Pembuatan Metil Jingga

download Pembuatan Metil Jingga

of 27

description

sinntesis

Transcript of Pembuatan Metil Jingga

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    1/27

    LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 2

    PEMBUATAN METIL JINGGA

    SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014

    MODUL : PEMBUATAN METIL JINGGA

    PEMBIMBING : Ir. Emmanuela

    OLEH

    KELOMPOK : 5

    NAMA : NUDIA RAHMANIA 131411019

    NUR ASMALAH 131411020

    NURISYABAN AZIEZAH 131411021

    R.A. FEBY LAILANI B. 131411023

    KELAS : 2A

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2014

    PEMBUATAN : 2 OKTOBER 2014

    PENYERAHAN: 9 OKTOBER 2014

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    2/27

    I. Tujuan Praktikum

    Setelah praktikum diharapkan mahasiswa mampu:

    Mengerti dan memahami prinsip reaksi dan proses substitusi khususnya reaksi

    penyambungan (coupling reaction) dalam pembuatan zat warna azo

    Mampu mebuat senyawa azo dalam hal ini senyawa metil jingga skala laboratorium Melakukan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif metil jingga yang dihasilkan

    seperti titik leleh, tes titrasi asam basa

    II.

    Landasan Teori

    Metil jingga merupakan garam natrium (Na) dari suatu sulfonik dimana

    dalam suatu larutan banyak terionisasi, dari dalam lingkungan alkali anionnya

    memberi warna kuning (orange), sedangkan dalam suasana asam metil jingga akan

    bersifat basa lemah dan mengambil ion H+

    , terjadi perubahan struktur sehinggamemberikan warna merah dari ion-ionnya (Day, 1981).

    Pada proses pembuatan metil jingga ini akan mengalami beberapa tahapan

    dalam yang dilakukan agar diperoleh metil jingga dari bahan baku. Berikut ini adalah

    tahapan-tahapan reaksi yang terjadi pada proses pembuatan metil jingga :

    Reaksi Diazotisasi

    Reaksi Diazotizasi adalah reaksi pembentukan garam diazonium ion. Garam

    ini biasanya adalah senyawa intermediet dalam pembentukan senyawa azo. Senyawa

    aromatik amina apabila direaksikan dengan asam nitrit pada suhu 0-5C pada kondisi

    asam akan menghasilkan garam diazonium ion.

    P

    rose

    s

    pe

    mb

    ent

    uka

    n garam diazonium ion adalah sebagai berikut :

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    3/27

    Proses pembentukan garam diazonium ion adalah sebagai berikut;

    2

    H

    O

    N

    O

    O

    Kation diazonium ion dalam bentuk sebagai berikut;

    Diazonium ion diatas adalah merupakan elektopil yang lemah (spesies miskin

    elektron), yang hanya akan mampu bereaksi dengan baik dengan senyawa aromatik

    yang sangat reaktif seperti phenol dan amina. Senyawa aromatik yang mengandung

    gugus penarik elektron, pada posisi ortho dan para akan menambah karakter

    elektropilik pada diazonium kation.

    Pada kondisi asam, garam diazonium ion sangat mudah terhidrolisa menjadisenyawa nitrogen dan phenol. Proses hidrolisa garam diazonium ion dapat

    digambarkan pada persamaan reaksi di bawah;

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    4/27

    Senyawa azo dan Reaksi Penyambungan (Substitusi)

    Salah satu aplikasi dari pengunaan garam diazonium ion ini adalah dalam

    pembentukan senyawa azo. Senyawa azo memiliki formula umum R-N=N-R dimana

    senyawa azo dapat dengan mudah dibentuk dengan mereaksikan garam diazonium

    ion dengan senyawa aromatik amina dan turunan phenol dengan reaksi sibstitusi

    aromatik elektrophil ik (SRE). Reaksi akan terjadi antara diazonium ion dengan

    senyawa amina bebas ataupun dengan ion phenoxida, dan akan memberikan zat

    warna yang memiliki warna yang bermacam-macam tergantung dari turunannya.

    Sedangkan warna dari senyawa yang dihasilkan akan bervariasi tergantung dari pH.

    Studi kasus pembentukan senyawa azo adalah pembentukan senyawa metil

    jingga. Metil jingga adalah salah satu senyawa zat warna azo yang biasanya

    digunakan sebagai indicator asam basa. Senyawa metil jingga ini dibuat dari

    penggabungan (coupling) senyawa asam sulfanilat yang telah diazotisasi dengan

    N,N-dimetil anilin.

    Proses reaksi pembentukan metil jingga dari kedua senyawa tersebut adalah

    sebagai berikut dibawah;

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    5/27

    III. Alat dan Bahan

    a. Peralatan

    No Nama Alat Spesifikasi Jumlah

    1. Gelas Kimia 250 mL 1

    2. Gelas Kimia 600 mL 13. Pipet ukur 10 mL 1

    4. BatangPengaduk

    - 1

    5. Termometer - 1

    6. Hot Plate - 1

    7. Magnet Stirrer - 1

    8. Penyaring

    Buchner

    - 1

    9. Klep - 1

    10. Labu Isap - 1

    11. Spatula - 112. Botol Semprot

    13. Gelas Kimia 100 mL 1

    14. Kertas Saring - 1

    15. Water Jet - 1

    b. Bahan

    No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah

    1. Asam Sulfanilat - 10,5 gr

    2. Natrium Karbonat - 2,65 gram3. Air Panas 150 mL

    4. Natrium Nitrit - 3,7 gr

    5. HCl 36% 11 mL

    6. N,N dimetil anilin - 6,05 gr

    7. NaOH 20& 35 mL

    8. NaCl - 10 gr

    9. NaCl jenuh - (35 gr/100

    ml air)

    10. Pecahan Es - 60 gr

    11. Aquades - 210 mL

    IV.

    Skema Kerja

    4.1. Pembuatan Garam Diazonium Ion (larutan A)

    2,65 gr Natrium Karbonat 100 mL air

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    6/27

    10,5 gr asam sulfanilat

    3,7 gr natrium nitrit 10 mL air

    4.2. Reaksi Penyambungan

    6,05 gr N,N dimetil anilin + 3 mL asam asetat glasial

    Larutan A

    Pemanasan campuran tersebut hingga larut

    Pendinginan hingga 15-20oC

    Menuangkan larutan tersebut ke dalam gelas kimia 600 mL yang telah

    berisi campuran 11 mL HCl 36% dan 60 gr pecahan es

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    7/27

    35 ml larutan NaOH 20%

    10 gr garam NaCl

    Pengadukan sampai homogen lalu biarkan selama 10 menit

    Pemanasan hingga mendidih

    Mempertahankan suhu pada suhu 80-900C sampai garam NaCL larut

    Pendinginan selama 15 menit

    Pendinginan kedalam campuran es-air

    Penyaringan

    Pembilatan padatan metil jingga menggunakan NaCl jenuh

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    8/27

    4.3. Rekristalisasi dan Analisa Produk

    V.

    Data Pengamatan

    A.

    Persiapan

    Nama Zat Rumus Molekul Berat Terpakai Massa Molekul

    Asam Sulfanilat R-NH2C6H4SO3H 10,5 gram 173 g/mol

    N,N Dimetil Anilin C6H5N(CH3)2 6,05 gram 121 g/mol

    Natrium Karbonat Na2CO3 2,65 gram 106 g/mol

    Natrium Hidroksida NaOH 35 mL 40 g/molNatrium Nitrit NaNO2 3,7 gram 69 g/mol

    B.

    Pembuatan Garam Diazonium

    Reaktan Pengamatan Kondisi Proses

    Asam Sulfanilat Berwarna bening Pengadukan

    N,N dimetil Anilin Berwarna hitam Pelarutan

    Natrium Karbonat Padat, serbuk putih keruh Pemanasan

    Melarutkan padatan metil jingga dengan 150 mL air panas

    Penyaringan

    Pendinginan/kristalisasi

    Penyaringan

    Pembilatan padatan/kristal metil jingga menggunakan etanol dan ether

    Pemanasan dalam oven 75oC sehari semalam

    Pencatatan % yield dan penentuan titik leleh

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    9/27

    Natrium Hidroksida Larutan tak berwarna Pelarutan

    Natrium Nitrit Padat, putih kuning Pendinginan

    Asam Asetat Glacial Berwarna marun Pelarutan

    C.

    Reaksi Penyambungan (Substitusi-SRE)

    Nama Zat Pengamatan Kondisi ProsesAsam sulfanilat + N,N dimetil

    Anilin

    Berwarna merah marun Pemanasan dan Pengadukan

    Pencampuran larutan A +

    larutan B

    Berwarna merah marun Pemanasan dan Pengadukan

    Pasta MO + Nacl Berwarna merah marun Pendinginan

    D.

    Pengamatan Hasil

    Produk Yield (gram) Persen Yield (%)

    Metil Jingga 0,6 gram

    E.

    Tabel Pengamatan Uji Kualitatif

    No. Asam dan Basa Jumlah Tetesan MO Warna

    1. HCl 0,1 M 1 ml 1 Merah keunguan

    2. NaOH 0,1 M 1 ml 2 Kuning

    3. Asam Cuka Glacial 1 Merah keunguan pekat

    4. Deterjen 1 Kuning

    VI.

    Pengolahan Data

    Mol asam sulfanilat (HSO3C6H4NH2)

    Mol =

    =

    Mol Natrium Karbonat (Na2CO3)

    Mol =

    =

    Mol Natrium Nitrit (NaNO2)

    Mol =

    =

    Mol N,N Dimetyl anilin (C6H5N(CH3)2)

    Mol =

    =

    Mol HCl

    HCl 36% 11 mL (massa jenis HCl = 1,19 gr/mL)

    Massa HCl 36% = 1,19 gr/mLx11 mLx36 %

    = 4,7124 gram

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    10/27

    CH CH HC CH

    SO3HC C NH2.2H2O + NaCO3 2 Na+O-SC CNH2 + CO2

    CH CH HC CH

    Asam Sulfanilat Natrium Sulfanilat

    HC CH HCCH

    Na+O

    -SC CNH2+ NaNO2 + HCl Na

    +O

    -SC C- N

    +=NCl

    -

    HC CH HCCH

    Natrium sulfanilat Natrium Nitrit Garam diazonium

    Mol HCl = massa HCl 36% / BM HCl

    = 4,7124 gram / 36,5g/mol

    = 0,129 mol

    a. Berat Metil jingga secara teoritis

    1. Diazotisasi

    Asam sulfanilat + Natrium karbonat Natrium sulfanilat

    Awal : 0,060 mol 0,025 mol -Reaksi : 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol

    Sisa : 0,0357 mol 0 0,025 mol

    Natrium Sulfanilat + Natrium Nitrit + HCl Garam Diazonium

    Awal : 0,025 mol 0,054 mol 0,129 mol -

    Reaksi : 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol

    Sisa : 0 0,029 mol 0,104 mol 0,025 mol

    2. Reaksi Penyambungan

    Garam Diazonium + N,N Dimetyl anilin Metil Jingga

    Awal : 0,025 mol 0,050 mol -

    Reaksi : 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol

    Sisa : 0 0,025 mol 0,025 mol

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    11/27

    Mol metil jingga teoritis = 0,025 mol

    Berat Metil Jingga = mol metil jingga x BM metil jingga

    = 0,025 mol x 327,3 g/mol

    = 8,1825 gram (teoritis)

    a. Berat Metil Jingga setelah rekristalisasi (Padatan)

    Berat kertas saring =0,64 gram

    Berat kertas saring + metil jingga = 1,24 gram

    Berat metil jingga = (1,240,64) gram

    = 0,6 gram

    b.

    Persen Yield

    Padatan

    Yield =

    =

    = 7,33 %

    c. Titik Leleh

    Teoritis : 300o

    CPercobaan :

    oC

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    12/27

    CH CH HC CH

    SO3HC C NH2.2H2O + NaCO3 2 Na+O-SC CNH2 + CO2+ 5 H2O

    CH CH HC CH

    Asam Sulfanilat Natrium Sulfanilat

    VII.

    Pembahasan

    Nudia Rahmania (131411019)

    Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan proses substitusi-pembuatan metil jingga,

    pada reaksi substitusi terdapat dua tahapan penting yaitu tahap reaksi diazotisasi dan tahap

    penyambungan (coupling). Metil jingga banyak digunakan di dalam industri tekstil atau juga

    sebagai indikator asam-basa pada percobaan titrasi. Ada 3 proses dalam pembuatan metil jingga

    yaitu reaksi diazotisasi, reaksi penyambungan (coupling) dan rekristalisasi.

    Hal pertama yang kami lakukan adalah penambahan natrium karbonat ke dalam asam

    sulfanilat yang bertujuan untuk deprotonasi gugus amino, dimana proton yang didapat atau

    dihasilkan berasal dari diasosiasi natrium karbonat. Kemudian larutan tersebut dipanaskan

    hingga semua padatan larut (berwarna bening) dan dinginkan suhunya sampai 15-20C. Setelah

    itu, dilakukan penambahan natrium nitrit dan asam klorida yang telah diberi pecahan es yang

    akan membentuk asam nitrit di dalam larutan tersebut. Kondisi reaksi tersebut dilakukan dalam

    keadaan asam dengan suhu rendah yaitu antara 050C. tujuan penambahan es dan keadaan asam

    adalah untuk menghindari terjadinya penguraian alcohol dan gas N2, sehingga suhu proses

    dijaga konstan. Selain itu pecahan es berfungsi untuk menghindari terbentuknya gas NOx yang

    mudah meledak dan beracun. Dehidrasi dari asam nitrit ini akan membentuk ion nitrosonium

    dengan bersama asam sulfanilat akan membentuk ion atau garam diazonium. Proses inidianamakan proses diazotisasi, yaitu proses reaksi aniline dengan asam nitrit yang akan

    menghasilkan garam diazonium.

    Gambar.1 Pembuatan garam diazonium dari asam sulfanilat (deprotonasi)

    Selanjutnya, tahap kedua yaitu reaksi penyambungan (coupling). Setelah asam sulfanilat

    telah diazotisasi ditambahkan dengan N,N dimetil anilin dengan asam asetat glasial, hingga

    homogen yang menghasilkan asam metil jingga dengan warna merah yang secara bertahap

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    13/27

    terpisah dari larutannya. Kemudian dilakukan penetralan dengan menambahkan NaOH 20%

    sehingga warna larutan menjadi jingga. Hal ini terjadi karena asam metil jingga berubah menjadi

    garamnya. Setelah itu, dilakukan pemanasan dan ditambahkan 10 gram NaCl untuk membantu

    pemisahan padatan dari campuran , lalu suhu dipertahankan pada 80-90C dan biarkan dingin

    untuk memudahkan dalam proses penyaringan produk. Selanjutnya saring dengan menggunakan

    buchner fumel secara perlahan agar tidak mampat dengan dibilas oleh larutan NaCl jenuh untuk

    menghindari larutnya metil jingga.

    Gambar.3 Formasi asam sulfanilat yang telah mengalami proses diazonisasi

    Gambar 2. Penambahan N-N dimetil anilin

    Selanjutnya adalah proses rekristalisasi yang bertujuan untuk mendapatkan kristal metil

    jingga dengan kemurnian tinggi. Larutkan kembali residu kedalam 150 mL air panas. Larutan

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    14/27

    tersebut disaring dengan menggunakan vacuum. Sehingga akan didapatkan larutan yang

    mengandung metil jingga di filtrate dan kotoran yang tidak larut pada kertas saring.

    Gambar.4 Struktur Metil JIngga

    Filtrat didiamkan sampai terbentuk kristal yang berbentuk padatan seperti pasta yang

    berwarna kuning . Kristalisasi terjadi kemungkinan selama 1-2 hari. Saring padatan yang

    terbentuk dengan buchner funnel, kemudian bilas padatan dengan etanol kemudian dengan ether.

    Setelah itu dikeringkan di dalam oven, untuk menghilangkan kandungan air di dalam produk

    sehingga dihasilkan kristal yang baik. Hasil kristal yang didapat berupa serbuk halus berwarna

    jingga. Secara teoritis, kristal yang di hasilkan sebanyak 8,1825gram, dan berat yang dihasilkan

    sebanyak 0,6 gram. Didapat persen yieldnya yaitu sekitar 7,33%. Penyebab kecilnya yield yang

    diperoleh yaitu saat proses pemanasan yang terlalu lama, saat proses pembilasan ada kristal metil

    jingga yang ikut terlarut . Kami melakukan uji kualitatif dengan asam dan basa yaitu, HCl 0,1

    M, NaOH 0,1 M, asam cuka, dan deterjen.

    No. Asam dan Basa Jumlah Tetesan MO Warna

    1. HCl 0,1 M 1 tetes Merah keunguan

    2. NaOH 0,1 M 1 tetes Kuning

    3. Asam cuka 1 tetes Merah keunguan pekat

    4. Deterjen sedikit Kuning

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    15/27

    Nur Asmalah (131411020)

    Proses pembuatan metal jingga dibuat dengan reaksi penyambungan atau coupling

    reaction. Metal jingga merupakan senyawa organik dari golongan azo. Zat warna dari

    jenis azo ini banyak digunakan dalam industry tekstil serta dalam skala laboratoriumdigunakan sebagai indicator asam-basa. Reaksi pembuatan metal jingga terdiri dari 3

    proses yaitu reaksi diazotisasi, reaksi penyambungan dan rekristalisasi.

    Reaksi diazotiasi adalah reaksi pembentukan garam ion diazonium. Pada reaksi

    ini asam sulfanilat dihidrat direaksikan dengan natrium karbonat yang telah dilarutkan

    sebelumnya. Jika diamati, larutan tersebut berbusa, dimana larutan tersebut akan

    membantu proses pembentukan garam diazonium yaitu terbentuknya natrium sulfanilat.

    Penambahan natrium karbonat ke dalam asam sulfanilat ini bertujuan untuk deprotonasi

    gugus amino.

    Natrium sulfanilat yang terbentuk direaksikan dengan natrium nitrit menghasilkan

    garam diazonium. Kondisi reaksi tersebut dilakukan dalam keadaan asam dengan suhu

    rendah yaitu antara 0 50C. tujuan penambahan es dan keadaan asam adalah untuk

    menghindari terjadinya penguraian alcohol dan gas N2, sehingga suhu proses dijaga

    konstan. Selain itu pecahan es berfungsi untuk menghindari terbentuknya gas NOx yang

    mudah meledak dan beracun.

    Proses pendinginan dilakukan selama 15 menit. Setelah itu akan terbentuk Kristal

    putih pada dasar larutan yang berwarna kuning sebagai garam diazonium.

    Pada reaksi penyambungan atau coupling, garam diazonium direaksikan dengan

    N,N-dimetil aniline untuk membentuk metal jingga. Ion diazonium merupakan spesies

    miskin electron maka dari itu N,N-dimetil aniline yang merupakan senyawa turunan fenol

    direaksikan dengan garam diazonium. Karena N,N-dimetil aniline merupakan senyawayang kaya electron. Sebelum direaksikan dengan garam diazonium, N,N-dimetil

    direaksikan terlebih dahulu dengan asam asetat glacial.

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    16/27

    Pencampuran antara garam diazonium ion dengan larutan N,N-dimetil aniline

    akan mengeluarkan warna merah. Setelah terbentuknya warna, larutan tersebut

    dinetralkan dengan larutan NaOH 20% sehingga warna larutan menjadi jingga. Hal

    tersebut dikarenakan asam metal jingga berubah menjadi garamnya. Perlakuan tersebut

    dilakukan sambil dipanaskan hingga mendidih dan ditambahkan garam NaCl sebanyak

    10 gram untuk membantu pemisahan antara padatan dengan campurannya.

    Larutan tersebut dipanaskan dan dipertahankan pada suhu 80-900C sampai semua

    garam NaCl larut. Kemnudian larutan didiamkan selama 15 menit agar suhu larutan sama

    dengan suhu ruangan. Campuran tersebut didinginkan didalam rendaman es agar produk

    mudah disaring.

    Larutan disaring dan residu dibilas dengan NaCl jenuh. Proses rekristalisasi ini

    dilakukan dengan melarutkan kembali residu kedalam 150mL air panas. Larutan tersebut

    disaring dengan menggunakan vacuum. Sehingga akan didapatkan larutan yang

    mengandung metil jingga di filtrate dan kotoran yang tidak larut pada kertas saring.

    Filtrat didiamkan sampai terbentuk Kristal. Kristalisasi terjadi kemungkinan

    selama 1-2 hari. Hasil krital yang didapat berupa serbuk halus berwarna jingga dengan

    berat yang diperoleh sebanyak 0,6 gram. Didapat persen yieldnya yaitu sekitar 7,33%.

    Hasil tersebut jauh sekali dengan hasil teoritis. Jika dianalisa, penyebab kecilnya yield

    yang diperoleh yaitu pemanasan yang terlalu lama sehingga metil jingga terlarut kembali.

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    17/27

    Nurisyaban Aziezah (131411021)

    Percobaan kali ini mengenai pembuatan metil jingga. Metil jingga merupakan

    salah satu senyawa azo dan merupakan campuran dari garam diazonium ion dan senyawa

    aromatik yang sangat reaktif. Garam diazonium ini merupakan senyawa intermediet

    dalam pembentukan senyawa azo.

    Pada percobaan, asam sulfanilat dihidrat dicampurkan dengan Natrium Karbonat

    sehingga warna larutannya menjadi putih dan setelah itu dipanaskan. Hal ini bertujuan

    agar padatan dalam larutan cepat melarut. Lalu, larutan terbut didinginkan sampai kondisi

    operasi temperatur mencapai 15-20oC. Untuk membantu mempercepat pendinginan,

    maka larutan tersebut direndam dalam es. Lalu kedalam larutan tersebut ditambahkan

    Natrium Nitrit. Agar membentuk garam diazonium maka kondisi larutannya harus asam

    dan larutan berada pada suhu 0-5oC sehingga kedalam larutan tersebut ditambahkan

    larutan HCl 36% dan 60 gram pecahan es agar kondisi asam dan suhunya tercapai dan

    garam diazonium dapat terbentuk.

    Selanjutnya dilakukan reaksi penyambungan (coupling) dengan mencampurkan

    N,N dimetil anilin yang berperan sebagai senyawa aromatik dengan asam asetat glasial.

    Larutan yang baru dibuat dicampurkan dengan larutan garam diazonium yang sudah

    dibuat, lalu campuran tersebut diaduk menggunakan magnet stirrer dengan tujuan agar

    campuran tersebut bercampur samapai homogen. Campuran tersebut lalu ditambah

    larutan NaOH 20%. Campuran larutan tersebut akan berubah warna menjadi jingga. Hal

    ini terjadi karena larutan tersebut mulai berubah menjadi garamnya. Proses ini dilakukan

    sambil dipanaskan hingga mendidih. Lalu campuran tersebut ditambah dengan padatan

    NaCl untuk membantu pemisahan antara padatan dan larutannya.

    Campuran tersebut didinginkan dan setelah itu disaring menggunakan corong

    buchner. Padatan yang ada didalam corong dibilas dengan NaCl jenuh. Agar

    mendapatkan kristal metil jingga yang baik secara kualitatif dan kuantitatif maka

    dilakukan rekristalisasi dengan cara mencampurkan padatan (residu) dengan 150 mL air

    panas agar cepat melarut. Lalu campuran tersebut disaring agar kotoran yang terdapat

    dalam larutan tersebut tidak ikut masuk didalam larutan. Lakukan pendinginan dan

    kristalisasi, kristal yang terbentuk akan mengendap didasar gelas kimia. Laluu dilakukan

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    18/27

    penyaringan untuk memisahkan kristal metil jingga dengan larutannya. Warna dari metil

    jingga dari hasil percobaan adalah jingga dan berbentuk serbuk halus.

    Dari hasil percobaan metil jingga yang diperoleh sebanyak 0,6 gram. hal ini

    berbeda dengan massa metil jingga yang diperoleh secara teoritis yaitu 8,1825 gram dan

    yield yang diperoleh sebesar 7,33%. Hal ini terjadi karena masih adanya pengotor dalam

    larutan tersebut sehingga massa yang dihasilkan hanya sedikit dan lurang tercapainya

    kondisi asam dan suhu yang mengakibatkan pembentuk metil jingga kurang optimal.

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    19/27

    R.A. Feby Lailani Belladina (13141123)

    Pada praktikum ini, praktikan melakukan percobaan pembuatan metil jingga. Reaksi

    pembentukan metil jingga terdiri dari 3 proses penting yaitu, Reaksi diazotisasi, Reaksi

    Penyambungan (Coupling) dan Rekristalisasi.

    Reaksi diazotisasi merupakan tahap pembentukan garam diazonium yang merupakan tahap

    awal dari proses pembuatan metil jingga. Pada proses pembuatan garam diazonium ion ini,

    praktikan mereaksikan larutan asam sulfanilat dengan natrium karbonat sehingga menghasilkan

    natrium sulfanilat yang kemudian ditambahkan natrium nitrit. Penambahan natrium nitrit ke dalam

    larutan natrium sulfanilat merubah warna larutan yang semula bening menjadi berwarna orange.

    Selanjutnya ke dalam larutan yang berwarna orange ditambahkan campuran es batu dan larutan

    HCl pekat. Penambahan es batu dimaksudkan agar terjadi penurunan suhu hingga 15-20C karena

    reaksi tersebut tidak stabil dalam suhu kamar, garam yang terbentuk akan sangat mudah

    terhidrolisa menjadi senyawa nitrogen dan phenol,hasil hidrolisa tersebut dapat menghasilkan

    senyawa Nox yang bersifat racun dan dapat menimbulkan ledakan. Penambahan es batu juga

    dimaksudkan agar campuran larutan tersebut tidak menjadi kering. Penambahan larutan HCl pekat

    dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi asam karena dalam pembentukan kristal putih

    (kristalisasi), larutan harus besifat asam. Kristal putih tersebut merupakan garam diazonium ion.

    Reaksi penyambungan dimulai dengan mereaksikan diazonium hasil reaksi diazotisasi

    dengan N,NDimetil anilin dengan produk metil jingga. Garam diazonium tepatnya pada kation

    diazoium memiliki sifat elektrophilik yang lemah (kekurangan elektron). Untuk menambah

    karakter elektrophilik pada kation diazonium maka garam diazonium direaksikan dengan seyawa

    aromatik yang sangat reaktif yaitu N,N Dimetil anilin karena garam diazonium hanya akan

    mampu bereaksi baik dengan senyawa aromatik salah satunya N,NDimetil anilin. Kemudian N,N

    Dimetil anilin bersama garam diazonium direaksikan dengan asam asetat agar dapat

    mempertahankan kondisi asam dalam larutan tersebut dengan hasil warna larutan bewarna merah.

    Warna merah tersebut dihasilkan karena larutan bersifat asam lemah. Agar dihasilkan warna jingga

    pada larutan tersebut, maka ditambahkan larutan NaOH 20% yang juga berperan sebagai penetral

    larutan tersebut. Perubahan warna merah menjadi jingga tersebut terjadi karena asam metil jingga

    berubah menjadi garamnya, hasil larutan dari reaksi tersebut berbentuk pasta. Lalu campuran

    tersebut dipanaskan hingga mendidih dan ditambahkan garam NaCl sebanyak 10 gram

    hingga larut pada suhu konstan yaitu 80-90oC. Penambahan NaCl berfugsi untuk membantu

    pemisahan antara padatan dengan campurannya, kemudian dilakukan penyaringan dengan corong

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    20/27

    buchner dan water jet vacuum sehingga didapat padatan metil jingga. Namun, padatan metil jingga

    tersebut masih mengandung pengotor sehingga perlu dibilas oleh larutan NaCl jenuh. Fungsi dari

    larutan NaCl jenuh tersebut adalah sebagai pelarut pengotor, dengan pembilasan oleh larutan NaCl

    jenuh, padatan metil jingga tidak akan ikut larut. Setelah itu, padatan metil jingga dilarutkan dalam

    150 mL air mendidih dan dilakukan penyaringan dengan corong buchner dan water jet vacuum

    menghasilkan metil jingga pada filtrat dan kotoran pada kertas saring. Pembentukan kristal dapat

    terjadi selama 1-2 hari. Kemudian dilakukan filtrasi sehingga menghasilkan kristal putih yang

    merupakan metil jingga lalu membilas padatan yang tersaring dengan etanol lalu eter dan diperoleh

    padatan metil jingga setengah kering. Padatan metal jingga setengah kering tersebut kemudian di

    oven pada suhu 75oC. Hasil kristal yang didapat berupa serbuk halus berwarna jingga dengan berat

    teoritis sebanyak 8,1825gram, sedangkanberat yang dihasilkan sebanyak 0,6 gram. Didapat

    persen yieldnya yaitu sekitar 7,33%. Hasil yield yang diperoleh tersebut jauh sekali dengan

    perhitungan teoritis, hal tersebut dapat terjadi karena pemanasan yang terlalu lama sehingga metil

    jingga larut kembali, pengadukan yang tak konstan, proses tidak didiamkan dulu setelah

    penambahan 10 gr NaCl namun langsung dilanjutkan, juga proses penyaringan yang kurang

    sempurna, pelarutan padatan yang kurang sempurna sehingga kristal-kristal metil jingga tidak dapat

    tersaring seluruhnya bahkan larut bersama filtratnya pada saat proses re-kristalisasi. Titik leleh

    menurut literatur yaitu sebesar 313oC. Apabila titik leleh percobaan mendekati literatur maka dapat

    dikatakan bahwa metil jingga yang diperoleh dari percobaan ini mendekati murni.

    Kami melakukan uji kualitatif dengan asam dan basa yaitu, HCl 0,1 M, NaOH 0,1M, asam cuka, dan deterjen.

    Dapat dibandingkan antara hasil uji kualitatif dengan teoritis tersebut sudah sesuai,

    maka dapat dikatakan metyl jingga yang dihasilkan oleh praktikan berhasil.

    No. Asam dan Basa Jumlah Tetesan MO Warna

    1. HCl 0,1 M 1 tetes Merah keunguan

    2. NaOH 0,1 M 1 tetes Kuning

    3. Asam cuka 1 tetes Merah keunguan pekat

    4. Deterjen sedikit Kuning

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    21/27

    Methyl orange in xylene cyanol

    solution(pH indicator)

    below pH 3.2 above pH 4.2

    3.2 4.2

    Dapat dibandingkan antara hasil uji kualitatif dengan teoritis tersebut sudah

    sesuai, maka dapat dikatakan metyl jingga yang dihasilkan oleh praktikan berhasil.

    Methyl orange(pH indicator)

    below pH 3.1 above pH 4.4

    3.1 4.4

    http://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicatorhttp://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicatorhttp://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicatorhttp://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicatorhttp://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicatorhttp://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicatorhttp://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicatorhttp://en.wikipedia.org/wiki/PH_indicator
  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    22/27

    VIII.Kesimpulan

    Setelah melakukan percobaan ini dapat simpulkan bahwa:

    a. Metil jingga termasuk ke dalam senyawa azo dan pada proses penyambungan terjadi

    reaksi substitusi.

    b. Terdapat 3 proses dalam pembuatan metil jingga yaitu reaksi diazotisasi, reaksi

    penyambungan (coupling) dan rekristalisasi.

    c. Ion diazonium merupakan spesies miskin elektron (elektropil).

    d. %Yield yang didapatkan sebanyak 7,33% dengan berat 0,6 gram

    IX.

    Daftar Pustaka

    Andrijanto, Eko. Jobsheet Praktikum Satuan Proses. Proses Substitusi

    Pembuatan Metil Jingga. Polban.

    Vogel,s.1978.Text book of Practical Organic Chemistry.fourth Edition.New

    YorkL: Jhon Willey and Sons.inc

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    23/27

    X.

    Lampiran

    Sifat Kimia dan Fisika

    1. N,N Dimetil Anilin (C6H5N(CH3)2)

    Warna/Bentuk : kekuning-kuningan/Cair

    Massa jenis : 0.954 gr/cm3

    Titik didih : 192.5oC193.5

    oC

    Titik Leleh : 2.5oC

    Bahaya : Beracun; mudah diserap kulit; toleransi udara 5 ppm.

    2. Hidrogen Klorida (HCl)

    Warna/Bentuk : Tidak berwarna/Cair

    Massa jenis : 1.268 gr/cm3

    Titik didih : 85oC

    Titik leleh : 19.2oC

    Bahaya : Beracun; iritasi terhadap mata dan kulit; gasnya dapat

    menyebabkan mati lemas; toleransi udara 5 ppm.

    3. Natrium Nitrit (NaNO2)

    Warna/Bentuk : Agak kuning/Kristal

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    24/27

    Massa jenis : 2.157 gr/cm3

    Titik didih : 320oC

    Titik leleh : 271oC

    Bahaya : Menyebabkan kanker; mudah meledak pada suhu 573oC

    4. Natrium Hidroksida (NaOH)

    Warna/Bentuk : Putih/Padat

    Massa jenis : 2.13 gr/cm3

    Titik didih : 1390oC

    Titik leleh : 318oC

    Bahaya : Beracun; korosif; iritasi kuat pada mata dan kulit.

    5. Asam Sulfanilat (2C6H7NO3S)

    Warna/Bentuk : Putih keabu-abuan/Kristal

    Massa jenis : 2.1 gr/cm3

    Titik didih : 450oC

    Titik leleh : 280oC300

    oC

    Bahaya : Sedikit beracun

    6. Natrium Klorida (NaCl)

    Warna/Bentuk : Putih/Kristal

    Massa jenis : 2.165 gr/cm3

    Titik didih : -

    Titik leleh : 801 oC

    Bahaya : -

    Lampiran Foto

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    25/27

    No Gambar Keterangan

    1 Pencampuran 10,5 asam

    sulfanilat + 2,65 gram Natrium

    Karbonat + 100 mL air(Larutan A)

    2 Larutan A setelah pemanasan

    (bening)

    3 (Larutan A + 3,7 gram Natrium

    Nitrit + 11 mL HCl 36% + 60

    gram pecahan es)dicampur dengan

    6,05 gram N,N dimetil anilin +3 ml asam asetat glassial

    (Larutan B)

    4 Larutan hasil pencampuranlarutan B dengan 35 mL larutan

    NaOH 20% dan ditambah garam

    NaCl sehingga padatan terpisah

    dengan larutannya

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    26/27

    5 Larutan yang telah dipanaskan

    dan siap disaring

    6 Penyaringan pertama

    7 Filtrat

    8 Larutan metil jingga yang

    didinginkan (kristalisasi)

  • 5/19/2018 Pembuatan Metil Jingga

    27/27

    9 Padatan metil jingga yang

    mengendap di dasar gelas kimia

    10 Penyaringan untuk menyaring

    padatan metil jingga (kristal)

    berbentuk serbuk halus dan

    terpisah dari larutannya