Metabolisme Lipid
description
Transcript of Metabolisme Lipid
Makalah Metabolisme Lipid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan, dan manusia dan yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia adalah lipid. Lipid adalah senyawa organik
yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik nonpolar seperti hidrokarbon atau dietil
eter. Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran
sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber
penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ
tubuh. Beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia,
pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon . Senyawa yang
termasuk lipid tidak memiliki rumus struktur yang serupaatau
mirip, selain itu sifat kimia dan fisikanya pun berbeda-beda.
Karena itu, senyawa yang memiliki sifat fisika seperti lemak
dimasukkan ke dalam kelompok lipid. Lipid dibagi menjadi 8
golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu asam
lemak, lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, dan
lipid kompleks. Oleh kerena itu, penulis membuat makalah
dengan judul “METABOLISME LIPID”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses transport lipid dalam plasma ?
2. Apa definisi biosentisit lipid ?
3. Bagaimana metabolisme jaringan lemak dan pengaturan
mobilisasi lemak dan jaringan lemak ?
4. Bagaimana penerapan lemak sebagai sumber energi untuk
proses hidup ?
5. Apa saja fungsi lemak tak jenuh ?
6. Apa saja fungsi lemak tak jenuh ?
7. Bagaimana metabolisme lipoprotein plasma ?
8. Apa peranan hati pada metabolisme lipid ?
9. Bagaimana proses xetogenesis dan terjadinya ketosis ?
10. Apa saja penyakit akibat gangguan metabolisme lipid?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses transport lipid dalam plasma
2. Untuk mengetahui definisi biosentisit lipid
3. Untuk mengetahui metabolisme jaringan lemak dan
pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan lemak
4. Untuk mengetahui penerapan lemak sebagai sumber energi
untuk proses hidup
5. Untuk mengetahui fungsi lemak tak jenuh
6. Untuk mengetahui metabolisme lipoprotein plasma
7. Untuk mengetahui peranan hati pada metabolisme lipid
8. Untuk mengetahui proses xetogenesis dan terjadinya ketosis
9. Untuk mengetahui penyakit akibat gangguan metabolisme
lipid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Metabolisme Lipid
Metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penggunaan dan ekskresi lipid di dalam
tubuh mahkluk hidup. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber
energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester
antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada
juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air,
gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.Asam-
asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Secara
ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah
asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat
telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu
membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia
sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi,
baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan
trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan
lipolisis.
B. Proses Transport Lipid dalam Plasma
Pencernaan lemak terjadi didalam usus halus dengan
bantuan enzim hidrolitik, yaitu lipase yang mencerna
triasilgliserol dan fosforilase yang mencerna fosfolipid.
Triasilgliserol diperoleh dari makanan, kerja enzim lipase yang
dihasilkan pankreas pada triasilgliserol akan menghasilkan 2-
monoasilgliserol dan 2 macam asam lemak (Philip et all., 2006).
Kadar lemak dalam darah akan kembali normal setelah 2,5
hingga 3 jam setelah mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak. Dalam darah lemak diangkut melalui tiga
bentuk yaitu kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat kecil
dan bentuk asam lemak yang terikat dalam albumin. Kilomikron
yang menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas 81-82%
lemak, 2% protein, 7% fosfolipid dan 9% kolesterol. Kekeruhan
akan hilang dan darah akan kembali jernih kembali apabila darah
telah mengalir melalui beberapa organ tubuh atau jaringan-
jaringan karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase(Poedjiadi, 2007). Kilomikron ditransportasikan
melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron
segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan
menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Asam lemak
tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang
memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di
dada selanjutnya akan masuk kedalam darah dan membantu
pengangkutan bahan bakar lipid keberbagai jaringan tubuh
(Philip et all., 2006).
C. Biosentisit Lipid
Tubuh dapat mensintesis berbagai jenis lipid, kecuali
beberapa lipid tertentu misalnya asam lemak esensial. Tubuh
dapat membentuk asam lemak melalui beberapa cara :
1. Sintesis de novo yaitu pembentukan asam lemak baru dari
senyawa bukan lipid.banyak terdapat dalam jaringan
tubuh, termasuk jaringan hati, ginjal, otak, paru,kelenjar
payudara dan adiposa.
2. Sepanjangan rantai yaitu penambahan satuan-satuan dwi
karbon untuk mengubah asam lemak yang telah ada menjadi
asam lemak yang lebih panjang.
3. Desanturasi yaitu pengadaan ikatan rapat pada gugus radikal
hidrokarbon ( gugus alkil) asam lemak.
Biosintesis asam lemak sangat penting, khususnya dalam
jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan terbatas untuk
menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini
dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang
berlokasi di sitoplasma.
a. Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA
sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat berasal dari oksidasi
asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau
degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate
dehydrogenase.Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport
dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle
untuk disintesis menjadi asam lemak.Reduktan NADPH +
H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate
(fosfoglukonat). Pyruvate hasil katabolisme asam amino
atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA
oleh sistem pyruvate dehydogenase.Gugus acetyl tersebut
keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk ke sitosol
untuk sintesis asam lemak. Oxaloacetate direduksi menjadi
malate kembali ke matriks mitokondrion dan diubah
kembali menjadi malate.Malat di sitosol dioksidasi oleh
enzim malat menghasilkan NADPH dan pyruvate.NADPH
digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam
lemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion.
Keuntungan tersebut antara lain:
1. Reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah,
2. Reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan
3. Lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang
tinggi, kehilangan karena difusi rendah. Enzim
kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk
dimer. Tiap monomernya secara kovalen dapat
mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus –
SH.
b. Biosintesis Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat)
Biosintesis asam lemak tak jenuh yang mempunyai
ikatan rangkap tunggal (asam monoenoat) dalam jaringan
hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan hewan asam
palmitat dan asam stearat digunakan sebagau precursor
untuk biosintesis asam lemak tak jenuh terutama, asam
palmitoleat.
D. Metabolisme dan Mobilisasi Lemak dan Jaringan Lemak
Mobilisasi lemak dari jaringan adiposa dikontrol oleh
katekolamin dan insulin. Katekolamin menstimulasi penguraian
lemak melalui jalur B-adrenergik dan menghambat penguraian
lemak melalui jalur a2- adrenergik. Insulin bersifat menghambat
penguraian lemak dari jaringan adiposa. Meningkatnya jumlah
hormon pertumbuhan (GH) menginduksi kenaikan konsentrasi
asam lemak bebas dan gliserol. Mobilisasi lemak dipengaruhi
kinerja 2 enzim pokok: hormon sensitif lipase (HSL) dan
lipoprotein lipase( LPL).
E. Lemak Sebagai Sumber Energi untuk Proses Hidup
Tubuh mendapatkan sumber energi dari makanan yang di
konsumsi setiap hari.Kalori yang dihasilkan dari pembakaran
sejumlah bahan makan dalam tubuh, tidak langsung digunakan
tetapi disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang kaya energi
seperti ATP. Cadangan energi utama dalam tubuh adalah
Glikogen dan lemak ( Trigliserida). Lemak merupakan bentuk
cadangan energi yang tergolong Lipid, lemak tersimpan dalam
jaringan Adiposa dan jaringan lain(otot). Lemak memiliki
kerapatan energi lebih besar dari Glikogen.Jumlah energi yang
dapat disimpan dalam bentuk lemak setiap unit sebesar 2,5x >
dari dalam bentuk glikogen.Asam lemak dioksidasi
menghasilkan ATP lebih besar daripada Glukosa.
F. Fungsi Lemak Tak Jenuh
Jumlah kolesterol baik dalam darah merupakan penandaan
penting soal gangguan jantung, tanpa peduli berapa banyak
kolesterol jahat yang di kurangi. Fungsi lemak tak jenuh ialah :
1. Mengusir lemak jenuh yang menempel pada arteri
sehingga aliran darah kembali lancar.
2. Mencegah penyakit kardiovaskuler.
3. Kekakuannya dapat mencegah terjadinya pengumpulan
molekul lemak dekat menjadi padat.
4. Bahan baku hormon.
5. Membantu transport vit.larut lemak.
6. Sebagai bahan insulasi perubahan suhu.
7. Pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
Cara kerja lemak tak jenuh yaitu lemak jenuh (kolesterol
jahat) LDL yang berasal dari hasil disalurkan ke bagian tubuh
lain dan lama-lama menumpuk dan berkontribusi membentuk
plak. Timbunan lemak (LDL) pada dinding arteri membentuk
plak (kotoran menempel). Lemak tak jenuh kolesterol baik
(HDL) sifatnya stabil dan membawa sifat lemak jenuh menjauh
arteri dan membawa kembali ke hati
G. Metabolisme Lipoprotein Plasma
Ekstraksi senyawa lipid plasma dengan pelarut lipid
menjadi berbagai kelompok lipid akan memperlihatkan
keberadaan triasigliserol, fosfolipid kolestrol dan ester kolestrol.
Di samping itu terlihat pula adanya fraksi asam lemak rantai
panjang.Fraksi ini yaitu asam lemak bebas (FFA) dan dikenal
sebagai lipid plasma.
Ada 4 kelompok utama lipoprotein plasma yang sudah
dikenal diantaranya: kilomikron mengangkut lipid yang
terbentuk dari pencernaan dan penyerapan, lipoprotein dengan
densitas yang sangat rendah (VLDL: very low density
lipoprotein) mengangkut trigliserol dari hati. Lipoprotein
densitas-rendah ( LDL : low density lipoprotein) juga merupakan
lipoprotein yang kaya akan kolesterol serta terbentuk dari
metabolisme VLDL dan lipoprotein densitas-tinggi (HDL: hight
density lipoprotein ) juga merupakan lipoprotein yang kaya akan
kolesterol tetapi terlibat di dalam pengeluaran dari jaringan serta
pada metabolisme jenis lipoprotein lainnya.
Kilomikron dan VLDL pertama-tama di metabolisasi
melalui hidrolisis dengan enzim lipoprotein lipase di dalam
jaringan ekstrahepatik. Sebagian besar triasilgliserol dikeluarkan
dan lipoprotein-sisa tertinggal di dalam sirkulasi. Sisa ini akan
diambil ke dalam hati oleh endositosis yang diperantai sebagai
reseptor, tetapi sebagian sisa lainnya yang terbentuk dari VLDL
menjadi LDL dan akhirnya diambil oleh hati serta jaringan lain
lewat reseptor LDL.
H. Peranan Hati pada Metabolisme Lipid
Metabolisme lipid di dalam tubuh merupakan perkiraan
hak istimewa hati. Jaringan mempunyai kemampuan untuk
mengoksidasi asam lemak sampai tuntas. Jaringan adiposa
memiliki sifat metabolisme yang aktif untuk memodifikasi
terhadap peranan hati yang bersifat sentral dan unit di dalam
metabolisme lipid merupakan konsep yang penting.
Fungsi Utama Peran Hati Pada Metabolisme Lipid:
Hati melaksanakan sejumlah fungsi utama berikut ini pada
metabolisme lipid:
1. Hati memfasilitasi pencernaan dan penyerapan lipid
melalui produksi empedu yang mengandung kolesterol
serta garam-garam empedu yang disintesis didalam hati
secara de novo atau ambilan kolesterol lipid.
2. Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis
serta oksidas asam lemak dan untk sintesis triasilgliserol
serta fosfilipid.
3. Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton
(ketogenesis)
4. Hati memainkan peranan integral dadalam sintesis serta
metabolism lipoprotein plasma.
I. Proses Xetogenesis dan Terjadinya Ketosis
a. Proses Ketogenesis Ketogenesis diatur pada 3 tahap yang
menentukan :
1. Pengontrolan dilaksanakan di jaringan adiposa.
2. Asam lemak dialami oleh hati dan sesudah di
aktifkan menjadi asli – KoA,yaitu asam lemak
tersebut akan mengalami oksidasi menjadi CO2 atau
esterifikasi menjadi triasilgliserol dan fosfolipid.
3. Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi akan
teroksidasi di dalam siklus asam sitrat akan
memasuki lintasan ketogenesis untuk membentuk
badan keton. Ketogenesis terjadi akibat Ketosis yang
memanjang : Terdapat badan keton dengan jumlah
tinggi menunjukkan Ketonemia. Sementara
peningkatan kadar badan dinamakan Ketonuria.
Bentuk ketosin yang sederhana terjadi pada
kelaparan. Tidak ada keadaan lain secara kualitatif.
Bentuk ketosis nonpatologis dijumpai pada keadaan
dengan diet tinggi lemak.
b. Terjadinya Ketosis
Ketosis adalah kondisi yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan metabolik. Dalam istilah ilmiah itu
didefinisikan sebagai akumulasi berlebihan dari badan
keton dalam jaringan tubuh dan cairan. 'Tubuh Keton'
adalah zat metabolisme asam acetoacetic dan beta-
hidroksibutirat. Aseton, yang menempatkan off bau
tertentu yang terkait dengan Ketosis, muncul dari asam
acetoacetic, menjadi gejala ketika hewan tersebut dalam
keadaan ketotik. Semua zat ini adalah produk metabolisme
normal 'lemak' dalam hati. Ketika mereka menjadi sangat
tidak seimbang akibat ketosis, hasil akhirnya adalah
kegagalan hati.
c. Contoh Ketosis:
a. Ketosis pada Sapi
Sejak 1990 ketosis muncul sebagai penyakit
metabolik yang paling penting pada kelompok ternak
sapi di US. Ketosis diderita oleh sapi yang berproduksi
tinggi dan atau kekurangan pakan secara serius. Ketosis
pada sapi diawali dengan gangguan metabolisme
lemak, hingga terjadi hipoglikemia dan hiperketonuria.
Ketosis terjadi pada sapi yang mengalami penurunan
oksidasi karbohidrat dan diikuti oksidasi lemak. Selain
itu, ketosis juga terjadi pada sapi yang bunting karena
kurangnya ketersediaan energi yang sangat dibutuhkan
pada bulan terakhir masa kebuntingan.
Untuk dapat menghentikan ketosis maka sering
dianjurkan untuk menghentikan pemerahan dan bahkan
dianjurkan pula untuk memompakan udara ke dalam
kelenjar susu (under insufflation). Selain itu juga
anjuran untuk memuasakan selama 3 hari pada
penderita yang tidak gemuk. Sapi yang gemuk jangan
dipuasakan karena akan menyebabkan timbulnya
ketosis karena lapar namun diberikan saja senyawa
lipotropik dan pemberian glukosa terus menerus sampai
gejalanya benar-benar hilang. Dan yang perlu diingat
bahwa penderita mungkin dapat mengalami
kesembuhan secara spontan. (Subronto, 2004)
b. Ketosis pada Babi
Ketosis merupakan penyakit yang sering terjadi
pada peternakan babi komersil. Ketosis dapat terjadi
karena kelaparan (defisiensi insulin relative), diabetes
melitus (defisiensi insulin absolute), atau terkadang
disebabkan oleh diet yang banyak mengandung hampir
seluruhnya terdiri dari lemak. Ketosis juga dapat terjadi
ketika babi banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak lemak atau sedikit karbohidrat.
Pada kondisi ini terjadi perubahan dari metabolisme
karbohidrat menjadi metabolisme lemak.
Gejala ketosis yang tampak pada babi tidak jauh
berbeda dengan kejadian ketosis pada sapi. Umumnya
babi akan mengalami penurunan nafsu makan
(anorexia) yang mengakibatkan penurunan berat badan
dalam jangka panjang. Terjadi pula kelesuan, dehidrasi,
kulit tampak kusam dan kurang elastis pada babi
penderita serta kurang tanggap terhadap rangsang
mekanis maupun suara. Namun, gejala yang paling
khas adalah adanya bau aseton yang tercium dari nafas,
susu (ketolaktia), dan urine (ketonuria). Gejala ketosis
yang lain yaitu rendahnya produksi susu. Apabila
dilakukan uji kandungan air susu, maka akan terlihat
menurunnya kandungan lemak, lactosa dan casein
dalam susu. Selain itu, terjadi peningkatan kadar enzim
hati dan adanya kerusakan jaringan hati serta kelenjar
endokrin.
c. Ketosis pada Manusia
Ketosis merupakan suatu kondisi yang ditandai
oleh abnormalitas peningkatan konsentrasi benda-benda
keton yaitu asam asetoasetat (Acetoactic acid/AcAc),
aseton (AcetonAc), dan asam β-hidroxibutirat (BHB)
dalam jaringan dan cairan tubuh (Smith, 2002). Benda
keton dapat tertimbun di dalam kemih (ketonuria),
darah (ketonemia), dan air susu (ketolaksia) (Subronto,
2007).
J. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Lipid
1. Wolman
Penyakit Wolman adalah gangguan yang dihasilkan
ketika jenis spesifik pada kolesterol dan gliserida
menumpuk di jaringan, gangguan ini disebabkan
pembesaran limpa dan hati. Penyimpanan kalsium pada
kelenjar adrenalin membuat mereka lebih keras, dan
diare lemak (steatorrhea) juga terjadi. Bayi dengan
penyakit Wolman biasanya meninggal dalam usia 6
bulan.
2. Cerebrotendinous xanthomatosis
Cerebrotendinous xanthomatosis terjadi ketika
cholestanol, produk pada metabolisme kolesterol,
menumpuk pada jaringan.
3. Sitosterolemia
Pada sitosterolemia, lemak dari buah-buahan dan
sayuran menumpuk di darah dan jaringan. Pembentukan
lemak menyebabkan atherosclerosis, sel darah merah
yang tidak normal, dan penyimpanan lemak pada tendon
(xanthom).
4. Gaucher’s
Pada penyakit gaucher, glucocerebroside, yang
menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk di
jaringan. Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling
sering terjadi. Penyakit tersebut paling umum pada
orang-orang yahudi Ashkenazi (eropa timur). Penyakit
gaucher menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan
pewarnaan coklat pada kulit. Penumpukan
glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak
kuning yang disebut pingueculae akan terlihat.
Penumpukan pada tulang rawan bisa menyebabkan nyeri
dan menghancurkan tulang.
5. Refsun
Pada penyakit Refsun, asam phytanic, yang
menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk di
jaringan. Pembentukan asam phytanic menyebabkan
kerusakan syaraf dan retina, gerakan kejang, dan
perubahan pada tulang dan kulit. Pengobatan meliputi
menghindari makan buah-buahan hijau dan sayuran yang
mengandung klorofil. Plasmapheresis, dimana asam
phytanic diangkat dari darah, kemungkinan sangat
membantu.
6. Tay-Sachs
Pada penyakit tay-sach, ganglioside, yang menghasilkan
metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Penyakit
tersebut paling sering terjadi pada yahudi di eropa timur.
Pada usia yang sangat dini, anak dengan penyakit ini
menjadi semakin lambat dan tampak mengalami sifat
otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti kelumpuhan,
dementia, dan kebutaan.
7. Niemann-Pick
Pada penyakit Niemann-Pick, kekurangan enzim khusus
mengakibatkan penumpukan sphingomyelin (produk
metabolisme lemak) atau kolesterol. Penyakit Niemann-
Pick mempunyai beberapa bentuk, tergantung pada
beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian
penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk
yang paling berat cenderung terjadi pada orang yahudi.
Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok
etnis.
8. Fabry
Pada penyakit Fabry, glycolipid, yang merupakan hasil
metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Karena
gen tidak sempurna untuk gangguan langka ini dibawa
pada kromosom X, penyakit full-blown terjadi hanya
pada pria. Penumpukan glycolipid menyebabkan
pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat kanker
(angiokeratomas) untuk terbentuk di sepanjang bagian
bawah tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penggunaan dan ekskresi lipid di
dalam tubuh mahkluk hidup. Lipid yang kita peroleh sebagai
sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara
ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan
gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena
porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga
dapat melalui jalur ini.
B. Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak
jangan terlalu banyak karena semua yang dikonsumsi secara
berlebihan tidak akan baik untuk tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Gilvery, Mc. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi
ketiga. Airlangga University Press. Surabaya.
Martoharsono, S. 1988. Biokimia Jilid II. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Montgomery, R. 1993. Biokimia: Suatu Pendekatan Berorientasi
Kasus. Jilid 2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Philip, W.K. and Gregory, B. R. 2006. Schaum’s Easy Outlines
Biokimia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Poedjiadi, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas
Indonesia Press. Jakarta
Rusdiana, 2004. Metabolisme Asam Lemak. Program Studi
Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Digitized by USU digital library
Smith and Wood. 1992. Biosynthesis. Molecular and Cell
Biochemistry. Chapman & Hall. Hongkong
Stryer, L. 2000. Biokimia Vol 2 Edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta.
Wohlgemuth, R. 2010. Lipid Metabolism. Biofilesonline Sigma
life Science. Vol 5.
METABOLISME LIPID
Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi didalam
makhluk hidup. Didalam proses ini makhluk hidup mendapat,
mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lipid yang kita
peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserida. Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid
adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih
berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk
sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut
dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar
disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus
(eritrosit). Didalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera
dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk
gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada
vena cava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron
ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa, kilomikron segera pecah menjadi asam-asam dan
gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut,
dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses
pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-
waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk
ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi
energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan
lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak
bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan
adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari
karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika
sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat
barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet
maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis. Proses
oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan
asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil
metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur
inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Disisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi
asalm lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil
KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol.
Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk
steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi, asam lemak juga
menghasilkan badan-badan keton (asetoasetat, hidroksi butirat
dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan
keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa
yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat
menyebabkan kematian.