METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI...

47
i METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK GAMBANG SEMARANG DI KLUB MERBY SEMARANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Musik Oleh Tri Winasis Kartika Putra 2501413175 JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI...

Page 1: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

i

METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN

MUSIK GAMBANG SEMARANG

DI KLUB MERBY SEMARANG

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Musik

Oleh

Tri Winasis Kartika Putra

2501413175

JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

ii

Page 3: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

iii

Page 4: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

iv

Page 5: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)

2. Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh yang bisa anda gunakan untuk

mengubah dunia. (Nelson Mandela)

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Universitas Negeri Semarang sebagai

almamaterku.

2. Kedua orang tua yang selalu memberikan

dukungan, perhatian, semangat, motivasi dan

do’a yang tak pernah terhenti dicurahkan untuk

semua langkah menuju masa depan saya.

3. Teman-teman seni musik UNNES angkatan

2013 yang selalu kompak dan memberikan

solusi.

Page 6: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

vi

SARI

Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik

Gambang Semarang Di Klub Merby Semarang. Skripsi, Jurusan Pendidikan

Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang. Dosen Pembimbing : Drs. Eko Raharjo, M.Hum.

Kata kunci: Metode drill, Pembelajaran musik Gambang Semarang, Klub Merby.

Gambang Semarang merupakan kesenian tradisional yang tumbuh dan

berkembang di kota Semarang. Kesenian ini menampilkan perpaduan antara

musik, vokal, tari, dan komedi (lawakan). Salah satu Kelompok kesenian

Gambang Semarang yang masih bertahan hingga saat ini adalah kelompk

Gambang Semarang yang ada di Klub Merby. Klub Merby merupakan lembaga

pendidikan, seni dan budaya. Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang

pendidikan dan seni, Klub Merby mempunyai lebih dari 25 pelatihan, mulai dari

ilmu umum, seni lukis serta seni umum. Gambang Semarang menjadi salah satu

pembelajaran musik di Klub Merby. Permasalahan dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah penerapan metode drill dalam pembelajaran musik Gambang

Semarang di Klub Merby Semarang?

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sasaran penelitian

pembelajaran music Gambang Semarang di Klub Merby. Teknik pengumpulan

data yang dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik

analisis data menggunakan analisis data model interaktif.

Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran musik Gambang Semarang di

Klub Merby Semarang merupakan pendidikan informal yaitu pelatihan atau

kursus. Pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby juga tidak

menggunakan kurikulum khusus seperti pada pendidikan formal. Peserta

pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby sekitar 20 orang yang

dibagi tiap kelasnya dengan Johanis sebagai pengajarnya. Metode pembelajaran

yang dilakukan pada pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby

menggunakan metode drill. Tujuannya untuk menjadikan peserta atau siswa

semakin terampil dan hafal. Akan tetapi metode ini juga mempunyai kekurangan

dalam pembelajaran musik Gambang Semarang yaitu menghambat kreatifitas

siswa.

Saran untuk penelitian ini adalah (1) Lebih sering diadakan pentas musik

gambang semarang di Klub Merby Semarang. (2) Sering mengirimkan siswa

untuk melakukan pentas di acara-acara kebudayaan di Kota Semarang. (3)

instruktur melakukan pencatatan notasi yang mudah dipahami oleh para siswa.

Page 7: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

vii

Page 8: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

viii

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), atas

segala rahmat-Nya yang telah diberikan kepada peneliti sehingga skripsi yang

berjudul “Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang Di

Klub Merby Semarang”, dapat diselesaikan dengan baik tanpa menemui

hambatan yang berarti.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu

(S1) pada jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri Semarang. Tujuan mendasar dari skripsi ini adalah untuk

mengukur sejauh mana kemampuan peneliti dalam menuangkan ide ke dalam

bentuk tulisan yang tersusun secara rapi, dan juga dalam mengorganisir dan

mengintregasikan pengetahuan, penelitian, pengalaman dan kecakapan yang

bersifat ilmiah.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak

memberikan dorongan, bantuan, dan petunjuk yang sangat berarti besar bagi

penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Pendidikan

Sendratasik FBS Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang yang juga telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.

3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan

Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah

membantu proses perizinan penelitian dan yang telah meluangkan waktu

dalam memberikan arahan, bimbingan, dan saran kepada peneliti dengan

sabar dan bijaksana.

4. Drs. Eko Raharjo, M.Hum., Dosen Pembimbing yang senantiasa dengan

sabar membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi.

Page 9: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

ix

5. Drg. Grace W Susanto MM, Direktur/Pemilik Klub Merby yang telah

mengizinkan peneliti melakukan penelitian.

6. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah

terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung selama peneliti

menjalankan proses pembuatan skripsi.

Semoga jasa baik dari semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas

kepada peneliti menjadi amal baik dan mendapatkan imbalan yang setimpal dari

Tuhan YME. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan dunia

pendidikan pada umumnya.

Semarang, 9 Juli 2019

Peneliti

Tri Winasis Kartika Putra

Page 10: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ………………………………………… ii

PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………………………… iii

PERNYATAAN……………………………………………………………….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v

SARI …………………………………………………………………………… vi

PRAKATA …………………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

Manfaat Teoretis ................................................................................ 4 1.4.1

Manfaat Praktis .................................................................................. 4 1.4.2

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ........................ 5

2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 5

2.2 Landasan Teoretis ................................................................................... 17

Metode Drill ..................................................................................... 17 2.2.1

Pembelajaran .................................................................................... 21 2.2.2

Page 11: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

xi

Pengertian Seni Gambang ................................................................ 24 2.2.3

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 28

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................. 28

3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian ................................................................ 29

3.3 Sumber Data............................................................................................ 29

Data Primer ...................................................................................... 29 3.3.1

Data Sekunder .................................................................................. 29 3.3.2

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30

Observasi ......................................................................................... 30 3.4.1

Wawancara ....................................................................................... 31 3.4.2

Studi dokumen ................................................................................. 31 3.4.3

3.5 Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 32

Sumber ............................................................................................. 32 3.5.1

Metode Pengamatan ......................................................................... 33 3.5.2

Teori ................................................................................................. 33 3.5.3

3.6 Teknik Analisis Data............................................................................... 33

Pengumpulan data ............................................................................ 35 3.6.1

Reduksi data ..................................................................................... 35 3.6.2

Sajian Data ....................................................................................... 35 3.6.3

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi .................................................... 36 3.6.4

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 37

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 37

Lokasi Klub Merby di Kota Semarang ............................................ 37 4.1.1

Aspek Geografis .............................................................................. 38 4.1.2

Page 12: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

xii

Aspek Ekonomi ................................................................................ 38 4.1.3

Aspek Kesenian dan Kebudayaan .................................................... 39 4.1.4

4.2 Profil Klub Merby ................................................................................... 40

Struktur Organisasi Klub Merby Semarang..................................... 44 4.2.1

Kesenian Gambang Semarang ......................................................... 45 4.2.2

4.3 Metode Drill dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang di Klub

Merby ...................................................................................................... 47

Pengajar menetapkan tujuan pembelajaran ...................................... 47 4.3.1

Pengajar memilih materi ajar. .......................................................... 48 4.3.2

Pembelajaran diawali dengan penjelasan/ceramah. ......................... 48 4.3.3

Pengajar mendemonstrasikan instrumen dilanjutkan dengan dengan 4.3.4

latihan oleh siswa. ............................................................................ 69

Selesai pembelajaran, pengajar memberikan tugas kepada siswa ... 72 4.3.5

Evaluasi. ........................................................................................... 72 4.3.6

BAB 5 PENUTUP .......................................................................................... 79

5.1 Simpulan ................................................................................................. 79

5.2 Saran ....................................................................................................... 79

Page 13: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Bagan Kerangka Berfikir .............................................................................. 27

Gambar 3-1. Analisis Data Kualitatif ............................................................................... 34

Gambar 4-1 Peta Kabupaten dan Kota Semarang ............................................................. 37

Gambar 4-2 Homebase Klub Merby Semarang ................................................................ 39

Gambar 4-3 Prasasti Peresmian Merby Centre ................................................................. 40

Gambar 4-4 Ruang kelas Gambang Semarang di Klub Merby ........................................ 43

Gambar 4-5 Hasil karya siswa kelas melukis di Klub Merby Semarang .......................... 43

Gambar 4-6 Struktur Organisasi ....................................................................................... 44

Gambar 4-7 mengajarkan intro bonang ............................................................................ 49

Gambar 4-8 mengajarkan intro saron 1 ............................................................................. 50

Gambar 4-9 mengajarkan intro saron 2 ............................................................................. 50

Gambar 4-10 mengajarkan intro gambang ........................................................................ 51

Gambar 4-11 mengajarkan intro pada gong ...................................................................... 52

Gambar 4-12 bonang dan gambang memasuki tahap pola lancaran pertama ................... 53

Gambar 4-13 saron 1 dan 2 mulai belajar pada tahap lancaran 1 ..................................... 53

Gambar 4-14 gong mulai memainkan lancaran pertama .................................................. 54

Gambar 4-15 memahami notasi pada bagian peralihan intro ............................................ 55

Gambar 4-16 mulai mempraktekan apa yang sudah diajarkan oleh pengajar ................... 55

Gambar 4-17 siswa sedang memperhatikan pengajar dalam memberikan materi ............ 56

Gambar 4-18 pengajar memberikan materi ajar kepada siswa ......................................... 56

Gambar 4-19 siswa mulai mempraktekan ......................................................................... 57

Gambar 4-20 siswa sedang mendengarkan pengajar dalam memberi materi ................... 58

Gambar 4-21 pengajar mengajak siswa untuk bercanda agar mereka tidak bosan ........... 58

Gambar 4-22 pengajar sedang mempratekan gambang .................................................... 59

Gambar 4-23 siswa memainkan notasi yang sudah diajarkan .......................................... 60

Page 14: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

xiv

Gambar 4-24 pengajar dan siswa melanjutkan materi ...................................................... 61

Gambar 4-25 siswa saling belajar ..................................................................................... 62

Gambar 4-26 siswa yang sudah bias mencontohkan kepada siswa lain ........................... 63

Gambar 4-27 siswa mulai memainkan notasi yang sudah diajarkan pada pengajar ......... 64

Gambar 4-28 pengajar memberikan arahan pada siswa .................................................... 65

Gambar 4-29 siswa mulai jenuh tetapi pengajar tetap memberikan semangat ................. 66

Gambar 4-30 siswa melanjutkan materi yang sudah diberikan ........................................ 67

Gambar 4-31 siswa mulai serius belajar dan memperhatikan pengajar ............................ 67

Gambar 4-32 pengajar memberikan arahan ...................................................................... 68

Gambar 4-33 Awal pembelajaran ..................................................................................... 69

Gambar 4-34 Pembelajaran Saron dan Gambang ............................................................. 70

Gambar 4-35 Peserta sedang mendengarkan penjelasan pengajar .................................... 70

Gambar 4-36 Peserta melakukan pencatatan .................................................................... 71

Gambar 4-37 Pengajar sedang menjelaskan notasi ........................................................... 71

Gambar 4-38 Pementasan Malam Gembira Gambang Semarang ..................................... 72

Page 15: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi ......................................................................... 70

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ...................................................................... 71

Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi .................................................................... 74

Lampiran 4 Catatan Lapangan ............................................................................ 75

Lampiran 5 Transkrip Wawancara ...................................................................... 76

Lampiran 6 Notasi Berupa Lagu Utuh ................................................................ 77

Lampiran 6 Dokumentasi .................................................................................... 78

Lampiran 7 Surat-Surat ....................................................................................... 80

Page 16: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya.

Setiap budaya memiliki keunikan tersendiri dengan ciri khas dan corak

kebudayaannya. Keanekaragaman budaya tersebut dapat berwujud adat istiadat,

kesenian, sistem keagamaan, arsitektur, seni rupa, dan sistem mata pencaharian.

Hal ini erat kaitannya dengan suatu masyarakat yang menganut budaya setempat.

Lingkungan alam dan tempat tinggal sangat berpengaruh dalam kehidupan

masyarakat.

Margaret (dalam Nooryan, 2014: 27) mengemukakan, bahwa kebudayaan

sebagai perilaku pembelajaran sebuah masyarakat atau sub kelompok. Nilai,

sistem dan kepercayan sering kali dikaitkan dengan suatu kelompok manusia. Hal

ini menimbulkan inkulturasi suatu kelompok, sehingga mengacu pada pandangan

baru yang sistematik. Proses transmisi ini menjadikan dua kebudayaan yang

saling mempengaruhi, inilah yang disebut dengan akulturasi. Adanya pertemuan

antar kelompok manusia dengan kebudayaan yang berlawanan menjadi faktor

pendorong perubahan budaya. Dalam setiap kebudayaan manusia terdapat unsur

yang bersifat umum, salah satunya adalah kesenian. Kesenian dapat diartikan

sebagai salah satu bagian kebudayaan yang berperan penting dalam masyarakat.

Kesenian mempunyai unsur ide gagasan yang melibatkan manusia secara kreatif

di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu. Melalui

Page 17: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

2

keindahan manusia mampu mengapresiasi serta mengungkapkan perasaan

terhadap suatu kegiatan.

Semarang merupakan wilayah yang memiliki beragam kesenian yang

terdiri dari unsur seni rupa, tari, kerajinan, dan musik. Beragam kesenian tersebut

tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat Semarang. Unsur-unsur

kesenian tersebut menjadikan potensi bagi masyarakat dalam mengeksplor bidang

kesenian. Salah satu unsur kesenian yang ada di kota Semarang adalah kesenian

Gambang Semarang. Gambang Semarang mulai diperkenalkan kepada

masyarakat Semarang pada tahun 1930. Awalnya kesenian ini dikenalkan oleh Lie

Hoe Soen orang Tionghoa yang berimigrasi ke Kota Semarang. Menurut Amen

(dalam Puguh, 2000: 11) awal terbentuknya kesenian Gambang Semarang atas

dasar Lie Hoe Soen dan kawan-kawan yang mempunyai ambisi untuk

mengembangkan sebuah kesenian gambang di Semarang.

Gambang Semarang merupakan kesenian tradisional yang mulai tumbuh

dan berkembang di kota Semarang. Kesenian ini menampilkan perpaduan antara

musik, vokal, tari, dan komedi (lawakan). Adanya kombinasi budaya Cina dan

Jawa sangat melekat dapat dibuktikan dari peralatan musik yang dipakai seperti

gambang, saron, demung, peking, kecrek, bonang, kendang, gong, erhu, zhonghu,

dan yanqin. Begitu pula para penari dan biduannya mengenakan kebaya encim

dan kain Semarangan. Tampak pula pada lagu-lagu yang dinyanyikan oleh

biduannya, seperti Ampat Penari, Goyang Semarang, dan Gado-gado Semarang.

Sampai saat ini Kesenian Gambang Semarang masih terus dilestarikan, antara lain

Page 18: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

3

di lembaga pendidikan formal seperti UNNES, POLINES dan SMP Karang Turi,

di komunitas kesenian seperti Balemong, GSG Art Company, dan Klub Merby.

Berdasar pengamatan awal peneliti, bahwa beberapa kelompok Kesenian

Gambang Semarang sudah dipermodern. Satu-satunya kelompok kesenian

Gambang Semarang yang masih bertahan keasliaannya hanya di Klub Merby.

Klub Merby merupakan lembaga pendidikan, seni dan budaya. Sebagai lembaga

yang bergerak dalam bidang pendidikan dan seni, Klub Merby mempunyai lebih

dari 25 pelatihan, mulai dari ilmu umum, seni lukis, serta seni umum. Gambang

Semarang menjadi salah satu pembelajaran musik di Klub Merby, Klub Merby

telah merevitalisasi kesenian Gambang Semarang yang merupakan bentuk

kesenian khas Kota Semarang. Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran

musik Gambang Semarang di Klub Merby menggunakan metode drill. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang metode drill dalam

pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka, dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penerapan metode drill

dalam pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby Semarang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemasalahaan yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini

adalah menganalisis dan mendeskripsikan tentang metode drill dalam

pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby Semarang.

Page 19: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

4

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Metode Drill dalam Pembelajaran Musik

Gambang Semarang di Klub Merby Semarang”, terdapat dua manfaat yaitu

sebagai berikut:

Manfaat Teoretis 1.4.1

Penelitian ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas

tentang metode drill dalam penerapannya pada pembelajaran musik Gambang

Semarang di Klub Merby Semarang.

Manfaat Praktis 1.4.2

Bagi pelatih musik, memberikan masukan kepada pelatih musik Gambang 1.4.2.1

Semarang untuk menggunakan metode yang lebih bervariatif guna

meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran musik Gambang

Semarang.

Bagi Klub Merby, penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya 1.4.2.2

melestarikan musik Gambang Semarang melalui pembelajaran yang

inovatif dan variatif.

Bagi masyarakat, dapat ikut melestarikan kesenian Gambang Semarang 1.4.2.3

dengan mempelajari dan belajar langsung musik Gambang Semarang.

Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai 1.4.2.4

penggunaan metode drill dalam pembelajaran musik Gambang Semarang.

Page 20: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

5

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian Ellentia Rezaliana (2016) yang berjudul “Aplikasi Metode

Demonstrasi dan Drill pada Kegiatan Ekstrakurikuler Drum Band di SDN 01

Dukuh Salam Slawi Kabupaten Tegal”. Penelitian ini menunjukan bahwa

pelaksanaan yang ada dilapangan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan

metode yang digunakan oleh pelatih. Metode yang digunakan pelatih adalah

mengaplikasikan kedua metode Demonstrasi dan Drill menjadi satu dimana

pelatih mencontohkan terlebih dahulu bagaimana memainkan alat musik Drum

Band dan ditirukan oleh siswa kemudian dimainkan secara terus menerus dan

bertahap sesuai pengawasan pelatih contohnya dengan menggunakan alat musik

perkusi dalam drum band yaitu snare drum, bass drum, kuarto tom-tom, dan

cymbal serta alat musik melodi dalam drum band yaitu pianika dan bellyra.

Dengan metode yang diberikan pelatih, siswa mampu bermain Drum Band secara

baik menjadi pribadi yang disiplin dan lebih antusias pada saat mengikuti kegiatan

latihan Drum Band di SD N 01 Dukuh Salam. Persamaan penelitian Ellentia

Rezaliana dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang metode drill.

Perbedaannya adalah sasaran penelitian Ellentia Rezaliana pada Kegiatan

Ekstrakurikuler Drum Band, sedangkan penelitian ini memfokuskan kepada

musik Gambang Semarang.

Penelitian Aryanti Anita Umbu Lele (2013) yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Teknik Vokal pada Paduan Suara Inovatif dengan Menggunakan

Page 21: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

6

Metode Imitasi dan Drill”. Penelitian ini menunjukan bahwa ada peningkatan

teknik vokal paduan suara inovatif dengan menggunakan metode imitasi dan drill.

Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata kelas sebelum dan sesudah diberikan

tindakan. Pengukuran tingkat keberhasilan vokal anggota paduan suara, dilakukan

evaluasi yaitu praktik bernyanyi yang dilakukan pada setiap akhir siklus yaitu

anggota paduan suara melakukan teknik vokal dengan benar sesuai dengan yang

diharapkan. Peningkatan teknik vokal dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan

pada setiap akhir siklus, dan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Berikut

nilai rata-rata hasil evaluasi/tes penilaian teknik vokal paduan suara yang

diperoleh. Rata-rata nilai pra siklus adalah 61.82, siklus I adalah 75.26, dan siklus

II adalah 86,35. Berdasarkan hasil nilai rata-rata, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode imitasi dan drill dapat meningkatkan teknik vokal paduan

suara inovatif. Persamaan penelitian Aryanti Anita Umbu Lele dengan penelitian

ini adalah sama-sama meneliti tentang aplikasi metode drill. Perbedaannya

terletak pada objek penelitiannya.

Penelitian Dina Sari Jenny (2016) yang berjudul “Efektivitas Penggunaan

Metode Drill dalam Pembelajaran Mendireksi Siswa SMPN 1 Tempel”. Penelitian

ini menunjukan bahwa penggunaan metode drill dalam pembelajaran direksi lebih

efektif maka dapat diimplikasikan beberapa hal salah satunya metode drill dapat

digunakan oleh guru untuk melatih siswa agar benar-benar terampil melakukan

gerak mendireksi, sehingga siswa dapat mendireksi dengan baik dan benar.

Persamaan penelitan Dina Sari Jenny dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti implikasi metode drill. Perbedaannya adalah pada sasaran penelitiannya.

Page 22: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

7

Penelitian Gusti Swandaru (2014) yang berjudul “Upaya Peningkatan

Ketrampilan Bermain Instrumen Musik Angklung Siswa Kelas B3 dalam

Pembelajaran Angklung melalui Metode Drill di TK Dharma Rini Yogyakarta”.

Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan keterampilan bermain

instrumen musik siswa di TK Dharma Rini Yogyakarta. Hal tersebut dapat

ditunjukkan dengan melihat skor sebelum penelitian tindakan sebesar 63,66%

yang berada dalam kategori kurang. Pada siklus I diterapkan metode drill, siswa

yang berada dalam kategori kurang, skor meningkat menjadi 77,33% dan belum

memenuhi kriteria keberhasilan sehingga perlu dilanjutkan dengan tindakan siklus

II. Pada penerapan metode drill di siklus II, seluruh siswa berada dalam kategori

baik dengan skor 85,66%. Berdasarkan kriteria keberhasilan apabila seluruh siswa

berada dalam kategori baik, maka pemberian tindakan dikatakan berhasil. Dari

pengamatan dan analisis data yang diperoleh disimpulkan bahwa metode drill

dapat meningkatkan keterampilan bermain instrumen musik dalam pembelajaran

angklung. Persamaan penelitian Gusti Swandaru dengan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti tentang pembelajaran menggunakan metode drill.

Perbedaannya terletak pada objek kajian.

Penelitian Dadang Dwi Septian (2016) dalam Jurnal Pendidikan dan

Kajian Seni yang berjudul “Eksistensi Kesenian Gambang Semarang dalam

Budaya Semarangan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan

musik Gambang Semarang di Kota Semarang dan untuk mendapatkan data

tentang eksistensi dan perkembangan musik Gambang Semarang. Penelitian ini

dilakukan di Kota Semarang, tepatnya di kelompok "Pahat Etnik" yang ada di

Page 23: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

8

Balemong Resort Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan

data-data yang didapat dan dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi

pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kelompok "Pahat Etnik",

Gambang Semarang masih bertahan dan masih dapat disukai oleh masyarakat

umum. Gambang Semarang terus bertahan dan tumbuh dalam perihal alat musik,

komposisi, pemain dan fungsi dari Gambang Semarang itu sendiri. Persamaan

penelitian Dadang Dwi Septian dengan penelitian ini, sama-sama meneliti tentang

kesenian Gambang Semarang. Perbedaannya bahwa penelitian Dadang Dwi

Septian mengkaji eksistensi Gambang Semarang, sedangkan penelitian ini

memfokuskan pada pembelajaran Gambang Semarang.

Penelitian Eko Raharjo (2007) dalam Jurnal Harmonia yang berjudul

“Musik Sebagai Media Terapi”, hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan

pelayanan musik terapi bagi penderita tunagrahita di Yayasan Pembinaan Anak

Cacat Semarang dilakukan dengan dua cara yakni melalui terapi pelayanan

khusus. Tujuan terapi musik bagi penderita tunagrahita di YPAC Semarang

adalah untuk meningkatkan daya konsentrasi anak, mengembalikan individu yang

tertutup ke realitas, melatih persepsi, menimbulkan harga diri, membentuk

hubungan interpersonal, meningkatkan pengenalan dan pengetahuan musik, dan

menghilangkan kelelahan serta menciptakan suasana santai. Aktifitas musik yang

dilakukan dalam proses terapi musik di YPAC Semarang mencakup kegiatan

mendengarkan musik, merespon musik dengan gerak berirama, bernyanyi,

membaca notasi musik, dan bermain alat musik. Persamaan penelitian Eko

Page 24: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

9

Raharjo dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang musik.

Perbedaannya terletak pada objek kajiannya.

Penelitian Steven N. Demorest, dkk. (2008) dalam jurnal Music

Perception yang berjudul “Lost in Translation: An Enculturation Effect in Music

Memory Performance” menyatakan pemahaman musik kultural tentang

pendengar yang terlatih dan tidak terlatih dari dua budaya musik yang berbeda

dengan mengeksplorasi pengaruh enkulturasi pada kinerja memori musik. Peserta

yang terlatih dan tidak terlatih (N = 150) dari Amerika Serikat dan Turki

mendengarkan serangkaian kutipan musikal baru dari budaya yang akrab maupun

yang tidak dikenal dan kemudian menyelesaikan tugas memori pengakuan untuk

setiap set contoh. Semua peserta secara signifikan lebih baik dalam mengingat

musik novel dari budaya asli mereka dan tidak ada perbedaan kinerja berdasarkan

keahlian musik. Selain itu, peserta Turki lebih baik dalam mengingat musik Barat,

budaya musik yang akrab tetapi tidak asli, daripada musik Cina. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa skema kognitif kami untuk informasi musikal berasal dari

budaya dan bahwa enkulturasi mempengaruhi memori musik pada tingkat

struktural. Persamaan penelitian Steven N. Demorest dengan penelitian ini adalah

sama-sama mengkaji tentang musik. Perbedaannya adalah topik penelitiannya.

Penelitian Steven N. Demorest, dkk. (2008) dalam Journal of Research in

Music Education yang berjudul “Enculturation Effect in Music Cognition”

menyatakan para penulis mereplikasi dan memperluas temuan dari studi

sebelumnya tentang enkulturasi musik dengan membandingkan kinerja memori

musik anak-anak dengan orang dewasa ketika mendengarkan musik yang akrab

Page 25: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

10

dengan budaya dan tidak dikenal. Empat puluh tiga anak-anak dan 50 orang

dewasa, semuanya lahir dan besar di Amerika Serikat, menyelesaikan tes memori

musik yang terdiri dari kutipan musik klasik Barat dan Turki yang tidak dikenal.

Contoh dipilih pada dua tingkat kesulitan sederhana dan kompleks berdasarkan

tekstur, variasi instrumen, adanya garis musik simultan, dan kejelasan

pengulangan internal. Semua peserta secara signifikan lebih baik dalam

mengingat musik novel dari budaya mereka sendiri daripada dari budaya asing.

Contoh-contoh sederhana dari kedua budaya dikenang secara signifikan lebih baik

daripada contoh-contoh kompleks. Anak-anak tampil sebaik orang dewasa ketika

mengingat musik sederhana dari kedua budaya, sedangkan orang dewasa lebih

baik dalam mengingat musik Barat yang rumit. Hasilnya memberikan bukti

bahwa enkulturasi mempengaruhi pemahaman seseorang tentang struktur musik

sebelum dewasa. Persamaan penelitian Steven N. Demorest dengan penelitian ini

adalah sama-sama meneliti tentang musik, hanya saja perbedaannya Steven N.

Demorest mengkaji tentang enkulturasi sedangkan penelitian ini membahas

tentang metode pembelajaran musik.

Penelitian Bayu Arsiadhi Putra (2018) dalam Seminar Antar Bangsa

Stansa yang berjudul “Tantangan Keberlanjutan Musik Tingkilan di Kutai

Kartanegara” menyatakan Tingkilian merupakan salah satu musik tradisional

masyarakat Kutai yang sejak lama berkontribusi pada keragaman kesenian di

Kalimantan Timur. Dalam perkembangannya, praktik hibridisasi sering terjadi

sehingga memunculkan varian baru, seperti congkil (keroncong tingkilan),

tingkilan jazz, tingkilan dangdut dsb. Namun, hibridisasi selalu dipaksakan pada

Page 26: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

11

budaya di mana praktiknya banyak didikte oleh pasar, dengan membuang elemen

“tradisional”, dan menggantinya dengan yang baru, “global”. Tulisan ini

mengeksplorasi bagaimana agenda pemerintah, strategi seniman dan pendidik

musik dalam mempertahankan keberlanjutan musik tingkilan. Terlepas dari

kebutuhan masyarakat untuk modernisasi dan minimnya dukungan pemerintah,

dapat dikatakan musik tingkilan tetap hidup karena relevansinya yang luar biasa

dengan seniman dan grup/sanggar. Persamaan penelitian Bayu Arsiadhi Putra

dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang musik tradisional.

Perbedaannya terletak pada objek kajian.

Penelitian Heristina Dewi (2016) dalam jurnal Panggung yang berjudul

“Keberlanjutan dan Perubahan Seni Pertunjukan Kuda Kepang di Sei Bamban,

Serdang Bedagai, Sumatera Utara” menyatakan hasil temuan lapangan

menunjukkan keberlanjutan kuda kepang dapat terjaga karena masih mendapat

dukungan dan pembinaan dari komunitas pendukungnya. Perubahan yang sedang

terjadi adalah minat menjadi pemain kuda kepang makin hari menurun. Juga

mendapatkan pemain yang mau kesurupan makin sedikit. Untuk memertahankan

kelangsungan hidup kuda kepang agar lebih menarik para pemain melakukan

penambahan peralatan musik, lakon cerita, dan nyanyian. Persamaan penelitian

Heristina Dewi dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

keberlanjutan seni musik tradisional. Perbedannya terletak pada sasaran dan objek

penelitian.

Peneltian Novina Yeni Fatrina & Yan Stevenson (2018) dalam jurnal

Mudra yang berjudul “Perubahan dan Keberlanjutan Tari Balanse Madam di

Page 27: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

12

Lingkungan Masyarakat Nias Padang” menyatakan penelitian perubahan dan

keberlanjutan tari Balanse Madam di lingkungan masyarakat Nias Padang

dianalisis dengan menggunakan teori ketahanan budaya yang dikemukakan oleh

Edi Sedyawati dan teori elemen pembentuk komposisi yang digunakan oleh R.M.

Soedarsono. Hasil penelitian menunjukan bahwa seiring dengan berjalannya

waktu, berbagai hal mempengaruhi kondisi tari Balanse Madam, sehingga terjadi

perubahan pada beberapa elemen pembentuk tari Balanse Madam. Adapun

perubahan tersebut adalah (1) penari terdiri orang-orang yang masih remaja; (2)

musik iringan mengalami perubahan irama dan terkadang diiringi musik rekaman.

Pemakaian penari remaja dan musik rekaman merupakan salah satu bentuk

keberlanjutan tari Balanse Madam. Inilah yang membuat tari Balanse Madam

masih tetap bertahan dalam kehidupan masyarakat Nias Padang. Persamaan

penelitian Novina Yeni Fatrina & Yan Stevenson dengan penelitian ini adalah

sama-sama mengkaji tentang enkulturasi kesenian. Perbedaannya terletak pada

focus kajiannya.

Penelitian Zulfadanti, dkk. (2018) dalam jurnal Laga-Laga yang berjudul

“Perkembangan dan Keberlanjutan Tari Nugal Bejolo di Dusun Tanjung Kec.

Kumpeh Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi” menyatakan penelitian ini

merupakan penelitian yang bersifat kualitatif menggunakan metode deskriptif

analisis yang berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan, fakta tersebut di

analisa sesuai permasalahan dalam penulisan. Ada pun teori yang digunakan yaitu

teori bentuk yang dikemukakan oleh Soedarsono, teori perkembangan oleh Edi

Sedyawati, teori perubahan oleh Hari Purwanto dan Keberlanjutan oleh

Page 28: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

13

Herskovits (dalam Widja). Hasil yang dicapai dalam tulisan ini adalah tentang

perkembangan tari Nugal Bejolo dari segi bentuk pertunjukan dahulunya ritual

menjadi tontonan atau hiburan serta keberlanjutannya. Persamaan penelitian

Zulfadanti, dkk dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

kesenian. Perbedaannya terletak pada objek dan focus peneliannya.

Penelitian Torang Naiborhu & Nina Karina (2018) dalam jurnal Panggung

yang berjudul “Ketoprak, Seni Pertunjukan Tradisional Jawa di Sumatera Utara:

Pengembangan dan Keberlanjutannya” menyatakan Ketoprak (Ketoprak Dor)

adalah seni pertunjukan Jawa di Sumatera Utara yang berasal dari Surakarta, Jawa

Tengah. Pementasannya menggunakan dialog, drama, tarian, dan musik. Ketoprak

dipertunjukkan di atas panggung dengan mengambil cerita sejarah, kerajaan,

dongeng, kehidupan sehari-hari, dan lainnya dengan diselingi lawak.

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara kepada seniman

ketoprak, pemilik sanggar, dan masyarakat pengguna, serta studi dokumentasi,

dan hasilnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif menggunakan teori seni

pertunjukan, etnomusikologi, dan metode sejarah. Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa ketoprak di Sumatera Utara secara perlahan mulai

ditinggalkan walaupun telah mengadopsi budaya setempat dalam hal musik,

cerita, busana, atau tata bahasa yang dipakai. Untuk pengembangannya diperlukan

upaya-upaya strategis agar seni pertunjukan ini dapat bertahan dan tetap diminati

oleh masyarakat, khususnya komunitas Jawa. Persamaan penelitian Torang

Naiborhu & Nina Karina dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

keberlanjutan kesenian tradisional. Perbedaannya adalah, penelitian Torang

Page 29: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

14

Naiborhu & Nina Karina memfokuskan pada pengkajian tentang kebertahanan

dan keberlanjutan seni tradisi, sedangkan penelitian ini mengkaji proses

pembelajaran.

Penelitian Triyanto (2015) yang berjudul “Perkeramikan Mayor Lor

Jepara: Hasil Enkulturasi dalam Keluarga Komunitas Perajin” menyatakan

penelitian ini bertujuan mengkaji masalah bagaimana mekanisme budaya yang

dilakukan oleh para perajin untuk mempertahankan dan memberlanjutkan

perkeramikan tersebut. Dua strategi dasar untuk mengkaji masalah penelitian ini

menggunakan pendekatan teoretis konsep enkulturasi dan keramik tradisional

serta pendekatan metodologis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan

sebagai berikut. Pertama, perilaku perajin keramik Mayong Lor dalam

memproduksi seni gerabah ini merupakan hasil pewarisan tradisi turun-temurun

dari para orang tuanya melalui proses enkulturasi di dalam lingkungan

keluarganya. Kedua, perilaku hasil pewarisan ini oleh para perajin diwariskan

juga kepada anak-anak mereka masing-masing. Ketiga, pola pewarisan dalam

proses enkuluturasi itu menggunakan pendekatan mengajar-belajar sambil bekerja

melalui metode pembiasaan, peniruan, dan internalisasi. Berdasarkan hasil

penelitian ini, untuk mempertahankan dan memberlanjutkan potensi seni tradisi,

pihak yang berkepentingan disarankan menggunakan pola enkulturasi dalam

keluarga sebagai strategi pembinaannya. Persamaan penelitian Triyanto dengan

penelitian ini adalah terletak pada pengkajian seni. Perbedaannya terletak pada

fokus, objek, dan sasaran penelitian.

Page 30: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

15

Penelitian Margaretta (2015) yang berjudul “Perubahan dan Keberlanjutan

Bentuk Pertunjukan Wayang Orang di Surabaya pada Masa Kini” menyatakan

perubahan yang didapati dari pertunjukan wayang orang di Surabaya dipicu oleh

banyak faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal perubahan

bentuk pertunjukan wayang orang di Surabaya adalah sistem penyutradaraan,

kreativitas seniman, sistem manajemen, serta nilai jual pementasan wayang orang.

Faktor eksternal yaitu pengaruh perkembangan teknologi modern dan selera

penonton. Perubahan dan keberlanjutan terjadi ada elemen-elemen pertunjukan

wayang orang di Surabaya. Pertunjukan wayang orang merupakan kesenian

tradisional yang harus dilestarikan. Diperlukan kekreativitasan seniman serta

adanya pola regenerasi pada pemain wayang orang agar pertunjukan ini tetap

bertahan. Persamaan penelitan Margaretta dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang jenis kesenian tradisional. Perbedaannya terletak pada fokus dan

objek penelitian.

Penelitian Hari Martopo (2003) dalam jurnal Harmonia yang berjudul

“Persoalan Mencari Identitas Musik Indonesia Melalui Kajian Historis Gamelan

dan Keroncong” manyatakan pembangunan nasional terus berlanjut tetapi

persoalan bangsa kian hari makin banyak dan tak terduga. Semua sektor

kebudayaan dan seni harus layak dijual. Persoalan kreativitas dahulu kurang

diperdebatkan, kini masalah itu dikaitkan dengan hak dan paten dan ramai

dibicarakan. Dalam kancah musik, musik indonesia seharusnya mampu

menembus medan yang lebih luas hingga ke tingkat dunia. Tetapi batasan tentang

musik Indonesia juga masih banyak diperdebatkan. Mungkin benar akan pendapat

Page 31: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

16

Paul Wolbers tentang gamelan dan keroncong sebagai musik nasional yang

dimiliki bangsa Indonesia, itulah aset kita. Persamaan penelitian Hari Martopo

dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang music. Perbedaanya

adalah, Hari Martopo meneliti tentang kreativitas sedangkan penelitian ini

membahas tentang metode pembelajaran.

Penelitian Fandi & Rachman (2019) yang berjudul “Resistensi Musik

Keroncong di Era Disrupsi: Studi Kasus pada O.K Gita Puspita di Kabupaten

Tegal” menunjukan bahwa Orkes Keroncong Gita Puspita melakukan sikap

resistensi terhadap era disrupsi dengan bentuk resistensi semi terbuka dengan cara

mempertahankan instrumentasi asli keroncong walaupun menampilkan keroncong

dengan gaya modern, serta hal yang mendasari sikap resistensi tersebut adalah

tujuan dibentuknya grup dan latarbelakang musik keroncong di Kabupaten Tegal.

Persamaan penelitan Fandi & Rachman dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang musik. Perbedaannya terletak pada fokus dan objek penelitian.

Penelitian Rachman & Utomo (2018) yang berjudul “The Rhythm Pattern

Adaptation of Langgam Jawa in Kroncong” bahwa tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menggambarkan adaptasi pola ritme yang dapat diterapkan pada

Kroncong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola ritme instrumen cak dan cuk

di Langgam Jawa mengandung lima posisi, yaitu posisi Do, posisi Mi, posisi Fa,

posisi Sol, dan posisi Si. Pada posisi cak, posisi Do terdiri dari deskripsi catatan

do, fa, sol, dan si. Posisi mi terdiri dari deskripsi catatan mi, si, sol, dan, fa. Posisi

Fa terdiri dari deskripsi catatan fa, do, si, sol. Posisi Sol terdiri dari deskripsi

catatan sol, fa, do, dan si. Posisi si terdiri dari deskripsi catatan si, mi, fa, sol.

Page 32: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

17

Setiap deskripsi dari catatan adalah dalam catatan keenambelas. Sedangkan pada

instrumen cuk, posisi Do terdiri dari deskripsi catatan do dan sol, posisi Mi terdiri

dari deskripsi catatan mi dan si, posisi Fa terdiri dari deskripsi catatan fa dan do,

posisi Sol terdiri dari deskripsi nada sol dan si, posisi Si terdiri dari catatan si dan

sol, setiap nada yang dimainkan adalah seperempat nada. Persamaan penelitan

Rachman & Utomo dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

musik. Perbedaannya terletak pada fokus dan objek penelitian.

2.2 Landasan Teoretis

Metode Drill 2.2.1

Menurut Jamalus (1981: 30), metode dalam proses belajar-mengajar ialah

“seperangkat upaya yang direncanakan dan disusun dengan tujuan menciptakan

suasana belajar mengajar yang menguntungkan”. Siswoyo, dkk (2007: 133),

mengatakan bahwa “metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan”. Metode pembelajaran berfungsi sebagai salah satu alat untuk

mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan didalam sebuah lembaga

pendidikan. Metode pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah proses usaha

untuk menimbulkan dorongan belajar menurut minat dan perhatian siswa. Dengan

demikian siswa diharapkan tidak mendapat kesukaran dalam belajar dan sekaligus

tercipta hubungan yang serasi antara siswa dan guru.

Metode pembelajaran itu bermacam-macam dan dapat dipilih sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Jamalus (1981: 31), terdapat beberapa

metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu

metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode latihan (drill),

Page 33: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

18

metode bermain peran, dan metode eksperimen. Metode-metode tersebut memiliki

kelemahan dan kelebihan masing-masing. Namun pengajar atau pendidik

hendaknya dapat memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses

belajar mengajar yang baik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut

sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar, dan kegiatan belajar. Dan

penelitian ini, peneliti menggunakan 1metode, yaitu metode latihan (drill).

Menurut Roestiyah (1991: 125), metode latihan (drill) adalah suatu teknik

yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan

kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan

yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan

secara teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan

keterampilan itu bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan

sempurna. Metode drill dipakai untuk menanamkan suatu keterampilan tertentu

terhadap siswa dengan melakukannya secara berulang-ulang, sampai siswa itu

mampu melakukannya secara otomatis (Jamalus, 1981: 34).

Adapun tujuan mengajar dengan menggunakan metode drill menurut

Roestiyah (1991: 125), adalah:

a. Memiliki keterampilan motoris/gerak seperti menghafalkan kata-kata, menulis,

mempergunakan alat/membuat suatu benda melaksanakan gerak dalam

olahraga.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,

menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal

Page 34: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

19

benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca

dan sebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain,

seperti hubungan sebab akibat, antara tanda huruf dan bunyi dan sebagainya,

penggunaan lambang/simbol didalam peta dan lain-lain.

Adapun langkah-langkah menggunakan metode drill dalam proses

pembelajaran menurut Jamalus (1981: 34), ialah:

a. Guru menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran itu.

b. Guru menyusun/memilih materi pembelajaran yang akan disampaikan

kemudian mempertimbangkan bagian mana yang sangat tepat untuk di drill.

Biasanya bagian itu sulit dilakukan kalau tidak dilatih berulang-ulang.

c. Dalam pelaksanaannya dikelas atau dilapangan biasanya guru mulai

menerangkan sedikit dengan ceramah. Kemudian tiba pada bagian yang sulit

itu, guru mendemonstrasikannya dahulu, kemudian siswa menirukannya.

Selanjutnya siswa dilatih berulang-ulang, sampai mereka mahir melakukannya

secara tepat.

d. Biasanya selesai pelajaran itu, guru masih memberi tugas agar siswa terus

berlatih secara teratur supaya keterampilan tadi tidak hilang.

Kelebihan metode ini adalah siswa mendapat pengetahuan dan dasar yang

tepat untuk melakukan suatu gerakan/perbuatan dan mampu melaksanakannya

secara otomatis. Dan untuk pelaksanaan teknik ini perlu diperhatikan pula

kelemahan-kelemahannya seperti dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak

yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan.

Page 35: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

20

Menurut Muslich (2008: 203), metode drill atau latihan adalah suatu

metode mengajar, dimana siswa diajak ketempat latihan untuk melihat bagaimana

cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, dan

apa manfaatnya. Selanjutnya, Sutikno (2014: 51) berpendapat bahwa, metode

latihan (drill) adalah suatu cara menyampaikan materi pelajaran untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dan untuk memelihara kebiasaan-

kebiasaan yang baik.

Sebuah metode memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian juga dengan

metode drill. Berikut kelebihan dan kekurangan metode drill menurut Muslich

(2008: 203), kelebihan metode drill sebagai berikut, a) dapat memperoleh

kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan

menggunakan alat-alat, b) dapat memperoleh kecakapan mental, seperti dalam

perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda atau simbol, dan

sebagainya, c) dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan

kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode drill sebagai berikut, a) Menghambat bakat dan

inisiatif anak didik karena anak didik lebih dibawa ke penyesuaian dan diarahkan

pada kondisi jauh dari pengertian, b) menimbulkan penyesuaian secara statis pada

lingkungan, c) kadang-kadang latihan yang dilakukan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan, d) dapat menimbulkan

verbalisme.

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode latihan atau drill

adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan

Page 36: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

21

melakukan kegiatan tertentu berulang-ulang dengan tujuan agar tertanam pada

siswa sehingga siswa dapat melakukan hal tersebut secara otomatis.

Pembelajaran 2.2.2

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat

untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk

membantu peserta didik melakukan belajar (Isjoni, 2010: 12). Lebih lanjut,

menurut Hutabarat (1986: 100) pembelajaran adalah totalitas aktifitas belajar-

mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi yang

selanjutnya ditindak lanjuti dengan follow up.

Hamalik (1994: 57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses dan

cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar, pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun atas unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah aktivitas belajar-mengajar yang

pengelolaannya sudah tersusun untuk suatu peningkatan yang positif dan hal itu

biasanya ditandai dengan dengan perubahan perilaku dari setiap individu.

Kegiatan Pembelajaran menurut Sudjana (2005: 80) adalah setiap upaya

yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan siswa

melakukan belajar. Sedangkan Gulo (dalam Sugihartono, 2007: 80)

mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu usaha untuk menciptakan sistem

lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Adapun di dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia disebutkan arti dari pembelajaran adalah proses, cara,

Page 37: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

22

perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi dapat disimpulkan,

pembelajaran adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk membelajarkan siswa.

Menurut Sanjaya (2008: 58) di dalam proses pembelajaran terdiri dari

beberapa komponen yang berhubungan satu dengan yang lain : tujuan, materi,

metode, media, dan evaluasi. Adapun komponen-komponen tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk

memilih strategi belajar-mengajar. Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka

mempelajari bahasan tertentu dalam satu kali pertemuan (Sanjaya, 2008: 68).

Menurut pendapat di atas tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang harus

dicapai peserta didik setelah peserta didik melakukan proses pembelajaran.

2. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah bahan ajar yang disiapkan untuk disajikan dan

dilatihkan kepada siswa. Materi pelajaran adalah bahan pelajaran yang merupakan

isi dari proses interaksi (Suryobroto, 1986: 12). Menurut pendapat diatas materi

merupakan bahan ajar yang dirancang oleh pengajar untuk dibelajarkan kepada

siswa atau peserta didik.

3. Metode pembelajaran

Berasal dari bahasa Yunani, metha (melalui atau melewati), dan hodos

(jalan atau cara). Secara umum metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau

strategi untuk mencapai tujuan dan kegunaan tertentu (Hasibuan, 2002: 19).

Page 38: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

23

Suryobroto (1986: 3) berpendapat bahwa metode adalah cara yang dalam

fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Semakin tepat metode yang

digunakan diharapkan semakin efektif pencapaian tujuan tersebut.

4. Media pembelajaran

Media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan

oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta

didik (Yuwono, 2011: 10). Menurut Supriyanto (2008: 9) media pembelajaran

adalah alat untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang akan digunakan oleh

pendidik atau guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Memilih dan

menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa

dan lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran yang

telah direncanakan. Menurut pendapat di atas media pembelajaran adalah suatu

alat yang digunakan pendidik untuk menyampaikan materi supaya tujuan dari

pembelajaran berhasil.

5. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang teratur akan memudahkan

pendidik untuk mengontrol tingkat perkembangan peserta didik sehingga

pencapaian tujuan pendidikan dapat dioptimalkan (Yuwono, 2011: 10). Menurut

Suryobroto (1986: 12) evaluasi merupakan barometer untuk mengukur

tercapainya proses interaksi, dengan mengadakan evaluasi dapat mengontrol hasil

belajar siswa dan juga dapat mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan

oleh guru, sehingga pencapain tujuan pembelajaran dapat dioptimalkan.

Page 39: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

24

Pengertian Seni Gambang 2.2.3

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu

merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi

dari kreativitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai,

bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang

menuntun atau kerjanya, masih dapat dikatakan bahwa seni adalah proses dan

produk dari memilih medium, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang

pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu untuk menyampaikan baik

kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara selektif mungkin untuk

medium itu.

Gambang sendiri merupakan salah satu perangkat gamelan Jawa yang

ditabuh. Sedangkan menurut Danang Respati Puguh, dalam tulisan yang berjudul

“Gambang Semarang: Unsur-unsur Seni dan Konsep Estetisnya”, menyebutkan

bahwa gambang (xylophone) adalah alat musik yang terbuat dari kayu, berbentuk

bilah-bilah yang diletakkan sejajar di sebuah rancakan yang terbuat dari kayu.

Instrumen ini terdiri dari 18 bilahan nada yang dilaras secara pentatonik sepanjang

3,5 oktaf, merupakan oktaf (gembyang) yang berulang dari nada rendah sampai

nada tinggi. Untuk memainkannya, bilah-bilah kayu itu ditabuh dengan dua buah

pemukul yang dipegang dengan kedua tangan (Puguh, 2000: 364).

Jadi seni gambang merupakan suatu karya seni pertunjukan yang

merupakan perpaduan antara seni musik yang di dalamnya terdapat alat musik

gambang, bonang, suling, kendang, kongahyan, tehyan, sukong, gong suwukan,

kempul, kecrek dan ningnong, seni suara, seni tari, dan lawak (Puguh, 2000: 363).

Page 40: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

25

Sejak awal di Indonesia orkes atau seni gambang (sebelum Gambang

Kromong dan Gambang Semarang) sudah berfungsi sebagai hiburan, walaupun

dalam perkembangannya pada zaman dahulu orkes ini mempunyai bentuk

maupun penggemar yang berubah- ubah. Menurut Phoa Kian Sioe, bahwa orkes

ini semula dimainkan dengan lebih teratur sehingga terkesan formal. Para

pemainnya harus menguasai not-notnya yang ditulis dengan menggunakan huruf-

huruf Tionghoa, dan memainkannya dengan membaca not dan secara halus dan

lembut (Sioe, dalam Dadang 2016: 157-159).

Permainan Orkes Gambang ini seperti musik klasik atau musik jazz pada

zaman sekarang, dan para pemainnya harus benar-benar menguasai not, lagu, dan

peralatannya. Semula orkes gambang memang hanya untuk mengiringi penyanyi

yang disebut Cio Kek, dan tidak untuk tarian. Para penyanyi atau Cio Kek itu

harus orang-orang pilihan, wanita-wanita cantik dan bagus suaranya. Kondisi ini

telah menyebabkan orkes gambang mempunyai gengsi sosial yang cukup tinggi,

karena akhirnya para pejabat atau orang-orang kaya berlomba-lomba untuk

mempunyai orkes ini beserta para pemain handal dan Cio Kek pilihannya. Mereka

mendirikan gedung-gedung khusus untuk tempat orkes ini, sebagai tempat

hiburan yang bergengsi (Sioe, dalam Dadang 2016: 158).

Sejalan dengan perkembangan orkes gambang menjadi orkes Gambang

Kromong, kesenian ini juga semakin digemari oleh orang dan memuncak

ketenarannya. Pada jaman dahulu di samping dipentaskan di gedung-gedung milik

hartawan, Gambang Kromong sering ditampilkan untuk pesta-pesta pernikahan

dan untuk memeriahkan tahun baru China sampai Cap Go Meh. Namun setelah

Page 41: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

26

itu lambat laun kedudukan orkes Gambang Kromong kian surut di mata

masyarakat, karena semakin kurang profesional.

Kemudian Gambang Kromong dibawa ke Semarang yang diberi nama

Gambang Semarang. Semula kesenian ini di Semarang juga tampak lebih

memasyarakat pada kalangan tertentu, walaupun akhirnya juga merakyat dan

lambat laun menghilang. Kesenian ini muncul lagi pada tahun 1960-1980

kemudian menghilang lagi (Puguh, 2000: 64).

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi

pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar

dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya. Disini penulis ingin

menjelaskan tentang kerangka berfikir pada penelitian yang berjudul “Metode

Drill dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang di Klub Merby Semarang”.

Metode latihan (drill) adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai

suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar

siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang

dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan secara teratur melaksanakannya

membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu bahkan

mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Metode drill

dipakai untuk menanamkan suatu keterampilan tertentu terhadap siswa dengan

melakukannya secara berulang-ulang, sampai siswa itu mampu melakukannya

secara otomatis.

Page 42: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

27

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

MUSIK GAMBANG SEMARANG

Pembelajaran Musik

Gambang Semarang

Penerapan Metode Drill

Perencanaan Evaluasi

Hasil Belajar

Pelaksanaan

Gambar 2-1 Bagan Kerangka Berfikir

Page 43: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

79

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasar hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan, bahwa

pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby Semarang yang

merupakan pendidikan informal berbentuk pelatihan atau kursus tidak

menggunakan kurikulum khusus seperti pada pendidikan formal. Peserta

pembelajaran musik Gambang Semarang di Klub Merby ada 20 orang

Proses pembelajaran musik Gambang Semarang dilakukan dengan metode

drill dengan langkah-langkah: Pertama, pengajar menetapkan tujuan pembelajaran

meskipun tujuan itu tidak dirumuskan secara tertulis; Ke dua, pengajar memilih

materi ajar berdasar pertimbangan lagu trend pada saat ini; Ke tiga, pembelajaran

diawali dengan penjelasan/ceramah; Ke empat, pengajar mendemonstrasikan

instrumen dilanjutkan dengan dengan latihan oleh siswa; Ke lima, selesai

pembelajaran, pengajar memberikan tugas kepada siswa; dan ke enam, Evaluasi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas maka saran yang dapat diberikan

oleh peneliti yaitu: (1) Lebih sering diadakan pentas musik gambang semarang di

Klub Merby Semarang. (2) Sering mengirimkan siswa untuk melakukan pentas di

acara-acara kebudayaan di Kota Semarang. (3) instruktur melakukan pencatatan

notasi yang mudah dipahami oleh para siswa. (4) materi lagu yang diajarkan

jangan hanya 1 namun bisa beberapa lagu khas semarang, contohnya jangkrik

genggong, goyang semarang, gado-gado semarang, sentir lengo potro dan lagu

Page 44: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

80

semarang lainnya. (5) seharusnya ditambah lagi kelasnya agar siswa tidak

bergantian, jadi siswa lebih bisa fokus belajar.

Page 45: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

81

DAFTAR PUSTAKA

Andi Pratowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Bima Aksara.

Aryanti, A. U. L. 2013. “Upaya Meningkatkan Teknik Vokal pada Paduan Suara

Inovatif dengan Menggunakan Metode Imitasi dan Drill”. Skripsi. Yogyakarta:

FBS UNY.

Dadang, D. S. 2016. “Eksistensi Kesenian Gambang Semarang dalam Budaya

Semarangan”. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, 1(2): 154-172.

Dananjaya, J. 1984. Faktor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain.

Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dina, Sari Jenny. 2016. “Efektivitas Penggunaan Metode Drill dalam

Pembelajaran Mendireksi Siswa SMPN 1 Tempel”. Skripsi. Yogyakarta: FBS

UNY.

Ellentia, Rezaliana. 2016. “Aplikasi Metode Demonstrasi dan Drill pada Kegiatan

Ekstrakurikuler Drum Band di SDN 01 Dukuh Salam Slawi Kabupaten

Tegal”. Skripsi. Semarang: FBS UNNES.

Fandi, A.R & Rachman, A. 2019. “Resistensi Musik Keroncong di Era Disrupsi:

Studi Kasus pada O.K Gita Puspita di Kabupaten Tegal”. Jurnal

Musikolastika, 1(1): 41-51.

Gusti, Swandaru. 2014. “Upaya Peningkatan Ketrampilan Bermain Instrumen

Musik Angklung Siswa Kelas B3 dalam Pembelajaran Angklung melalui

Metode Drill di TK Dharma Rini Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: FBS

UNY.

Page 46: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

82

Hamalik, O. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hariyadi, S. 2003. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES Press.

Hasibuan, S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Herdiansyah, H. 2009. Metode Penelitian Kualitatif Seni dalam Memahami

Fenomena Nasional. Yogyakarta: Grandika Publishing.

Hutabarat, D. 1986. Cara Belajar. Jakarta: Gunung Mulia.

Isjoni, H. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Gunung Mulia.

Jamalus. 1981. Musik 4. Jakarta: C.V. Titik Terang.

Jazuli, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Sendratasik FBS UNNES.

Moleong, L. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Moleong, L. J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muslich, M. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Nooryan, B. 2014. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yogyakarta:

Kanisius.

Puguh, R. D. 2000. Laporan Terpadu Penelitian Hibah Bersaing Perguruan

Tinggi “Penataan Kesenian Gambang Semarang Sebagai Identitas Budaya

Semarang”. Semarang: Universitas Diponegoro.

Rachman, A. & Utomo, U. 2018. “The Rhythm Pattern Adaptation of Langgam

Jawa in Kroncong". International Conference on Arts and Culture

(ICONARC 2018), Vol. 276.

Raharjo, Eko. 2007. “Musik Sebagai Media Terapi”. Harmonia: Journal of Arts

Research and Education, 8(3): 1-13.

Page 47: METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ...lib.unnes.ac.id/35161/1/2501413175_Optimized.pdfvi SARI Putra, Tri Winasis Kartika. 2019. Metode Drill Dalam Pembelajaran Musik Gambang Semarang

83

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain sistem pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Semiawan, C.R. 2008. Belajar dan pembelajaran prasekolah dan sekolah dasar.

Jakarta: PT. Indeks.

Siswoyo, D. dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suharto. 2007. “Refleksi Teori Kritik Seni Holistik: Sebuah Pendekatan Alternatif

dalam Penelitian Kualitatif bagi Mahasiswa Seni (Reflection on Art Criticism

and Holistic Art Criticism: an Alternative Approach of Qualitative Research

for Art Students)”. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 8(1):

1-13.

Sumaryanto, F. Totok. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam

Penelitian Pendekatan Seni. Semarang: Jurusan Pendidikan Seni Tari Drama

dan Musik UNNES.

Suryosubroto. 1986. Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam

Proses Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Amarta.

Sutikno, S. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica.