METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

13
METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1 ERY AGUS KURNIANTO, M.HUM. [email protected]

description

METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1. ERY AGUS KURNIANTO, M.HUM. [email protected]. PARADIGMA DAN ASUMSI DALAM PENELITIAN SOSIOLINGUITIK. MASYARAKAT HOMOGEN. SETIAP KELOMPOK MANUSIA, BAHKAN INDIVIDU BERBEDA. MASYARAKAT HETEROGEN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

Page 1: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

ERY AGUS KURNIANTO, [email protected]

Page 2: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

PARADIGMA DAN ASUMSI DALAM PENELITIAN SOSIOLINGUITIK

MASYARAKAT HOMOGEN

SETIAP KELOMPOK MANUSIA, BAHKAN INDIVIDU BERBEDA

MASYARAKAT HETEROGEN

pilihan kode bahasa itu menjadi bermacam-macam. Ada bentuk yang ringkas, ada yang lengkap, ada yang formal, ada

pula yang informal, ada bentuk yang santun ada pula yang kasar

Page 3: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

Dua Asumsi pokok dalam penelitian sosiolinguistik

penjelasan tentang bahasa tidak memadai

tanpa melibatkan unsur-unsur di luar bahasa

bahasa selalu mempunyai variasi.

Masyarakat heterogen, bukan homogen

Ancangan penelitian sosiolinguistik seharusnya

kontektual

Variasi bahasa muncul karena adanya kesalahan berbahasa

Tidak ada variasi bahasa

Page 4: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

DIMENSI PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK

dimensi pemerian (to describe the

object)

dimensi penjelasan (to

explain the object)

dimensi pengkondisian

situasi (to situate the

object within the contexts)

TEMPORAL

LOKATIFMATERIAL

KOSMIS BIOLOGIS

Page 5: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

A. DIMENSI DESKRIPTIFDimensi deskriptif cederung melihat bahasa secara sinkronis, yaitu bahasa ada pada waktu diamati. Pada prinsipnya hasil pengamatan bahasa dalam dimensi ini digambarkan secara objektif berdasarkan apa yang dilihat (what you see) bukan seperti apa yang diharapkan (not what you expect to). Hasil penelitian deskriptif sering pula disebut etnografi (komunikasi atau berbicara). Dalam kaitan ini, peneliti akan melihat sifat-sifat objek yang diamati, yaitu sifat umum bahasa (kesemestaan/universalitas), dan sifat khusus bahasa (kekhususan/ partikularitas).

Page 6: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

B. DIMENSI EKSPLANATIF Dimensi eksplanatif melihat bahasa tidak an sich pada apa yang dilihat, tetapi lebih dari itu. Dalam dimensi ini, peneliti berusaha menjelaskan mengapa objek yang diamati demikian faktanya. Peneliti harus menjelaskan sebab-akibat (lantaran-tujuan) mengapa objek itu tampak demikian. Untuk menjelaskan objek kajian ini, peneliti bisa menarik bahasa ke luar dari titik waktu yang ia lihat, artinya bisa secara diakronis dan bisa pula secara sinkronis.

Page 7: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

C. DIMENSI PENGKONDISIAN SITUASI 1. ASPEK TEMPORALa. temporal menyangkut waktu kosmis

Pertama, ketika sebuah objek diamati, objek itu bisa dilihat dari realitas waktu kosmis yang bergulir dari waktu lampau, kekinian, dan masa datang. Untuk kasus permaafan, orang bisa meminta maaf karena peristiwa yang telah terjadi (mis. Maaf kemarin saya lupa...), atau karena peristiwa kekinian (maaf numpang tanya), dan karena peristiwa yang akan terjadi (misalnya maaf besok nggak bisa datang, dsb.). Dari aspek kosmis semacam ini, peneliti bisa mengkategorisasikan jenis apologi ke dalam 3 jenis, misalnya apologi normatif, apologi permisif, dan apologi antisipatif.

Page 8: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

b. Temporal Menyangkut Biologisyaitu berdasarkan perkembangan waktu yang dijalani manusia, dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan lansia. Ketika orang mengamati pemakaian kelompok penutur balita, bahasa akan dijelaskan berdasarkan konteks waktu biologis ini.

Page 9: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

2. Aspek LokatifDimensi pengkondisian situasi dengan aspek lokatif berkaitan dengan pemakaian ruang komunikasi (spasial). Ada pemakaian bahasa yang dipengaruhi oleh aspek lokatif ini, misalnya objek pemakaian bahasa pada kampanye dengan percakapan keluarga akan menempati ruang yang berbeda, yang satu pada ruang publik yang yang lain pada ruang domestik.

Page 10: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

3. Aspek MaterialDimensi pengkondisian situasi dengan aspek material menyangkut satuan pengisi ruang dan waktu di atas, yaitu bagaimana bahasa menjadi interaksional dalam wacana atau teks. Pengisinya adalah bahasa (dalam wujud teks) itu sendiri dan penuturnya (sebagai pengguna teks).

Page 11: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

Aspek pengisi ruang dan waktu komunikasi ini sangat signifikan menentukan pilihan kode tuturan, orang yang berbeda akan memilih kode yang berbeda atau sama, demikian pula bahasa yang berbeda akan berdampak sama atau berbeda pada makna, maksud, dan fungsinya.

Page 12: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

Karena begitu banyak aspek-aspek yang dapat membantu analisis pemilihan varian bahasa, Dell Hymes (1972) mengajukan instrumen analisis yang apik dan mudah diingat dalam bentuk singkatan SPEAKING (masing-masing setting-scene, participants, ends, act sequence, key, instruments, norms, dan genre).

Page 13: METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

PENELITI

PERUMUSAN MASALAH KETERBATASN

KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH PASCA

PENELITIAN

PEKAHAMAN TERHADAP KONSEP

MAKRO DALAM SOSIOLINGUISTIK

PEKAHAMAN TERHADAP KONSEP

MIKRO DALAM SOSIOLINGUISTIK

pemahaman tentang masyarakat bahasa yang terpilih, pemerian etnografi komunikasi hingga etnografi berbicara, pengamatan terhadap situasi tutur, peristiwa tutur dan kemudian tindak tutur yang dipakai

satuan bahasa berupa tindak tutur itu dilihat sebagai satuan lainnya, yaitu satuan bentuk, makna, informasi, maksud dan fungsi.