Metil-FIX

download Metil-FIX

of 10

description

Metil-FIX

Transcript of Metil-FIX

ANALISIS KONFLIK PRIKANAN TANGKAP DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUHAN, JAWA TIMUR

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Universitas Brawijaya

Disusun Oleh:1. Deta Fajar Ardhian(135080200111051)1. Anisa Nur Wulan(135080200111052)1. Rendy Bagus Angga P(135080200111053)1. Ayu Agustin(135080200111059)1. Eris Dwi Apriliani(135080200111062)

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG 2015TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul: ANALISIS KONFLIK PRIKANAN TANGKAP DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUHAN, JAWA TIMURDisusun oleh: 1. Deta Fajar Ardhian(135080200111051)2. Anisa Nur Wulan(135080200111052)3. Rendy Bagus Angga P(135080200111053)4. Ayu Agustin(135080200111059)5. Eris Dwi Apriliani(135080200111062)Fakultas: Perikanan dan Ilmu KelautanJurusan: Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan KelautanProgran Studi: Pemanfaatan Sumberdaya PerikananDosen Pembimbing: Ir. Alfan Jauhari,M.Si, NIP : 19600401198701 1 002

Malang, April 2015Dosen Pembimbing

(Ir. Alfan Jauhari,M.Si) NIP : 196004011987011002

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul ANALISIS KONFLIK PRIKANAN TANGKAP DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUHAN, JAWA TIMUR sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas akhir program sarjana.Pada kesempatan ini pula penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan bantuannya dalam penulisan ini. sehingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu.Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa lainnya.

Malang, 11 April 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDi dalam negara berkembang, sumberdaya perikanan sangatlah penting. Perannya dapat terlihat melalui konstribusinya terhadap Gross National Product (GNP), sumber devisa, lapangan pekerjaan, sebagai sumber makanan dan sebagai jaringan dengan industri-industri lain (Fauzi, 1992). Ikan merupakan salah satu komoditi yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Produksi perikanan selain bias digunakan untuk konsumsi pemenuhan kebutuhan protein hewani juga merupakan sumber penghasilan Negara. Karenanya di dalam upaya mensukseskan program ketahanan pangan nasional, sektor Kelautan dan Perikanan memegang peranan penting antara lain karena ikan dapat memenuhi kriteria ketahanan pangan dan nutrisi, kedaulatan dan kemandirian sesuai amanat Undang-Undang Pangan. Tidak hanya sebagai sumber protein, sebagai bahan pangan, ikan juga sumber lemak, vitamin, dan mineral yang sangat baik dan prospektif.Ikan juga bersifat universal, dapat diterima semua agama dan semua golongan (tidak memerlukan ritual khusus terkait penyembelihan) serta dapat dikonsumsi oleh semua kelompok umur. Keragamanan yang sangat tinggi pada ikan baik dari segi jenis, bentuk, warna, rasa dan ukuran juga menyebabkan ikan dapat diproses lebih lanjut menjadi berbagai macam produk olahan. Hal lainnya, ikan juga mempunyai keragaman dan kisaran harga yang sangat bervariasi sehingga dapat memenuhi semua segmen kelas ekonomi. Sehingga dengan biaya terbataspun, kebutuhan protein dapat lebih tercukupi.Pengelolaan sumberdaya perikanan merupakan upaya penting dalam menjaga kesinambungan sumberdaya. Indonesia memiliki luas perairan sebesar 5,8 juta km2, garis pantai trpanjang di dunia sebesar 81.000 km, gugusan pulau-pulau sebanyak 17.504 dan memiliki potensi ikan yang diperkirakan 6,26 juta ton per tahun. Namun Indonesia tidak diiringi dengan pengelolaan terpadu terhadap sumberdaya laut. Dugaan jumlah penangkapan berlebih (overfishing) menunjukkan masih rendahnya tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan.Pemerintah berupaya melakukan perbaikan alat tangkap melalui motorisasi perikanan dan peralatan tangkap yang dimulai dengan uji coba penggunaan jaring payang sampai penggunaan alat tangkap pukat harimau (trawl). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perikanan tangkap di beberapa daerah. Namun ternyata penggunaan trawl ternyata menimbulkan berbagai masalah sosial.Beberapa wilayah di Indonesia telah mengalami praktek ilegal fishing karena keleluasaan mengeksploitasi sumberdaya perikanan, sebagai konsekuensi dari ciri-ciri kepemilikan sumberdaya laut yang bersifat terbuka (open acces), sehingga keserakahan sosial atas sumberdaya perikanan yang mendorong setiap individu berkuasa penuh atas sumberdaya demi memenuhi kepentingan ekonomi. Di samping itu, perbedaan kapasitas teknologi, modal, akses dan pendapatan berimplikasi pada timbulnya kesenjangan social ekonomi antarpengguna sumberdaya perikanan. Kedua hal tersebut berpotensi menimbulkan konflik pengelolaan sumberdaya. Salah satu daerah di Jawa Timur yang mengalami konflik serupa, yaitu di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang terkenal dengan sebutan kota santri. Kabupaten Pasuruan juga dikenal sebagai kawasan perindustrian, daerah pertanian dan perikanan, serta tempat wisata yang memiliki aneka jenis potensi bisnis cukup menjanjikan bagi penduduknya. Wilayah Pasuruan secara geografis terdiri dari pegunungan, dataran rendah, dan kawasan pesisir. Wilayah Kabupaten Pasuruan memiliki sumberdaya alam yang besar untuk mengembangkan usaha perikanan. Di bagian utara Kabupaten Pasuruan yang didominasi oleh daerah pantai, ternyata mampu menghasilkan potensi kelautan dan perikanan yang memiliki nilai jual cukup tinggi dipasaran. Potensi kelautan dan perikanan yang terdapat di Kabupaten Pasuruan meliputi wilayah perairan laut yang terbentang mulai dari Kecamatan Nguling sampai Bangil yang meliputi kawasan danau, perikanan air tawar dan perikanan air payau yang semuanya memiliki potensi untuk dikembangkan. Di Kabupaten Pasuruan, sebagian besar penduduknya berpotensi sebagai nelayan yang tersebar di daerah pantai, yakni Kecamatan Beji, Kraton, Grati, Lekok dan Nguling.Lekok merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pasuruan dengan jumlah nelayan terbanyak di Pasuruan. Lekok memiliki 4 desa pesisir, yaitu Tambaklekok, Jatirejo, Wates, dan Semedusari. Salah satu potensi hasil perikanan tangkap yang terdapat di daerah lekok adalah ikan teri nasi. Namun, semenjak cara penangkapan ikan yang menggunakan alat penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, yang dilakukan oleh nelayan Lekok mengakibatkan rusaknya habitat ikan, termasuk ikan teri nasi, sehingga hasil tangkapan ikan teri nasi di daerah Lekok menurun. Selain itu, menurut Kepala PPI Lekok perairan Lekok juga telah mengalami over fishing akibat penggunaan alat tangkap mini trawl. Akibatnya, produksi ikan di perairan Lekok menurun, sehingga menyebabkan nelayan Lekok harus melaut jauh dari perairan Lekok untuk memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak bahkan pada beberapa nelayan menangkap ikan ke daerah lain. Keputusan nelayan untuk menangkap ikan ke daerah lain, kerapkali menimbulkan konflik antarnelayan. Salah satu penyebab munculnya konflik tersebut adalah alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Lekok tidak ramah lingkungan dan tidak sesuai dengan kriteria alat tangkap di daerah tersebut.Munculnya konflik-konflik yang terjadi pada nelayan Lekok, menyebabkan perikanan tangkap di daerah Lekok sangat memprihatinkan. Kondisi tersebut termasuk masalah perikanan yang perlu dikaji lebih mendalam. Menurut Adhuri (2005), mengkaji masalah konflik kenelayanan merupakan kajian yang penting karena (1) gejalanya meluas di banyak tempat di Indonesia, (2) kompleksitasnya tidak sesederhana yang banyak dibayangkan orang, (3) korban yang dilibatkan dalam konflik kenelayanan ini juga tidak sedikit dan (4) tidak tampak usaha-usaha yang sistematis untuk memahami apalagi mengelolanya.

1.2 Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:1. Mengidentifikasi konflik yang dihadapi nelayan berdasarkan jenis, intensitas dan faktor penyebab muncunya konflik.1. Mengkaji usaha-usaha pemecahan konflik yang telah dilakukan.1. Menganalisis keterlibatan pihak-pihak non-nelayan seperti Pemerintah Daerah, Dinas Perikanan dan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan pengelolaan konflik ini.

1.3 Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian ini adalah menganalisis konflik serta memberi solusi terhadap nelayan di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan Jawa Timur :a) Nelayan dan masyarakat pesisir sebagai bentuk konflik kenelayanan dalam jumlah alat tangkap yang berlebih yang kemudian berlanjut pada praktik illegal fishing. Hal ini dikarenakan keluesan mengeksploitasi sumberdaya perikanan. Sehingga keserakahan sosial atas sumberdaya perikanan yang mendorong setiap individu berkuasa penuh atas sumberdaya demi memenuhi kepentingan ekonomi.b) Pemerintah sebagai bentuk dalam pemecahan sebuah konflik dalam mencari solusi yang efektif dan integrasi untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sumberdaya perikanan. Sehingga dapat diterapkan kebijakan yang mampu meningkatkan produktivitas perikanan tangkap di berbagai daerah.1.4Identifikasi PermasalahanBerdasarkan hasil pengamatan terhadap kehidupan para nelayan penangkap ikan di daerah Lekok, Kabupaten Pasuruan diperoleh beberapa masalah sebagai berikut : Masih leluasanya pengeksploitasi pemanfaatan sumberdaya ikan di daerah tersebut, dikarenakan ciri kepemilikannya masih bersifat terbuka (open access). Karakter yang dimiliki seorang nelayan keras, tegas dan mudah marah dikarenakan memang pekerjaannya memiliki resiko tinggi sehingga karakter tersebut melekat dalam diri seorang nelayan. Lemahnya pengawasan dari aparat keamanan laut, karena memang sarana pendukung operasional masih kurang. Batas-batas jalur penangkapan yang masih belum jelas, sehingga menimbulkan tumpang tindih antara nelayan lokal dengna nelayan pendatang yang menyebabkan konflik berkepanjangan. Modernisasi yang diberikan pemerintah kepada para nelayan mengenai alat tangkap malah memberikan kesenjangan dalam masyarakat nelayan dikarenakan perbedaan alat tangkap. Kurangnya tindakan misalnya sosialisasi terhadap nelayan terutama dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pasuruan.1.5 Perumusan MasalahKonflik nelayan merupakan fenomena yang telha ada sejak dahulu, bahkan sebelum era otonomi daerah. Keleluasaan mengeksploitasi sumberdaya perikanan merupakan konsekuensi cirri kepemilikan yang bersifat terbuka (open acces), maka tidak jarang pemanfaatannya menimbulkan masalah akubat perbedaan kepentingan. Kondisi seperti ini kemudian ditambah dengan elemen isiko pekerjaan yang sangat tinggi menyebabkan nelayan memiliki karakter keras, tegas dan terbuka, sehingga tidak jarang konflik yang timbul antarnelayan bersifat anarkis. Namun, konflik juga merupakan awal pemecahan suatu masalah.Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan pengelolaan sumberdaya perikanan yang dapat meredam dan mencegah konflik sebagai upaya pengelolaan konflik. Hal ini dikarenakan pihak-pihak yang memiliki otoritas kurang memahami tentang pokok permasalahan sumber penyebab konflik. Kebijakan pemerintah pun seringkali menimbulkan sumber konflik baru.Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui beberapa hal berikut:1. Bagaimana konflik kenelayanan terjadi? Apa yang menyebabkan konflik tersebut?2. Bagaimana usaha- usaha pemecahan konflik yang dilakukan?3. Bagaimana keterlibatan pihak-pihak non-nelayan seperti Pemerintah Daerah, Dinas Perikanan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan masalah ini?

1.6 KegunaanKegunaan dari penelitian ini adalah:1. Bagi penulis, marupakan sarana atau wadah untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan cerdas dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan mampu memberikan solusi yang efektif sebagai cerminan.2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mencari solusi yang efektif dan terintegrasi untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sumber daya perikana di Indonesia.3. Bagi rakyat pesisir, khususnya nelayan, melalui hasil penelitian ini diharapkan mereka lebih mendapatkan keadilan dan perhatian dari pemerintah untuk kesejahteraan nelayan, baik dari segi subsidi dan hasil tangkapan

ANALISIS KONFLIK PRIKANAN TANGKAP DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUHAN, JAWA TIMUR

Disusun Oleh:1. Deta Fajar Ardhian(135080200111051)2. Anisa Nur Wulan(135080200111052)3. Rendy Bagus Angga P(135080200111053)4. Ayu Agustin(135080200111059)5. Eris Dwi Apriliani(135080200111062)

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG 2015