MESIN LAS
-
Upload
deny-cow-prabowo -
Category
Documents
-
view
14 -
download
6
description
Transcript of MESIN LAS
MESIN LAS
1. Mesin (trafo) Las
Mesin las digunakan untuk membagi tegangan untuk mendapatkan busur nyala yang
memberikan panas untuk mencairkan logam-logam yang di las. Mesin las memperoleh
sumber tenaga atau dynamo las digerakkan oleh:
a. Aliran listrik dari gardu induk dimana arus listrik dari gardu masih mempunyai
tegangan tinggi yang belum dapat digunakan sabagai arus las. Oleh karena itu
arus yang mempunyai tegangan tinggi sebelum digunakan terlebih dahulu arus
tersebut dirubah menjadi arus searah melalui transformator.
b. Motor listrik, motor bensin atau motor diesel yang memutar poros generator las.
Berdasarkan arus yang bekerja pada mesin las, mesin las dibedakan menjadi dua, yaitu
mesin las dengan arus bolak – balik atau A.C dan mesin las dengan arus searah atau
D.C
1. Mesin las arus bolak – balik (A.C)
Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari transformator, dimana dalam
pesawat las ini arus dari jaring – jaring listrik dirubah menjadi arus bolak – balik oleh
transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga mesin
las ini disebut juga mesin las transformator.
Transformator las mempunyai dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder. Kumparan pada transformator ini mengacu pada transformator
step down, dimana kumparan transformator ini dapat menggadakan arus yang berasal
dari gardu induk.
Arus pada transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel
arus. Pada transformator las A.C, terdapat dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa,
dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan mempengaruhi perubahan
temperature yang timbul
Keuntungan transformator A.C adalah
a. Dapat menghasilkan rigi – rigi las yang baik dan dapat menghindarkan
timbulnya keropos – keropos karena mempunyai busur nyala yang kecil
b. Pengawasan, perawatan, dan perlengkapan mesin las lebih murah.
Kerugiannya antara lain :
a. Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda
b. Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam
2. Mesin las arus searah (D.C)
Mesin las arus searah memperoleh busur nyala dari arus listrik yang diperoleh dari
dynamo las arus searah dan pesawat perata arus sehingga berdasarkan hal tersebut ,
pesawat mesin las dibedakan menjadi dua, yaitu dynamo las yang digerakkan oleh
mesin diesel / bensin dan mesin las yang mengambil sumber arus AC dan
menyearahkannya menjadi DC.
Mesin las yang digerakkan oleh mesin diesel atau bensin sangat baik dipakai dalam
pengerjaan di lapangan dan bengkel – bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik ,
karena mesin las ini bersifat portable.
Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda, tidak seperti mesin las AC
yang dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik – balik). Berikut ini adalah
polaritas mesin las DC
a. Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)
DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa dipasang pada
benda kerja dengan kutub anoda dan kabel elektroda dihubungkan dengan kutub
anoda.
Pada hubungan DCRP panas yang diberikan oleh mesin las didistribusikan 1/3 ke
benda kerja dan 2/3 nya ke elektroda sehingga panas yang diberikan mesin las ke
elektroda lebih banyak daripada panas yang diberikan ke benda kerja.
b. Hubungan arus polaritas lurus (DCSP)
DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah pemasangan kabel las dengan
menghubungkan antara kabel masa (benda kerja) dengan kabel anoda (positif) dan
kabel elektroda dengan kutub katoda (negatif).
Pada hubungan DCSP, panas yang diterima benda kerja lebih banyak daripada panas
yang diterima elektroda dengan perbandingan 2/3 banding 1/3.
Keuntungan mesin las arus DC adalah sebagai berikut :
a. Seluruh jenis elektroda dapat dipergunakan (elektroda berbalut dan tidak berbalut)
b. Seluruh jenis logam dapat dilas
c. Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis
d. Mempunyai nyala busur yang stabil
e. Mesin las ini tidak mempunyai bagian – bagian yang berputar seperti dynamo las
f. Dapat dipergunakan untuk pekerjaan lapangan atau bengkel yang tidak dilalui
jaring – jaring listrik
3. Mesin las arus ganda (AC / DC)
Mesin las arus ganda adalah mesin las yang mempunyai transformator satu phase
dan alat perata dalam sebuah rangka. Arus dari jaringan kabel AC dirubah menjadi
arus DC dengan generator penyearah arus. Pengaturan arus dapat disetel dengan
jalan memtuar ulir pengeluaran arus.
Mesin las arus ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere sampai 140 ampere
yagn digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti karat (stainless steel) dan
alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal ,arus dapat disetel 60 – 300
ampere.
2. Perlengkapan Las Listrik
a. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan
karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
1) Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda.
2) Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
3) Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
lisrtik dengan pesawat las.
b. Pemegang Elektroda
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.Ini
terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dari embonit).
c. Palu Las
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur
las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.Gunakanlah
kaca mata pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.
d. Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
1) Membersihkan benda kerja yang akan dilas,
2) Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
e. Klem Massa
Alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari bahan yang
menghantar dengan baik (tembaga).Klem masa dilengkapi dengan pegas yang kuat,
yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih
dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
f. Tang penjepit
Digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih
panas setelah pengelasan.
3. Elektroda
1. Fungsi Elektroda
Elektroda secara umum mempunyai fungsi :
Inti elektroda :
a. Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk,
setelah bersentuhan dengan benda kerja
b. Sebagai bahan tambah.
Adapun bahan inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro misalnya :
a. Baja karbon
b. Baja paduan
c. Alumunium
d. Kuningan,
Salutan elektroda :
a. Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi
kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan cair.
b. Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara
selama proses pendinginan.
c. Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
d. Memudahkan penyalaan.
e. Mengontrol stabilitas busur.
Salutan elektroda peka terhadap lembab, oleh karena itu elektrode yang telah di buka
dari bungkusnya disimpan dalam kabinet pemanas (oven) yang bersuhu kira kira 15
derajat lebih tinggi dari suhu udara luar. Apabila demikian, maka kelembaban akan
menyebabkan hal - hal sebagai berikut :
a. Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk menyalakan
b. Percikan yang berlebihan.
c. Busur tidak stabil.
d. Asap yang berlebihan
elektroda las listrik busur manual
2. Ukuran Elektroda
Elektroda diproduksi dengan standar ukuran panjang dan diameter. Diameter
elektroda diukur pada kawat intinya. Ukuran diameter elektroda secara umum
berkisar antara 1,5 sampai dengan 7 mm, panjang antara 250 – 450 mm serta dengan
tebal salutan antara 10% - 50% dari diameter elektroda.
Dalam perdagangan elektroda tersedia dengan beratnya 25 kg, 20 kg, atau 5 kg;
dibungkus dalam dus atau kemasan yang terbuat dari kertas dan lapisan plastik pada
bagian luarnya.
Biasanya pada tiap kemasan dituliskan ukuran elektroda, yaitu : berat per kemasan/
kotak dan diameter elektrodanya, disamping identitas atau keterangan lain, antara lain
: merk / fabrik pembuat, kode produksi dan kode elektroda, ketentuan-ketentuan
penggunaan, dll.
3. Pengujian Elektroda
Semua jenis elektroda diuji untuk menentukan mutu apakah sesuai dengan semua
persyaratan suatu elektroda las yang baik. Adapun cara pengujiannya adalah sebagai
berikut:
a. Uji analisis kimiawi
Komposisi kimiawi elektroda baja karbon tidak boleh melebihi limitasi yang
tertera pada table limit komposisi logam las.
b. Uji mekanis
1. Uji mekanis meliputi uji tarik bahan yang sudah dilaskan secara transversal
2. Uji tumbukan (Charpy u-notch impact test)
3. Uji lengkung bahan yang sudah dilaskan secara longitudinal terarah
(longitudinal guided bend test)
c. Uji las fillet
Setelah bahan dilaskan secara fillet, hasilnya diuji sifat wujudnya untuk
menentukan apakah las fillet bebas dari retakan, overlap, kerak terperangkap,
porositas permukaan, dan undercut yang lebih dalam dari 1/32” (0,8 mm).
Kecembungan dan panjang kakinya harus sesuai dengan table berikut:
1. Ukuran standar dan panjang
Ukuran standar dan panjang elektroda tercantum dalam tebel di bawah:
2. Kandungan air pada lapis pelindung
Elektroda dibuat dengan limit kandungan air yang dapat diterima tergantung
dari jenis dan kekuatan kawat intinya. Elektroda low hydrogen (E7015,
E7016, E7018, E7028, dan E7048) sangat peka terhadap penyerapan air.
Lapis anorganiknya dirancang untuk mengandung sangat sedikit kelembaban
sehingga penyimpanannya harus sangat teliti. Jika ternyata elektroda telah
banyak menyerap air melebihi batas yang dibolehkan, maka agar dapat
dipergunakan kembali elektroda harus dipanaskan untuk menghilangkan
kandungan air tadi. Berikut adalah daftar syarat penyimpanan dan
pengeringan elektroda:
Secara keseluruhan, elektroda dapat diklasifikasikan menurut klasifikasi
AWS, jenis bahan pelindung, posisi pengelasan yang sesuai, dan jenis arus
listrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini:
4. Kode dan Penggunaan Elektroda
Kode elektroda digunakan untuk mengelompokkan elektroda dari perbedaan fabrik
pembuatnya terhadap kesamaan jenis dan pemakaiannya. Kode elektroda ini biasanya
dituliskan pada salutan elektroda dan pada kemasan/ bungkusnya.
Menurut American Welding Society ( AWS ) kode elektroda dinyatakan dengan E
diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai berikut :
E = elektroda
Dua atau tiga digit pertama : menunjukkan nilai kekuatan tarik ( tensile strength )
minimum x 1000 psi pada hasil pengelasan yang diperkenankan.
Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan yang artinya
sbb :
1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )
2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan ( flat ) dan
mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E xx2x )
3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )
4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )
Digit terakhir ( ke empat/ lima ) menunjukkan tentang jenis arus dan tipe salutan.
Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang menunjukkan tipe arus dan
pengkutuban ( polarity ) yang digunakan, di mana ada empat pengelompokan yang
dapat menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe elektroda, yaitu :
1. Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan hanya untuk tipe
arus DCRP.
2. Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan untuk arus AC atau
DCSP.
3. Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan untuk arus AC atau
DC ( DCRP dan DCSP ).
4. Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan untuk arus AC
atau DCRP.
Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah sebagai berikut :
0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce ( E xxx0 atau E xxx1)
2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile ( E xxx2, E xxx3 atau E xxx4 )
5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E xxx5, E xxx6 atau E xxx8 )
7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).
5. Komposisi Tambahan bahan kimia ( paduan ) pada elektroda
Tambahan bahan kimia pada elektode ditunjukkan dengan dua digit setelah empat/
lima digit terakhir kode elektroda. Seperti contoh E 8018-B2 dimana B2 tersebut
menunjukkan % bahan paduan elektroda tersebut.
berikut ini adalah simbol komposisi bahan paduan yang biasa ditambahkan pada
elektrode.
6. Contoh pembacaan kode elektroda las busur manual :
E 6013
E = elektroda.
60 = kekuatan tarik minimum = 60 x 1000 psi = 60.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
3 = tipe salutan adalah rutile dan arus AC atau DC.
E 8018-B2
E = elektroda.
80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
8 = tipe salutan adalah basic dan arus AC atau DCRP.
B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.
E7018-H8R
E7018-H8R artinya kekuatannya 70ksi, mengandung mengandung “iron powder iron
oxide iron powder iron oxide”, mengandung sedikit hidrogen (low hydrogen),
ketahanan
terhadap uap air dan untuk dipakai pada pada pengelasan pengelasan mild steel.
E8018-B2H4R
E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80ksi , mengandung, iron powder iron oxide,
dipadu dengan chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta
digunakan untuk mengelas paduan baja chrome moly
penulisan elektroda
7. Penyimpanan Elektroda
Agar elektroda bertahan lama sebelum digunakan, maka elektroda perlu disimpan
secara baik dan benar. Oleh sebab itu perlu diperhatihan hal-hal berikut dalam
menyimpan elektroda :
a. Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan yang masih tertutup
rapi ( kemasan tidak rusak ).
b. Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada jarak dari lantai
c. Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat penyimpanan ( rak ).
d. Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya kelembaban.
e. Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 5 derajat diatas temperatur
rata-rata udara luar.
f. Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat, maka
sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti silica gel pada tempat
penyimpanan tersebut.
penyimpanan elektrode