Metoda Statistika - Penyajian data
-
Upload
rahma-siska-utari -
Category
Education
-
view
19.555 -
download
1
description
Transcript of Metoda Statistika - Penyajian data
PENYAJIAN DATA
A. Pendahuluan
Data populasi atau data sampel yang sudah terkumpul digunakan untuk
keperluan informasi, baik berupa aturan atau analisis lajutan dalam penelitian.
Data – data tersebut hendaknya diatur, disusun, disajikan dalam bentuk yang jelas
dan komunikatif dalam bentuk penyajian data yang lebih menarik publik. Agar
publik lebih mudah memahami dan mengartikan data yang sudah diolah tersebut.
Secara umum ada beberapa cara penyajian data statistik yang sering
digunakan. Menurut Sudjana di dalam bukunya yang berjudul Metoda Statistika
secara garis besar penyajian data yang sering dipakai adalah tabel atau daftar dan
garfik atau diagram. Menurut pendapat lain Riduwan dalam bukunya yang
berjudul Dasar – Dasar Statistika cara penyajian data yang sering dipakai adalah,
tabel, grafik, diagram, pengukuran terdentensi sentral dan ukuran penempatan
serta pengukuran penyimpangan. Dengan mengambil kesimpulan dari pendapat
kedua ahli tersebut maka kelompok kami akan mencoba untuk membahas
penyajian data berupa tabel, grafik, dan diagram.
B. Pembahasan
Dalam pembahasan disini terdapat beberapa cara penyajian data, baik
berbentuk tabel, grafik maupun diagram.
1.Tabel
Tabel dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: tabel biasa, tabel
kontingensi, dan tabel distribusi frekeunsi. Secara garis besar ada beberapa cara
dan aturan dalam pembuatan tabel, yakni :
a) Judul tabel, ditulis ditengah – tengah bagian teratas, dalam beberapa baris,
semuanya dalam huruf besar. Secara singkat dan jelas dicantumkan
meliputi : apa, macam, dan klasifikasi, dimana, bila dan satuan atau unit
data yang digunakan. Tiap baris hendaknya menuliskan sebuah pernyataan
1
lengkap, dan sebaiknya jangan dilakukan pemisahan bagian kata dan/atau
kalimat.
b) Judul kolom ditulis dengan singkat dan jelas, bisa dalam beberapa baris.
Usahakan jangan melakukan pemutusan kata. Demikian halnya dengan
judul baris. Sel tabel adalah tempat nilai – nilai dituliskan. Dikiri bawah
tabel terdapat bagian untuk catatan – catatan yang perlu atau biasa
diberikan. Biasanya dari mana data didapatkan (sumber data). Jika sumber
data tidak ada, berarti penulis yang membuat data sendiri (data karangan /
data fiktif).
c) Selain hal–hal diatas ada juga beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan
yaitu :
1) nama–nama sebaiknya disusun berdasarkan abjad,
2) waktu disusun secara berurut atau kronologis,
3) Kategori dicatat menurut kebiasaan, misalnya : laki–laki dulu baru
perempuan, besar dulu baru kecil, untung dulu baru rugi, dsb.
a. Tabel Biasa
Tabel biasa sering digunakan untuk bermacam keperluan baik bidang
ekonomi, sosial, budaya daan lain – lain untuk menginformasikan data dari hasil
penelitian atau hasil penyelidikan. Tabel biasa ini biasanya masih dalam bentuk
tabel yang sederhana, yang mudah untuk dipahami oleh pembaca atau publik.
Contoh :
Tabel I
LUAS DAERAH DI PULAU JAWA DALAM KM PERSEGI TAHUN 1962
Daerah Luas
Jakarta 560
Jawa Barat 46317
Jawa Tengah 34206
DI Yogyakarta 3169
Jawa Timur *) 47922
Jawa dan Madura 132174
Sumber : Statistical Packetbook of Indonesia 1962
Catatan : *)Termasuk Madura
2
b. Tabel Kontingensi
Tabel Kontigensi khusus data yang terletak antara baris dan kolom
berjenis variabel kategori. Maksudnya untuk data yang terdiri atas dua faktor atau
dua variabel faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k
kategori, maka dapat dibuat tabel kontingensi berukuran b*k dengan b
menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Contoh tabel kontingensi 4*4 yang
terdiri atas empat baris dan empat kolom :
Tabel 2
HASIL UJIAN MATEMATIKA DAN STATISTIKA UNTUK 107
MAHASISWA
50-59 60-69 70-79 80-89 Jumlah
50-59 12 7 19 2 31
60-69 9 10 5 7 30
70-79 10 8 3 3 24
80-89 5 3 12 2 22
Jumlah 35 28 30 14 107
Sumber : Data Fiktif
c. Tabel Distribusi Frekuensi
Jika ada data kuantitatif dibuat menjadi beberapa kelompok maka akan
diperoleh daftar distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu
data mulai dari terkecil sampai dengan terbesar yang membagi banyaknya data
dalam beberapa kelas.
Dalam distribusi frekeunsi, banyak obyek dikumpulkan dalam kelompok–
kelompok berbentuk a – b, yang disebut kelas interval. Kedalam kelas interval
dimasukkan semua data mulai dari a sampai dengan b. Urutan kelas interval
disusun mulai data terkecil terus kebawah sampai nilai data terbesar. Berturut-
turul mulai dari atas diberi nama kelas interval pertama, kelas interval kedua,...
kelas interval terakhir.
3
Ini semua ada dalam kolom kiri, kolom kanan berisikan bilangan –
bilangan yang menyatakan berapa buah data terdapat dalam setiap kelas interval.
Bilangan – bilangan sebelah kiri kelas interval disebut ujung bawah dan
bilangan bilangan di sebelah kanannya disebut ujung atas.
Selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan disebut panjang kelas
interval.
Selain itu, ada juga yang disebut dengan batas kelas interval, batas bawah
kelas sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 dan batas atas kelas sama dengan
ujung atas ditambah dengan 0,5. Untuk data dicatat satu desimal, maka batas
bawah sama dengan ujung bawah dikurangi 0,05 dan batas atasnya adalah ujung
atas ditambah 0,05, dan begitu seterusnya.
Untuk perhitungan nanti, dari tiap kelas interval bisa diambil sebuah nilai
sebagai wakil kelas. Yang lebih dikenal adalah tanda kelas interval yang didapat
dengan menggunakan aturan : tanda kelas = ½ (ujung bawah + ujung atas).
Kemudian dikenal juga istilah rentang kelas yakni, data terbesar dikurangi
data terkecil. Untuk menentukan banyaknya kelas, dengan n banyaknya data,
berukuran besar n ≥ 200, kita dapat menggunakan aturan Sturges yaitu :
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
dan hasil akhirnya dijadikan bilangan bulat. Untuk menentukan panjang kelas
interval (p) dapat menggunakan aturan p = rentang : banyak kelas.
Distribusi frekuensi terdiri dari dua yaitu distribusi frekensi kategori dan
distribusi numerik. Distribusi frekuensi kategori ialah distribusi pengelompokkan
datanya disusun berbentuk kata –kata atau didasarkan pada kategori. Distribusi
numerik adalah distribusi frekuensi yang penyatuan kelas – kelasnya didasarkan
pada angka – angka.
4
c.1 contoh tabel distribusi frekuensi Kategorik
Tabel 3
DISTRIBUSI FREKUENSI PESERTA DIKLAT PERJENJANGAN
Jenis DiklatFrekuens
i
Adum 1.500
Adumla 1.200
Spama 750
Spamen 300
Spati 150
Lemhannas 50
Jumlah 3850
Sumber : Data Fiktif
c.2 Contoh Distribusi Frekuensi Numerik
Tabel 4
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI UJIAN STATISTIK
STIA LAN 2001
Nilai IntervalFrekuens
i
60 - 65 4
66 - 71 5
72 - 77 10
78 -83 12
84 - 89 6
90 - 95 3
Jumlah 40
Sumber: Ujian STIA LAN 2001
5
2. Grafik
Grafik adalah lukisan pasang surutnya suatu keadaan dengan garis atau
gambar (tentang turun naiknya suatu statistik). Beberapa bentuk grafik yang
umunya kita kenal adalah histogram, poligon frekuensi, dan ogive.
a. Histogram
Histogram adalah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi
dengan berbentuk beberapa segiempat. Yang dituliskan pada sumbu datar pada
histogram adalah batas – batas kelas interval. Bentuk histogram hampir
menyerupai diagaram batang hanya disisi–sisi batang yang berhimpitan.
Tabel 5
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI UJIAN STATISTIK STIA LAN 2001
Nilai Interval Batas bawah kelas Frekuensi
60 - 65 59,5 4
66 - 71 65,5 5
72 - 77 71,5 10
78 -83 77,5 12
84 - 89 83,5 6
90 - 95 89,5 3
Jumlah 40
Ujian : STIA LAN 2001
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
6
Gambar 1. Histogram Nilai Ujian Statistik STIA LAN 2001
b.Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi ialah grafik garis yang menghubungi nilai tengah tiap
sisi atas yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi mutlak masing –
masing. Jika tabel distribusi frekeunsi mempunyai kelas – kelas interval yang
panjangnya berlainan, maka tinggi diagram tiap kelas harus disesuaikan .Oleh
karena itu ambil panjang kelas yang sama yang terbanyak terjadi sebagai satuan
pokok. Tinggi untuk kelas –kelas lainnya digambarkan sebagai kebalikan dari
panjang kelas dikalikan dengan frekuensi yang diberikan. Sebagai contoh untuk
poligon frekuensi yang terbentuk dari data pada tabel 6, adalah sebagai berikut:
Tabel 6
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI UJIAN STATISTIK STIA LAN 2001
Nilai
Interval Titik tengah Kelas
Frekuens
i
60 - 65 62,5 4
66 - 71 68,5 5
72 - 77 74,5 10
78 -83 80,5 12
84 - 89 86,5 6
90 - 95 92,5 3
Jumlah 40
Ujian : STIA LAN 2001
62.5 68.5 74.5 80.5 86.5 92.502468
101214
7
Gambar 2. Poligon Frekuensi Nilai Ujian Statistik STIA LAN 2001
c. Ogive
Ogive ialah distribusi frekuensi kumulatif yang menggambarkan
diagramnya dalam sumbu tegak dan mendatar atau eksponensial.
Tabel 7
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI UJIAN STATISTIK STIA LAN 2001
Nilai Interval Titik tengah Kelas Frekuensi (f) f Meningkat
60 - 65 59,5 4 4
66 - 71 65,5 5 9
72 - 77 71,5 10 19
78 -83 77,5 12 31
84 - 89 83,5 6 37
90 - 95 89,5 3 40
Ujian : STIA LAN 2001
59.5 65.5 71.5 77.5 83.5 89.50
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Gambar 3 : Ogive Distribusi Frekuensi Meningkat (ogfive positif)
8
Gambar 4. Ogive Positif (lebih dari) dan Ogive Negatif (Kurang dari) Harga
Saham
3.Diagram
Diagram adalah gambaran untuk memperihatkan atau menerangkan
sesuatu data yang akan disajikan.
a. Diagram Batang
Kegunaan diagram batang adalah untuk menyajikan data yang bersifat
kategori atau data distribusi. Untuk menggambar diagram batang diperlukan
sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotongan tegak lurus. Sumbu datar dibagi
menjadi beberapa skala bagian yang sama demikian juga sumbu tegaknya. Skala
pada sumbu datar dan sumbu tegak tidak perlu sama.
Tabel 9
DIABETES MELLITUS REGIONAL ESTIMATE, 1995 – 2005
Nama Benua Tahun 1995 Tahun 2000 Tahun 2005
Africa 3,4 4,8 9,5
Americas 30,7 34,3 43,5
9
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6
Frek
uans
i Kum
ulat
if
Kelas Interval Nilai Tepi
Kelas
Frekuensi kumulatif
Kurang dari Lebih dari
1 215 - 2122 214.5 0 20
2 2123 - 4030 2122.5 14 6
3 4031 - 5938 4030.5 17 3
4 5939 - 7846 5938.5 18 2
5 7847 - 9754 7846.5 19 1
9754.5 20 0
Eastern
Medditeranian 13,8 16,7 42,8
Europe 32,8 35,5 47,5
South East
Asia 27,4 32,7 79,5
Western Pasific 26,4 30,4 56
Africa
Americas
Easte
rn M
eddite
ranian
Euro
pe
South Ea
st Asia
West
ern Pasi
fic0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tahun 1995Tahun 2000Tahun 2005
Gambar 5. Diagram Batang Diabetes Mellitus, Regional Estimate, 1995 – 2005
b. Diagram Garis
Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan yang serba terus
menerus, misalnya pergerakan bursa saham. dll.
86 87 88 89 90 917.47.67.8
88.28.48.68.8
9
Perikanan Darat
Perikanan Darat
10
Gambar 6. Diagram Garis Perkembangan Produksi Perikanan Darat di Indonesia
c. Diagram Lambang
Diagram gambar atau juga disebut dengan diagram simbul ialah suatu
diagram yang menggambarkan simbul – simbul dari data sebagai alat visual untuk
orang awam. Misalnya, hutan digambarkan dengan pohon, listrik digambarkan
dengan bola lampu.
d. Diagram Lingkaran dan Diagram Pastel
Diagram lingkaran diigunakan untuk penyajian data berbentuk kategori
dinyatakan dalam persentase.Contohnya :
Perkiraan penerimaan Olimpiande Atlanta 1996
Hak siaran : 32/100 x 360° = 115,2°
Kerja sama : 27/100 x 360° = 97,2°
Penjualan Tiket : 25/100 x 360° = 90°
Lain – Lain : 9/100 x 360° = 32,4°
TOP III*) : 5/100 x 360° = 18°
Perdagangan : 2/100 x 360° = 7,2°
Perkiraan Penerimaan Olimpiade Atlanta 1996Hak siaran
Kerja samaPenjualan TiketLain - lainTOP III*)Perdagangan
Gambar 7. Diagram Lingkaran Perkiraan Penerimaan Olimpiade Atlanta 1996
Diagram pastel yaitu perubahan wujud dari model diagram lingkaran
disajikan dalam bentuk tiga dimensi. Misalnya data pada perkiraan penerimaan
olimpiade atlanta jika disajikan dalam bentuk diagram pastel.
11
Perkiraan Penerimaan Olimpiade Atlanta 1996
Hak siaran Kerja samaPenjualan Tiket Lain – LainTOP III*) Perdagangan
Gambar 8. Diagram Pastel Perkiraan Penerimaan Olimpiade Atlanta 1996
e. Diagram Peta
Diagram peta (diagram kartogram) yaitu diagram yang melukiskan
fenomena atau keadaan dihubungkan dengan tempat kejadian itu berada. Teknik
pembuatannya digunakan peta geografis sebagai dasar untuk menerangkan data
dan fakta yang terjadi. Salah astu contoh ketika kita melihat buku peta bumi yang
terdapat peta daerah/pulau dengan mencantumkan gambar-gambar kelapa, jagung,
kuda, sapi ,dan lain-lain
f. Diagram Pencar
Diagram pencar atau diagram titik atau diagram sebaran ialah diagram
yang menunjukkan gugusan titik–titik setelah garis koordinat sebagai penghubung
dihapus. Biasanya diagram ini digunakan untuk menggambarkan titik data
korelasi atau regresi yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Untuk
kumpulan data yang terdiri atas dua variabel dengan nilai kuantitatif, diagramnya
dapat dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan gambarnya akan merupakan
kumpulan titik-titik yang terpancar.Tahapan-tahapan ini menerangkan setelah
peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat, kemudian langkah
selanjutnya peneliti menginterprestasikan hasil analisisnya. Akhirnya peneliti
menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan
penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterprestasikan hasil analisis
12
perlu diperhatikan hal-hal antara lain : interprestasi tidak melenceng dari hasil
analisis, interprestasi harus masih dalam batas kerangka penelitian, dan secara etis
penelitian rela mengemukakan kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam
penelitian
g. Diagram Campuran
diagram campuran ialah diagram yang disajikan dalam bentuk gabungan
dari beberapa dimensi dalam satu penyajian data, contoh:
Diagram pastel dengan diagram lambang
Diagram pastel dengan diagram peta
Diagram pastel dengan diagram batang
Diagram batang dengan diagram garis
Diagram batang dengan diagram lambang
Diagram Peta dengan tabel
Diagram lambang dengan tabel
Diagram batang dengan diagram simbol dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito.
13