Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf ·...

20
1 Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017 th.XV/9 September 2017 Unika Soegijapranata 121 snap QR code Pancasila dan tantangannya K urang lebih selama setahun terakhir rasa kebangsaan kita sangat terusik dan bahkan timbul kecemasan. Penyebabnya adalah ideologi Pancasila yang telah ditetapkan menjadi dasar Negara kita digoyang-goyang. “Kasus” Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Pilkada DKI tampaknya digunakan sebagai media untuk mengejar kekuasaan jangka pendek maupun kepentingan kekuasaan jangka panjang yang kesemuanya cenderung bertentangan dengan Pancasila. Demikian juga terjadinya penyebaran isu SARA dan aneka tindakan intoleransi terhadap perbedaan menunjukkan seolah- olah kita tidak lagi ber-Pancasila yang menjadi pengikat dan pemersatu keberagaman bangsa. Para pendiri bangsa sangat cerdas dalam arti bijaksana memilih Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila bukanlah barang baru bagi bangsa Indonesia, karena merupakan formulasi dari keadaan dan praktek hidup bangsa Indonesia yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun dalam bentuk adat istiadat, keyakinan, budaya, dan keseluruhan praktek hidup dari berbagai suku bangsa yang tersebar dari ujung Indonesia Timur Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia merdeka selama 72 tahun, Pancasila sebagai ideology yang ditetapkan sebagai dasar Negara terus terusik. Beberapa kali kelompok-kelompok masyarakat tertentu berupaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara baik melalui kekuasaan pemerintahan maupun melalui jalur pendidikan. Mereka yang bercita-cita untuk mendirikan Negara Islam Indonesia berhasil memproklamasikannya pada tanggal 7 Agustus 1949 yang dikenal dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Dalam Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranata Theodorus Sudimin Ketua The Soegijapranata Institute

Transcript of Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf ·...

Page 1: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

1Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

th.XV/9 September 2017

Unika Soegijapranata121

snapQR code

Pancasila dan tantangannya

K urang lebih selama setahun terakhir rasa kebangsaan kita sangat terusik dan bahkan timbul kecemasan. Penyebabnya adalah ideologi

Pancasila yang telah ditetapkan menjadi dasar Negara kita digoyang-goyang. “Kasus” Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Pilkada DKI tampaknya digunakan sebagai media untuk mengejar kekuasaan jangka pendek maupun kepentingan kekuasaan jangka panjang yang kesemuanya cenderung bertentangan dengan Pancasila. Demikian juga terjadinya penyebaran isu SARA dan aneka tindakan intoleransi terhadap perbedaan menunjukkan seolah-olah kita tidak lagi ber-Pancasila yang menjadi pengikat dan pemersatu keberagaman bangsa.

Para pendiri bangsa sangat cerdas dalam arti bijaksana memilih Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila

bukanlah barang baru bagi bangsa Indonesia, karena merupakan formulasi dari keadaan dan praktek hidup bangsa Indonesia yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun dalam bentuk adat istiadat, keyakinan, budaya, dan keseluruhan praktek hidup dari berbagai suku bangsa yang tersebar dari ujung Indonesia Timur Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang.

Dalam perjalanan sejarah Indonesia merdeka selama 72 tahun, Pancasila sebagai ideology yang ditetapkan sebagai dasar Negara terus terusik. Beberapa kali kelompok-kelompok masyarakat tertentu berupaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara baik melalui kekuasaan pemerintahan maupun melalui jalur pendidikan. Mereka yang bercita-cita untuk mendirikan Negara Islam Indonesia berhasil memproklamasikannya pada tanggal 7 Agustus 1949 yang dikenal dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Dalam

Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranata

Theodorus SudiminKetua The Soegijapranata Institute

Page 2: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

2 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

kurun tahun 1950an kelompok ini melakukan pemberontakan di lima wilayah Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan). Negara tidak membiarkan kelompok itu terus hidup dan berjuang. Meskipun generasi dan personilnya berbeda, cita-cita mendirikan NII itu tidak pernah punah. HTI dan ormas sejenisnya masih tetap ingin mewujudkan perjuangan DI/TII itu. Era paska 1998 hingga sekarang tampaknya kelompok itu semakin menguat. Keputusan pemerintah untuk membubarkan HTI adalah dalam rangka menyelamatkan Negara.

Partai Komunis Indonesia (PKI) juga dituding sebagai pihak yang anti Pancasila. Partai ini didirikan sebelum Indonesia merdeka yaitu tahun 1920. Pada era Indonesia merdeka PKI melakukan pemberontakan, yaitu tahun 1948 di Madiun. PKI merupakan salah satu partai peserta Pemilu pertama tahun 1955 dan menduduki peringkat empat dalam perolehan suara. Pada tanggal 30 September 1965 PKI dituding sebagai dalang pembunuhan beberapa jenderal TNI hingga akhirnya ditetapkan sebagai partai terlarang. Pelarangan juga diterapkan terhadap penyebaran paham marxisme komunisme. Komunisme dan PKI dianggap anti Pancasila karena faham ateisme yang dianutnya dan model kepemimpinan yang tidak demokratis.

Upaya untuk menghapus dan bahkan tidak memperkenalkan Pancasila dilakukan bahkan oleh para politisi penyelenggara Negara. Undang-undang Sistem Pendidikan adalah medium strategis. Undang-undang Sistem Pendidikan Nomor 2 Tahun 1989 pasal 39 mengatur kewajiban semua peserta didik dari semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan memperoleh pendidikan Pancasila atau Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Nasib tragis terjadi dengan munculnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 yang tidak memasukkan Pendidikan Pancasila dalam kurikulum semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan (pasal 37).

Materi Pancasila hanya dititipkan pada Pendidikan Kewarganegaraan. Namun Unika Soegijapranata termasuk Perguruan Tinggi yang mempertahankan penyelenggaraan

Pendidikan Pancasila bagi para mahasiswa. Akibat dari penghapusan pelajaran Pancasila, sedikitnya 108 juta orang muda Indonesia kurang mengetahui Pancasila dengan baik dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (Pusat Kajian Pancasila Universitas Gadjah Mada, 2017). Indonesia menghadapi bahaya sangat serius karena akan mengalami keterputusan sejarah bagi orang-orang muda jaman ini untuk mengenal dan memahami Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar keberadaan Negara Indonesia.

Pancasila memuliakan keberagamanPada peringatan lahirnya Pancasila 1 Juni 2017 Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Pancasila merupakan kekuatan bangsa yang menjunjung tinggi keberagaman. Keberagaman Indonesia adalah fakta historis, bersifat kodrati, dan bahkan Presiden Joko widodo menyebutnya “takdir Tuhan”. Itu berarti siapapun yang ingin menyeragamkan Indonesia melawan takdir Tuhan atau melawan sifat kodrati Indonesia.

Indonesia adalah Negara yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, 1.340 suku bangsa (BPS 2010), sebanyak 6 agama yang dianggap sah oleh Negara dan ratusan agama asli atau aliran kepercayaan, 1.158 bahasa daerah (BPS 2010), beragam warna kulit, banyak jenis adat istiadat dan kesenian, beragam budaya yang menyangkut cara berpikir, cara merasa, cara memaknai sesuatu, dan sebagainya.

Ibaratnya Indonesia bagaikan sebuah taman. Taman menjadi indah karena berisi aneka ragam jenis tanaman bunga, buah, rumput, dan tanaman-tanaman lainnya, aneka macam asesoris, ada banyak jenis binatang untuk taman margastwa, kontur tanah yang tinggi dan rendah, ada aliran airnya, dan sebagainya. Beragam jenis isi taman itu tidak perlu dibenturkan dan diperbandingkan, melainkan dijaga eksistensinya dan dirawat hingga tetap sehat, subur dan ikut menciptakan keindahan. Isi taman ini adalah seluruh rakyat Indonesia dengan seluruh aspek kehidupannya.

Taman Indonesia adalah rumah kita bersama. Supaya Indonesia tetap indah dan menjadi tempat yang nyaman untuk seluruh warga dan pengunjung, setiap warga Negara, setiap suku, setiap kelompok apapun jenis kelompoknya perlu mengembangkan sikap terbuka untuk mengakui dan menghormati perbedaan. Itulah yang disebut dengan sikap toleran. Sikap toleran akan menumbuhkan kondisi yang memungkinkan tumbuh dan berkembang bersama yang kesemuanya untuk ikut serta menjadikan kejayaan dan kebesaran Indonesia.

Menurut Bung Karno bangsa Indonesia tumbuh menjadi satu bangsa karena adanya satu persatuan karakter, watak yang tumbuh karena adanya persatuan pengalaman. “Satu persatuan, persamaan watak atau karakter yang timbul, tumbuh, terjadinya daripada persatuan pengalaman, persatuan nasib”. Tumbuhnya persatuan bangsa bukan karena kesamaan suku, kesamaan warna kulit, kesamaan agama, kesamaan bahasa atau kesamaan-kesamaan lainnya, melainkan adanya kehendak untuk hidup bersama dan adanya pengalaman atau nasib yang sama. “Meskipun agamanya berlain-lainan, meskipun warna kulitnya berlain-lainan, meskipun bahasanya berlain-lainan asal ia tadinya, yaitu gerombolan manusia itu, mengalami bertahun-tahun, berpuluh-puluh, beratus-ratus tahun mungkin mengalami nasib yang sama, maka karena mengalami nasib yang sama itu akan tumbuh persatuan watak dan persatuan watak inilah yang menentukan sifat bangsa.”

Keberagaman taman Indonesia tetap menjadi indah dan dalam keharmonisan karena dibingkai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila yang mengikat dan menjadi dasarnya. Pancasilalah yang menjunjung tinggi keberagaman. Kalau ingin keberagaman tetap terjaga dan menjadi taman yang indah dan nyaman di Indonesia, pahamilah Pancasila. Pancasila dan keberagaman adalah identitas Indonesia. Mengubur Pancasila dan melawan keberagaman sama dengan bertindak menghancurkan Indonesia. Indonesia adalah Pancasila, Pancasila adalah Indonesia.

Page 3: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

3Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

Soegijapranata mengajak merawat Pancasila Satu dari para Pahlawan Nasional yang serorang pimpinan Gereja Katolik Indonesia adalah Mgr. Albertus Soegijapranata, Uskup Agung Semarang. Dia menyatakan “kita adalah sungguh-sungguh Katolik, dari pada itu kita adalah sebenar-benarnya patriot juga. Oleh karena kita merasa patriot seratus prosen, sebab itu kita pun merasa Katolik seratus prosen pula” (1954). Semangat mencintai tanah air itu mendorong juga untuk merawat Pancasila.

Dia mengatakan “kita juga wajib mendalami, menjabarkan dan

memperjuangkan perwujudan Pancasila dasar negara kita, dengan iman yang dikaruniakan Tuhan kepada kita”. Iman dan nilai-nilai Pancasila bukanlah dua entitas yang bertentangan sehingga kita dapat menghayati dan mengamalkan iman dan sekaligus Pancasila.

Dalam upaya semakin mendarahdagingkan Pancasila kedalam bangsa Indonesia, dia mengajak kaum pegawai, pekerja dan buruh katolik, petani, pedagang dan apapun juga kedudukannya dalam masyarakat menjadi pelopor dan penggerak akan adanya suatu front sosial yang kokoh kuat, meliputi segala macam golongan dan lapisan, berdasarkan keadilan dan cinta kasih,

berwadahkan Pancasila(1959). Ajakan Soegijapranata dan kepeloporan umat Katolik itu yang mendorong lahirnya Ikatan Petani Pancasila, Ikatan Buruh Pancasia, Ikatan Nelayan Pencasila, dan sebagainya.

Marilah kita ikut serta merawat Pancasila sesuai dengan kedudukan dan peran masing-masing. Merawat Pancasila bukan demi Pancasila itu sendiri, melainkan demi tetap terpeliharanya keberagaman bangsa dan terhormatnya martabat manusia.

Kita Indonesia, kita Pancasila ………............

U niversitas Katolik (Unika) Soegijapranata memiliki rektor baru Ridwan Sanjaya, menggantikan Budi Widianarko, Kamis (31/8). Ridwan menjabat

sebagai Rektor Unika masa bakti 2017 - 2021.

Sebelumnya Ridwan menjabat sebagai Wakil Rektor Empat Bidang Kerjasama dan Pengembangan Unika Soegijapranata. Ridwan dikenal ahli dalam dunia teknologi.

Disruptive Innovation menjadi era baru dalam dunia pendidikan tinggi. Inovasi tersebut merupakan langkah tepat agar suatu perguruan tinggi agar tidak hilang tergerus oleh perubahan. Itulah salah satu pemikiran Ridwan Sanjaya, yang akan diaplikasikan dalam memimpin Unika. Ia menjelaskan jika Disruptive Innovation merupakan langkah tepat bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi agar tidak mati dan hilang oleh perubahan.

"Disruptive Innovation mau tidak mau harus dilakukan

oleh seluruh perguruan tinggi agar tidak mati atau hilang karena perubahan. Masyarakat Indonesia sekarang sangat dinamis oleh perubahan teknologi," ujarnya. Dengan memanfaatkan teknologi, ia berencana menjembatani seluruh civitas akademika Unika dengan industri yang ada di Indonesia.

"Disruptive Inovation sangat bergantung kepada pemanfaatan teknologi. Nantinya program tersebut dapat menjadi jembatan antara seluruh civitas akademika Unika yang di dalamnya ada dosen dan mahasiswa dapat langsung terhubung langsung dengan industri. Hal itu memudahkan ketika dalam mencari kerja," tandas Ridwan Sanjaya.

Menurutnya, Disruptive Innovation mengenai perubahan dalam sistem pendidikan tinggi tidak langsung menjadi pemenang namun membutuhkan proses untuk terus berkembang menjadi lebih baik. Ia pun menjelaskan jika Inovasi tersebut dapat mengalahkan inovasi yang telah ada sebelumnya. #trb

Rektor Baru Kenalkan Pemikiran Disruptive Innovation

Page 4: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

4 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

M uhamad Siladani Fatuhu, mahasiswa pascasarjana yang berasal dari Pulau Lombok ini menjadi wisudawan terbaik Program Magister

Hukum Kesehatan di tahun ini. Dengan judul thesis “Perlindungan Hak Pasien Dalam Mendapatkan Standar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada Kelas Riwat Inap di RSUD Kabupaten Lombok Tengah dan RSUD Kabupaten Lombok Timur”, ia lulus dengan IPK 3,73 pada 29 Juli 2017 lalu. Menyelesaikan gelar S1-nya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran sebagai perawat, Dani melanjutkan profesi selama 1 tahun 8 bulan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil gelar S2-nya di Unika Soegijapranata.

Alasan Dani untuk melanjutkan S2-nya di bidang hukum kesehatan karena ia banyak melihat bahwa masyarakat dan petugas kesehatan sendiri banyak yang masih belum mengerti dan belum bisa membedakan tentang bagian-bagian dan hak yang di dapat oleh pelayan kesehatan maupun pasien. Selain itu, motivasi lain yang membuatnya bertekad untuk melanjutkan studi adalah melihat dari pengalaman kerja yang ia dapat. Dani yakin, dengan belajar mengenai hukum kesehatan ini, ia dapat lebih memahami mana yang tergolong etika keperawatan, mana yang disebut hak pasien, dan hak medis oleh dokter. Sehingga bila suatu saat di lingkungan kemasyarakatan ada yang mengeluh dan tak mengerti, ia dapat mengarahkan dan menjelaskan-nya.

Dani memilih Unika Soegijapranata selain karena akreditasi yang sudah bagus, Unika Soegijapranata adalah satu-satunya universitas yang menyediakan program pascasarjana hukum kesehatan. Untuk menjadi wisudawan yang terbaik, Dani sangat tidak menyangka. Dia hanya berniat untuk mendapatkan ilmu hukum kesehatan dan lulus sebelum waktu yang ditentukan. Dengan di dapatnya status wisudawan terbaik ini, Dani merasa senang karena jerih payah yang ia lakukan dan usahanya untuk pulang-pergi dari tempat asal menuju Semarang untuk menyelesaikan studi tidak sia-sia. “Saya merasa lega dan bersyukur, usaha yang saya lakukan tidak sia-sia”ucapnya. (#Yelin)

Memilah Hak Pasien dan Dokter

Muhamad Siladani Fatuhu

Page 5: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

5Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

L im, Adrian Hartanto Wibowo, adalah wisudawan terbaik Program Magister Manajemen dalam wisuda periode II tahun 2017 Unika Soegijapranata.

Mengambil gelar S1 di bidang Manajemen Unika Soegijapranata dari tahun 2011-2015, Adrian melanjutkan gelar S2-nya di tempat dan jurusan yang sama di Program Magister Manajemen. Dia yang kelahiran tahun 1994, terbilang sangat muda untuk sudah mencapai gelar S2-nya. Bagi Adrian, manajemen adalah aspek yang paling penting dan mencakup segala sesuatu dalam perusahaan. “Kalau bisa mengatur dengan baik, segalanya dapat berjalan dengan baik.” alasan itulah yang mendasari mengapa Adrian memilih untuk mendalami kemanajemenan pada studi-nya. Dengan judul skripsi “Employee Engagement Antecedents dan Pengaruhnya Pada Kinerja Karyawan” yang meneliti kecocokan karyawan pada sebuah perusahaan, Adrian menyelesaikan studi-nya dengan IPK 4,00. “Sumber daya manusia adalah hal yang paling penting dalam perusahaan, jika kita bisa me-manage dengan baik, perusahaan juga bisa maju,” jelas Adrian.

Untuk menjadi yang terbaik, Adrian tidak mengira dan tak ada pemikiran sama sekali. Dia hanya menargetkan lulus sebelum waktu yang ditentukan dan berprinsip bahwa hari ini harus selalu ada kemajuan dari hari sebelumnya, harus ada progress. Sama halnya saat mengerjakan skripsi, jika satu hari saja tidak membaca dan berniat melanjutkan, maka di keesokan harinya diri kita akan semakin malas untuk mengerjakan-nya. “Apa yang diberi dosen, dikerjakan. Selalu masuk, jangan bolos. Berusaha yang terbaik,” tambahnya memberi tips saat ditanya bagaimana agar dapat menjadi yang terbaik.

Walau sudah mendapat beberapa tawaran kerja dan masukan untuk masuk ke dalam sebuah perusahaan, Adrian memilih untuk fokus menyelesaikan kewajiban wisuda-nya terlebih dulu. Sambil menunggu wisuda-nya pada bulan September nanti, Adrian mengisi aktifitasnya dengan membantu projek dosen, melakukan presentasi yang diminta oleh pihak universitas, dan banyak hal lain-nya.

Selama berkuliah, Adrian menikmati hari-harinya dalam menempuh studi di Unika. Dia merasakan rasa kekeluargaan dari orang di sekelilingnya, termasuk dari para dosen dan staff admin. Adrian tidak menyesali menempuh studi-nya di perguruan tinggi katolik Soegijapranata ini. (#Yelin)

Harus Selalu Ada Kemajuan

Lim, Adrian Hartanto Wibowo

Page 6: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

6 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

P rogram Studi Magister Sains Psikologi kembali meluluskan salah satu mahasiswi bernama Tabita Nani Aryani. Gadis kelahiran 13 Maret 1978

ini telah meraih IPK 3.88 dan menyandang predikat “Dengan Pujian”. Berkat skripsinya yang berjudul “ETNIS TIONGHOA MENJADI INDONESIA DALAM KAJIAN TEORI SELF CARL ROGERS”, dia berhasil mendapatkan nilai terbaik atau cumlaude. Dia mengaku, di sela – sela kuliah dan membuat thesis, dia bekerja sebagai desainer grafis dan membantu mengajar sebagai dosen tidak tetap di Fakultas Arsitektur dan Desain, Program Studi Desain Komunikasi dan Visual Unika Soegijapranata. Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah membuat bahkan memiliki target untuk mendapatkan nilai terbaik, dia hanya memiliki tujuan untuk belajar dan memperluas wawasan lebih banyak tentang Ilmu Psikologi. Dia adalah seseorang yang memiliki rasa keingintahuan yang besar. Dia sangat senang membaca buku dan jika dia tidak tahu tentang ilmu yang didapatkan, dia akan bertanya kepada dosen atau teman – temannya.

Selama kuliah, dia memiliki suka duka dalam perjalanan hidupnya. Duka yang dia alami adalah saat membuat tugas yang cukup banyak dan thesis yang penuh perjuangan. Tapi dia menganggap bahwa ini semua merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan di sepanjang hidupnya. Kemudian, suka yang dia alami adalah ketika dia mendapatkan banyak teman, khususnya teman – teman baru, mendapatkan pengalaman baru, dan pastinya mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan baru. Tidak lupa, dia juga membagikan tips bagaimana supaya mendapatkan nilai terbaik. Caranya adalah, dia mencoba untuk mengatur waktunya, mencoba membedakan dan membagi mana yang penting atau yang menjadi prioritasnya dan mana yang tidak terlalu penting, lalu mencoba untuk fokus dan konsentrasi dalam kuliah. Selain itu, dia juga memberi tahu mata kuliah yang dia senangi, yaitu Psikologi Sosial.

Kesan dan pesan untuk Unika Soegijapranata Semarang yang dia sampaikan adalah Unika itu asyik, selalu membuat mahasiswanya merasa berada di rumah sendiri sehingga mendukung banget untuk kegiatan belajar mengajar saat kuliah dan pada akhirnya menghasilkan mahasiswa yang berprestasi. (#VaVa)

Unika Itu Asyik

Tabita Nani Aryan

Page 7: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

7Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

B ekerja dengan mengandalkan dan untuk Tuhan pastilah hasilnya akan memuaskan dan tidak ada rasa kecewa dibandingkan bekerja untuk manusia,

itulah motto hidup dari seorang The, Alvin Wibowo yang juga merupakan wisudawan terbaik dari Program Magister Profesi Psikologi ketika diwawancarai. Pria yang akrab disapa Alvin ini tidak hanya berprestasi saja dalam akademiknya, pencapaian terbesar dalam kehidupannya adalah ketika ia bisa menghasilkan buku-buku inspiratif dan dapat menularkan hal-hal positif melalui buku tersebut,

“Saya sendiri sudah menerbitkan 2 buku yang berisikan inspirasi untuk memberikan pencerahan kepada pecinta buku mengenai hidup yang positif. Buku yang saya tulis diantaranya adalah ‘Day to day success plan’ serta ‘life purpose: Benarkah ini Hidup yang kuinginkan’. Buku ini terinspirasi dari pengalaman hidup serta pembelajaran yang saya maupun orang lain alami. Problem yang ada disekitar kitapun juga dapat digali dan dijadikan tema untuk Buku tersebut. Melalui buku ini diharapkan bisa menjadi solusi atas pertanyaan yang ada dalam hidup.”

Dalam usia yang produktif, tak semua orang bisa menghasilkan buku-buku yang bertemakan inspirasi kehidupan. Namun Alvin mampu membuat 2 buah buku tersebut ketika sedang studi S2 sejak tahun 2014, bukanlah waktu yang singkat untuk dapat menghasilkan 2 buku. Ia memandang bahwa kesukesan sendiri adalah sesuatu keinginan yang dapat dicapai, serta bisa membawa orang lain lebih baik daripada diri sendiri.

Pria kelahiran Semarang, 15 September 1992 ini berhasil meraih Nilai cumlaude dan menjadi wisudawan terbaik dari prodi Magister Profesi Psikologi dengan membawakan judul Thesis “Kebermaknaan Kerja Ditinjau Dari Kualitas Relasi Atasan Bawahan, Karakteristik Pekerjaan, Usia Dan Tingkat Pendidikan Pada Karyawan Produksi Perusahaan Karya Composites”. Judul ini dipilih karena beberapa variabel penelitian psikologi yang saat ini sudah ada tidak begitu menjawab pertanyaan mengenai perilaku organisasi,

“Awalnya muncul pertanyaan dari dalam diri mengenai variabel penelitian PIO (Psikologi Industri Organisasi) yang ada belum menjawab penyebab perilaku organisasi. Apakah benar orang niat bekerja karena kepuasan ataukah pengaruh engagement. Menurut saya ada missing link dalam menjelaskan fenomena psikologis, dimana missing link tersebut saya temukan dalam variabel kebermaknaan kerja, dan variabel tersebut berdampak banyak bagi kehidupan manusia. Variabel ini mengungkap setiap manusia memiliki makna berbeda dalam pekerjaannya.”

Dalam proses pembuatan Thesis ini, Alumnus Unika Soegijapranata ini tak menampik bahwa masih ada hambatan dalam penyelesaian penulisan ilmiah ini, terutama dalam membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan pribadi,

“Ada hambatan yang terjadi dalam penyelesaian thesis ini, terutama untuk waktu. Saya harus bisa membagi waktu antara menyelesaikan Thesis ini, pekerjaan, keluarga serta kehidupan pribadi. Hambatan terbesar adalah bagaimana cara untuk memotivasi diri sendiri, ia berusaha untuk rutin membuka thesis dan mengerjakannya. Usaha dan Niat adalah kunci untuk mengatasi hambatan tersebut secara perlahan. Dukungan orang terdekat seperti kekasih, keluarga khususnya orang tua maupun sahabat terbukti mampu memberikan motivasi diri dan menambah semangat dalam mengerjakan thesis ini.”

Pemilik hobi membaca dan bermain badminton ini pun turut membagikan pesan bagaimana mengerjakan thesis maupun skripsi yang bagus. Menurutnya dalam proses berfikir terdapat 2 inti yaitu bertanya dan menjawab. Tidak ada sebuah jawaban yang tidak dimulai dengan bertanya sedangkan jika kita akan bertanya maka akan ada pertanyaan lain.

“Untuk menghasilkan Thesis atau Skripsi yang bagus, bukanlah harus fokus ke proses berfikir melainkan fokus pada pertanyaan. Dalam fikiran terdapat proses tanya jawab, maka kualitas pertanyaan dapat menentukan kualitas jawaban. Jika pertanyaannya memiliki isi yang berbobot, maka jawabannya juga akan mengikuti. Jawaban yang berkualitas akan menghasilkan pemikiran dan perilaku yang berkualitas pula. Maka berangkat dari hal ini, untuk memulai thesis atau skripsi perlu diawali dengan pertanyaan yang berkualitas.” (#wahyu)

Hasilkan Dua Buku

The, Alvin Wibowo

Page 8: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

8 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

K esenangan dalam mendesain menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan Fakultas Arsitektur dan Desain, dan bercita-cita untuk menciptakan

suatu produk arsitektur yang berwawasan lingkungan (sustainable building), agar kedepan dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan. Hal itu lah yang diungkapkan oleh Mayorsi Wahyu Aji (Rosi) yang merupakan lulusan wisudawan terbaik 2017 pada Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata. Alumni SMKN 4 Semarang ini mengaku memilih kuliah di Unika karena akreditasi Fakultas Arsitektur menjanjikan, dan selama kuliah Rosi kerap mendapatkan beasiswa Yayasan Sandjojo, yang membuatnya lebih bersemangat untuk meningkatkan prestasi sehingga lulus dengan IPK 3,66 (Dengan Pujian).

Pria yang mempunyai hobi traveling ini menuliskan skripsi dengan judul “Creative Co-working Space di Bandung” yang berisi tentang konsep rental office model baru yang dikemas secara kreatif dan inovatif. Sehingga mempunyai tujuan memfasilitasi individu, freelancer, maupun komunitas industri kreatif, untuk mendorong perkembangan start-up di Indonesia, khususnya Kota Bandung. Di dalam Creative Co-working Space tidak hanya sebagai tempat bekerja, lebih dari itu pengguna bisa berinteraksi antar coworker dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda. Disana mereka dapat belajar bersama, sharing, workshare, bahkan berkolaborasi, serta menyediakan berbagai alternatif ruang kerja seperti workspace, event space, meeting room, idea room,classroom, auditorium, studio, virtual office, privat office, design store, guest house, dan playground yang dilengkapi dengan fasilitas jaringan internet, fax, alamat kantor pribadi, dll.

“Duka dalam pengerjaan skripsi memang ada ketika studio mati listrik padahal file skripsi belum di save, atau pada saat mengerjakan design grafis tiba-tiba komputer not responding dan lagi-lagi tidak ter recovery, alhasil file tak tersimpan” tandas Rosi sambil tertawa.

Selama kuliah Rosi menganggap pergaulan dengan teman dan dosen cukup baik, terutama pada saat deadline seringkali sesama mahasiswa saling membantu bagi teman yang belum selesai dalam mengerjakan tugas, dan saling sharing antar pengetahuan yang kami miliki, karena motto FAD adalah KOMPAK, hal ini lah yang membuatnya betah dalam menjalankan studinya. Mempunyai motto Menganggap setiap tugas adalah Projek yang akan direalisasikan secara nyata “yang diartikan kita di tuntut akan bersungguh sungguh dalam mengerjakannya tugas tersebut agar dapat dinikmati khalayak umum dengan baik, dari visual maupun parsial” tandas Rosi.

Ia berharap Unika dapat mempertahankan dan meningkatkan akreditasi yang telah baik saat ini, dan diharapkan para mahasiswa unika dapat meningkatkan kompetensinya, karena seseorang dapat dikatakan berkompeten apabila dia memiliki knowledge, skill, dan attitude yang baik. (#Adra)

Mendorong Perkembangan Start-up

Mayorsi Wahyu Aji

Page 9: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

9Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

S abina Resti Nuri, Sabina, begitu kerap sapaannya. Perempuan kelahiran Salatiga, 14 Desember 1994 ini merupakan wisudawati lulusan terbaik untuk

wisuda periode ini. Mahasiswi Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Progdi DKV ini lulus dengan IPK 3,40 dan dengan judul skripsi “PERANCANGAN BUKU KREATIF TENTANG PENGENALAN MEDITASI BAGI ANAK MUDA”.

Gadis alumnus SMA Kolese Loyola Semarang, dan juga penyuka menggambar ini, menurutnya belajar di desain komunikasi visual membuatnya belajar banyak hal, terutama adalah dalam mengembangkan kekreatifannya, “Saya tidak hanya mendapatkan ilmu dalam bidang akademis semata. Saya merasa beruntung karena saya dapat ikut terlibat dalam beberapa organisasi kemahasiswaan selama 4 tahun ini. Dari situ saya dapat belajar banyak yang memperluas pengetahuan saya melalui mereka dan kegiatan-kegiatan yang saya ikuti. Terlebih dengan adanya dosen yang ramah dan memiliki pandangan kritis, sangat membantu saya dan mahasiswa lain untuk dapat bereksplorasi lebih jauh dalam merancang pemecahan masalah,” ujar anak dari pasangan Gregorius Sigit Wicaksono dan Jean Olivia Pandoe ini.

Selain aktif di fakultas, Sabina juga merupakan pengurus BEM FAD (Fakultas Arsitektur dan Desain) selama dua periode, yakni pada tahun 2014/2015 dan 2015/2016, dan beberapa kepanitiaan acara tingkat prodi dan universitas selama tahun 2014-2016. Selain itu, perempuan penyuka hobi exploring both art and nature ini juga mempunyai pengalaman kerja Internship di POT Branding House sebagai Junior Graphic Designer, dan Designer di Best Wishes Parcel.

Gadis dengan motto Winners are not the people who never fail, but they are the people who never quit yang membuatnya semakin yakin dengan pendiriannya. Pada saat tugas akhir (skripsi), beberapa kendala seperti waktu yang cukup singkat untuk ekspektasi dengan konten yang cukup banyak dan minimnya peralatan yang memadai, tidak membuatnya hambatan tersebut menjadi sangat berarti.

“Menjadi seorang desainer bukan hanya sekedar jago menggambar, desainer ada untuk membantu masyarakat dalam memecahkan masalah melalui komunikasi secara visual. Untuk mendapatkan ide kreatif adalah dengan mencari ide sebanyak mungkin. Proses kreatif membutuhkan waktu yang panjang untuk melahirkan sebuah karya. Memang ada kalanya pikiran kita tak lagi jernih dan kita kehabisan energi untuk melanjutkan. Namun, jangan menyerah, ingatlah tujuan awal kita supaya kita kembali semangat” tutupnya. (#adji)

Desainer Harus Membantu Masyarakat

Sabina Resti Nuri

Page 10: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

10 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

Orangtua Motivasiku

Ulis Angga Saputra

N amanya Ulis Angga Saputra, seorang mahasiswa Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata yang meraih predikat lulusan

terbaik di Prodinya dalam wisuda periode II Unika mendatang.

Angga, sapaan akrabnya, merupakan mahasiswa yang ulet dan tangguh dalam menghadapi kerasnya dunia perkuliahan, ia mampu lulus dengan predikat lulusan terbaik meskipun dia mengakui bahwa ia lulus lebih terlambat jika dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya.

Angga yang lahir di Semarang pada tanggal 25 Maret 1993 ini, merupakan mahasiswa yang memiliki pemikiran simpel dan sederhana, ia mengatakan bahwa ia memilih jurusan Teknik Sipil ini karena ingin melanjutkan bidangnya dari pendidikan di SMK Negeri 7 Semarang yang telah ia tempuh sebelum menjadi civitas akademika Unika Soegijapranata.

Ia menjadi lulusan terbaik dengan IP Kumulatif 3.23 dan dengan judul skripsi “Perencanaan Gedung Atlas Sky Garden Jl. Pemuda no. 40 Semarang”, ia menjelaskan bahwa skripsi ini bersifat perencanaan secara imajinatif sehingga gedung sebenarnya belum ada, menurutnya ide ini muncul saat ia melihat-lihat di sekitar Jl. Pemuda dan karena ia suka mendesain, dia mendesain sebuah bangunan yang cocok jika diletakkan di Jl. Pemuda.

“Orang tuaku, motivasiku”, terang Angga, menunjukkan bahwa ia adalah anak yang berbakti pada orang tuanya dan dengan diraihnya predikat lulusan terbaik ia dapat menunjukkan pada orang tuanya bahwa ia bisa menjadi kebanggaan orang tuanya. (#ian)

Page 11: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

11Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

T ertarik pada hukum sejak SMP merupakan alasan Indra Tri Prabowo Sutiyarso untuk masuk ke Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) program

studi Ilmu Hukum Unika Soegijapranata. “Sebenarnya saya

sudah keterima SBMPTN di Undip jurusan Ilmu Hukum

juga, tetapi saya lebih memilih Unika jurusan Ilmu Hukum,

karena masalah biaya kuliah di Unika lebih terjangkau

ketimbang di Undip, selain itu Unika mempunyai sistem

pendidikan yang lebih baik terbukti dari lulusan dosen-

dosen yang menurut saya baik” tandas Indra.

Pria kelahiran Semarang 11 Agustus 1995 ini juga

mempunyai hobi membuat film, dan pernah tergabung di

sebuah UKM Fakultas, Kofi-Milk. “Pernah suatu kali Kofi-

Milk memenangkan suatu lomba film pendek dan berhasil

masuk koran, hal itu membuat saya bangga dengan hasil

kerja keras tim kofi-milk Unika” kata Indra. Kebanggannya

terhadap Unika membuat tak luput dari prestasi yang ia

miliki, yaitu menjadi wisudawan terbaik Fakultas Hukum

dan Komunikasi jurusan Ilmu Hukum,dengan IP 3,60.

Judul skripsi yang Indra buat adalah “Mekanisme

Diplomatik Penyelesaian Sengketa Laut Tiongkok Selatan

Pasca The South China Sea Arbitration Award of 12 July 2016”

yang berisi tentang sebuah studi persengketaan laut yang

terjadi antara dua negara yaitu Filipina dan Tiongkok.

Dalam pengerjaan skripsi Indra diberi kemudahan karena

saat melakukan riset penelitian ia tidak perlu ke Tiongkok

maupun ke duta kebesaran Tiongkok di Jakarta, ia hanya

mengirim sebuah email untuk mendapatkan perizinan

dan materi dengan masalah tersebut. “Sebenarnya dalam

proses mengerjakan skripsi mudah saja, hal ini tergantung

dosen pembimbing terutama ada niat dalam diri sendiri”

kata Indra. Mempunyai motto Sometimes You Gotta Run

Before You Can Walk diambil dari superhero favoritnya,

Iron Man, yang membuat ia semakin ada niat dari proses

perkuliahan hingga proses pengerjakan skripsi. (#Adra)

Menangkan Lomba Film Pendek

Indra Tri Prabowo Sutiyarso

Page 12: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

12 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

F akultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Program Studi Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata telah kembali meluluskan salah satu mahasiswi

dengan nilai terbaik atau cumlaude, dengan IPK 3.64 dan menyandang predikat “DENGAN PUJIAN”. Seorang kelahiran 11 Juni 1995 ini bernama Faradilla Mayangsari. Dia telah membuat skrispi dengan judul yang menarik, yaitu “STUDI KOMPARASI BRAND POSITIONING ANTARA ZALORA INDONESIA DAN BERRY BENKA BERDASARKAN PILIHAN PEKERJA PEREMPUAN SEBAGAI KONSUMEN DI KOTA SEMARANG”.

Dia mengaku aktif di UKM Radio Sopera FM, jadi MC Talkshow dan Seminar yang diadakan di Kampus. Kemudian, dia juga telah mengikuti beberapa kepanitiaan di program studinya dan mengikuti penelitian bersama dosen. Dia merupakan mahasiswi yang rajin, terbukti dengan dia selalu mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, setelah ada koreksi tugas dia selalu meminta konsul kepada dosennya supaya kedepannya dapat mengerjakan tugas dengan lebih baik lagi. Bagi dia, semua hal itu sangatlah membantu.

Sebagai mahasiswi, dia memiliki suka dan duka. Suka yang dia alami adalah dia selalu dituntut untuk memiliki rasa keingintahuan yang besar dan update terhadap masalah – masalah atau isu – isu yang ada pada saat ini. Kemudian, duka yang dia alami adalah saat dosen sering ada jam pengganti di sore hari, dia mengaku bahwa hal tersebut tidak efektif karena dia pasti akan merasa ngantuk dan kurang konsentrasi dalam mengikuti kuliah.

Dia memiliki tips supaya mendapatkan nilai terbaik, caranya adalah selalu membuat timeline kegiatan untuk satu minggu atau satu bulan kedepan. Dia juga menyukai hampir seluruh mata kuliah yang diajarkan, seperti Branding Management, CSR, PR Campaign, Komunikasi antar Pribadi dan Kelompok. Kesan dan Pesan yang dia sampaikan untuk Unika Soegijapranata Semarang adalah semoga untuk kedepannya Unika terus mencetak putra putri bangsa yang kreatif, berdedikasi, dan mampu menjadi perguruan tinggi andalan generasi muda. (#VaVa)

Selalu Bikin Timeline Kegiatan

Faradilla Mayangsari

Page 13: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

13Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

Semarang”. Perjuangan yang ia maksud adalah ketika proses dirinya mengalami hambatan / tantangan untuk menyelesaikan skripsi seperti mahasiswa pada umumnya.

Menurutnya Hambatan / tantangan tersebut bukanlah tantangan untuk menyesuaikan jadwal bimbingan dengan dosen pembimbing, melainkan tantangan ketika bagaimana ia berusaha mencari responden kuesioner pada 30 toko bakery di Semarang.

“Skripsi saya itu kan harus dapat 30 responden toko bakery di Kota Semarang, terus saya sudah keliling Semarang menyebar kuesioner ke lebih dari 50 toko bakery tapi ya hasilnya ya begitu itu. Ada banyak toko yang nyuruh aku untuk ninggal kuesioner tapi tokonya tidak menghubungi aku lagi, ada juga yang langsung menolak. Awalnya mendapat penolakan tersebut rasanya cari 30 responden itu sulit banget, itu kan perjuangan banget sudah keliling tapi ada yang menolak dan ada yang tidak jelas, ya walaupun pada akhirnya bisa juga sih dapat 30 responden” ungkap anak ke 1 dari 4 bersaudara ini.

Berkat kerja kerasnya keliling Kota Semarang mencari 30 responden

Proses Tidak Mengkhianati Hasil

Calista Nadia Irawan

toko bakery, dan mendapat banyak penolakan tersebut ia mengaku juga mendapatkan banyak pengalaman. Mulai dari pengalaman untuk berani tampil dan berbicara di hadapan orang banyak, pengalaman mengajukan kuesioner, pengalaman mempertahankan keyakinan dari dalam diri, hingga pengalaman untuk niat mengerjakan skripsi. Berkat kerja kerasnya itu pula Nadia mampu lulus dengan IPK 3,87 dan selesai kuliah dalam waktu yang terbilang cepat yaitu 2 tahun 9 bulan.

Meskipun ia mampu menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 9 bulan dan mendapatkan IPK 3,87 tidak lantas membuat Nadia lupa dengan kehidupan berorganisasi di kampus. Gadis yang hobi bernyanyi ini tercatat pernah mengikuti beberapa kegiatan kepanitian dan organisasi kemahasiswaan serta menduduki jabatan jabatan strategis, seperti antara lain :

Tahun 2015 menjadi panitia Glow Mention I sebagai seksi P3K dan Dekorasi.

Tahun 2016 menjadi panitia Glow Mention II sebagai seksi Acara.

Tahun 2017 menjadi panitia Glow Mention III sebagai Wakil Ketua Panitia.

Di Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Mangament (HMPSM) periode 2016-2017 menjabat sebagai Anggota Bidang Akademik bagian Hard Skill Development.

Seusai kelulusan S1-nya, Nadia berencana akan langsung melanjutkan studi S2-nya dan setelah selesai studi S2-nya, ia berencana berwirausaha demi memajukan perekonomian Indonesia. “Aku sih prinsipnya tidak mau terus-terusan kerja sama orang, ujung-ujungnya aku harus punya usaha sendiri karena usaha sendiri itu ada banyak maanfaatnya. Kesatu: memberi gaji kepada orang lain itu berarti mensejahterakan orang lain, kedua: profit/ keuntungannya lebih terasa daripada kerja sama orang, ketiga: anggap saja beramal lah, keempat: bisa memajukan perekonomian Indonesia karena sesuai harapan Presiden RI Bapak Joko Widodo bahwa diharapkan pada tahun 2020 ada sejuta entepreneur muda untuk memajukan perekonomian” tutup Nadia. (#Holy)

P rogram Studi S1-S2 Fast Track Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unika memiliki

wisudawati terbaik, Pada wisuda periode II tahun 2017, dia adalah Calista Nadia Irawan. Gadis yang sehari sehari akrab disapa Nadia ini merupakan wisudawati terbaik Program Studi S1-S2 Fast Track Management Unika angkatan tahun 2014 yang mampu menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 2 tahun 9 bulan serta meraih IPK 3,87. Ia juga mampu membuktikan bahwa lulus dengan cepat serta meraih IPK yang memuaskan tetap bisa berorganisasi. Bagaimanakah ceritanya Nadia bisa lulus secepat itu , meraih prestasi yang memuaskan dan tetap bisa berorganisasi?.

Ketika ditemui di Gedung Justinus lantai 2 , wanita lulusan SMA Katolik Yos Sudarso Batam ini menceritakan beberapa hal mengenai Unika, salah satu yang ia ceritakan yaitu alasan mengapa dirinya memilih Unika sebagai tempat kuliahnya setelah lulus SMA. Menurutnya Unika merupakan kampus yang bagus untuk kuliah , bagus tidak hanya terlihat dari profil kompetensi mahasiswa tiap program studi tetapi juga dari toleransi beragamanya.

“Saya mengetahui Unika dari cerita mama saya, mama saya lulusan jurusan arsitektur Unika. Lalu saya juga mendengar Unika itu terkenal kampus yang bagus se-Jawa Tengah , bagus karena walaupun namanya Universitas Katolik tetapi termasuk kampus yang Universal (umum-red), semua orang dari berbagai ras dan agama bisa berbaur tanpa ada batas batas. Atas dasar itulah saya mantap masuk kuliah di Unika” ungkap wanita kelahiran Batam 10 April 1996.

Nadia Aktif dan Berprestasi.Putri dari pasangan Irawan Sugiarto dan Meilany Widjaja ini selain menceritakan alasan dirinya memilih Unika sebagai tempat kuliah, ia juga menceritakan perjuangannya menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Perbedaan Orientasi Kewirausahaan Berdasarkan Gender Pada UMKM Bakery di Kota

Page 14: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

14 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

S alah satu wisudawati terbaik program studi Akuntansi pada wisuda saat ini adalah PO, Renny Purnomo, yang lulus dengan IPK 3,85.

Renny, begitu sapaan akrabnya, merupakan lulusan SMA Kebon Dalem Semarang. Setelah lulus dari SMA tersebut ia memilih Unika sebagai tempat kuliahnya karena Unika menurutnya kampus terbaik dan tidak hanya membekali mahasiswanya dengan hard skill tetapi juga soft skill. “Saya memilih kuliah di Unika karena Unika ini kan kampus yang terbaik di Semarang. Terbaik dalam artian tidak hanya membekali mahasiswanya dengan hard skill tetapi juga dengan pengembangan soft skill seperti ATGW dan KKN/KKU. Lalu kalau memilih program studi akuntansi awalnya sih karena disaranin oleh orang tua tetapi seiring berjalannya waktu saya menjadi suka karena ilmu akuntansi itu kan ilmu yang general (umum-red) jadi bisa diterapkan di berbagai bidang” ujar Renny ketika ditemui oleh tim Kronik.

Menurut putri pasangan Slamet Purnomo dan Lie Goei Tjen ini, untuk meraih IPK 3,85 berawal dari keyakinan dalam diri sendiri seperti motto hidupnya. “Saya mendapatkan IPK yang baik ini karena motto hidup saya, saya memiliki motto ‘Apa Yang Kamu Yakini Maka Itulah Yang Akan Terjadi dan Yang Akan Kamu Dapatkan’ jadi untuk dapat IPK segitu ya harus yakin dulu” tutur gadis kelahiran Semarang 16 Januari 1995 ini.

IPK 3,85 itu pula ia dapatkan berkat skrispinya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan , Maturitas Utang , Ukuran Komite Audit , Kepemilikan Institusional , Kepemilikan Manajerial , Dan Komisaris Independen Terhadap Efisiensi Investasi”. Skripsi yang ia buat berisi data data sekunder perusahaan perusahaan Go Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan skripsi ini membahas tentang berbagai faktor yang dapat mempengaruhi investasi dan agar investasi yang dilakukan tidak berlebihan atau kurang, dengan tujuan utama dari investasi yakni memperoleh keuntungan bisa tercapai. Renny berharap dengan adanya skripsi ini bisa menambah wawasan para manager perusahaan untuk mempertimbangkan faktor faktor dalam membuat suatu keputusan investasi.

Skripsi yang ia kerjakan ini memang ada sedikit kendala. Wanita yang berhobi wisata kuliner ini menuturkan hambatan yang pernah ia alami mulai dari mengganti topik skripsi sebanyak 2 kali hingga sulitnya mencocokkan waktu bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing. Namun demikian, ia tetap menyukai skripsi yang ia kerjakan. Kesukaan tersebut karena setelah selesai skripsi dan bekerja, ia beranggapan suatu saat kita akan ingat serta rindu dengan perjuangan kuliah dan perjuangan skripsi.

“Nikmati saja proses perkuliahan dan skripsi ini , walau terlihat sukar tetapi suatu saat nanti perkuliahan dan skripsi akan ngangenin” pungkas Renny.

Walaupun Renny mampu menyelesaikan studi S1 Akuntansinya dalam waktu 3 tahun 10 bulan dan meraih IPK 3,85 tidak lantas membuatnya lupa dengan kegiatan keorganisasian. Tercatat selama kuliah, Renny pernah menjadi Asisten Dosen ketika semester 3, semester 6 dan semester 7. Renny juga tercatat pernah menduduki jabatan strategis pada organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA), pada periode 2014-2015 Renny menduduki jabatan sebagai Kepala Divisi (Kadiv) Kaderisasi dan periode 2015-2016 ia menduduki jabatan sebagai Bendahara.

Kini dalam rangka menunggu wisuda pada tanggal 9 September 2017 mendatang, Renny sudah bekerja di Kantor Konsultan Pajak KKP Rudi Janto dan aktif pula dalam pelayanan kebaktian anak anak “sekolah minggu” di suatu gereja di Semarang. (#Holy)

Nikmati Saja Prosesnya

PO, Renny Purnomo

Page 15: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

15Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

S ylvester Firdaus Restu Novento, atau biasa dipanggil Vido, merupakan lulusan terbaik dari program studi Perpajakan di Universitas Katolik

Soegijapranata periode ini. Ia meraih IP Kumulatif 3.66 pada saat kelulusannya dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat “dengan pujian”

Pria yang lahir di Belitang pada tanggal 1 Juli 1996 ini menjelaskan mengapa dirinya memilih Perpajakan sebagai program studinya. Pada awalnya, ia mengakui bahwa hal ini sebuah “kecelakaan yang indah”, saat di masa ia akan memasuki jenjang kuliah, keluarganya sedang dalam kondisi yang tidak baik dan ia merasa bahwa kuliah sampai jenjang sarjana sangatlah tidak mungkin. Pada saat itu, ada expo perguruan tinggi swasta seluruh Indonesia di sekolah tempat ia menempuh pendidikan yaitu SMA Xaverius 3, dan pada saat itu kebetulan ia tertarik untuk melihat stand Unika Soegijapranata dan tertarik ketika melihat ada program studi D3 Perpajakan di brosur Unika Soegijapranata, ia juga mengatakan, awalnya ia sempat ragu, tetapi setelah ia berbincang-bincang dengan salah satu orang yang menjaga stand Unika Soegijapranata, ia menjadi semakin mantap memilih jurusan itu. Vido mengatakan bahwa hal ini menjadi “kecelakaan yang indah” karena di Unika Soegijapranata, khususnya di program studi Perpajakan, ia dapat berkembang menjadi lebih baik dari segi intelektual maupun segi kepribadian.

Judul tugas akhir yang ia ajukan adalah “Perencanaan Pajak Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Rangka Pemanfaatan Kebijakan Perpajakan (Studi Kasus PT. ACD tahun 2015)”, ia mengajukan judul ini dengan dilatarbelakangi adanya kebijakan Tax Amnesty yang diselenggarakan pemerintah, ia tertarik untuk membahas tentang bagaimana respon wajib pajak terhadap kebijakan itu dan apa saja yang bisa dilakukan oleh wajib pajak untuk menghemat beban pajak mereka tanpa melanggar peraturan perundang-undangan.

Motto hidupnya adalah “Ite Inflammate Omnia”, ia mengatakan bahwa motto hidupnya ini ia kutip dari kalimat Gus Dur yaitu “Idfin Wujudaka Fi Ardil Khumuli” yang berarti pendamlah dirimu ke dalam bumi kekosongan, yang ia artikan dengan sederhana sebagai, senantiasalah rendah hati. (#ian)

Rendah Hati dalam Prestasi Tinggi

Sylvester Firdaus Restu Novento

Page 16: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

16 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

hanya itu, perempuan penyuka hobi membaca buku ini juga merupakan juara ke-III SOTY (Student of The Year) pada tahun 2015, yang kemudian memberinya kesempatan untuk mengikuti student conference ASEACCU 2015 yang diadakan di Unika Soegijapranata dan ASEACCU 2016 yang diadakan di University of Notre Dame Australia dengan full sponsorship.

Anak dari pasangan Gideon Widodo dan Christine Nusantara, tidak puas dengan keaktifannya dilingkup Universitas, Monica juga bergabung dalam beberapa kegiatan, seperti mengikuti London International Model United Nations (LIMUN 2015) yang diadakan di Central Hall Westminster dan Imperial College London. Pada simulasi sidang PBB tersebut, dia mewakili Republic of Angola di komite United Nations General Assembly First Committee: Disarmament and International Security (DISEC), “Memberikan kesempatan pada saya semua kegiatan yang saya ikuti membuat saya lebih mengenal diri saya, seperti tentang apa yang saya sukai, apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan saya. Saya juga mengasah soft skill seperti interpersonal skill dan leadership” ujarnya.

Be the most excellent version of yourself.. “Pay careful attention to your own work, for then you will get the satisfaction of a job well done, and you won’t need to compare yourself to anyone else”. Begitulah Motto dalam hidupnya yang selalu ia pegang hingga menjadikan dirinya seperti saat sekarang ini.

Selama tugas akhirnya, menurutnya ada beberapa kendala yang menghambatnya, akan tetapi tidak ada yang terlalu sangat berarti, kemudian tugas akhir (skripsi) berhasil diselesaikan dan dinyatakan lulus pada 19 Mei 2017 dan memperoleh nilai A. Tidak ketinggalan, dia juga memberikan tips dan trick agar menjadi yang terbaik dari yang terbaik, “Melakukan setiap tugas yang diberikan dengan excellent, dalam arti maksimal dan mengerjakan dengan versi terbaik yang kita bisa sehingga hasilnya baik dan tentunya tidak mengecewakan. Selalu ingat apa yang jadi tujuan kita dalam kuliah, yaitu bertanggung jawab pada orang tua dengan memberikan nilai yang maksimal dan mendapat ilmu yang diperlukan. Kemudian, Bergabung dengan teman-teman, komunitas, atau organisasi yang memacu diri untuk bermimpi lebih besar dan mengembangkan diri lebih lagi” tambahnya yang merupakan anak ke-2 dari dua bersaudara ini.

Dia, sangat bangga dengan Universitas yang membuatnya ia semakin banyak belajar, menurutnya, Unika adalah lingkungan yang unik. Setiap prinsip atau value yang ditanamkan (berdasar pada ajaran Mgr Soegijapranata yang mungkin sudah lama) selalu relevan dengan perkembangan zaman. Di kondisi yang cukup sulit dengan perpecahan akibat SARA, gaya hidup yang boros, dan ketidakpedulian, semua value tentang mencintai Tuhan dan bangsa, kesederhanaan, dan peduli dengan lingkungan sosial menjadi nilai penting yang saya dapatkan di sini.

“Hargai setiap kesempatan untuk mendapat ilmu/kuliah, sebab tidak semua orang memperolehnya. Hargai kesempatan dengan belajar yang maksimal dan tentunya jangan lupa mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan yang diminati. Setiap kegiatan itu akan membantu kita mengenal diri lebih lagi, termasuk potensi-potensi yang menjadi kelebihan kita” tutupnya. (adji)

M onica Christiana Widodo, atau yang akrab dipanggil dengan nama panggilan Monica, merupakan salah satu mahasiswa Fakultas

Psikologi yang mendapati gelar sebagai wisudawati terbaik dengan IPK 3,91 dengan judul Skripsi “HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN NEUROTICISM DENGAN DISENGAGEMENT COPING STRESS”.

Perempuan kelahiran Semarang, 10 Agustus 1995 ini, dan merupakan alumnus dari SMA Karangturi Semarang, selain aktif didalam fakultas, Monica juga bergabung pada organisasi Group of Leaders on Research and Society (GLORY-6) dan Tim Edukasi Fakultas Psikologi. Tidak

Unika, Lingkungan Yang Unik

Monica Christiana Widodo

Page 17: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

17Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

P erasaan tidak menyangka sekaligus bahagia menyelimuti hati Milka Melinda Susanto ketika ia mengetahui bahwa ia berhasil menjadi wisudawati

terbaik Fakultas Teknologi Pertanian program studi Teknologi Pangan periode II tahun 2017. Putri pasangan Handy Susanto dan Diana Sutjiati ini lulus cum laude dengan IPK 3,81. Ia mengambil judul skripsi “Isolasi Bakteri Asam Laktat yang Berpotensi Probiotik dari Hasil Fermentasi Kubis Putih (Brassica oleracea) Sentra Magelang dalam Larutan Garam 5% dan 7,5%” karena ia tertarik dengan penelitian kakak kelas sebelumnya yang meneliti tentang potensi probiotik bakteri asam laktat (BAL) dari bahan pangan lokal.

“Menurut saya, penelitian tentang mikrobiologi cukup menyenangkan, apalagi penelitian teman-teman saya sebagian besar tentang pengembangan produk, sehingga tidak ada salahnya jika saya memilih topik yang berbeda. Selain itu, adanya keinginan untuk memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah rusak, sehingga bahan pangan tersebut tidak akan terbuang. Selanjutnya, setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing, akhirnya saya dan kelompok memutuskan untuk melanjutkan penelitian tentang BAL, tetapi dengan menggunakan bahan baku dan perlakuan yang berbeda dari penelitian sebelumnya,” terang Milka tentang alasan nya memilih judul skripsinya tersebut,

Milka dan kelompoknya tidak mengira jika hasil isolasinya akan disetujui oleh dosen pembimbing, sehingga mereka tidak melakukan persiapan apapun untuk panen. Tetapi ternyata, hasil isolasi mereka disetujui sehingga mereka harus melalukan panen isolat hingga tengah malam. Saat itu, orang tua mereka telah menunggu di luar karena khawatir. Untuk hambatan, Milka menjelaskan bahwa yang paling sering terjadi adalah perbedaan pendapat dalam kelompok serta kebingungan setiap memasuki tahap penelitian dengan metode yang baru. Pada akhirnya, mereka dapat mengatasinya dengan berdiskusi dengan teman-teman lain dan laboran yang siap membantu ketika ada kesulitan.

Selama masa kuliah hingga skripsi, Milka merasa dirinya dapat belajar banyak hal baru, belajar menghargai dan memahami karakter teman-teman dalam kelompok sehingga tercipta suasana kerja yang menyenangkan. Tantangan terbesar selama mengerjakan skripsi ini menurut Milka adalah penelitian tentang BAL yang cukup lama, apalagi jika terjadi kontaminasi. Hal ini kadang-kadang menimbulkan rasa lelah dan malas. Tetapi, karena tidak ingin mengecewakan orang-orang yang telah mendukungnya sampai sejauh ini, Milka dan teman-teman kelompoknya berusaha mengerjakan penelitian mereka sampai akhir. Keinginannya untuk membanggakan orang

tua yang telah bekerja keras dan melakukan segalanya untuk Milka telah menjadi motivasi Milka sehingga ia dapat mengatasi tantangan dan hambatan yang ia alami selama masa perkuliahan hingga pembuatan skripsinya.

“Ucapan terimakasih yang pertama tentunya kepada Tuhan Yesus karena tanpa penyertaan-Nya, semua usaha saya tidak akan berhasil. Selanjutnya kepada orang tua yang telah membesarkan, mendoakan dan membiayai pendidikan saya hingga saya dapat menyelesaikan studi S1. Tidak lupa, terima kasih kepada para dosen yang telah membagikan ilmu kepada saya dan teman-teman selama kuliah, serta kepada teman-teman dan seluruh keluarga FTP yang telah membantu dan memberikan pengalaman berharga selama 4 tahun ini,” ujar Milka.

Sebagai pesan penutup bagi teman-teman yang masih berkuliah, Milka berpesan agar teman-teman tidak menjadikan rasa jenuh dan lelah sebagai penghambat untuk terus maju. Tetap lakukan yang terbaik dan serahkan hasilnya kepada Tuhan. (#sherin)

Lakukan yang Terbaik

Milka Melinda Susanto

Page 18: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

18 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

M emutuskan untuk melanjutkan skripsi dan berusaha dengan keras akhirnya menghantarkan Devina Christine Wijaya menjadi wisudawati

terbaik periode II tahun 2017 dari Fakultas Bahasa dan Seni program studi Sastra Inggris. Dengan judul skripsi “Translation Strategis Applied in the Movie Subtitles”, Devina berhasil lulus cum laude dengan IPK 3,85. Devina mengambil judul skripsi tersebut dengan alasan bahwa ia ingin mengambil judul yang unik dan jarang dikerjakan oleh orang lain agar dapat lebih cepat menyelesaikan skripsinya. Topik translation dan subtitle masih merupakan topik yang jarang diangkat dalam skripsi, sehingga topik ini lah yang disetujui oleh dosen pembimbing dan memudahkan jalan Devina dalam pembuatan skripsinya.

Putri pasangan Herijanto dan Lenny ini pernah berhenti sejenak saat mengerjakan skripsi, hingga ia memutuskan untuk melanjutkan skripsinya ke bab 4. Hal ini sempat menjadi hambatan Devina dalam menyelesaikan skripsinya, tetapi beruntungnya ia dapat mengatasi rasa malas nya untuk mengerjakan skripsi. Tentu saja, keberhasilan nya ini tidak lepas dari dukungan orang-orang di sekitarnya, yaitu dosen pembimbingnya, orang tua, keluarga, sahabat, teman dekat, staff fakultas, serta teman-teman di Gereja.

“Saat saya bimbang mau ambil skripsi atau tidak, saya tertampar oleh kata-kata mama. Kamu punya Tuhan kok gak percaya, begitu kata mama saat itu. Berangkat dari keyakinan dan penyertaaan Tuhan, saya memiliki pegangan untuk menjadi Devina yang kuat dan bisa menjadi berkat di dalam keluarga,” ujar Devina.

Sebagai seorang mahasiswi, tantangan terbesar yang dihadapi Devina selama kuliah dan mengerjakan skripsi adalah task and time management, ketika ia harus memilih prioritas yang harus ia dahulukan, antara skripsi, tugas kuliah, dan pekerjaannya sebagai EO dan guru les. Tetapi ia bersyukur karena Tuhan selalu menyediakan yang terbaik untuknya. Pesan Devina untuk teman-teman yang masih berkuliah, believe in your strength and God’s faithfulness, jangan kasih kendor. Seperti Devina, tentunya teman-teman juga bisa menghadapi kesulitan dengan percaya bahwa Tuhan selalu punya yang terbaik. (#sherin)

Percaya pada Tuhan, Mampu Hadapi Kesulitan

Devina Christine Wijaya

Page 19: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

19Kronik Edisi 121/Th.XV 9 September 2017

D icky Larson yang kerap disapa dicky adalah pria kelahiran semarang 15 April 1996, dan menjadi salah satu wisudawan terbaik di unika

soegijapranata dari Fakultas Ilmu Komputer Progdi Teknik Informatika dengan IPK 3,7.

Judul skripsi yang dicky buat yaitu “ K-Means Algorithm Implementation for New Clustering” ini membawanya mendapat predikat wisudawan terbaik di Wisuda periode II Tahun 2017.

Skripsi yang ia buat berisi tentang program yang dia buat, karena program itu bisa digunakan untuk mencari berita terkait yang diinginkan user. Saat melakukan pengerjaan skripsi ia sempat mendapatkan kendala yaitu males, namun dengan kesungguhan dan mengumpulkan niat, maka tidak ada lagi kesulitan dalam mengerjakan skripsi.

Bahkan dicky tidak menyangka menjadi wisudawan terbaik, namun karena dengan niatan yang sungguh-sungguh dan dengan hobinya yang setiap hari memainkan komputer akhirnya dicky bisa menyelesaikan skripsinya dengan cepat yang ditempuh dengan waktu 3 bulan saja.

Pria yang berhobi main komputer setiap hari, memilih jurusan teknik informatika karena sekarang dicky melihat dunia komputer itu berkembang pesat, untuk itu dicky ingin lebih tahu dan mempelajarinya.

Cara menjadi wisudawan terbaik menurut Dicky ini adalah harus belajar dan konsentrasi saat dosen memberikan materi, rajin mengikuti perkuliahan, melakukan hal terbaik, dan mengikuti apa yang dosen minta. Pria ini juga mempunyai harapan untuk mahasiswa-mahasiswi agar lebih giat mengikuti perkuliahan dan harapannya untuk unika sendiri agar lebih berkembang dalam memberikan materi untuk mahasiswa dan perbanyak praktik. (#desi)

Hobi Main Komputer, Raih Wisudawan Terbaik

Dicky Larson

Page 20: Merawat Pancasila, Belajar dari Soegijapranatanews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-121.pdf · Merauke sampai dengan ujung Indonesia Barat Sabang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia

20 Kronik Edisi 121/Th.XV9 September 2017

SIDANG REDAKSI wakil rektor 4 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER yelin, vava, wahyu, andra, aji, ian, holy sherin, desi LAYOUT e®nanto

KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433 email : [email protected]

Judul skripsi yang dibuatnya yaitu “Kewirausahaan Mahasiswa Melalui Industri Kreatif Game di Unika Soegijapranata”. Dalam skripsinya mengulas tentang membangun dan mengelola start-up di bidang game sejak mahasiswa. Saat melakukan penelitian ada sedikit kendala yang membuat calvin merasa bingung yaitu terutama dengan modal yang dia butuhkan, kemudian juga waktu cukup lama utuk mendapatkan feedback atau respon dari masyarakat yang luas. namun, calvin tetap semangat untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

Calvin yang mempunyai hobi menggambar, bermain game dan membaca ini mempunyai kemudahan dalam penelitian skripsi yaitu dengan event yang diadakan pemerintah BEKRAF dan Asosiasi Game Indonesia.

Manfaat isi Skripsi yang calvin buat yaitu dengan mengetahui cara mendirikan dan mengelola start-up di bidang game sejak mahasiswa, berkembangnya start-up yang telah dirintis sehingga memiliki brand yang kuat di kemudian hari, tidak bergantung pada orang tua karena dapat mandiri dari hasil skripsi yang telah dibuat.

Calvin ini juga membagikan tips untuk menjadi wisudawan terbaik dengan serius di setiap pelajaran yang diberikan, baik suka maupun tidak suka. Selain itu tetap harus bersosialisasi agar setelah lulus memiliki tetap memiliki relasi, tidak berfokus pada nilai saja. (#desi)

C elvin Laviano yang kerap disapa dengan calvin adalah pria asal Semarang kelahiran 2 Desember 1991 menjadi salah satu wisudawan terbaik di unika

soegijapranata Fakultas Ilmu Komputer Progdi Sistem Infomasi / Game Technology dengan memperoleh IPK 3.77.

Berawal Hobi Game,Kembangkan Start-up

Celvin Laviano