Metode dan Model Pembelajaran di TK

31
BAB I METODE - METODE PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK – KANAK I. PENGERTIAN Metode pembelajaran adalah metode yang digunakan guru dalam mengajar dan salah satu kunci pokok keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan pembelajaran. Menurut Moeslichatoen (2004) metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Roidjakkers (1984) mengatakan bahwa metode belajar harus mampu mendorong proses pertumbuhan pola laku, membina kebiasaan dan mengembangkan kemahiran untuk penyesuaian dalam interaksi proses pembelajaran. Briggs (1977) berpendapat bahwa yang dimaksud metode belajar suatu cara penyampaian pelajaran yang melibatkan sistem pengajaran berupa seperangkat komponen- komponen terdiri dari bahan pengajaran, tes, siswa dan guru yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode pembelajaran di Taman Kanak –Kanak, seorang guru harus dapat menggunakan metode – metode dalam pembelajaran yang ia lakukan setiap harinya dalam mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan. Metode – metode pembelajaran yang dapat digunakan di Taman Kanak – Kanak antara lain yaitu 1

description

Menjelaskan metode- metode dan model pembelajaran yang pada umumnya digunakan di Taman Kanak-Kanak

Transcript of Metode dan Model Pembelajaran di TK

Page 1: Metode dan Model Pembelajaran di TK

BAB I

METODE - METODE PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK – KANAK

I. PENGERTIAN

Metode pembelajaran  adalah  metode yang digunakan guru dalam  mengajar dan salah

satu kunci pokok  keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Pemilihan

metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan pembelajaran. Menurut Moeslichatoen

(2004) metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih dan ditetapkan. Metode

merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.

Roidjakkers (1984) mengatakan bahwa metode belajar harus mampu mendorong proses

pertumbuhan pola laku, membina kebiasaan dan mengembangkan kemahiran untuk penyesuaian

dalam interaksi proses pembelajaran. Briggs (1977) berpendapat bahwa yang dimaksud metode

belajar suatu cara penyampaian pelajaran yang melibatkan sistem pengajaran berupa seperangkat

komponen-komponen terdiri dari bahan pengajaran, tes, siswa dan guru yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan pengajaran.

Metode pembelajaran di Taman Kanak –Kanak, seorang guru  harus dapat menggunakan

metode – metode dalam pembelajaran yang ia lakukan setiap harinya  dalam  mengajar. Metode

pembelajaran  adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai

kompetensi yang ditetapkan. Metode – metode pembelajaran yang dapat digunakan di Taman

Kanak – Kanak antara lain yaitu  metode bermain, metode bercerita, metode bercakap-cakap,

metode  karyawisata, metode demonstrasi, metode proyek, dan metode pemberian tugas.

II. METODE PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK

1. Metode Bermain

Menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain merupakan pekerjaan masa kanak – kanak

dan cermin pertumbuhan anak (Gordon & Browne, 1985: 266). Bermain merupakan kegiatan

yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memeroleh pembatasan dan

memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan

dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya daripada hasil yang

1

Page 2: Metode dan Model Pembelajaran di TK

diperoleh dari kegiatan itu (Dworetsky, 1990: 395). Kegiatan bermain dilaksanakan tidak serius

dan fleksibel. Menurut Dearden (Hetherington & Parke, 1979: 481) bermain merupakan kegiatan

yang nonserius dan segalanya ada dalam kegiatan itu sendiri yang dapat memberikan kepuasan

bagi anak. Sedangkan menurut Hildebrand (1986: 54) bermain berarti berlatih, mengeksploitasi,

merekayasa, mengulang latihan apa pun yang dapat dilakukan untuk mentrasformasi secara

imajinatif hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan arti bermain, yaitu merupakan bermacam

bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius, lentur, dan

bahan mainan yang terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi

sepadan dengan dunia orang dewasa. Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan

anak. Frank dan Theresa Caplan (Hildebrand 1986: 55-56) mengemukakan ada enam belas nilai

bermain bagi anak:

a Bermain membantu pertumbuhan anak;

b Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela;

c Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak;

d Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai;

e Bermain mempunyai unsur berpetualang di dalamnya;

f Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa;

g Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukkan hubungan antarpribadi;

h Bermain memberik kesempatan untuk menguasai diri secara fisik;

i Bermain memperluas minat dan pemusatan perhatian;

j Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu;

k Bermain merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa;

l Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar;

m Bermain menjernihkan pertimbangan anak;

n Bermain dapat distruktur secara akademis;

o Bermain merupakan kekuatan hidup;

p Bermain merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup.

Oleh karena itu, sangat besar nilai bermain dalam kehidupan anak maka pemanfaatan

2

Page 3: Metode dan Model Pembelajaran di TK

kegiatan bermain dalam pelaksanaan program kegiatan anak TK merupakan syarat mutlak yang

sama sekali tidak bisa diabaikan. Bagi anak TK, belajar adalah bermain dan bermain sambil

belajar.

2. Metode Bercerita  :

Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi

berikutnya (Gordon & Browne, 1985: 324). Bercerita juga dapat menjadi media untuk

menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik akan

menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap dongeng

yang diceritakan akan memberikan suasana yang segar, menarik dan menjadi pengalaman yang

unik bagi anak. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau 

memberikan penjelasan tentang suatu cerita kepada anak  secara lisan.

Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK karena melalui bercerita,

kita dapat:

Mengomunikasikan nilai-nilai budaya;

Mengomunikasikan nilai-nilai sosial;

Mengomunikasikan nilai-nilai keagamaan;

Menanamkan etos kerjam etos waktu, etos alam;

Membantu mengembangkan fantasi anak;

Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak;

Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak.

Ada bermacam teknik mendongeng antara lain:

Membaca langsung dari buku cerita

Menggunakan ilustrasi suatu buku sambil meneruskan bercerita

Bercerita dengan menggunakan papan flannel

Bercerita dengan menggunakan boneka

Bercerita melalui permainan peran

Bercerita dari majalah bergambar

Bercerita melalui filmstrip

3

Page 4: Metode dan Model Pembelajaran di TK

Cerita melaui lagu

Cerita melalui rekaman audio

3. Metode Bercakap-cakap :

Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya  jawab antara anak

dengan guru atau antara anak dengan anak. Bercakap-cakap berarti saling mengomunikasikan

pikiran dan perasaan secara verbal (Hildebrand, 1986: 27) atau mewujudkan kemampuan bahasa

reseptif dan bahasa ekspresif. Bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai

perwujudan bahasa reseprif dan ekspresif (Gordon & Browne, 1985: 314). Bercakap-cakap

mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK karena dapat meningkatkan

keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan

kegiatan bersama. Juga meningkatkan keterampilan menyatakan perasaan, serta menyatakan

gagasan atau pendapat secara verbal. Penggunaan metode bercakap-cakap bagi anak TK akan

membantu perkembangan dimensi sosial, emosi, dan kognitif, dan terutama bahasa.

Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk :

bercakap-cakap bebas

bercakap-cakap menurut tema

bercakap-cakap berdasarkan gambar seri

Dalam bercakap-cakap  bebas kegiatan tidak terikat dengan  tema, tetapi  pada kemampuan

yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut  tema tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan  gambar

seri menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.

4. Metode Karyawisata

Metode yang dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek yang sesuai

dengan tema. Bagi anak TK, karyawisata berarti memeroleh kesempatan untuk mengobservasi,

memeroleh informasi, atau mengkaji segala sesuatu secara langsung (Hildebrand, 1986: 422).

Karyawisata juga berarti membawa anak TK ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan

pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas

(Welton & Mallon, 1981: 414), dan juga memberi kesempatan anak untuk mengobservasi dan

mengalami sendiri dari dekat (Foster & Headley’s, 1959: 149).

4

Page 5: Metode dan Model Pembelajaran di TK

Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena dapat

membangkitkan minat anak kepada sesuatu hal, memperluas perolehan informasi. Juga

memperkaya lingkup program kegiatan belajar anak TK yang tidak mungkin dihadirkan di kelas;

seperti melihat bermacam hewan, mengamati proses pertumbuhan, tempat-tempat khusus dan

pengelolaannya, bermacam kegiatan transportasi, lembaga sosial dan budaya. Jadi dari

karyawisata anak dapat belajar dari pengalaman sendiri dan sekaligus, anak dapat melakukan

generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.

5. Metode Demonstrasi

                         Metode Demonstrasi adalah metode yang dilakukan dengan cara menunjukkan cara  atau

memperagakan  suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya agar anak dapat memahami dan

dapat melakukan dengan benar, misalnya mengupas buah, memotong rumput, menanam bunga,

mencampur  warna, meniup balon kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan,

dan lain-lain. Melalui demonstasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah

pelaksanaan.

Demonstrasi mempunyai makna penting bagi anak TK yang antara lain:

Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan/ dilaksanakan/ diperagakan

Dapat mengomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan

Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat

Membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti,

cermat, dan tepat

Membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara tepat.

5.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Yang dimaksud dengan metode demontrasi adalah teknik yang digunakan untuk

membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara memperhatikan,

menceritakan dan memperagaka bahan belajar itu (Sudjana,2001;154).

Metode demontrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,

baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode

5

Page 6: Metode dan Model Pembelajaran di TK

demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara mendalam

sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi baik digunakan untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang yang berhubungan dengan proses mengatur

sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau

membandingkan suatu dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

5.2 Keuntungan Metode Demonstrasi

           Winarno Surakhmad (1990: 111-112) mengatakan bahwa terdapat keuntungan metode

demontrasi dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah :

a) Perhatian pelajar dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting.

b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan apabila dibandingkan  dengan

kegiatan ceramah  atau membaca buku karena pelajar memeroleh gambaran yang jelas

dari hasil pengamatan.

c) Bila pelajar turut aktif dalam eksperimen maka akan memeroleh pengalaman-

pengalaman  praktek untuk mengembangkan kecakapan dan pengakuan

serta pengharapan dari lingkungan sosialnya.

d) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada pengajar dapat dijawab lebih

teliti waktu proses demontrasi atau eksperimen.

5.3 Penggunaan Metode Demontrasi

Sudjana (2001: 157) menyatakan bahwa demontrasi akan tepat digunakan apabila:

a) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada pembinaan, perluasan, atau

pengembangan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik

b) Pendidik bermaksud membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses

atau peragaan hasil tertentu

c) Prgram belajar berkaitan dengan transformasi pengalaman praktis

d) Program belajar berkaitan dengan trasnsformasi praktisi dan ketrampilan tertentu

e) Pengorganisasian peserta didik terbatas sehingga  setiap kegiatan dilakukan paling

banyak oleh sekitar 20 orang

6

Page 7: Metode dan Model Pembelajaran di TK

f) Terdapat kebutuhan belajar dan sumber-sumber pendukung yang berkaitan dengan

penggunaan teknik demonstrasi

5.4 Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

I. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai;

a) Pendidik, bersama peserta didik, menyusun bahan belajar untuk didemontrasikan;

b) Pendidik, bersama peserta didik, menyiapkan fasilitas belajar dan alat-alat bantu yang

diperlukan.

II. Pada saat pembelajaran di mulai;

a) Pendidik menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik demonstrasi serta motivasi

peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran;

b) Pendidk memberi contoh dengan cara mendemonstrasikan proses atau hasil sesuatu

bagaimana tercantum dalam bahan belajar yang telah disusun;

c) Pendidik meminta peserta didik melakukan kembali demonstrasikan bahan belajar

telah mereka susun;

d) Peserta didik mendemontrasikan bahan belajar yang telah mereka susun;

e) Pendidik bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang timbul dalam kegiatan

pembelajaran.

III. Pada akhir kegiatan pembelajaran

Pada akhir kegiatan pembelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan penilaian

terhadap bahan belajar dan terhadap proses serta hasil penggunaan teknik ini.

           

6. Metode  Proyek

Metode proyek adalah cara memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam

sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan; salah satu

metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami

anak untuk melakukan kerja sama sepenuh hati.

Kegiatan proyek mempunyai makna penting bagi anak TK, antara lain:

Berkaitan dengan kehidupan anak sehari-hari yang dapat dihubungkan satu dengan yang

7

Page 8: Metode dan Model Pembelajaran di TK

lain dan dipadukan menjadi suatu hal yang menarik bagi anak, selain juga bersifat

fleksibel (Hildebrand, 1986: 380)

Di dalam kegiatan bersama, anak belajar mengatur diri sendiri untuk bekerja sama

dengan teman dalam memecahkan suatu masalah

Dalam kegiatan proyek, pengalaman akan sangat bermakna bagi anak. Misalnya,

pengalaman siswa dalam melipat kertas akan menjadi sangat bermakna untuk membuat

hiasan dinding dalam rangka menyiapkan ruangan untuk suatu pesta

Kegiatan proyek mempunyai dampak dalam pengembangan etos kerja, etos waktu dan

etos lingkungan

Berlatih untuk berprakarsa dan bertanggung jawab

Berlatih menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas dan kreatif.

Oleh karena itu, metode proyek merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pemecahan

bersama masalah yang mempunyai nilai praktis yang sangat penting bagi pengembangan pribadi

anak, serta mengembangkan keterampilan menjalani kehidupan sehari-hari. Metode proyek

merupakan salah satu dari metode yang cocok bagi pengembangan terutama dimensi kognitif,

sosial motorik, kreatif, dan emosional anak TK.

7. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk

melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru. Dengan pemberian tugas, anak dapat

melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikan sampai tuntas. Tugas dapat diberikan

secara kelompok atau perorangan (Kurikulum Taman Kanak-Kanak, 1986: 10).

Pemberian tugas mempunyai makna penting bagi anak TK, antara lain karena:

Pemberian tugas secara lisan akan member kesempatan pada anak untuk melatih persepsi

pendengaran mereka. Jadi meningkatkan kemampuan bahasa reseptif

Pemberian tugas melatih anak untuk memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu

Pemberian tugas dapat membangun motivasi anak

8

Page 9: Metode dan Model Pembelajaran di TK

BAB II

MODEL PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK – KANAK

I. PENGERTIAN

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses

rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam

pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen

model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema,

langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.

Penyusunan model pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) didasarkan pada silabus yang

dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan (SKM), dan satuan

kegiatan harian (SKH). Dengan demikian, model pembelajaran merupakan gambaran konkret

yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan kegiatan harian. Ada beberapa model

pembelajaran yang dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak, diantaranya adalah model

pembelajaran klasikal, model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengamanan, model

pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, model pembelajaran area dan model

pembelajaran berdasarkan sentra. Model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan

langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal/pendahuluan,

kegiatan inti, istirahat/makan, kegiatan akhir atau penutup.

Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan

untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai kompetnsi dasar yang

harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan

partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan

konfirmasi.

Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa menyimpulkan, umpan balik, dan tindak

lanjut.

9

Page 10: Metode dan Model Pembelajaran di TK

Akan tetapi dalam pengelolaan kelas tiap jenis model pembelajaran yang akan dilakukan

adalah berbeda karena harus menyesuaikan dengan model pembelajaran dan tema untuk hari itu.

II. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

Beberapa model pembelajaran yang diterapkan di Taman Kanak-Kanak diantaranya, adalah:

1. Model Pembelajaran Klasikal

Model pembelajaran klasikal merupakan kegiatan pembelajaran yang tergolong efisien.

Pembelajaran klasikal ini memberi arti bahwa kegiatan seorang guru atau kegiatan terpusat pada

guru (teacher-centered), yaitu mengelola kelas dan mengelola pembelajaran. Pengelolaan kelas

dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan

pemebelajaran secara baik dan menyenangkan yang dilakukan di dalam kelas bersama sejumlah

peserta didik yang dibimbing oleh seorang guru.

Dalam hal ini, guru dituntut kemampuannya menggunakan teknik-teknik penguatan dalam

pembelajaran agar ketertiban belajar dapat diwujudkan. Pengajaran klasikal dirasa lebih sesuai

dengan kurikulum yang seragam, yang dinilai melalui ujian seragam pula. J.H. Pestelozzi (1746-

1827) memopulerkan pengajaran klasikal ini sebagai pengganti pangajaran individual oleh

seorang tutor. Pembelajaran klasikal merupakan keharusan dalam menghadapi jumlah murid

yang banyak membanjiri sekolah sebagai akibat dari demokrasi, industrialisasi, pemerataan

pendidikan dan kewajiban belajar setiap warga negara.

Konsekuensi dari pembelajaran klasikal, buku pelajaran yang diterbitkan oleh pemerintah

harus seragam. Buku-buku lain boleh digunakan asalkan mengacu pada kurikulum yang

diterbitkan oleh pemerintah.

Patalozzi (1746 - 1827) sebagai tokoh yang melahirkan gagasan-gagasan besar tentang

pendidikan antara lain:

(1) mendemokrasikan pendidikan dengan menyatakan hak mutlak dari setiap anak untuk

mengenbangkan potensi drinya sepenuhnya;

(2) memposisikan antara teori dan praktek pendidikan harus didasarkqan pada psikologi

individu manusia;

10

Page 11: Metode dan Model Pembelajaran di TK

(3) mendasarkan pendidikan pada perkembangan organik daripada pemindahan gagasan-

gagasan;

(4) pendidikan mulai dengan persepsi tentang objek-objek yang konkrit, pembentukan

tindakan-tindakan yang konkrit, dan pengalaman terhadap respon-respon emosional yang aktual,

(5) perkembangan adalah sebuah pembangunan potensi secara beransur-ansur. Setiap bentuk

pengajaran harus dilakukan dengan perlahan-lahan, melalui perjalanan yang yang sesuai dengan

perkembangan kemampuan dari peserta didik;

(6) perasaan-perasaan keagamaan dibentuk mendahului dari kata-kata atau simbol-simbol

yang dimiliki peserta didik;

(7) perlu ada pandangan yang revolusioner tentang disiplin yang didasarkan pada kemauan

baik dan kerjasama antar peserta didik dan pendidik; dan

(8) diperlukan alat baru dalam pendidikan guru dan studi tentang pendidikan sebagai sebuah

ilmu.

Pendapat Pestalozzi tersebut implementasinya dalam pendidikan dilakukan dalam

pembelajaran klasikal jangan sampai merugikan kepentingan peserta didik sebagai individu

dalam belajar, hal yang diperhatikan adalah kelas sebagai keseluruhan, guru harus menyesuaikan

pengajarannya dengan kemampuan rata-rata peserta didik, akibatnya terpaksa menghambat

kemajuan peserta didik yang cepat serta mengabaikan peserta didik yang lambat. Pengajaran

klasikal ini ini cenderung menempatkan peserta didik pada posisi yang pasif.

Penerapan model pembelajaran klasikal ini dimaksudkan untuk melaksanakan unsur

perbedaan perseorangan dengan tetap menghargai tugas-tugas bersama dan hak-hak orang lain.

Model ini memberikan metode langsung untuk mengelola suasana pengajaran atau

”Instruksional Setting” dan untuk mengorganisasikan peserta didik agar dapat bertanggung

jawab atas situasi kelas dalam proses pembelajaran. Model ini sering disebut dengan ”Classroom

Management Model”. Model ini memiliki karakteristik yang memberikan suasana belajar

individual dan kelompok, serta pencapaian keterampilan sosial.

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Kelompok dengan Kegiatan Pengamanan

Dalam pembelajaran ini anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok

melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu pertemuan anak harus menyelesaikan 2–3

11

Page 12: Metode dan Model Pembelajaran di TK

kegiatan secara bergantian. Bila ada anak yang sudah menyelesaikan tugas lebih cepat, maka

anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain di kelompok yang tersedia tempat. Kalau tidak ada

tempat anak dapat bermain di kegiatan pengaman. Kegiatan pengaman disediakan alat-alat yang

bervariasi, sering diganti sesuai dengan tema/ subtema.

2.1 Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik

yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian

pembelajaran yang optimal. Untuk itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas

adalah :

Penataan perabotan di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan. Pengelompokan meja dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan

sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada

waktu mengikuti kegiatan anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di

tikar/karpet.

Dinding dapat digunakan untuk menempelkan sarana yang dipergunakan sebagai sumber

belajar dan hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehinggah dapat

mengganggu perhatian anak.

Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya

sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian,

tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan

sebagainya.

Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi

apabila diperlukan oleh peserta didik.

2.2 Langkah Langkah Kegiatan

Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kelompok dengan kegiatan

pengaman menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan pendahuluan

Kegiatan inti

12

Page 13: Metode dan Model Pembelajaran di TK

Istirahat/makan

Penutup

2.3 Penilaian

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru mencatat segala hal yang terjadi baik

terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan

guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian.

3. Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut - Sudut Kegiatan

Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, langkah-langkah pembelajaran

hampir sama dengan model area, hanya sudut-sudut kegiatan merupakan pusat kegiatan. Jumlah

sudut yang digunakan dalam satu hari bersifat luwes sesuai dengan program yang direncanakan

dengan kisaran 2-5 sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan 1 sudut lebih dari 1 kegiatan,

alat-alat kegiatan yang disediakan lebih bervariasi, sering diganti sesuai dengan tema dan

subtema. Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah :

Sudut Ketuhanan

Sudut Keluarga

Sudut Alam Sekitar dan pengetahuan

Sudut Pembangunan

Sudut Kebudayaan

Pada waktu kegiatan disudut berlangsung, guru tidak hanya berada di salah satu sudut saja,

tetapi juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan atau mengalami

kesulitan.

3.1 Pengelolaan Kelas

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran

berdasarkan sudut-sudut kegiatan adalah :

Pengaturan alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursi, dan luasnya

ruangan, disesuaikan denga kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya pada sudut-

13

Page 14: Metode dan Model Pembelajaran di TK

sudut kegiatan.

Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang di papan atau dinding ruangan.

Hasil karya anak, dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai portofolio.

Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan sedemikian

rupa sehingga dapat melatih anak pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian,

tanggung jawab dan sebagainnya.

3.2 Langkah Langkah Kegiatan

Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan awal

Kegiatan inti

Istirahat/makan

Kegiatan Akhir

3.3 Penilaian

Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran ini sama dengan penilaian pada model

pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman, yaitu selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun

terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan

bagi keperluan penilaian.

4. Model Pembelajaran Berdasarkan Area

Model pembelajaran ini lebih memberikan kesempatan kepada anak dalam memilih/

menentukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran ini untuk memenuhi

kebutuhan anak dan menghormati keberagaman budaya serta menekankan pada pengalaman

belajar bagi setiap anak, membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di

dalam area-area yang disiapkan dan keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran area menggunakan sepuluh area, yaitu :

14

Page 15: Metode dan Model Pembelajaran di TK

Area agama

Area balok

Area berhitung/matematika

Area IPA

Area musik

Area bahasa

Area membaca dan menulis

Area drama

Area pasir/air

Area seni dan motorik

4.1 Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik,

pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan guru. Untuk itu, hal-hal yang diperlukan dalam

pengelolaan kelas adalah:

Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari

itu.

Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai

dengan alat yang digunakan.

Pengaturan area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat

menberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.

Guru memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka

melakukan kegiatan di area.

4.2 Langkah Langkah Kegiatan

Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan area menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan awal (Individu)

Kegiatan inti (Individual di area)

Istirahat/makan

15

Page 16: Metode dan Model Pembelajaran di TK

Kegiatan Akhir

4.3 Penilaian

Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area pada hakekatnya tidak berbeda

dengan model-model pembelajaran sebelumnya karena selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik

maupun program kegiatannya sebagai dasar keperluan penilaian.

5. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra

Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra adalah pendidikan pembelajaran dalam proses

pembelajaran dilakukan di dalam lingkaran dan sentra bermain. Guru bersama anak duduk

dengan posisi melingkar dan saat dalam lingkaran, guru memberikan pijakan pada anak sebelum

dan sesudah bermain. Sentra bermain merupakan area/ zona bermain anak yang di lengkapi alat

bermain, berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh

potensi dasar anak dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Dalam membuka

sentra setiap hari disesuaikan dengan jumlah kelompok setiap TK. Pembelajaran sentra

dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus pada satu kelompok usia TK

dalam satu kegiatan di satu sentra kegiatan.

Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain : bermain sensori

motor/ fungsional, bermain peran, bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).

Bermain sensorimotor: permainan menangkap rangsangan melalui penginderaan dan

menghasilkan gerakan sebagai reaksi. Anak belajar melalui pancaindera dan hubungan

fisik dengan lingkungan mereka. Misal : menakar air, meremas kertas bekas,

menggunting, dan lain-lain.

Bermain peran: bermain peran makro (besar), bermain peran mikro (kecil), bermain

simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi (bermain drama), bermain dengan benda untuk

membantu menghadirkan konsep yang telah dimiliki.

Bermain konstruktif: menunjukkan pemikiran, ide dan gagasan menjadi karya nyata.

Bermain konstruktif sifat cair (air, pasir, spidol dan lain-lain) dan bermain konstruktif

16

Page 17: Metode dan Model Pembelajaran di TK

sifat padat (balok-balok, lego, dan lain-lain)

5.1 Model Pembelajaran berdasarkan Sentra

Sentra bermain terdiri dari :

Sentra bahan alam dan sains.

Bahan-bahan yang diperlukan disentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-

bijian, dan lain-lain. Alat yang digunkan diantaranya sekop, corong, ember, dan lain-lain

Sentra balok.

Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan

tektur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun / menggunakan balok,

mengembangkan kemampuan logika matematika / berhitung permulaan, kemampuan

berpikir dan memecahkan masalah

Sentra seni.

Bahan-bahan yang diperlukan diarea ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting,

kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan / gambar, sentra seni

memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan

pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode

proyek.

Sentra bermain peran.

Sentra bermain peran terdiri dari, sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak

sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya, menggunakan boneka maket meja

kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari

kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan

memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda untuk bermain peran

tergantung dari minat anak pada saat itu, misal, tema “keluarga” dengan alat-alat yang

dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain.

Sentra Persiapan.

Bahan yang ada pada sentra ini adalah, buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka

dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap-cakap dan persiapan menulis,

17

Page 18: Metode dan Model Pembelajaran di TK

berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis

permulaan serta berhitung permulaan mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan

otot halus, kordinasi mata tangan, belajar ketrampilan sosial (berbagi, bernegosiasi dan

memecahkan masalah).

Sentra agama.

Bahan-bahan yang disiapkan adalah maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-

gambar, buku-buku cerita keagamaan dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan

adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu

diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak

Sentra musik.

Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya : botol beling/kaca, tempurung

kelapa, rebana, tutup botol, triangle dan lain-lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk

memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh,

bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman, pengetahuan anak tentang

irama, berirama (ketukan) dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan mengguna kan

alat-alat musik yang mendukung misalnya ; pianika, piano, rebana dll.

5.2 Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas model pembelajaran sentra meliputi pengelolaan secara klasikal,

kelompok, dan individu. Pada saat kegiatan pembukaan, saat kegiatan penutup, dan saat makan

bersama, guru menggunakan pengelolaan secara klasikal, tetapi pada saat kegiatan inti

menggunakan pengelolaan secara kelompok atau individual. Untuk itu, hal-hal yang dilakukan

oleh guru adalah sebagai berikut :

Sentra bermain dirancang dan direncanakan sehingga semua peserta didik dapat

mengikuti kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.

Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan sentra-sentra yang diperlukan hari itu.

Jumlah dari kegiatan dan ragam kesempatan masing-masing sentra sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan dan jumlah anak.

18

Page 19: Metode dan Model Pembelajaran di TK

Ada kesesuaian antara pijakan, sentra dan alat yang akan dipergunakan dalam

pembelajaran.

5.3 Langkah Langkah Kegiatan

Penataan lingkungan bermain

Kegiatan sebelum masuk kelas/penyambutan anak

Pembukaan/pengalaman gerakan kasar

Transisi

Kegiatan inti

Makan bersama

Kegiatan penutup

5.4 Penilaian

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru mencatat segala hal yang terjadi baik

terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan

guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian. Setiap semester, hasil laporan

perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara lisan dan tulisan rapor dalam bentuk

narasi.

19

Page 20: Metode dan Model Pembelajaran di TK

BAB III

KESIMPULAN

Metode pembelajaran  adalah  metode yang digunakan guru dalam  mengajar dan salah satu

kunci pokok  keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Pemilihan metode

yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan pembelajaran. Terdapat tujuh metode

pembelajaran yang pada umumnya digunakan di Taman Kanak-Kanak, yaitu metode bermain,

metode bercerita, metode bercakap-cakap, metode karyawisata, metode demonstrasi, metode

proyek, dan metode pemberian tugas.

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses

rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam

pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen

model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema,

langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi. Beberapa model

pembelajaran yang dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak, diantaranya adalah model

pembelajaran klasikal, model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengamanan, model

pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, model pembelajaran area dan model

pembelajaran berdasarkan sentra. Model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan

langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal/pendahuluan,

kegiatan inti, istirahat/makan, kegiatan akhir atau penutup.

20

Page 21: Metode dan Model Pembelajaran di TK

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Haryati, Titik.2011. Metode-Metode Pembelajaran di TK, diakses 4 Januari 2013, available

at: http://titikhariyati.blogspot.com/2011/07/metode-metode-pembelajaran-di-tk.html

Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan VII.

Jakarta: Bumi Aksara.

R., Moeslihatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Cetakan V. Bandung: Alfabeta.

Suliyem. Metode Pembelajaran di TK, diakses 4 Januari 2013, available at:

http://aba2cepu.sch.id/kurikulum/metode-pengelolaan-dan-model-pembelajaran/

21