Meta Teori Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia

8
META TEORI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA Meta teori akuntansi keuangan adalah suatu proses penyusunan teori akuntansi keuangan yang memetakan proses penyusunan teori akuntansi keuangan. Meta teori akuntansi keuangan menggunakan pendekatan deduksi dalam proses penalarannya. Karakteristik lingkungan sosial profesi akuntansi yang mendasari perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek seperti yang dipaparkan oleh Colditz dan Gibbins diatas, yaitu: 1. Lingkungan sosial yang membentuk akuntansi adalah dunia usaha. Dunia usaha erat sekali hubungannya dengan keadaan perekonomian suatu negara. Hal lain yang berpengaruh terhadap akuntansi adalah sistem politik. Di negara sosialis, sistem harga dan laba bukan merupakan faktor yang mengatur alokasi sumber-sumber ekonomi. Pemerintah mengatur alokasi sumber-sumber ekonomi berdasarkan keputusankeputusan politik. Dunia usaha dalam negara sosialis beroperasi berdasarkan keputusan-keputusan politik, sehingga pertimbangan cost menjadi hal yang sekunder 2. Sistem hukum yang berpengaruh terhadap akuntansi adalah undang-undang perpajakan. Sistem perpajakan yang menerapkan prinsip pengenaan pajak dengan didasari filosofi "pajak adalah kewajiban rakyat", mewajibkan wajib pajak untuk menyelenggarakan akuntansi yang baik untuk menghitung hasil usahanya, karena pengenaan pajak ditentukan oleh wajib pajak itu sendiri. Pemerintah hanya berperan untuk memeriksa apakah jumlah pajak yang ditentukan dan dilaporkan wajib pajak tersebut telah sesuai dengan undang-undang. Dalam sistem perpajakan seperti ini akuntansi akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan akan dapat memberikan kontribusi kepada wajib pajak untuk menentukan hasil usaha yang dikenakan pajak. 3. Adat istiadat masyarakat dipengaruhi sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dalam masyarakat yang menerapkan sistem nilai dengan mengedepankan "kejujuran individu", akuntansi merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai penyampai pertanggung jawaban kekayaan kepada yang berhak. Di dalam masyarakat yang menganggap ketidakjujuran sebagai hal yang biasa-biasa saja dalam usaha, akuntansi akan menjadi alat untuk "menipu",

description

Teori Akuntansi

Transcript of Meta Teori Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia

META TEORI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA

Meta teori akuntansi keuangan adalah suatu proses penyusunan teori akuntansi keuangan yang memetakan proses penyusunan teori akuntansi keuangan. Meta teori akuntansi keuangan menggunakan pendekatan deduksi dalam proses penalarannya. Karakteristik lingkungan sosial profesi akuntansi yang mendasari perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek seperti yang dipaparkan oleh Colditz dan Gibbins diatas, yaitu:1. Lingkungan sosial yang membentuk akuntansi adalah dunia usaha. Dunia usaha erat sekali hubungannya dengan keadaan perekonomian suatu negara. Hal lain yang berpengaruh terhadap akuntansi adalah sistem politik. Di negara sosialis, sistem harga dan laba bukan merupakan faktor yang mengatur alokasi sumber-sumber ekonomi. Pemerintah mengatur alokasi sumber-sumber ekonomi berdasarkan keputusankeputusan politik. Dunia usaha dalam negara sosialis beroperasi berdasarkan keputusan-keputusan politik, sehingga pertimbangan cost menjadi hal yang sekunder2. Sistem hukum yang berpengaruh terhadap akuntansi adalah undang-undang perpajakan. Sistem perpajakan yang menerapkan prinsip pengenaan pajak dengan didasari filosofi "pajak adalah kewajiban rakyat", mewajibkan wajib pajak untuk menyelenggarakan akuntansi yang baik untuk menghitung hasil usahanya, karena pengenaan pajak ditentukan oleh wajib pajak itu sendiri. Pemerintah hanya berperan untuk memeriksa apakah jumlah pajak yang ditentukan dan dilaporkan wajib pajak tersebut telah sesuai dengan undang-undang. Dalam sistem perpajakan seperti ini akuntansi akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan akan dapat memberikan kontribusi kepada wajib pajak untuk menentukan hasil usaha yang dikenakan pajak.3. Adat istiadat masyarakat dipengaruhi sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dalam masyarakat yang menerapkan sistem nilai dengan mengedepankan "kejujuran individu", akuntansi merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai penyampai pertanggung jawaban kekayaan kepada yang berhak. Di dalam masyarakat yang menganggap ketidakjujuran sebagai hal yang biasa-biasa saja dalam usaha, akuntansi akan menjadi alat untuk "menipu", sehingga akan sulit berkembang dengan baik. Masyarakat tidak akan percaya dengan laporan yang dihasilkan akuntansi, jika mereka mengetahui bahwa praktek-praktek usaha (bisnis) yang dijalankan pengusaha penuh dengan tipu daya, muslihat licik, sogok dan biaya siluman lainnya. Akuntansi akan tumbuh subur dalam lingkungan bisnis terbuka dan transparan. Oleh karena itu, bisa dipahami bila profesi ini berkembang sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sistem perpajakan yang menjadikan transparansi sebagai titik perhatian.4. Lingkungan masyarakat yang memerlukan jasa profesi akuntansi membutuhkan jaminan profesional yaitu menyangkut mengenai mutu jasa yang digunakannya. Dengan demikian memaksa profesi akuntansi untuk mengatur dirinya sendiri yaitu dengan menerapkan standar etika yang tinggi bagi setiap anggota profesi yang melayani lingkungan masyarakatnya. Dengan penerapan standar etika yang tinggi, profesi ini akan mendapatkan kepercayaan yang penuh dari masyarakat untuk memberikan kontribusi berupa penyediaan informasi akuntansi kepada masyarakat pengguna (users).5. Dengan dibentuknya BAPEPAM, pemerintah memerlukan profesi akuntansi sebagai salah satu alat kontrol sosial terhadap perusahaan yang go public.

KONVERGENSI SAK DI MASA GLOBALISASI

Kecenderungan meningkatnya globalisasi di bidang ekonomi semakin tampakdengan adanya kesepakatan antar negara dalam satu region tertentu, seperti European Union (EU), North American Free Trade Agreement (NAFTA), Asia Pacific Economic 12 Cooperation (APEC). Indonesia sendiri merupakan salah satu dari delapan belas negara anggota APEC. Globalisasi bidang ekonomi juga tampak dengan munculnya fenomena krisis nilai tukar di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia yang dimulai pada tahun 1997. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana, (3) pengaruh sistem perpajakan, dan (4) kemantapan profesi akuntan, (5) inflasi, (6) teori akuntansi dan (7) accidents of history.

Pengertian Konvergensi

Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasionalberarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Konvergensi yang ditawarkan IASB (sebelumnya IASC) adalah menginginkan seluruh negara anggotanya agar standar akuntansi yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar nasional konvergen dengan IFRS. Definisi convergence yang diinginkan IASBadalah the same word by word in English. Jadi, idealnya langsung menggunakanbahasa Inggris sebagai bahasa pengaturan.

Konvergensi Standar Akuntansi Internasional

Upaya mewujudkan satu standar akuntansi Internasional tidak mudah. Jalan yangdilalui sangat panjang. Adopsi dan implementasi IFRS di masing-masing negaramenghadapi beberapa masalah, diantaranya:

Penterjemahan Standar InternasionalPermasalah ini timbul karena para penterjemah mengalami kesulitan dalam memahami arti sebenarnya istilah-istilah dalam teks bahasa Inggris tersebut.Secara lebih detail, kesulitan dalam penerjemahan itu meliputi empat hal. Pertama, penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang. Kedua, ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah. Ketiga, penggunaan istilah yang sama untuk menerangkan konsep yang berbeda. Dan terakhir, penggunaan istilah yang tidak terdapat padanannya dalam terjemahan. Sebagai contoh, penggunaan kata "shall" dan "should" dalam IFRS.

Ketidaksesuaian antara Standar Internasional dan Hukum NasionalMasalah utama lainnya adalah ketidaksesuaian antara standar internasional dengan hukum nasional. Paling tidak ada dua masalah. Pertama, pada beberapa negara standar akuntansi termasuk sebagai bagian hukum nasional, sehingga standar akuntansi ditulis dengan bahasa hukum. Kedua, ada transaksi-transaksi yang diatur oleh hukum nasional berbeda denganyang diatur oleh standar akuntansi internasional. Transaksi ini tergantung dari jenis suatu perusahaan, apakah berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, atau yang lain.

Struktur dan Kompleksitas Standar InternasionalMasalah selanjutnya adalah adanya kekhawatiran bahwa standar internasional akan menjadi kompleks, dan rules-based approach. Penerapan standar sebaiknya menggunakan principles-based approach. Denganpendekatan ini maka standar hanya mengatur prinsip-prinsip pengakuan, pengukuran, dan pencatatan suatu transaksi. Dengan demikian, standar yang dihasilkan tidak kompleks.

Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar InternasionalKompleksitas standar akuntansi juga berpengaruh. Suatu standar akuntansi yang kompleks akan menyulitkan pengguna standar untuk memahaminya. Maka, perlu membuat standar yang mudah dipahami dan diterapkan.Ada beberapa nilai utama yang menjadi hambatan standarisasi akuntansi internasional yaitu: Perbedaan latar belakang nasional dan tradisi Perbedaan kebutuhan dari berbagai lingkungan ekonomi Tantangan standarisasi terhadap kedaulatan nasional Penyusunan standar akuntansi internasional. Standarisasi internasional menciptakan banyak standar yang kompleks dan mahal Perusahaan nasional harus menanggapi tekanan-tekanan nasional, sosial, politik dan ekonomi yang terus meningkat, sehingga sulit menyesuaikan diri dengan kewajiban-kewajiban internasional tersebut.Mengenai penerapan standar-standar akuntansi internasional di perusahaan-perusahaan kecil dan besar, nasional dan multinasional, manufaktur dan jasa, dicurigai ada maksud tersembunyi dari semua penyusun dan penganjur standar internasional bahwa standar mereka harus berlaku sekomprehensif mungkin. Dengan demikian, penerimaan standar akuntansi internasional sejauh yang telah terjadi dan yang mungkin akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi sangat terpusat pada perusahaan-perusahaan yang aktif beroperasi diluar batas nasional.Tingkatan Konvergensi tiap-tiap negara terhadap IFRS dibedakan menjadi lima tingkat, yaitu:a. Full Adoption (mengadopsi secara keseluruhan)b. Adapted (mengadopsi sesuai kondisi negara)c. Piecemeal (mengadopsi sebagian)d. Referenced (mengacu dengan bahasa yang disusun sendiri)e. Not Adoption at All (sama sekali tidak mengadopsi)

Konvergensi Standar Internasional pada Standar Akuntansi IndonesiaIAI selaku penyusun standar akuntansi di Indonesia juga tidak tinggal diam dalam menghadapi perubahan-perubahan yang turut berimplikasi kepada dunia akuntansi dan menuntut adanya transparansi di segala bidang. Salah satu prasarana penting untuk mewujudkan transparansi tersebut adalah standar akuntansi keuangan. Oleh karena itu SAK terus disempurnakan agar sejalan dengan perkembangan dunia usaha. Konvergensi Standar Teori Akuntansi yang dilakukan di Indonesia: Pada saat Konvensi Nasional Akuntansi V di Yogyakarta, akhir tahun 2004, isu ini sudah dibahas secara panjang dan hangat, tetapi DSAK belum dapat memutuskan dari kelima tingkatan di atas, tingkatan mana yang akan digunakan. Selain itu, kapan waktu untuk melaksanakan adopsi juga belum dapat ditentukan. Keputusan adopsi IFRS akan ditentukan pada tahun 2008.Keputusan yang diambil DSAK saat ini adalah mendekatkan PSAK denganIAS/IFRS.Untuk melakukan pendekatan ini, DSAK membuat dua strategi. Strategi pertama dilakukan secara selektif (strategi selektif). Strategi ini dilakukan dengan tiga target. Target pertama adalah mengidentifikasi standar-standar yang paling penting untuk diadopsi seluruhnya. Selain itu, pada target pertama ini juga sudah ditentukan batasan waktu tertentu dalam penerapan standar yang akan diadopsi. Target selanjutnya adalah melakukan adopsi standar-standar selebihnya yang belum diadopsi sambil merevisi standar yang telah ada. Ini berarti bahwa setelah target kedua selesai maka seluruh PSAK akan sesuai dengan IFRS. Untuk itu, target terakhir, yaitu melakukan konvergensi proses penyusunan standar dengan IASB. Strategi kedua DSAK adalah dengan melakukan dual standard. Strategi kedua ini dilakukan dengan menerjemahkan seluruh IFRS secara sekaligus dan menetapkan waktupenerapannya bagi listed companies. Sedangkan bagi non listed companies tetap menggunakan PSAK yang ada. Ada lima masalah yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan Konvergensi yaitu:1. Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri.2. Ketersedian dana.3. Ketersediaan sumber daya lain.4. Ketentuan perundang-undangan di Indonesia.5. Sosialisasi standar dan peluang moral hazard.

Rangkuman Materi KuliahTEORI AKUNTANSI

META TEORI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA(Menuju Konvergensi SAK Di Masa Globalisasi)

Oleh:

Raditya Shinta H125020300111096

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Brawijaya Malang2015