Metode Aseptis
-
Upload
galuhfahmi -
Category
Documents
-
view
226 -
download
3
Transcript of Metode Aseptis
-
7/30/2019 Metode Aseptis
1/11
Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan tentang cara-cara
mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Block, 2002). Cara
yang digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan
menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung spesies yang dihadapi. Selain itu
lingkungan dan tempat mikroba ini pun berbeda-beda misalnya dalam darah, makanan, air, sampah,
roil, dan tanah. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
cara untuk menghancurkan mikroorganisme yang digunakan tergantung pada pengetahuan,
keterampilan dan tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap situasi yang dihadapi merupakan
kenyataan-kenyataan dasar yang dapat menuntun pada cara atau prosedur yang harus dilakukan
(Levine, 2000).
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan
dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide,
etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra
atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi
kecepatan tinggi atau oleh filtrasi
Macam-macam sterilisasi (Machmud, 2008):
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat
yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba
yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukuptinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya,
-
7/30/2019 Metode Aseptis
2/11
bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh
proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya.
Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan
konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus
dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh: resistensi
mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan, ukuran wadah atau
kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan (Machmud, 2008).
Sterilisasidengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven. Alat ini dipakai untuk
mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish, tabunng reaksi dan alat gelas lainnya.
bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini. pada umunhya suhu
yang digunakan pada sterilisasi secara kering adalah 170 - 180 C selama palinng sedikit 2 jam. Lama
isterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya (Machmud, 2008).
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat didterilkan dengan
oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000Cdalam
keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan
pada suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan
pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu
dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali
sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara
berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud, 2008).
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf (autoclave) untuk steriliasasi ini
alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan.
Panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup.
Suhu akan naik sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada
perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka,cara
ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih
cepat.Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya dan ketersediaan alat,untuk bahan yang
tidak tahan panas, maka cara diatas tidak dapat dipakai (Machmud, 2008).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan
selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atautekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan
temperatur 170o 180
oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan
gelas).
b. Sterilisasi secara kimia(misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutanformalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau
tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja
filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat
(dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
-
7/30/2019 Metode Aseptis
3/11
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukanuntuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan :
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat
yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba
yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
-
7/30/2019 Metode Aseptis
4/11
Gambar 2.1 Desinfeksi meja kerja (Machmud, 2008)
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga sterilitas ketika
menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur
mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel
debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam
cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Mikroorganisme
dapat juga jatuh dari tangan operator, sarung tangan atau jas laboratorium karena pergerakanlengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik aseptik meminimalisir material yang digunakan
terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis tidak dapat melindungi secara
sempurna dari bahaya kontaminan. Namun semakin banyak belajar dari pengalaman maka semakin
mengurangi resiko yang ditimbulkan.
Teknik aseptis digunakan pada saat :
- Teknik aseptis seharusnya digunakan saat kita bekerja dengan mikroorganisme hidup dan dengan
segala media pertumbuhannya.
-
7/30/2019 Metode Aseptis
5/11
- Teknik aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidak ingin larutan dari suatu botol tidak berubah
sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti saat membuat buffer meskipun buffer dengan
konsentrasi garam tinggi atau mengandung deterjen.
- Teknik aseptis disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau senyawa yang berbahaya
seperti bahan kimia beracun atau bahan radioaktif. Tentu saja perlindungan diri sendiri dari bahaya
senyawa ini lebih penting.
Beberapa contoh :
- Mentransfer biakan dari media satu ke media lainnya. Bakteri kontaminan yang tumbuh tentu saja
dapat mengganggu kemurnian biakan dan mungkin saja membuat rancu hasil yang didapatkan.
- Memfilter media atau serum dan menghitung jumlah bakteri dengan cara filtrasi. Kontaminasi yang
ikut tersaring dapat tumbuh pada media baru yang membuat tidak terpakainya media pertumbuhan
tersebut atau mempengaruhi jumlah total bakteri.
- Membuka dan merehidrasi bakteri terliofolisasi. Teknik aseptis dapat menjaga sel yang terrehidrasi
dari bakteri kontaminan dan menjaga tidak keluarnya sel ke meja kerja.
- Melakukan reaksi restriksi atau PCR. Walaupun enzim restriksi pada umumnya disimpan dalam
gliserol 50% (bakteriostatik) tapi enzim yang diencerkan akan lebih rentan rusak akibat aktivitas
mikroorganisme atau dihambat oleh ion atau unsur tertentu. Kontaminasi DNA asing yang masuk ke
dalam tube PCR mungkin dapat teramplifikasi sehingga hasil yang didapat membingungkan.
- Melabeli sel dengan (32P) fosfat. Pada kasus ini kerja aseptis ditujukan untuk melindungi operator
dari bahan kimia berbahaya. Jika menggunakan teknik aseptis maka Anda tidak akan membiarkan
tutup bahan radioaktif terbuka atau secara tidak sengaja menggunakan pipet bekas bahan radioaktif.
Aturan umum teknik aseptis:
- Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara, misalnya tidak ada
jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas
orang. Penggunaan kabinet biosafety dapat menjaga dan mengatur aliran udara tetapi ini bukan
merupakan suatu jaminan mutlak dari resiko terkontaminasi.
- Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan digunakan. Kultur tua
atau pipet bekas seharusnya tidak berada di meja kerja. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada
sudut-sudut ruang.
- Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan. Di sebagian
besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan etanol
pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan
dari peralatan dan bersihkan lagi.
- Semua peralatan (pipet, cawan dll.) yang digunakan harus steril . Sebaiknya semua peralatan yang
telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu
terhadap sterilitasnya maka sebaiknya jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali
pakai atau bukan (pipet, syringe dll.)diperiksa terlebih dahulu apakah terdapat kebocoran atau
tersobek.
-
7/30/2019 Metode Aseptis
6/11
- Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir pergerakan tangan. Alat-
alat yang biasanya digunakan dengan tangan kanan (jarum inokulum, filler, pipet dll.) letakkan
disebelah kanan begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer dll.) terkecuali untuk
tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan ruang lapang untuk bekerja.
- Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh mikroorganisme yang
menempel.
- Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan alat untuk
prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk
mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta
cadangannya.
- Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan membantu melindungi dari
tumpahan biakan atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak
bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun bila tidak
ada desinfektan. Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada di tangan.
Saran-saran teknik aseptis:- Minimalisasi gerak : pergerakan tangan dapat menciptakan aliran udara
. semakin cepat pergerakannya semakin cepat aliran udara yang ditimbulkan. Pergerakan lengan
sebaiknya dilakukan seperlu mungin dan bergerak secara lembut.
- Minimalisasi jarak: jarak antar peralatan diatur seefektif dan seefisien mungkn. Antar peralatan
jangan diletakkan terlalu jauh.
- Minimalisasi keterpaparan : semakin sering menggerakkan sesuatu (mis: cawan berisi media)
melewati udara maka semakin besar partikel udara untuk masuk. Semakin lama tutup erlenmeyer
terbuka juga semakin besar terkontaminasi.
Catatan penting dalam kerja aspetis :
- Tutup erlenmeyer, botol atau cawan sebaiknya dibuka kira-kira 450. tujuannya untuk
meminimalisasi udara masuk namun masih dapat mentransfer sesuatu.
- Jika diharuskan untuk membuka penuh dan tutup diletakkan di meja kerja, maka tutup dapat
diletakkan tertelungkup atau terlentang (muka menghadap ke atas). Jika tertelungkup pastikan
permukaannya bersih dan bila terlentang pastikan juga tidak ada gerakan di atasnya.
- Untuk menghindari bakteri yang menempel pada jarum inokulum terpental/terciprat maka
diameter loops harus berkisar 2-3 mm dan untuk memperkecil getaran panjang kawat tidak lebih
dari 6cm.
- Tidak boleh menyedot cairan pada saat pipeting dengan mulut.
- Untuk menghindari penyebaran mikroba dari tetesan pipet yang terjatuh maka dapat digunakan
kain steril yang diberi desinfektan sebagai alas. Kain ini setelah selesai dibuang sebagai limbah
berbahaya.
-
7/30/2019 Metode Aseptis
7/11
Atlas, R.M.1946. Handbook Of Microbiological Media 3th
Edition. CRC Press: Amerika
Barker, Kathy. 1998.At The Bench, A Laboratory Navigator. Cold Spring Harbor Laboratory Press,
New York.
Donacki, Nanci. 2004.Aseptic techniques used by Cell Culture specialists in handling products fromand/or mammalian cells.http://protocol-online.org.
James, Daniel E., 2008.Nine Safe Practices for the Microbiology LaboratoryCarolina Biological
Supply, Burlington, NC.John C. Schof ield, B.V.Sc., M.R.C.V.S. Essentials for Animal Research:A Primer
for Research Personnel : Principles of Aseptic Technique.http://www.unmc.edu/Education
Suhardi, S.H., Koesnandar, D. K. Indriani, H. Arnaldo. 2008. Biosafety : Pedoman Keselamatan Kerja di
Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit. PT. Multazam Mitra Prima.
Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th edition. Worth Publisher Inc. New York
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York.
http://protocol-online.org/http://protocol-online.org/http://protocol-online.org/http://www.carolina.com/category/teacher+resources/lab+safety/nine+safe+practices+for+the+microbiology+laboratory.dohttp://www.carolina.com/category/teacher+resources/lab+safety/nine+safe+practices+for+the+microbiology+laboratory.dohttp://www.carolina.com/category/teacher+resources/lab+safety/nine+safe+practices+for+the+microbiology+laboratory.dohttp://www.unmc.edu/Educationhttp://www.unmc.edu/Educationhttp://www.unmc.edu/Educationhttp://www.unmc.edu/Educationhttp://www.carolina.com/category/teacher+resources/lab+safety/nine+safe+practices+for+the+microbiology+laboratory.dohttp://protocol-online.org/ -
7/30/2019 Metode Aseptis
8/11
Teknik aseptis memiliki beberapa macam sterilisasi, yaitu sterilisasi mekanik, sterilisasi fisik
dan sterilisasi kimia. Setiap macam tersebut memiliki prinsip kerja yang berbeda sesuai
dengan keadaan media yang akan disterilisasikan. Apabila dalam melakukan penelitian
maupun percobaan tidak dilakukan teknik tersebut kemungkinan akan terjadi kontaminasi
yang menyebabkan hasil penelitian atau percobaan itu kurang akurat. Oleh karena itu, teknik
aseptis sangat penting dalam kegiatan praktikum ataupun penelitian (Khusnuryani, 2006).
Alat-alat sterilisasi meliputi Autoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus.Ovenmerupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah
menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.
Autoclaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas. Dimana
uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu
protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat
penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi
masuk kedalam atau beruduksi ke alat. Lampu spritus merupakan alat yang digunakan untuk
pemijaran serta untuk mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain,
yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman medium.
Centrifuge merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat dalam cairan yang didugadapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan pemutaran
kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuaan yang digunakan pada
centrifuge adalah Rpm (Rotation per meter). Perinsip kerja dari alat ini adalah zat yang akan
dipisahkan dimasukkan kedalam tabung yang terdapat pada centrifuge, kemudian menutup
lubang pada centrifuge agar udar yang masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisah.
Setelah itu tentukan waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan memutar tombol
Timer dan Rotation.
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media
tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas
berada tetap di atasnya dan diikat, sedangkan rak tabung sebagai tempat untuk meletakkan
tabung reaksi. Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium
nutrisi cair atau padat, untuk alat pengenceran, dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya.
Lingkungan steril pada tabung reaksi dipertahankan dengan adanya sumbat. Sumbat yang kita
gunakan disini adalah sumbat kapas. Pemasangan sumbat kapas pada tabung reaksi harus
benar. Apabila terdengar bunyi blub pada saat melepaskan sumbat maka sumbat itu telah
benar. Lalu agar penyimpanan tabung reaksi rapih dan mudah digunakan, harus di simpan
-
7/30/2019 Metode Aseptis
9/11
dan di letakkan di rak tabung. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan
bahan, menampung larutan, dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu dimasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer. Alat ini dapat disterilisasikan dengan dibungkus terlebih dahulu
dengan kertas saring bagian atasnya lalu dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu
dimasukkan ke dalam otoklaf.
Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar
aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Sterilisasi
adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam
bentuk kehidupan terutam mikro organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus
dimatikan. Untuk memperoleh kondisi yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi.
Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah
dengan menggunakan panas, metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2
cara, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak rusak, menyala, hangus, dan
menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara
lain alat-alat gelas (botol, tabung reaksi, cawan petri, dan lain-lain) dan bahan-bahan ceperti
kertas, kain, dan kapas. Sterilisasi kering menggunakan oven pada suhu 70-80 derajat celcius
selama 2 jam. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus,
menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasisetelah dikeluarkan dari oven.
Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan dengan suhu 100 derajat celcius selama
10 menit, blansing dengan suhu 70-85 derajat Celsius selama 7-9 menit, pasteurisasi dengan
suhu 72 derajat celcius selama 7 detik, dan menggunakan autoclave. Sterilisasi dengan
autoclave menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit dengan
tekanan 1 Atm. Cara ini selain di gunakan untuk sterilisasi alat, digunakan juga untuk bahan-
bahan yang mengandung cairan yang tidak tahab udara panas yang kering, misalnya medium.
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998.Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi,
Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro, D.2003.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Harjadi ,W. 1990.Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta
Khusnuryani, Arifah.2006.Pedoman Praktikum Biologi.Yogyakarta:UIN Press
Millati, Tanwirul, dkk. 2010.Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas PertanianUniversitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
-
7/30/2019 Metode Aseptis
10/11
Rohman, Taifiqur. 1998.Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan
Dosen Biokimia. Banjarbaru
http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-pengenalan-alat-
alat/
http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-pengenalan-alat-alat/http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-pengenalan-alat-alat/http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-pengenalan-alat-alat/http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-pengenalan-alat-alat/http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-pengenalan-alat-alat/ -
7/30/2019 Metode Aseptis
11/11