada dalam peraturan Perundang-Undangan, literatur, pendapat ahli, makalah-makalah, dan hasil penelitian yang berkaitan dengan pembuktian dalam sebuahperkara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Hakim dalam PutusanMahkamah Agung Nomor 444 K/Pdt.Sus-Kppu/2018 hanya menggunakanpenalaran legal positivisme hukum, dimana dalam memutus perkara hanyamengacu kepada Undang-Undang yang berlaku. Sejatinya dalam memutusperkara hakim seharusnya menggunakan 2 penalaran hukum yaitu hukum kodratdan positivisme hukum, dengan menggunakan penalaran hukum kodrat salahsatunya menggunakan bukti tidak langsung (indirect evident) sangat pentingterutama dalam kasus pembuktian kartel, sangat sulit menjerat pelaku karteldengan pembuktian langsung, sebab kartel dilakukan secara diam-diam danpembuktianya tentunya dengan fakta yang terjadi dilapangan disertai dataekonomi.Kata kunci : Kartel, Pembuktian Tidak Langsung (Indirect Evident).

Dosen pembimbing : Dr. M. Ali Hanafiah Selian, SH., MHDaftar pustaka : 1986-2013

Page 6: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul KEKUATAN BUKTI TIDAK

LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) PADA KASUS KARTEL

TENTANG PENGATURAN PRODUKSI BIBIT AYAM BROILER (Studi

Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 444k/Pdt.Sus-Kppu/2018) dapat

diselesaikan dengan baik, walaupun terdapat beberapa kendala yang dihadapi saat

proses penyusunan skripsi ini.

Hal ini tidak dapat dicapai tanpa adanya bantuan, dukungan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan

segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat peniliti ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat,S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu

Hukum dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi

Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. M. Ali Hanafiah Selian, SH., MH. Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk peneliti.

4. Kepala Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Kepala Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membantu dalam menyediakan fasilitas yang memadai

untuk peneliti mengadakan studi kepustakaan peneliti dalam penulisan

skripsi ini.

5. Ayahanda Su’eli dan Ibunda Suharti yang dengan tulus ikhlas mendorong,

mendoa’akan dan menginspirasi dalam melakukan pendidikan ini. Tidak

lupa pula semua keluarga saya tercinta yang ada di Batang dan di Solo

yang selalu mendukung dan menyemangati saya dalam belajar.

Page 7: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

vi

6. Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren al-Musanni Gemolong-Kabupaten

Sragen, K.H Slamet Albarqy. Kyai Nur Misbah Pengasuh sekaligus

Pendiri Pondok Pesantren al-Asror Kabupaten Karanganyar, pribadi yang

selalu menginspirasi penulis dalam mengemban ilmu.

7. Direktur Gubug Serua Irfandi Ahmad, SHI, MH. Yang kebaikanya tidak

bisa saya sebutkan.

8. Teman-teman Prodi Ilmu Hukum Angkatan 2014 yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu.

9. Teman-teman seperjuangan Gubug Serua mas Adib, mas Syamsudin,

Syukron, mas Shohib, mas Ari, mas Syafi’i, ‘ayun, Afif.

10. Kepada pihak yang terkait yang peneliti tidak dapat sebutkan namanya

satu persatu. Tidak ada yang dapat peniliti berikan, dukungan dan

semangat kalian yang membuat peniliti dapat menyelesaikan skripsi ini

selain ucapan terima kasih.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun bagi para

pembaca khususnya di bidang hukum bisnis.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 30 November 2018

Peneliti

Muhzen Muzadi

Page 8: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ......................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8

D. Metode Penelitian...................................................................... 9

E. Rancangan Sistematika Penelitian ............................................ 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual ................................................................ 14

B. Kerangka Teori ......................................................................... 27

C. Studi (Review) Kajian Terdahulu .............................................. 29

BAB III PENGGUNAAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECTEVIDENCE) DALAM KASUS KARTEL TENTANGPENGATURAN PRODUKSI BIBIT AYAM BROILER

A. Kekuatan Hukum Pembuktian Tidak Langsung (Indirect Evident)

ditinjau dari Hukum Persaingan Usaha..................................... 31

B. Kedudukan Lembaga Direktorat Jenderal Peternakan

Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian ................................ 38

C. Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 ..................... 40

D. Pengaturan Produksi Pembibitan Ayam Broiler ....................... 42

Page 9: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

viii

BAB IV ANALISIS KASUS KARTEL TENTANG PENGATURAN

PRODUKSI BIBIT AYAM BROILER

A. Posisi Kasus .......................................................................... 48

B. Analisis Pertimbangan dan Putusan Hakim Mahkamah

Agung Nomor 444 K/Pdt.Sus Kppu/2018 ............................ 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 67

B. Rekomendasi........................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 69

LAMPIRAN.......................................................................................................

Page 10: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekonomi dewasa ini bergerak sangat dinamis, dengan globalisasi sebagai

motor penggeraknya. Pelan tapi pasti, globalisasi telah menjadi pendorong

utama bagi munculnya integrasi ekonomi dunia. Disatu sisi, globalisasi telah

membuka peluang yang lebih luas bagi negara sedang berkembang untuk

meningkatkan volume perdagangan dengan melakukan ekspansi usaha ke pasar

internasional. Melalui globalisasi pula dapat dilakukan peningkatan investasi,

baik langsung maupun tidak langsung yang akhirnya mendorong pertumbuhan

ekonomi dan lapangan kerja.

Disisi lain, globalisasi juga mendorong masuknya barang/jasa dari negara

lain dan membanjiri pasar domestik. Pelaku usaha domestik kini harus

berhadapan dengan pelaku usaha dari berbagai negara, dalam suasana tidak

sempurna. Pelaku usaha besar dan transnasional dapat menguasai kegiatan

ekonomi domestik melalui perilaku anti persaingan, seperti kartel,

penyalahgunaan posisi dominan, merger/takeover, dan sebagainya.

Memperhatikan persaingan antar pelaku usaha yang bertambah ketat dan

tidak sempurna, maka nilai-nilai persaingan usaha yang sehat perlu mendapat

perhatian lebih besar dalam sistem ekonomi Indonesia. Penegakan hukum

persaingan merupakan instrumen ekonomi yang sering digunakan untuk

memastikan bahwa persaingan antar pelaku usaha berlangsung dengan sehat

dan hasilnya dapat terukur berupa peningkatan kesejahteraan dalam

masyarakat luas.1

Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 33 Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “ perekonomian

nasional harus dibangun atas dasar filsafat demokrasi ekonomi dalam wujud

ekonomi kerakyatan. Salah satu sarana untuk mewujudkan demokrasi ekonomi

1Andi Fahmi Lubis, dkk. Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks, KomisiPengawas Persaingan Usaha, (Jakarta: ROV Creativ Media,2009), h. IX.

Page 11: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

2

adalah melalui pengaturan terhadap persaingan usaha”2. Dalam

perkembangan sistem ekonomi Indonesia, persaingan usaha menjadi salah satu

instrumen ekonomi sejak saat reformasi digulirkan.

Krisis ini menunjukan kepada kita bahwa pondasi ekonomi Indonesia saat

itu sangatlah lemah. Bahkan banyak pendapat dari berbagai kalangan yang

mengatakan bahwa ekonomi Indonesia dibangun secara melenceng dari nilai

yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pada masa sebelum reformasi, perekonomian

didominasi oleh struktur yang terkonsentrasi. Pelaku usaha yang memiliki

akses terhadap kekuasaan dapat menguasai dengan skala besar perekonomian

Indonesia. Struktur monopoli dan oligopoly sangat mendominasi sektor-sektor

ekonomi saat itu. Dalam perkembangannya, pelaku-pelaku usaha yang

dominan bahkan berkembang menjadi konglomerasi dan menguasai dari hulu

ke hilir di berbagai sektor.

Disamping struktur yang terkonsentrasi, situasi perekonomian Indonesia

ketika itu banyak diwarnai pula oleh berbagai bentuk perilaku anti persaingan,

seperti perilaku yang berupaya memonopoli atau menguasai sektor tertentu,

melalui kartel, penyalahgunaan posisi dominan, merger/takeover, diskriminasi

dan sebagainya. Maraknya praktek monopoli di Indonesia oleh pelaku usaha

masih menjadi tanda tanya bagi masyarakat, pelaku usaha terkesan leluasa

melakukan praktek monopoli yang dilarang oleh Undang-undang

antimonopoli, beberapa faktor baik itu dari Undang-undang Persaingan Usaha

yang memberikan celah untuk dapat terjadinya praktek monopoli maupun dari

lembaga penegak hukumnya yang tidak dapat menjangkau pelaku usaha yang

melakukan praktek monopoli, praktek monopoli dan persaingan usaha jelas

merugikan konsumen yang tidak lain adalah rakyat Indonesia khususnya

kalangan masyarakat bawah.

Menghadapi fenomena dan fakta yang terjadi di Indonesia saat itu, pada

tahun 1999 Pemerintah menyusun Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

2Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi,(Jakarta: konpres, 2008), h. 24.

Page 12: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

3

tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang

kemudian diikuti dengan pembentukan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

(KPPU), yang berperan sebagai regulator. Undang-undang ini terbentuk atas

dasar Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 75 tahun 1999, dan kemudian

ditetapkan pada tanggal 5 Maret Tahun 1999, dan berlaku efektif mulai tanggal

5 September Tahun 2000. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Undang-

undang Nomor 5 tahun 1999 sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 3 ialah:

1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional

sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;

2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui persaingan usaha yang

sehat sehingga menjamain adanya kepastian kesempatan berusaha yang

sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha

kecil;

3. Mencegah praktek monopoli atau praktek usaha tidak sehat yang

ditimbulkan oleh pelaku usaha;

4. Terciptanya Efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha

KPPU merupakan lembaga independen yang terbentuk atas perintah

Undang-Undang, Selain sebagai lembaga independen yang terlepas dari

pengaruh dan kekuasaan pemerintah atau pihak lain, KPPU merupakan suatu

organ khusus yang mempunyai tugas ganda selain menciptakan ketertiban

dalam persaingan usaha juga berperan untuk menciptakan dan mememelihara

iklim persaingan usaha yang kondusif.

Secara sederhana ditinjau dari segi ketatanegaraan KPPU merupakan state

auxiliary organ, ialah lembaga negara yang dibentuk diluar konstitusi dan

merupakan lembaga yang membantu pelaksanaan tugas lembaga pokok negara

(Eksekutif, Legislatif, Yudikatif).3 Lembaga negara yang dibentuk diluar

konstitusi juga sering disebut dengan lembaga independen semu negara

3Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi,..., h. 24.

Page 13: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

4

(quasi), peran sebuah lembaga independen semu negara menjadi penting

sebagai upaya rensponsif bagi negara-negara yang tengah transisi dari

otoriterisme ke demokrasi.

Sejak pertama kali berdiri sampai dengan tahun 2018 KPPU berhasil

membongkar beberapa kasus, diantaranya kasus kartel dalam hal ini terkait

apkir dini produksi bibit ayam broiler yang dilakukan oleh 12 perusahaan

pembibitan ayam di Indonesia. Penelusuran dugaan kartel ini, didasari atas

kenaikan harga ayam yang melonjak hingga sempat menembus Rp 40 ribu per

kilogram dan pada akhirnya merugikan konsumen. Bukti awal tersebut juga

diperkuat dengan hasil pemeriksaan lapangan bahwa terjadi kenaikan harga

live bird daging ayam tahun 2016 dari Harga Pokok Penjualan (HPP)

Rp.10.000,-(sepuluh ribu rupiah) menjadi HPP Rp.16.000,-(enam belas ribu

rupiah) perekor.Pada bulan November-Desember 2015 harga day old chicken

final stock atau DOC FS mengalami kenaikan Rp.1.000,-(seribu rupiah)

sampai dengan Rp.3.000,-(tiga ribu rupiah) per ekor. Sementara harga live bird

pada bulan Desember 2015 hingga bulan Januari 2016 mengalami kenaikan

Rp.5.000, -(lima ribu rupiah) sampai dengan Rp.15.000, -(lima belas ribu

rupiah) per kilogram di pasar tradisional.

Melihat fakta yang terjadi di masyarakat ini diduga ada monopoli dalam

sistem bisnis daging ayam broiler tersebut, KPPU sebagai badan pengawas

persaingan usaha menindak lanjuti temuan awal tersebut. Kasus kemudian

dikembangkan menjadi data investigasi utuh dan kemudian diputuskan bahwa

telah terjadi praktik monopoli oleh 12 perusahaan. Perlu dicatat juga, meskipun

KPPU mempunyai fungsi penegakan hukum khususnya dibidang persaingan

usaha, namun KPPU tidak berhak untuk menjatuhkan sanksi baik pidana

maupun perdata, sanksi yang dapat diberikan oleh KPPU hanyalah sanksi

administratif.

KPPU menemukan adanya unsur kesengajaan dari sejumlah pelaku usaha

peternak ayam yang memicu permasalahan tersebut. Ketua KPPU Muhammad

Syarkawi Rauf mengatakan 12 perusahaan yang ditetapkan sebagai terlapor

dalam mengadakan kesepakatan afkir dini atau pemusnahan jutaan parent stock

Page 14: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

5

(indukan) yang menyebabkan anjloknya stok ayam indukan di kalangan

peternak mandiri.4

Panggilan dan pemeriksaan telah dilakukan oleh KPPU, Setelah diusut

ternyata pemusnahan stok indukan ayam merupakan instruksi daripada

Kementerian Pertanian untuk mendorong afkir dini terhadap stok indukan

ayam dengan alasan bahwa pasar sedang dalam keadaan over supply stok

indukan ayam, apabila menggunakan logika ekonomi sederhana, pada saat

posisi suatu barang sedang dalam keadaan over supply seharusnya harga

barang tersebut menjadi rendah, tetapi fakta lapangan yang terjadi adalah over

supply.

Akhirnya Majelis Komisi menjatuhkan putusan kepada 12 perusahaan

unggas itu dengan menggunakan pasal 11 Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

dengan putusan Nomor 02/KPPU-I/2016. Putusan tersebut menimbulkan

perdebatan hukum di antara para ahli dan KPPU sendiri. Pakar ekonomi, Faisal

Basri dalam persidangan pemeriksaan di KPPU menyatakan bahwa KPPU

tidak bisa memperkarakan kebijakan pemerintah, dalam hal ini dirjen PKH

Kementerian Pertanian yang menginstruksikan 12 perusahaan pembibitan

unggas melakukan apkir dini indukan ayam (parent stock) berdasarkan Surat

Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor

15043/FK.010/F/10/2015.

Jika ada kebijakan pemerintah yang dinilai membuka ruang bagi

persaingan usaha tidak sehat, maka yang dapat dilakukan KPPU adalah

memberikan saran dan masukan kepada pemerintah, bukan dengan

menghukum pelaku usaha yang menjalankan instruksi pemerintah. Pihak

perusahaan tidak berhenti disitu saja, karena putusan KPPU tidak merupakan

putusan berkekuatan hukum tetap dan perusahaan tidak mau dicap sebagai

4Putusan KPPU Nomor 02/KPPU-I/2016, h. 1-2. Tentang pengaturan produksi bibitayam broiler.

Page 15: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

6

perusahaan kartel akhirnya mengajukan upaya keberatan dengan mengajukan

upaya hukum banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan diwakili

oleh salah satu perusahaan unggas tersebut.

Kerja keras 12 perusahaan membuahkan hasil didalam persidangan,

dengan putusan Nomor 1/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN Jkt.Brt Tahun 2017 ini,

Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat membatalkan putusan KPPU dan 12

perusahaan dinyatakan tidak bersalah serta bebas dari jeratan hukum yang

diputuskan oleh KPPU. Setelah pihak KPPU menerima salinan putusan dari

Pengadilan Negeri Jakarta Barat kemudian mengajukan memori kasasi ke

Mahkamah Agung dan akhirnya diputus dengan Nomor putusan 444

K/Pdt.Sus-KPPU/2018 yang menyatakan menolak permohonan kasasi KPPU

bahwa 12 perusahaan pembibitan ayam broiler tidak terbukti secara sah

melanggar hukum.

Atas putusan Hakim Mahkamah Agung tersebut menarik untuk dianalisis

oleh penulis, karena didalam putusan tersebut hakim hanya menggunakan

penalaran positivisme hukum saja, hakim tidak mempertimbangkan bukti tidak

langsung (indirect evident) yang sejatinya merupakan salah satu cara untuk

membuktikan kasus kartel. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti

sangat tertarik untuk dilakukan penelitian pembuatan skripsi untuk

memperoleh gelar sarjana Hukum di Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul : Kekuatan Bukti

Tidak Langsung (Indirect Evidence) Pada Kasus Kartel Tentang

Pengaturan Produksi Bibit Ayam Broiler (Studi Kasus Putusan

Mahkamah Agung Nomor 444k/Pdt.Sus-Kppu/2018)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan diatas, terdapat beberapa

persoalan yang berkaitan dengan putusan KPPU atas dugaan pelanggaran

Pasal 11 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh 12

Page 16: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

7

perusahaan unggas pembibitan ayam pedaging. Dari latar belakang tersebut

terdapat berbagai identifikasi masalah yang muncul yaitu:

a. Termohon kasasi telah menikmati pendapatan/keuntungan yang

signifikan dari kenaikan harga day old chicks (DOC) dibandingkan

dengan periode sebelum dilakukannya apkir dini secara bersama-sama.

b. Inisiatif kesepakatan memang bukan bersasal dari pemerintah bahkan

dalam persidangan, Dirjen PKH Kementerian Pertanian justru

menyatakan tidak memiliki dan/atau mengetahui datas pasokan dan

kebutuhan yang valid dan dipertanggujawabkan, Dirjen PKH hanya

secara serta-merta menerima informasi atau data pasokan dan

kebutuhan yang disampaikan ke pelaku usaha.

c. Dirjen PKH Kementan dianggap tidak memiliki otoritas untuk

mengeluarkan inisiatif memerintahkan pelaku usaha untuk melakukan

apkir dini dalam rangka mengurangi over supply. Tugas pokok Dirjen

PKH terkait dengan produktivitas. Landasan tersebut diambil KPPU

berdasarkan saksi Dirjen PKH dalam persidangan Majelis

d. kenaikan harga setelah apkir dini berdampak pada kerugian peternak,

baik peternak terintegrasi maupun peternak mandiri, yang nilainya

ditaksir mencapai Rp224 miliar dalam kurun November – Desember

82015.

e. Kementerian Perdagangan tidak memotong rantai distribusi (off farm)

yang panjang di pasar hilir (mulai dari kandang sampai ke pasar

tradisional) untuk melindungi para peternak.

f. ketidaktahuan Pemerintah dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS)

untuk membangun sistem informasi/data mengenai neraca

kebutuhan/konsumsi dan produksi daging ayam di Indonesia, sehingga

dapat menjamin ketersediaan daging ayam dalam jumlah yang cukup

dan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan identifikasi masalah diatas, maka

kajian ini hanya akan dibatasi pada perihal pembatalan putusan majelis

Page 17: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

8

komisi KPPU terhadap 12 perusahaan unggas pembibitan ayam pedaging,

yang mana juga dibatasi pada studi kasus putusan Mahkamah Agung

Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, agar pembahasan terfokus sesuai dengan masalah yang ingin

peneliti sajikan. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana kekuatan hukum pembuktian Dengan Menggunakan Bukti

Tidak Langsung (Indirect Evidence) ditinjau dari hukum persaingan

usaha?

b. Bagaimana Pertimbangan Hukum Mahkamah Agung Terkait Dugaan

Pelanggaran Pasal 11 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang

Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Yang

Dilakukan Oleh 12 Perusahaan Tentang Pengaturan Produksi Bibit

Ayam Broiler Di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini dalam penulisan skripsi yakni :.

a. Untuk mengetahui penerapan hukum oleh majelis KPPU dalam

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terhadap putusan Pengadilan

Negeri jakarta barat Nomor 1/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN Jkt.Brt. dan

putusan Mahkamah Agung Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018.

b. Untuk mencari kebenaran kesesuaian pertimbangan majelis KPPU,

Hakim Pengadilan Negeri Dan Mahkamah Agung dalam memutus

upaya keberatan dari pihak pemohon sebagaimana tercantum dalam

putusan Pengadilan Negeri Nomor 1/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN Jkt.Brt.

dan putusan Mahkamah Agung Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018.

2. Manfaat Penelitian

Selain tujuan yang ingin dicapai di atas, ada beberapa hal yang

merupakan manfaat dari studi ini diantaranya:

Page 18: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

9

a. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran

penulis, dan pengaplikasian teori-teori ilmu hukum yang telah dipelajari

selama ini.

b. Secara Praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang

undang-undang nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli

dan persaingan tidak sehat dan dapat dijadikan bahan masukan terhadap

pemerintah agar lebih diperjelas mengenai pelaksaan teknis daripada

undang-undang tersebut serta mensosialisasikan peraturan tersebut

kepada seluruh elemen masyarakat agar tidak menimbulkan

kekhawatiran dengan adanya peraturan tersebut.

D. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah, yang di dasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya.

Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta

hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan5.

1. Pendekatan Penelitian

Penulis dalam melakukan proses penelitian ini menggunakan

pendekatan ilmu perundang-undangan (statute approach) yaitu dengan

menelaah semua Undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

dengan isu hukum yang sedang ditangani6. Dalam hal ini peraturan-

peraturan yang berkaitan dengan pembatalan putusan KPPU oleh

Mahkamah Agung terhadap 12 perusahaan unggas pembibitan ayam

broiler, yaitu :

a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata

b. Kitab Undang-undang Hukum Pidana

5 Soerjono Soekanto, Pengantar Peneltian Hukum, ( Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press), 1986), cet.3, h. 43.

6 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,… h. 93.

Page 19: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

10

c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 larangan

praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

perlindungan konsumen.

e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang

Kekuasaan Kehakiman.

f. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Tata Cara

Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU

g. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang peternakan dan

kesehatan hewan

h. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

32/Permentan/Pk.230/9/2017 Tentang Penyediaan, Peredaran, Dan

Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi

2. Jenis Penelitian

Untuk jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian normatif

yuridis. Dimana penelitian ini mengacu kepada norma-norma hukum yang

terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan

pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat7.

Dalam hal ini yang menjadi objek normatif yuridis yaitu menelaah,

menginterpretasikan, serta menganalisis putusan Mahkamah Agung yang

menguatkan putusan-putusan pengadilan sebelumnya mengenai

pembatalan putusan KPPU terkait pelanggaran pasal 11 Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan

usaha tidak sehat.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang

artinya data yang sebelumnya telah diolah oleh orang lain. Data sekunder

ini antara lain: dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian

7 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), Cet. 2, h. 105.

Page 20: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

11

yang berbentuk laporan, buku harian dan lain-lain8. Data sekunder ini

meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum

tersier:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif yang artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum

primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau

risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan

hakim. Bahan hukum primer yang digunakan antara lain:

1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata

2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang

larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

perlindungan konsumen

4) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman

5) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Tata

Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU

6) Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 444

K/Pdt.Sus-KPPU/2018.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang erat kaitannya

dangan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa,

memahami, dan menjelaskan bahan hukum primer. Yang termasuk

dalam bahan hukum sekunder yaitu semua publikasi tentang hukum

yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi9. Misalnya dapat

berupa hasil karya dari kalangan hukum, seperti skripsi, tesis dan

8 Soerjono Soekanto, Pengantar Peneltian Hukum,…h. 12.

9 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,… h. 141.

Page 21: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

12

disertasi hukum. Disamping itu juga, kamus-kamus hukum dan

komentar-komentar atas putusan pengadilan10.

4. Metode dan Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu

studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari referensi

untuk mendukung materi penelitian ini melalui berbagai literatur seperti

buku, bahan ajar perkuliahan, artikel, jurnal, skripsi, tesis dan undang-

undang di berbagai perpustakaan umum dan universitas.

5. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh dikumpulkan lalu di kategorikan menjadi bab

dan sub-bab dalam penelitian secara rinci agar tersusun dengan runtut.

6. Analisis Data

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang tidak

membutuhkan populasi dan sampel karena jenis penelitian ini menekankan

pada aspek pemahaman suatu norma hukum yang terdapat di dalam

peraturan perundang-undangan serta norma-norma yang berkembang di

masyarakat. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan yang menjadi

penelitiannya sebagai sumber data. Maksudnya data dan informasi

lapangan dilakukan analisis sehingga memperoleh hasil penelitian yang

bersifat deskriptif analisis.

7. Teknik Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pola pikir deduktif, yaitu dengan menarik kesimpulan

khusus dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum terhadap

permasalahan konkret yang dihadapi.

E. Rancangan Sistematika penelitian

Skripsi ini disusun sesuai dengan Petunjuk Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

10 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,… h.155.

Page 22: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

13

2017. Masing-masing bab terdiri atas beberapa subbab sesuai pembahasan

dan materi yang diteliti, adapun perincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai alasan dalam pemilihan

judul atau latar belakang. Selain itu, diuraikan juga

mengenai Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metode Penelitian dan

rancangan sistematika Penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas Tinjauan umum tentang kerangka

konseptual, kerangka teori, dan tinjauan (review) kajian

terdahulu

BAB III DATA PENELITIAN

Bab ini memuat tinjauan umum yang akan membahas

secara spesifik tentang penggunaan bukti tidak langsung

dalam kasus persaingan usaha, lembaga Dirjen Peternakan

Dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, lahirnya

undang-undang antimonopoli, tentang pengaturan produksi

pembibitan ayam broiler.

BAB IV ANALISIS KASUS KARTEL AYAM

Bab ini berisi analisis tentang posisi kasus, pembuktian

Kasus Kartel terkait pengaturan Produksi Bibit Ayam

Broiler Menurut Hukum Persaingan Usaha

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dari penelitian

yang merupakan jawaban dari rumusan masalah, dan juga

mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan

dalam memberi sumbangan pengetahuan.

Page 23: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Aspek pembuktian

a. Definisi Pembuktian

Kata pembuktian berasal dari kata “bukti” yang apabila

diterjemahkan kedalam bahasa inggris terdapat dua kata yaitu

evidence dan proof. Evidence memiliki makna informasi yang

memberikan dasar-dasar yang mendukung suatu keyakinan bahwa

beberapa bagian atau keseluruhan fakta itu adalah benar.

Sedangkan kata proof mengacu pada hasil suatu proses evaluasi

dan menarik kesimpulan terhadap evidence atau dapat juga

digunakan lebih luas mengacu pada proses itu sendiri.1

Karenanya evidence lebih dekat maknanya kepada alat bukti

sedangkan proof dapat diartikan pembuktian yang mengarah pada

suatu proses. Oleh sebab itu, bukti merujuk pada suatu alat-alat

bukti yang mana termasuk barang bukti yang menyatakan

kebenaran suatu peristiwa. Sementara pembuktian merujuk pada

suatu proses mengenai pengumpulan bukti, memperlihatkan bukti

sampai dengan penyampaian bukti tersebut kepada pengadilan.2

b. Teori Pembuktian

Walaupun Komisi Pengawas Persaingan Usaha bukanlah

merupakan lembaga peradilan, tetapi dalam Undang-undang diberi

kewenangan untuk memutus perkara (quasi Yudisial) dalam kasus

Persaingan Usaha, karenanya dalam membahas tentang

pembuktian suatu perkara perlu juga kiranya dipahami tentang

1Eddy O.S. Hiariej, Teori dan Hukum Pembuktian, (Jakarta;Penerbit Erlangga, 2012), h.2.

2Eddy o.s. Hiariej, Teori Dan Hukum Pembuktian,...h. 2-3.

Page 24: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

15

teori-teori pembuktian dalam menilai alat-alat bukti yang ada,

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

1) Teori Pembuktian Berdasarkan Undang-undang Positif

Pembuktian yang hanya melulu menggunakan alat bukti yang

disebutkan oleh undang-undang. Dikatakan secara positif

karena didasarkan pada undang-undang melulu. Artinya, jika

suatu perbuatan telah terbukti lewat alat-alat bukti yang

disebutkan oleh undang-undang, maka keyakinan hakim

menjadi tidak diperlukan.

2) Teori Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim Melulu

Teori ini berlawanan dengan teori pembuktian menurut

undang- undang secara positif. Ini didasari bahwa alat bukti

berupa pengakuan terdakwapun tidak selalu membuktikan

kebenaran. Pengakuan dari terdakwa kadang-kadang tidak

menjamin terdakwa telah benar-benar melakukan tindakan

yang telah didakwakan. Oleh karena itu diperlukan keyakinan

hakim sendiri. Dengan sistem ini, pemidanaan dimungkinkan

tanpa didasarkan kepada alat-alat bukti dalam Undang-

undang.

3) Teori Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim Dengan

Alasan Logis

Sebagai jalan tengah, muncul sistem atau teori yang disebut

pembuktian yang berdasarkan keyakinan hakim sampai batas

tertentu. Menurut teori ini, hakim dapat memutuskan

seseorang bersalah berdasarkan keyakinannya, keyakinan

yang didasarkan kepada dasar-dasar pembuktian disertai

dengan suatu kesimpulan yang berlandaskan kepada

peraturan- peraturan pembuktian tertentu.

4) Teori Pembuktian Berdasarkan Undang-undang Negatif

Dalam sistem atau teori pembuktian undang-undang secara

negatif ini, pemidaan didasarkan kepada pembuktian berganda

Page 25: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

16

yaitu pada peraturan perundang-undangan dan keyakinan

hakim, dan menurut undang-undang, dasar keyakinan itu

bersumber pada peraturan udang-undang. Dalam KUHAP

Pasal 183 disebutkan:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada

seseorang, kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya

dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa

suatu tindakan pidana benar-benar terjadi dan

terdakwalah yang bersalah melakukannya.”

Dari kalimat tersebut nyata bahwa pembuktian harus

didasarkan kepada Undang-undang Pasal 184 KUHAP, yaitu

alat bukti yang sah tersebut dalam KUHAP, disertai dengan

keyakinan hakim yang diperoleh dari keyakinan tersebut.

Sehingga artinya KUHAP menganut sistem atau teori

pembuktian secara negatif.3 Dan dalam hal pembuktian

terdapat beberapa teori yang dipakai seperti yang telah

dijelaskan di atas. Jika diamati secara seksama karakter yang

ada dalam proses pembuktian di KPPU masuk pada kategori

yang terakhir yaitu teori pembuktian berdasarkan undang-

undang yang negatif hal tersebut diperjelas dengan ketentuan

dalam Pasal 42 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

Tentang alat bukti.4

c. Alat Bukti

Alat Bukti (bewijsmiddel) yang digunakan oleh Komisi

Pengawas Persaingan Usaha pada dasarnya hampir sama dengan

3Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta;Sinar Grafika, 2008), h. 251-256.

4Sukarmi, Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha, JurnalPersaingan Usaha, Edisi 6, 2011, h. 131.

Page 26: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

17

yang ada dalam KUHAP.5Alat-alat bukti yang digunakan dalam

persaingan usaha sebagaimana dijelaskan oleh pasal 42 Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yaitu;

1. Keterangan saksi

2. Keterangan ahli

3. Surat dan atau dokumen

4. Petunjuk

5. Keterangan Pelaku usaha.

Alat-alat bukti yang digunakan dalam pemeriksaan perkara

persaingan ini dapat dijabarkan sebagai berikut;

a) Keterangan saksi

Saksi adalah setiap orang atau pihak yang mengetahui

terjadinya pelanggaran terhadap Undang-undang nomor 5

tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat dan memberikan keterangan

guna kepentingan pemeriksaan.6

b) Keterangan/pendapat ahli

Ahli adalah orang yang memiliki keahlian di bidang terkait

dengan dugaan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat dan memberikan keterangan

pendapat guna kepentingan pemeriksaan. Keterangan ahli

adalah keterangan yang diberikan di bawah sumpah dalam

persidangan tentang hal yang ia ketahui menurut pengalaman

dan pengetahuan. Keterangan ahli diperlukan dalam

pemeriksaaan perkara yang rumit. Saksi ahli dapat dihadirkan

5Rachmadi Usman, Hukum Acara Persaingan Usaha Di Indonesia, (Jakarta;Sinar Grafika, 2013), h. 37.

6Rachmadi Usman, Hukum Acara Persaingan Usaha Di Indonesia,...h. 161.

Page 27: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

18

atas inisiatif pelaku usaha maupun KPPU.

c) Surat dan/atau dokumen

Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam pemeriksaan suatu

perkara menggunakan juga surat/dokumen yang dianggap

relevan terhadap perkaranya, mulai dari surat yang dikeluarkan

oleh lembaga-lembaga pemerintahan RI, kemudian bukti

tertulis lainnya seperti berita acara kesepakatan, memorandum

of understanding, dan perjanjian tertulis lain yang

berhubungan dengan penetapan harga.7 Suatu petunjuk yang

didapat dalam bentuk tertulis, kekuatan pembuktiannya

dikategorikan sama dengan kekuatan pembuktian surat atau

dokumen.8

d) Petunjuk

Menurut Pasal 188 ayat (1) KUHAP, alat bukti petunjuk

adalah:

“Perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena

persesuaiannya, baik antara satu dengan yang lain,

maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan

bahwa telah terjadi suatu tindak dan siapa pelakunya.”

Dalam perkara monopoli dan persaingan usaha, alat bukti

petunjuk merupakan indirect evidence yang dapat diterima,

akan tetapi penggunaan bukti petunjuk tidak dapat

disamaratakan, harus dilihat kasus per kasus.9

e) Keterangan Pelaku Usaha

7Devi Meyliana, Hukum Persaingan Usaha; Studi Konsep Pembuktian TerhadapPerjanjian Penetapan Harga Dalam Persaingan Usaha, (Malang; Setara Press, 2013), h. 92.

8Sukarmi, Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha,...h. 132.

9Rachmadi Usman, Hukum Acara Persaingan Usaha Di Indonesia,...h. 164.

Page 28: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

19

Keterangan pelaku usaha ini termasuk keterangan pelapor dan

terlapor. Pelapor adalah setiap orang yang menyampaikan

laporan kepada KPPU mengenai terjadi atau patut diduga telah

terjadi pelanggaran terhadap Undang- Undang Nomor 5 tahun

1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat, baik yang melakukan tuntutan ganti rugi

maupun tidak. Terlapor adalah pelaku usaha dan/atau pihak

lain yang diduga melakukan pelanggaran terhadap Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Keterangan

terlapor tidak dapat ditarik kembali, kecuali berdasarkan alas

an yang kuat dan dapat diterima Majelis Komisi.10

Alat-alat bukti ini kemudian lebih diperinci lagi oleh KPPU

dalam Perkom Nomor 4 tahun 2010 tentang pedoman pasal 11.

Beberapa alat bukti untuk penanganan perkara kartel antara

lain:

(1) Dokumen atau rekaman kesepakatan harga, kuota produksi

atau pembagian wilayah pemasaran.

(2) Dokumen atau rekaman daftar harga (price list) yang

dikeluarkan oleh pelaku usaha secara individu selama

beberapa periode terakhir (bisa tahunan atau per semester).

(3) Data perkembangan harga, jumlah produksi dan jumlah

penjualan di beberapa wilayah pemasaran selama beberapa

periode terakhir (bulanan atau tahunan).

(4) Data kapasitas produksi.

(5) Data laba operasional atau laba usaha dan keuntungan

perusahaan yang saling berkoordinasi.

(6) Hasil analisis pengolahan data yang menunjukkan

keuntungan yang berlebih/excessive profit.

10 Devi Meyliana, Hukum Persaingan Usaha,...h. 161.

Page 29: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

20

(7) Hasil analisis data concious parallelism terhadap

koordinasi harga, kuota produksi atau pembagian wilayah

pemasaran.

(8) Data laporan keuangan perusahaan untuk masing-masing

anggota yang diduga terlibat selama beberapa periode

terakhir.

(9) Data pemegang saham setiap perusahaan yang diduga

terlibat beserta perubahannya.

(10)Kesaksian dari berbagai pihak atas telah terjadinya

komunikasi, koordinasi dan/atau pertukaran informasi

antar para peserta kartel.

(11)Kesaksian dari pelanggan atau pihak terkait lainnya atas

terjadinya perubahan harga yang saling menyelaraskan

diantara para penjual yang diduga terlibat kartel.

(12)Kesaksian dari karyawan atau mantan karyawan

perusahaan yang diduga terlibat mengenai terjadinya

kebijakan perusahaan yang diselaraskan dengan

kesepakatan dalam kartel.

(13)Dokumen, rekaman dan/atau kesaksian yang memperkuat

adanya faktor pendorong kartel sesuai indikator yang telah

dijelaskan pada perkom.11

d. Bukti Langsung dan Tidak Langsung

Dalam hukum persaingan usaha khusunya mengenai kartel

biasanya digunakan dua Metode pembuktian, yaitu pembuktian

lewat direct evidence atau bukti tidak langsung dan pembuktian

lewat circumstancial evidence atau bukti situasional atau lebih

dikenal indirect evidence atau bukti tidak langsung.12 Pembuktian

11Dalam perkom dijelaskan mengenai indikator-indikator ekonomi yangdigunakan oleh KPPU untuk menentukan dugaan awal telah terjadinya perilaku kartel.

12A. Junaidi, “Pembuktian Kartel Dalam UU No. 5/1999” Kompetisi, 11 ( 2008), h. 9.

Page 30: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

21

langsung adalah pembuktian yang diarahkan pada eksistensi

penjanjian dengan membuktikan semua dokumen, notulen atau

tempat pertemuan dari suatu tindakan kartel.

Sedangkan pembuktian berdasarkan keadaan atau

pembuktian tidak langsung adalah pembuktian berdasarkan

kesimpulan yang diambil dari berbagai tindakan atau kondisi

sistematis yang dilakukan oleh para kompetitor komoditas barang

atau jasa tertentu yang menunjukkan keyakinan kuat bahwa telah

terjadi koordinasi di antara mereka.13

Terdapat dua macam tipe pembuktian tidak langsung,

meliputi bukti komunikasi dan bukti ekonomi. Dari kedua bukti

tersebut, bukti komunikasi atau fasilitasi lebih penting

dibandingkan bukti ekonomi. Bukti komunikasi adalah bukti

dimana pelaku kartel bertemu melakukan komunikasi akan tetapi

tidak menjelaskan substansi komunikasi tersebut.14

Di negara lain, misal Australia, untuk membuktikan

eksistensi kesepakatan (meeting of the minds) yang diharuskan

dalam pembuktian adanya perjanjian yang melanggar hukum

persaingan, bukti situasional (circumstancial evidence) bisa

dipakai seperti: petunjuk perbuatan yang paralel, petunjuk tindakan

bersama-sama, petunjuk adanya kolusi, petunjuk adanya struktur

harga yang serupa (dalam kasus price fixing) dan lain sebagainya.

Namun bukti ini tidak bisa diterapkan sama rata, sebagai contoh

kadangkala peningkatan harga secara paralel merupakan petunjuk

adanya pasar yang bersaing secara ketat (highly competitive).15

Karenanya, di Indonesia sendiri masih terdapat pro kontra

13A. Junaidi, “Pembuktian Kartel Dalam UU No. 5/1999,...h. 9.

14Sukarmi, Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha,...h. 141.

15Anna Maria Tri Anggraini, Penggunaan Analisis Ekonomi dalam Mendeteksi KartelBerdasarkan Hukum Persaingan Usaha, (Jurnal Persaingan Usaha, Edisi 4, 2010), h. 43.

Page 31: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

22

dalam menggunakan bukti tidak langsung. Mengingat dalam sistem

hukum beracara baik dalam HIR-RBG atau dalam UU No. 5 Tahun

1999 tidak dikenal dalam alat bukti yang secara eksplisit berbunyi

bukti tidak langsung ataupun bukti ekonomi.16 Penegakan hukum

persaingan selalu berusaha mendapatkan bukti langsung berupa

perjanjian dalam kasus kartel, dimana dalam kenyataannya sangat

sulit didapatkan sebagaimana yang sudah diuraikan di bagian

terdahulu. Sehingga bukti tidak langsung menjadi sangat penting

keberadaannya dalam proses pembuktian kartel.

e. Konsep kartel dan pelaranganya

Didalam Pasal 11 Undang-Undang antimonopoli

menyebutkan, bahwa kartel adalah:

“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan

pelaku usaha pesaingnya, yang bermaksud untuk

mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau

pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau

persaingan usaha tidak sehat.”

Menurut penulis perjanijian yang dimaksud dalam pasal 11

tidak hanya mencakup perjanjian yang tertulis saja, akan tetapi

juga perjanjian yang dijelaskan dalam hukum kontrak. Adanya

kesepakatan para pihak yang dipatuhi dan dijalankan merupakan

sebuah perjanjian. Hal yang sama juga dapat dilihat dalam pasal

1313 KUHPer, yang menerangkan perjanjian sebagai:

16Sukarmi, Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha,...h. 142.

Page 32: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

23

“suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”

Delik kartel yang didasarkan pada doktrin-doktrin hukum

pidana mempunyai dua arti, jika dianalisis tentang tafsirnya

mengandung dua arti dari sisi rumusan delik, maka pasal 11 dapat

dikategorikan sebagai delik materiil dan bukan delik formil, sebab

ada dua penjelasan delik, yaitu :

1. Delik materiil (result crimest) adalah tidak pidana yang

perumusanya ditujukan pada munculnya akibat yang dilarang,

dengan demikian dia baru menjadi delik setelah akibat tersebut

muncul atau terjadi (Ahmad Sofyan, Dosen Hukum Bisnis

UBINUS). Adakalanya akibat tidak langsung muncul seketika,

tetapi terpisah oleh waktu, artinya ada jangka waktu tertentu

untuk munculnya akibat yang dilarang tersebut setelah

perbuatan dilakukan.

2. Delik formil, kartel tidak digolongkan sebagai delik formil

karena dalam delik formil yang dilarang adalah perbuatanya

tanpa menunggu akibatnya muncul. Akibat bukan merupakan

“unsur konstitutif” dalam delik formil.

Dikarenakan karena Pasal 11 dirumuskan secara materiil maka,

akibat dari perbuatan tersebut harus bisa dibuktikan, karena akibat

tersebut merupakan salah satu unsur dalam delik materiil. Dalam

konteks ini akibat yang dilarang adalah “terjadinya praktek

monopoli dana tau persaingan usaha”. Akibat ini muncul karena

adanya perbuatan perjanjian dengan pelaku usaha pesainya dan

seterusnya. Dalam perspektif akademik, maka untuk dapat

menghubungkan antara perbuatan dengan timbulnya akibat yang

dilarang maka dibutuhkan ajaran kausalitas, untuk memastikan ada

Page 33: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

24

hubungan sebab akibat antara perbuatan yang dilakukan dengan

muncul akibat tersebut. Jika tidak bisa dibuktikan adanya

hubungan tersebut, maka tidak dapat dikatakan bahwa perbuatan

tersebut dapat dipidana.

Secara teoritis ketika berbicara unsur delik, maka tidak bisa

dilepaskan dari unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur subjektif

adalah unsur yang melekat pada diri si pelaku dan termasuk ke

dalamnya segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya atau

niatnya, Secara umum unsur-unsur delik kartel yang diatur dalam

Pasal 11 yaitu :

a) Kesengajaan atau ketidaksengajaan (dolus atau culpa).

b) Maksud sebagaimana dalam delik percobaan yang diatur dalam

pasal 53 Ayat (1) KUHP yang berbunyi :

“percobaan untuk melakukan kejahatan terancam

hukuman, bila maksud si pembuat sudah nyata dengan

dimulainya perbuatan itu dan perbuatan itu tidak jadi

sampaiselesai hanyalah lantaran hal yang tidak

bergantung dari kemaunya sendiri”.

c) Maksud untuk merencanakan terlebih dahulu. Sedangkan unsur

objektif itu adalah unsur-unsur yang ada hubungan dengan

keadaan-keadaan yaitu dalam mana tindakan-tindakan dari si

pelaku dilakukan. Unsur-unsur objektif ini terdiri dari :

1) Sifat melawan hukum perbuatan

2) Kualitas dari diri si pelaku misalnya pelaku adalah

pegawai negeri sipil, atau seorang pengurus/komisaris dari

suatu korporasi (Pasal 398 KUHP).

3) Kausalitas yakni hubungan perbuatan yang menjadi sebab

dengan akibatnya.

Secara umum berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Antimonopoli

mengatur ada empat unsur terjadinya kartel, yaitu:

Page 34: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

25

(a) Perjanjian dengan pelaku usaha sainganya,

(b) Bermaksud mempengaruhi harga

(c) Dengan mengatur produksi dan atau pemasaran

(d) Dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau

persaingan usaha tidak sehat.17

Menurut KPPU suatu kartel terjadi apabila suatu kelompok

perusahaan dalam suatu industri tertentu yang seharusnya bersaing

satu sama lain, tetapi mereka setuju untuk melakukan koordinasi

kegiatannya dengan mengatur produksi, pembagian wilayah, kolusi

tender dan kegiatan-kegiatan anti persaingan usaha lainnya,

sehingga mereka dapat menaikan harga dan memperoleh

keuntungan diatas harga yang kompetitif.18 Kartel merupakan salah

satu strategi yang digunakan para pelaku usaha untuk

mempengaruhi harga suatu komoditas tertentu dengan cara

mengatur jumlah produksinya. Asumsinya, jika mereka

mengurangi jumlah produksinya sedangkan permintaan pasar tetap

maka akan berakibat pada naiknya harga ketingkat yang lebih

tinggi, tetapi sebaliknya, apabila jumlah produknya berlimpah

dipasar maka harga akan turun.19

Agar harga pasaran produksinya tidak terlalu jatuh dan

tetap dapat bisa memberikan keuntungan sebanyak-banyaknya,

para pelaku usaha biasanya membuat suatu perjanjian diantaranya

untuk mengatur mengenai jumlah produksi yang ada di pasar

sehingga harga dapat dijaga untuk tidak terlalu murah. Biasanya

17Tafsir terhadap delik kartel dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 Oleh : AhmadSofian (April 2018)

18Lampiran Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 4 Tahun 2010 tentangPedoman Pelaksanaan pasal 11 tentang Kartel berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

19Andi Fahmi Lubis, Dkk, Hukum Persaingan Usaha: AntaraTeksdanKonteks, (Jakarta:GTZ, 2009), h. 106.

Page 35: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

26

perjanjian kartel tesebut dipraktikan dalam asosiasi dagang, yang

mana dalam asosiasi dagang tersebut para pelaku usaha anggotanya

akan mudah untuk menyusun standarisasi dan juga sekaligus

melakukan pengaturan harga yang dapat menghambat persaingan

usaha sehat.20

Kartel memiliki beberapa karakteristik yaitu, pertama,

terdapat konspirasi antar pelaku usaha. Kedua, melakukan

penetapan harga. Ketiga, agar penetapan harga dapat efektif, maka

dilakukan pula alokasi terhadap konsumen, produksi atau wilayah

pemasaran. Keempat, adanya perbedaan kepentingan misalnya

karena perbedaan biaya.21 Karena kartel biasanya berujung pada

penetapan harga, struktur pasar dapat juga mempengaruhi

terjadinya penetapan harga harga tersebut. Herbert Hoverkamp

menjelaskan mengenai karakteristik pasar dan faktor-faktor yang

mendukung terjadinya price fixing, yaitu:

a. Market concentration

Tingkat konsentrasi pasar dimana hanya terdapat sejumlah

kecil perusahaan sejenis dan kesamaan kondisi dari masing-

masing pelaku usaha, akan memperbesar kemungkinan

terjadinya price fixing

b. Barrier to entry

Hambatan masuk yang besar menyebabkan sulitnya pesaing

untuk masuk sehingga barang subtitusi tidak tersedia di pasar.

Dalam kondisi ini, pemain lama dalam di pasar bersangkutan

(incumbent) berkemungkinan besar melakukan kolusi dengan

perusahaan lain untuk menetapkan harga

c. Sales method

20Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha; Teori dan Praktiknya Di Indonesia,h. 117.

21Andi Fahmi Lubis, Dkk, Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks , h. 107.

Page 36: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

27

Metode penjualan melalui proses pelelangan, memperbesar

kemungkinan untuk timbulnya price fixing dikalangan pelaku

usaha

d. Product Homogenity

Homogenitas produk atau kesamaan produk yang tersedia

dipasar akan memudahkan pelaku usaha untuk melakukan price

fixing.

e. Facilitation device

Sarana yang dapat memfasilitasi terjadinya price fixing seperti

standarisasi produk, integrasi vertical, pengaturan harga

penjualan oleh para pengecer dan pengumuman harga (secara

eksplisit atau implisit) serta pengiriman harga pola dasar.

Selain itu, sarana dalam asosiasi dagang yang menaungi

kepentingan pelaku usaha juga dapat dijadikan fasilitas bagi

pelaku usaha untuk melakukan perjanjian penetapan harga.22

Kesuksesan dari kartel tergantung pada jenis industri, caranya

beroperasi dimana faktor utama penentunya tergantung pada

kerjasama diantara pesaing itu sendiri. Semakin banyak jumlah

pelaku usaha pesaing yang ikut dalam kerjasama kartel itu,

maka control atau pengawasan yang dilakukan akan semakin

sulit.23

B. Kerangka Teori

Manusia dilahirkan seorang diri, namun dalam hidupnya ia tidak dapat

hidup sendiri. Ia butuh orang lain, ia butuh keluarga, butuh teman, butuh

kawan, butuh masyarakat. Manusia adalah mahluk sosial. Aristoteles

22A.M. Tri Anggraini, Perspektif Perjanjian Penetapan Harga Menurut HukumPersaingan Usaha Dalam Masalah-Masalah Hukum Kontemporer, Dalam Masalah-MasalahHukum Ekonomi Kontemporer,editor Ridwan Khairandy, (Jakarta: Fakultas Hukum UniversitasIndonesia, 2006), h, 262-264.

23Marshall Sumantri, Dugaan Praktek Kartel yang dilakukan penyedia jasa teleponselular dalam penetapan tariff SMS (Short Message Service) ditinjau dari Hukum PersainganUsaha (Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2009), h. 32.

Page 37: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

28

mengistilahkan ini sebagai zoon politicon.24 Menurut Gustav Radbruch,

sebagaimana dikutip oleh Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa,“hukum

itu harus memenuhi berbagai karya sebagai nilai dasar dari hukum. Nilai

dasar hukum tersebut adalah keadilan, kegunaan dan kepastian hukum”25.

1. Teori Keadilan

Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak

dibicarakan sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum.26 Hal yang

paling fundamental ketika membicarakan hukum tidak terlepas dengan

keadilan dewi keadilan dari yunani. Dari zaman yunani hingga zaman

modern para pakar memiliki disparitas konsep keadilan, hal ini

disebabkan pada kondisi saat itu. Pada konteks ini sebagaimana telah

dijelaskan pada pendahuluan, bahwa tidak secara holistik memberikan

definisi keadilan dari setiap pakar di zamannya akan tetapi akan

disampaikan parsial sesuai penulisan yang dilakukan. Dalam bukunya

Nichomacen Ethics, Aristoteles sebagaimana dikutip Shidarta telah

menulis secara panjang lebar tentang keadilan. Ia menyatakan,

keadilan adalah kebajikan yang berkaitan dengan hubungan antar

manusia. Kata adil mengandung lebih dari satuarti. Adil dapat berarti

menurut hukum, dan apa yang sebanding, yaitu yang semestinya. Di

sini ditunjukan, bahwa seseorang dikatakan berlaku tidak adil apabila

orang itu mengambil lebih dari bagian yang semestinya.

2. Teori Kepastian Hukum

Menurut Fance M. Wantu, kepastian hukum dirumuskan sebagai

berikut:

24Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum-Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,1999), h. 3.

25Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996), h. 19.

26Dardji Darmohardjo, Shidarta., Pokok-pokok filsafat hukum: apa dan bagaimanafilsafat hukum Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h.155

Page 38: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

29

a. Melakukan solusi autotorif yaitu memberikan jalan keluar untuk

menciptakan stabilitas yakni memberikan ketertiban dan

ketentraman bagi para pihak dan masyarakat.

b. Efisiensi prosesnya cepat, sederhana, dan biaya ringan.

c. Sesuai dengan tujuan hukum yaitu Undang-Undang yang dijadikan

dasar dari putusan untuk memberikan kepastian dalam hukum itu

sendiri dan kepastian karena hukum.27

3. Teori Kemanfaatan

Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau

penegakan hukum. Hukum itu untuk manusia, maka pelaksanaan

hukum atau penegakkan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan

bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan

atau ditegakkan malah akan timbul keresahan di dalam masyarakat itu

sendiri. Putusan hakim akan mencerminkan kemanfaatan, manakalah

hakim tidak saja menerapkan hukum secara tekstual belaka dan hanya

mengejar keadilan semata, akan tetapi juga mengarahkan pada

kemanfaatan bagi kepentingan pihak-pihak yang berperkara dan

kepentingan masyarakat pada umumnya. Artinya, hakim dalam

menerapkan hukum, hendaklah mempertimbangkan hasil akhirnya

nanti, apakah putusan hakim tersebut membawa manfaat atau

kegunaan bagi semua pihak.28

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Untuk menghindari kesamaan pada penulisan skripsi ini dengan penelitian

tentang hukum larangan praktek monopoli dan persaingan usha tidak sehat

lainnya, maka penulis melakukan penelusuran terhadap beberapa penelitian

terlebih dahulu, diantaranya penelitian-penelitian tersebut yakni:

27Lihat Syafruddin Kalo,“Penegakan Hukum yang Menjamin Kepastian Hukum dan Rasakeadilan Masyarakat” dikutip dari http://www.academia.edu.com diakses 8 Agustus 2018, h. 4.

28Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,2005), h. 161.

Page 39: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

30

Skripsi yang disusun oleh : “Husnul Azmi Ritonga, Hukum Bisnis, Ilmu

Hukum Fakutas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, tentang tinjauan hukum terhadap penerapan harga tiket

pada pesawat udara pada maskapai garuda Indonesia untuk penerbangan

domestic (analisis putusan menteri perhubungan no. 26 tahun 2010)”.

Penelitian ini terfokus menganalisis tentang penerapan harga tiket pesawat

yang ada di maskapai garuda untuk penerbangan dalam negeri. Sebagai

pertimbangan sekaligus pembeda dari jurnal hukum yang diterbitkan KPPU,

skripsi yang disusun Husnul Azmi Ritongga, dan buku yang disusun oleh

pakar hukum bisnis Andi Fahmi Lubis dkk.

Buku yang berjudul : “Hukum Persaingan Usaha Antara Teks & Konteks,

Penulis buku ini adalah para pakar hukum yaitu Andi Fahmi Lubis dkk, yang

sudah memiliki banyak pengalaman di bidang persaingan usaha”. Buku ini

merupakan sumbangan yang sangat berharga, tidak hanya dalam memahami

dan mendalami substansi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, tetapi juga

dapat memberi gambaran perkembangan penerapan hukum persaingan di

berbagai negara. Kiranya buku ini dapat pula menjadi literatur hukum

persaingan usaha dalam pengembangan kurikulum fakultas hukum di seluruh

perguruan tinggi di Indonesia.

Jurnal Hukum yang berjudul : “Jurnal Persaingan Usaha” yang diterbitkan

oleh Komisis Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia edisi 5 tahun

2011, jurnal ini berisi karya ilmiah tentang kasus-kasus persaingan usaha

yang terjadi di Indonesia. Jurnal ini sangat membantu peneliti dalam

mencantumkan referensi dan sebagai komparasi penulis terhadap kasus kartel

yang penulis teliti. Maka penelitian yang diangkat oleh peneliti adalah

cakupan pembahasan skripsi yang lebih fokus kepada analisis yuridis

terhadap kasus kartel produksi bibit ayam broiler.

Page 40: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

31

BAB III

PENGGUNAAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE)

KASUS KARTEL TENTANG PENGATURAN PRODUKSI BIBIT AYAM

BROILER

A. Kekuatan Hukum Pembuktian Tidak Langsung (Indirect Evident)

ditinjau dari Hukum Persaingan Usaha

Perkara praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat sering

berlanjut pada upaya keberatan dan kasasi karena banyak pelaku usaha

yang tidak menerima alat bukti tidak langsung (indirect evidence) yang

digunakan oleh KPPU dalam memutus perkara praktik monopoli dan

persaingan usaha tidak sehat, secara khusus perkara kartel. Penggunaan

alat bukti tidak langsung (indirect evidence) hingga saat ini menjadi

perdebatan dikalangan akademisi, lawyer, praktisi hukum dan penegak

hukum.1

Perbedaan pendapat dan/atau penafsiran terhadap penggunaan alat

bukti tidak langsung (indirect evidence) juga terjadi diantara para Hakim

pada Pengadilan Negeri dan Hakim pada Mahkamah Agung. Hal ini

terbukti, dengan adanya putusan KPPU yang dikuatkan dan dibatalkan

oleh Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung. Perbedaan pendapat

diantara Hakim Agung tentang penggunaan alat bukti tidak langsung

(indirect evidence) dalam penegakan hukum kasus kartel di Indonesia juga

terbukti 3 (tiga) Hakim Agung2 di Indonesia, yakni:

1. Hakim Agung Takdir Rahmadi berpendapat bahwa:

1 Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia Dalam Teori dan Praktikserta penerapan Hukumnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 606.

2 Dikutip dari artikel: Penegakan Hukum Oleh Hakim Agung Republik Indonesia DalamMenangani Kasasi Perkara Kartel Putusan Kppu Yang Menggunakan Alat Bukti Tidak Langsung(Indirect Evidence), Fransiska Lestari Simanjuntak, Ahmadi Miru, Mustafa Bola Program PascaSarjana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Email : [email protected], (legalmadani: Vol 3. No. 1 Juni 2018)

Page 41: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

32

...“Penggunaan alat tidak langsung (indirect evidence) dalam

menangani perkara kartel tidak tepat karena pengaturan alat bukti

tidak langsung (indirect evidence) belum diatur tegas dalam

peraturan Perundang-undangan di Indonesia, dan tidak sesuai

dengan alat bukti yang diatur dalam Undang-undang Nomor 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli. Apabila ada

perkara kartel masuk ke Mahkamah Agung maka ada kemandirian

dari Hakim Agung dalam menindaklanjuti perkara kartel yang

menggunakan alat bukti tidak langsung (indirect evidence) oleh

KPPU. Berkaitan tentang kemandirian Hakim, Maka masing-

masing Hakim memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam

menilai alat bukti tidak langsung (indirect evidence)”.

2. Hakim Agung Syamsul Ma’arif, berpendapat bahwa:

...“Pada praktik kartel tidak ada bukti yang bersifat langsung,

karena praktik kartel selalu dilakukan secara tacit (sembunyi-

sembunyi), baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pada

faktanya kegiatan kartel dilakukan oleh pelaku usaha berdasarkan

kesepakatan harga, yang mana kesepakatan tersebut tidak

dilakukan secara tertulis. Pelaku usaha selalu berusaha

menyembunyikan bukti bahkan mereka tidak mungkin melakukan

perjanjian kesepakatan secara tertulis untuk melakukan kartel, oleh

karena itu untuk menjerat pelaku kartel diperbolehkan

menggunakan penggunaan alat bukti tidak langsung (indirect

evidence) dalam menangani kasus kartel, ya tentunya dengan

syarat ada bukti komunikasi dan bukti ekonomi.

Bukti tidak langsung (indirect evidence) terdiri dari dua

komponen yaitu bukti komunikasi dan bukti ekonomi. Bukti

komunikasi adalah alat bukti yang membuktikan adanya

komunikasi antar pelaku kartel yang dilakukan secara terus

menerus pada saat terjadinya kartel. Komunikasi ini harus dianalisa

apakah komunikasi tersebut dilakukan oleh para pelaku pada saat

Page 42: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

33

bertepatan terjadinya kartel. Bukti ekonomi adalah analisis

ekonomi yang dinilai berdasarkan:

Pertama, kenaikan harga pada produk barang dan atau jasa yang

bersamaan pada pasar bersangkutan, ada kekurungan suplay yang

terjadi bersamaan pada pasar bersangkutan, dan terjadinya

penurunan harga pada pasar bersangkutan. Kedua, struktur pasar.

Kartel sering terjadi pada struktur pasar yang bersifat oligopoly.

Apabila ada komunikasi diantara pelaku usaha baik pertemuan saat

bermain golf dan ada meeting yang dilakukan secara rutin,

kemudian pada saat bersamaan ada bukti ekonomi berupa

pergerakan harga. Maka bukti komunikasi ditambah bukti ekonomi

dalam best practices, merupakan bukti yang dianggap cukup untuk

membuktikan kartel. sering kali ada kesalahpahaman dilingkungan

beberapa akademisi maupun lawyer, mereka mengatakan bahwa

price paralleism, parallel dalam aspek harga itu tidak berarti ada

kartel, sering kali banyak yang mengkritik bahwa tidak bisa kartel

hanya didasarkan pada harga yang parallel antara produk satu

dengan produk substitusi dalam pasar bersangkutan. Saya setuju

dengan pendapat ini ketika hanya didasarkan pada harga parallel.

Seperti yang tadi saya katakan bahwa bukti tidak langsung itu

tidak cukup didasarkan hanya pada satu bukti ekonomi harus pula

dikaitkan dengan bukti komunikasi. Jadi apabila hanya bukti price

parallelism saja, saya juga tidak setuju. Kedua bukti tersebut harus

ada. Dalam kasus kartel ban kedua-dua bukti tersebut ada. Jadi

menurut saya bukti komunikasi ditambah bukti ekonomi, keduanya

cukup untuk membuktikan kartel, jadi dalam bukti tidak langsung

(indirect evidence) ada dua bukti yaitu bukti komunikasi dan bukti

ekonomi yang keduanya saling mempengaruhi terjadinya kartel”.

3. Hakim Agung I Gusti Agung Sumanatha berpendapat bahwa:

...“Perjanjian kartel yang dilakukan oleh pelaku kartel itu selalu

dilakukan secara tacit (diam-diam), tidak ada pelaku usaha yang

Page 43: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

34

melakukan perjanjian kartel secara terang-terangan dengan

perjanjian tertulis. Pada umumnya kartel dilakukan secara lisan,

dimanapun itu kartel ya pasti dilakukan secara diam-diam, atau

sembunyi- sembunyi. Oleh karena itu untuk membuktikan

terjadinya kartel dengan menggunakan alat bukti tidak langsung,

harus memenuhi dua hal, yaitu bukti ekonomi dan bukti

komunikasi, yang mana kedua bukti tersebut harus memiliki

keterkaitan yang signifikan dan saling bersesuaian.

Banyak pihak, apabila berbicara tentang alat bukti tidak

langsung (indirect evidence) sering kali dikaitan dengan alat bukti

petunjuk. Berbicara tentang kasus kartel, pembuktian kasus kartel

yang dengan menggunakan alat bukti tidak langsung (indirect

evidence), pasti tidak hanya menggunakan satu alat bukti saja,

pasti ada alat bukti petunjuk lainnya yang mana alat bukti petunjuk

lainya tersebut harus saling berkaitan dan saling bersesuaian. Jadi

tidak semata-mata pembuktian kartel oleh KPPU hanya

menggunakan satu alat bukti tidak langsung saja tetapi ada alat

bukti lainnya yang saling berkaitan dan bersesuaian walaupun alat

bukti lainnya itu juga alat bukti tidak langsung.

Pada prinsipnya pendekatan untuk membuktikan kartel

dengan menggunakan alat bukti tidak langsung (indirect evidence)

sudah hal yang biasa, karena didalam kartel itu harus

menggunakan alat bukti tidak langsung (indirect evidence), hal ini

terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi di Luar Negeri juga seperti

itu, penggunaan alat bukti tidak langsung tersebut dilakukan ya

karena kartel dilakukan secara tacit. Sangat sulit untuk menjerat

pelaku kartel, apabila pembuktian kartel dilakukan dengan alat

bukti langsung, karena semua kartel dilakukan secara tacit, maka

untuk itu hakim-hakim harus jeli dalam menangani kartel, hakim-

hakim di KPPU dan hakim yang menangani kasus kartel tidak

hanya menguasai aspek hukum saja, tetapi juga harus menguasai

Page 44: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

35

aspek ekonomi.

Hakim dibentuk dengan berbagai pelatihan, dan salah satu

pelatihannya adalah quality of justmean (putusan berkualitas).

Setiap kasus yang ditangani oleh hakim bukanlah kasus-kasus

yang sederhana, oleh karena itulah Hakim dibekali dengan judicial

activisime, hakim harus mampu membuat terobosan-terobosan.

Hukum itu bersifat lemah, seperti yang dikatakan Richard sascer

begitu hukum itu dibuat besok dia akan ketinggalan zaman,

lagipula hukum itu kan tidak sempurna. Undang- undang itu tidak

bersifat sempurna, karena undang-undang dibuat tidak hanya

berdasarkan kajian ilmiah saja tetapi sarat dengan kepentingan

politik.

Seperti yang dikatakan oleh Yahya Harahap bahwa undang-

undang kita ilusif, rumusannya tidak jelas sehingga menimbulkan

banyak penafsiran, oleh karena itulah undang-undang itu tidak

sempurna, maka hakim dibekali cara menafsirkan undang-undang.

Oleh karena itulah, alat bukti tidak langsung merupakan hasil

penafsiran oleh hakim. Hakim harus berani melakukan penafsiran

berdasarkan legal listening/ pertimbangan hukum yang jelas.

Idealnya, lebih baik kalau disebutkan secara eksplisit

didalam peraturan bahwa alat bukti tidak langsung dapat

digunakan. Tetapi sebenarnya dengan sendirinya dengan

penafsiran pada hakim, hakim diberikan kewenangan kemandirian

dalam menafsirkan Undang-Undang, menerapkan Undang-

Undang, hakim harusdiberikan keleluasaan, kalau tidak hakim

akan menjadi corong undang- undang saja, bahaya kalau hakim

hanya menjadi corong undang- undang saja.

Untuk menciptakan putusan yang berkualitas, hakim harus

memiliki legal listening yang kuat, agar dapat memiliki legal

listening yang kuat, maka ilmu hakim juga harus kuat, yang mana

seorang hakim tidak hanya menguasai bidang hukum saja, bila

Page 45: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

36

dikaitkan dengan perkara kartel maka hakim juga harus

menguasai bidang ekonomi, jadi hakim harus memiliki wawasan

yang luas”.

Langkah awal reformasi paradigmana mulai dilakukan oleh

sebagian Hakim Agung melalui putusan-putusan yang bersifat

terobosan terhadap kekakuan dan ketertinggalan perundang-

undangan di Indonesia yang menciptakan penemuan hokum.3

Putusan Mahkamah Agung Nomor 5K/KPPU/2007 tentang kartel

semen Gresik, Putusan Mahkamah Agung Nomor 221K/Pdt.Sus-

KPPU/2016 tentang kartel ban kendaraan bermotor roda empat,

Putusan Mahkamah Agung Nomor 9K/Pdt.Sus-KPPU/2016

tentang kartel SMS, merupakan bukti terobosan terhadap Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang tidak mengatur secara eksplisit

tentang alat bukti tidak langsung (indirect evidence). Meskipun

banyak kalangan praktisi hokum dan akademisi hukum yang

memperdebatkan dan tidak setuju terhadap penggunaan alat bukti

tidak langsung (indirect evidence).

Hakim pada Mahkamah Agung membuat terobosan baru

dalam memutuskan perkara kartel yang oleh KPPU dengan

menggunakan alat bukti tidak langsung (indirect evidence) dengan

menguatkan putusan KPPU terkait perkara kartel. Hakim Agung

memutuskan perkara kartel dalam upaya kasasi berdasarkan Pasal

3 ayat 1 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan

kehakiman, yang mengatur bahwa: “Dalam menjalankan tugas

dan fungsinya, hakim wajib menjaga kemandirian peradilan”.

Ketentuan ini menegaskan bahwa hakim tidak boleh terpengaruh

oleh Intervensi dari pihak manapun, termasuk intervensi opini

3Ahmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan(Judicialprudence) Termasuk Interprstasi Undang-Undang (Legisprudence), (Jakarta:Kencana, 2009), h. 478

Page 46: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

37

publik atau tekanan pernyataan-pernyataan tentang penggunaan

alat bukti tidak langsung (indirect evidence) yang memonopoli

kebenaran.

Menakar Kekuatan Circumstantial Evidence di Persaingan

Usaha, Circumstantial evidence tidak dapat dihindari dalam

pembuktian kasus-kasus hukum persaingan usaha. Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) termasuk pihak yang setuju

dan sering menggunakan jenis bukti ini, khususnya dalam perkara

kartel. Pengertian kartel adalah kerja sama sejumlah perusahaan

yang bersaing untuk mengoordinasi kegiatannya sehingga dapat

mengendalikan jumlah produksi dan harga suatu barang dan/atau

jasa untuk memperoleh keuntungan di atas tingkat keuntungan

yang wajar.

Peraturan tentang kartel tersebar dalam berbagai pasal di

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999), seperti pasal 5 tentang kartel harga (price

fixing), pasal 9 tentang kartel wilayah, dan Pasal 11 tentang kartel

produksi dan pemasaran. Menurut pasal 35 huruf a Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999, jika pelaku usaha melanggar pasal 4 sampai

dengan pasal 16 Undang-Undang Anti Monopoli, KPPU akan

melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan

usaha tidak sehat.

Berdasarkan pasal tersebut, pelaku usaha yang terindikasi

melakukan kartel, hal yang harus dinilai oleh KPPU adalah

perjanjiannya. Perjanjian inilah yang akan menjadi alat bukti

adanya kartel. Masalahnya, pembuktian dengan menggunakan

perjanjian atau kesepakatan tertulis sangat sulit dilakukan. Oleh

karena itulah, pembuktian kartel berkembang menggunakan

indirect evidence yaitu bukti-bukti secara tidak langsung dimana

Page 47: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

38

terdapat hasil-hasil analisis ekonomi yang menggunakan tool-tools

ekonomi yang memang secara ilmiah diakui dan bisa menunjukkan

korelasi antara satu fakta dengan fakta lain bahwa memang telah

terjadi pengaturan di dalamnya. Namun, langkah KPPU ini sering

terhambat dengan putusan Mahkamah Agung (MA). Contohnya,

adalah kasus kartel minyak goreng dan kartel fuel surcharge.

Putusan KPPU terhadap dua kasus kartel yang berdasarkan indirect

evidence ini dibatalkan Mahkamah Agung.4

B. Kedudukan Lembaga Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan

Hewan Kementerian Pertanian

Didalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun

2015 Tentang Kementerian Pertanian, direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan merupakan unsur pelaksana pada Kementerian

Pertanian Republik Indonesia yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia. Mengenai

kedudukan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan didalam

Pasal 20 telah dijelaskan, bahwa: Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dipimpin

oleh Direktur Jenderal. Sedangkan menegenai fungsi dirjen PKH

disebutkan didalam Pasal 21, yaitu: Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan populasi dan produksi ternak

serta kesehatan hewan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21, pasal 22 menejelaskan Direktorat Jenderal Peternakan

dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan

bibit ternak, produksi ternak, produksi pakan, penyehatan hewan,

4https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt53eb8b6298328/menakar-kekuatan-circumstantial-evidence-di-persaingan-usaha.

Page 48: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

39

dan peningkatan kesehatan masyarakat veteriner, serta

pascapanen,pengolahan, dan pemasaran hasil peternakan.

2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih

dan bibit ternak, produksi ternak, produksi pakan, penyehatan

hewan, dan peningkatan kesehatan masyarakat veteriner, serta

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil peternakan;

3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan penyediaan benih dan bibit ternak, produksi ternak,

produksi pakan, penyehatan hewan, dan peningkatan kesehatan

masyarakat veteriner, serta pascapanen, pengolahan, dan

pemasaran hasil peternakan;

4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

penyediaan benih dan bibit ternak, produksi ternak, produksi

pakan, penyehatan hewan, dan peningkatan kesehatan masyarakat

veteriner,serta pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil

peternakan;

5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan

penyediaan benih dan bibit ternak, produksi ternak, produksi

pakan, penyehatan hewan, dan peningkatan kesehatan masyarakat

veteriner, serta pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil

peternakan;

6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan; dan

7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Selain direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang

merupakan merupakan unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian

Republik Indonesia yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia, kementan juga

mempunyai pelaksana tugas lain. Pasal 4 menjelaskan tentang struktur

Page 49: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

40

pelaksana dan merupakan Struktur Organisasi yang ada didalam

kementerian pertanian.

a) Sekretariat Jenderal

b) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

c) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

d) Direktorat Jenderal Hortikultura

e) Direktorat Jenderal Perkebunan

f) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

g) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Inspektorat Jenderal

h) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

i) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian

j) Badan Ketahanan Pangan

k) Badan Karantina Pertanian

l) Staf Ahli Bidang Lingkungan

m) Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian

n) Staf Ahli Bidang Kerja Sama Internasional

o) Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi

p) Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian

C. Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 Larangan Praktek Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat menjadi langkah baru bagi Indonesia

dalam hal melakukan penyelesaian permasalahan di bidang hukum, yang

mana peraturan ini menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk

mengatur dan memajukan perekonomian Indonesia dalam hal kegiatan

usaha yang sehat dan terus berkembang.

Hukum responsif tak memberikan kesempatan sedikitpun kepada

para pembentuknya untuk berkomplot dengan sekelompok manusia yang

mementingkan dirinya sendiri atau kelompoknya. Hukum responsif

menciptakan ruang bagi setiap individu untuk mengejar kebaikan-

Page 50: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

41

kebaikan hidupnya. Semnagat kompetisi yang dilembagakan dalam hukum

model ini adalah semangat saling hormat-menghormati, semangat saling

mendukung.5

Undang-undang ini merupakan suatu peraturan yang bersifat

khusus baik menyangkut hukum materiil maupun formil yang berkaitan

dengan hukum persaingan usaha.6 Dalam Undang-undang ini diatur

tentang tata cara penanganan perkara, dan menciptakan proses acara baru

dalam peradilan di Indonesia yakni dalam bidang persaingan usaha.

Undang-undang ini mencakup pengaturan seperti perjanjian yang

dilarang yang meliputi oligopoli, penetapan harga, pembagian wilayah,

pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, imtegrasi vertikal, perjanjian

tertutup dan perjanjian dengan pihak luar negeri. Disamping itu juga

mengenai kegiatan yang dilarang yang meliputi monopoli, monopsoni,

penguasaan pasar, persekongkolan, serta posisi dominan yang diatur dalam

bab V yang meliputi hal umum, jabatan rangkap, pemilikan saham,

penggabungan, peleburan, pengambilalihan.

Undang-undang ini juga mengatur hal formil dalam hal

penyelesaian perkara di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) serta

memberikan kewenangan kepada KPPU untuk melakukan pemeriksaan,

penuntutan, konsultasi, mengadili dan memutus perkara. Dalam proses

hukum tersebut KPPU memegang kewenangan tribunal yakni KPPU

memengang peran sebagai investigator (Investigative function), dan

pemutus (adjudication function).7

Disamping itu KPPU adalah badan yang bertugas mengawasi

pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dan menjadikan KPPU

5 Margarito Kamis “konsolidasi Moralitas Hukum dan Kekuasaan di Panggung NegaraDemokrasi Konstitusional;apa, mengapa dan bagaimana mewujudkannya”, Jurnal SekretariatNegara RI, XV (Februari, 2010), h. 48.

6 Rachmadi Usman, Hukum Acara Persaingan Usaha di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,2013), h. 7.

7Susanti Adi Nugroho, “Acara Pemeriksaan Perkara Persaingan Usaha,” dalam LitigasiPersaingan Usaha (Tangerang: CFISEL, 2010), h. 178.

Page 51: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

42

berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha, saksi,

dan pihak lain, baik karena adanya laporan, maupun melakukan

pemeriksaan atas dasar inisiatif dari KPPU, atau bahasa lainnya adalah

KPPU memiliki dua dua kewenangan, yakni kewenangan aktif dan pasif.8

Dalam melakukan pemeriksaan atas dasar Pelaku usaha menolak

putusan KPPU dan selanjutnya mengajukan keberatan kepada pengadilan

negeri. Dalam hal ini pelaku usaha yang tida inisiatif KPPU ataupun atas

dasar laporan. Tata cara penanganan perkara mulai bagaimana suatu kasus

menjadi kasus persaingan usaha dan diselidiki oleh KPPU sampai pada

putusan KPPU.

Hukum acara yang dipergunakan untuk kasus persaingan usaha di

KPPU ditentukan langsung oleh KPPU berdasarkan wewenang yang

diberikan oleh Undang-undang nomor 5 tahun 1999 pasal 35 huruf f, yaitu

peraturan KPPU atau peraturan komisi no 1 tahun 2010 tentang Tata cara

penanganan perkara di KPPU. Setelah KPPU mengeluarkan putusan,

undang-undang juga memberikan alternative bagi pelaku usaha yang

dikenakan putusan tersebut.

D. Pengaturan Produksi Pembibitan Ayam Broiler

Didalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Tentang

Peternakan Dan Kesehatan Hewan. Undang-Undang ini mengalami

beberapa perubahan, yang sebelumnya merupakan perubahan atas

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 dan perubahan atas Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Peternakan dan Kesehatan Hewan. Namun ada peraturan khusus untuk

pembibitan ayam broiler yaitu Peraturan Menteri Pertanian Republik

Indonesia Nomor 32/Permentan/Pk.230/9/2017 Tentang Penyediaan,

8 Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha teori dan praktiknya di Indonesia(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 278.

Page 52: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

43

Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. peraturan ini

juga mempertimbangkan peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 61/Permentan/PK.230/12/2016 Tentang Penyediaan,

Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras, telah diatur penyediaan,

peredaran, dan pengawasan ayam ras.

E. Putusan KPPU Yang Dikuatkan Dan Dibatalkan Mahkamah Agung9

1. Daftar Putusan KPPU Yang Dikabulkan Mahkamah Agung

a. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1495 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2018 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kppu)

Vs , Dkk

Kasasi 1495 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Lainnya 2/Pdt.Sus-Kppu/2015/Pn Jkt.Utr.

b. Putusan Mahkamah Agung Nomor 208 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha Vs Pt

Angkasa Pura Logistik

Kasasi 208 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Pertama 358/Pdt.Sus-Kppu/2017/ Pn.Jkt.Pst

c. Putusan Mahkamah Agung Nomor 9 K/Pdt.Sus-Kppu/2016 Tahun

2016 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik

Indonesia (Kppu) Vs Excelcomindo Pratama, Tbk, Dk

Kasasi 9 K/Pdt.Sus-Kppu/2016

Lainnya 03/Kppu/208/Pn.Jkt.Pst

2. Putusan KPPU Yang Dibatalkan Oleh Mahkamah Agung

a. Putusan Mahkamah Agung Nomor 187 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Antara James Anggrek,,Dkk Vs Komisi Pengawas

Persaingan Usaha Republik Indonesia (Kppu Ri).

Pk 187 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2018

Kasasi 821 K/Pdt.Sus-Kppu/2016

Pertama 176/Pdt.Sus.Kppu/2015/Pn.Mks

9 https://putusan.mahkamahagung.go.id/pengadilan/mahkamah-agung/direktori/perdata-khusus/hak-cipta/

Page 53: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

44

b. Putusan Mahkamah Agung Nomor 715 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Antara Pt Fortuna Megah Perkasa, Dkk Vs Komisi

Pengawas Persaingan Usaha, Dk

Kasasi 715 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Lainnya 319/Pdt.G/2016/Pn Jkt Pst

c. Putusan Mahkamah Agung Nomor 511 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik

Indonesia Vs Pt Perusahaan Gas Negara (Persro) Tbk

Kasasi 511 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Pertama 02/Pdt.Sus.Kppu/ 2017/Pn Jkt.Brt

d. Putusan Mahkamah Agung Nomor 444 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik

Indonesia (Kppu Ri), Vs Pt Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, Dk

Kasasi 444 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Pertama 01/Pdt.Sus-Kppu/2017/Pn Jkt.Brt

e. Putusan Mahkamah Agung Nomor 50 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Cv Belawan Indah, Dkk Vs Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (Kppu),

Pk 50 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2018

Kasasi 704 K/Pdt.Sus-Kppu/2015

Pertama 175/Pdt.G/2014/ Pn Mdn

f. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1049 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kppu)

Vs Pt Melista Karya,, Dkk

Kasasi 1049 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Lainnya 17/Pdt.G-Kppu/2016/Pn Clp

g. Putusan Mahkamah Agung Nomor 106 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kppu)

Vs Pt Algae Sumba Timur Lestari, Dkk

Kasasi 106 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

Pertama 18/Pdt.G.Bth/2016/Pn.Wgp

Page 54: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

45

h. Putusan Mahkamah Agung Nomor 31 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2018

Tahun 2018 Antara Pt Excelcomindo Pratama, Tbk Vs Komisi

Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia,,Dk

Pk 31 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2018

Pertama 03 /Kppu/2008/Pn.Jkt.Pst

i. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1106 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha R.I

(Kppu) Vs Pt. Forisa Nusapersada

Kasasi 1106 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Lainnya 740/Pdt.Sus.Kppu/2016/Pn.Tng

j. Putusan Mahkamah Agung Nomor 167 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2018 Antara Pt Brigestone Tire Indonesia, Dkk Vs Komisi

Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

Pk 167 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Kasasi 221 K/Pdt.Sus-Kppu/2016

Lainnya 70/Pdt.G/Kppu/2015/Pn Jkt Pst

k. Putusan Mahkamah Agung Nomor 147 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Pt Maju Medan Cipta, , Dkk Vs Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (Kppu)

Pk 147 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Kasasi 590 K/Pdt.Sus-Kppu/2016

Pertama 509/Pdt.G/2013/Pn Mdn

Lainnya 509 K/Pdt.G/2013/Pn Mdn

l. Putusan Mahkamah Agung Nomor 724 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kppu)

Vs 1. Pt. Lombok Infrastruktur Perkasa, Dkk

Kasasi 724 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Lainnya 236/Pdt.Sus-Kppu/2016/Pn Mtr

m. Putusan Mahkamah Agung Nomor 952 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kppu),

Vs 1. Pt Cosl Indo, Dk

Page 55: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

46

Kasasi 952 K/Pdt.Sus-Kppu/2017

Pertama 907/Pdt.G-Kppu/2016/Pn Jkt.Sel

n. Putusan Mahkamah Agung Nomor 15 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Pt Graha Karya Semesta, Dkk Vs Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (Kppu),

Pk 15 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Pertama 317/Pdt.G/Kppu/2013/Pn.Bks

o. Putusan Mahkamah Agung Nomor 25 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Konsorsium Pt Lina Permai Sakti, Yang

Diwakili Oleh Direktur Utama, Lina Asmahan Abdullah, Ii. 1. Pt

Nugraha Karya Oshinda Cq Yulinda Juniarti, S.E., Yang Diwakili

Oleh Direktur, Ny. Julinda Juniarty, S.E., 2. Konsorsium Pt Multi

Mega Service, Yang Diwakili Oleh Direktur Utama, Tuan Sujanto,

Iii. Pt Wahgo International Corporation, Yang Diwakili Oleh

Direktur Suresh G. Vaswani Vs Komisi Pengawas Persaingan

Usaha Republik Indonesia (Kppu), Yang Diwakili Oleh Dr. Ir.

Benny Pasaribu, M. Ec., Ketua Komisi Pengawas Persaingan

Usaha Dan Prof. Dr. Rusadi Kantaprawira, S.H., Selaku Ketua

Panitia Pengadaan Tinta Sidik Jari Pemilu Legislatif Tahun 2004,

Dkk.

Pk 25 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Pertama 05/Kppu/2005/Pn Jkt. Pst

Lainnya 5 K/Kppu/2006

p. Putusan Mahkamah Agung Nomor 29 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Tahun 2017 Antara Pt Muarabungo Plantation Vs Komisi

Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

Kasasi 29 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2017

Pertama 253/Pdt.G.Kppu/2014/Pn.Jkt.Sel

q. Putusan Mahkamah Agung Nomor 42 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2016

Tahun 2016 Antara Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Vs

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kppu)

Page 56: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

47

Pk 42 Pk/Pdt.Sus-Kppu/2016

Pertama 01/Pdt.P/Kppu/2011/Pn Jkt.Bar

Kasasi 2 K/Pdt.Sus/2013

Lainnya 02k_Pdt.Sus_2013

r. Putusan Mahkamah Agung Nomor 703 K/Pdt.Sus-Kppu/2015

Tahun 2016 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha Vs Pt

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Dkk

Kasasi 703 K/Pdt.Sus-Kppu/2015

Lainnya 615/Kppu/2014/Pn Jkt.Pst

s. Putusan Mahkamah Agung Nomor 728 K/Pdt.Sus-Kppu/2015

Tahun 2015 Antara Pt. Execujet Indonesia Vs Komisi Pengawas

Persaingan Usaha Republik Indonesia (Kppu)

Kasasi 728 K/Pdt.Sus-Kppu/2015

Pertama 179/Pdt.G.Kppu/2015/Pn.Jkt.Pst

t. Putusan Mahkamah Agung Nomor 482 K/Pdt.Sus-Kppu/2015

Tahun 2015 Antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik

Indonesia (Kppu Ri), Vs Pt Angkasa Pura Ii (Persero), Dkk

Kasasi 482 K/Pdt.Sus-Kppu/2015

Lainnya 01/Pdt.G/Kppu/2014/Pn Bdg

Page 57: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

48

BAB IV

ANALISIS KASUS KARTEL TENTANG PENGATURAN PRODUKSI

BIBIT AYAM BROILER

A. Posisi Kasus

1. Para pihak

Pada kasus tentang pengaturan produksi pembibitan ayam broiler

ini melibatkan Dirjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian, komisi pengawas persaingan usaha (KPPU), dan 12

perusahaan unggas. Tetapi didalam Putusan Mahkamah Agung Nomor

444 K/Pdt.Sus-Kppu/2018 yang bersengketa adalah sebagai berikut:

a) KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK

INDONESIA (KPPU RI), yang diwakili oleh Ketua Komisi

Pengawas Persaingan Usaha, Muhammad Syarkawi Rauf,

berkedudukandi Jalan Ir. H. Juanda Nomor 36, Jakarta Pusat,

dalam hal ini memberi kuasa kepada Gopprera Panggabean,

S.E., Ak., Direktur Penindakan, Deputi Bidang Penegakan

Hukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dan kawan-

kawan, beralamat di Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 7 Desember 2017; Selanjutnya disebut

Pemohon Kasasi.

Melawan :

b) Terlapor I: PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.,

berkedudukan di Jalan Ancol VIII/1 Jakarta 14430, Nomor

Telp.(021)6919999. Terlapor II : PT Japfa Comfeed

Indonesia, Tbk., berkedudukan di Wisma Millenia 7th Floor,

Jalan MT Haryono Kav.16 Jakarta 12810, Nomor

Telp.(021)28545680, Nomor Faks.(021)8310309. Terlapor

Page 58: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

49

III: PT Malindo Feedmill, Tbk., berkedudukan di Jalan RS

Fatmawati Nomor 15, Komplek Golden Plaza Blok G Nomor

17-22, Jakarta Selatan 12420, Nomor Telp.(021) 7661727.

Terlapor IV : PT CJ-PIA, berkedudukan di Jalan Lanud Gorda

Ds. Julang Kec. Cikande, Serang Banten 42101, Nomor Telp.

(0254) 401234, atau diketahui beralamat lain di Menara

Jamsostek Lantai 2, Jalan Gatot Subroto Kavling 36 Jakarta

12710, Nomor Telp. (021) 52995106. Terlapor V: PT Taat

Indah Bersinar, berkedudukan di Jalan Bukit Gading Raya,

Komplek Bukit Gading Indah Blok U-39, Kelurahan Kelapa

Gading Barat, Jakarta Utara, Nomor Telp.(021)29574234.

Terlapor VI : PT Cibadak Indah Sari Farm, berkedudukan di

Jalan Daan Mogot, Komplek Rasa Sayang C-20 Jakarta 11460,

Nomor Telp.(021)5660931. Terlapor VII : PT Hybro

Indonesia, berkedudukan di Jalan Pintu Kecil Nomor38-42

Lantai 3, Roa Malaka, JakartaBarat 11230. Terlapor VIII : PT

Expravet Nasuba, berkedudukan di Jalan Rumah Potong

Hewan Nomor 44, Kecamatan Medan Deli, Medan, Sumatera

Utara 20242, Nomor Telp. (062) 61-6851244. Terlapor IX :

PT Wonokoyo Jaya Corporindo, berkedudukan di Jalan Taman

Bungkul Nomor1-7, Surabaya 60241. Terlapor X : CV

Missouri, berkedudukan di Jalan Malabar Nomor 53, Lingkar

Selatan, Lengkong, Kota Bandung 40263, Jawa Barat.

Terlapor XI : PT Reza Perkasa, berkedudukan di Jalan

Deltasari Indah BI BO/9 Waru, Surabaya 61256, Jawa Timur.

Terlapor XII : PT Satwa Borneo Jaya, berkedudukan di Jalan

Graha Sujaya, Jalan Komodor Yos Sudarso Nomor 133,

Singkawang, Kalimantan Barat 79122.

Kasus ini merupakan kasus kartel tentang apkir dini produksi bibit

ayam broiler pada tahun 2015 yang dilakukan oleh 12 perusahaan

tersebut diatas, oleh KPPU 12 perusahaan ini diputus bersalah pada 13

Page 59: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

50

Oktober 2016 telah melanggar pasa 11 Undang-undang nomor 5 tahun

1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak

sehat. Alasan perusahaan melakukan tindakan apkir dini adalah

kegiatan apkir dini merupakan perjanjian dan kesepakatan dengan

dirjen PKH kementan pada tanggal 14 September 2015. Setelah

diputuskan bersalah, 12 perusahaan tersebut kemudian melayangkan

bantahan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Pada 29 November

2017, Pengadilan Negeri Jakarta Barat mengabulkan permohonan, dan

membatalkan putusan KPPU. Atas putusan tersebut, KPPU kemudian

mengajukan kasasi pada 11 Desember 2017, dan Mahkamah Agung

menolak kasasi pada 15 Mei 2018.

2. Pertimbangan dan Putusan Hakim Mahkamah Agung

Pertimbangan Hakim merupakan salah satu aspek terpenting dalam

menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang

mengandung keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian

hukum, disamping itu juga mengandung manfaat bagi para pihak yang

bersangkutan sehingga pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan

teliti, baik, dan cermat1. Pada kasus ini Majelis Hakim Mahkamah

Agung telah memberikan pertimbangan sebagai berikut :

a. Bahwa alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi tersebut tidak

dapat dibenarkan, oleh karena setelah membaca dan meneliti

memori kasasi tanggal 20 Desember 2017, kontra memori kasasi

masing-Masing tanggal 12 Januari 2018, 15 Januari 2018, 16

Januari 2018, 22 Januari 2018, 29 Januari 2018, 2 Februari 2018, 2

Februari 2018.

b. Bahwa dengan putusan Judex Facti dalam hal ini putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Barat Yang mengabulkan permohonan

keberatan I sampai dengan XI dan membatalkan Putusan Komisi

1 Mukti, Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2004), h. 140.

Page 60: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

51

Pengawas Persaingan Usaha Nomor 02/KPPU-I/2016 tanggal 13

Oktober 2016, dengan menyatakan Pemohon Keberatan I sampai

dengan XI tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 11 Undang

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli

Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dapat dibenarkan,

c. bahwa berdasarkan fakta-Fakta dalam perkara a quo Judex Facti

telah memberikan pertimbangan yang cukup, dimana tidak terbukti

bahwa “pengafkiran dini” terhadap ternak ayam potong produk

Para Termohon Kasasi I sampai dengan XI bukan merupakan hasil

kesepakatan atau perjanjian antar Para Termohon Kasasi I sampai

dengan XI untuk mengikatkan diri terhadap Para Termohon Kasasi

I sampai dengan XI sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 7

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

d. bahwa pengafkiran dini tersebut merupakan Instruksi Pemerintah

dalam hal ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kementerian Pertanian RI yang mengandung sanksi kepada Para

Termohon Kasasi I sampai dengan XI apabila tidak melaksanakan

instruksi tersebut serta pelaksanaan pengafkiran dini dimaksud

dilaksanakan secara terbuka dan diawasi Team Cross antara lain

Asosiasi Gabungan, Perguruan Tinggi dan Pemerintah;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor Nomor 01/Pdt.Sus-

KPPU/2017/PN Jkt.Brt., Tanggal 29 November 2017 dalam

perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang

undang. oleh karena itu permohonan kasasi yang diajukan oleh

Pemohon Kasasi KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA (KPPU RI) tersebut harus ditolak.

Berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim Mahkamah Agung

memberikan keputusan sebagai berikut :

Page 61: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

52

M E N G A D I L I :

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi KOMISI

PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA

(KPPU RI) tersebut;

2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara pada

tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus

ribu rupiah).

B. Analisis Pertimbangan dan Putusan Hakim Mahkamah Agung

Nomor 444 K/Pdt.Sus Kppu/2018

Putusan pengadilan merupakan produk hukum yang dihasilkan oleh

hakim berdasarkan suatu pertimbangan mendalam atas fakta-fakta hukum

yang diajukan kepadanya untuk diputuskan berdasarkan hukum dan

keadilan. Oleh karena itu, hakim dalam memutuskan perkara yang

diperiksanya, selain harus mendasarkan diri kepada hukum positif, ia juga

perlu menggali rasa keadilan yang berkembang di dalam masyarakat.

Tulisan ini mencoba untuk menganalisis pengaruh filsafat hukum

khususnya yang menyangkut masalah keadilan dalam putusan hakim. Hal

ini disebabkan putusan hakim selalu dipandang sebagai sebuah upaya

menghadirkan hukum yang kontekstual bagi para pencari keadilan. Hakim

oleh karenanya harus dapat menemukan hukum yang bersandar kepada

nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat, khususnya konteks sosial dari

perkara sedang yang diperiksanya. Untuk menemukan hukum seperti itu,

hakim harus berani keluar dari paradigma legal-positivistik dalam

melakukan penafsiran hukum, terutama dalam isi pertimbangan hukum

putusannya.

1. Tentang Pertimbangan dan Putusan Hakim Mahkamah Agung

a. Bahwa alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi tersebut tidak

dapat dibenarkan, oleh karena setelah membaca dan meneliti

memori kasasi tanggal 20 Desember 2017, kontra memori kasasi

masing-Masing tanggal 12 Januari 2018, 15 Januari 2018, 16

Page 62: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

53

Januari 2018, 22 Januari 2018, 29 Januari 2018, 2 Februari 2018, 2

Februari 2018.

b. Bahwa dengan putusan Judex Facti dalam hal ini putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Barat Yang mengabulkan permohonan

keberatan I sampai dengan XI dan membatalkan Putusan Komisi

Pengawas Persaingan Usaha Nomor 02/KPPU-I/2016 tanggal 13

Oktober 2016, dengan menyatakan Pemohon Keberatan I sampai

dengan XI tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 11 Undang

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli

Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dapat dibenarkan,

c. bahwa berdasarkan fakta-Fakta dalam perkara a quo Judex Facti

telah memberikan pertimbangan yang cukup, dimana tidak terbukti

bahwa “pengafkiran dini” terhadap ternak ayam potong produk

Para Termohon Kasasi I sampai dengan XI bukan merupakan hasil

kesepakatan atau perjanjian antar Para Termohon Kasasi I sampai

dengan XI untuk mengikatkan diri terhadap Para Termohon Kasasi

I sampai dengan XI sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 7

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

d. bahwa pengafkiran dini tersebut merupakan Instruksi Pemerintah

dalam hal ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kementerian Pertanian RI yang mengandung sanksi kepada Para

Termohon Kasasi I sampai dengan XI apabila tidak melaksanakan

instruksi tersebut serta pelaksanaan pengafkiran dini dimaksud

dilaksanakan secara terbuka dan diawasi Team Cross antara lain

Asosiasi Gabungan, Perguruan Tinggi dan Pemerintah;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor Nomor 01/Pdt.Sus-

KPPU/2017/PN Jkt.Brt., Tanggal 29 November 2017 dalam

perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang

undang. oleh karena itu permohonan kasasi yang diajukan oleh

Page 63: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

54

Pemohon Kasasi KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA (KPPU RI) tersebut harus ditolak.

Berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim Mahkamah Agung

memberikan keputusan sebagai berikut :

M E N G A D I L I :

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi KOMISI

PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA

(KPPU RI) tersebut;

2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara pada

tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus

ribu rupiah).

Model penalaran hukum yang dipakai oleh hakim Mahkamah

Agung dalam memutus perkara kasus kartel ini hanya menggunakan

aliran positivisme hokum, aliran campuran (antara hukum kodrat

dengan positivisme hukum) seharusnya digunakan, Dalam penalaran

hukum di kenal banyak sekali model penalaran hokum, akan tetapi

pada dasarnya seorang hakim sering menggunakan 2 metode

penalaran. Yakni antara penalaran hukum kodrat ataupun penalaran

positivisme hukum.

Pada dasarnya hukum kodrat didasarkan pada nilai-nilai

keadilan dan juga nilai kebenaran, disisi lain hukum positivisme yang

berpatokan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam undang-undang,

dengan kata lain bahwa semua keputusan yang diambil harus

berdasarkan undang-undang yang berlaku. Penggunaan hukum kodrat

salah satunya yaitu dengan cara mengunakan bukti tidak langsung

(indirect evident) sangat penting dalam mengungkap kasus kartel.

Pandangan positivisme hukum diatas sangat ditentang oleh pendukung

aliran hukum kodrat, yang mengkonsepkan hukum sebagai asas-asas

Page 64: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

55

kebenaran dan keadilan yang berlaku universal dan abadi. Hukum

yang berlaku belum tentu adil. Hukum yang tidak adil itu tidak perlu

ditaati.

Pada prinsipnya pendekatan untuk membuktikan kartel dengan

menggunakan alat bukti tidak langsung (indirect evidence) sudah hal

yang biasa, karena didalam kartel itu harus menggunakan alat bukti

tidak langsung (indirect evidence), hal ini terjadi tidak hanya di

Indonesia tetapi di Luar Negeri juga seperti itu, penggunaan alat bukti

tidak langsung tersebut dilakukan karena kartel dilakukan secara tacit,

sangat sulit bagi KPPU untuk mencari bukti langsung mengingat

KPPU tidak memiliki kewenangan untuk menggeledah termasuk

menyita dari pelaku usaha.

Namun yang namanya persidangan tetap harus menjunjung

prinsip due process of law. Merujuk data KPPU tahun 2002-2017,

setidaknya 58% putusan KPPU dimenangkan di tingkat PN.

Belakangan, satu kasus yang mendapat perhatian adalah vonis KPPU

terkait kartel kategori motor jenis skuter matic (Skutik) kelas 110-

125cc di mana Yamaha dan Honda terbukti melanggar Pasal 5 ayat (1)

UU Nomor 5 Tahun 1999 lantaran telah melakukan kesepakatan

harga.

Sangat sulit untuk menjerat pelaku kartel, apabila pembuktian

kartel dilakukan dengan alat bukti langsung, karena semua kartel

dilakukan secara tacit, maka untuk itu hakim-hakim harus jeli dalam

menangani kartel, hakim-hakim di KPPU dan hakim yang menangani

kasus kartel tidak hanya menguasai aspek hukum saja, tetapi juga

harus menguasai aspek ekonomi.

2. Analisis terhadap pasal yang dilanggar

Seperti yang peneliti paparkan di bab sebelumnya bahwa Kasus ini

merupakan kasus kartel tentang pemusnahan/pemotongan/apkir dini

produksi pembibitan bibit ayam broiler pada tahun 2015 yang

dilakukan oleh 12 perusahaan unggas di Indonesia, oleh KPPU 12

Page 65: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

56

perusahaan ini diputus bersalah pada 13 Oktober 2016 telah melanggar

Pasal 11 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang larangan

praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Dimana bunyi

pasal 11 tersebut adalah :

“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha

pesaingnya, yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan

mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau

jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan

atau persaingan usaha tidak sehat.”

Alasan perusahaan melakukan tindakan apkir dini adalah kegiatan

apkir dini merupakan perjanjian dan kesepakatan dengan dirjen PKH

kementan pada tanggal 14 September 2015, dimana didalam pasal 51

undang-undang antimonopoli disebutkan bahwa :

“Monopoli dan atau pemusatan kegiatan yang berkaitan

dengan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa

yang menguasai hajat hidup orang banyak serta cabang-

cabang produksi yang penting bagi negara diatur dengan

undang-undang dan diselenggarakan oleh Badan Usaha

Milik Negara dan atau badan atau lembaga yang dibentuk

atau ditunjuk oleh Pemerintah.”

Setelah diputuskan bersalah, 12 perusahaan tersebut kemudian

melayangkan bantahan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Pada 29

November 2017, Pengadilan Negeri Jakarta Barat mengabulkan

permohonan, dan membatalkan putusan KPPU. Atas putusan tersebut,

KPPU kemudian mengajukan kasasi pada 11 Desember 2017. Hingga

akhirnya, Mahkamah Agung menolak kasasi pada 15 Mei 2018.

Menurut penulis setelah menelaah lebih jauh didalam putusan

Page 66: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

57

KPPU sesuai data ekonomi yang ada, Justru atas instruksi dari

pemerintah inilah kesempatan sangat leluasa dan dimanfaatkan secara

diam-diam bagi pihak 12 perusahaan untuk melakukan kartel, Dirjen

PKH Kementan tidak memiliki otoritas untuk mengeluarkan inisiatif

memerintahkan pelaku usaha untuk melakukan apkir dini dalam

rangka mengurangi over supply. Tugas pokok Dirjen PKH terkait

dengan produktivitas Pelaku usaha selalu berusaha menyembunyikan

bukti bahkan mereka tidak mungkin melakukan perjanjian kesepakatan

secara tertulis untuk melakukan kartel, oleh karena itu untuk menjerat

pelaku kartel diperbolehkan menggunakan penggunaan alat bukti tidak

langsung (indirect evidence) dalam menangani kasus kartel, tentunya

dengan syarat ada bukti komunikasi dan bukti ekonomi.

Dalam perkara ini juga sudah jelas mengandung beberapa unsur

kartel, Secara umum berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang

Antimonopoli mengatur ada empat unsur terjadinya kartel, yaitu:

a. Perjanjian dengan pelaku usaha sainganya,

b. Bermaksud mempengaruhi harga

c. Dengan mengatur produksi dan atau pemasaran

d. Dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau

persaingan usaha tidak sehat

1) Unsur pelaku usaha

Yang dimaksud Pelaku Usaha adalah definisi menurut Pasal

1 angka 5 Undang-undang Antimonopoli. Pelaku usaha yang

dimaksud adalah PT Charoen Pokphand Indonesia,Tbk., PT

Japfa Comfeed Indonesia, Tbk., PT Malindo Feedmill, Tbk.,

PT CJ-PIA, PT Taat Indah Bersinar, PT Cibadak Indah Sari

Farm, PT Hybro Indonesia, PT Expravet Nasuba, PT

Wonokoyo Jaya Corporindo, CV Missouri, PT Reza Perkasa ,

PT Satwa Borneo Jaya. Berdasarkan uraian tersebut dan

berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Antimonopoli

maka unsur pelaku usaha terpenuhi.

Page 67: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

58

2) Unsur Perjanjian

Sebagaimana Pasal 1 Ayat (7) Undang-undang

Antimonopoli dikatakan bahwa :

“perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku

usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih

pelaku usaha lain dengan nama apa pun baik tertulis

maupun tidak tertulis”.

Inisiatif kesepakatan memang bukan bersasal dari

pemerintah bahkan dalam persidangan, Dirjen PKH

Kementerian Pertanian justru menyatakan tidak memiliki

dan/atau mengetahui datas pasokan dan kebutuhan yang valid

dan dipertanggujawabkan, Dirjen PKH hanya secara serta-

merta menerima informasi atau data pasokan dan kebutuhan

yang disampaikan ke pelaku usaha.

Bahwa harga ayam yang melonjak hingga sempat

menembus Rp 40 ribu per kilogram, dan juga diperkuat dengan

hasil pemeriksaan lapangan bahwa terjadi kenaikan harga live

bird daging ayam tahun 2016 dari Harga Pokok Penjualan

(HPP) Rp.10.000,-(sepuluh ribu rupiah) menjadi HPP

Rp.16.000, -(enam belas ribu rupiah) per ekor. Pada bulan

November-Desember 2015 harga day old chicken final stock

atau DOC FS mengalami kenaikan Rp.1.000,-(seribu rupiah)

sampai dengan Rp.3.000, -(tiga ribu rupiah) per ekor.

Sementara harga live bird pada bulan Desember 2015 hingga

bulan Januari 2016 mengalami kenaikan Rp.5.000,-(lima ribu

rupiah) sampai dengan Rp.15.000, -(lima belas ribu rupiah) per

kilogram di pasar tradisional. kenaikan harga setelah apkir dini

berdampak pada kerugian peternak, baik peternak terintegrasi

maupun peternak mandiri, yang nilainya ditaksir mencapai Rp

Page 68: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

59

224 miliar dalam kurun November–Desember 2015.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur

perjanjian dalam Pasal 11 Undang-undang Antimonopoli

terpenuhi.

3) Pelaku usaha pesaing

PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk., PT Japfa Comfeed

Indonesia, Tbk., PT Malindo Feedmill, Tbk., PT CJ-PIA, PT

Taat Indah Bersinar, PT Cibadak Indah Sari Farm, PT Hybro

Indonesia, PT Expravet Nasuba, PT Wonokoyo Jaya

Corporindo, CV Missouri, PT Reza Perkasa , PT Satwa Borneo

Jaya.

4) Mengatur produksi dan atau pemasaran yang bertujuan

mempengaruhi harga.

Bahwa yang dimaksud dengan adalah :

“produksi adalah kegiatan memproduksi suatu barang

atau jasa komersial dan pemasaran adalah segala sesuatu

yang dari sudut ekonomi dianggap sebagai pemasaran

dalam arti yang paling luas, khususnya penjualan,

distribusi dan periklanan”.

perusahaan unggas ini telah menikmati

pendapatan/keuntungan yang signifikan dari kenaikan harga

day old chicks (DOC) dibandingkan dengan periode sebelum

dilakukannya apkir dini secara bersama-sama. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, maka unsur mengatur produksi dan

atau pemasaran yang bertujuan mempengaruhi harga dalam

Pasal 11 Undang-Undang Antimonopoli terpenuhi.

5) Unsur barang dan atau jasa

Sebagaimana dimaksud dengan barang dalam Pasal 1 angka

16 Undang-undang Antimonopoli adalah :

“setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik

bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat

Page 69: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

60

diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan

oleh konsumen atau pelaku usaha.”

Yang dimaksud dengan Jasa dalam Pasal 1 angka 17

Undang-undang Antimonopoli adalah setiap layanan yang

berbentuk pekerjaan atau prestasi yang diperdagangkan dalam

masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku

usaha. Dalam kasus ini, 12 perusahaan dengan berupa objek

yaitu pembibitan ayam broiler, tersebut termasuk jasa dan

barang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 16

Undang-Undang Antimonopoli.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur

barang dan atau jasa dalam Pasal 11 Undang-undang

Antimonopoli terpenuhi.

6) Unsur mengakibatkan praktik monopoli dan atau persaingan

usaha yang tidak sehat

Berkaitan dengan monopoli maka ditegaskan dalam Pasal

1 angka 2 bahwa monopoli adalah :

“pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku

usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan

atau pemusatan barang dan atau jasa tertentu sehingga

menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat

merugikan kepentingan umum”.

Bahwa yang dimaksud dengan unsur persaingan usaha

tidak sehat dalam Pasal 1 angka 6 Undang-undang

Antimonopoli adalah persaingan antar pelaku usaha dalam

menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang

dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau

melawan hukum atau menghambat persaingan. Dengan

demikian, bahwa dengan telah disepakati penetapan

Page 70: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

61

pemotongan jumlah produksi dengan cara

memusnahkan/memotong/dan apkir dini pembibitan bibit

ayam broiler di Indonesia.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur

barang dan atau jasa dalam Pasal 11 Undang-undang

Antimonopoli terpenuhi. Dengan terpenuhinya semua unsur-

unsur dalam Pasal 11 Undang-undang Antimonopoli, maka

perjanjian yang ditandatangani tersebut dinyatakan

merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang

Antimonopoli. Oleh karena itu, Majelis KPPU menjatuhkan

sanksi berupa perintah untuk mengumumkan pembatalan

kesepakatan tersebut di atas.

3. Putusan Mahkamah Agung Nomor 444 K/Pdt.Sus-Kppu/2018

mengandung kekhilafan dan kekeliruan yang nyata

Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan sebelumnya,

putusan hakim Mahkamah Agung dengan putusanya yang

menggunakan penalaran positivisme hukum saja mengandung

kekhilafan dan kekeliruan yang nyata, sebab penalaran positivisme

hukum hanya memberikan kepastian hukum saja, namun

pertanyaannya apakah sudah memberikan kemanfaatan dan

keadilan?. Dalam Konteks memutus perkara kartel ayam broiler

apakah putusan mahkamah agung sudah sesuai Dalam Asas

Kepastian Hukum, Asas Kemanfaatan dan Asas Keadilan?

a. Asas Kepastian Hukum

Menurut Fance M. Wantu, kepastian hukum dirumuskan sebagai

berikut:

1. Melakukan solusi autotorif yaitu memberikan jalan keluar

untuk menciptakan stabilitas yakni memberikan ketertiban

dan ketentraman bagi para pihak dan masyarakat.

2. Efisiensi prosesnya cepat, sederhana, dan biaya ringan.

Page 71: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

62

3. Sesuai dengan tujuan hukum yaitu Undang-Undang yang

dijadikan dasar dari putusan untuk memberikan kepastian

dalam hukum itu sendiri dan kepastian karena hukum.2

Sesuai teori asas kepastian hukum, putusan Mahkamah

Agung hanya memberikan kepastian hukum bagi pihak 12

perusahaan yang melanggar pasal 11 Undang-undang Nomor

5 Tahun 1999 Tentang larangan praktik monopoli dan

persaingan usaha tidak sehat. Asas kepastian hukum

diperlihatkan contohnya oleh Allah SWT. Hukum yang

berasal dari Allah SWT sebagai otoritas tertinggi dalam

pandangan Islam yang akan diterapkan dalam masyarakat

harus disampaikan sejelas-jelasnya kepada masyarakat itu

untuk dipedomani dan dilaksanakan dalam kehidupan

mereka. Hal itu antara lain difirmankan oleh Allah SWT:

ہا رسولا یتلوا علیہم ایتنا و ما کنا مہلکی القری الا و و ما کان ربک مہلک القری حتی یبعث فی ام

اہلہا ظلمون

“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota,

sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang

membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, dan tidak

pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota, kecuali

penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman”

کناماو◌ اخریوزروازرةتزرلاو◌ علیہایضلفانماضلمنو◌ من اہتدی فانما یہتدی لنفسہ

ین حتی نبعث رسولامعذب

“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah),

maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan)

dirinya sendiri, dan barangsiapa yang sesat maka

2Lihat Syafruddin Kalo,“Penegakan Hukum yang Menjamin Kepastian Hukum dan Rasakeadilan Masyarakat” dikutip dari http://www.academia.edu.com diakses 8 Agustus 2018, h. 4.

Page 72: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

63

sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri.

Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang

lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami

mengutus seorang rasul.”

b. Asas keadilan hukum

Dalam konteks ini sebagaimana telah dijelaskan di

pendahuluan, bahwa pembuktian kartel tidak hanya dibuktikan

secara tekstual yang ada didalam perjanjian saja, namun

pembuktian kartel harus melihat konteks yang terjadi di

masyarakat. Dalam bukunya Nichomacen Ethics, Aristoteles

sebagaimana dikutip Shidarta telah menulis secara panjang

lebar tentang teori keadilan. Ia menyatakan, keadilan adalah

kebajikan yang berkaitan dengan hubungan antar manusia.

Kata adil mengandung lebih dari satu arti, Adil dapat berarti

menurut hukum, dan apa yang sebanding, yaitu yang

semestinya. Di sini ditunjukan, bahwa seseorang dikatakan

berlaku tidak adil apabila orang itu mengambil lebih dari

bagian yang semestinya.

Dimana yang terjadi di masyarakat dari data putusan

Mahkamah Agung tersebut inisiatif kesepakatan memang

bukan berasal dari pemerintah bahkan dalam persidangan,

Dirjen PKH kementan justru menyatakan tidak memiliki

dan/atau mengetahui data pasokan dan kebutuhan yang valid

dan dipertanggungjawabkan, Dirjen PKH hanya serta-merta

menerima informasi atau data pasokan dan kebutuhan yang

disampaikan ke pelaku usaha. Dirjen PKH tidak memiliki

otoritas untuk mengeluarkan inisiatif memerintahkan pelaku

usaha untuk melakukan apkir dini dalam rangka mengurangi

over suply, tugas pokok Dirjen PKH terkait produktivitas.

Landasan tersebut diambil kppu dalam persidangan Majelis.

Putusan mahkamah agung tersebut sangat tidak

Page 73: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

64

mengandung nilai asas keadilan hukum, dimana para pelaku

usaha sendiri yang mempunyai inisiatif untuk melakukan

perjanjian atau kesepakatan apkir dini produksi pembibitan

bibit ayam broiler di Indonesia, dengan begitu para pelaku

usaha dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk

melakukan pengaturan harga di pasar.

Begitu pentingnya asas keadilan dalam hukum Islam dalam

Al Quran sebagai sumber utama hukum Islam, kata keadilan

disebut lebih dari 1.000 kali, menempati posisi terbanyak ketiga,

setelah kata Allah dan ilmu pengetahuan. Oleh karena

banyaknya kata keadilan yang disebut dalam Al Quran itu

sehingga Mohammad Daud Ali menyebutnya sebagai asas yang

sangat penting dalam hukum Islam dan karena itu asas keadilan

dapat dikatakan sebagai asas semua asas hukum Islam

Berhubung oleh karena pentingnya asas keadilan dalam hukum

pada umumnya, hukum Islam pada khususnya sehingga perlu

dipahami apa sebenarnya makna kata adil itu. Apalagi berbuat

adil adalah suatu perintah Allah SWT kepada manusia, sesuai

firman-Nya:

ہواعدلوا◌ ین للہ شہداء بالقسط و لا یجرمنکم شنان قوم علی الا تعدلوا یایہا الذین امنوا کونوا قوم

تعملونبماخبیراللہان◌ للہ ااتقواوللتقویاقرب

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,

menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali

kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk

berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat

kepada takwa.Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Page 74: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

65

c. Asas kemanfaatan hukum

Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau

penegakan hukum. Hukum itu untuk manusia, maka pelaksanaan

hukum atau penegakkan hukum harus memberi manfaat atau

kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena

hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan malah akan timbul

keresahan di dalam masyarakat itu sendiri. Putusan hakim akan

mencerminkan kemanfaatan, manakala hakim tidak saja

menerapkan hukum secara tekstual belaka dan hanya mengejar

keadilan semata, akan tetapi juga mengarahkan pada

kemanfaatan bagi kepentingan pihak-pihak yang berperkara dan

kepentingan masyarakat pada umumnya. Artinya, hakim dalam

menerapkan hukum, hendaklah mempertimbangkan hasil

akhirnya nanti, apakah putusan hakim tersebut membawa

manfaat atau kegunaan bagi semua pihak.3

Termohon kasasi (12 perusahaan unggas) telah menikmati

pendapatan/keuntungan yang signifikan dari kenaikan harga

day old chicks (DOC) dibandingkan dengan periode sebelum

dilakukannya apkir dini secara bersama-sama, serta kenaikan

harga setelah apkir dini berdampak pada kerugian peternak,

baik peternak terintegrasi maupun peternak mandiri, yang

nilainya ditaksir mencapai Rp 224 miliar dalam kurun

November–Desember 2015.

Asas kemanfaatan yang salah satunya dijelaskan didalam Al-

Quran:

3Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,2005), h. 161.

Page 75: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

66

فمن◌ بالانثیالانثیوبالعبدالعبدوبالحرالحر◌ یایہا الذین امنوا کتب علیکم القصاص فی القتلی

◌ رحمۃوربکممنتخفیفذلک◌ باحسانالیہاداءوبالمعروففاتباعشیءاخیہمن◌ لہعفی

الیمعذاب◌ فمن اعتدی بعد ذلک فلہ

“Hai orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka

dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, wanita dengan

wanita. Maka barangsiapa mendapat pemaafan dari

saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan

cara yang baik, dan hendaklah (yang dimaafkan) membayar

(diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula).

Yang demikian itu ada korban lah suatu keringanan dari Tuhan

kamu dan suatu rahmat”

Cukup jelas, bahwa putusan Mahkamah Agung dalam

kasus kartel ini sangat merugikan para peternak yang

dampaknya juga terhadap konsumen. Dengan alasan-alasan

dan argumen hukum yang penulis paparkan diatas putusan

dalam kasus kartel ini tidak memberikan keadilan dan

kemanfaatan hukum, penulis sangat tidak setuju dengan

putusan hakim Mahkamah Agung yang memutuskan

putusanya sebagai berikut :

M E N G A D I L I :

1) Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi KOMISI

PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK

INDONESIA (KPPU RI) tersebut;

2) Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara

pada tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp 500.000,00

(lima ratus ribu rupiah).

Page 76: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran yang telah dibuat dari bab-bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Pada kasus pemotongan/pemusnahan/apkir dini pembibitan ayam

broiler ini dilakukan oleh 12 perusahaan, kegiatan tersebut dilakukan

oleh 12 perusahaan atas instruksi dari dirjen PKH kementerian

pertanian. Namun Majelis Komisi menjatuhkan putusan kepada 12

perusahaan unggas itu atas pelanggaran pasal 11 Undang-Undang

Nomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan putusan Nomor 02/KPPU-

I/2016,dimana pasal 11 menyebutkan:

“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha

pesaingnya, yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan

mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau

jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan

atau persaingan usaha tidak sehat.”

Kasus berlanjut ke banding di pengadilan Negeri Jakarta Barat

dengan putusan Nomor 1/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN Jkt.Brt dan sampai

kasasi di Mahkamah Agung dengan Nomor putusan 444 K/Pdt.Sus-

KPPU/2018, ditingkat Banding Dan Kasasi tersebut selalu

dimenangkan oleh pihak 12 perusahaan.

2. Putusan kasasi Hakim Mahkamah Agung menurut penulis kurang tepat

dalam mempertimbangkan dan menjatuhkan putusanya, dalam putusan

tersebut tidak digunakanya bukti tidak langsung (indirect evident),

walaupun metode pembuktian tidak langsung belum diatur dalam

undang-undang antimonopoli, namun sudah seharusnya digunakan

sebagai alat bukti tambahan. Alasan 12 perusahaan tersebut adalah

Page 77: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

68

menjalankan kebijakan dari pemerintah dan sesuai prosedur hukum,

namun nyatanya kebijakan atau instruksi dari dirjen PKH tersebut

justru dimanfaatkan oleh pihak 12 perusahaan untuk melakukan kartel

secara diam-diam, untuk membuktikan bahwa 12 perusahaan telah

melakukan tindakan kartel salah satunya dengan menggunakan bukti

tidak langsung, karena semua fakta dan unsur kartel yang terjadi

dilapangan sudah sesuai bahwa 12 benar-benar melakukan tindakan

kartel.

B. Rekomendasi

1. Peneliti menyarankan kepada KPPU agar mengamandemen Undang-

undang nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan

persaingan usaha tidak sehat dengan memasukan pasal tentang bukti

tidak langsung.

2. Peneliti sangat berharap pemerintah dan Komisi VI DPR RI setuju

dengan rekomendasi dari penulis bahwa pasal pembuktian tidak

langsung dimasukan dalam pembuktian kasus persaingan usaha,

walaupun sistem hukum Indonesia tidak mengenal adanya bukti lain

selain bukti yang selama ini dikenal dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP

seperti saksi, ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.

3. Dalam menjatuhkan suatu putusan, hakim Mahkamah Agung

khususnya dalam kasus persaingan usaha harus mempertimbangkan

bukti-bukti tidak langsung dan memasukanya sebagai alat bukti, karna

satu alat bukti tidak cukup dan dibutuhkan alat bukti lain tentunya data

ekonomi.

4. Mahkamah Agung, lawyer, dan KPPU duduk bersama untuk kemudian

merumuskan bukti tidak langsung agar tidak terjadi tumpang tindih

dalam penegakan hukum persaingan usaha di Indonesia.

Page 78: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

69

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan(Judicialprudence) Termasuk Interprstasi Undang-Undang(Legisprudence).Jakarta: Kencana, 2009.

Andi Fahmi Lubis, dkk. Hukum Persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks,Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Jakarta: ROV Creativ Media, 2009.

Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.Dardji Darmohardjo, Shidarta., Pokok-pokok filsafat hukum: apa danbagaimana filsafat hukum Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2006.

Devi Meyliana, Hukum Persaingan Usaha. Studi Konsep Pembuktian Terhadap

Perjanjian Penetapan Harga Dalam Persaingan Usaha. Malang: Setara

Press, 2013.

Eddy O.S. Hiariej, Teori dan Hukum Pembuktian. Jakarta; Penerbit Erlangga,

2012.

Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca

Reformasi. Jakarta: konpres, 2008.

Mukti, Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004.

Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha; Teori dan Praktiknya Di

Indonesia,

Rachmadi Usman, Hukum Acara Persaingan Usaha Di Indonesia. Jakarta:

Sinar Grafika, 2013.

Soerjono Soekanto, Pengantar Peneltian Hukum. cet.3, Peter Mahmud Marzuki,

Penelitian Hukum , Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press), 1986.

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum-Suatu Pengantar. Liberty : Jogyakarta,

1999.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1996.

Susanti Adi Nugroho, “Acara Pemeriksaan Perkara Persaingan Usaha,” dalam

Litigasi Persaingan Usaha. Tangerang : CFISEL, 2010.

Page 79: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

70

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, Cet. 2, 2010.

Jurnal

Penegakan Hukum Oleh Hakim Agung Republik Indonesia Dalam Menangani

Kasasi Perkara Kartel Putusan Kppu Yang Menggunakan Alat Bukti

Tidak Langsung (Indirect Evidence), Fransiska Lestari Simanjuntak,

Ahmadi Miru, Mustafa Bola Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum

Universitas Hasanuddin Email : [email protected]. Legal

Madani: Vol 3. Nomor 1 Juni 2018.

Margarito Kamis, konsolidasi Moralitas Hukum dan Kekuasaan di Panggung

Negara Demokrasi Konstitusional: apa, mengapa dan bagaimana

mewujudkannya”. Jurnal Sekretariat Negara RI : XV Februari, 2010.

A. Junaidi, Pembuktian Kartel Dalam UU Nomor 5/1999. Kompetisi: edisi 11,

2008.

Sukarmi, Pembuktian Kartel Dalam Hukum Persaingan Usaha. Jurnal

Persaingan Usaha: Edisi 6, 2011.

Anna Maria Tri Anggraini, Penggunaan Analisis Ekonomi dalam Mendeteksi

Kartel Berdasarkan Hukum Persaingan Usaha. Jurnal Persaingan Usaha:

Edisi 4, 2010.

A.M. Tri Anggraini, Perspektif Perjanjian Penetapan Harga Menurut Hukum

Persaingan Usaha Dalam Masalah-Masalah Hukum Kontemporer, Dalam

Masalah-Masalah Hukum Ekonomi Kontemporer. editor Ridwan

Khairandy. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006.

Jurnal Persaingan Usaha. Komisis Pengawas Persaingan Usaha Republik

Indonesia: edisi 5, 2011.

Karya ilmiah

Marshall Sumantri, Dugaan Praktek Kartel yang dilakukan penyedia jasa telepon

selular dalam penetapan tarif SMS (Short Message Service) ditinjau dari

Hukum Persaingan Usaha, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Depok, 2009.

Page 80: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

71

Husnul Azmi Ritonga, Tentang Tinjauan Hukum Terhadap Penerapan Harga

Tiket Pada Pesawat Udara Pada Maskapai Garuda Indonesia Untuk

Penerbangan Domestic, Analisis Putusan Menteri Perhubungan Nomor 26

Tahun 2010. Hukum Bisnis, Ilmu Hukum Fakutas Syariah Dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Perundang-undangan

Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan

Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan

Kehakiman.

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Pengajuan

Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Peternakan Dan Kesehatan

Hewan

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

32/Permentan/Pk.230/9/2017 Tentang Penyediaan, Peredaran, dan

Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi

Putusan KPPU Nomor 02/KPPU-I/2016

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 444 K/Pdt.Sus-

KPPU/2018.

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor 1/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN

Jkt.Brt.

Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 4 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pelaksanaan pasal 11 tentang Kartel berdasarkan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Page 81: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

72

Website

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt53eb8b6298328/menakar-kekuatan-

circumstantial-evidence-di-persaingan-usaha.

http://www.academia.edu.com. Penegakan Hukum yang Menjamin Kepastian

Hukum dan Rasa keadilan Masyarakat.

http://ditjenpkh.pertanian.go.id/pages/45/sejarah.

Page 82: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

P U T U S A NNomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAM A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus sengketa persaingan usaha pada tingkat

kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIKINDONESIA (KPPU RI), yang diwakili oleh Ketua Komisi

Pengawas Persaingan Usaha, Muhammad Syarkawi Rauf,

berkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 36, Jakarta Pusat,

dalam hal ini memberi kuasa kepada Gopprera Panggabean, S.E.,

Ak., Direktur Penindakan, Deputi Bidang Penegakan Hukum

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dan kawan-kawan,

beralamat di Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 7 Desember 2017;

Pemohon Kasasi;

L a w a n:

1. PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA, Tbk., yang diwakili

oleh Direktur, Jemmy dan Ong Mei Sian, berkedudukan di

Jalan Ancol VIII Nomor 1, Ancol, Jakarta Utara, dalam hal ini

memberi kuasa kepada Arief Tarunakarya Surowidjojo, S.H.,

LL.M., dan kawan-kawan, Para Advokat, pada Lubis, Ganie,

Surowidjojo beralamat di Jakarta Selatan, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tanggal 12 Januari 2018;

2. PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk., yang diwakili oleh

Direktur, Koesbyanto Setyadharma, berkedudukan di Wisma

Millenia, Lantai 7, Jalan MT Haryono, Kavling 16, Jakarta,

dalam hal ini memberi kuasa kepada Eri Hertiawan, S.H.,LL.M.,

MCLArb., dan kawan-kawan, Para Advokat, pada Assegaf

Hamzah & Partners, beralamat di Jakarta, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tanggal 10 Januari 2018;

3. PT MALINDO FEEDMILL, Tbk., yang diwakili oleh Direktur,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 83: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

Lau Joo Keat dan Ir. Rewin Hanrahan, berkedudukan di Jalan

RS Fatmawati Nomor 15, Komplek Golden Plaza, Blok G,

Nomor 17-22, Jakarta Selatan, dalam hal ini memberi kuasa

kepada Sugiharta Gunawan, S.H., M.H., dan kawan-kawan,

Para Advokat, pada Hads Partnership Law Office, beralamat di

Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 10

Januari 2018;

4. PT CJ-PIA, yang diwakili oleh Direktur, Herlambang,

berkedudukan di Jalan Lanud Gorda, Desa Julang, Kecamatan

Cikande, Serang, Banten, (Head Office) dan Menara

Jamsostek Lantai 2, Jalan Gatot Subroto, Kavling 36, Jakarta,

dalam hal ini memberi kuasa kepada Eric Asmansyah, S.H. dan

kawan-kawan, Para Advokat, pada Law Firm Asmansyah &

Partners, beralamat di Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 9 Januari 2018;

5. PT TAAT INDAH BERSINAR, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Tjandra Srimulianingsih, berkedudukan di Jalan Bukit

Gading Raya, Komplek Bukit Gading Indah, Blok U-39,

Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, dalam hal ini

memberi kuasa kepada Syuratman Usman, S.H., dan kawan-

kawan, Para Advokat, pada Law Office Syuratman Usman,

S.H. & Partners, di Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 5 Januari 2018;

6. PT CIBADAK INDAH SARI FARM, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Su Ping Sutanto, berkedudukan di Jalan Daan Mogot,

Komplek Rasa Sayang, C-20, Jakarta, dalam hal ini memberi

kuasa kepada Leonie G.I. Silitonga, S.H., dan kawan-kawan,

Para Advokat, pada Roosdiono & Partners, beralamat di Jakarta,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 1 Desember 2016;

7. PT HYBRO INDONESIA, yang diwakili oleh Direktur Utama,

Karman Widjaja, berkedudukan di Jalan Pintu Kecil Nomor 38-

42 Lantai 3, Roa Malaka, Jakarta Barat, dalam hal ini memberi

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 84: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 3 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

kuasa kepada Juan Felix Tampubolon, S.H., M.H., dan kawan-

kawan, Para Advokat, pada Juan Felix Tampubolon

& Partners, beralamat di Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 15 Januari 2018;

8. PT WONOKOYO JAYA CORPORINDO, yang diwakili oleh

Direktur Utama, Djojo Kusumo, berkedudukan di Jalan Taman

Bungkul Nomor 1-7, Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa

kepada Prof. Dr. Todung Mulya Lubus, S.H., LL.M., dan kawan-

kawan., Para Advokat, pada Lubis, Santosa & Maramis, Law

Firm, beralamat di Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 18 Januari 2018;

9. CV MISSOURI, yang diwakili oleh Direktur, Agung Latif,

berkedudukan di Jalan Malabar Nomor 53, Lingkar Selatan,

Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, dalam hal ini memberi

kuasa kepada Syuratman Usman, S.H., dan kawan-kawan,

Para Advokat, pada Law Office Syuratman Usman, S.H. &

Partners beralamat di Jakarta Selatan, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tanggal 31 Januari 2018;

10.PT REZA PERKASA, yang diwakili oleh Direktur, Darwan

Kiswandi, berkedudukan di Jalan Deltasari Indah, BI

BO/9Waru, Surabaya, Jawa Timur, dalam hal ini memberi

kuasa kepada Syuratman Usman, S.H., dan kawan-kawan,

Para Advokat, pada Law Office Syuratman Usman, S.H. &

Partners, beralamat di Jakarta Selatan, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tanggal 31 Januari 2018;

11.PT SATWA BORNEO JAYA, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Tetiono, berkedudukan di Graha Sujaya, Jalan

Komodor Yos Sudarso, Nomor 133, Singkawang, Kalimantan

Barat, dalam hal ini memberi dalam hal ini memberi kuasa

kepada Syuratman Usman, S.H., dan kawan-kawan, Para

Advokat, pada Law Office Syuratman Usman, S.H. & Partners,

beralamat di Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 85: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

tanggal 5 Januari 2018;

Para Termohon Kasasi;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan yang merupakan bagian tidak

terpisahkan Dari putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan surat-surat yang bersangkutan,

ternyata Komisi Pengawas Persaingan Usaha/KPPU telah memberikan

putusan Nomor 02/KPPU-I/2016 tanggal 13 Oktober 2016 yang amarnya

sebagai berikut;

1. Menyatakan bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV,

Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor

X, Terlapor XI, Terlapor XII, terbukti secara sah dan meyakinkan

melanggar Pasal 11 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999;

2. Menetapkan pembatalan perjanjian pengafkiran Parent Stock (PS) yang

ditandatangani oleh Terlapor I sampai dengan Terlapor XII tanggal 14

September 2015;

3. Menghukum Terlapor I, membayar denda sebesar Rp.25.000.000.000,00

(dua puluh lima miliar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank

Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

4. Menghukum Terlapor II, membayar denda sebesar Rp25.000.000.000,00

(dua puluh lima miliar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank

Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

5. Menghukum Terlapor III, membayar denda sebesar

Rp10.834.542.000,00 (sepuluh miliar delapan ratus tiga puluh empat

juta lima ratus empat puluh dua ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 86: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

6. Menghukum Terlapor IV, membayar denda sebesar

Rp14.105.202.000,00 (empat belas miliar seratus lima juta dua ratus dua

ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan

Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah

dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan Usaha) ;

7. Menghukum Terlapor V, membayar denda sebesar

Rp11.540.620.000,00 (sebelas miliar lima ratus empat puluh juta enam

ratus dua puluh ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank

Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

8. Menghukum Terlapor VI, membayar denda sebesar Rp5.360.531.000,00

(lima miliar tiga ratus enam puluh juta lima ratus tiga puluh satu ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah dengan Kode

Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha);

9. Menghukum Terlapor VII, membayar denda sebesar

Rp6.551.760.000,00 (enam miliar lima ratus lima puluh satu juta tujuh

ratus enam puluh ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank

Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

10. Menghukum Terlapor IX, membayar denda sebesar

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 87: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 6 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

Rp10.833.755.000,00 (sepuluh miliar delapan ratus tiga puluh tiga juta

tujuh ratus lima puluh limaribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara

sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan

usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank

Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

11. Menghukum Terlapor X, membayar denda sebesar Rp1.215.548.000,00

(satu miliar dua ratus lima belas juta lima ratus empat puluh delapan ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah dengan Kode

Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha);

12. Menghukum Terlapor XI, membayar denda sebesar Rp1.211.331.000,00

(satu miliar dua ratus sebelas juta tiga ratus tiga puluh satu ribu rupiah)

yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah dengan Kode Penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

13. Menghukum Terlapor XII, membayar denda sebesar

Rp8.016.723.000,00 (delapan miliar enam belas juta tujuh ratus dua

puluh tiga ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan

Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah

dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan Usaha);

14. Bahwa setelah Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor

V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI, Terlapor

XII melakukan pembayaran denda, maka salinan bukti pembayaran

denda tersebut dilaporkan dan diserahkan ke KPPU;

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/

KPPU, Pemohon Alasan I mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 88: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Meminta pembatalan Hasil Rapat Tanggal 14 September 2015 atau yang

disebut oleh Termohon sebagai perjanjian pengafkiran Parent Stock

(PS);

2. Menyatakan Pemohon adalah Pemohon yang baik dan benar;

3. Mengabulkan keberatan Pemohon untuk seluruhnya;

4. Menyatakan Termohon tidak berwenang menangani, memeriksa dan

memutus perkara a quo;

5. Menyatakan Putusan Termohon dalam Perkara 02/KPPU-I/2016 tanggal

13 Oktober 2016 batal demi hukum atau setidak-tidaknya dibatalkan

dengan segala akibat hukumnya;

6. Menyatakan Pemohon tidak melanggar Pasal 11 Undang Undang Nomor

5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat;

7. Memerintahkan Turut Termohon I hingga Turut Termohon XI untuk

tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

8. Menghukum Termohon untuk membayar seluruh biaya perkara.

Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya

(ex aequo et bono);

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha/KPPU, Pemohon Alasan II mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta

Barat, agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan keberatan dari Pemohon Keberatan untuk

seluruhnya;

2. Menyatakan Pemohon Keberatan tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan melanggar Pasal 11 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Yang Tidak

Sehat;

3. Menyatakan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Nomor 02/KPPU-I/2016 dinyatakan batal dan tidak mempunyai kekuatan

hukum yang mengikat terhadap Pemohon Keberatan;

4. Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar biaya perkara; dan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 89: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 8 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

5. Menghukum Para Turut Termohon Keberatan untuk mematuhi putusan

Pengadilan dalam perkara ini;

Apabila Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili

perkara a quo berpendapat lain, kami mohon agar perkara ini diputus dengan

seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/

KPPU, Pemohon Alasan III mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan keberatan yang

diajukan oleh Pemohon Keberatan;

2. Membatalkan seluruh Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Nomor 02/KPPU-I/2016 tanggal 13 Oktober 2016 atau menyatakan

Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 02/KPPU-I/2016

tanggal 13 Oktober 2016 tidak berlaku, tidak mengikat, dan/atau tidak

dapat dilaksanakan terhadap Pemohon Keberatan;

Mengadili Sendiri:

1. Menyatakan Pemohon Keberatan tidak melanggar Pasal 11 Undang

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat;

2. Menyatakan bahwa putusan Termohon Keberatan bertentangan dengan

undang-undang yang berlaku dan karenanya menghukum Komisi

Pengawas Persaingan Usaha atau Termohon Keberatan untuk

membayar seluruh biaya perkara;

Atau, jika Majelis Hakim Yang Terhormat mempertimbangkan lain, kami

mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha/KPPU, Pemohon Alasan IV mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta

Barat, agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menyatakan menerima permohonan keberatan Pemohon untuk

seluruhnya;

2. Menetapkan menyatakan Pemohon sebagai Pemohon yang baik;

3. Menetapkan menyatakan Pemohon menurut hukum tidak terbukti secara

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 90: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 9 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

sah dan menyakinkan melanggar Pasal 11 Undang Undang Nomor 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat;

4. Menetapkan menyatakan batal demi hukum Putusan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU) Nomor 02/KPPU-I/2016 tanggal 13 Oktober

2016 dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat;

5. Membebankan biaya perkara yang timbul karenanya kepada Termohon

Keberatan;

Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Serang berpendapat lain,

maka mohon putusan seadil adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha/KPPU, Pemohon Alasan V mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta

Barat, agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menerima permohonan keberatan Pemohon Keberatan untuk

seluruhnya;

2. Manyatakan Pemohon Keberatan tidak terbukti melanggar Pasal 11

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

3. Menyatakan Surat Perjanjian Pengafkiran Parent Stock (Kesepakatan

Afkir Dini) tanggal 14 September 2015 dibatalkan dan tidak mengikat

secara hukum;

4. Membebaskan Pemohon Keberatan atas denda dugaan pelanggaran

Pasal 11 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

5. Menghukum Turut Termohon Keberatan I sampai dengan Turut

Termohon Keberatan XI mematuhi putusan ini;

6. Membatalkan Putusan Termohon Keberatan Perkara Nomor 02/KPPU-

I/2016 tanggal 13 Oktober 2016 untuk seluruhnya;

Atau, apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya;

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/

KPPU, Pemohon Alasan VI mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 91: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 10 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

agar memberi putusan sebagai berikut:

i. Menerima dan mengabulkan seluruh upaya hukum keberatan yang

diajukan oleh Pemohon Keberatan/CISF;

ii. Membatalkan seluruh Putusan KPPU Nomor 02/KPPU-I/2016 tanggal 13

Oktober 2016 atau menyatakan Putusan KPPU Nomor 02/KPPU-I/2016

tanggal 13 Oktober 2016 tidak berlaku, tidak mengikat, dan/atau tidak

dapat dilaksanakan terhadap Pemohon Keberatan/CISF;

Mengadili Sendiri:

1. Menyatakan Pemohon Keberatan/CISF tidak melanggar Pasal 11 dari

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

2. Menghukum Termohon Keberatan/KPPU untuk membayar seluruh biaya

perkara;

3. Menghukum Turut Termohon Keberatan I hingga Turut Termohon

Keberatan XI untuk mematuhi putusan Majelis Hakim dalam perkara ini;

Atau, jika Majelis Hakim Yang Terhormat mempertimbangkan lain, kami

mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/

KPPU, Pemohon Alasan VII mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta

Barat, agar memberi putusan sebagai berikut:

- Menerima dan mengabulkan keberatan yang diajukan oleh Pemohon

untuk seluruhnya;

- Membatalkan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Perkara

Nomor 02/KPPU-I/2016, atau setidak-tidaknya menyatakan bahwa

Putusan tersebut tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum yang

mengikat;

- Dan selanjutnya mengadili sendiri:

Memutuskan:

1. Menyatakan Pemohon tidak terbukti melanggar Pasal 11 Undang

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat;

2. Memerintahkan Para Turut Termohon untuk tunduk dan patuh terhadap

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 92: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 11 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

putusan ini;

3. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara yang timbul;

Atau,

Apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang

seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha/KPPU, Pemohon Alasan VIII mohon kepada Pengadilan Negeri

Jakarta Barat, agar memberi putusan sebagai berikut:

1) Menerima dan mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh

Pemohon Keberatan/Wonokoyo untuk seluruhnya;

2) Menyatakan Pemohon Keberatan/Wonokoyo adalah pemohon yang baik

dan benar;

3) Menyatakan Pemohon Keberatan/Wonokoyo tidak terbukti secara sah

dan meyakinkan melanggar Pasal 11 Undang Undang Nomor 5 Tahun

1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat;

4) Membatalkan Putusan Termohon Keberatan/KPPU dengan Nomor

02/KPPU-I/2016;

5) Memerintahkan Para Turut Termohon Keberatan untuk tunduk dan

mematuhi isi putusan perkara ini;

6) Menghukum Termohon Keberatan/KPPU untuk membayar seluruh biaya

perkara;

Atau, apabila Majelis Hakim Yang Terhormat mempertimbangkan lain, kami

mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/

KPPU, Pemohon Alasan IX mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menerima permohonan keberatan Pemohon Keberatan untuk

seluruhnya;

2. Manyatakan Pemohon Keberatan tidak terbukti melanggar Pasal 11

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 93: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 12 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

3. Menyatakan Surat Perjanjian Pengafkiran Parent Stock (Kesepakatan

Afkir Dini) tanggal 14 September 2015 dibatalkan dan tidak mengikat

secara hukum;

4. Membebaskan Pemohon Keberatan atas denda dugaan pelanggaran

Pasal 11 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

5. Membatalkan Putusan Termohon Keberatan Perkara Nomor 02/KPPU-

I/2016 tanggal 13 Oktober 2016 untuk seluruhnya;

6. Menghukum Turut Termohon Keberatan I sampai dengan Turut

Termohon Keberatan XI untuk mematuhi putusan ini.

Atau, apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya;

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/

KPPU, Pemohon Alasan X mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menerima permohonan keberatan Pemohon Keberatan untuk

seluruhnya;

2. Menyatakan Pemohon Keberatan tidak terbukti melanggar Pasal 11

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

3. Menyatakan Surat Perjanjian Pengafkiran Parent Stock (Kesepakatan

Afkir Dini) tanggal 14 September 2015 dibatalkan dan tidak mengikat

secara hukum;

4. Membebaskan Pemohon Keberatan atas denda dugaan pelanggaran

Pasal 11 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

5. Membatalkan Putusan Termohon Keberatan Perkara Nomor 02/KPPU-

I/2016 tanggal 13 Oktober 2016 untuk seluruhnya;

6. Menghukum Turut Termohon Keberatan I sampai dengan Turut

Termohon Keberatan XI untuk mematuhi putusan ini;

Atau, apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 94: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 13 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

Bahwa terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/

KPPU, Pemohon Alasan XI mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menerima permohonan keberatan Pemohon Keberatan untuk

seluruhnya;

2. Menyatakan Pemohon Keberatan tidak terbukti melanggar Pasal 11

Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

3. Menyatakan Surat Perjanjian Pengafkiran Parent Stock (Kesepakatan

Afkir Dini) tanggal 14 September 2015 dibatalkan dan tidak mengikat

secara hukum;

4. Membebaskan Pemohon Keberatan atas denda dugaan pelanggaran

Pasal 11 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

5. Membatalkan Putusan Termohon Keberatan Perkara Nomor 02/KPPU-

I/2016 tanggal 13 Oktober 2016 untuk seluruhnya;

6. Menghukum Turut Termohon Keberatan I sampai dengan Turut

Termohon Keberatan XI untuk mematuhi putusan ini;

Atau, apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya;

Bahwa terhadap alasan tersebut, dikabulkan oleh Pengadilan Negeri

Jakarta Barat telah memberi putusan Nomor 01/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN

Jkt.Brt. tanggal 29 November 2017 yang amarnya sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan permohonan keberatan dari Pemohon I,

Pemohon II, Pemohon III, Pemohon IV, Pemohon V, Pemohon VI ,

Pemohon VII, Pemohon VIII, Pemohon IX, Pemohon X dan Pemohon XI

tersebut di atas;

2. Membatalkan putusan KPPU Register Perkara Nomor 02/KPPU-I/2016,

tanggal 13 Oktober 2016, tersebut di atas;

Mengadili Sendiri:

1. Menyatakan Pemohon I, Pemohon II, Pemohon III, Pemohon IV,

Pemohon V, Pemohon VI, Pemohon VII, Pemohon VIII, Pemohon IX,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 95: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 14 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

Pemohon X dan Pemohon XI tidak terbukti melanggar Pasal 11 Undang

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat;

2. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Bandung tersebut telah

diucapkan dengan hadirnya Termohon Keberatan pada tanggal 29 November

2017, terhadap putusan tersebut, Termohon Keberatan dengan perantaraan

kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 7 Desember 2017

mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 11 Desember 2017,

sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 01/Pdt.Sus-

KPPU/2017/PN Jkt.Brt. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta

Barat, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 20 Desember 2017;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-

alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan

dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-

undang, maka permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

Bahwa berdasarkan memori kasasi yang diterima tanggal 20

Desember 2017 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini,

Pemohon Kasasi memita agar:

1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan kasasi dan memori

kasasi dari Pemohon Kasasi;

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor

01/PDT.SUS-KPPU/2017/PN Jkt.Brt., tanggal 29 November 2017;

Mengadili Sendiri:

1. Menolak keberatan Para Termohon Kasasi (dahulu Para Pemohon

Keberatan) untuk seluruhnya;

2. Menguatkan Putusan KPPU Nomor 02/KPPU-I/2016 tanggal 13 Oktober

2016;

3. Menghukum Para Termohon Kasasi untuk membayar seluruh biaya

perkara;

Namun apabila Yang Terhormat Majelis Hakim Agung Mahkamah

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 96: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 15 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

Agung Republik Indonesia yang memeriksa perkara a quo berpendapat lain,

maka kami mohon agar dapat memutuskan perkara a quo dengan seadil-

adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap memori kasasi tersebut, Termohon Kasasi I sampai

dengan XI telah mengajukan kontra memori kasasi masing-masing tanggal

22 Januari 2018, 15 Januari 2018, 15 Januari 2018, 16 Januari 2018, 12

Januari 2018, 15 Januari 2018, 22 Januari 2018, 29 Januari 2018, 2 Februari

2018, 2 Februari 2018, dan 16 Januari 2018 yang pada pokoknya menolak

permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut,

Mahkamah Agung berpendapat:

Bahwa alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi tersebut tidak dapat

dibenarkan, oleh karena setelah membaca dan meneliti memori kasasi

tanggal 20 Desember 2017, kontra memori kasasi masing-masing tanggal 22

Januari 2018, 15 Januari 2018, 15 Januari 2018, 16 Januari 2018, 12 Januari

2018, 15 Januari 2018, 22 Januari 2018, 29 Januari 2018, 2 Februari 2018, 2

Februari 2018, dan 16 Januari 2018, dihubungkan dengan putusan Judex

Facti dalam hal ini putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang

mengabulkan permohonan keberatan I sampai dengan XI dan membatalkan

Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 02/KPPU-I/2016

tanggal 13 Oktober 2016, dengan menyatakan Pemohon Keberatan I sampai

dengan XI tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 11 Undang Undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat dapat dibenarkan, karena berdasarkan fakta-fakta dalam

perkara a quo Judex Facti telah memberikan pertimbangan yang cukup,

dimana tidak terbukti bahwa “pengafkiran dini” terhadap ternak ayam potong

produk Para Termohon Kasasi I sampai dengan XI bukan merupakan hasil

kesepakatan atau perjanjian antar Para Termohon Kasasi I sampai dengan

XI untuk mengikatkan diri terhadap Para Termohon Kasasi I sampai dengan

XI sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 7 Undang Undang Nomor 5 Tahun

1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat, tetapi pengafkiran dini tersebut merupakan Instruksi Pemerintah

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 97: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 16 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

dalam hal ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian RI yang mengandung sanksi kepada Para Termohon Kasasi I

sampai dengan XI apabila tidak melaksanakan instruksi tersebut serta

pelaksanaan pengafkiran dini dimaksud dilaksanakan secara terbuka dan

diawasi Team Cross antara lain Asosiasi Gabungan, Perguruan Tinggi dan

Pemerintah;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

ternyata putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor Nomor 01/Pdt.Sus-

KPPU/2017/PN Jkt.Brt., tanggal 29 November 2017 dalam perkara ini tidak

bertentangan dengan hukum dan/atau undang undang, oleh karena itu

permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi KOMISI

PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA (KPPU RI)

tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya

perkara pada tingkat kasasi ini;

Memperhatikan, Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang

Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang

Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana

yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan

perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta

peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I:1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi KOMISI PENGAWAS

PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA (KPPU RI) tersebut;

2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara pada

tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu

rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada

hari Selasa tanggal 15 Mei 2018 oleh H. Hamdi, S.H., M.Hum., Hakim

Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 98: KEKUATAN BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) …

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 17 dari 17 hal. Put. Nomor 444 K/Pdt.Sus-KPPU/2018

H. Panji Widagdo, S.H., M.H., dan Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M., Hakim-

Hakim Agung masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan

dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan

dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut dan N.L. Perginasari A.R., S.H.,

M.Hum., Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh Para Pihak.

Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis,

ttd./ ttd./

H. Panji Widagdo, S.H., M.H. H. Hamdi, S.H. M.Hum.

ttd./

Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M.

Panitera Pengganti,

ttd./

N.L. Perginasari A.R., S.H., M.Hum.

Biaya-biaya:1. Meterai ........................:Rp 6.000,002. Redaksi .......................:Rp 5.000,003. Administrasi Kasasi ....:Rp489.000,00 +

Jumlah .........................:Rp500.000,00

Untuk SalinanMAHKAMAH AGUNG RI

Panitera

MADE RAWA ARYAWAN, S.H., M.Hum.NIP : 19540101 198003 1 008

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17