Metode Champion

39
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS PADA PT. GLOBAL ENGINEERING TECHNOLOGY JAKARTA Mahasiswa : Umi Maria Ulfa Dosen Pembimbing : Dr. H. Sudarno, M.Si, Akt Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah sistem pengeluaran kas pada perusahaan yang telah dilaksanakan selama ini telah dilaksanakan secara memadai atau belum, dan juga menurut manajemen perusahaan dari periode tahun 2009 sampai sekarang perusahaan belum pernah melakukan evaluasi atas sistem pengeluaran kas, oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi sistem pengeluaran kas perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah bukti kas keluar selama periode 1 Januari – 31 Desember 2009. Sampel penelitian adalah 100 buah bukti kas keluar yang diambil secara acak dari populasi sebanyak 208 buah bukti kas keluar dengan menggunakan alat bantu Microsoft Excel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang bertujuan untuk menguji sejauh mana efektifitas sistem pengendalian intern perusahaan dan analisis kuantitatif dalam penelitian ini dalam bentuk pengujian pengendalian yaitu dengan menggunakan metode Attribute Sampling. Attribute Sampling memilih secara acak dari seluruh anggota populasi, dengan alat kuantitatif memakai metode Fixed-Sample-Size-Attribute Sampling. Hasil penelitian dengan analisis kualitatif dari jawaban kuesioner menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada perusahaan sudah efektif. Sedangkan analisis kuantitatif dengan melakukan pengujian pengendalian menggunakan metode Fixed-Sample-Size-Attribute Sampling didapat hasil pemeriksaan bahwa AUPL sebesar 4% dengan DUPL sebesar 5%, yang berarti AUPL < DUPL sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern perusahaan dikatakan efektif. Kata kunci : Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi, Pengeluaran Kas. 1. PENDAHULUAN Penerapan sistem akuntansi dalam sebuah perusahaan dapat mengoptimalkan biaya operasional yang dikeluarkan dan dapat mengefektifkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Salah satu sistem akuntansi yang digunakan 1

description

Metode Champion

Transcript of Metode Champion

Page 1: Metode Champion

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS

PADA PT. GLOBAL ENGINEERING TECHNOLOGY JAKARTA

Mahasiswa : Umi Maria Ulfa

Dosen Pembimbing : Dr. H. Sudarno, M.Si, Akt

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah sistem pengeluaran

kas pada perusahaan yang telah dilaksanakan selama ini telah dilaksanakan secara memadai atau belum, dan juga menurut manajemen perusahaan dari periode tahun 2009 sampai sekarang perusahaan belum pernah melakukan evaluasi atas sistem pengeluaran kas, oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi sistem pengeluaran kas perusahaan.

Sampel dalam penelitian ini adalah bukti kas keluar selama periode 1 Januari – 31 Desember 2009. Sampel penelitian adalah 100 buah bukti kas keluar yang diambil secara acak dari populasi sebanyak 208 buah bukti kas keluar dengan menggunakan alat bantu Microsoft Excel.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang bertujuan untuk menguji sejauh mana efektifitas sistem pengendalian intern perusahaan dan analisis kuantitatif dalam penelitian ini dalam bentuk pengujian pengendalian yaitu dengan menggunakan metode Attribute Sampling. Attribute Sampling memilih secara acak dari seluruh anggota populasi, dengan alat kuantitatif memakai metode Fixed-Sample-Size-Attribute Sampling.

Hasil penelitian dengan analisis kualitatif dari jawaban kuesioner menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada perusahaan sudah efektif. Sedangkan analisis kuantitatif dengan melakukan pengujian pengendalian menggunakan metode Fixed-Sample-Size-Attribute Sampling didapat hasil pemeriksaan bahwa AUPL sebesar 4% dengan DUPL sebesar 5%, yang berarti AUPL < DUPL sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern perusahaan dikatakan efektif.

Kata kunci : Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi, Pengeluaran Kas.

1. PENDAHULUAN

Penerapan sistem akuntansi dalam sebuah perusahaan dapat

mengoptimalkan biaya operasional yang dikeluarkan dan dapat mengefektifkan

jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Salah satu sistem akuntansi yang digunakan

1

Page 2: Metode Champion

oleh perusahaan adalah sistem pengeluaran kas. Sistem ini menangani

pengeluaran kas yang terjadi secara rutin pada sebuah perusahaan. Penerapan

sistem pengeluaran kas pada perusahaan sangatlah penting, mengingat kas adalah

aset yang mudah berubah dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas

merupakan alat pembayaran yang bebas dan selalu siap sedia untuk digunakan.

Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan hampir

setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan

komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasional perusahaan.

Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan

pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi

penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan

yang ketat terhadap fungsi-fungsi pengeluaran kas. Tanpa adanya pengendalian

intern akan mudah terjadi penggelapan uang kas.

Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, manajemen harus

menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab

untuk tugas yang diberikan padanya. Apabila perumusan tanggung jawab tidak

jelas dan terjadi suatu kesalahan, maka akan sulit untuk mencari siapa yang

bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-

prosedur yang memadai untuk melindungi pengeluaran kas. Dalam merancang

prosedur-prosedur tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok

pengendalian intern. Pertama, harus terdapat pemisahan tugas secara tepat,

sehingga petugas yang bertanggungjawab menangani transaksi kas dan

menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatat transaksi kas. Kedua,

semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara harian.

Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek,

kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk

menggunakan uang tunai, yaitu melalui kas kecil.

Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka semua pengeluaran kas harus

dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya

2

Page 3: Metode Champion

kecil dapat dilakukan melalui kas kecil. Jika kewenangan untuk menandatangani

cek didelegasikan kepada seorang pegawai yang ditunjuk, maka pegawai tersebut

tidak diperkenankan untuk melakukan pencatatan transaksi kas. Hal ini untuk

mencegah adanya kecurangan dalam pengeluaran kas yang tidak nampak dalam

catatan akuntansi.

Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda-

beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Hal ini tergantung

pada berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan, jumlah karyawan, sumber-

sumber kas, dan sebagainya.

Objek penelitian pada penulisan skripsi ini adalah PT. Global Engineering

Technologi Jakarta. Adapun aktivitas transaksi perusahaan meliputi penerimaan

kas dan pengeluaran kas. Dalam menjalankan aktivitas transaksi perusahaan

tersebut sudah ada pemisahan fungsi. Pengeluaran kas merupakan transaksi

perusahaan yang paling banyak terjadi di perusahaan sehingga perlu adanya

pengawasan dan pengendalian intern meskipun sudah ada pemisahan fungsi.

Sistem pengeluaran kas pada perusahaan dilakukan dengan cek dan untuk

pengeluaran kas jumlahnya relatif kecil kurang dari Rp. 1.000.000,00 dilakukan

melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan sistem imprest. Oleh karena

itu, penulis tertarik untuk mengevaluasi sistem pengeluaran kas perusahaan

apakah sudah dilaksanakan secara efektif/efisien atau tidak.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pengendalian Intern

Menurut SA Seksi 319 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu

proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang

didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga

golongan berikut ini :

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

3. Efektifitas dan efisiensi anggaran

3

Page 4: Metode Champion

Definisi Internal Control menurut Statement on Auditing Standard (SAS

No. 78;1) yang dikutip dari buku Jerry R Strawser, Robert H Strawser (2001:5-

3) adalah sebagai berikut:

”Internal Control is a process-effected by an entity’s board of directrors, management, and other personal-designed to provide reasonable assurance regarding the echievement of objectives in the following categories :

1. Reliability of financial reporting; 2. Effectiveness and Efficiency of operations, and; 3. Compliance with applicable laws and regulations.”

Sedangkan pengertian pengendalian menurut Arens, J.Elder and Mark S.

Beasley (2003:295) adalah sebagai berikut :

” A process designed to provide reasonable assurance regarding the echievement of management objective in the following categories:

1. Reliability of financial reporting; 2. Effectiveness and Efficiency of operational, and; 3. Compliance with applicable laws and regulations."

Sedangkan Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan

untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksaan

manajemen.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukan di atas, bahwa perusahaan

menginginkan tercapainya tujuan tersebut dan untuk mencapainya diperlukan

pengendalian intern. Pengendalian intern merupakan alat untuk meletakkan

kepercayaan auditor mengenai bebasnya laporan keuangan dari kemungkinan

kesalahan dan kecurangan. Perusahaan berusaha untuk membuat struktur

pengendalian intern dengan baik, melaksanakan, dan mengawasinya agar

efektivitas perusahaan bisa tercapai, pengendalian intern yang baik akan

menjamin ketelitian data akuntansi yang dihasilkan sehingga data tersebut dapat

dipercaya.

Pengendalian intern mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan

dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan, dan meningkatkan

4

Page 5: Metode Champion

efektivitas dari seluruh anggota perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Secara lengkap Arens dan Loebbecke (2000:271) mengemukakan tujuan

pengendalian intern sebagai berikut:

“ Management typically has the following three concern, or board objectives, in designing on control system:

1. Reliability of financial reporting 2. Effeciency and effectiveness of operations 3. Compliance with applicable laws and regulations.”

Pengendalian intern disusun berdasarkan tujuan untuk memberikan

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Manajemen merancang

sistem pengendalian intern yang efektif dengan empat tujuan pokok berikut ini :

(Mulyadi, 2001)

1. Menjaga harta kekayaan perusahaan

Bila sistem pengendalian intern berjalan dengan baik maka akan dapat

mengantisipasi terjadinya kecurangan, pemborosan, ketidakefisienan, dan

penyalahgunaan terhadap aktiva perusahaan.

2. Mengecek keakuratan data akuntansi

Keandalan data / informasi akuntansi digunakan oleh manajemen dalam

pengambilan keputusan untuk meningkatkan ketelitian dan dapat

dipercayanya data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi

Kebijakan perusahaan mampu memberikan manfaat tertentu dengan

memantau setiap pengorbanan yang telah dikeluarkan guna mendapatkan

hasil yang sebaik – baiknya.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Untuk mencapai tujuan perusahaan maka kebijakan, prosedur, sistem

pengendalian intern yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang

memadai bahwa kebijakan, prosedur yang ditetapkan perusahaan akan

dipatuhi oleh seluruh karyawan.

5

Page 6: Metode Champion

Suatu sistem terdiri dari sub-sub sistem atau unsure pembentuk sistem

yang saling berhubungan dan saling ketergantungan bahkan mungkin saja dapat

mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Begitu juga suatu pengendalian intern

yang memadai harus terdiri dari unsur-unsur yang membentuk pengendalian

intern tersebut.

Unsur pengendalian intern menurut Arens and Loebbecke (2000:292)

adalah sebagai berikut:

“1. The control environment; 1. Risk assessment; 2. Control Activities; 3. Monitoring.”

Dari uraian tujuan sistem pengendalian intern yang telah dijelaskan diatas,

maka unsur pengendalian intern terdiri dari lima unsur menurut Mulyadi (2002 :

183 – 195), yaitu :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

Struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari

pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi

tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur

pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak

diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam

6

Page 7: Metode Champion

pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam

menciptakan praktek yang sehat adalah :

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggung jawabkan.

b. Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terleh dahulu

kepada pihak yang akan diperiksa.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

orang atau satu unit organisasi, tanpa adanya campur tangan orang atau

organisasi lain.

d. Perputaran jabatan untuk menghindari terjadinya persengkongkolan.

e. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.

f. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas

unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain, unit organisasi ini

disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi prosedur

pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktek

yang sehat, semua sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten dan dapat dipercaya, cara

berikut ini dapat ditempuh :

a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut

pekerjaannya.

b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

Sistem pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas

merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan

oleh entitas. Sebelum auditor memelakukan pemeriksaan terhadap laporan

keuangan diwajibkan atasnya untuk memahami struktur pengendalian intern

entitas, hal ini sesuai dengan standar pekerjaan lapangan kedua yang berbunyi

sebagai berikut :

7

Page 8: Metode Champion

“ Pemahaman memadai atas sistem pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan “. (Mulyadi, 2002)

Standar auditing kedua mewajibkan auditor mengumpulkan informasi

tentang sistem pengendalian intern dan menggunakan informasi tersebut sebagai

dasar perencanaan audit. Dalam memperoleh pemahaman atas sistem

pengendalian intern, auditor menggunakan tiga macam prosedur audit berikut ini:

1. Mewawancarai karyawan perusahaan yang berkaitan dengan unsur sistem

pengendalian,

2. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan,

3. Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan.

Informasi yang dikumpulkan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur audit

tersebut diatas adalah :

1. Rancangan berbagai kebijkan dan prosedur dalam tiap - tiap unsur

pengendalian.

2. Apakah kebijakan dan prosedur tersebut benar – benar dilaksanakan.

Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat

memberikan bukti langsung tentang salah saji material dalam asersi mengenai

saldo atau golongan transaksi tertentu. Kategori – kategori prosedur pengendalian

intern mencakup pengendalian terhadap catatan kegiatan operasional dari harta/

kekayaan perusahaan. Arens dan Loebbecke (2000) menyebutkan bahwa

prosedur pengendalian intern terdiri dari 5 kategori, yaitu :

1. Pemisahan tugas yang cukup

Pemisahan tugas ini pada pinsipnya adalah :

• Pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dengan fungsi akuntansi,

• Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva yang

bersangkutan,

• Pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi akuntansi.

2. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas

Didalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari

yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi.

8

Page 9: Metode Champion

3. Dokumen dan catatan yang memadai

Didalam organisasi harus dibuat prosedur otorisasi atas terlaksananya setiap

transaksi, dengan formulir sebagai medianya. Penggunaan formulir ini harus

diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Prosedur

pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam didalam formulir

dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat keandalan dan ketelitian yang

tinggi. Prosedur ini akan menghasilkan informasi yang dapat diandalkan oleh

perusahaan. Unsur pengendalaian yang diperhatikan, yaitu :

• Perancangan dokumen bernomor urut tercetak,

• Pencatatan transaksi harus dilakukan pada saat transaksi terjadi atau

segera setalah transaksi terjadi,

• Perancangan dokumen dan catatan harus cukup sederhana untuk

menjamin kemudahan dalam pemahaman terhadap dokumen dan catatan

tersebut,

• Sedapat mungkin dokumen dirancang untuk memenuhi berbagai

keperluan sekaligus,

• Perancangan dokumen dan catatan yang mendorong pengisian data yang

benar.

4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

Pengendalian fisik atas kekayaan catatan disini adalah dengan sarana

menyediakan kekayaan dan catatan fisik, misalnya gudang yang melindungi

kerusakan dan pencurian.

5. Pengecekan independen atas pelaksanaan

Pengecekan secara intensif perlu dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan

prosedur intern. Cara yang digunakan diantaranya adanya pemisahan tugas

antara fungsi transaksi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Pemisahan

tugas ini secara otomatis dapat menjadikan verifikasi independen terhadap

pelaksanaan suatu transaksi dalam setiap fungsi.

9

Page 10: Metode Champion

Auditor sangat berkepentingan dengan pengendalian untuk mencegah

kesalahan dalam laporan keuangan. Sasaran dalam pengendalian tersebut dapat

dibagi menjadi 5, yaitu :

1. Validitas transaksi yang dicatat adalah transaksi yang valid tidak fiktif,

2. Kelengkapan, bahwa semua transaksi yang valid telah benar – benar tercatat

semua,

3. Keabsahan pencatatan transaksi – transaksi telah dinilai, dievaluasi,

diklarifikasi, dicatat, dan diposting sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum,

4. Pengamanan aktiva dan dokumen agar dapat diakses hanya oleh pihak yang

sesuai dengan otorisasi manajemen,

5. Purna tanggung jawab, saldo yang tercatat atas setiap aktiva dan hutang

dengan wujud yang nyata dari setiap aktiva dan hutang. Pembandingan

tersebut harus dilakukan pada setiap selang waktu tertentu.

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat

untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan

uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi,

2001:543).

2.2. Pengujian Pengendalian Intern

Dalam memenuhi standar auditing kedua, auditor melaksanakan prosedur

pemahaman pengendalian intern dengan cara mengumpulkan informasi tentang

desain pengendalian intern dan informasi apakah desain tersebut dilaksanakan.

Disamping itu, pelaksanaan standar tersebut juga mengharuskan auditor

melakukan pengujian terhadap efektifitas pengendalian intern dalam mencapai

tujuan tertentu yang telah ditetapkan perusahaan. Pengujian ini disebut dengan

pengujian kepatuhan atau disebut dengan pengujian pengendalian (test of

control), ada dua macam pengujian yang dilakukan oleh auditor :

1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern

2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern

10

Page 11: Metode Champion

2.2.1. Pengujian Adanya Kepatuhan

Untuk menentukan apakah informsi mengenai pengendalian intern yang

dikumpulkan oleh auditor benar-benar ada, auditor melakukan dua macam

pengujian:

1. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu.

2. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.

2.2.2 Pengujian Tingkat Kepatuhan

Dalam pengujian terhadap pengendalian intern perusahaan, auditor tidak

hanya berkepentingan terhadap aksistensi unsur-unsur pengendalian intern namun

auditor juga berkepentingan terhadap tingkat kepatuhan klien tidak terhadap

pengendalian intern. Dalam pengujian tingkat kepatuhan klien terhadap

pengendalian intern, auditor dapat menempuh prosedur berikut ini :

1. Mengambil sampel bukti transaksi beserta dengan kelengkapan dokumen

pendukungnya dan kelengkapan tanda tangan pejabat yang berwenang.

Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan kepastian transaksi telah

mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang atas transaksi tersebut.

2. Melaksanakan pengujian bertujuan ganda ( purpose test ).

Yang merupakan kombinasi antara pengujian yang tujuannya menilai

efektivitas pengendalian intern (pengujian pengendalian) dan pengujian yang

tujuannya menilai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan.

Dalam pengumpulan bukti audit, auditor tidak mengumpulkan semua

bukti untuk merumuskan pendapatnya melainkan melakukan pengujian terhadap

karakteristik sebagian bukti untuk membuat kesimpulan mengenai karakteristik

seluruh bukti. Dalam melakukan pengujian terhadap karakteristik sebagian bukti

tersebut dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :

1. Melaksanakan Pengambilan Sampel 100%

Yaitu memeriksa semua bukti sampel yang digunakan, sehingga semua

anggota sampel merupakan bukti yang penting.

11

Page 12: Metode Champion

2. Melaksanakan Judgment Sampel

Yaitu memeriksa bukti berdasarkan pertimbangannya, sehingga semua

sampel yang masuk dalam pertimbangannya merupakan bukti yang penting.

3. Melakukan Representative Sampel

Yaitu melaksanakan pemeriksaan bukti secara acak dari seluruh anggota

populasi. Sehingga setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

4. Melakukan Statistical Sampel

Yaitu memeriksa bukti secara acak dari seluruh populasi dan menganalisis

hasil pemeriksaan tehadap anggota sampel secara matematis.

Dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap bukti audit cara yang paling

cocok digunakan oleh auditor adalah dengan menggunakan model statistical

sampling, karena dalam pemeriksaan ini auditor memilih anggota sampel secara

acak dari seluruh anggota populasi dan menganalisis hasil pemeriksaan terhadap

anggota sampel secara matematis. Statistical sampling sendiri dibagi menjadi dua

(Mulyadi, 2002) yaitu :

1. Attribute sampling (propotional sampling)

Digunakan dalam pengujian pengendalian, digunakan terutama untuk

menguji efektifitas sistem pengendalian intern.

2. Variable sampling

Digunakan untuk menguji nilai nominal rupiah yang tercantum dalam akun

atau digunakan dalam pengujian substantif.

Attribute Sampling dalam pengujian pengendalian digunakan terutama

untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern (dalam pengujian

pengendalian). Terdapat tiga model yang dapat digunakan dalam melakukan

audit dengan attribute sampling (Mulyadi, 2002) yaitu :

1. Fixed-Sampel-Size Attribute sampling.

Penggunaan model ini digunakan untuk memperkirakan presentase terjadinya

mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya dengan model ini auditor dapat

memperkirakan berapa persen bukti pengeluaran kas yang terdapat dalam

12

Page 13: Metode Champion

suatu populasi tidak terlampir dengan bukti pendukung yang lengkap. Model

ini tertutama digunakan jika dilakukan pengujian pengendalian suatu unsur

sistem pengendalian intern, dan diperkirakan akan dijumpai beberapa

penyimpangan penyimpangan atau kesalahan oleh auditor.

Berikut ini akan dijelaskan tahap penggunaan pungujian pengendalian

terhadap sistem pengeluaran kas, prosedur pengambilan sampelnya adalah

sebagai berikut:

a. Penentuan atribut yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas sistem

pengawasan intern.

Atribut adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang

membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam hubungannya

dengan pengujian pengendalian, atribut adalah penyimpangan dari atau

tidak adanya unsur tertentu dalam sistem pengendalian intern yang

seharusnya ada.

b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.

Populasi yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sekelompok transaksi

yang berupa dokumen pengeluaran kas, dalam hal ini dokumen

pengeluaran kas adalah bukti pengeluaran kas.

c. Penentuan besarnya sampel

Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi

tersebut diambil secara statistik. Dalam hal ini harus dipertimbangkan

faktor faktor berikut ini :

1. Penentuan tingkat keandalan (Reliability level) atau confidence

level atau disingkat R%.

Tingkat keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai

efektifitas pengendalian intern. Dalam pengujian pengendalian

umumnya auditor menggunakan tingkat keandalan atau R% = 90%,

95% dan 99%. Sebagai contoh, jika auditor memilih tingkat

keandalan dalam suatu sistem pengendalian intern R% = 95%

13

Page 14: Metode Champion

berarti auditor tersebut mempunyai resiko 5% untuk mempercayai

suatu sistem pengendalian intern yang sebenarnya tidak efektif.

2. Penaksiran presentase terjadinya atribut dalam populasi

Penaksiran ini didasarkan pada pengalaman auditor di masa lalu

atau dengan melakukan percobaan. Dalam hal jika auditor tidak

mempunyai pengalaman mengenai besarnya tingkat kesalahan

dalam suatu populasi, auditor tersebut dapat mengambil sebanyak

50 lembar sample. Jika terdapat satu kesalahan, maka tingkat

kesalahan dalam populasi adalah sebesar 2 % (1:50).

3. Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan (Desired Upper

Precision Limit atau DUPL).

4. Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk menentukan

besarnya sample (seperti tabel yang dapat dilihat di lampiran III)

yang merupakan tabel penentuan besarnya sampel untuk tingkat

keandalan 95%.

d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi

Setelah ditentukan besarnya sampel auditor dapat memilih anggota

sampel secara acak dari seluruh anggota populasi, sehingga setiap sampel

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel dalam

penelitian.

e. Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektifitas unsur sistem

pengendalian intern.

Sampel yang telah terpilih secara acak kemudian diperiksa atributnya, bila

dalam suatu pengambilan sampel ada penyimpangan dari sampel yang

diambil berarti merupakan suatu atribut. Kemudian auditor mencatat

berapa banyak jumlah atribut yang menyimpang dari prosedur atau aturan

yang telah ditetapkan perusahaan.

f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap anggota sampel.

Dengan tabel evaluasi hasil pemeriksaan R95% terhadap anggota sampel

(seperti dalam lampiran IV), auditor dapat menentukan berapa Achieved

14

Page 15: Metode Champion

Upper Precision Limit (AUPL). AUPL ini kemudian dibandingkan

dengan DUPL untuk menilai apakah unsur sistem pengendalian intern

tersebut efektif. Jika AUPL lebih rendah dari DUPL (AUPL<DUPL) atau

AUPL sama dengan DUPL (AUPL=DUPL), maka kesimpulan yang dapat

diambil dalam penelitian tersebut adalah adanya sistem pengendalian

intern yang efektif. Sedangkan Bila AUPL lebih besar dari DUPL

(AUPL>DUPL), maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penilitan

adalah adanya sistem pengendalian intern yang tidak atau kurang efektif.

3. METODE PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu data

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dikumpulkan untuk diambil kesimpulan

dalam penelitian ini. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem

pengendalian intern pengeluaran kas. Pada masing-masing pengujian dilakukan

pengujian terhadap :

• Pemisahan tugas yang cukup

• Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas

• Pengecekan independen atas pelaksanaan

• Dokumen dan catatan yang memadai

Pengujian terhadap hal faktor-faktor diatas dilakukan guna mendapatkan

hasil efektif atau tidaknya sistem pengendalian intern pada sistem pengeluaran

kas.

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data adalah informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran

tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis

menjadi fakta (Abdurrahmat Fathoni, 2006). Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a. Data Primer

Data primer merupakan data lapangan yang diperoleh langsung dari orang-

orang atau pelaku yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

15

Page 16: Metode Champion

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini juga diperlukan data sekunder yang berfungsi sebagai

pelengkap atau pendukung data primer.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan melalui interview (wawancara) dengan

melakukan tanya jawab langsung pada bagian keuangan, bagian kasa, bagian

otorisasi dan bagian akuntansi. Daftar pertanyaan yang dibuat dalam bentuk

kuesioner dengan skala pengukuran sederhana yang membutuhkan jawaban ya

atau tidak.

3.3. Metode Analisis

Dalam penelitian ini digunakan dua metode analisis data, yaitu

menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif :

a. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif merupakan proses analisa data yang tidak

memerlukan penyajian secara matematis dan sistematis namun bersifat

penjelasan berdasarkan landasan teori, pendapat, interpretasi terhadap data

tanggapan responden mengenai faktor-faktor sikap yang berhubungan

dengan sistem pengendalian intern terhadap pengeluaran kas. Jika jawaban

sebagian besar “ya” berarti pengendalian intern dapat diidentifikasikan baik,

sedangkan bila jawaban sebagian besar “tidak” berarti pengendalian intern

pada perusahaan dapat dikatakan lemah. Untuk keperluan interpretasi hasil

perhitunga persentase, Dean J. Champion (1990:302) mengemukakan

sebagai berikut:

“1. 0%-25% No association or low association (weak association); 1. 26%-50% Moderately low association (moderately association); 2. 51%-75% Moderately high association (moderately strong assocition); 3. 76%-100% High assocition (strong association) up to perfect

association.” b. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat

kuantitatif. Alat analisis yang bersifat kuantitatif adalah alat analisis yang

menggunakan model-model, seperti model matematika, model statistik dan

16

Page 17: Metode Champion

ekonometrik. Analisis data kuantitatif yang akan dilakukan yaitu dengan

menguji dokumen yang berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas

perusahaan, yang akan dianalisis dengan menggunakan attribute sampling

dengan model fixed-sample-size attribute sampling. Tahap-tahap dalam

pelaksanaan analisis ini yaitu sebagai berikut :

1. Penentuan atribut yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas sistem

pengawasan intern.

Sebelum melaksanakan pengambilan sampel, harus diketahui terlebih

dahulu atribut yang akan digunakan dalam pengujian pengendalian.

2. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.

Populasi yang akan diambil yaitu bukti kas keluar beserta dengan bukti

pendukung yang berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas.

3. Penentuan besarnya sampel

Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi

ada beberapa langkah sebagai berikut :

a. Menentukan dahulu tingkat keandalan (R%), yang dalam pengujian

ini menggunakan R=95% karena adanya kepercayaan dalam sistem

pengendalian intern perusahaan.

b. Menentukan tingkat kesalahan atau penaksiran presentase terjadinya

atribut dalam populasi.

c. Menentukan batas ketepatan atas yang diinginkan (Desired Upper

Precision Limit atau DUPL), dalam penelitian ini batas DUPL yang

digunakan adalah sebesar 5%.

d. Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk menentukan

besarnya sampel, dalam penelitian ini digunakan tabel penentuan

besarnya sampel dengan tingkat keandalan 95%. seperti dalam

lampiran III.

4. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi

17

Page 18: Metode Champion

Dalam tahap ini setelah jumlah sampel yang akan diambil diketahui,

kemudian melakukan pemilihan terhadap anggota sampel dari seluruh

anggota populasi yaitu secara acak.

5. Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektifitas unsur

sistem pengendalian intern.

6. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap anggota sampel.

Hasil evaluasi diketahui dengan menggunakan tabel evaluasi hasil

dengan tingkat keandalan sebesar 95% (seperti dalam lampiran VI).

Bila AUPL=DUPL atau AUPL<DUPL maka pengendalian intern dapat

dikatakan efektif dan sebaliknya, jika AUPL>DUPL maka

pengendalian intern dapat dikatakan tidak efektif.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian pada skripsi ini adalah

perusahaan engineering yang bergerak di bidang jasa konsultasi oil dan gas

dengan bentuk hukum perseroan terbatas Penanaman Modal Asing (PMA).

PT. Global Engineering Technology Jakarta menawarkan solusi inovatif untuk

layanan teknik seluruh dunia didukung dengan tim muda dan pengalaman yang

siap menghadapi segala tantangan. Sebagai organisasi pelayanan teknik yang

bekerja sama dengan klien dan pemerintah untuk jasa dalam proyek inti atau

pemeliharaan di industri oil dan gas. Perusahaan ini berkantor dilokasi yang

sangat strategis yang merupakan jantung bisnis Ibukota tepatnya di Gedung

Setiabudi II Lantai 2 Ruang 201 B/C Jalan. HR. Rasuna Said Kav.62 Jakarta

Selatan, pertama kali didirikan pada tahun 2009 oleh seorang pengusaha swasta

yang bernama Lee Tae Jong. Adapun dasar pendirian sesuai dengan

perkembangan industrialisasi yang pada tahun itu sangat baik pertumbuhannya di

Indonesia.

18

Page 19: Metode Champion

4.2. Analisis dan Pembahasan

4.2.1. Pengujian Kualitatif Pengendalian Intern Pengeluaran Kas

Pemahaman terhadap sistem pengendalian intern adalah tahap pertama

yang dilakukan oleh auditor dalam melakukan audit, karena dalam sistem

pengendalian intern perusahaan dapat diketahui bagaimana keandalan informasi

yang diterapkan dalam perusahaan.

Pemahaman atas sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada PT.

Global Engineering Technology Jakarta dapat diketahui dalam jawaban kuesioner

pengendalian intern perusahaan. Selanjutnya akan dievaluasi dari pemahaman

atas sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada PT. Global Engineering

Technology Jakarta. Evaluasi yang akan dilakukan terhadap sistem pengendalian

intern meliputi : (1) Evaluasi terhadap struktur organisasi perusahaan, (2)

Evaluasi terhadap sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, (3) Evaluasi terhadap

praktek yang sehat, (4) Evaluasi terhadap karyawan sesuai dengan tugas dan

tanggung jawabnya. Pemahaman terhadap sistem pengedalian intern PT. Global

Engineering Technology Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Struktur Organisasi Perusahaan

a. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

b. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan

sendiri oleh bagian kassa sejak awal sampai akhir tanpa campur tangan

fungsi lain.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang..

b. Pembukuan dan penutupan rekening harus mendapatkan persetujuan dari

pejabat yang berwenang.

c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan

tertentu register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah

mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri

dengan dokumen pendukung lengkap .

19

Page 20: Metode Champion

3. Praktek Yang Sehat

a. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan

pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

b. Dokumen dasar dan dokumen pendukung pengeluaran kas harus dibubuhi

cap “lunas” oleh bagian kassa setelah transaksi pengeluaran kas

dilakukan.

c. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan

informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh

fungsi pemeriksaan intern yang memerlukan fungsi yang tidak terlibat

dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

d. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan

penerima pembayaran atau dengan pemidahbukuan.

e. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil pengeluaran

ini dilakukan dengan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas

kecil yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.

f. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan

dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

g. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kassa.

4. Karyawan Sesuai Tugas dan Tanggung jawabnya

a. Setiap karyawan mempunyai pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya disetiap bagian perusahaan.

b. Adanya pelatihan bagi karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

di setiap bagian perusahaan, agar terjadi peningkatan mutu karyawan.

c. Perekrutan karyawan baru disesuaikan dengan latar belakang pendidikan

yang dibutuhkan disetiap bagian dalam perusahaan.

d. Perekrutan karyawan baru dimulai dengan masa percobaan kerja selama

tiga bulan dan pengangkatan karyawan baru ditentukan berdasarkan

hasil percoban yang telah dilalui, agar perusahaan mendapatkan

karyawan baru yang berkompeten sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya.

20

Page 21: Metode Champion

e. Perusahaan tidak memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi.

Secara garis besar pemahaman dan evaluasi dari sistem pengendalian

intern pengeluaran kas pada PT. Global Engineering Technology Jakarta yang

dilihat dari jawaban kuesioner yang ada sudah dijalankan dengan baik sesuai

dengan prosedur kebijakan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.

4.2.2. Pengujian Kuantitatif Pengendalian Intern Pengeluaran Kas

Pengujian pengendalian digunakan terutama untuk menguji efektifitas

sistem pengendalian intern, pengujian ini dilakukan terhadap dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas PT. Global Engineering

Technology. Untuk menyakini hasil evaluasi perlu adanya pengujian

pengendalian untuk memberikan keyakinan atas hasil evaluasi sistem

pengendalian intern tersebut. Model yang digunakan dalam pengujian

pengendalian ini adalah dengan model fixed-sample-size attribute sampling.

Tahap pelaksanaan pengujian pengendalian dengan model fixed-sample-size

attrubute sampling adalah sebagai berikut:

4.2.2.1.Penentuan Atribut Yang Akan Diperiksa

Atribut dari transaksi pengeluaran kas telah disesuaikan dengan prosedur

yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Atribut yang digunakan dalam

pengujian pengendalian ini adalah :

1. Kelengkapan dokumen pendukung yang sah.

2. Otorisasi pejabat yang berwenang.

3. Adanya ketepatan perhitungan dalam jumlah dan mata anggaran.

4. Telah dicatat ke dalam jurnal dan buku pembantu utang yang tepat.

4.2.2.2.Penentuan Populasi Yang Akan Diambil Sampelnya

Penentuan populasi yang akan dipilih untuk dijadikan sebagai sampel

dalam pengujian pengendalian ini adalah bukti transaksi pengeluaran kas selama

periode 1 Januari 2009 sampai dengan periode 31 Desember 2009. Selama

periode tersebut terdapat 208 bukti kas keluar, maka akan dilakukan penentuan

populasi yang akan diambil sampelnya.

21

Page 22: Metode Champion

4.2.2.3.Penentuan Besarnya Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari jumlah semua

populasi sebesar 208 bukti kas keluar selama periode 1 Januari sampai dengan 31

Desember 2009, sebelumnya akan dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

1. Penentuan Tingkat Keandalan (Reliability level) atau confidence level atau

disingkat R%.

Berdasarkan pemahaman dan evaluasi sebelumnya terhadap sistem

pengendalian intern pengeluaran kas PT. Global Engineering Technology

Jakarta diketahui bahwa sistem pengendalian intern telah berjalan dengan

baik, sehingga dalam penentuan tingkat keandalan (Reliability level) dipilih

sebesar R%=95%, yang berarti besarnya tingkat resiko dijumpai kesalahan

dalam atribut sampel tidak melebihi sebesar 5%.

2. Penaksiran Presentase Terjadinya Atribut Dalam Populasi.

Penaksiran besarnya presentasi terjadinya atribut dapat ditaksir berdasarkan

pengalaman audit tahun lalu, karena penulis tidak memiliki pengalaman

mengenai besarnya tingkat kesalahan dalam populasi maka dalam pengujian

pengendalian ini diambil sampel 50 bukti kas keluar secara acak dalam

populasi sebanyak 208 buah selama 1 Januari 2009 sampai dengan 31

Desember 2009. Dalam pemeriksaan terhadap 50 sampel secara acak

diketahui tidak ditemukan adanya atribut atau kesalahan. Karena besarnya

taksiran dengan menggunakan tabel penentuan besarnya sampel dengan

keandalan 95% (Mulyadi, 2002) tidak ada taksiran tingkat kesalahan

sebesar 0%, maka dalam penelitian ini diputuskan untuk diambil taksiran

sebesar 1%.

3. Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan (Desired Upper Precision

Limit atau DUPL).

Berdasarkan pertimbangan pemahaman dan evaluasi sistem pengendalian

intern transaksi pengeluaran kas PT. Global Engineering Technology Jakarta

dipilih tingkat keandalan (Reliability level) sebesar R=95%, dengan ini maka

22

Page 23: Metode Champion

ditetapkan DUPL (Desired Upper Precision Limit) sebesar 5% yang berarti

batas maksimum kesalahan yang dijumpai dalam sampel tidak melebihi 5%.

4. Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk menentukan besarnya

sampel.

Dengan menggunakan tabel penentuan besarnya sampel dengan tingkat

keadalan 95% dan taksiran kesalahan adalah sebesar 1%, maka dapat

diketahui bahwa besarnya sampel yang akan diambil dari populasi sebesar

208 buah yaitu sebanyak 100 buah sampel.

Tabel 1

Penentuan Besarnya Sampel dengan Tingkat Keandalan, 95%

Upper Precison Limit: Percent Rate of Occurrence, 95% Expected Percent Rate of

Occurrence 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,25 650 240 160 120 100 80 70 60 60 50

0,50 * 320 160 120 100 80 70 60 60 50

1,00 600 260 160 100 80 70 60 60 50

1,50 * 400 200 160 120 90 60 60 50

2,00 900 300 200 140 90 80 70 50

2,50 * 550 240 160 120 80 70 70

3,00 * 400 200 160 100 90 80

Sumber : Mulyadi, 2002

Jumlah sampel sebanyak 100 buah dapat diketahui dengan mempertemukan kolom Expected Percent Rate Of Occurrence dalam penelitian ini taksiran sebesar 1% dipertemukan dengan kolom Desired Upper Precision Limit (DUPL) sebesar 5%, maka ditemukan titik pertemuan kedua kolom tersebut pada angka sebesar 100.

4.2.2.4.Pemilihan Anggota Sampel Dari Seluruh Anggota Populasi

Setelah jumlah sampel yang akan diambil diketahui yaitu sebesar 100

buah sampel, pada langkah ini selanjutnya diambil sampel sebanyak 50 buah

sampel sebagai lanjutan dari langkah 4.2.6.3 yaitu mengambil dari anggota

23

Page 24: Metode Champion

populasi sejumlah 158 sampel bukti kas keluar. Pengambilan sampel dilakukan

secara acak dengan perbandingan proposional tiap bulan agar setiap anggota

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Setelah diketahui anggota populasi mana saja yang akan diambil sebagai sampel,

kemudian sampel yang telah diambil tersebut diberi nomor urut dan diurutkan

berdasar nomor terkecil untuk memudahkan dilakukan pemeriksaan adanya

atribut.

4.2.2.5.Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektifitas unsur

sistem pengendalian intern.

Setelah semua sampel sejumlah 50 buah bukti kas keluar diambil, langkah

berikutnya dilakukan pemeriksaan terhadap sampel satu persatu untuk mencari

adanya atribut untuk menguji efektifitas unsur pengendalian intern. Pemeriksaan

adanya atribut adalah sebagai berikut :

1. Kelengkapan dokumen pendukung yang sah.

Pengujian atribut ini dilakukan untuk menguji apakah pembuatan dokumen

pengeluaran kas telah melalui prosedur yang ditetapkan perusahaan dengan

didukung dengan dokumen pendukung yang sah. Dari pemeriksaan atas 50

buah sampel bukti kas keluar ada satu buah dokumen pengeluaran kas yang

tidak dilengkapi dengan bukti pendukung yang sah yaitu kuitansi, sehingga

dalam pemeriksaan 50 buah sampel bukti pengeluaran kas ditemukan adanya

penyimpangan.

2. Otorisasi pengeluaran kas oleh pejabat yang berwenang.

Pengujian terhadap atribut ini dilakukan dimaksudkan untuk menguji adanya

pelaksanaan prosedur otorisasi atas pengeluaran dari pejabat yang berwenang

memberikan otorisasi tersebut. Dari pemeriksaan terhadap 50 buah sampel

yang telah diperiksa, semua surat order telah mendapatkan otorisasi oleh

pejabat yang berwenang memberikan otorisasi tersebut. Sehingga dalam

pemeriksaan ini tidak dijumpai adanya penyimpangan.

3. Adanya ketepatan perhitungan dalam jumlah dan mata anggaran

24

Page 25: Metode Champion

Pengujian terhadap atribut ini dimaksudkan untuk menguji adanya ketepatan

perhitungan jumlah dan mata anggaran. Dari pemeriksaan. terhadap 50 buah

sampel yang telah diperiksa semua dokumen pengeluaran kas telah melalui

perhitungan dalam jumlah yang tepat, berarti dari 50 buah sampel yang

diperiksa tidak ditemukan adanya penyimpangan dari prosedur tersebut.

4. Telah dicatat ke dalam jurnal dan buku pembantu hutang yang tepat.

Pengujian terhadap atribut ini dimaksudkan untuk menguji prosedur

pencatatan pengeluaran kas ke dalam jurnal pengeluaran kas oleh bagian

akuntansi dan pencatatan hutang dengan account payable system oleh bagian

hutang. Dari pemeriksaan terhadap 50 buah sampel yang telah diperiksa

semua bukti kas keluar telah dicatat dalam jurnal yang tepat, berarti dari

pemeriksaan terhadap 50 buah sampel yang telah diperiksa tidak ditemukan

adanya atribut atau penyimpangan dari prosedur tersebut.

4.2.2.6.Evaluasi Hasil Pemeriksaan Terhadap Anggota Sampel.

Setelah pemeriksaan terhadap sampel untuk mencari adanya atribut-

atribut telah dicatat, kemudian tahap selanjutnya adalah dilakukan evaluasi

terhadap atribut yang ada untuk mengetahui presentasi adanya penyimpangan

yang ada. Dari pengujian terhadap 50 buah sampel bukti kas keluar, dari hasil

pemeriksaaan ditemukan adanya atribut atau adanya penyimpangan yaitu tidak

dilengkapi dengan bukti pendukung yang sah. Atribut yang ditemukan sebanyak

satu buah sampel bukti kas keluar tidak dilengkapi dengan bukti pendukung yang

sah yaitu No. BKK JV459-09/GET tidak dilengkapi kuitansi (kesalahan=1).

Dengan menggunakan tabel evaluasi hasil pemeriksaan sebesar R=95%

terhadap anggota sampel akan dapat menentukan berapa Achieved Upper

Precision Limit (AUPL). AUPL ini kemudian dibandingkan dengan Desired

Upper Precision Limit (DUPL), untuk menilai apakah unsur sistem pengendalian

intern pengeluaran kas yang dilaksanakan pada PT. Global Engineering

Technology Jakarta adalah efektif atau tidak. Besarnya Achieved Upper Precision

Limit (AUPL) dapat diketahui dengan menggunakan tabel evaluasi hasil

keandalan 95% berikut ini:

25

Page 26: Metode Champion

Tabel 2 Tabel Evaluasi Hasil: Keandalan, 95%

Number of Observed Occurrence Upper Precision Limit : Percent Rate of Occurrence

SS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 0 40 0 50 0 1 60 0 1 2 70 0 1 2 80 0 1 2 3 4 90 0 1 2 3 4 5 6

100 0 1 2 3 4

120 0 1 2 3 4 5 6

Sumber, Mulyadi, 2002

Dengan menggunakan tabel evaluasi hasil keandalan sebesar R=95%

diketahui Achieved Upper Precision Limit (AUPL) adalah sebesar 4%. AUPL

sebesar 4% didapat dari pemeriksaan terhadap sampel pengeluaran kas sebanyak

100 buah diketahui terdapat satu buah penyimpangan prosedur, dengan tabel

evaluasi hasil evaluasi sebesar R=95% kolom sampel sebanyak 100 buah

dipertemukan secara horisontal dengan jumlah adanya penyimpangan sebanyak

dua buah, kemudian dipertemukan secara vertikal keatas sehingga didapat kolom

Achieved Upper Precision Limit (AUPL) adalah sebesar 4%.

Berdasarkan pemahaman awal atas sistem pengendalian intern

pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Global Engineering Technology Jakarta

masih ada kelemahan yang ditemukan sehingga masih diperlukan adanya

perbaikan. Setelah dilakukan pengujian pengendalian pada bukti transaksi

pengeluaran ditemukan adanya Achieved Upper Precision Limit sebesar 4%

(AUPL=4%) yang berarti lebih kecil dari Desired Upper Precision Limit sebesar

5% (DUPL=5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern

terhadap pengeluaran kas perusahaan adalah baik dan efektif karena

26

Page 27: Metode Champion

AUPL<DUPL. Meskipun ditemukannya satu penyimpangan terhadap transaksi

pengeluaran kas yaitu tidak dilampiri dengan dokumen pendukung yang sah.

Maka perusahaan harus dapat mengevaluasi terhadap setiap transaksi pengeluaran

kas dengan memeriksa setiap kelengkapan dokumen transaksi yang bersangkutan.

Dengan demikian diharapkan pelaksanaan sistem pengendalian intern

pengeluaran kas dalam Global Engineering Technology Jakarta akan menjadi

lebih efektif.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam Bab IV, sistem pengendalian Intern

pada aktivitas pengeluaran kas pada PT. Global Engineering Technology Jakarta

masih dijumpai adanya kelemahan-kelemahan yang masih perlu diperbaiki oleh

manajemen perusahaan, dan setelah dilakukan pengujian pengendalian dengan

menggunakan metode fixed-sample-size-attribute sampling dengan jumlah

sampel yang diuji adalah sebanyak 100 buah sampel dokumen pengeluaran kas

yang diambil secara acak. Dengan Tingkat keandalan ditentukan R%=95% yang

berarti tingkat resiko adalah 5% sehingga diketahui DUPL=5%. Setelah

dilakukan pemeriksaan terdapat satu buah penyimpangan, dengan menggunakan

tabel evaluasi hasil keandalan 95% diketahui AUPL=4%. Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada PT.

Global Engineering Technology Jakarta adalah sudah baik karena AUPL<DUPL,

untuk itu manajemen PT. Global Engineering Technology Jakarta masih dapat

mengembangkan lagi sistem pengendalian internnya agar menjadi lebih baik lagi.

5.1. Saran

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, secara keseluruhan sistem

pengendalian intern pengeluaran kas PT. Global Engineering Technology Jakarta

adalah sudah memadai, untuk itu perusahaan dapat lebih memperhatikan dan

melakukan evaluasi pada setiap kelemahan ini agar tidak berkelanjutan untuk

jangka panjang yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu perlu

dilakukan adanya perbaikan dalam beberapa hal antara lain :

27

Page 28: Metode Champion

1. Pimpinan perusahaan memberikan suatu penghargaan kepada karyawan

perusahaan yang berprestasi, hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan

motivasi pegawai agar dapat bekerja lebih baik sesuai dengan prosedur yang

ditetepkan perusahaan.

2. Dalam hal pemeriksaan, harus selalu dilakukan pengawasan dan diadakan

pemeriksaan rutin terutama dalam pemeriksaan dokumen-dokumen transaksi

pengeluaran kas.

6. DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Fathoni, 2006, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan

Skripsi, Cetakan 1, PT Rineka Cipta, Jakarta

Arens, Alvin A and Loebbecke, 2000, Auditing An Integrated Approach, Eight

Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall International Inc

Arens, Alvin A, Randal J Elder, and Mark S Beasley, 2003, Auditing and

Assurance Services An Integrated, Ninth Edition, New Jersey: Person

Education International

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE

____________. 1998 Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,

Yogyakarta:BPFE

Champion Dean J, 1990, Basic Statistic For Social Research, Second Edition,

New York : Milan Publishing Co

Jerry R Starwser, Robert H Strawser, 2000, Auditing Theory & Practice, Ninth

Edition, by Dame a Division of Thomson Learning

Komite SAK, Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan,

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, edisi 3, Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2002, Auditing, edisi 6, Salemba Empat, Jakarta

Nurchamid, Tafsir,1989, Sistem Akuntansi II, Karunika, Jakarta

Widjajanto Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta

28

Page 29: Metode Champion

Lampiran I

KUESIONER Pengendalian Intern Pengeluaran Kas

PT. Global Engineering Technology Jakarta

No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1.

2.

3. 4.

5. 6.

1.

2.

3.

ORGANISASI

Apakah bagian akuntansi terpisah dengan bagian

kasa ?

Apakah bagian akuntansi terpisah dengan bagian

utang?;-

Apakah bagian utang terpisah dengan bagian

kasa?

Apakah bagian akuntansi terpisah dengan fungsi

penerima kas ?

Apakah bagian penyimpanan terpisah dengan

bagian akuntansi?

Apakah ada pemeriksaan internal dalam siklus

pengeluaran oleh pimpinan perusahaan pada

semua bagian ?

OTORISASI DAN PROSEDUR PENCATATAN

Apakah setiap pengeluaran kas mendapat

persetujuan dari pejabat yang berwenang ?

Apakah setiap bukti kas keluar mendapatkan

persetujuan pejabat yang berwenang?

Apakah setiap pengeluaran cek mendapatkan

otorisasi dahulu oleh pihak yang berwenang ?

Apakah bukti pengeluaran kas dari pembayaran

X

X

X

X

X

X

X X

X

29

Page 30: Metode Champion

4.

5.

6.

1.

2.

3.

4.

5.

1.

2.

tagihan diotorisasi oleh fungsi pengeluaran kas ?

Pembukuan dan penutupan rekening harus

mendapatkan persetujuan dari pejabat yang

berwenang?

Apakah pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas

harus didasarkan bukti kas keluar yang mendapat

otorisasi dari pejabat yang berwenang dan disertai

dokumen pendukung yang lengkap?

PRAKTEK YANG SEHAT

Apakah bukti kas keluar dan dokumen pendukung

transaksi pengeluaran kas dibubuhi cap ”lunas”

oleh bagian bagian pengeluaran kas?

Apakah semua pembayaran yang dilakukan

menggunakan cek atas nama perusahaan penerima

pembayaran?

Apakah diadakan pencocokan jumlah fisik kas di

tangan dengan jumlah kas menurut catatan

akuntansi secara periodik

Apakah disediakan lemari brankas untuk

mencegah terjadinya pencurian?

Apakah semua nomor cek harus

dipertanggungjawabkan oleh bagian kasa?

KARYAWAN YANG CAKAP

Apakah perusahaan mengadakan training secara

periodik untuk meningkatkan SDM?

Apakah perekrutan karyawan baru setiap bagian

disesuaikan dengan latar pendidikannya ?

Apakah perusahaan memberlakukan masa

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Hanya ada satu yang tidak

disertai dokumen lengkap

30

Page 31: Metode Champion

3.

4.

percobaan pada karyawan baru ?

Apakah perusahaan memberikan penghargaan

terhadap karyawan yang berprestasi ?

X

X

Keterangan :

Beri tanda silang (X) pada kolom jawaban Ya atau Tidak.

Berikan keterangan bila dianggap perlu.

31

Page 32: Metode Champion

Lampiran II

KERTAS KERJA LANGKAH I

PEMERIKSAAN BUKTI KAS KELUAR

Nama Perusahaan : PT. Global Engineering Technology Jakarta Alamat : Gedung Setiabudi II, Lantai II Ruang 201B/C Jumlah Sampel : 50 buah bukti kas keluar

No

urut

Nomor

Voucher

Tanggal

Voucher 1 2 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

JV011-09/GET JV037-09/GET JV047-09/GET JV117-09/GET JV055-09/GET JV019-09/GET JV131-09/GET JV105-09/GET JV184-09/GET JV082-09/GET JV191-09/GET JV155-09/GET JV160-09/GET JV243-09/GET JV238-09/GET JV283-09/GET JV294-09/GET JV312-09/GET JV321-09/GET JV097-09/GET JV064-09/GET JV075-09/GET JV384-09/GET JV367-09/GET

10/01/09 24/01/09 28/01/09 13/03/09 02/02/09 15/01/09 24/03/09 04/03/09 27/04/09 23/02/09 29/04/09 04/04/09 12/04/09 20/05/09 19/05/09 23/06/09 29/06/09 07/07/09 10/07/09 27/02/09 12/02/09 21/02/09 20/08/09 11/08/09

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

ATRIBUT

32

Page 33: Metode Champion

No

urut

Nomor

Voucher

Tanggal

Voucher 1 2 3

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38

39.

40.

41.

42.

43.

44

45

46

47.

48.

49.

50.

JV380-09/GET

JV198-09/GET

JV174-09/GET

JV545-09/GET

JV541-09/GET

JV543-09/GET

JV025-09/GET

JV013-09/GET

JV042-09/GET

JV017-09/GET

JV438-09/GET

JV447-09/GET

JV008-09/GET

JV421-09/GET

JV246-09/GET

JV435-09/GET

JV225-09/GET

JV248-09/GET

JV592-09/GET

JV571-09/GET

JV271-09/GET

JV487-09/GET

JV528-09/GET

JV197-09/GET

JV143-09/GET

JV152-09/GET

19/08/09

29/04/09

23/04/09

09/11/09

05/11/09

06/11/09

20/01/09

11/01/09

28/01/09

15/01/09

11/09/09

30/09/09

07/01/09

09/09/09

28/05/09

11/09/09

14/05/09

29/05/09

20/12/09

08/12/09

17/06/09

07/10/09

03/11/09

29/04/09

07/08/09

03/04/09

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

ATRIBUT

33

Page 34: Metode Champion

KERTAS KERJA LANGKAH II (LANJUTAN)

PEMERIKSAAN BUKTI KAS KELUAR

Nama Perusahaan : PT. Global Engineering Technology Alamat : Gedung Setiabudi II, Lantai 2, Ruang 201B/C Jumlah Sampel : 50 buah Bukti Kas Keluar

No

urut

Nomor

Voucher

Tanggal

Voucher 1 2 3

50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73

JV148-09/GET JV080-09/GET JV054-09/GET JV098-09/GET JV372-09/GET JV431-09/GET JV285-09/GET JV262-09/GET JV420-09/GET JV437-09/GET JV598-09/GET JV572-09/GET JV060-09/GET JV265-09/GET JV485-09/GET JV459-09/GET JV492-09/GET JV474-09/GET JV585-09/GET JV562-09/GET JV145-09/GET JV112-09/GET JV359-09/GET JV383-09/GET

29/03/09 22/02/09 02/02/09 27/02/09 11/08/09 10/09/09 27/06/09 10/06/09 09/09/09 11/09/09 29/12/09 08/12/09 10/02/09 11/06/09 07/10/09 01/10/09 09/10/09 06/10/09 15/12/09 04/12/09 28/03/09 11/03/09 06/08/09 20/08/09

V V V V V V V V V V V V V V V X V V V V V V V V

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

ATRIBUT

34

Page 35: Metode Champion

No

urut

Nomor

Voucher

Tanggal

Voucher 1 2 3

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

JV347-09/GET

JV436-09/GET

JV446-09/GET

JV549-09/GET

JV563-09/GET

JV525-09/GET

JV527-09/GET

JV529-09/GET

JV311-09/GET

JV339-09/GET

JV597-09/GET

JV472-09/GET

JV371-09/GET

JV310-09/GET

JV224-09/GET

JV244-09/GET

JV322-09/GET

JV375-09/GET

JV597-09/GET

JV230-09/GET

JV249-09/GET

JV340-09/GET

JV381-09/GET

JV445-09/GET

JV296-09/GET

JV273-09/GET

JV385-09/GET

30/07/09

11/09/09

30/09/09

10/11/09

04/12/09

03/11/09

03/11/09

03/11/09

07/07/09

21/07/09

29/12/08

05/10/09

11/08/08

07/07/09

14/05/09

23/05/09

10/07/09

12/08/09

29/12/09

15/05/09

29/05/09

21/07/09

19/08/09

30/09/09

29/06/09

17/06/08

20/08/09

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

ATRIBUT

35

Page 36: Metode Champion

Keterangan Kertas Kerja Hasil Pemeriksaan :

V = Tidak ada penyimpangan

X = Ada penyimpangan

NO

KETERANGAN ATRIBUT KERTAS KERJA

1. Kelengkapan dokumen pendukung bukti pengeluaran kas yang sah.

2. Otorisasi pengeluaran kas dan ketepatan oleh pejabat yang berwenang.

3. Ketepatan pencatatan di buku jurnal dengan di buku transaksi

Dikerjakan oleh

( Umi Maria Ulfa)

36

Page 37: Metode Champion

Lampiran III

Tabel Penentuan Besarnya Sampel:Keandalan, 95%

Upper Precison Limit: Percent Rate of Occurrence, 95% Expected Percent Rate of

Occurrence 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,25 650 240 160 120 100 80 70 60 60 50

0,50 * 320 160 120 100 80 70 60 60 50

1,00 600 260 160 100 80 70 60 60 50

1,50 * 400 200 160 120 90 60 60 50

2,00 900 300 200 140 90 80 70 50

2,50 * 550 240 160 120 80 70 70

3,00 * 400 200 160 100 90 80

3,50 * 650 280 200 140 100 80

4,00 * 500 240 180 100 90

4,50 * 800 360 200 160 120

5,00 * 500 240 160 120

5,50 * 900 360 200 160

6,00 * 550 280 180

6,50 * 1000 400 240

7,00 * 600 300

7,50 * * 460

8,00 * * 650

8,50 * *

9,00 *

9,50

PERHATIAN :

Upper precison limit umumnya harus lebih sebesar 5% atau kurang jika kepercayaan terhadap

Pengendalian intern cukup besar

* Besarnya sampel adalah lebih dari 1.000.

Sumber : Mulyadi, Auditing Edisi 6, 2002

37

Page 38: Metode Champion

Lampiran IV

Tabel Evaluasi Hasil: Keandalan, 95%

Number of Observed Occurrence

Upper Precision Limit : Precent Rate of Occurrence

SS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 16 18 20 25 30 35 40 45 50

10 0 1 2

20 0 1 2 3 4 5 6

30 0 1 2 4 5 6 8 9 10

40 0 1 2 3 4 6 7 9 11 13 15

50 0 1 2 3 4 5 8 10 12 15 17 19

60 0 1 2 3 4 5 6 7 10 13 15 18 21 24

70 0 1 2 3 4 5 6 8 9 12 15 18 22 25 29

80 0 1 2 3 4 5 6 8 9 10 14 18 22 25 29 33

90 0 1 2 3 4 6 7 9 11 12 16 20 25 29 23 38

100 0 1 2 3 4 5 7 9 10 12 14 19 23 28 33 38 43

120 0 1 2 3 4 5 6 7 9 11 13 15 17 23 29 34 40 46 52

140 0 1 2 3 4 5 6 7 9 11 13 16 18 21 27 34 41 48 54 61

160 0 1 2 4 5 6 8 9 10 13 16 19 22 25 32 40 47 55 63 71

180 0 2 3 4 6 7 9 10 12 15 18 22 25 28 37 45 54 63 71 80

200 0 1 2 4 5 7 8 10 12 14 17 21 24 28 32 41 51 60 70 80 90

220 1 2 4 6 8 10 12 13 15 19 23 27 31 35 46 56 67 78 89 99

240 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 21 26 30 35 39 50 62 74 85 97 109

260 0 1 3 5 8 10 12 14 17 19 24 28 33 38 43 55 68 80 93 106 119

280 0 2 4 6 8 11 13 16 18 21 26 31 36 41 46 60 73 87 101 114 128

300 0 2 4 7 9 12 14 17 20 22 28 33 39 45 50 64 79 93 108 123 138

320 0 2 5 7 10 13 16 18 21 24 30 36 42 48 54 69 85 100 116 132 148

340 0 3 5 8 11 14 17 20 23 26 32 38 45 51 58 74 90 107 123 140 157

360 0 3 6 9 12 15 18 21 25 28 34 41 48 55 61 79 96 113 131 149 167

380 0 3 6 9 13 16 19 23 26 30 37 44 51 58 65 83 102 120 139 158 177

400 1 4 7 10 14 17 21 24 28 31 39 46 54 61 69 88 107 127 146 166 186

420 1 4 7 11 14 18 22 26 29 33 41 49 57 65 73 93 113 134 154 175 196

460 1 4 8 12 16 20 24 28 33 37 45 54 63 71 80 102 124 147 170 192 215

500 1 5 9 13 18 22 27 31 36 40 50 59 69 78 88 112 136 160 185 210 235

600 2 7 12 17 22 28 33 39 44 50 61 72 84 95 107 135 165 194 224 253 283

650 2 8 13 19 24 30 36 42 48 54 66 79 91 104 116 147 179 211 243 275 308

700 3 8 14 20 27 33 39 46 52 59 72 85 99 112 126 159 194 228 262 297 332

800 4 10 17 24 31 38 46 53 61 68 83 99 114 129 145 183 22 262 301 341 381

900 4 12 20 28 36 44 52 61 69 78 95 112 129 146 164 207 251 296 340 385 430

1000 5 13 22 31 40 49 59 68 77 87 106 125 144 164 183 232 280 330 379 429 479

Sumber : Mulyadi, Auditing Edisi 6, 2002

38

Page 39: Metode Champion

39