METHOD m3 Kelompok 3

24
KASUS PRAKTIKUM MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG DAHLIA RSUD ULIN BANJARMASIN Suatu ruangan perawatan yang bernama Ruang Dahlia merupakan ruang rawat inap yang diperuntukkan bagi pasien dengan masalah sistem persarafan atau masalah paru. Ruang Dahlia sering disebut dengan ruang Paru. Ruang Dahlia merupakan salah satu ruang perawatan yang termasuk dalam kategori ruang rawat inap non-bedah di RSUD Ulin Banjarmasin. Ruang Dahlia dikepalai oleh seorang kepala ruangan yang bernama Mrs. Mgd dan terdapat juga seorang supervisor yang bernama Mr. Mjn. Sebagai unit pelaksanaan keperawatan Ruang Dahlia dibagi menjadi 2 tim keperawatan dengan masing-masing tim mempunyai seorang ketua tim dan 6 perawat pelaksana. Dari 16 tenaga keperawatan termasuk kepala ruangan dan supervisor tingkat pendidikan yaitu: 4 orang Sarjana Keperawatan + Ners, 11 orang Diploma III Keperawatan dan 1 orang SPK. Dari 11 orang perawat yang berpendidikan Diploma III terdapat 6 orang perawat yang sedang menempuh pendidikan Sarjana Keperawatan dan dari 1 orang perawat yang berpendididkan SPK, sekarang sedang menempuh pendididkan program khusus penyetaraan Diploma III di instusi Pendidikan keperawatan di kota Banjarmasin.

description

laporan makp keperawatan manajemen

Transcript of METHOD m3 Kelompok 3

KASUS PRAKTIKUM MANAJEMEN KEPERAWATANRUANG DAHLIA RSUD ULIN BANJARMASINSuatu ruangan perawatan yang bernama Ruang Dahlia merupakan ruang rawat inap yang diperuntukkan bagi pasien dengan masalah sistem persarafan atau masalah paru. Ruang Dahlia sering disebut dengan ruang Paru. Ruang Dahlia merupakan salah satu ruang perawatan yang termasuk dalam kategori ruang rawat inap non-bedah di RSUD Ulin Banjarmasin. Ruang Dahlia dikepalai oleh seorang kepala ruangan yang bernama Mrs. Mgd dan terdapat juga seorang supervisor yang bernama Mr. Mjn. Sebagai unit pelaksanaan keperawatan Ruang Dahlia dibagi menjadi 2 tim keperawatan dengan masing-masing tim mempunyai seorang ketua tim dan 6 perawat pelaksana. Dari 16 tenaga keperawatan termasuk kepala ruangan dan supervisor tingkat pendidikan yaitu: 4 orang Sarjana Keperawatan + Ners, 11 orang Diploma III Keperawatan dan 1 orang SPK. Dari 11 orang perawat yang berpendidikan Diploma III terdapat 6 orang perawat yang sedang menempuh pendidikan Sarjana Keperawatan dan dari 1 orang perawat yang berpendididkan SPK, sekarang sedang menempuh pendididkan program khusus penyetaraan Diploma III di instusi Pendidikan keperawatan di kota Banjarmasin. Perawat pelaksana di Ruang Dahlia secara bergantian disarankan dan dimotivasi untuk menjalani pendididkan lanjutan. Perawat yang bertugas di Ruang Dahlia bergantian untuk melanjutkan kuliah atau penyetaraan tingkat pendidikan mengingat jadwal harus terisi sehingga tidak mengganggu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Masyarakat dalam hal ini pasien, secara sadar atau tidak sadar zaman modern seperti sekarang ini kesadaran masyarakat akan pelayanan yang diberikan sudah semakin tinggi sehingga masyarakat mulai mengerti dan selalu menyangkutkan segala tuntutan mereka agar sama rata di mata hukum yang berlaku.Pembuatan jadwal dinas dilakukan oleh kepala ruangan dengan pengaturan jam dinas Pagi, Siang, Malam serta Libur. Dari segi kehadiran, menurut kepala ruangan saat dilakukan wawancara masih ada perawat yang tidak disiplin dalam waktu kehadiran dan secara pemahaman mengenai peran dan fungsi perawat. Kepala ruangan sendiri sudah beberapa kali mencoba memberikan peringatan kepada staffnya di ruangan namun sampai saat ini kedisiplinan masih menjadi masalah yang sering ditemui di pelayanan baik itu di ruang Dahlia maupun di ruangan yang lain. Semua kekurangan dalam hal ketidakcukupan tenaga keperawatan karena disiplin waktu yang buruk tadi masih tertolong dan tertutupi dengan keberadaan mahasiswa dari berbagai institusi keperawatan yang berdinas di ruangan. Kehadiran mahasiswa tersebut sangat membantu jalannya pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang Dahlia.Sebagai sarana pendukung di Ruang Dahlia juga dibantu oleh tenaga administrasi dengan jumlah 1 orang, cleaning service dengan jumlah 1 orang, lopper dengan jumlah 1 orang,. Tenaga medis yang berkualifikasi (Sp.P) yaitu dr.M.I, dr.P, dr. AA, dan satu orang (residen Sp.P) yaitu dr.R. terdapat juga seorang nutisionist yaitu Mrs.Ak untuk membantu pengaturan diet pasien selama perawatan. Dilihat dari jumlah kasus terbanyak pasien yang dirawat diruang Dahlia yaitu: TB Paru, Asma bronkial, Bronkitis Akut, Bronkitis Kronis, PPOK, Ca Paru, Efusi Pleura, dan penyakit paru lainnya.Hal ini saat dilakukan pengkajian didapatkan 22 pasien dari total 30 TT yang tersedia di ruang perawatan dengan tingkat ketergantungan TC = 2 orang, PC = 8 orang, MC = 12 orang. Dalam cacatan keperawatan juga didapat jumlah hari rawat masing-masing pasien yaitu 6 orang pasien dirawat selama 6 hari, 10 orang pasien dirawat selama 4 hari, 10 orang pasien dirawat selama 2 hari. Berdasarkan data demografi yang didapat dirincikan yaitu berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 10 orang dan perempuan dengan jumlah 12 orang. Berdasarkan riwayat pendidikan dengan jumlah 2 orang tidak tamat SD, 10 orang tamat SD, 8 orang tamat SMP, dan 2 orang tamat SMA. Berdasarkan jenis pekerjaan dengan jumlah 10 orang petani, 2 orang penambang, 2 orang pedagang, 2 orang swasta, dan 6 orang buruh.Ruang Dahlia terdapat di bagian pojok kiri belakang RSUD Ulin Banjarmasin dengan batas sebelah timur Ruang Melati, sebelah selatan Ruang Mawar, sebelah barat Pagar Rumah Sakit dan sebelah utara Gudang Penyimpanan. Ruang Dahlia mempunyai 2 ruang kelas II dengan kapasitas tempat tidur masing-masing dengan jumlah 2 TT, ruang kelas III berjumlah 5 buah dengan kapasitas tempat tidur masing-masing dengan jumlah 5 TT, terdapat satu ruangan isolasi untuk menampung pasien yang mempunyai resiko infeksi tinggi (HIV/AIDS, Hepatitis) dengan jumlah 1 TT, sebuah Nurse Station, sebuah ruang Kepala Ruangan yang bergabung dengan ruang tenaga administrasi, sebuah ruang dokter, sebuah kamar operasi mini, sebuah gudang peralatan, sebuah gudang tempat tabung oksigen dan sebuah aula pertemuan. Di dinding Nurse Station sudah terdapat visi dan misi rumah sakit secara umum seta terdapat juga visi misi ruang Dahlia secara khusus sehingga setiap perawat dan mahasiswa dapat memahaminya dengan baik. Dalam hal pengadaan tulisan mengenai tata tertib yang menjelaskan jam besuk, jumlah pengunjung dan segala macam peraturan sudah tertempel di semua kamar perawatan.Ketersediaan peralatan di ruang Dahlia yaitu linen sebanyak 95 buah dengan catatan yaitu pengadaan dua tahun yang lalu (tahun 2012), nebulizer 2 buah dalam keadaan baik dengan pembagian 1 buah untuk pasien TB dan 1 buah untuk pasien non-TB,suction 2 buah serta tabung O2 tersedia 7 buah, jumlah bed pasien 30 buah dengan presentasi 80% keadaan baik dan sisanya ada kerusakan di beberapa bagian namun masih bisa dimaksimalkan untuk digunakan sebagai tempat tidur pasien. Kelengkapan buku administrasi diantaranya SAK, SOP, buku operan antar dinas, buku visit dokter, buku administrasi obat, buku permintaan makanan dan buku catatan pemberian injeksi. Masih banyak beberapa permasalahan yang dialami ruang Dahlia seperti masih ada beberapa wastafel yang rusak sehingga akses untuk mencuci tangan baik pasien atau perawat yang berdinas menjadi terbatas. Keadaan kamar mandi serta toilet yang rusak dan tergenang sehingga mengurangi rasa kenyamanan baik perawat atau pasien yang dirawat. Sistem pengadaan barang dilakukan setiap tahundengan mengajukan permintaan kepada bagian bidang penunjang medik dengan sumber pembiayaan dari APBN dan APBD.Adanya tuntutan dari masyarakat untuk selalau tersedianya sarana dan perlatan yang memadai di ruangan juga menuntut pihak ruangan nuntuk selalu mengajukan penambahan barang serta pergantian barang yang rusak pada tiap tahun anggaran. Hal ini dikarenakan juga masyarakat sering membanding-bandingkan pelayanan yang diberikan di rumah sakit negeri dengan sesamanya dan bahkan dengan rumah sakit swasta. Tuntutan masyarakat yang tinggi ini juga dikarenakan tingkat pengetahuan dan keinginan untuk dilayani secara baikmdan maksimal mulai masyarakat sadari untuk peningkatan status kesehatan mereka masing-masing.Ruang Dahlia dalam melaksanakan pelayanan keperawatan menggunakan sistem SP2KP. Seperti dikatakan oleh Kabid Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin. Ruang Dahlia merupakan salah satu ruang percontohan penerapan SP2KP selain ruang yang lain seperti Ruang Syaraf, Ruang Penyakit Dalam Pria dan Ruang Bedah Umum. Dalam pelaksanaannya di Ruang Dahlia kepala ruangan bersama supervisor membawahi 2 tim kerja dimana masing-masing tim kerja mempunyai satu ketua tim dan 6 orang perawat pelaksana. Dalam memastikan pelaksanaan asuhan keperawatan berjalan baik selama 124 jam dilakukan oleh epukul 14.00 s/d 20.30 dan dinas malam pada pukul 20.00 s/d 08.00. operan antar shift dilakukan di Nurse Station oleh kedua shift yang berdinas dan yang akan berdinas. Setelah shift yang berdinas menyampaikan laporan ke shift yang akan berdinas, kedua shift berkeliling ke kamar perawatan untuk memvalidasi data ke pasien. Ketua tim yang melakukan assessment pada masing-masing pasien kelolaanya.Saat operan juga kepala ruangan atau supervisor menyisipkan agenda untuk membahas satu SOP per hari terkait SOP yang sering dilaksanakan di ruangan. Biasanya dilakukan saat pergantian shift dinas pagi. Ruang Dahlia juga mempunyai buku petunjuk yang berisi SOP dan SAK yang jelas dan dikeluarkan oleh pihak rumah sakit langsung. Namun sayangnya penerapan SP2KP ini hanya terlaksana pada pagi hari karena masih terkendala pemahaman yang kurang dari sebagian perawat bik itu mengenai peran dan tanggung jawab sehingga pada jam dinas siang dan malam tidak terlaksana secara maksimal seperti jam dinas pagi. Hal yang disampaikan dalam operan juga masih kebanyakan membahas tentang medis dan tindakan-tindakannya sehingga pembahasan mengenai masalah keperawatan belum sepenuhnya tergali dan terangkat saat diskusi perawat di Nurse Station.Penerimaan pasien biasanya dilakukan oleh perawat yang kebetulan sedang berdinas, belum terdapat formulir penerimaan pasien antar perawat. Kegiatan mengorientasikan pasien juga kadang dilaksanakan kadang juga tidak karena kesibukan perawat diruangan. Belum adanya penjelasan dari perawat mengenai tata tertib di ruangan secara langsung mengenai jam besuk, risiko penularan, akan penyakit infeksius yang ada di ruangan sehingga pasien hanya diharapkan membaca sendiri peraturan yang tertulis dan tertempel di masing-masing kamar perawatan. Lembar persetujuan dirawat biasanya diisi dan dilampirkan di status pasien.Ronde keperawatan pernah dilaksanakan oleh mahasiswa pendidikan profesi Ners stage manajemen yang mengelola Ruang Dahlia, namun untuk pelaksanaan secara mandiri ruang Dahlia belum pernah melaksanakannya. Selama ini hanya dilaksanakan bed side teaching oleh Sp.P yang melakukan visite pasien dan dihadiri oleh perawat ruangan serta mahasiswa yang berdinas. Tidak semua perawat di ruang paru mengerti mengenai alur Ronde Keperawatan yang sebenarnya.Supervisor berperan untuk mendampingi mahasiswa praktik dan sekali-kali mensupervisi perawat di ruangan. Namun, pelaksanaannya masih belum terjadwal dengan baik. Supervisi yang dilaksanakan berupa tindakan keperawatan maupun cara penulisan asuhan keperawatan. Dari segi dukungan sebenarnya kepala ruangan serta supervisor menyambut baik akan hal ini karena dengan diadakannya supervisi secara terjadwal akan meningkatkan kemampuan perawat dan mahasiswa dalam keterampilan pelaksanaan tindakan keperawatan serta cara penulisan asuhan keperawatan yang benar.Pengaturan obat-obatan di ruangan dilakukan dengan metode pengelolaan obat UDD ( Unit Dose Dispending) yang pelaksanaannya bekerja sama dengan depo farmasi. Pasien/keluarga menyerahkan obat-obatan yang diperlukan selama 124 jam per hari penebusan. Setelah itu pasien/keluargamenyerahkan obat-obatan kepada perawat untuk diadministrasikan pemberiannya. Belum terdapat label (etiket) pemberian obat, belum ada kartu kontrol pemberian oba tyang dipegang pasien. Tidak semua perawat yang bertugas memahami dan mengamalkan cara pemberian obat yang benar dengan menggunakan 12 prinsif benar pemberian obat seperti yang diajarkan di pendidikan akademik. Dalam pelaksanaan pemberian atau administrasi obat biasanya perawat mengalami suatu konflik peran dan fungsi perawat. Terkadang obat yang diresepkan oleh pihak medis tergolong obat dengan kualitas serta lini tingkat tinggi misalkan saja dalam penggunaan antibiotic digunakan di lini ketiga yang justru harga obat akan sebanding tingkat kemahalannya. Fungsi kolaborasi harus tetap dijalankan namun ada peran perawat sebagai seorang advocad yang harus membela dan melindungi pasien terabaikan.Secara dukungan akan terlaksanakannya sentralisasi obat juga disampaiakan oleh kepala ruangan Kabid Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin karena hal ini sangat positif untuk menjamin keamanan pemberian obat ke pasien kelolaan di ruangan. Perencanaan pulang pada pasien selama ini dilkakukan oleh perawat di ruangan, dikerjakan seadanya dengan tanpa media yang baik dan mencukupi untuk meningkatkan pengetahuan pasien. Belum terdapat laeflet atau media untuk pembelajaran,. Pendidikan kesehatan hanya dilakukan dengan verbal. Kartu discharge planning tersedia di dalam status pasien, diagnosa medis, alasan pulang, anjuran diet, aktivitad yang boleh dilakukan serta tanggal konsultasi/ cek kesehatan pasien berikutnya. Masing-masing pasien mempunyai status rekam medis beserta catatan perkembangan penyakitnya. Dalam hal pengkajian terdapat format pengkajian persisitem di dalam status rekam medis tersevut. Dokumentasi seluruh kegiatan keperawatan selain dicatat di buku operan masing-masing tim keperawatan. Kendala yang terlihat adalah tidak tercatata dengan jelas dokumentasi pengkajian dsan penegakan diagnosa keperawatan. Untuk rencana, implementasi, evaluasi serta catatan perkembangan sudah tercatat dengan baik serta berkelanjutan.Sebelum 1 Januari 2014, ruang rawat inap Dahlia masih mengkategorikan pasien berdasarkan jenis pembiyayaan yaitu umum, ASKES, jamkesmas, jamkesprov, jamkesda dan pihak ketiga. Namun memasuki awal tahun 2014 semua pembiyayaan melebur menjadi sistem BPJS dengan semua peraturan yang berlaku. Pasien yang dirawat di Ruang Dahlia biasanya melalui dua jalur yaitu pasien dari poliklinik paru yang disarankan untuk rawat inap dan pasien yang masuk dari IGD yang di rencanakan rawat inap.Di ruang paru menyediakan ruang operasi mini yang melayani pasien yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin untuk melakukan pemasangan WSD, trakeostomi, pungi fleura, serta bedah minor area thoraks lainnya serta pemeriksaan diagnostik paru seperti bronkoskopi. Ruang Dahlia juga menyediakan nebulizer untuk pasien yang mengalami masalah sistem pernafasan. Setiap harinya pasien menggunakan nebulizer dari jam pelayanan pagi, dari data yang didapat terjadi peningkatan pasien Yang menggunakan alat tersebut.

1. MAN (M1)a. Stuktur organisasiKepala ruanganTIM 1TIM 26 perawat pelaksanaSupervisor6 perawat pelaksana

b. Tenaga keperawatan dan pelatihan Terdiri dari 16 orang tenaga keperawatan:1) 4 orang S1 + ners,2) 11 orang D III, 6 orang sedang menempuh pendidikan S1, dan3) 1 orang SPK sedang menempuh pendidikan penyetaraan D III.Mahasiswa dari berbagai institusi keperawatan yang berdinas di ruangan.c. Tenaga non keperawatan1) 1 orang tenaga administrasi2) 1 orang cleaning service3) 1 orang lopper4) 22 orang pasiend. Tenaga medis1) 3 orang dokter spesialis paru (Sp.P), yaitu dr. M.I, dr. P, dan dr. A.A2) 1 orang residen paru Sp.P, yaitu dr. R3) Nutritionist, yaitu Mrs. A Ke. Rencana pengembangan stafPerawat yang bertugas di ruang Dahlia bergantian melanjutkan kuliah atau penyetaraan tingkat pendidikan mengingat jadwal harus terisi, sehingga tidak mengganggu pelayanan pada pasien.f. Presentasi kasus terbanyakMasalah system pernafasan atau masalah paru, yaitu TB paru, asma bronkial, bronchitis akut, bronchitis kronis, PPOK, Ca paru, efusi pleura, dan penyakit paru lainnya.g. Tingkat ketergantunganJam kerja efektif: pagi, siang, malam (7 jam/hari)BOR : 73,3 %Bed : 30Jam kerja : 7 jamLibur : 78 hari

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan:Rumus: A x B x 365(365 C) x jam kerja/hari = 7 x 21,99 x 365 (395 78) x 7 = 56184,45 2009 = 27,96 = 28

2. MATERIAL (M2)a. Denah ruang Dahlia

GUDANG

PAGAR

RUANG MELATI

kiabcdggg

jeffgg

RUANG MAWAR

Keterangan denah :a. Ruang administrasi & ruang KARUb. Ruang dokterc. Nurse stationd. Gudang peralatane. Gudang tempat oksigenf. Ruang kelas IIg. Ruang kelas III

b. peralatanMedisNon Medis

Tabung Oksigen ; 7 buah Suction ; 2 buah Nebulizer ; 2 buah (1 buah untuk non TB, dan 1 buah untuk TB) 5 AK SOP Buku operan antar dinas Buku visit dokter Buku administrasi obat Buku permintaan makan Buku catatan pemberian injeksi

c. fasilitas Linen 95 buah dengan komposisi yang cukup baik. Bed 30 buah kelas II @ 2 bed x 5 ruangan = 4 bed kelas III @ 5 bed x 5 ruangan = 25 bed , ruang isolasi 1 bed Westafel beberapa buah Toilet dan kamar mandi rusak dan tergenang.

3. METHOD (M3): metode pemberian asuhan keperawatana. Penerapan pemberian asuhan keperawatan profesional (MAKP)1. Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin dalam melaksanakan pelayanan keperawatan menggunakan sistem SP2KP. Kabid keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin ruang Dahlia merupakan salah satu percontohan penerapan SP2KP selain ruang yang lain seperti ruang Syaraf, ruang Penyakit dalam Pria, dan ruang bedah Umum.2. Dalam pelaksanaannya di Ruang Dahlia kepala ruangan bersama supervisor membawahi dua tim kerja yang mempunyai satu ketua tim dan enam orang perawat pelaksana. Pelaksanaan asuhan keperawatan berjalan baik selama 1X24 jam dilakukan oleh tiga shift, yaitu pagi, siang, dan malam. Dinas pagi pada pukul 07.30-14.30 wita, dinas siang pada pukul 14.00-20.30 wita, dan dinas malam pada pukul 20.00-08.00 wita.3. Kendala dalam penerapan SP2KP ini hanya terlaksana pada pagi hari karena masih terkendala pemahaman yang kurang dari sebagian perawat baik itu mengenai peran dan tanggung jawab sehingga pada jam dinas siang dan malam tidak terlaksana secara maksimal seperti jam dinas pagi.b. Penerimaan pasien baru1. Dilakukan oleh perawat yang kebetulan sedang berdinas2. Lembar persetujuan dirawat biasanya diisi dan dilampirkan distatus pasien3. Kekurangan dari penerimaan pasien di RSUD Ulin Banjarmasin Ruang Dahlia belum terdapat formulir penerimaan pasien antar perawat. Kegiatan mengorientasikan pasien juga kadang dilaksanakan kadang juga tidak karena kesibukan perawat diruangan. Belum adanya penjelasan dari perawat mengenai tata tertib diruangan secara langsung mengenai jam besuk, risiko penularan akan penyakit infeksius yang ada di Ruangan sehingga pasien hanya diharapkan menbaca sendiri peraturan yang tertulis dan tertempel di masing-masing kamar perawatan.c. Sentralisasi obat1. Pengaturan obat-obat di ruangan dilakukan dengan metode pengelolaan obat UDD (Unit Dose Dispending) yang pelaksanaannya bekerjasama dengan depo farmasi.2. Pasien/keluaga menebus obat-obatan yang diperlukan selama 1X24 jam/hari penebusan.3. Pasien/keluarga menyarahkan obat-obatan kepada perawat untuk diadministrasikan pemberiannya.4. Fungsi kolaborasi harus tetap dijalankan namun, ada peran perawat sebagai seorang advokat yang harus membela dan melindungi pasien terabaikan.5. Kekurangan dari sentralisasi obat di RSUD Ulin Banjarmasin Ruang Dahlia belum terdapat label (etiket) pemberian obat, belum ada kartu kontrol pemberian obat yang dipegang pasien.6. Tidak semua perawat yang bertugas memahami dan mangamalkan cara pemberian obat yang benar dengan menggunakan 12 prinsip benar pemberian obat. Dalam pelaksanaannya perawat mengalami suatu konflik peran dan fungsi perawat.7. Terkadang obat yang diresepkan oleh pihak medis tergolong obat dengan kwalitas serta lini tingkat tinggi.d. Timbang terima1. Dilakukan di nurse station oleh kedua shift yang berdinas2. Setelah shift yang berdinas menyampaikan laporan kedua shift berkeliling ke kamar perawatan untuk memvalidasi data ke pasien.3. Ketua tim yang melakukan assesment pada masing-masing pasien kelolaannya.4. Kekurangan dari timbang terima di RSUD Ulin Banjarmasin Ruang Dahlia adalah hal yang disampaikan dalam oeran kebanyakan menbahas tentang masalah medis dan tindakan-tindakannya sehingga pembahasan mengenai masalah keperawatan belum sepenuhnya tergali dan terangkat saat diskusi perawat di nurse statione. Sepervisi keperawatan1. Saat timbang terima KARU atau Supervisor menyisipkan agenda untuk membahas satu SOP/hari terkait SOP yang sering dilaksanakan di ruangan. Dilakukan saat pergantian shift dinas pagi.2. Ruang dahlia mempunyai buku petunjuk yang berisi mengenai SOP Dan SAK yang jelas dan dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit langsung.3. Supervisor berperan untuk mendampingi mahasiswa praktik dan sekali-kali mensupervisi parewat di ruangan.4. Supervisi yang dilaksanakan berupa tindakan keperawatan maupun cara penulisan asuhan keperawatan.5. Dari segi dukungan KARU serta Supervisor menyambut baik akan hal ini karena dengan diadakannya supervisi secara terjadwal akan meningkatkan kemampuan perawat dan mahasiswa dalam keterampilan pelaksanaan tindakan keperawatan serta cara penulisan ASKEP yang benar.6. Kekurangannya di RSUD Ulin Banjarmasin Ruang Dahlia pelaksanaan masih belum terjadwal dengan baik.f. Ronde keperawatan1. Ronde keperawatan hanya dilaksanakan pada saat mahasiswa pendidikan profesi ners stage menegament yang mengelola ruang dahlia.2. Tidak ada pelaksanaan secara mandiri3. Selama ini hanya dilaksanakan bed side teacting oleh Sp.P yang melakukan visite pasien dan dihadiri oleh perawat ruangan serta mahasiswa yang berdinas.4. Tidak semua perawat di ruang paru mengerti mengenai alur ronde keperawatan yang sebenarnyag. Discharge planning1. Dilakukan oleh perawat diruangan, dikerjakan seadanya dengan tanpa medis yang baik dan mencukupi untuk peningkatan pengetahuan pasien..2. Belum terdapat laeflet atau media pembelajaran.3. Penkes hanya dilakukan secara verbal4. Kartu discharge planning tersedia didalam status pasien yang berisi identitas pasien, diagnosa medis, alasan pulang, anjuran diet, aktivitas yang boleh dilakuykan, serta tanggal konsultasi/ cek kesehatan pasien berikutnya.h. Dokumentasi keperawatan1. Dokumentasi seluruh kegiatan keperawatan selain dicatat dimasing-masing status pasien juga dicatat di buku operan masing-masing tim keperawatan.2. Kendala: tidak tercatat dngan jelas dokumentasi pengkajian dan penegakan diag. keperawatan3. Untuk rencana, implementasi, evaluasi, serta catatan perkembangan sudah tercatat dengan baik serta berkelanjutan.4. MONEY (M 4)a. Tarif : -b. Sumber pembiayaan : sebelum 1 januari 2014 pembiayaan di dapat dari umum, askes, jamkesmas, jamkesprov, jamkesda, dan pihak ketiga . pada awal tahun 2014 pembiayaan didapat dari BPJSc. Presentasi jenis pembiayaan: -

5. MARKETING (M 5)a. Alur pasien masuk : - pasien yang masuk ke ruang dahlia biasanya melalui 2 jalur, pasien dari poliklinik pau yg d sarankan untuk rawat inap dan pasien yang masuk melalui IGD yang di rencanakan untuk rawat inap.b. BOR : -Bed terisi di ruangan = 22 bed, Bed yang tersedia di ruangan 30 bedBOR = BOR= 22/30 X 100% = 73,3%c. ALOS = 88/14 = 6,3 = 6 hari perawatand. BTO = 90/30 = 3 orang e. Produk -ruang operasi mini utk tindakan WSD, trakeostomi, fungsi pleura, serta bedah minor di area thoraks, px diagnostik paru seperti bronkoskopi, nebulizer.