Meted Ekstraksi Untuk Daun Sirih

5
Metode Ekstraksi Untuk Daun Sirih Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Metode yang sering digunakan antara lain dengan cara dingin yaitu maserasi, perkolasi atau dengan cara panas yaitu refluks, soxhlet, digesti, infuse, dan dekokta. (Hermiati et al, 2013) Metode ekstraksi yang sering digunakan untuk daun sirih (Piper betle) adalah maserasi, digesti, dan infusa. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. Berdasarkan jurnal Jahir Alam Khan (2011), metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi. Tahapan yang dilakukan yaitu sebanyak 5g serbuk simplisia Piper betel direndam dalam campuran pelarut etanol 70% dan methanol 80%. Disimpan selama 4 hari dalam ruangan gelap sehingga metabolit sekundernya terlarut. Kemudian

description

apaapa

Transcript of Meted Ekstraksi Untuk Daun Sirih

Page 1: Meted Ekstraksi Untuk Daun Sirih

Metode Ekstraksi Untuk Daun Sirih

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat

terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari

satu pelarut ke pelarut yang lain. Metode yang sering digunakan antara lain dengan cara dingin

yaitu maserasi, perkolasi atau dengan cara panas yaitu refluks, soxhlet, digesti, infuse, dan

dekokta. (Hermiati et al, 2013)

Metode ekstraksi yang sering digunakan untuk daun sirih (Piper betle) adalah maserasi,

digesti, dan infusa. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar

dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang

mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung

benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang

kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan

penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang

mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Berdasarkan jurnal Jahir Alam Khan (2011), metode ekstraksi yang digunakan adalah

ekstraksi. Tahapan yang dilakukan yaitu sebanyak 5g serbuk simplisia Piper betel direndam

dalam campuran pelarut etanol 70% dan methanol 80%. Disimpan selama 4 hari dalam ruangan

gelap sehingga metabolit sekundernya terlarut. Kemudian difiltrasi dengan kertas saring

Whatman No 1. Selanjutnya filtrate disimpan dalam suhu 50⁰C sehingga methanol dan etanol

menguap. Lalu metabolit kering dilarutkan kembali dalam 100mm Tris HCl dengan konsentrasi

akhir yaitu 500mg/ml.

Digesti adalah metode ekstraksi dengan cara maserasi kinetik (pengadukan

kontinyu)menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400 – 500C. Cara maserasi ini hanya

dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan

pemanasandiperoleh keuntungan antara lain :

1. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan-

lapisan batas.

2. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan

tersebutmempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.

Page 2: Meted Ekstraksi Untuk Daun Sirih

3. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik

dengankekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruhpada kecepatan difusi.

Umumnyakelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.

4. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu

dilengkapidengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap kembali ke dalam

bejana. (Pitchaon Maisuthisakul)

Berdasarkan jurnal Pitchaon Maisuthisakul, ekstraksi dilakukan dengan cara digesti yaitu

daun sirih segar sebanyak 80 g dihaluskan selama 1 menit dengan pelarut tertentu yaitu methanol

atau etanol, kemudian dilakukan pengadukan pada suhu ±30⁰C. Selanjutnya dilakukan filtrasi

dengan kertas saring Whatman No 4 lalu filtratnya diuapkan didalam vakum.

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstrak sismplisia nabati dengan

air pada suhu 90o C selaam 10-15 menit yang dihitung sejak air mendidih. Jika bahan yang

digunakan untuk membuat dekok berasal dari bahan bertekstur keras, bahan yang digunakan

dalam infusa berasal dari bahan yang lunak (simplisi, daun dan bunga) seperti daun kumis

kucing, daun meniran, daun pegagan, bunga mawar, bunga melati, dan daun sambiloto. Cara

membuat infusa hampir sama dengan merebus teh. Siapkan simplisia kering 25-30 gram atau

bahan segar 75-90 gram. Bahan tersebut direbus dalam air mendidih 500 cc selama 15 menit atau

sampai volumenya menjadi 250 cc. Setelah direbus airnya disaring dan hasil penyaringan ini

disebut infusa.

Teknik infusa mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan teknik

pembuatan ekstrak yaitu karena teknik infusa lebih murah, lebih cepat, dan alat serta caranya

sederhana. Sedangkan dalam pembuatan ekstrak, kandungan dari bahan tumbuhan dan pelarut

yang paling tepat untuk masing-masing kandungan harus diketahui lebih dahulu. Dengan zat

pelarut yang tepat, zat aktif yang diinginkan akan terpisah dari bahan aslinya dan bercampur

dengan pelarut yang digunakan. (Santoso, 1993)

Berdasarkan penelitian Abdul Mun’im dkk, pembuatan infusa daun sirih dengan cara

serbuk daun sirih sebanyak 20 g ditambahkan akuades hingga 50 ml. Selanjutnya direbus selama

15 menit terhitung saat suhu 90oC sambil sesekali diaduk. Setelah dingin, larutan disaring dan

dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 50 ml. Konsentrasi infusa yang didapatkan

adalah 40% .

Page 3: Meted Ekstraksi Untuk Daun Sirih

Di antara ketiga cara tersebut yang paling umum digunakan adalah metode infusa. Hal ini

disebabkan metode infusa lebih menguntungkan sebab teknik infusa lebih murah, lebih cepat,

dan alat serta caranya sederhana.. Selain itu, daun sirih memiliki kandungan yang tahan terhadap

pemanasan sehingga metode infusa lebih umum digunakan.

Santoso, S. 1993. Perkembangan Obat Tradisional Dalam Ilmu

Kedokteran di Indonesia dan Upaya Pengembangannya Sebagai Obat

Alternatif, Jakarta: FKUI.

Hermiati et al. 2013. EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU DAN

MERAH SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA.

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Utara.

Khan, Jahir Alam et al. 2011. Evaluation of Antibacterial Properties of

Extract of Piper betel Leaves. Journal of Pharmaceutical and

Biomedical Science 11 (01)

Maisuthisakul, Pitchaon. Phenolic Antioxidants from Betel Leaf (Piper

betel Linn.) Extract Obtained with Different Solvents and Extraction

Time. School of Science, University of the Thai Chamber of Commerce