Meta Teori Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia

5
META TEORI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA (Menuju Konvergensi SAK Di Masa Globalisasi) Meta teori akuntansi keuangan adalah suatu proses penyusunan teori akuntansi keuangan yang memetakan proses penyusunan teori akuntansi keuangan. Menurut Belkaoui (2000) menyebutkan empat elemen yang terdapat dalam struktur teori akuntansi yaitu: 1) tujuan laporan keuangan Tujuan laporan keuangan yang diterapkan pada suatu negara haruslah mendukung dan selaras dengan tujuan ekonomik dan sosial negara dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya Negara 2) postulat akuntansi dan konsep teoretis akuntansi Pernyataan atau aksioma yang sangat jelas yang umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan. Sedangkan Konsep teoretis akuntansi (theoretical concept) menggambarkan hakikat suatu entitas akuntansi yang beroperasi pada suatu perekonomian bebas yang ditandai dengan pengakuan atas kepemilikan pribadi. 3) prinsip-prinsip akuntansi aturan pengambilan keputusan umum yang diturunkan dari postulat dan konsep teoritis akuntansi yang menentukan perkembangan teknik-teknik akuntansi 4) teknik-teknik akuntansi. merupakan aturan-aturan khusus dalam memperlakukan transaksi-transaksi dan kejadiankejadian tertentu pada perusahaan. Pemutakhiran SAK didasarkan pada tiga hal: 1. Mendukung program harmonisasi dan konvergensi yang diprakarsai oleh International Accounting Standards Board (IASB) dengan selalu menyelaraskan PSAK dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). 2. Perumusan SAK, di samping menggunakan IFRS sebagai acuan, juga mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan usaha yang ada di Indonesia. 3. Pengembangan SAK yang belum diatur dalam IFRS dilakukan dengan berpedoman pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, kondisi lingkungan usaha di Indonesia, dan Standar akuntansi yang berlaku di negara lain. Karakteristik lingkungan sosial profesi akuntansi yang mendasari perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dilihat

description

teori akuntansi

Transcript of Meta Teori Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia

META TEORI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA(Menuju Konvergensi SAK Di Masa Globalisasi)Meta teori akuntansi keuangan adalah suatu proses penyusunan teori akuntansi keuangan yang memetakan proses penyusunan teori akuntansi keuangan.Menurut Belkaoui (2000) menyebutkan empat elemen yang terdapat dalam struktur teori akuntansi yaitu: 1) tujuan laporan keuanganTujuan laporan keuangan yang diterapkan pada suatu negara haruslah mendukung dan selaras dengan tujuan ekonomik dan sosial negara dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya Negara2) postulat akuntansi dan konsep teoretis akuntansiPernyataan atau aksioma yang sangat jelas yang umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan. Sedangkan Konsep teoretis akuntansi (theoretical concept) menggambarkan hakikat suatu entitas akuntansi yang beroperasi pada suatu perekonomian bebas yang ditandai dengan pengakuan atas kepemilikan pribadi.3) prinsip-prinsip akuntansiaturan pengambilan keputusan umum yang diturunkan dari postulat dan konsep teoritis akuntansi yang menentukan perkembangan teknik-teknik akuntansi4) teknik-teknik akuntansi.merupakan aturan-aturan khusus dalam memperlakukan transaksi-transaksi dan kejadiankejadian tertentu pada perusahaan.Pemutakhiran SAK didasarkan pada tiga hal:1. Mendukung program harmonisasi dan konvergensi yang diprakarsai oleh International Accounting Standards Board (IASB) dengan selalu menyelaraskan PSAK dengan International Financial Reporting Standards (IFRS).2. Perumusan SAK, di samping menggunakan IFRS sebagai acuan, juga mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan usaha yang ada di Indonesia.3. Pengembangan SAK yang belum diatur dalam IFRS dilakukan dengan berpedoman pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, kondisi lingkungan usaha di Indonesia, dan Standar akuntansi yang berlaku di negara lain.

Karakteristik lingkungan sosial profesi akuntansi yang mendasari perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek seperti yang dipaparkan oleh Colditz dan Gibbins diatas, yaitu:1. Lingkungan sosial yang membentuk akuntansi adalah dunia usaha. Dunia usaha dalam negara sosialis beroperasi berdasarkan keputusankeputusan politik, sehingga pertimbangan cost menjadi hal yang sekunder. Dalam Negara yang menerapkan sistem perekonomian seperti ini, akuntansi sulit berkembang dengan baik. Akuntansi akan berkembang dengan baik jika negara mengembangkan control sosial dan adanya perusahaan-perusahaan swasta2. Sistem hukum yang berpengaruh terhadap akuntansi adalah undang-undang perpajakan.Dalam sistem perpajakan yang menerapkan prinsip pengenaan pajak dengan didasari filosofi "pajak adalah hak negara," jelas tidak akan menyebabkan system perpajakan mendorong berkembangnya akuntansi. Dalam sistem perpajakan seperti ini akuntansi akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan akan dapat memberikan kontribusi kepada wajib pajak untuk menentukan hasil usaha yang dikenakan pajak.3. Adat istiadat masyarakat dipengaruhi sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Akuntansi akan tumbuh subur dalam lingkungan bisnis terbuka dan transparan. Oleh karena itu, bisa dipahami bila profesi ini berkembang sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sistem perpajakan yang menjadikan transparansi sebagai titik perhatian.4. Lingkungan masyarakat yang memerlukan jasa profesi akuntansi membutuhkan jaminan profesional yaitu menyangkut mengenai mutu jasa yang digunakannya.Dengan penerapan standar etika yang tinggi, profesi ini akan mendapatkan kepercayaan yang penuh dari masyarakat untuk memberikan kontribusi berupa penyediaan informasi akuntansi kepada masyarakat pengguna (users).5. Dengan dibentuknya BAPEPAM, pemerintah memerlukan profesi akuntansi sebagaisalah satu alat kontrol sosial terhadap perusahaan yang go public.

Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana, (3) pengaruh sistem perpajakan, dan (4) kemantapan profesi akuntan, (5) inflasi, (6) teori akuntansi dan (7) accidents of history perpajakan, dan (4) kemantapan profesi akuntan, (5) inflasi, (6) teori akuntansi dan (7) accidents of history.

Konvergensi standar akuntansiAda beberapa nilai utama yang menjadi hambatan standarisasi akuntansi internasional yaitu: Perbedaan latar belakang nasional dan tradisi Perbedaan kebutuhan dari berbagai lingkungan ekonomi Tantangan standarisasi terhadap kedaulatan nasional Penyusunan standar akuntansi internasional.Pada dasarnya merupakan cara perusahaan-perusahaan jasa akuntansi professional internasional besar untuk mempertinggi potensi pendapatan mereka. Dengan tuntutan aplikasi standar internasional maka hanya perusahaan akuntansi internasional besarlah yang mampu memenuhi permintaan ini Standarisasi internasional menciptakan banyak standar yang kompleks dan mahal Perusahaan nasional harus menanggapi tekanan-tekanan nasional, sosial, politik danekonomi yang terus meningkat, sehingga sulit menyesuaikan diri dengan kewajibankewajibaninternasional tersebut. Banyak grup nasional yang memiliki kepentingan tetap dalam mempertahankan standar dan praktek mereka sendiri yang telah terbentuk dari perspektif dan sejarah yang sangat berbeda. Tidak ada badan otoriter yang memiliki kemampuan untuk memerintahkan penerapan GAAP global.

Alasan Konvergensi Standard Nasional suatu Negara terhadap IFRS:o Kebutuhan konvergensi standar domestik kepada IFRS muncul karena kemestian kegiatan bisnis, investasi langsung, pasar uang dan modal yang makin cenderung lintas negara, membutuhkan bahasa keuangan atau platform yang sama.o Para investor ingin membandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan publik disuatu negara dengan kinerja keuangan perusahaan publik dinegara lain berdasar suatu platform LK yang sama, sehingga kinerja & return dapat diperbandingkan apple to apple basis yaitu dengan basis akuntansi yang sama.o Karisma kompetensi Dewan Standar Akuntansi nasional suatu negara masih diragukan oleh arena internasional, kompetensi individual anggota Dewan tidak diakui secara global bahkan belum dikenal, ditambah lagi bila negara itu masuk kelompok juwara bertahan dalam rating international corruption index sebagai the most corrupt country, menyebabkan produksi standar nasional tak berlegitimasi global.

Konvergensi Standar Teori Akuntansi yang dilakukan di Indonesia:- Pada saat Konvensi Nasional Akuntansi V di Yogyakarta, akhir tahun 2004, isu ini sudah dibahas secara panjang dan hangat, tetapi DSAK belum dapat memutuskan dari kelima tingkatan di atas, tingkatan mana yang akan digunakan. Selain itu, kapan waktu untuk melaksanakan adopsi juga belum dapat ditentukan.- Keputusan adopsi IFRS akan ditentukan pada tahun 2008. Keputusan yang diambil DSAK saat ini adalah mendekatkan PSAK dengan IAS/IFRS.

Ada lima masalah yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan Konvergensiyaitu:1. Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri.Hal ini perlu dipertimbangkan karena DSAK belum memutuskan kapan melakukan konvergensi2. Ketersedian dana.Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat standar yang akan diterjemahkan sangat banyak. Paling tidak ada 24 PSAK yang perlu direvisi (5 IFRS dan 19 IAS). Oleh karena itu, biaya yang dibutuhkan untuk menterjemahkan juga besar.3. Ketersediaan sumber daya lain.Sumber daya lain, yang perlu disediakan terutama, sumber daya manusia.4. Ketentuan perundang-undangan di Indonesia.Perundang-undangan ini perlu dicermati karena bisa jadi aturan yang ada dalam IFRS tidak sesuai atau bertentangan dengan perundang-undangan di Indonesia.5. Sosialisasi standar dan peluang moral hazard.Program sosialisasi ini ditujukan kepada stakeholders, terutama manajemen dan auditor. sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman dan juga mengurangi moral hazard dalam penyusunan laporan keuangan.