METABOLISME KARBOHIDRAT
-
Upload
trisha-hedy-amelia -
Category
Documents
-
view
34 -
download
3
description
Transcript of METABOLISME KARBOHIDRAT
MAKALAH
BIOKIMIA TANAMAN
METABOLISME KARBOHIDRAT
Oleh Kelompok V
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen, dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4
kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan
oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan
otot serta juga untuk menjalankan ber bagai aktivitasfisik seperti berolahraga atau bekerja.
Di dalam ilmu gizi,secara sederhana karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
karbohidrat sederhana & karbohidrat kompleks dan berdasarkan responnya terhadap glukosa
darah di dalam tubuh, karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai tetapan indeks
glicemik-nya (glycemic index). Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti
glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenisjenis
karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu,
buah-buahan dan susu.Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch),
glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, serat (fiber) atau dalam konsumsi sehari-
hari karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi,
kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti dan sebagainya.
BAB II
BIOKIMIA ANABOLISME KARBOHIDRAT
2.1 Reaksi Terang
Reaksi terang dari fotosintesis pada membran tilakoid Reaksi terang adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya
matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.Reaksi terang
melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS
I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada
panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan
optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan
menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ)
membentuk PQH2.Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid
bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+
yang disebut sitokrom b6-f kompleks.Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung
tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC).Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa
H+ dari stroma ke membran tilakoid.Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I.Fotosistem ini menyerap
energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima
elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu.Sebagai sistem yang
bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan
elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk
mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH.Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim
feredoksin-NADP+ reduktase.Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase.ATP
sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+
melintasi membran tilakoid.Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja
mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.Reaksi keseluruhan yang terjadi pada
reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2
( Deanauly,2011)
2.2. REAKSI GELAP
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson
dan siklus Hatch-Slack.Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5
bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-
phosphogliserat.Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini
dinamakan tumbuhan C-3.Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu
oleh enzim rubisco.Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut
tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat
yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate
carboxilase.
( Anonymous,2014)
2.3 SIKLUS CALVIN
Siklus Calvin dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
Fiksasi karbon Molekul CO2 diikat pada ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan RuBP
karboksilase atau Rubisco.Reaksi ini menghasilkan dua molekul 3-fosfogliserat.
Reduksi.Tiap molekul 3-fosfogliserat menerima gugus fosfat baru dari ATP
menghasilkan 1,3-difosfogliserat. Selanjutnya 1,3 difosfogliserat direduksi oleh
sepasang electron dari NADPH menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P).G3P merupakan
gula.Setiap 3 molekul CO2 terdapat 6 molekul G3P, tetapi hanya 1 molekul G3P yang
dihitung sebagai selisih perolehan karbohidrat. Satu molekul keluar siklus dan
digunakan oleh tumbuhan, sedangkan 5 molekul didaur ulang untuk menghasilkan 3
molekul RuBP.
Regenerasi akseptor CO2.Lima molekul G3P disusun ulang dalam langkah terakhir
siklus Calvin menjadi 3 molekul RuBP yang siap menerima CO2 kembali.
(Anonymous,2014)
(G3P)
Input(Entering one
at a time)CO2
3
Rubisco
Short-livedintermediate3 P P
3 P PRibulose bisphosphate(RuBP)
P3-Phosphoglycerate
P6 P
6
1,3-Bisphoglycerate6 NADPH
6 NADPH+
6 P
P6Glyceraldehyde-3-phosphate(G3P)
6 ATP
3 ATP3 ADP CALVIN
CYCLE
P5
P1G3P(a sugar)Output
LightH
2O CO
2
LIGHTREACTIONATP
NADPH
NADP+
ADP
[CH2
O] (sugar)
CALVINCYCLE
O2
6 ADP
Glucose andother organiccompounds
BAB IIIBIOKIMIA KATABOLISME KARBOHIDRAT
3.1 GLIKOLISIS
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi
molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal
yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh
bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul
glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Reaksi glikolisis terdiri dari dua
tahapan utama, yaitu:
1. Reaksi Tahap I
Reaksi tahap I terdiri dari lima reaksi spesifik yang digunakan untuk memecah glukosa
menjadi dua molekul gliseraldehid-3-posfat. Glukosa pertama kali akan diposforilasi
menjadi glukosa-6-posfat. Proses tersebut merupakan reaksi paling awal yang terjadi dalam
glikolisis.Tahap I dalam reaksi glikolisis merupakan reaksi yang membutuhkan energi. Dua
molekul ATP dibutuhkan untuk menjalankan reaksi tahapan I glikolisis. Hasil dari reaksi
tahap I sebenarnya adalah gliseraldehid-3-posfat (G3P) dan dehidroksiasetonposfat
(DHAP). Akan tetapi, molekul DHAP tersebut diubah oleh enzim isomerase menjadi
gliseraldehid3-posfat, sehingga total G3P yang dihasilkan menjadi dua buah.
2. Reaksi Tahap II
Reaksi tahap II juga terdiri dari lima seri reaksi. Hasil dari reaksi tahap II adalah molekul
asam piruvat. Dua molekul G3P masing-masing diubah menjadi asam piruvat, sehingga
produk dari glikolisis adalah asam piruvat. Berbeda dengan reaksi tahap I, reaksi tahap II
menghasilkan energi berupa 4 molekul ATP. Oleh karena itu, hasil bersih ATP dari glikolisis
adalah 2 molekul ATP, karena tahapan I membutuhkan 2 molekul ATP sedangkan reaksi
tahap II menghasilkan 4 molekul ATP.Selain itu, glikolisis juga menghasilkan NADH
(Nicotinamid adenin dinucleotid tereduksi) yang berasal dari awal reaksi tahap II sebanyak
2 molekul. NADH merupakan molekul yang berfungsi untuk membawa elektron hasil reaksi
dehidrogenasi. Elektron tersebut akan dibawa oleh NADH menuju tahapan transport
elektron pada akhir tahapan reaksi oksidatif.
3.2 GLUKONEOGENESIS
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama
dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di
sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses
yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap.
Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari katabolisme
asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik
juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis mempunyai
banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan,
glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam
glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Glukokinase
1. Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + AD fosfofruktokinase
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP piruvatkinase
3. Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase
mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan suatu
reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang
diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.
Tiga reaksi pengganti yang pertama mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat (PEP),
jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini dilakukan dalam 4
langkah. Pertama, piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat.
Reaksi ini memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvat karboksilase.
Seperti banyak enzim lainnya yang melakukan reaksi fiksasi CO2, pada reaksi ini memerlukan
biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malat oleh malat dehidrogenase
mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkat mengalami overlap (tumpang
tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma
dioksidasi membentuk kembali oksaloasetat. Kemudian oksaloasetat sitoplasma mengalami
dekarboksilasi membentuk PEP pada reaksi yang tidak memerlukan GTP (guanosin trifosfat)
yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase.
Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatase
mengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-fosfat, jadi membalik reaksi yang
dikatalisis oleh fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada permulaan
metabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis dan mengubah glukosa-6-
fosfat menjadi glukosa bebas.
Dengan penggantian reaksi-reaksi pada glikolisis yang secara termodinamika ireversibel,
glukoneogenesis secara termodinamika seluruhnya menguntungkan dan diubah dari lintasan
yang menghasilkan energi menjadi lintasan yang memerlukan energi. Dua fosfat berenergi
tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi PEP. ATP tambahan digunakan untuk
melakukan fosforilasi 3-fosfogliserat menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Diperlukan satu NADH pada
perubahan 1,3-bisfosfogliserat menjadi gliseraldehida-3-fosfat. Karena 2 molekul piruvat
digunakan pada sintesis satu glukosa, maka setiap molekul glukosa yang disintesis dalam
glukoneogenesis, sel memerlukan 6 ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan glukoneogenesis tidak
dapat bekerja pada saat yang sama. Oleh karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada
glukoneogenesis harus berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama asam lemak.
Walaupun lemak menyediakan sebagian besar energi untuk glukoneogenesis, tetapi lemak
hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang digunakan sebagai substrat. Ini sebagai
akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang paling banyak pada manusia yaitu asam
lemak dengan jumlah atom karbon genap didegradasi oleh enzim -oksidasi menjadi asetil-KoA.
Asetil KoA menyumbangkan fragmen 2-karbon ke siklus asam sitrat, tetapi pada permulaan
siklus 2 karbon hilang sebagai CO2. Jadi, metabolisme asetil KoA tidak mengakibatkan
peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia untuk glukoneogenesis. Bila oksaloasetat
dihilangkan dari siklus dan tidak diganti, kapasitas pembentukan ATP dari sel akan segera
membahayakan. Siklus asam sitrat tidak terganggu selama glukoneogenesis karena oksaloasetat
dibentuk dari piruvat melalui reaksi piruvat karboksilase.
Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan oleh
katabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalami degradasi
menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melalui reaksi piruvat
karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5 karbon dari siklus asam
sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandungan oksaloasetat dan malat mitokondria.
Dari 20 asam amino yang sering ditemukan dalam protein, hanya leusin dan lisin yang
seluruhnya didegradasi menjadi asetil-KoA yang menyebabkan tidak dapat menyediakan
substrat untuk glukoneogenesis.
3.2 GLIKOGENESIS
Glikogenesis adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa
saat kadar gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama dalam
sel-sel hati dan sel-sel otak rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergan-
tung pada pada persendian konstan gula darah untuk energy. (Ethel Sloane, 2003)
Glikogenesis adalah sintesis protein dari glukosa, seperti yang di temukan pada otot,
tempat glukosa di simpan sebagai glikogen.
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan
dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam
tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati
(sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar
daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali
lebih banyak.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinasesedangkan di hati oleh glukoki-
nase.
ATP + D-glukosa → D-glukosa 6- fosfat + ADP
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator en-
zim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat
( glukosa 1,6-bisfosfat b ertindak sebagai koenzim).
Glukosa 6-fosfat → Glukosa 1- fosfat
Enz-P + Glukosa 1-fosfat→ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat →Enz-P + Glukosa 6-fosfa
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi
Gambar 2.3 Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)Gambar 2.4 Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia
Harper)
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi
ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (dise-
but glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat ter-
bentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai pen-
dek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga
mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari
rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk
rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan
tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya.
Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.
Gambar 2.5 Biosintesis glikogen (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen sin-
tase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim
pembentuk cabang (branching enzyme).
Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara dalam
prosesglikogenesis atau pembentukan glikogen dari glukosa.
KESIMPULAN
Dari materi yang telah kita kaji pada makalah ini, dapat disimpulkan bahwa sintesis
karbohidrat terdiri dari dua reaksi, yaitu reaksi anabolisme dan reaksi katabolisme. Reaksi
anabolisme terdiri dari reaksi terang, reaksi gelap, dan siklus Calvin. Dimana reaksi terang
adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Sedangkan reaksi gelap adalah
proses untuk menghasilkan ATP. Untuk reaksi Calvin terdiri dari tiga tahap, yaitu fiksasi karbon
molekul CO2, reduksi, dan regenerasi akseptor CO2.
Reaksi katabolisme terdiri dari tiga reaksi, yaitu glikolisis, glukoneogenesis, dan
glikogenesis. Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi
molekul asam piruvat. Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Sedangkan glikogenesis adalah
proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat kadar gula darah menjadi
tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama dalam sel-sel hati dan sel-sel otak
rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada pada persendian
konstan gula darah untuk energy.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis. Diakses tanggal 25 Maret 2014.
Anonymous. 2009. http://severityconcept.files.wordpress.com/2009/01/tanaman-c3c4-dan-
cam.pdf. Diakses tanggal 25 Maret 2014.
Campbell, N.A. 2000. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Deanauly. 2011. http://fistum07.wordpress.com/fotosintesis/. Diakses tanggal 25 Maret 2014.
Endang, Saepudin. 2009. Biologi. Jakarta : UI Press.
Ipul. 2011. http://ipul-biologi.blogspot.com/2011/02/perbedaan-tanaman-jenis-c3-c4-dan-
cam.html. Diakses tanggal 25 Maret 2014.
Poedjadi,Anna.2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:UI Press
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Penerbit
ITB, Bandung.