MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

118

Transcript of MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Page 1: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Page 2: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

MERANCANG METODE PENELITIAN AGRARIA

LINTAS DISIPLIN

Page 3: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Page 4: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

MERANCANG METODE PENELITIAN AGRARIA

LINTAS DISIPLIN

Dwi Wulan PujiriyaniSenthot Sudirman

Abdul Wahid

STPN Press dan PPPM-STPN2014

Page 5: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

MERANCANG METODE PENELITIAN AGRARIA LINTAS DISIPLIN

© Dwi Wulan Pujiriyani, Senthot Sudirman, Abdul Wahid

Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesiaoleh STPN Press

Bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (PPPM-STPN)

Desember 2014

Jl. Tata Bumi No. 5 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55293, Tlp. (0274) 587239, Faxs: (0274) 587138

E-mail. [email protected]

Penulis: Dwi Wulan Pujiriyani

Senthot SudirmanAbdul Wahid

Cover dan Layout: RGB

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

x + 107 hlm, 16 x 24 cm

ISBN : 602-7894-15-6 978-602-7894-15-0

Page 6: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

v

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan, akhirnya buku kecil yang merupakan hasil penelitian sistematis tahun 2014 ini bisa diselesaikan. Penelitian mengenai metode studi agraria ini menjadi sebuah pembelajaran yang memberikan pengalaman penting untuk bisa memahami secara utuh bagaimana desain-desain penelitian agraria dikembangkan. Ragam metode penelitian dan penerjemahannya yang terkadang berbeda, memberikan satu penegasan bahwa metode penelitian agraria tidak bisa secara ketat didefinisikan. Dalam hal inilah, metode penelitian berada pada posisi operasional yang pemilihannya dipengaruhi oleh desain penelitian yang dipilih serta tujuan-tujuan penelitian yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini pula dipahami bahwa instrumen atau tools juga dimaknai sebagai salah satu bagian dalam sebuah desain penelitian yang berfungsi untuk menerjemahkan pilihan metode dalam bentuk data yang diharapkan. Instrumen atau tools berperan untuk menghadirkan data sebagaimana telah dirancang dalam pilihan metode yang digunakan. Instrumen atau tools yang tepat akan menentukan kualitas data yang diperoleh.

Sementara itu, konteks lintas disiplin dalam penelitian agraria merupakan satu kebutuhan yang sangat penting. Hal ini secara eksplisit tercermin dari objek penelitian agraria yang begitu kompleks. Esensi penelitian sebagai upaya untuk ‘mencari tahu’, ‘mencari pemecahan sebuah permasalahan’ dan ‘menemukan kebenaran’, menciptakan satu keharusan untuk tidak menempatkan ‘agraria’ secara ketat dalam perspektif satu disiplin ilmu. Kebutuhan untuk memperoleh perspektif secara lengkap dalam sebuah penelitian agraria dengan mengembangkan studi lintas disiplin adalah bagian

Page 7: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

vi Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

dari upaya untuk menghadirkan temuan-temuan atau hasil penelitian yang komprehensif. Dalam hal inilah, penelitian agraria lintas disiplin diperlukan untuk mengisi dan menjawab kebutuhan tersebut.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang membantu dalam proses penelitian hingga terselesaikannya tulisan ini. Pertama disampaikan terima kasih kepada Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Bapak Dr. Oloan Sitorus, S.H., M.S. yang telah secara konstruktif memberikan kesempatan dan dukungan kelembagaan untuk dilakukannya pengkajian terhadap topik ini. Terima kasih disampaikan secara khusus kepada Ibu Myrna Savitri, Ph.D yang telah menjadi Steering Commitee sekaligus juga memberikan koreksi dan masukan secara detail terhadap draf laporan ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala PPPM-Dr. Sutaryono, M.Si., Manajer Sistematis-Ahmad Nashih Lutfi, M.A. beserta teman-teman di PPPM yang selalu menghadirkan kebersamaan dan memberikan semangat dalam penyelesaian penelitian ini.

Tulisan ini disadari masih jauh dari sempurna dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut. Oleh karena itulah kekosongan-kekosongan yang masih dijumpai, diharapkan dapat menjadi koreksi untuk pengembangan penelitian ini ke depan. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 2014

Penulis

Page 8: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. vDAFTAR ISI ......................................................................... viiDAFTAR TABEL ................................................................... ixDAFTAR GAMBAR .............................................................. x

BAB I Pendahuluan ........................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................... 1B. Metode Penelitian ................................................ 4C. Organisasi laporan ............................................... 7

BAB II Penelitian dan Metodenya ................................... 9

A. Posisi dan Fungsi Penelitian .............................. 9B. Posisi dan Fungsi Metode Penelitian ................. 16

BAB III Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia . 27

A. Agraria sebagai Objek Penelitian ....................... 27B. Perkembangan Penelitian Agraria ..................... 32

BAB IV Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria ................................................. 43

A. ‘Agraria’ Dalam Ranah Penelitian Akademik .... 43B. ‘Agraria’ Dalam Ranah Penelitian Kebijakan ..... 50

Page 9: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

viii Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

C. ‘Agraria’ Dalam Ranah Penelitian Partisipatoris/Pemberdayaan ...................................................... 66

BAB V Kesimpulan........................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 81LAMPIRAN .......................................................................... 85TENTANG PENULIS ............................................................ 107

Page 10: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

ix

DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Perbedaan Paradigma Positivistik, Intepretif, Critical 22Tabel.2. Perbedaan Tiga Jenis Riset ........................................... 40Tabel. 3. Daftar Penelitian dari Institut Pertanian Bogor ......... 45Tabel.4 . Cirikhas Sebaran Lokasi dari Hasil Penelitian di IPB 46Tabel.5. Contoh Penelitian di IPB .............................................. 48Tabel. 6. Judul Penelitian di STPN.............................................. 49Tabel. 7. Judul Penelitian di Puslitbang BPN ............................ 54Tabel .8. Contoh Desain Penelitian Puslitbang BPN ................ 55Tabel. 9. Sebaran Lokasi Penelitian di Puslitbang BPN ............ 56Tabel 10. Tahapan Penelitian di PPPM STPN ............................. 59Tabel 11. Judul penelitian di PPPM STPN .................................. 60Tabel. 12. Contoh Desain Penelitian di LIPI ................................ 64Tabel. 13. Pengumpulan Data Kondisi Agraria secara Partisipatif ........................................................ 68Tabel. 11. Contoh Desain Penelitian Partisipatoris..................... 72Tabel. 16. Rumusan Pertanyaan, Metode Pengumpulan Data dan Urgensi Pengumpulan Data ................................. 75

Page 11: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

x Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1. Alur Penelusuran Data Penelitian .......................... 6Gambar. 2. Tipologi Penelitian .................................................. 14Gambar. 3. Cara Ilmiah dan Cara Bukan Ilmiah ....................... 17Gambar. 4. Aturan Keilmuan sebagai Kriteria Pembeda Cabang Ilmu ............................................ 18Gambar. 5. Elemen-elemen yang Berhubungan dalam Desain Penelitian ......................................... 19Gambar. 6. Paradigma Penelitian .............................................. 21Gambar. 7. Hierarki Antardisiplin ............................................ 23Gambar. 8. Relasi Subjek dan Objek Agraria ............................ 30Gambar. 9. Aspek-Aspek Dalam Studi Agraria ......................... 31Gambar. 10. Administrasi/Manajemen Pertanahan sebagai Tools dalam Implementasi Kebijakan Pertanahan 32Gambar . 11. Jalur Perkembangan Metodologi Penelitian ......... 34Gambar. 12. Kelemahan dari Pilihan Jenis Riset ........................ 41Gambar. 13. Model Analisis Data Kualitatif ............................... 47Gambar. 14. Alur Penentuan Masalah ........................................ 52Gambar. 15. Alur Penggunaan Metode Penelitian Puslitbang BPN ..................................... 53Gambar. 16. Alur Proses Penelitian Puslitbang BPN ................. 53Gambar. 17. Skema Penelitian di PPPM STPN ........................... 58Gambar. 18. Sebaran Lokasi Penelitian Sistematis PPPM STPN 63Gambar. 19. Langkah-Langkah Pendekatan Partisipatoris yang Ideal ................................................................. 67Gambar. 20. Pendekatan Partisipatif Dalam Penelitian ............ 73

Page 12: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

1

BAB I

Pendahuluan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian mengenai metode studi agraria dan instrumen atau tools-nya. Bagian ini secara ringkas akan memberikan gambaran pentingnya penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk bisa membuat inventarisasi dan identifikasi awal metode dan instrumen penelitian yang khas untuk studi agraria.

A. Latar Belakang

Masalah agaria merupakan masalah pokok bagi penghidupan bangsa dan rakyat Indonesia. Masalah agraria juga merupakan masalah yang rumit dan kompleks. Kompleksitas inilah yang mengharuskan adanya pemahaman mengenai masalah agraria secara memadai (Wiradi, 2009:2). Basis pengetahuan yang otoritatif mengenai masalah-masalah agraria (agrarian questions) yang diperoleh melalui proses penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan hal yang sangat penting di tengah berbagai persoalan agraria yang semakin meluas. Beragam masalah agraria yang muncul baik dari persoalan lama yang belum tuntas maupun permasalahan baru yang terus bermunculan, memerlukan pengembangan perangkat konseptual, kerangka metodologi dan pendekatan baru secara terus menerus. Hal ini diperlukan agar akar-akar masalah agraria tersebut dapat ditangkap secara tepat sehingga penanganannya pun tidak akan

Page 13: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

2 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

salah arah (Sohibuddin, 2009:xxvii-xxix). Penelitian yang baik (good research) sangat diperlukan untuk bisa memperoleh pemahaman yang memadai mengenai berbagai masalah agraria yang kompleks. Penelitian yang masif sangat penting untuk bisa mendapatkan data agraria yang lengkap dan teliti1. Penelitian menjadi salah satu kunci pokok yang secara serius harus dikembangkan untuk bisa memberikan sumbangsih nyata untuk memahami masalah agraria di negeri ini.2

Meskipun dikatakan bahwa kegiatan penelitian agraria yang sebaik-baiknya sangat penting dilakukan, pada kenyataannya tidak ada atau belum ada metodologi yang khas untuk penelitian agraria. Persoalan metodologi ini juga seringkali dianggap sebagai hal yang sepele dan kerap diabaikan oleh para peneliti. Dalam kompleksitas masalah agraria yang ada seperti: masalah lingkungan dan ekologi, masalah konflik, masalah gerakan tani, masalah hubungan kekuasaan, relasi gender dan lain-lain, dimungkinkan adanya metodologi tertentu yang khas. Kebutuhan untuk mengelaborasi kemungkinan pengembangan metodologi yang khusus semacam ini cukup penting.

Selain metode, salah satu tahapan penting dalam sebuah desain penelitian agraria adalah penyiapan tools atau instrumen penelitian. Tools bersifat operasional karena menjadi penghubung antara pilihan metode dan pengumpulan data yang akan dilakukan. Dalam konteks penelitian agraria, keberadaan instrumen penelitian sifatnya menjadi sangat fleksibel karena memang belum ada metodologi yang khas agraria, sehingga kemudian yang dilakukan adalah menyesuaikan dengan metode yang dipilih. Dalam konteks ini, Wiradi (2009)

1Tugas penyediaan data agraria yang komprehensif dalam hal ini sewajarnya menjadi tanggungjawab pemerintah sementara lembaga-lembaga lain seperti perguruan tinggi, pusat penelitian dan LSM sifatnya menyumbang dan mendukung juga sebagai faktor pembanding (Wiradi, 2009:144)

2Piere Spitz (1979) dalam Wiradi (2009:139) menyebutkan beberapa kenyataan mengapa penelitian agraria sangat penting dilakukan di negeri agraris seperti Indonesia yaitu: 1) di berbagai belahan dunia ini sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan; 2) sampai detik ini, makanan manusia untuk hidup masih terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari sumber-sumber agraria (tanaman pangan, ternak, ikan); dan 3) bahwa dalam sejarah perkembangan manusia, berlangsung pembagian pekerjaan sebagai berikut: penduduk desa menggarap tanah, memelihara ternak dan menghasilkan pangan sementara orang-orang kota mengerjakan hal-hal lain yang tidak menghasilkan pangan.

Page 14: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

3Pendahuluan

mengenalkan model panduan pengumpulan ‘Profil Desa’ dan ‘Kegiatan Ekonomi Pedesaan Non Pertanian’ sebagai contoh instrumen pengumpulan data dalam penelitian agraria.

Dalam konteks studi agraria, ranah atau rumpun ilmu yang dalam penelitian ini menjadi bagian penting untuk diidentifikasi metode dan tools-nya adalah studi-studi agraria berlatarbelakang hard science (teknis dan spasial) serta soft science (hukum, administrasi dan sosial). Dalam konteks keilmuan lintas disiplin ini, sebagaimana disebutkan oleh Kaplan (2002:174), lazim dinyatakan bahwa batas antardisiplin akademis bersifat semu (artifisial) dan juga sangat tiris (permeable). Batas-batas itu antara lain dimunculkan oleh kebetulan historis yang dilestarikan. Yang membedakan antara satu disiplin dengan disiplin lain bukanlah perbedaan peristiwa atau kejadian yang ditelaahnya, karena banyak kejadian atau ihwal yang dibahas berbagai disiplin dan disiplin lain secara konseptualisasi masing-masing mengenai kejadian atau ihwal yang sama itu atau dengan kata lain karena disiplin itu masing-masing mengajukan pertanyaan yang berbeda maka masing-masing memusatkan perhatian pada segi yang berlainan pula dari kejadian dan ihwal amatannya. Seorang ahli dari disiplin yang berbeda yang mengamati kejadian yang sama, mungkin mengkonseptualisasikan dan menjelaskannya dengan cara-cara yang sangat berbeda. Masing-masing dari peneliti itu, dalam arti harafiah akan menderivasikan fenomena yang berbeda-beda dari suatu kejadian sama. Dalam hal inilah sebenarnya otonomi suatu disiplin tidaklah bergantung pada suatu gumpal realitas tertentu yang ditanganinya sebagai masalah khusus untuk satu disiplin saja. Otonomi suatu disiplin ilmu muncul manakala disiplin itu mempunyai seperangkat masalah dan pertanyaan yang merupakan minatnya yang khas.

Berkaitan dengan birokratisasi ilmu (sosial) yang menjadi problem utama dalam sejarah keilmuan di Indonesia yang pada akhirnya juga tidak lepas dari menguatnya parokialisme ilmu dan semakin kokohnya batas-batas keilmuan satu dengan yang lain, tidak bisa dipungkiri bahwa diperlukan satu cara pandang yang lebih

Page 15: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

4 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

luas untuk tidak mengkotak-kotakan satu ilmu dengan yang lain. Dalam hal ini perlu dilakukan penelitian secara mendalam untuk bisa mengidentifikasi dan mereview hasil-hasil penelitian agraria yang sudah dilakukan untuk kemudian mencoba memformulasikan instrumen-instrumen yang telah digunakan untuk kemudian bisa menjadi instrumen dasar dalam penelitian agraria ke depan yang sifatnya tidak eksklusif namun bisa berimbang dan diadaptasikan dalam pendekatan lintas keilmuan.

Penelitian ini secara umum diarahkan untuk melakukan inventarisasi penelitian-penelitian agraria untuk kemudian mengidentifikasi metode dan tools/instrumen yang digunakan. Melalui identifikasi metode dan tools/instrumen tersebut akan dilihat karakteristik dari masing-masing metode dan tools itu berkaitan dengan upaya untuk menjawab permasalahan penelitian yang diambil. Akan dilihat apakah metode atau instrumen-instrumen yang disiapkan menjadi sangat fleksibel ketika dioperasionalisasikan saat pengumpulan data atau sebaliknya menjadi sangat rigid dan tertutup sehingga tidak mampu memotret variasi atau melihat dinamika yang terjadi. Pertanyaan dasar yang ingin digali melalui penelitian ini yaitu:

1. Apa saja metode serta tools atau instrumen yang sudah digunakan dalam penelitian agraria dan apa kekhususan/ ciri khas dari masing-masing metode dan tools tersebut?

2. Bagaimana penelitian agraria tersebut secara metodologis dikembangkan melalui tools/instrumen penelitian yang digunakan?

3. Bagaimana metode dan tools/instrumen penelitian diformulasikan dan dioperasionalisasikan dalam penelitian agraria lintas disiplin?

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian desk study atau studi bibliografi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kajian kepustakaan (literature study). Penggalian dan pengumpulan

Page 16: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

5Pendahuluan

data dilakukan dengan menelusuri pustaka-pustaka dasar yaitu berupa penelitian agraria yang sudah dilakukan untuk kemudian dilakukan review. Pendekatan yang digunakan untuk menyusun hasil-hasil penelitian yang direview adalah dengan menyusun apa yang disebut Creswell (2013:54) sebagai literature map (peta literatur). Peta literatur merupakan ringkasan dari penelitian-penelitian yang sudah diinventaris untuk kemudian disajikan dan disusun dalam sebuah ilustrasi untuk bisa menampilkannya secara komprehensif dan detail.

Melalui review dari hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan (data sekunder) ini, diharapkan akan diperoleh gambaran mengenai kecenderungan penggunaan dan pemanfaatan metode serta instrumen yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut untuk kemudian mengupayakan sebuah formulasi spesifik yang bisa dikembangkan sebagai dasar metode dan instrumen untuk digunakan dalam riset-riset agraria ke depan.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dan inventarisasi hasil penelitian agraria baik dari sumber-sumber internal maupun sumber-sumber eksternal. Yang dimaksudkan sebagai sumber internal dalam hal ini adalah literatur yang berasal dari Badan Pertanahan Nasional (Litbang BPN dan STPN), sementara sumber-sumber eksternal berasal dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh perguruan-perguruan tinggi dan lembaga penelitian Non-BPN (NGO atau komunitas). Instansi pemerintah dalam hal ini Puslitbang BPN diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai variasi penelitian serta penggunaan metode yang digunakan dalam penelitian-penelitian kebijakan (policy research). Perguruan tinggi dipilih sebagai site untuk menggambarkan penelitian serta pilihan-pilihan metode yang jamak digunakan dalam ranah penelitian akademik. Sementara itu LSM/NGO digunakan sebagai pilihan site untuk melihat kecenderungan penelitian yang dilakukan untuk kegiatan advokasi/pemberdayaan. Dalam penelitian ini, lembaga pemerintah yang memang dikhususkan melakukan penelitian (LIPI) juga dilihat untuk bisa menemukan model penelitian dasar (basic

Page 17: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

6 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

research) yang dikembangkan. Sumber penelusuran data dapat dicermati berikut ini:

Gambar. 1. Alur Penelusuran Data Penelitian

Penelitian agraria

BPN (Puslitbang) NGO/LSM Perguruan Tinggi

Riset Advokasi

Kata kunci penelusuran: Agraria – Tanah - Lahan

Dari masing-masing lembaga atau instansi yang dipilih, dilakukan pengambilan sampel/contoh sebanyak sepuluh judul penelitian untuk kemudian dicermati secara khusus pada penggunaan metodenya. Dari sepuluh judul penelitian yang ditemukan tersebutlah kemudian diambil variasi-variasi metode yang muncul.

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelusuran hasil-hasil penelitian baik yang masih berupa laporan penelitian maupun yang telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal maupun buku. Sebagian dokumen berbentuk hardcopy, sementara sebagian lain berbentuk softcopy (file elektronik). Contoh atau sampel yang dipilih atau digunakan dalam penelitian ini lebih dititikberatkan pada ‘variasi’ penggunaan metode yang dijumpai. Beberapa contoh/sampel yang memiliki kesamaan metode, dianggap mewakili satu variasi metode. Kendala utama yang dihadapi dalam merangkum hasil-hasil penelitian agraria yang ditemukan adalah masih terseraknya hasil-hasil penelitian tersebut sehingga memerlukan tahapan penelitian lanjutan yaitu pengelompokan ke dalam kategori-kategori tertentu. Oleh

Page 18: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

7Pendahuluan

karena itulah, disadari sepenuhnya bahwa dari keterbatasan metode yang digunakan, hasil inventarisasi dari penelitian ini diharapkan menjadi awal untuk menemukan kecenderungan pilihan-pilihan metode yang digunakan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat argumentasi dari masing-masing penggunaan metode tersebut dengan mensinkronkannya pada hasil penelitian yang diperoleh.

C. Organisasi laporan

Laporan ini terdiri dari lima bab. Pada bab I atau bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai kompleksitas masalah agraria di Indonesia yang kemudian berimplikasi pada pentingnya mencermati masalah tersebut dalam pilihan metodologi dan instrumen penelitian yang digunakan. Bab ini secara singkat juga akan menjelaskan masalah yang diangkat dalam penelitian ini dan metode yang digunakan. Selanjutnya pada bab II menjelaskan mengenai pengertian penelitian serta metode yang kemudian dikaitkan dengan posisi dan fungsinya. Pada bab III dijelaskan mengenai tipologi dan perkembangan penelitian agraria di Indonesia. Bab IV menjelaskan mengenai ragam metode dan instrumen penelitian agraria yang ditemukan dalam penelitian-penelitian agraria yang telah dilakukan. Bab V atau bab kesimpulan merupakan bab yang secara ringkas menjelaskan ragam metode yang digunakan dalam penelitian agraria yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Page 19: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Page 20: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

9

BAB II

Penelitian dan Metodenya

Bagian kedua ini akan menjelaskan pengertian penelitian dan metode secara umum untuk kemudian secara detail memberikan gambaran mengenai posisi dan fungsinya masing-masing. Pada bagian ini akan ditemukan diskusi dan deskripsi mengenai posisi penelitian dalam pengembangan ilmu dan juga penyelesaian masalah (kebutuhan praktis). Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh institusi khusus yang melaksanakan penelitian dan lembaga-lembaga pendidikan secara umum akan memiliki perbedaan pada hasil penelitian yang diperoleh atau dihasilkan.

A. Posisi dan Fungsi Penelitian

Menelusuri metode penelitian tidak akan bisa dilepaskan dari posisi dan fungsi sebuah kegiatan penelitian. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai fungsi dari sebuah kegiatan penelitian yang dimulai dengan memahami filsafatnya. Sebagaimana disebutkan Budiarto (2007:70), pengetahuan tentang filsafat penelitian akan membantu peneliti dalam mengevaluasi beragam metode yang berbeda, sehingga dapat menghindarkan dari suatu pekerjaan yang sia-sia melalui identifikasi keterbatasan pendekatan penelitian yang digunakan. Kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu penelitian sangat ditentukan oleh pemahaman peneliti terhadap hakikat komponen ilmu pengetahuan: aksiologis (apa yang dapat diketahui?);

Page 21: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

10 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

ontologis (apakah hakikat suatu fenomena realistis?) dan metodologis (bagaimana peneliti akan mengetahui sesuatu yang menurutnya dapat diketahui?). 3

Secara etimologis, istilah penelitian atau research berasal dari bahasa latin ‘re’ yang berarti kembali dan ‘circum’ atau ‘circa’ yang berarti memeriksa, sehingga kata ‘research’ dapat diartikan ‘memeriksa atau mencari kembali.’ Secara leksikografis istilah ‘research’ didefinisikan sebagai ‘careful or critical inquiry or examination in seeking facts or principles; diligent investigation in order to ascertain something’ (pemeriksaaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip; penyelidikan yang tekun guna memastikan sesuatu hal).4

Research is different from ‘fact finding’ because it is concerned with the ‘how’ and ‘why’ questions. This means that it goes beyond description and requires analysis. The aim is to explain data, not just to use the data for description. All fact-finding is concerned with making complicated things understandable, but explanation does this on different level. It involves finding the reasons for things, event, and situations, showing why and how they have come to be what they are. What turns fact-finding into research is the application of theory in the research process. (Philips and Pugh, 2005 and Punch, 1998 in White, 2009).

Ketika memahami sebuah kegiatan atau kerja penelitian perlu dipahami bahwa ‘penelitian’ berbeda dengan ‘pencarian fakta’. Penelitian pada dasarnya berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian lebih dari sekedar deskripsi (penggambaran) dan mutlak mensyaratkan adanya ‘analisis’. Penelitian ditujukan untuk menjelaskan data dan bukan semata menggunakan data untuk

3Yohanes Budiarto. 2007. “Filsafat Ilmu dan Sikap Ilmiah di Dalam Penelitian Akademik: Kembali kepada Pemikiran Archie J Bahm”. Jurnal Akademika, Vol 9, No. 1 Juni 2007.

4Lebih lanjut lihat Talizuduhu Ndraha. 1985. Research, Teori Metodologi Administrasi. Jakarta: PT.Bina Aksara. Hlm 1.

Page 22: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

11Penelitian dan Metodenya

sebuah deskripsi. Penelitian pada dasarnya merupakan upaya untuk menemukan pengetahuan baru yang kemudian membantu untuk memperluas cakupan suatu bidang ilmu.

Penelitian menjadi alas dasar dari pengetahuan atau bangunan keilmuan. Melalui sebuah penelitian, pengetahuan dikembangkan, diuji dan diperbarui terus menerus.5 Melalui penelitian pula, Mujiono (2012) menyebutkan bahwa tidak ada satu negara maju di dunia yang berhasil dalam pembangunannya, tanpa didukung oleh kegiatan penelitian. Dalam hal inilah dapat dikatakan bahwa penelitian berperan terhadap perkembangan suatu bangsa. Penelitian memberikan pondasi terhadap keputusan dan tindakan dalam segala aspek pembangunan.6 Ndraha (1991) menyebutkan bahwa penelitian bersama dengan ilmu dan teknologi berfungsi untuk melakukan penyelesaian masalah (solving problem). Teknologi tidak dapat dibangun tanpa ilmu pengetahuan, sementara itu ilmu pengetahuan tidak akan berkembang tanpa adanya penelitian. Penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan subsistem pembangunan yang berperan memberikan input terus menerus dalam rangka penyusunan rencana-rencana, peraturan-peraturan, gagasan-gagasan dan realiasasinya.7

Penelitian atau riset juga bermakna pencarian, yaitu pencarian jawab mengenai suatu permasalahan. Yang disebut ‘penelitian’ pada dasarnya adalah upaya yang harus ditempuh agar seseorang bisa menemukan jawab yang boleh dipandang benar (dalam arti true, bukan atau tidak selalu dalam arti right atau just) guna menjawab masalah tertentu tersebut. Apa yang harus dipandang benar dan bagaimana prosedur yang benar itu memperoleh kesimpulan yang benar guna menjawab permasalahan secara benar itu merupakan persoalan filsafati yang dibanyak dibahas dalam pemikiran ontologi

5Dwi Wulan P dan Oloan Sitorus. 2011. PPPM STPN: Meretas Jalan Menjadi yang Terdepan. Dalam Sandi Edisi XXXIV, hlm 44.

6Lebih lanjut lihat Mujiono. 2012. Metodologi Penelitian Sosial. Bogor: IPB Press.7Lebih lanjut lihat Talizudu Ndraha. 1991. Research: Teori, Metodologi, Administrasi.

Jakarta: PT Bina Aksara. Hal 107.

Page 23: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

12 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

dan epistemologi. Proses penyimpulan kebenaran menjadi bagian dari tradisi berpikir Yunani dalam format yang disebut silogisme.8

Terdapat dua silogisme dalam penemuan kebenaran yaitu silogisme deduksi dan silogisme induksi dimana penggunaan masing-masing ditentukan oleh keyakinan orang mengenai apa yang harus dipandang benar. Aliran idealisme mengkonsepkan kebenaran sebagai sesuatu yang berada dan berawal dalam alam ide (in abstracto) akan banyak mendayagunakan silogisme deduksi (berawal dari premis umum dan berakhir pada suatu kesimpulan yang khusus), sedangkan aliran empirisme mengkonsepkan yang mengkonsepkan kebenaran sebagai suatu yang berada dalam alam pengalaman dan pengamatan indrawi (in concreto) akan banyak mendayagunakan silogisme induksi (berawal dari premis khusus dan berakhir pada suatu kesimpulan yang umum).

Berkaitan dengan pencarian kebenaran pula, Wiradi (2009:14) menyebutkan bahwa penelitian dalam arti kata sesungguhnya merupakan bagian integral dari kegiatan ilmiah atau keilmuan. Dalam upaya mencari kebenaran, diperlukan identifikasi keteraturan (regularities) dan pernyataan-pernyataan tentang penyamarataan yang sahih (valid generalization) mengenai ketentuan tersebut. Pernyataan-pernyataan inilah yang disebut teori, hukum, dalil dan sebagainya yang dengan itu dapat dilakukan peramalan terhadap suatu gejala. Sebagai sarana untuk membangun teori dan menjelaskan gejala-gejala atau kenyataan-kenyataan yang semua merupakan ‘puzzles’ bagi manusia, penelitian merupakan kegiatan pengumpulan bahan, pengamatan terhadap realitas dan analisa terhadap bahan dan hasil pengamatan tersebut. Dalam konteks inilah, penelitian dapat dikatakan bersifat ganda. Di satu sisi ia merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu dan karenanya harus dikaitkan dengan pembangunan teori maupun acuan-acuan terhadap teori terdahulu.9 Di sisi lain, ilmu itu harus

8Lebih lanjut lihat Ifdhal Kasim (ed). 2002. Soetandyo Wignyosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode dan Masalah. Jakarta: Elsam dan Huma. Hlm.123-124.

9Berkaitan dengan pengembangan ilmu, Muljono (2012) menyebutkan bahwa penelitian mempunyai tujuan/kegunaan untuk penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan

Page 24: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

13Penelitian dan Metodenya

berguna bagi manusia dan masyarakat. Ilmu dan penelitian merupajan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu (science) bukanlah masalah isi pengetahuan itu sendiri, melainkan suatu ‘metode pendekatan’ yaitu metode yang menghasilkan temuan yang dapat diuji kebenarannya melalui penelitian.

Dalam perannya terhadap perkembangan bangsa, penelitian dapat dibedakan menjadi: (1) penelitian di lingkungan perguruan tinggi, (2) penelitian di lingkungan departemen, (3) penelitian di lingkungan non departemen. (4) penelitian di lingkungan swasta.10 Kegiatan penelitian di perguruan tinggi merupakan kegiatan riset fungsional11 yang diarahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan riset pengabdian yang diarahkan untuk kepentingan pihak ketiga atau masyarakat. Kegiatan penelitian di lingkungan departemen merupakan penelitian terapan dan studi-studi praktis yang berfungsi menunjang pelaksanaan tugas pokok departemen yang bersangkutan. Penelitian di lingkungan non departemen merupakan penelitian makro, strategis, jangka panjang dan nasional. Sementara itu penelitian di lingkungan swasta dibedakan menjadi perguruan tinggi swasta dan lembaga-lembaga swasta. Beberapa tipologi penelitian yang lain juga dapat dicermati berikut ini:

berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui; pembuktian bermakna data yang diperoleh digunakan untuk membuktukan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu; pengembangan berarti memeprdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

10Taliziduhu Ndraha, ibid.11Riset fungsional dibedakan menjadi dua yaitu: basic research dan pure research. Basic

research dimaksudkan sebagai research yang dilakukan untuk menemukan dasar-dasar bagi suatu research lanjutan. Pure research adalah research yang dimaksudkan untuk menemukan dalil, hukum atau prientasi baru di kalangan ilmu pengetahuan.

Page 25: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

14 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Gambar.2. Tipologi Penelitian

1. Menurut tujuan 2. Menurut bidang 3. Menurut lokasi sumber data

4. Menurut ruanglingkup

Penelitian dasar

Penelitian terapan

Penelitian disipliner

Penelitian interdisipliner

Penelitian lapangan

Penelitian kepustakaan

Penelitian mikro

Penelitian makro

5. Menurut orientasi

Policy research

Scientific oriented research

6. Menurut sifat

Planned/systema tic research

Eventual/casual research

7. Menurut waktu

Penelitian jangka panjang

Penelitian jangka pendek

8. Menurut sifat data dan metode

Penelitian kuantitatif

Penelitian kualitatif

Sumber: Ndraha, 1985: 94-95.

Menurut tujuannya, penelitian dibedakan menjadi penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah, menemukan bidang penelitian baru, menemukan metode ilmiah baru atau untuk suatu tujuan praktis tertentu. Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan maksud praktis tertentu. Menurut bidang atau obyeknya, penelitian dibedakan menjadi penelitian disipliner yaitu penelitian yang dilakukan dalam bidang disiplin ilmu tertentu dan penelitian interdisipliner yaitu penelitian yang dilakukan terhadap suatu obyek formal tertentu, tetapi yang dipandang dari berbagai disiplin. Menurut lokasi atau sumber data, penelitian dibedakan menjadi penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di lapangan yaitu lokasi dimana peristiwa-peristiwa yang menjadi obyek penelitian berlangsung atau dimana sumber-sumber primer dapat ditemukan. Sementara itu penelitian kepustakaan adalah penelitian

Page 26: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

15Penelitian dan Metodenya

yang dilakukan di perpustakaan-perpustakaan, arsip, museum dan lain-lain.

Menurut ruang lingkupnya, penelitian dibedakan menjadi penelitian makro dan penelitian mikro. Penelitian makro adalah penelitian dalam ukuran besar, umumnya bersifat nasional, jangka panjang, strategis dan multidisipliner. Penelitian mikro adalah penelitian dalam ukuran kecil yang outputnya diperkirakan dapat berfungsi sebagai input perencanaan-perencanaan jangka pendek dan tahunan baik berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari proyek penelitian mikro. Menurut orientasi, penelitian dibagi menjadi penelitian kebijakan dan penelitian berorientasi keilmuan. Penelitian kebijakan adalah penelitian yang dilakukan berkaitan dengan proses pembuat kebijakan, sementara penelitian berorientasi keimuan adalah penelitian yang dilakukan dalam rangka pembinaan ilmu pengetahuan. Menurut sifatnya, penelitian dibagi menjadi dua yaitu planned atau systematic research dan eventual research. Planned atau systematic research adalah penelitian sistematis berencana yang menyangkut pelbagai sektor pembangunan berdasarkan pendekatan komprehensif dan lintas sektoral. Eventual research adalah penelitian yang dilakukan atas dasar kasus tertentu yang kemudian dibandingkan dan ditarik generalisasi.

Menurut waktu penelitian dibedakan menjadi penelitian jangka panjang dan jangka pendek. Penelitian jangka panjang adalah penelitian yang berhubungan dengan sifat obyek yang continue, sementara riset jangka pendek adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan input-input untuk program jangka pendek dan mendesak karena sifatnya yang cepat memberi hasil. Menurut sifat data dan metode, penelitian dibagi menjadi mpenelitian kuantitaif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berupaya mencari rata-rata, kecenderungan, presentase, indeks dan lain-lain dengan mengandalkan data kuantitatif. Sementara itu penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih mengedepankan perhatian pada data kualitatif.

Page 27: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

16 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

B. Posisi dan Fungsi Metode Penelitian

Istilah ‘method’ berasal dari bahasa latin ‘meta’ yang berarti sesudah, dan ‘hodos’ yang berarti jalan. Dari sini lahir kata methodus yang berarti suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu atau susunan yang teratur. Metode merupakan jalan menuju wilayah yang masih penuh tanda tanya/ada masalah. Dalam hal ini perlu dibedakan terlebih dahulu istilah metode ilmu dan metode penelitian. Metode ilmu merupakan segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut sampai kepada kesatuan pengetahuan. Setiap ilmu memiliki metode sendiri yang bisa berbeda dibandingkan dengan metode ilmu lainnya. Masing-masing ilmu menggunakan metodenya dalam rangka menerangkan sesuatu hal atau meramalkan sesuatu yang akan datang. Sementara itu metode penelitian adalah jalan yang ditempuh oleh kegiatan penelitian baik teknis maupun administratif menuju wilayah yang belum dikenal dengan jalan: menelusuri jejak sejarah/meninjau ke belakang; menjelajah appearance suatu bidang secara luas (deskriptif); menjelajah dunia faktual untuk kemudian menciptakan teori (grounded); menghubungkan dunia teori dengan dunia nyata (verifikatif); membuat eksperimentasi tertentu; dan membandingkan satu objek dengan objek yang lain (komparatif). 12

Metode ilmiah dapat dikatakan sebagai suatu cara pemecahan masalah yang ini kemudian dibedakan dengan cara-cara yang dikategorikan tidak ilmiah seperti dapat dicermati dalam ilustrasi berikut ini: 13

12Talizuduhu, 1985: 102.13Ibid.

Page 28: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

17Penelitian dan Metodenya

Gambar.3. Cara Ilmiah dan Cara Bukan Ilmiah

Berdasarkan coba-coba (trial & error); anggapan tentang keluhuran dan

kesucian sesorang (authority & tradition);

(speculation & argumentation)

Berdasarkan data empiris, data pengalaman, data yang

telah diperiksa kebenarannya

Cara ilmiah Cara bukan ilmiah

Jalan Menemukan Pengetahuan

Sumber: Ndraha, 1985: 34-35

Cara-cara ilmiah terdiri dari kegiatan yang sistematik dan terkontrol secara empirik terhadap sifat-sifat dan hubungan-hubungan antara berbagai variabel yang diduga terhadap fenomena yang diteliti. Terdapat pola umum yang digunakan. Mengacu pada Winarno (1980:27), pola umum ini dapat dilihat dari prosedur yang digunakan yang langkah-langkahnya terdiri dari: perumusan masalah dan tujuan; penetapan hipotesa; penetapan metode kerja, pengumpulan data, pengolahan data, penyimpulan dan publikasi14. Sementara itu cara-cara bukan ilmiah, salah satunya dengan ‘trial dan error’, adalah pemecahan masalah dengan sikap untung-untungan, usaha aktif mencoba dan mencoba. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya mengarah pada suatu prosedur pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis. Metode bisa dianggap sebagai sebuah ‘cara ilmiah’ yang berbeda dengan cara yang ‘bukan ilmiah’.

14Lebih lanjut lihat Winarno Surakhmad. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.

Page 29: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

18 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Dalam kaitannya dengan metode, Collis & Hussey (2003) menyebutkan bahwa ‘the term methodology refers to the overall approaches & perspectives to the research process as a whole and is concerned with the following main issues: why you collected certain data, what data you collected, where you collected it, how you collected it, how you analysed it. Dalam hal ini, istilah ‘metodologi’ mengacu pada konsep yang lebih umum yaitu keseluruhan perspektif dan pendekatan dalam keseluruhan proses riset yang terdiri dari: mengapa data tertentu dikumpulkan, data apa yang dikumpulkan, dimana data diperoleh, bagaimana memperolehnya dan bagaimana menganalisisnya.

Mengacu pada Wiradi (2002), ‘metodologi’ merupakan salah satu diantara enam ‘soko guru’ atau tiang penyangga kegiatan keilmuan selain objek telaah, paradigma, konsep/teori, perbendaharaan istilah dan penganut sebagaimana dapat dicermati dalam bagan berikut ini:

Gambar. 4. Aturan Keilmuan sebagai Kriteria Pembeda Cabang Ilmu

:

OBJEK TELAAH (Subject Matter)

PARADIGMA

PENGANUT (Adherent)

METODE PENELITIAN

KONSEP/ TEORI

PERBENDAHARAAN ISTILAH

Sumber: Wiradi, 2002:10

Berbeda dengan metodologi, metode bersifat lebih khusus, “a research method refers only to the various specific tools or ways data can be collected and analysed, e.g. a questionnaire; interview

Page 30: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

19Penelitian dan Metodenya

checklist; data analysis software etc.” Dalam hal ini, metode dimaknai sebagai konsep yang lebih operasional. Hal ini serupa dengan apa yang disampaikan Crotty (1998) dalam Chariri (2009) bahwa metode sifatnya lebih operasional dibandingkan dengan metodologi seperti dicontohnya dengan: sampling, kuesioner, wawancara, analisis statistik dan observasi. Metode dapat dilekatkan dengan teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian seperti dapat dicermati berikut ini:

Gambar 5. Elemen-elemen yang Berhubungan dalam Desain Penelitian

:

OBJEK TELAAH (Subject Matter)

PARADIGMA

PENGANUT (Adherent)

METODE PENELITIAN

KONSEP/ TEORI

PERBENDAHARAAN ISTILAH

Page 31: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

20 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Metode merupakan salah satu bagian dari langkah yang harus disiapkan dalam pemilahan desain penelitian yang terdiri dari: 1) menempatkan bidang penelitian (field of inquiry) dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif; 2) pemilihan paradigma teoritis penelitian yang dapat memberitahukan dan memandu proses penelitian; 3) menghubungkan paradigma penelitian yang dipilih dengan dunia empiris lewat metodologi; dan 4) melibatkan proses pemilihan metode pengumpulan data dan pemilihan metode analisis data.

Wiradi (2002) mendefinisikan metode penelitian sebagai seperangkat langkah-langkah teknis yang tersusun secara sistematis dan logis, serta terkerangka atas dasar prinsip-prinsip ilmuah untuk melakukan penelitian. Dalam sebuah penelitian, metode sangat erat kaitannya dengan tujuan atau sasaran dari penelitian itu sendiri. Pilihan metode dipengaruhi oleh sasaran yang dibuat dalam desain penelitian. Menurut tujuannya metode penelitian dapat dibedakan menjadi metode penelitian murni, metode penelitian terapan dan metode penelitian pengembangan. Penelitian dasar atau murni terutama dilakukan untuk pengujian atau menetapkan prinsip-prinsip umum bukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya atau mencari pengetahuan demi kepentingan pengetahuan itu sendiri. Penelitian terapan diartikan sebagai penerapan teori di dalam pemecahan masalah. Penelitian serupa ini diadakan untuk tujuan penerapan, atau pengujian teori dan menilai kegunaan teori itu. Yang terakhir adalah penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan untuk pengembangan tujuan-tujuan lain.

Pembahasan mengenai metodologi dan metode, tidak dapat dilepaskan dari paradigma penelitian sementara itu paradigma penelitian juga berkaitan erat dengan posisi filosofis. Mengacu pada Chariri (2009), paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang berisi bagaimana peneliti melihat realita (world views), bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan cara-cara yang digunakan dalam mengintepretasikan temuan. Dalam konteks desain penelitian, pemilihan paradigma

Page 32: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

21Penelitian dan Metodenya

penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian. Paradigma menentukan masalah apa yang dituju dan tipe penjelasan apa yang dapat diterimanya.15

Menurut Raharjo (2014), paradigma penelitian dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: positivisme, fenomenologi intepretivisme dan campuran seperti dapat dicermati berikut ini:

Gambar .6. Paradigma Penelitian

Paradigma

mixed positivisme Intepretivisme phenomenology

Reality is objective and singular, apart from the researcher

Reality is subjective and multiple as seen by the participants

Researcher is independent from that being researched

Researcher interacts with that being researched

Value free and un-biased

Value-laden and biased

Cross-sectional studies

Experimental studies

Longitudinal studies

Surveys Etc

action research case studies ethnography grounded

theory hermeunetics etc

Ontology: what is the nature of reality?

Epistemology: what is valid knowledge

Axiology: role of values

Research strategy

Sumber: Raharjo, 2014:3

15Lebih lanjut lihat Anis Chariri. 2009. “Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif ”. Paper dalam Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, www.eprints.undip.ac.id.

Page 33: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

22 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Perbedaan ketiga paradigma baik postivisme, fenomenologi maupun campuran, dilihat dengan mengacu pada ontologi, epistemologi dan aksiologi yang kemudian mengerucut pada strategi penelitian yang sesuai. Dalam paradigma positivisme, realitas merupakan sesuatu yang bersifat tunggal dan objektif serta menjadi bagian dari peneliti. Dalam paradigma ini, posisi seorang peneliti tidak bergantung pada apa yang ditelitinya, penelitian bersifat bebas nilai dan bias. Strategi penelitian dalam tradisi positivisme antara lain: studi lintas bidang, studi eksperimen, studi longitudinal, survei. Sementara itu dalam paradigma fenomenologi realitas bersifat subjektif dan majemuk tergantung dari sudut pandang peneliti; peneliti berinteraksi langsung dengan apa yang diteliti, tidak bebas nilai dan bias. Strategi penelitian dalam paradigma ini antara lain:riset aksi, studi kasus, etnografi, hermeunetik, dan sebagainya. Dalam paradigma campuran, terdapat kombinasi antara kedua paradigma baik positivisme maupun fenomenologi.

Sementara itu, berkaitan dengan paradigma mengacu pada Sarantakos (1998) dalam Chariri (2009), paradigma penelitian juga diringkas menjadi tiga yaitu paradigma positivis, paradigma intepretif dan paradigma critical. Secara spesifik perbedaan antara ketiga paradigma tersebut dapat dicermati berikut ini:

Tabel. 1.Perbedaan Paradigma Positivistik, Intepretif, Critical

Page 34: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

23Penelitian dan Metodenya

Perbedaan paradigma akan mempengaruhi tujuan penelitian, aspek teoritis yang digunakan dan pendekatan dalam membangun teori.

Masih berkaitan dengan metode, sebagaimana disampaikan Savitri (2013: 15), dalam penelitian juga dibutuhkan pendekatan keilmuan. Dalam hal inilah dikenal istilah transdisiplin (transdiciplinary), interdisiplin (interdiciplinary), multidisiplin (multidiciplinary), lintasdisiplin (crossdiciplinary) dan intradisiplin (intradiciplinary) seperti dapat dicermati dalam bagan berikut ini:

Gambar.7. Hierarki Antardisiplin

intradiciplinary

crossdiciplinary

multidiciplinary

interdiciplinary

transdiciplinary

Sumber: Savitri, 2013

Page 35: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

24 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Pada aras bawah disebut sebagai tingkatan monodisiplin yaitu upaya memahami persoalan yang diisolasi hanya pada satu disiplin. Pada lapis kedua adalah lintas disiplin (cross diciplinary) yakni ketika permasalahan dalam satu disiplin dilihat dengan perspektif disiplin lainnya, tetapi batasan antar disiplin tetap dipertahankan. Pada tingkatan ketiga adalah multidisiplin (multidiciplinary) yakni suatu level analisis dimana beberapa disiplin digunakan bersama-sama dalam posisi setara (juxtaposition of dicipline) yang masing-masing menawarkan analisisnya tetapi tidak ada upaya pengintegrasian. Setingkat diatasnya adalah inter-disiplin (interdiciplinary) yaitu ketika terhadap beberapa disiplin itu diupayakan pengintegrasiannya untuk memahami suatu persoalan. Akhirnya adalah tingkatan transdisiplin (transdiciplinary). Pendekatan ini serupa dengan interdisiplin yakni ada upaya pengintegrasian analisis.16

Selain metode, dalam penelitian, tools atau instrumen merupakan bagian yang penting dalam proses penelitian. Menurut Suharsini (2001), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.17 “Instrumen penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) dan

16Lebih lanjut lihat Myrna A Savitri. 2013. “Keniscayaan Transdisiplinaritas Dalam Sosio-Legal Terhadap Hutan, Hukum dan Masyarakat”. Dalam Hariadi Kartodirjo (ed). 2013. Kembali Ke Jalan Lurus: Kritik Penggunaan Ilmu dan Praktek Kehutanan Indonesia. Yogyakarta: Forci Development dan Tanah Air Beta.

17Ada beberapa jenis instrumen yang biasa digunakan dalam penelitian yaitu: tes, angket dan kuesioner, interview, observasi, skala bertingkat, dan dokumentasi. Tes adalah sederet pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Pedoman observasi adalah daftar atau jenis kegiatan yang akan diamati. Rating atau skala bertingkat adalah ukuran subjektif yang dibuat berskala.

Page 36: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

25Penelitian dan Metodenya

sebagainya. Sementara itu menurut Muljono (2012), secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang karena memnuhi persyaratan akademik dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian. Pada dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tes dan nontes. Instrumen yang termasuk kelompok tes, misalnya: tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, sedangkan instrumen yang termasuk nontes, misalnya: pedoman wawancara, angket atau kuesioner, pedoman observasi, check list, skala sikap dan skala penilaian.

Sevilla (1993) menyebutkan bahwa tools atau instrumen menjadi tahapan yang menentukan karena hanya melalui tools atau instrumen yang tepatlah, proses pengumpulan data bisa dilakukan dengan baik. Instrumen yang tepat akan berpengaruh pada kualitas data penelitian yang diperoleh. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menentukan instrumen yang dianggap baik yaitu: reliabilitas, validitas dan sensitivitas. Reliabilitas berkaitan dengan ketelitian atau akurasi yang ditunjukan dari instrumen yang telah dibuat; validitas berkaitan dengan ketepatan; dan senitivitas berkaitan dengan kemampuan dalam memotret variasi-variasi yang dijumpai di lapangan.

Dalam konteks penyusunan instrumen penelitian harus diperhatikan bahwa kualitas instrumen sangat penting diperhatikan. Kualitas dalam hal ini mengacu pada Suryabrata (2008) berkaitan dengan validitas dan reliabilitas. Validitas didefinisikan sebagai kemampuan instrumen dalam merekam/mengukur, sedangkan reliabilitas merujuk pada konsistensi hasil perekaman/pengukuran data apabila instrumen digunakan oleh peneliti yang berbeda dalam waktu yang sama atau peneliti yang sama dalam waktu yang berlainan.

Page 37: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Page 38: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

27

BAB III

Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

Pada bagian ini secara spesifik akan ditemukan penjelasan mengenai penelitian agraria khususnya yang ada di Indonesia. Penjelasan mengenai penelitian agraria ini akan diawali dengan diskusi mengenai agraria sebagai objek penelitian. Memahami apa itu agraria merupakan aspek yang penting untuk melihat jenis-jenis penelitian yang kemudian muncul.

A. Agraria sebagai Objek Penelitian

Istilah ‘agraria’ dapat ditelusuri artinya dari beberapa kata antara lain: kata ‘agros’ dalam bahasa Yunani yang berarti tanah pertanian; kata ‘agger’ dalam bahasa Latin yang berarti tanah atau sebidang tanah; kata ‘agrarius’ dalam bahasa Latin yang berarti perladangan, persawahan, pertanian serta; kata ‘agrarian’ dalam bahasa Inggris yang berarti tanah untuk pertanian.18 Dalam lingkungan administrasi pemerintahan, pengertian agraria digunakan dalam arti tanah, baik untuk tanah pertanian maupun non pertanian. Lingkup pengertian ini

18Studi agraria sebagaimana disampaikan oleh White (2005), didefinisikan sebagai penelitian dan pengajaran ilmu sosial mengenai sejarah agraria, kemiskinan pedesaan dan agraria, reforma agraria dan pembangunan pedesaan. Ben White. “Between Apologia and Critical Discourse: Agrarian Transition and Scholary Engagement in Indonesia”, dalam AN Luthfi. 2010. “Membaca Ulang Pemikiran Sartono Kartodirdjo: Telaah Awal”, artikel dalam “Pemikiran Agraria Bulaksumur”. Hal 16.

Page 39: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

28 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

bukan dalam arti fisik, namun dalam lingkup pengaturan perangkat perundang-undangan yang memberikan landasan kebijakan di bidang pertanahan sebagai bagian dari hukum administrasi negara.19

Sementara itu, dalam Undang-Undang Pokok Agraria No 5 Tahun 1960, pengertian agraria digunakan dalam arti yang luas. Ruang lingkup agraria meliputi: bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Ruang lingkup agraria yang disebutkan dalam UUPA, serupa dengan ruang lingkup sumber daya agraria/sumber daya alam menurut Ketetapan MPR RI No.IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa ‘agraria’ bukan saja menyangkut tanah, namun apa saja yang berada di bawah dan di atasnya. Apa yang tumbuh di atasnya dapat berupa tanaman pertanian, perkebunan dan perhutanan lengkap dengan bangunan sosialnya, sementara yang muncul di bawahnya adalah air dan berbagai bahan tambang dan mineralnya. Pengertian agraria meliputi: bumi, air dan ruang angkasa.20

Ruang lingkup bumi, menurut Pasal 1 ayat (4) UUPA adalah permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi di bawahnya serta yang berada di bawah air. Mengacu pada pengertian ini, maka yang disebut ‘tanah’ meliputi permukaan bumi yang ada di daratan dan permukaan bumi yang ada di bawah air, termasuk air laut.21 Pengertian air menurut

19Lebih Lanjut lihat Risnarto. 2006. Analisis Manajemen Agraria di Indonesia. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor.

20Definisi yang luas terhadap agraria mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini terkait dengan bagaimana agraria dipersepsikan dan kondisi ekonomi-politik yang menghelanya, sehingga menghasilkan perubahan-perubahan tafsir. Lihat AN Luthfi. 2011. Melacak Sejarah Pemikiran Agraria. Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor. Hal 2.

21Berkaitan dengan istilah ‘tanah’, muncul juga istilah ‘soil’ dan ‘land’. Soil mengacu pada aspek kesuburan, sementara land mengacu pada hamparan atau are. Istilah ‘land’ oleh para ahli pertanian kemudian diartikan sebagai lahan yang terkait dengan peruntukkan dan pemanfaatannya. Misalnya lahan pertanian, lahan perkebunan dan sebagainya. Konsep tanah sebagai sumber daua (resources) berkaitan dengan usaha untuk melindungai kelangkaan tanah karena sifatnya yang tidak dapat diperbaruai (unrenewable). Konsep ini berkembang ketika tanah bersama-sama dengan sumberdaya yang lain seperti bahan galian/tambang, minyak, hutan dan kelautan, dieksploitasi secara besar-besaran sehingga terjadi kerusakan dan tidak dapat diusahakan secara produktif. Konsep tanah dalam arti luas yaitu meliputi bagian tubuh bumi sampai kedalaman tertentu dan ruang udara di atasnya sampai ketinggian tertentu, sementara dalam arti sempit, tanah hanya terbatas pada lapisan atas dari kulit bumi sehingga

Page 40: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

29Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

Pasal 1 ayat (5) UUPA adalah air yang berada di perairan pedalaman maupun air yang berada di laut wilayah Indonesia. Dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, disebutkan bahwa pengertian air meliputi air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun yang terdapat di laut. Pengertian ruang angkasa menurut Pasal 1 ayat (6) UUPA adalah ruang di atas bumi wilayah Indonesia dan ruang di atas air wilayah Indonesia. Pengertian ruang angkasa menurut Pasal 48 UUPA, ruang di atas bumi dan air yang mengandung tenaga dan unsur-unsur yang dapat digunakan untuk usaha-usaha memelihara dan memperkembangkan kesuburan bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan itu. Kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi di sebut bahan, yaitu unsur-unsur kimia, mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan, termasuk batuan-batuan mulia yang merupakan endapan-endapan alam (Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan).

Obyek studi agraria menjadi berkembang ketika dikaitkan dengan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah yang harus menjaga keselamatan bumi seisinya. Secara evolusioner, ketersediaan bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan yang ada di dalamnya bergeser dari kondisi melimpah ruah dan kondisi hak penguasaan manusia atas sumberdaya alam menjadi bersifat open access. Kondisi ini berangsur berubah menjadi sistem penguasaan sumberdaya alam secara privat ketika jumlah penduduk berkembang sebagai fungsi ruang dan waktu. Sebagai akibatnya banyak terjadi perbenturan kepentingan atas sumberdaya alam dan lingkungan. Dalam kondisi inilah berbagai pengaturan dan peraturan diperlukan. Dalam keadaan demikian ranah hukum telah diperlukan dan menjadi hal yang penting dalam tata kehidupan penduduk untuk memenuhi kebutuhannya dalam jumlah sumberdaya alam yang

makna horizontalnya lebih dipertimbangkan sebagai dasar penguasaan sedangkan makna vertikalnya akan mengikuti perkembangan ekonomi (Risnarto, 2006:17)

Page 41: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

30 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

terbatas. Obyek kajian agraria/pertanahan menjadi berkembang dari yang hanya sekedar obyek fisik menjadi obyek hukum, khususnya hukum tanah.

Obyek-obyek kajian agraria/pertanahan tersebut membawa konsekuensi empiris terhadap rancangan metode ilmiah dan tools yang akan digunakan dalam penelitian. Sudut pandang kajian dari aspek fisik/teknis, aspek hukum, aspek administrasi terhadap obyek-obyek kajian agrarian/pertanahan di atas membawa konsekuensi terhadap metode ilmiah dan tools yang diperlukan. Mengacu pada Safitri (2014), studi agraria dimaknai sebagai studi yang berupaya menjelaskan relasi manusia secara individual/kelompok dengan objek ‘agraria’ yaitu bumi, air, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Relasi ini meliputi dan dipengaruhi berbagai aspek: hukum, politik, ekonomi, psikologi, sejarah, kebudayaan dan lain-lain. Dalam konteks relasi antara subjek dengan objek agraria, Sitorus (2002) secara detail mengilustrasikannya sebagai berikut:

Gambar. 8. Relasi Subjek dan Objek Agraria

Keterangan: Hubungan teknis agraria (kerja) Hubungan sosial agraria

studi agraria

sosial

fisik/teknis/spasial

hukum dan administrasi

Komunitas

Sumber-sumber

Swasta Pemerintah

Keterangan: Hubungan teknis agraria (kerja) Hubungan sosial agraria

studi agraria

sosial

fisik/teknis/spasial

hukum dan administrasi

Komunitas

Sumber-sumber

Swasta Pemerintah

Sumber: Sitorus, 2002

Page 42: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

31Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

Subjek agraria dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dengan sumber-sumber agraria, sementara objek agraria merupakan sumber-sumber agraria yang terdiri dari: tanah, perairan, hutan, tambang dan ruang di atas bumi dan air (udara). Obyek-obyek kajian agraria/pertanahan tersebut diatas membawa konsekuensi empiris terhadap rancangan metode ilmiah dan tools yang akan digunakan dalam penelitian. Sudut pandang kajian dari aspek fisik/teknis, aspek hukum dan administrasi, dan aspek sosial terhadap obyek-obyek kajian agraria/pertanahan di atas membawa konsekuensi terhadap metode ilmiah dan tools yang diperlukan.

Gambar. 9. Aspek-Aspek Dalam Studi Agraria

Keterangan: Hubungan teknis agraria (kerja) Hubungan sosial agraria

studi agraria

sosial

fisik/teknis/spasial

hukum dan administrasi

Komunitas

Sumber-sumber

Swasta Pemerintah

Selain istilah agraria, konsep lain yang sering muncul adalah ‘pertanahan’. Secara Umum, pertanahan adalah hal-hal yang bersangkut-paut dengan tanah dari segi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatannya. Istilah pertanahan secara luas berkembang sejak dibentuk Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada tahun 1988 yaitu lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) yang bertugas mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan berdasarkan UUPA maupun Peraturan Perundangan lainnya. Berdasarkan konsep ini, pengertian bersangkut paut tersebut merujuk

Page 43: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

32 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

pada piranti strategis UUPA yang merupakan dasar pokok kebijakan pertanahan dan peraturan pelaksanaannya serta piranti struktural kelembagaan pertanahan secara formal BPN maupun secara informal yang berkembang di masyarakat sebagai wadah organisasi dan sarana untuk mewujudkan tujuan yang terkandung dalam UUPA tersebut. Pertanahan dalam hal ini adalah didefinisikan sebagai hubungan antara subjek dan objek hak atas tanah melalui keterikatan penguasaan pemilikan serta penggunaan dan pemanfaatan atas tanah. Berkaitan dengan konsep pertanahan dalam istilah kebijakan pertanahan atau land policy, ranah pengkajian isu agraria dapat dikategorikan dalam sub-sub: land tenure, land use, land value dan land development.

Gambar .10. Administrasi/Manajemen Pertanahan sebagai Tools dalam Implementasi Kebijakan Pertanahan

Sumber: Enemark, 2004

B. Perkembangan Penelitian Agraria

Kegiatan penelitian menjadi salah satu perhatian penting pasca terjadi berbagai persoalan pembangunan sebagai dampak Perang Dunia II. Studi-studi evaluasi berbasis penelitian, dilakukan untuk membangun kembali perekonomian di negara-negara yang yang hancur akibat perang. Penelitian-penelitian yang dilakukan ketika itu, adalah penelitian yang bersifat policy oriented dan lebih diletakkan

Page 44: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

33Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

pada ilmu-ilmu terapan. Kegiatan penelitian untuk ilmu murni (pengembangan ilmu) tidak begitu berkembang. Penelitian untuk pengembangan ilmu dilakukan bersamaan dengan kegiatan penelitian untuk proyek-proyek dari studi kebijakan (Wiradi, 2009: 22).

Sementara itu, perkembangan kegiatan penelitian secara umum di Indonesia dapat ditelusuri pada masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan. Sebelum tahun 1945, penelitian ilmiah dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda di bidang kemasyarakatan untuk memahami kondisi sosial guna kepentingan perumusan kebijakan-kebijakan penjajahan dan di bidang ekonomi (pangan ekspor seperti teh, gula, dan sebagainya). Pada tahun 1778 dibentuk organisasi ilmiah pertama yang disebut Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen yang bertujuan memajukan penelitian mengenai alam, kemasyarakatan, dan kemanusiaan, untuk kepentingan pertanian, perdagangan, dan kesejahteraan kolonial. Sementara itu setelah kemerdekaan, perkembangan penelitian di Indonesia dimulai tahun 1956 dengan Undang-Undang No 6 Tahun 1956 melalui pembentukan Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada tahun 1962 dibentuk Departemen Urusan Research Nasional yang masuk dalam Kompartemen Pembangunan. Tugas dari departemen ini adalah mengkoordinir, menstimulir dan mengadakan research untuk kepentingan pembangunan negara baik di bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan dengan memberikan prioritas pada research di bidang produksi. Pada tahun 1973 menandai semakin mantapnya kedudukan penelitian dalam pembangunan dengan adanya Menteri Negara Riset melalui Keputusan Presiden RI No. 45 Tahun 1973. 22

Terdapat 3 jalur perkembangan dalam kegiatan penelitian di negara-negara berkembang pada umumnya dan di Indonesia sebagai dapat dicermati berikut ini:

22Taliziduhu, ibid.

Page 45: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

34 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Gambar 11. Jalur Perkembangan Metodologi Penelitian

(1)

(2)

(3)

Monodisiplin Multidisiplin Antar/intern-disiplin Transdisiplin

Penelitian akademik Model RRA (Rapid Rural Appraisal)

Positivis-obyektifisme Pendekatan partisipatif

Sumber: Wiradi, 2009: 23

Perkembangan pertama dari monodisiplin menjadi interdisiplin terjadi karena dirasa kurang memadainya pendekatan monodisiplin dalam menjawab masalah-masalah yang ada. Praktek multidisiplin kemudian dipraktekan dalam wujud kerjasama beberapa disiplin ilmu dalam satu tim. Wujud penelitiannya masih dalam konteks penelitian akademik konvensional. Perkembangan kedua terjadi karena kecenderungan perubahan orientasi penelitian yang didasari adanya kebutuhan rekomendasi bagi suatu kebijakan pemerintah. Perkembangan kedua ini dikatakan sebagai upaya mencari jalan tengah yang lebih efisien antara penelitian akademik-konvensional dengan tipe penelitian kebijakan yang tidak mendalam. Dari sini muncul metode penelitian seperti RRA dan sejenisnya. Perkembangan ketiga berkaitan dengan penggunaan paradigma alternatif tentang pembangunan (penelitian mengenai masalah-masalah pembangunan) yang kemudian disebut dengan istilah penelitian partisipatoris. Disinilah kemudian muncul pendekatan PRA yang lahir dengan tujuan empowerment (pemberdayaan).

Penelitian mengenai agraria, pada akhirnya berkembang dengan mengikuti problem-problem agraria yang ada. Perkembangan studi agraria dalam konteks internasional, menunjukan adanya pergeseran

Page 46: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

35Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

di abad 20 dan abad 21.23 Pada abad 20, debat masalah agraria ditandai dengan pembicaraan tentang isu yang terkait dengan akses tanah, tenaga kerja, konsolidasi atau mobilitas kapital. Isu-isu agraria ini dilihat dalam kerangka analitik yang linear; mencoba menjelaskan pergeseran yang terjadi dari sistem produksi subsistensi ke ekonomi pasar, perubahan dari pertanian ke industrialisasi, perubahan dari pedesaan ke perkotaan, dimana semua proses ini didorong, diekskalasi dan dipandu oleh kekuatan-kekuatan kapital. Berbeda dengan studi agraria di abad 20, di abad 21 aspek-aspek seperti globalisasi dan kecenderungan lintas negara merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan. Integrasi ekonomi keluarga ke pasar global, moda-moda baru ekspansi kapital, revolusi teknologi yang memungkinkan mobilitas modal lintas negara dengan kecepatan yang luar biasa, pertambahan populasi dunia, serta hadirnya aktor-aktor korporasi transnasional dan gerakan-gerakan sosial transnasional menjadikan studi agraria abad 21 memiliki spektrum kajian yang semakin meluas.24

Dalam konteks Indonesia, masalah agraria atau pertanahan segera sejak Proklamasi Kemerdekaan RI sudah dirasakan sebagai masalah nasional yang krusial.25Bentrokan dan kegoncangan politik yang terjadi

23Shohibudin (2012) mencatat bahwa sebagai sebuah studies, maka studi agraria bersifat multi-disiplin, dan hal inilah yang membuat perkembangannya dewasa ini amat penuh warna. Kalau dulu agrarian political economy seolah identik dengan kalangan Marxian, misalnya, maka buku fenomenal Hefner The Political Economy of Mountain Java (1990) mengenai perubahan agraria di Pegunungan Tengger, Jawa Timur dari era kolonial hingga era 1980-an jelas mewakili perspektif interpretive-hermeneutis. Hefner menyebut pendekatan non-Marxisnya ini sebagai ‘non-economic approach to economic change.’Demikian pula, perhimpitan antara agrarian political economy dengan political ecology saat ini sudah banyak disambut dan dipraktikkan. Sejumlah hasil penelitian yang mengkombinasikan dua pendekatan ini telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional, seperti Journal of Peasant Studies, Journal of Agrarian Change, Development and Change, dsb. Bahkan Journal of Forest Policy and Economics pernah membuat edisi khusus mengenai ‘Community-based forestry in the developing world: Analyses from an agrarian perspective’; satu isu yang sebelumnya jarang sekali muncul di jurnal yang berada dalam kelompok ScienceDirect ini. Lebih lanjut lihat Shodibudin. 2012. “Sketsa Perkembangan Reforma Agraria dan Studi Agraria, Sekelumit Peta Navigasi”. http://indoprogress.com/2012/02/sketsa-perkembangan-reforma-agraria-dan-studi-agraria.

24An Luthfi, dkk, 2010:5.25Pilihan tools atau instrumen dalam penelitian agraria, tidak dapat dilepaskan dari

dinamika perkembangan studi agraria di Indonesia. Soetarto (2010) memberikan gambaran perkembangan ini dimana dikatakan bahwa studi agraria pernah ‘tertidur’ dan meredup selama hampir 10 tahun pada masa tragedi politik 65. Sejak tahun 1966-1976, bisa dikatakan bahwa

Page 47: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

36 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

akibat pelaksanaan landreform, menunjukan bahwa masalah tanah menjadi dasar konflik. Benturan dan kegoncangan yang terjadi di daerah pedesaan terutama di provinsi padat penduduk di Jawa dan Bali pasca pelaksanaan landreform, telah mendorong keluarnya Laporan Interim tentang Masalah Pertanahan yang diantaranya disebutkan beberapa masalah pertanahan kunci yaitu:26

1. Pemilikan, penguasaan, penggarapan, dan penggarapan tanah pertanian;

2. Sewa menyewa, sakap menyakap tanah dan hubungan kerja di bidang pertanahan padi sawah di Jawa;

3. Penggarapan tanah rakyat untuk tanaman tebu;4. Budidaya tambak di Indonesia5. Pemilikan, penguasaan dan penggarapan tanah dalam

hubungannya dengan pembangunan pedesaan.

Identifikasi permasalahan yang sudah diperoleh, pada kenyataannya tidak serta merta dapat diselesaikan. Sejumlah faktor ternyata menyulitkan atau menghambat pemecahan masalah pertanahan karena pelaksanaan reforma agraria dan langkah-langkah lain reforma agraria dibekukan dan perhatian dialihkan ke sektor pembangunan lain seperti: rehabilitasi pengairan, prasarana perkebunan, dan peningkatan produksi pertanian pada umumnya. Pada masa itu, ‘penelitian’ sebenarnya sudah dilakukan sebagai bentuk input terhadap kebijakan, misalnya: penelitian mengenai pelaksanaan UU No.2 Tahun 1960 tentang perjanjian Bagi Hasil dan UU No 16

isu agraria tidak mungkin dibicarakan. Tahun 1974, Sajogyo mulai memunculkannya kembali dengan membicarakan masalah kemiskinan di pedesaan, disusul kemudian pada tahun 1977 oleh Masri Singarimbun dan David H Penny, dan pada tahun 1980-an oleh Mubyarto dan Loekman Soetrisno. Pilihan pendekatan yang digunakan ketika itu seperti digunakannya Participatory Action Research (PAR) untuk menghasilkan sebuah penelitian yang based on rural structural-realities memberikan satu gambaran bahwa penelitian agraria yang awalnya dilakukan oleh intelektual progresif Indonesia yang cenderung elitis yang tidak terlalu tertarik dengan kemiskinan pedesaan dan kondisi agrarianya telah mengalami perubahan.

26Tjondronegoro (2006: 77)

Page 48: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

37Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

Tahun 1964 tentang bagi Hasil Perikanan. Sejumlah topik penelitian disarankan untuk dilakukan dalam jangka pendek yaitu:

1. Pengaruh pemekaran daerah perkotaan dan perindustrian terhadap masalah pemilikan, penguasaan, dan penggarapan tanah serta kesempatan kerja bagi penduduk setempat;

2. Hambatan-hambatan dalam proyek pengukuran desa-desa yang bertujuan menerapkan pensertifikatan di daerah pedesaan berdasarkan PP No.10/1961;

3. Penentuan batas minimum dan maksimum pemilikan dan penguasaan tanah pertanian yang dapat menjamin kehidupan satu keluarga tapi secara layak dan penggarapan tanah secara optimal;

4. Sebab-sebab dan secara transaksi jual beli tanah paling banyak terjadi dengan mengabaikan prosedur yang teratur.

Inilah posisi penelitian agraria di masa awal kemerdekaan untuk secara praktis menjawab masalah pertanahan yang muncul saat itu.

Dalam perkembangannya saat ini, perkembangan penelitian agraria dapat dilihat melalui penelusuran hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi, pusat penelitian dan pengembangan, pusat studi/pusat kajian, serta LSM/NGO. Dalam konteks inilah, output atau hasil dari setiap penelitian yang dilakukan akan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan atau kepentingan yang ada dalam masing-masing desain riset, apakah tujuan risetnya untuk pengembangan keilmuan, memberikan input terhadap kebijakan, ataupun tujuan-tujuan lain.27

27Contoh desain riset dengan kebutuhan tertentu misalnya dapat dilihat dari penelitian AKATIGA. AKATIGA merupakan lembaga penelitian yang memfokuskan lembaganya sebagai rujukan dari penelitian bagi perubahan kaum marjinal di Indonesia. Melalui penelitian, lembaga ini berupaya untuk memperluas akses mereka terhadap sumberdaya dan proses pembuatan kebijakan, terutama di area-area seperti: perburuhan, usaha kecil, agraria, pembangunan berbasis masyarakat, kebijakan penganggaran dan pelayanan publik. Penelitian merupakan kegiatan utama untuk mengeksplorasi problema yang dihadapi kelompok miskin. Salah satu isu yang dijadikan fokus penelitian dari AKATIGA adalah mengenai ‘kaum marjinal dan akses terhadap tanah’. Agraria merupakan isu pertama yang menjadi prioritas. Problem utama yang diberikan penekanan berkaitan dengan isu agraria ini adalah kebijakan pertanahan di masa Orde Baru yang berfokus pada investasi besar yang membawa dampak pada pertanian. Lahan

Page 49: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

38 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Sebagaimana disebutkan Wiradi (2002), masalah agraria sebagai suatu topik penelitian merupakan masalah yang sangat luas, berat dan kompleks, bahkan peka. Hal ini dimungkinkan karena masalah agraria merupakan masalah yang sudah setua peradaban manusia, yaitu sejak manusia hidup menetap dan mengembangkan budaya bercocok tanam. Sementara itu apabila dilihat sebagai isu kebijakan, tonggak pertama kebijakan agraria adalah apa yang dianggap sebagai pelaksanaan landreform pertama di dunia yaitu pada masa Solon (594 SM). White (2006) dalam AN Luthfi (2010) menyebutkan bahwa kajian agraria merupakan riset dan pengajaran tentang struktur agraria, sejarah agraria, reforma agraria, kemiskinan pedesaan dan pembangunan pedesaan.

Perkembangan studi agraria di Indonesia sendiri mengalami kevakuman selama kurang lebih enam puluh tahun yang lalu ketika Indonesia baru saja membangun dirinya menjadi negara bangsa merdeka. Pada masa ini pengetahuan tentang agraria belum menjadi pengetahuan umum.28 Tidak ada perhatian yang serius untuk memikirkan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah agraria baik di tingkat negara, maupun akademisi dan praktisi. Keterlibatan kekuatan politik kiri yang sangat dalam dan luas pada sektor agraria

dikuasai korporasi dan menyisakan petani tunakisma (landless). Kenyataan ini berlangsung di banyak tempat di Indonesia dan berdampak pada munculnya konflik-konflik agraria terutama antara petani kecil dengan investor. Penelitian dari lembaga ini menelusuri persoalan dan kebijakan agraria yang berdampak pada kehidupan di desa, serta kaitan antara akses terahdap tanah dengan faktor lain di luar kebijakan (semisal pilihan penghidupan bagi petani terhadap kepemilikan lahan). Kajian-kajian yang dilakukan melingkupi: pemanfaatan lahan, gerakan petani, pertanian skala kecil, kemandirian pangan, hingga kebijakan pertanian yang berdampak pada kehidupan petani. Dalam pelaksaan penelitiannya lembaga ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui: wawancara mendalam, observasi langsung, diskusi kelompok terfokus dan survei. Satu ciri khas yang dimunculkan dari pelaksanaan riset adalah model live in para penelitinya selama satu hingga tiga bulan untuk mengamati dan memahami subjek penelitian. Hasil penelitian yang ada dijadikan sebagai masukan/rekomendasi untuk mendorong perubahan kebijakan yang dilakukan melalui advokasi dan penguatan jaringan kepada kelompok marjinal, masyarakat sipil, pemerintah, media massa, indonesianis, kalangan peneliti dan lembaga-lembaga internasional.

28Sebagaimana dijelaskan AN Lutfi, dkk (2010:6-7), studi agraria dapat dikatakan pernah ‘tertidur’. Sejak tragedi politik 65, banyak pihak mengkait-kaitkan persoalan agraria dengan komunisme, kajian terhadap isu ini akhirnya meredup selama beberapa tahun (kurang lebih 10 tahun, 1965-1976). Namun secara terpisah-pisah, beberapa orang tetap menekuni kajian ini dalam tema yang tidak eksplisit. Apa yang mereka lakukan itu pada dasarnya adalah upaya untuk terus mengusung studi agraria mengingat urgensinya bagi masa depan Indonesia.

Page 50: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

39Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

sampai pertengahan tahun 1960-an telah menciptakan trauma dan sekaligus kesewenang-wenangan atas nama tanah pada masa berikutnya. Hampir-hampir tidak berkembang rasionalitas sosial dan intelektual ketika baik negara maupun ilmuwan berbicara tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah, sehingga berbagai konsep yang dikembangkan tidak didasarkan pada kenyataan yang ada. Realitas agraria seakan-akan hanya dihubungkan dengan pertanian dan perdesaan. Padahal kenyataannya, masalah agraria juga merupakan sesuatu yang riil ketika berbicara tentang ruang dan kategori lain seperti: perkotaan, hutan dan industri. Pada akhirnya, individu maupun kelompok intelektual yang mencoba menjadikan sektor agraria sebagai substansi material dalam pemikiran dan aksi kritisnya tidak mendapatkan tempat pada masa orde baru.29

Setelah berakhirnya orde baru, kondisi situasi, kesempatan dan tantangan bagi pengembangan studi agraria sangat berbeda dibandingkan dengan orde baru maupun orde sebelumnya. Dalam konteks inilah, ragam penelitian agraria bisa dikembangkan secara lebih lengkap. Wiradi (2009) mengusulkan adanya tiga jenis penelitian berdasarkan sifat, tujuan dan konteksnya. Pertama adalah penelitian akademik konvensional. Penelitian serupa ini bertujuan untuk akumulasi pengetahuan untuk pengembangan ilmu. Pada tipe penelitian ini, pengambilan keputusan untuk semuanya ada di tangan peneliti. Kedua adalah tipe penelitian yang berorientasi kebijakan (policy oriented research). Penelitian ini bertujuan untuk mempersiapkan, memberi masukan, ataupun mendukung suatu kebijakan pemerintah serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan suatu kebijaksanaan pemerintah. Pada tipe penelitian kebijakan, pilihan metodologi ditentukan oleh peneliti, tetapi keputusan tentang pilihan tema dan pilihan bentuk laporan atau publikasi ada di tangan penentu kebijakan (terutama jika penelitian merupakan ‘pesanan’). Ketiga adalah penelitian partisipatoris. Penelitian tipe

29Lebih lanjut lihat Bambang Purwanto. “Pemikiran Agraria, Hal Penting yang Terabaikan”. Prolog dalam AN Luthfi. Melacak Sejarah Pemikiran Agraria. Yogyakarta: STPN Press dan Pustaka Ifada.

Page 51: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

40 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

ketiga ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Dalam penelitian partisipatoris, pengambilan keputusan mengenai semuanya merupakan konsensus antara si peneliti bersama semua pelaku yang terlibat dalam permasalahan. Secara lebih rinci, perbedaan antara ketiga jenis penelitian/riset ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel.2. Perbedaan Tiga Jenis Riset

Langkah Riset Riset Akademis Riset Kebijakan/

Riset Evaluasi

Riset Partisipatoris

PILIHAN

MASALAH

Apa Pilihan ditentukan

atas kepentingan

dan disiplin peneliti

profesional

Pilihan ditentukan

atas dasar berbagai

kebutuhan

administratif dari

klien

Pilihan ditentukan atas

dasar permasalahan yang

langsung dirasakan

Siapa Peneliti profesional Klien (yang berada di

luar permasalahan)

Bersama : (para aktor dan

peneliti profesional)

PILIHAN

METODE

Apa Desain riset

eksperimental,

pemanfaatan

instrumen andal

dan analisis statistik

Desain riset lapangan

quasieksperimental,

instrumen andal dan

analisis statistik

Desain riset berdasar

konsensus, pemanfaatan

instrumen empatik,

metode analis kompleks

Siapa Peneliti profesional Peneliti profesional Bersama: para aktor dan

peneliti profesional

PILIHAN

HASIL

Apa Publikasi

(presentasi dalam

seminar para ahli)

Laporan (kepada

klien) atau publikasi

(bila si peneliti

melakukan negosiasi)

Perubahan situasi,

peningkatan

pengetahuan dan

kemampuan para

aktor untuk melihat

dan mengubah situasi

mereka

Siapa Peneliti profesional Klien (terutama) Bersama: aktor dan

peneliti profesional

Sumber: Fernandes dan Tandon (ed), 1993, hlm10.

Dalam setiap pilihan dari ketiga jenis penelitian ini, pada dasarnya harus bisa beyonds method atau melampui batas dari masing-masing pembeda tersebut. Penggunaan metode penelitian

Page 52: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

41Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia

harus mampu melengkapi satu tujuan dengan tujuan yang lain. Hal ini dimungkinkan karena jenis-jenis penelitian tersebut pada kenyataannya memiliki kelemahan-kelemahan tertentu seperti dapat dicermati dalam ilustrasi berikut ini:

Gambar.12. Kelemahan dari Pilihan Jenis Riset

Akademik Konvensional

Kebijakan

Partisipatoris

Perkembangan Penelitian Agraria

Gaya birokrat meninjau secara cepat (turisme pembangunan/turis abidin)

Quasi/pseudo partisipatoris, rhetoric untuk penjaringan dana

Ego keilmuan/sekat antardisiplin, tidak terintegrasi

Sumber: Wiradi, 2009

Penelitian akademik konvensional memiliki kelemahan dari adanya ego keilmuan yang seringkali menyebabkan hasil penelitian tidak terintegrasi (berhenti) pada keilmuan tertentu. Sementara itu model penelitian kebijakan kerapkali mendapat kritik karena sifatnya yang tergesa-gesa, sehingga hasil yang diperoleh sifatnya cenderung hanya menangkap permukaan/tidak mendalam. Sementara itu penelitian partisipatoris pun menghendaki beberapa dasar tertentu untuk benar-benar bisa disebut partisipatif karena tidak jarang ‘label’ partisipatoris’ yang dimunculkan hanya digunakan untuk menjaring sejumlah sokongan pendanaan tertentu. 30

30Konsep partisipatoris dalam konteks penelitian tidak cukup sekedar ditandai oleh kehadiran sejumlah besar orang untuk mendengarkan ‘kuliah’ atau ‘himbauan’ (musyawarah), juga bukan sekedar banyaknya orang miskin yang terlibat dalam organisasi ataupun kegiatan yang dibentuk oleh para profesional untuk mereka. Partisipasi menyangkut keterlibatan langsung kelompok sasaran sebagai pelaku dan penentu keputusan dalamkeseluruhan proses penelitian maupun aksi, termasuk penentuan bentuk organisasi mereka sendiri dan juga penentuan sifat dan batas keterlibatan para profesional dalam kegiatan mereka (White, 1997, dalam Wiradi, 2009).

Page 53: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Page 54: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

43

BAB IV

Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Pada bagian ini akan dijelaskan variasi penggunaan metode dalam penelitian agraria. Variasi ini ditemukan dari sejumlah sampel atau contoh hasil penelitian yang ditemukan dari lembaga penelitian/instansi, perguruan tinggi serta LSM/NGO yang dipilih sebagai site pencarian sumber kepustakaan. Ragam penggunaan metode ini akan dikelompokan dalam tiga ranah utama yaitu agraria dalam penelitian akademik, agraria dalam ranah penelitian kebijakan dan agraria dalam ranah penelitian partisipatoris (advokasi).

A. ‘Agraria’ Dalam Ranah Penelitian Akademik

Penelitian akademik merupakan jenis penelitian yang secara khusus diarahkan untuk pengembangan keilmuan tertentu. Dalam penelitian akademik, kekhasan yang muncul adalah posisi metodologi yang dipergunakan dalam penelitian untuk diuji sesuai atau tidaknya (methodology oriented). Hal ini dianggap penting untuk dapat menilai validitas (keberlakuan) kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dalam laporan tersebut. apabila metodologi dianggap tidak sesuai, maka kesimpulan dalam laporan akan diragukan validitasnya.

Dalam hal ini hasil penelitian dari Institut Pertanian Bogor digunakan untuk melihat bagaimana tema ‘agraria’ dikembangkan

Page 55: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

44 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

dalam penelitian di ranah akademik. Sebagai perguruan tinggi pertanian negeri tertua di Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu kekuatan utama studi-studi agraria di Indonesia.31 Di kampus inilah tokoh-tokoh pelopor studi agraria Prof. Sajogyo, Prof. Tjondronegoro dan Dr. Gunawan Wiradi mulai menyemaikan bibit tradisi pemikirannya. Secara kelembagaan rumah utama (powerhouse) penerus tradisi kajian agraria ‘mazhab Bogor’ pada tingkat sarjana di kampus ini utamanya adalah Fakultas Ekologi Manusia. Walaupun secara teoretik dua fakultas lainnya, yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan juga mengkaji dalam tingkatan tertentu aspek-aspek agraria namun penekanan yang diberikan lebih bersifat teknis dari ilmu pertanian dan pemuliaan hewan ternak dan relatif tidak menyentuh aspek sosial politik. 32

Dalam hasil-hasil penelitian yang dijumpai, karakteristik khas dari hasil penerjemahan tentang permasalahan agraria dijumpai dalam topik-topik antara lain: reforma agraria, perubahan struktur agraria, pengelolaan SDA, konflik agraria dan konversi lahan seperti dapat dilihat dalam judul-judul penelitian berikut ini:33

31IPB didirikan secara resmi pada 1 September 1963 sebagai perguruan tinggi negeri otonom setelah sebelumnya berada dalam naungan Universitas Indonesia.

32Untuk konteks penelitian ini, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) merupakan fakultas utama untuk melihat jejak dan pelembagaan pemikiran agraria Prof. Sajogyo dan kawan-kawan. Menurut laman resminya FEMA merupakan fakultas baru di lingkungan IPB. Didirikan pada tahun 2005, lembaga ini memiliki akar cikal bakalnya dari Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK), Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian dan bagian sosial ekonomi dari berbagai fakultas di IPB. Hingga saat ini Fakultas ini menaungi tiga departemen yang menyelenggarakan program tingkat sarjana, yaitu Departemen Gizi Masyarakat, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, dan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

33Secara umum, tema kajian agraria dalam karya-karya ilmiah mahasiswa IPB menunjukan tingkat keragaman yang lebih tinggi. Ada beberapa kajian yang mengangkat kasus konflik agraria di wilayah fishingground dan di daerah wisata. Tema seperti ini menunjukan pemahaman dan eksplorasi yang lebih luas tentang konsep agraria atau konflik agraria tidak semata-mata soal tanah di wilayah pertanian atau perkebunan, tetapi di wilayah perairan di kalangan nelayan dan pekerja sektor pariwisata. Hal lain yang juga menarik, sejumlah karya ilmiah mahasiswa IPB sudah lebih ‘berani’ dalam menggunakan pendekatan baru, terutama pendekatan gender dan eko-feminisme dalam studi agraria mereka.

Page 56: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

45Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Tabel. 3. Daftar Penelitian dari Institut Pertanian Bogor

No Tahun Judul Metode PendekatanPengumpulan Data

Analisis

1 2002 Pembentukan Struktur Agraria pada Masyarakat Pinggiran Hutan: Studi Kasus di Desa Sintuwu dan Desa Berdikari, Kecamatan Palolo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah

Studi kasus Kualitatif wawancara, pengamatan langsung, studi dokumen

Analisis data kualitatif (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi data)

2 2004 Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria (Kasus di Kelurahan Mulyaraharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat)

Studi kasus Kualitatif pengamatan, wawancara mendalam (indepth interview), studi/analisis data dokumen/

sekunder

Analisis data kualitatif (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan)

3 2007 Pengaruh Perubahan Struktur Agraria Terhadap Terjadinya Marginalisasi Petani (Kasus Desa LeuwiKaret, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Survei dan wawan

cara

Kombinasi Kuantitatif dan Kualitatif

Pengamatan (observasi), survei, wawancara dengan kuesioner

Reduksi data, intepretasi data kuantitatif dan kualitatif

4 2008 Distribusi Kepemilikan Lahan Pertanian dan Sistem Tenurial di Desa-Kota (Kasus Desa Cibatok 1, Kecamatan Cibulangbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

Studi Kasus Instrinsik

Kuantitatif dan kualitatif

wawancara mendalam, analisis dokumen, pengamatan berperan serta, penyebaran kuesioner

Reduksi data, pemetaan/pembuatan tipologi, pelaporan

5 2011 Dampak Pembaruan Agraria Berbasis Rakyat terhadap Keamanan Tenurial (Tenurial Security) Masyarakat di Organisasi Tani Lokal Dangiang (Desa Dangiang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat)

Kualitatif dan kuantitatif

observasi lapang, wawancara terstruktur dan mendalam, survei, studi dokumen

Analisis data kualitatif (deskriptif), analisis data kuantitatif (tabel frekuensi, teks naratif, matriks)

Sumber: Diolah oleh peneliti

Page 57: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

46 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Secara umum sebaran lokasi yang muncul dari penelitian-penelitian yang dilakukan juga mengambil lokasi di wilayah sekitar Bogor atau daerah Jawa Barat, meskipun ada juga penelitian dari daerah lain dengan jumlah yang sangat terbatas. Penelitian bersifat studi kasus mikro dengan membandingkan desa-desa di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat seperti dapat dicermati berikut ini:

Tabel.4 . Cirikhas Sebaran Lokasi dari Hasil Penelitian di IPB

No Judul Lokasi Penelitian Alasan Pemilihan Lokasi

1 Sikap Rasional Petani dan Konflik Pemanfaatan Lahan Pertanian di Perdesaan, Studi Kasus Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

Desa yang sebagian besar tanahnya masih dimanfaatkan untuk wilayah pertanian karena subjek penelitian yang diambil adalah para pemanfaat lahan pertanian baik yang memiliki hak pemilikan maupaun hanya hak penguasaan

2 Pengaruh Perubahan Struktur Agraria Terhadap Terjadinya Marginalisasi Petani (Kasus Desa LeuwiKaret, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Desa LeuwiKaret, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Adanya informasi awal bahwa telah terjadi perubahan besar dalam hubungan-hubungan penguasaan sumber-sumber agraria (tanah) sejak beroperasinya PT ITP ke Desa Leuwikaret

3 Program reforma Agraria dan Peningkatan Kesejahteraan Petani (Kasus: Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)

Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor

Latarbelakang sejarah lahan eks-HGU PT perkebunan Jasinga, adanya gerakan sosial yang memobilisasi perjuangan masyarakat agar terwujud pelaksanaan reforma agraria, keunikan proses pembagian lahan dari penggarap awal kepada masyarakat lain

4 Perubahan Struktur Agraria pada Lahan Sisa Konversi Pertanian dan Ketahanan (Persistence) Masyarakat Tani (Studi Kasus: Kampung Ciharashas dan Cibereum Batas, Kelurahan Mulyaraharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

Kampung Ciharashas dan Cibereum Batas, Kelurahan Mulyaraharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

Masih menyisakan lahan pertanian terluas dan merepresentasikan dua kasus yang berbeda yaitu Ciharashas yang mayoritas lahannya telah dimiliki pihak swasta, sementara Cibereum Batas yang mayoritas lahan pertaniannya masih dimiliki oleh masyarakat setempat

Page 58: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

47Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

5 Dinamika Agraria Lokal di Sekitar Kawasan Pertambangan Emas (Studi Kasus Kampung Pongkor, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Provinsi Jawa Barat

Kasus Kampung Pongkor, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Provinsi Jawa Barat

Dinamika agraria yang unik dikaji untuk melihat dualisme sektor yang berbeda antara pertanian dan pertambangan, daerah yang cukup terjangkau oleh transportasi memudahkan peneliti memperoleh data dengan lengkap

Dalam penelitian-penelitian yang dijumpai, istilah ‘kualitatif dan kuantitatif ’ muncul sebagai pendekatan bukan metode. Metode penelitian masuk dalam bagian pendekatan lapangan dimana didalamnya terdiri dari: lokasi dan waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan responden dan informan, teknik analisis dan pengolahan data. Sebagian besar penelitian menggunakan kombinasi kedua pendekatan ini. Dengan adanya dua jenis pendekatan ini, analisis data yang digunakan juga merupakan analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif lebih banyak menggunakan model interactive analysis dari Miles dan Hubermas dimana langkah utama dalam proses analisis terdiri dari: reduksi data (data reduction), display data dan penarikan kesimpulan.

Gambar.13. Model Analisis Data Kualitatif

Sumber: Sohibudin, 2003

Page 59: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

48 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Model analisis ini digunakan untuk data-data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang dilakukan secara kualitatif seperti: observasi/pengamatan, studi dokumen dan wawancara. Sementara itu analisis data kuantitatif yang digunakan adalah statistik deskriptif, tabulasi silang, grafik, analisis korelasi. Analisis ini digunakan dari data yang sudah diolah dengan menggunakan Statistic Program for Social Science (SPSS). Teknik pengumpulan data kuantitatif yang digunakan adalah survei dengan kuesioner sebagai instrumennya.

Tabel.5. Contoh Penelitian di IPB

Judul penelitian : Pengaruh Perubahan Struktur Agraria Terhadap Terjadinya Marginalisasi Petani (Kasus Desa LeuwiKaret, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Permasalahan : Bagaimana perubahan struktur agraria (pemilikan, penguasaan dan pengusahaan tanah) yang terjadi di Desa Leuwikaret?; Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur agraria?; Bagaimana dampak perubahan struktur agraria terhadap terjadinya marginalisasi petani di pedesaan?

Kegunaan Hasil Penelitian

: Mengidentifikasi perubahan struktur agraria (pemilikan, penguasaan dan penguasahaan tanah) di pedesaan; mengidentikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur agraria di pedesaan; menganalisis perubahan struktur agraria terhadap terjadinya marginalisasi petani di pedesaan

Hasil Penelitian : Perubahan struktur agraria (pola pemilikan, penguasan dan pengusahaan tanah) di Desa Leuwikaret diawali dengan masuknya pihak swasta pemilik modal (PT ITP) yang mulai menanamkan investasinya di desa tersebut pada awal dasawarsa 1970-an. Sejak itu, sebagian besar petani di Desa Leuwikaret beralih statusnya dari petani pemilik menjadi petani penggarap pada tanah milik PT ITP atau pada tanah Perhutani. Faktor yang menyebabkan perubahan struktur agraria terdiri dari faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung adalah intervensi pemerintah melalui kebijakan RTRW dan lainnya, investasi pihak swasta pemegang modal melalui transaksi jual beli tanah antara PT ITP dan penduduk setempat, serta ketidakmampuan ekonomi rumah tangga petani yang mendorong petani menjual tanahnya kepada pihak swasta. Faktor tidak langsung terdiri dari pertambahan jumlah penduduk, modernisasi dan industrialisasi yang meluas ke pedesaan. Perubahan struktura agraria yang terjadi menyebabkan ketimpangan dalam pemilikan dan penguasaan tanah. Sebagian besar petani berlahan sempit melakukan pola nafkah ganda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Rekomendasi : -

Sumber: Diolah oleh peneliti

Page 60: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

49Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Cirikhas lain yang juga dapat dijumpai dalam penelitian agraria yang dilakukan adalah tidak menyediakan rekomendasi. Penelitian murni menjadi proses pembacaan peneliti terhadap temuan-temuannya untuk kemudian menjawab permasalahan yang dimunculkan.

Berbeda dengan penelitian yang dihasilkan dari IPB, penelitian akademik dari STPN yang diambil dari hasil penelitian mahasiswa menunjukkan bahwa judul-judul penelitian lebih banyak dimunculkan dari permasalahan dalam praktik pelayanan di kantor pertanahan seperti dapat dicermati berikut ini:

Tabel. 6. Judul Penelitian di STPN

No Judul Metode Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

1 Migrasi Data Tekstual dari Microsoft Acces ke Oracle dalam Pembangunan Basis Data Komputerisasi Kantor Pertanahan Studi di Kantor Pertanahan Kabupaten Purworejo)

Metode pengembangan atau Research and Development (R&D )

Teknik yang digunakan adalah mengumpulkan data berupa dokumen dari pegawai berupa data sekunder yaitu data tekstual pada M.S Acces dan Oracle

- Menganalisis data dengan mempelajari bagaimana struktur data tekstual tersebut

- Menganalisis data bagaimana struktur data dalam oracle.

2 Pemanfaatan Teknologi GNSS Cors untuk Demarkasi di Kawasan Rawan Bencana III Pasca Erupsi Gunung Merapi 2010 (Studi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman)

Metode penelitian Kuantitatif dengan pendekatan metode survey

Teknik yang digunakan adalah - Teknik Survey

Observasi- Teknik Study

Dokumen

- Teknik analisis koordinat membandingkan koordinat titik control dengan koordinat hasil digitasi titik.

- Stake Out dengan GNSS CORS

3 Kontribusi One Day Service Dalam Percepatan Pelayanan Pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo

Metode Kuantitatif dengan pendekatan survey

Teknik yang digunakan adalah - Teknik

Wawancara - Teknik Kuisioner- Teknik Observasi

Lapang

- Teknik yang digunakan adalah Statistik Deskriptif.

Page 61: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

50 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

4 Pemutakhiran Peta Zona Nilai Tanah Kota Magelang Tahun 2014

Metode Penelitian Deskriptif (Deskriptif Research)

Wawancara, Survey, Dokumentasi

Analisis Regresi Linear Berganda dimana variabel yang digunakan lebih dari dua.

5 Kajian Kinerja Petugas Ukur Menuju Reformasi Birokrasi (Studi di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat )

Metode Penelitian Kualitatif

Wawancara, Survei, Dokumentasi

Analisis Deskriptif.

Sumber: Diolah oleh peneliti

Model-model penelitian evaluatif juga dapat dijumpai dari beberapa penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penelitian yang dikembangkan dalam penelitian di STPN sebenarnya juga secara tidak langsung diarahkan untuk memberikan bahan rekomendasi/saran pada kebijakan.

B. ‘Agraria’ Dalam Ranah Penelitian Kebijakan

Mengacu pada Nugroho (2013:49), kebijakan atau policy disebut sebagai an authoritative decision. Decision made by the one hold the authority, formal or informal. Penelitian kebijakan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu: ‘penelitian untuk kebijakan’ dan ‘penelitian tentang kebijakan’. Penelitian untuk kebijakan merupakan penelitian untuk merumuskan suatu kebijakan, baik sebagai suatu kebijakan baru ataupun kebijakan revisi. Penelitian tentang kebijakan adalah penelitian tentang suatu kebijakan tertentu dengan dimensi penelitian berkenaan dengan rumusan kebijakan, termasuk didalamnya proses perumusan dan dinamikanya; implementasi kebijakan termasuk dinamika didalamnya, bagaimana kebijakan dikendalikan baik dari sisi monitoring, evaluasi maupun pengganjarannya; kinerja kebijakan, termasuk dinamika di dalamnya, dari mulai output atau keluaran atau hasil yang dirasakan atau dinikmati organisasi publik hingga outcome atau dampak yang dirasakan atau dinikmati oleh publik dan

Page 62: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

51Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

umpan balik kepada organisasi publik dan lingkungan kebijakan, baik kebijakan pada saat perumusan, implementasi maupun pada waktu kebijakan berkinerja.

Dalam upaya untuk memotret penerjemahan ‘agraria’ yang ditampilkan dalam penelitian kebijakan, dalam penelitian ini dipakai profil Pusat Penelitian dan Pengembangan BPN RI. Melalui Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1988 dan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.11 Tahun 1988, salah satu tugas pokok dan fungsi Puslitbang BPN RI adalah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang pengaturan penguasaan dan penatagunaan tanah, bidang hak-hak atas tanah, bidang pengukuran dan pendaftaran tanah, bidang umum dan pengawasan.

Masalah pertanahan dalam konteks Puslitbang dikaitkan dengan dimensi hubungan subjek pertanahan dan hubungan objek pertanahan yang berdimensi kompleks dan multiaspek menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat (Ipoleksosbudhankamnas). Pada dasarnya masalah tersebut berkembang pada tiga hal, yaitu terpenuhinya kebutuhan untuk mempertahankan hidup, terpenuhinya kebutuhan untuk meningkatkan mutu kehidupan dan terpenuhinya kebutuhan untuk menguasai sumber-sumber kehidupan. Tanah merupakan sumberdaya yang dapat memberi peluang terpenuhinya ketiga kebutuhan tersebut. Namun karena adanya keterbatasan secara alamiah maupun ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengatur pemanfaatan sumber daya tanah bagi kesejahteraan masyarakat, menyebabkan masalah pertanahan menjadi meningkat jumlah maupun kualitasnya. Masalah pertanahan akibat meningkatnya kegiatan pembangunan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat akhirnya akan bermuara di BPN. Dalam konteks ini, Puslitbang BPN diharapkan dapat memberi arah kebijakan untuk pemecahan masalah maupun arah kebijakan untuk menghindari terjadinya masalah pertanahan.

Pelaksanaan kegiatan penelitian di Puslitbang mengacu pada 5 pilar pokok yang terdiri dari: peningkatan sumberdaya peneliti,

Page 63: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

52 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

penggunaan metode ilmiah dalam penelitian; pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi/Iptek, pengembangan jalur komunikasi ilmiah serta peningkatan sumber dana penelitian. Proses penelitian dilakukan dalam empat tahapan yaitu: perencanaan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta penyusunan laporan. Metode penelitian ada dalam tahapan perencanaan setelah permasalahan ditentukan. Permasalahan secara teknis ditentukan dengan skema berikut ini:

Gambar.14. Alur Penentuan Masalah

Minat dan Kepentingan Penelitian

Kepentingan Umum/Masyarakat

Resistensi Sosial, Kultural dan Ideologis

Pemilihan Masalah dan Judul Penelitian

Pendekatan Studi kasus Survai Eksperimen Historis

Strategi Pemecahan Masalah

kuantitatif

kualitatif

Metode Penelitian

Output Penelitian

Sumber: Sony dan Eliana, 1999

Metode penelitian dalam skema penelitian Puslitbang BPN disebut sebagai ‘strategi pemecahan masalah’ karena tahap ini mempersoalkan bagaimana masalah-masalah penelitian hendak dipecahkan/ditemukan jawabannya. Metode penelitian yang jamak digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini berkaitan juga dengan pendekatan yang digunakan yaitu: pendekatan studi kasus, pendekatan survai, pendekatan eksperimen, dan pendekatan historis.

Page 64: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

53Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Gambar. 15. Alur Penggunaan Metode Penelitian Puslitbang BPN

Minat dan Kepentingan Penelitian

Kepentingan Umum/Masyarakat

Resistensi Sosial, Kultural dan Ideologis

Pemilihan Masalah dan Judul Penelitian

Pendekatan Studi kasus Survai Eksperimen Historis

Strategi Pemecahan Masalah

kuantitatif

kualitatif

Metode Penelitian

Output Penelitian

Sumber: diolah oleh peneliti

Alur/proses penelitian yang digunakan Puslitbang BPN dapat diilustrasikan berikut ini:

Gambar. 16. Alur Proses Penelitian Puslitbang BPN

Sumber: Sony dan Eliana, 1999

Page 65: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

54 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Beberapa contoh penelitian yang dilaksanakan di Puslitbang BPN dapat dicermati dalam tabel berikut ini:

Tabel. 7. Judul Penelitian di Puslitbang BPN

No Tahun Judul Metode Pendekatan Pengum-pulan Data

Analisis

1 2009 Pola Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, Pemanfaatan Tanah pada Masyarakat Adat/Ulayat

empiris/

yuridis sosiologis

Studi literatur, observasi, wawancara mendalam

analisis kualitatif (analisis deskriptif evaluatif) dan kuantitatif

2 2010 Kebijakan Pendaftaran Hak Atas Ruang Perairan

Deskriptif dan eksploratif

survei, FGD, interview

Inventarisa

si dan tabulasi data hasil survei, analisis yuridis

3 2011 Potensi Tanah yang Diindikasikan Terlantar untuk Didayagunakan sebagai Objek Reforma Agraria

RRA (Rapid Rural Appraisal)

Analisis deskriptif kualitatif

4 2012 Studi Pengembangan Lembaga Pertanahan: Efektifitas Badan Pertanahan Nasional RI

pendekatan sejarah, analisis organisasi, pengembangan organisasi

studi dokumen, survei, wawancara terbuka dan tertutup

Tabulasi data, analisis wawancara tertutup

5 2012 Penguasaan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Ruang Atas dan Bawah Permukaan Air

Deskriptif Pendekatan yuridis normatif

Kuesioner, wawancara

Analisis kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan normatif dan fisiografis

Sumber: Diolah peneliti

Page 66: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

55Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Dari judul yang ada, pilihan-pilihan judul penelitian yang diambil secara eksplisit merupakan kajian evaluatif terhadap kebijakan-kebijakan pertanahan. Berbagai jenis kebijakan yang diteliti diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi/usulan atas kebijakan pertanahan yang diterapkan seperti salah satunya dapat dicontohkan berikut ini:

Tabel .8. Contoh Desain Penelitian Puslitbang BPN

Judul penelitian

: Pola Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Pada Masyarakat Adat/Ulayat

Permasalahan : Bagaimana pola P4T terhadap tanah adat/ulayat yang ada?; Bagaimana kontribusi P4T pada tanah adat/ulayat terhadap kesejahteraan masyarakat?; Bagaimana konsep pola P4T yang efektif dan ideal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat?; Alternatif kebijakan apakah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah terhadap pola P4T terhadap tanah adat/ulayat untuk mensejahterakan rakyat?

Kegunaan Hasil Penelitian

: Memberikan sumbangan pemikiran dan upaya mengembangkan ilmu pengetahuan hukum khususnya berkaitan dengan pola penguasaan, penggunaan, pemilikan dan pemanfaatan tanah adat/ulayat; Dapat dimanfaatkan sebagai pedoman oleh instansi BPN khususnya dalam memberikan masukan terhadap kebijakan yang akan diambil oleh BPN dalam pola penguasaan, penggunaan, pemilikan dan pemanfaatan tanah adat/ulayat

Hasil Penelitian

: Pola P4T yang ada masih belum mampu memberikan manfaat baik secara ekonomi maupun sosial budaya kepada masyarakat adat; kontriibusi P4T belum secara signifikan dapat mensejahterakan masyarakat adat/lokal di kawasan yang diteliti; agar terdapat kesamaan antara konsep P4T dengan implementasinya yang efektif dan ideal dengan melakukan penyamaan konsep tentang P4T dalam sebuah peraturan perundang-undangan dengan menyesuaikan kondisi di masing-masing daerah yang diatur dalam UU dan PP; alternatif kebijakan yang dapat dilakukan dengan mengefektifkan dalam sebuah Perda di masing-masing daerah yang diinisiasi oleh Kanwil BPN ataupun Kantor BPN

Page 67: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

56 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Judul penelitian

: Pola Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Pada Masyarakat Adat/Ulayat

Rekomendasi : Perlu segera diatura dalam sebuah peraturan khusus tentang P4T, apakah dalam bentuk PP ataukah Perda di masing-masing daerah; Mencanangkan program pertanahan nasional dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah berkaitan dengan P4T secara menyeluruh

Sumber: Diolah peneliti

Selain evaluasi kebijakan dengan output/keluaran berupa rekomendasi, cirikhas penelitian yang dilaksanakan Puslitbang BPN adalah sebaran lokasi atau pilihan site penelitian yang sangat luas. Provinsi atau kabupaten/kota menjadi basis kewilayahan dengan metode penelitian utama adalah survei. Berikut beberapa pertimbangan atas pilihan-pilihan lokasi yang diambil dalam penelitian.

Tabel. 9. Sebaran Lokasi Penelitian di Puslitbang BPN

No Judul Lokasi Penelitian Alasan Pemilihan Lokasi

1 Pola Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, Pemanfaatan Tanah pada Masyarakat Adat/Ulayat

6 Provinsi (Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua

Daerah yang masih eksis dalam kaitannya dengan masalah tanah adat/ulayat

2 Kebijakan Pendaftaran Hak Atas Ruang Perairan

5 provinsi, 11 Kota/Kabupaten: Riau (Kepri/Kab. Bintan, Kota Batam, Tanjung Pinang); Kaltim (Kota Bontang, Kab. Kutai Kertanegara); Sulsel (Makasar, Kota Parepare); Sultra (Kendari, Konawe); Papua (Jayapura, Merauke)

Pilihan acak secara random purposive sampling

Page 68: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

57Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

3 Potensi Tanah yang Diindikasikan Terlantar untuk Didayagunakan sebagai Objek Reforma Agraria

4 provinsi (Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan)

Inventarisasi dan identifikasi tanah terlantar

4 Studi Pengembangan Lembaga Pertanahan: Efektifitas Badan Pertanahan Nasional RI

6 provinsi (Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua)

Keragaman populasi Indonesia bagian timur, tengah dan barat

5 Penguasaan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Ruang Atas dan Bawah Permukaan Air

Kepulauan Seribu Kawasan telah berkembang pemanfaatan ruang di atas air dan di bawah air

Sumber: Diolah peneliti

Cakupan wilayah/lokasi yang luas memperlihatkan bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan lebih dominan merupakan kajian-kajian makro yang berbasis pendekatan kuantitatif sebagai metode penelitian utama. Kuesioner merupakan instrumen penting yang digunakan di hampir semua penelitian dengan analisis statistik yang kental. Data-data yang dihasilkan merupakan hasil perhitungan/kuantifikasi presentase dari sampel/populasi yang diambil.

Selain Puslitbang BPN, jenis penelitian yang diarahkan untuk memberikan rekomendasi kebijakan juga dapat dilihat dalam penelitian di Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. PPPM STPN merupakan pusat penelitian dan pengembangan IPTEK serta pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang terkemuka di bidang pertanahan untuk mendorong terwujudnya tanah bagi keadilan dan kesejahteraan rakyat. Kegiatan utama di PPPM adalah melaksanakan pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan

Page 69: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

58 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

penelitian serta pengabdian kepada masyarakat pada bidang Policy and Political Science dengan konsentrasi pada Land and Agrarian Studies.

PPPM STPN memiliki dua jenis penelitian yakni penelitian strategis dan penelitian sistematis. Penelitian yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari penelitian kebijakan adalah penelitian sistematis. Penelitian sistematis merupakan jenis penelitian yang dimandatkan untuk merespon isu-isu strategis pertanahan keagrariaan yang dihadapi oleh BPN RI dan isu-isu relevan lainnya secara lebih luas.

Gambar. 17. Skema Penelitian di PPPM STPN

Sumber: Profil PPPM, 2013

Penelitian sistematis merupakan jenis penelitian multidispliner yang dilakukan bekerjasama dengan pihak lain. Dari segi metode penelitian, dilakukan dengan menempuh asas triangulation (serba segitiga) yakni komposisi tim yang berasal dari (tiga) latar belakang disiplin ilmu berbeda; teknik pengumpulan data yang meliputi: data sekunder, wawancara dan observasi serta satuan observasi. Tiga kaki satuan observasi dan latarbelakang peneliti dalam penelitian sistematis diterjemahkan dalam bentuk kolaborasi kritis (critical collaboration)

Page 70: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

59Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

yang melibatkan akademisi, kebijakan, dan gerakan sosial dengan masing-masing perannya.

Proses penelitian yang digunakan dalam penelitian sistematis STPN mengikuti tahapan: pra lapangan, lapangan, analisis dan penulisan serta desiminasi/kampanye/advokasi dengan detail kegiatan sebagai berikut:

Tabel 10. Tahapan Penelitian di PPPM STPN

Pra Lapangan Lapangan Penulisan Desiminasi

Pembentukan Tim Integrasi sosial Seleksi data Libbra

Studi literatur Cooperative Inquiri Kategorisasi dan klasifikasi data

Diversifikasi hasil penelitian

Penyusunan Kerangka Konseptual

Pelacakan data sekunder

Pengeolahan data Publikasi Ilmiah

Penyusunan Rumusan Masalah

Triangulasi Intepretasi dan analisa data

Strategi intervensi

Penyusunan Instrumen penelitian

Diskusi dan Evaluasi Harian Tim

Diskusi tim untuk analisa data

Penentuan Outlet

Pembahasan oleh Peer group review

Penulisan catatan lapangan

Diskusi temuan awal (peer group discussion)

Pengelolaan data dan informasi

Finalisasi desain penelitian

Pendokumentasian audio-visual

Reframing dan penulisan draft

Pengkondisian lokasi (komunikasi dengan kontak person

Diskusi konfirmasi data

Diskusi draft

Perbaikan draf 1

Diskusi draft 2 (peer group discussion)

Finalisasi Laporan

Komposisi tim dan konsolidasi

Trust, kekompakan tim

Tabulasi data Materi presentasi

Pembagian kerja tim List informan dan responden

Tabulasi data Catatan proses dan hasil Libbra

Bibliografi beranotasi Catatan proses dan hasil FGD

Tabulasi data RTL intervensi

State of the art Catatan isu-isu krusial Rumusan temuan awal

Ringkasan hasil penelitian

OUTPUT

Page 71: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

60 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Deskripsi data sekunder

Catatan proses dan hasil FGD penggalian data

Rumusan temuan awal

Esai foto

Kerangka konseptual Kumpulan data sekunder

Catatan proses dan hasil diskusi

Esai catatan lapangan terpilih

Rumusan masalah Data yang terverifikasi Draft 1 Artikel koran

Instrumen penggalian data

Catatan strategi lapangan

Catatan proses dan hasil diskusi

Produk lain sesuai strategi (policy paper, media kampanye, buku, performance art, teater, puisi, novel, komik

Notulen diskusi Catatan harian Draft 2 Policy paper

Proposal final Data rekaman, foto, dll

Catatan proses dan hasil diskusi

Penerbitan (jurnal, kapita selekta, media online)

Daftar kontak person Catatan proses Laporan final Kampanye dan advokasi

Sumber: An Luthfi, 2012

Dalam setiap tahapan tersebut, terdapat output-output yang sekaligus menjadi instrumen kontrol untuk melihat apakah tahapan sudah sesuai atau belum. Beberapa judul penelitian sistematis yang dilaksanakan di STPN dapat dicermati dalam tabel berikut ini:

Tabel 11. Judul penelitian di PPPM STPN

No Tahun Judul Metode Pendekatan Pengumpulan Data

Analisis

1 2009 Dinamika Tata Kuasa, Tata Kelola dan Tata Produksi di DAS Citanduy: Inisiatif Rakyat dalam Pembangunan Sumber-Sumber Penghidupan Berkelanjutan

Kualitatif dan kuantitatif

Survey usaha tani, wa,wancara mendalam, diskusi dan wawancara kelompok, penelusuran data-data sekunder, diskusi dalam Forum Libbra

Menggunakan perspektif penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)

Page 72: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

61Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

2 2010 Integrasi Kebijakan RA dengan Rencana Pengembangan Wilayah dan Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya

Etnografi Multidisiplin Observasi, wawancara mendalam, analisis dokumen

Analisa aktor dan Konsep Borras mengenai tiga prinsip pengarah Reforma Agraria yang Pro Poor

3 2011 Dinamika Sosial Ekonomi Berbasis Agraria dan Upaya Rekonstruksi Desa Ngandagan

Kualitatif Fenomenologi

Fenomenologi Wawancara, FGD, studi dokumen

Analisis data kualitatif (telaah awal seluruh data, reduksi dan abstraksi data, penyusunan abstraksi dalam satuan terkecil, pengelompokan dalam kategori, penyusunan pernyataan proporsional

4 2012 Kebijakan Pertanahan pada Tanah-Tanah Pasca Tambang Timah di Provinsi Bangka Belitung

Kualitatif Penelitian eksplanasi (explanatory research)

Observasi langsung, dokumentasi, wawancara mendalam

Analisis korelasi dan hubungan kausalitas antarvariabel , analisis kebijakan publik

5 2012 Kebijakan Penyelesaiaan Konflik Agraria Kontemporer

Konstruksi sejarah kebijakan

Konstruksi sejarah, penelusuran dokumen, wawancara, studi kasus

Sebagai bagian dari penelitian yang memberikan input terhadap kebijakan BPN RI, salah satunya dapat dilihat dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 dimana PPPM STPN berupaya untuk membangun suatu proses perencanaan kebijakan pertanahan yang memperluas fokus dari bidang tanah menjadi kebijakan pertanahan yang berperspektif wilayah. Kegiatan penelitian ini digunakan untuk melengkapi data dan informasi di beberapa kabupaten di Pulau Jawa bagian Selatan (JBS). Tema yang diambil pada tahun 2009, misalnya ‘Memahami dan Menemukan Jalan keluar dari Problem Agraria dan Krisis Sosial Ekologi”. Penelitian ini memberikan tantangan yang

Page 73: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

62 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

cukup besar untuk memadukan beragam kompetensi keilmuan dalam rangka memahami kompleksitas pemecahan masalah agraria yang berjalin erat dengan persoalan kemiskinan, ketenagakerjaan, dan kerusakan ekologis. Lokasi riset dipilih di daerah konflik agraria yaitu Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cilacap, Kulonprogo dan Kendal di Jawa Utara sebagai pembandingnya, Tema, karakteristik lokasi, dan kelengkapan kompetensi menjadikan riset sistematis sebagai sebuah riset kolaboratif yang memadukan kompetensi dari disiplin yang berbeda (hukum, spasial, ekonomi). Gerakan kolaborasi dan kemitraan penelitian dalam kegiatan penelitian dan kajian agraria yang menggabungkan akademisi dari gugus kebijakan, perguruan tinggi dan civil society. Hasil penelitian memang diupayakan bisa menjadi semacam second opinion atau pandangan di luar mainstream bagi para pengambil kebijakan di lingkungan keluarga besar BPN RI yang berfungsi melengkapi horizon dan ragam dimensi sebagai bahan pengambilan keputusan.34

Satu ciri khas yang juga dikembangkan dalam desain penelitian di PPPM STPN adalah digunakannya forum Lingkar Belajar Bersama Reforma Agraria (LiBBRA) untuk menjadi salah satu media pematangan desain riset sekaligus pembekalan materi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian ke lapangan. LiBBRA dalam skema penelitian sistematis berperan dalam menginspirasi tema-tema untuk pelaksanaan riset dan sebaliknya temuan dalam riset pun bisa menginspirasi pelaksaan LiBBRA. Dalam LiBBRA dilakakukan pengkayaan wacana melalui literatur-literatur yang baru, perluasan pengalaman melalui riset-riset primer serta pembaruan pengetahuan melalui diskusi intens dengan menghadirkan pakar dari berbagai bidang terkait.

Sementara itu untuk sebaran lokasi, berbeda dengan penelitian-penelitian yang dikembangkan Puslitbang BPN yang berbasis studi perbandingan, penelitian-penelitian sistematis di PPPM STPN cenderung lebih banyak dilakukan dengan basis keberagaman

34Kumpulan Laporan Riset Sistematis PPPM STPN Tahun 2009.

Page 74: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

63Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

tema dan keberagaman lokasi. Studi perbandingan pernah dilakukan pada tahun 2009 saat penelitian diarahkan untuk melihat persoalan kebijakan pertanahan di wilayah Jawa bagian selatan. Penelitian di PPPM STPN juga tidak selalu berbasis penelitian lapangan (fieldwork) tetapi juga desk study (kajian literatur).

Gambar. 18. Sebaran Lokasi Penelitian Sistematis PPPM STPN

Sumber: Profil PPPM, 2013

Penelitian lain yang juga diarahkan untuk memberikan rekomendasi kebijakan juga dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI. Jika Puslitbang BPN dan PPPM STPN dapat dikategorikan sebagai institusi internal, maka LIPI bisa dikategorikan sebagai institusi eksternal atau dalam hal ini lembaga pemerintah yang secara khusus melaksanakan penelitian namun berada di luar Badan Pertanahan Nasional RI. Salah satu penelitian agraria yang dilakukan lembaga ini dapat dicermati

Page 75: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

64 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

dalam ‘Kegiatan Penelitian Kompetitif” Sub-Kegiatan Bidang VII “Critical and Strategic Social Issues (CSSI)”. 35

Isu pertanahan atau agraria diangkat dalam penelitian karena dianggap isu yang tidak pernah padam, selalu faktual dan relevan terutama di saat semakin meningkatnya luasan maupun jumlah konflik atas tanah atau konflik agraria di berbagai wilayah Indonesia. dalam penelitian tersebut, tim peneliti melakukan penelitian di tiga lokasi yaitu: Lampung, Blitar dan Surakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosio-legal studies khususnya antropologi kebijakan yaitu dengan merekonstruksi latar belakang ideologi, asumsi di belakang sebuah kebijakan, wacana yang digunakan, perencanaan hingga ke pelaksanaan- bagaimana hukum dan kebijakan tidak semata dilihat sebagai sebuah ‘teks kultural’, tetapi teks yang bersifat otoritatif (memberikan kekuasaan pada institusi tertentu). 36 Secara ringkas desain penelitian dapat dicermati berikut ini:

Tabel. 12. Contoh Desain Penelitian di LIPI

Judul penelitian

: Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan: Analisis Hukum dan Kelembagaan

Permasalahan : Ada persoalan hukum, kebijakan dan kelembagaan yang bersifat kronis dan sistemik dalam pengelolaan SDA yang perlu dibenahi sebelum mengimplementasikan program berbasis agraria baik untuk tujuan keadilan ataupun tujuan lain (administrasi pertanahan). Evaluasi perlu dilakukan untuk melihat kesenjangan antara landasan hukum dan kebijakan, bagaimana menempatkan kebijakan maupun program yang berjalan dalam kerangka kebijakan agraria nasional.

35Sebagaimana dikutip dalam Lilis Mulyani, dkk (2013), kegiatan kompetitif LIPI dirancang sebagai sebuah kegiatan yang bertujuan mensinergikan bidang ilmu dan kemampuan dari civitas peneliti LIPI yang bersifat lintas ilmu dan lintas satuan kerja untuk menjawab permasalahan bangsa yang kian kompleks. Penelitian dilaksanakan selama 3 tahun dengan dua tahun penelitian di lapangan dan satu tahun perumusan rekomendasi.

36Ibid, hal 6.

Page 76: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

65Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Kegunaan Hasil Penelitian

: Melakukan analisis kebijakan dan program pembaruan agraria/reforma agraria dengan menempatkannya dalam kerangka kebijakan agraria nasional; menganalisis kelembagaan pengelolaan sumberdaya agraria yang dapat mendukung/menghambat pelaksanaan pembaruan agraria; menganalisis tantangan (hambatan) dan respon program reforma agraria; mengevaluasi pelaksanaan program pembaruan agraria

Hasil Penelitian

: Evaluasi dari sisi pemerima manfaat: aspek kerentanan mempengaruhi cara orang miskin mengelola aset dan penghidupannya (usia lanjut, janda dsb); aset bagi orang miskin di pedesaan dan perkotaan lebih berfungsi sebagai jaminan keamanan (asuransi) untuk keadaan mendesak; bentuk-bentuk pemberdayaan bagi penerima manfaat di wilayah perkotaan menjadi tantangan karena mata pencaharian dan potensi tiap pribadi yang beragam. Evaluasi dari sisi hukum dan kelembagaab: institusi pelaksana (BPN) secara internal belum siap melaksanakan fungsi sosial tanah; pada prakteknya program hanya mencakup proses redistribusi secara terbatas di beberapa lokasi tapi yang dominan terjadi adalah legalisasi aset. Best practices dan least practices di tiga lokasi (Lampung, Blitar dan Surakarta).

Rekomendasi : Pemerintah perlu membuat Dokumen Perencanaan Kebijakan Agraria Nasional. Dokumen tersebut harus mencakup prinsip keseimbangan aspek ekonomi, sosial budaya, dan keberlanjutan lingkungan. Proses pengelolaan juga harus diarahkan bersifat integratif sehingga dapat mendobrak ego sektoral yang terjadi selama ini. Yang terpenting akses sumber daya agraria harus tidak diskriminatif pada masyarakat kecil. Dengan memperhatikan keseluruhan aspek tersebut diharapkan pengelolaan agraria dapat memenuhi UUD 45 yang mewujudkan pemerataan kemakmuran dan keadilan

Dalam penelitian tersebut, ruang lingkup diarahkan untuk memahami desain kebijakan Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) atau Reforma Agraria (RA) hingga implementasi di lapangan sebagai salah satu jalan untuk menganalisis secara lebih makro kebijakan pembaruan agraria yang telah dilaksanakan. Terdapat tiga rekomendasi yang dihasilkan melalui penelitian tersebut yaitu: rekomendasi untuk program berbasis pertanahan (agraria) di wilayah perkotaan; rekomendasi untuk program berbasis pertanahan (agraria)

Page 77: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

66 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

di wilayah perdesaan; serta rekomendasi untuk perencanaan kebijakan agraria tingkat nasional. Substansi penelitian secara khusus diupayakan untuk memberikan manfaat bagi kepentingan perencanaan kebijakan di tingkat pusat maupun kepentingan pembangunan daerah terutama dalam merancang dan merencanakan program berbasis penataan pertanahan dan agraria di wilayahnya masing-masing. 37

C. ‘Agraria’ Dalam Ranah Penelitian Partisipatoris/Pemberdayaan

Penelitian yang bersifat partisipatoris adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki situasi sosial yang ada, untuk meluruskan ketimpangan yang ada dan bukan hanya untuk menerangkan kenyataan yang ada. Riset partisipatoris merupakan sebuah pendekatan yang kontrolnya dilakukan bersama-sama baik oleh peneliti maupun para pelaku dalam situasi sosial tertentu. Riset partisipatoris juga bukan riset yang secara potensial berupaya untuk menggeneralisir suatu hasil riset, melainkan lebih menekankan pada proses riset itu sendiri.38

37Ibid, hal 39.38Lebih lanjut lihat Fernandes dan Tandon (2003)

Page 78: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

67Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Gambar. 19. Langkah-Langkah Pendekatan Partisipatoris yang Ideal

Tuntutan para pelaku dalam situasi masalah

Persetujuan antara penelitian & para pelaku dalam situasi

Kelompok kecil bertanggungjawab atas lingkaran riset

Desain riset bersama

Perkembangan dari rencana-rencana yang berubah

Koleksi data gabungan

Analisis data bersama

Berbagi peran dengan para pelaku dalam situasi masalah

Pelaksanaan rencana perubahan

Konsolidasi dari belajar

Sumber: Fernandes dan Tandon, 1993:14

Dalam konteks penelitian partisipatoris, diupayakan agar masyarakat dapat ikut serta mengikuti proses belajar (social learning processes) untuk mengidentifikasi persoalan yang sedang diteliti. Dalam hal ini pula diharapkan dari proses pemahaman bersama dapat dibangun kesadaran bersama terhadap masalah yang dihadapi dan keinginan untuk mengatasinya. Suhendar (2001) menyebutkan bahwa pengumpulan data secara partisipatif bisa efektif dilakukan pada pengumpulan data di level mikro. Beberapa teknik penggalian data yang bisa dilakukan dapat dicermati secara detail seperti berikut ini:

Page 79: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

68 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Tabel. 13. Pengumpulan Data Kondisi Agraria secara Partisipastif

Data Metode Tujuan Tahapan

Pola Penggunaan tanah (Tata Guna Tanah dan Sumber daya)

Resources mapping (pemetaan sumber daya)

Memperoleh informasi tentang sumber daya yang sangat penting bagi masyarakat, distribusinya, akses dan penggunaannya

1. identifikasi partisipan (key informant) dengan berbagai karakteristiknya;

2. deskripsikan tujuan dan lingkup pemetaan;

3. identifikasi sumber daya yang akan dipetakan;

4. gambarkan keberadaan sumber daya dalam peta dan beri keterangan rinci;

5. konsultasikan hasil pemetaan kepada masyarakat luas untuk ditanggapi dan diperbaiki.

Pola Pemilikan dan penguasaan tanah

Semi structured interview

Menggali berbagai pengalaman informan berkaitan dengan pemilikan dan penguasaan tanah

1. menyusun daftar pertanyaan bersama informan kunci;

2. konsultasikan daftar pertanyaan kepada masyarakat untuk memperoleh tanggapan;

3. lakukan pengumpulan data secara bersama;

4. bahas informasi yang dikumpulkan dengan masyarakat dan cek informasi dengan fakta di lapangan.

Penggunaan sumber daya agraria secara bersama (komunal)

Focus Grup Discussion dan Stake holder analysis

Memperoleh gambaran tentang pola-pola penggunaan dan penguasaan sumberdaya secara bersama dan institusi yang mengaturnya, serta konflik-konflik yang muncul dari penggunaan tanah

-FGD-

1. Diskusikan dengan masyarakat tentang pola penggunaan tanah dan SDA lainnya secara bersama;

2. tentukan peserta diskusi berdasarkan kriteria tertentu;

3. lakukan persiapan dan selenggarakan diskusi.

-Stakeholder Analysis-

1. identifikasi sumber daya yang digunakan bersama;

2. identifikasi pihak-pihak berkepentingan, terlibat dan terpengaruh oleh penggunaan sumber daya bersama;

3. susun matriks stakeholder analysis yang terpengaruh langsung dan tidak langsung, positif dan negatif;

4. gambarkan hubungan-hubungan di antara stakeholders.

Page 80: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

69Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Data Metode Tujuan Tahapan

Tingkat kecukupan penguasaan tanah (sumber daya agraria)

Semi structured interview dan family food analysis

-Mengetahuai luas tanah minimal yang diperlukan oleh sebuah rumah tangga dalam upaya memnuhi kebutuhan pangan atau kebutuhan rumah tangga lainnya

-memperoleh informasi tentang keragaman pangan, sumber pemenuhan pangan, alokasi pengeluaran untuk pangan, food security dan kebutuhan non pangan lainnya

1. klasifikasikan masyarakat dalam status sosial ekonomi dari yang terkaya hingga termiskin;

2. identifikasi kebiasaan, kebutuhan pangan, dan informasi lainnya untuk setiap kelompok;

3. analisis kaitan antara kecukupan pangan dan kecukupan sumber daya

Pola pendapatan keluarga

Semi structured interview

Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan dominan yang dilakukan di lokasi penelitian khususnya berkaitan dengan keagrariaan, siapa yang mengerjakan dan saat kapan

Distribusi pemilikan dan penguasaan tanah (termasuk proses, penyebab, ketimpangan dan masalah)

Community-based survey atau sensus yang dilengkapi semi structured interview

Melihat tingkat ketimpangan struktur pemilikan atau penguasaan tanah di Indonesia atau secara khusus di Jawa menunjukkan ketimpangan yang cukup tajam.

1. identifikasi data yang ingin diperoleh (distribusi pemilikan, penguasaan atau keduanya) dan menyusun daftar pertanyaan bersama beberapa anggota masyarakat;

2. konsultasikan daftar pertanyaan yang telah disusun kepada masyarakat yang lebih luas;

3. membangun tim dan melakukan survei oleh tim yang terdiri dari anggota masyarakat;

4. pengolahan data dengan masyarakat;

5. analisis data distribusi dan ketimpangan antar-kelompok sosial ekonomi tersebut

Page 81: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

70 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Data Metode Tujuan Tahapan

Pola pembagian kerja

semi structured interview

Menjelaskan siapa yang melakukan tahapan pekerjaan tertentu menurut jenis kelamin, umur, suku, agama dan lain-lain dalam rumah tangga petani maupun komunitas, berakitan dengan penguasaan dan tanggungjawab terhadap sumberdaya, proses produksi, penguasaan hasil produksi dan penilaian kerja

Organisasi dan hubungan produksi (termasuk pemasaran hasil produksi)

semi structured interview

Menjelaskan proses atau tahapan produksi agraris mulai dari input hingga output produksi dan bagaimana itu dilakukan

Identifikasi masalah agraria yang muncul

Problem ranking/analisis atau problem tree

Membantu memperoleh gambaran tentang masalah-masalah agraria yang penting menurut versi masyarakat

-Problem ranking-

1. Identifikasi stakeholders dan lakukan pertemuan;

2. Identifikasi persoalan secara bersama;

3. Tentukan kriteria perankingan;

4. Tentukan urutan problem dengan cara memberikan skor tinggi untuk masakah yang krusial dan seterusnya;

5. Analisis hasil pe-rankingan dan cek lagi apakah perankingan sudah sesuai dengan masalah sebenarnya di lokasi

6. Susun prioritas masalah dan agenda pemecahan masalah

-Problem tree-

1. identifikasi stakeholders dan selenggarakan pertemuan;

2. partisipan menentukan masalah yang mereka hadapi bersama;

3. menentukan akar masalah dan mengidentifiaksi dampak yang muncul;

4. minta partisipan untuk mengecek kembali pohon permasalahan

Page 82: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

71Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Data Metode Tujuan Tahapan

Identifikasi bentuk-bentuk penyelesaian bersama (Agrarian Reform Beneficiaries)

Focus group discussion

Sumber: Endang Suhendar, 200139

Dalam konteks penelitian partisipatif, perlu disadari sepenuhnya bahwa pendekatan ini memerlukan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar. Oleh karena itulah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: a) tim peneliti perlu memahami berbagai kekuatan dan kelemahan dari berbagai metode partisipatif; b) lebih sensitif terhadap dinamika dan hubungan yang terjadi diantara stakeholders; c) melibatkan institusi lokal dalam proses disain, implementasi dan evaluasi program penelitian; d) partisipasi mensyaratkan fleksibilitas, kreativitas dan responsif terhadap kepentingan stakeholders dan oleh karenanya, tim peneliti harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan di lapangan. 40

Salah satu contoh riset yang menggunakan pendekatan partisipatif adalah riset mengenai “Penyelesaian Konflik Agraria dan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Rencana Pelaksanaan Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) di Desa Trisobo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah”. Penelitian ini merupakan penelitian kerjasama yang dilakukan bersama antara Sajogyo Institute dan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Penelitian ini pada dasarnya tidak murni partipatoris melainkan berupaya untuk mengimplementasikan irisan dari tipe penelitian akademis, kebijakan/evaluasi dan partisipatoris dengan detail sebagai berikut:

39Lebih Lanjut Endang Suhendar. “Pengumpulan Data Kondisi Agraria Secara Partisipatif: Peluang dan Keterbatasannya”. Dalam Jurnal Analisis Sosial Vol. 6 No 2. Juli 2011, hal 135-146.

40Ibid, hal 145.

Page 83: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

72 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Tabel. 11. Contoh Desain Penelitian Partisipatoris

Judul penelitian

: Penyelesaian Konflik Agraria dan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Rencana Pelaksanaan Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) di Desa Trisobo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah

Permasalahan : Apa permasalahan agraria yang menjadi akar konflik agraria di Desa Trisobo?, Bagaimanakah anatomi konflik agaria tersebut? Siapa sajakah pihak-pihak yang terlibat? Bagaimanakah proses konflik agraria terjadi serta bagaimanakah peta kepentingan dari masing-masing pihak? Bagaimanakah kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak Kanwil BPN Provinsi Jawa Tengah dalam mengupayakan penyelesaian konflik agraria tersebut? Bagaimanakah kebijakan itu disusun dan dijalankan dan bagaimana pula respon dari pihak-pihak terkait terhadapnya? Sejauh mana pula kebijakan itu dapat menjawab permasalah agraria yang menjadi akar konflik

Tujuan Penelitian

: Memahami konstruksi permasalahan agraria dari kalangan yang berbeda-beda di Desa Trisobo dan cara penyelesaiannya menurut pandangan mereka masing-masing? Memahami dinamika konflik agraria yang terjadi di Desa Trisobo sebagai proses pertarungan kepentingan berbagai pihak? Memahami kebijakan dan program pemerintah dan pihak-pihak di luar desa dalam merespon dan mengupayakan penyelesaian permasalahan agraria yang terjadi di Desa Trisobo, menemukan dan memberikan rekomendasi mengenaigap yang terdapat dalam kebijakan dan program yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait dalam menjawab permasalahan agraria yang ada maupun dalam memenuhi tuntutan aspirasi semua pihak yang berkonflik.

Hasil Penelitian

: Prakondisi reklaim lahan HGU PT.KAL oleh masyarakat Trisobo terjadi karena terbatasnya akses masyarakat pada sumber-sumber penghidupan setempat. Anatomi konflik Trisobo mencakup soal status areal HGU PT.KAL sebagai objek konflik, pihak-pihak yang terlibat konflik dan respon kebijakan yang dikeluarkan BPN dalam mengupayakan penyelesaian konflik. BPN Kabupaten Kendal dan BPN Kanwil Jawa Tengah memfasilitasi pelepasan HGU lahan tersebut. Pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan Reforma Agraria melalui PPAN, mempertimbangkan asset dan acces reform. Konflik yang berkembang sebagai rantai kausalitas penghidupan masyarakat yang tidak berkelanjutan, belum mampu diredam. Yang timbul bukan solusi konflik, melainkan tekanan. Penyerahan tanah seluas 11,5 Ha bukan merupakan solusi konflik, melainkan sebagai klep pelepas tekanan sementara.

Page 84: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

73Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Dalam penelitian ini digunakan 3 pendekatan sekaligus yaitu pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif, dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan survey yang melibatkan kuesioner sebagai instrumen. Responden dari kuesioner adalah masyarakat desa Trisobo. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan pengamatan atau observasi berperanserta, wawancara mendalam (indepth interview) dan Focused Group Discussion (FGD). Observasi dilakukan dengan melibatkan diri dalam aktivitas sehari-hari masyarakat dan mengamati langsung kegiatan dan interaksi di antara mereka. Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan dengan menggunakan panduan pertanyaan yang kemudian direkam menjadi catatan harian. Sementara itu, pendekatan partisipatif digunakan dengan metode transek untuk menyusuri desa bersama warga masyarakat untuk menentukan sumber-sumber agraria yang terkait dengan penghidupan mereka. Transek (penelusuran) merupakan teknik penggalian informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut yang lain di wilayah tertentu. Selain transek juga diterapkan metode ‘Participatory Poverty Assesment (PPA) atau Analisis Kemiskinan Partisipatif dalam mendefinisikan kemiskinan menurut indikator dan konteks lokal Desa Trisobo.

Gambar. 20. Pendekatan Partisipatif Dalam Penelitian

Sumber: Sains, 2010

Page 85: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

74 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Penerjemahan ‘partisipatoris’ dalam penelitian ini dilakukan dengan pelibatan masyarakat atau ‘tineliti’ untuk bersama-sama dengan peneliti mengenali wilayah (transek) serta mengenali dan menemukan problem atas persoalan kemiskinan yang dialaminya (Participatory Poverty Assesment/PPA). Transek menjadi upaya untuk menggunakan ‘sudut pandang’ atau ‘mata’ tineliti untuk membaca wilayah. Sementara itu PPA merupakan sebuah komitmen atas pentingnya pelibatan cara pandang masyarakat miskin dalam analisis kemiskinan dan formulasi strategi penanggulangan kemiskinan. Melalui praktik PPA diharapkan suara masyarakat miskin menjadi lebih kuat untuk bisa memandu terjadinya perubahan kebijakan, terutama kebijakan yang mempengaruhi lingkungan hidup mereka. Melalui PPA inilah dapat diidentifikasi prioritas masalah komunitas miskin, strategi dalam melangsungkan kehidupan dan upaya untuk lepas dari kemiskinan.41

Selanjutnya dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan kerangka Scoones dengan analisa rencana pembangunan yang meliputi: proses-proses dan pelembagagaan dan struktur-struktur organisasional yang terdiri dari strategi-strategi penghidupan dan keluaran dari penghidupan yang berkelanjutan. Dalam hal ini digunakan pendekatan people centered yaitu berpusat pada rakyat atau masyarakat, mencakup berbagai pihak yang terkait. Keterkaitan antara rumusan pertanyaan, metode pengumpulan data dan urgensinya dalam proses analisa data, dapat dicermati berikut ini:

41Lebih lanjut lihat Awang Darumurti, 2011. Jurnal Studi Pemerintahan Volume 2, Nomor 1 februari 2011. Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, hlm 4.

Page 86: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

75Ragam Penggunaan Metode dalam Penelitian Agraria

Tabel. 16. Rumusan Pertanyaan, Metode Pengumpulan Data dan Urgensi Pengumpulan Data

Contoh lain dari penelitian partisipatoris juga dapat dilihat dari ‘Riset Aksi Agraria’ yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Huma.42 Riset Aksi Agraria bisa disebut sebagai salah satu contoh riset partisipatoris. Riset Aksi Agaria dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan memahami situasi konflik agraria yang beragam, lebih mendalam, melibatkan suara orang-orang yang terkena pengaruh atau menjadi korban, dan melakukan tindakan perubahan secara

42Lebih lanjut lihat Andik Hariyanto. “Riset Aksi Agraria”. http://www.slideshare.net/ andikhardiyanto/riset-aksi-agraria-perkumpulan-huma Diakses 18 Februari 2015.

Page 87: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

76 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

bersama atas situasi ketidakadilan agraria tersebut. Riset Aksi Agraria dikembangkan lebih jauh sebagai metode bagi kerja Pendamping Hukum Rakyat dan advokasi kebijakan pembauran hukum sumber daya alam berbasis komunitas. Pendekatan partisipatoris dimunculkan sebagai nilai dan prinsip dalam penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti dan pelaku serta masyarakat yang berada di lokasi penelitian, terlibat dalam pengambilan keputusan-perubahan agenda penelitian, pemanfaatan hasil penelitian untuk kepentingan kolektif. Prinsip partisipatori berlaku baik bagi peneliti maupun pelaku/masyarakat di lokasi penelitian. Partisipatori itu bersifat interaktif, melibatkan kepentingan dari semua pihak. Situasi obyektif atas fakta konflik dan ketidakadilan agraria dipahami bersama melalui dialog dan berbagai instrumen dan tahapan penelitian yang dijalankan, lekat dengan nilai dan budaya setempat, mengubah kesadaran individu menjadi kesadaran kolektif melalui pendidikan kritis. Pendidikan kritis menjadi alat bantu Riset Aksi Agraria untuk membangun karakter nilai dan prinsip RAA yang partisipatori dan memberdayakan. RAA tidak berakhir pada laporan dan publikasi buku, tetapi terus bekerja sebagai siklus aksi refleksi bagi perubahan situasi yang lebih baik dan adil. Peneliti serupa ini diarahkan sebagai alat perjuangan Pendamping Hukum Rakyat (PHR) dan menghasilkan metode bagi kerja advokasi kebijakan pembaruan sumber daya alam berbasis komunitas.

Page 88: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

77

BAB V

Kesimpulan

Hasil penelusuran yang telah dilakukan menunjukan bahwa penelitian agraria yang ada menggunakan metode yang beragam. Pilihan-pilihan untuk menggunakan metode sifatnya sangat fleksibel tergantung pada permasalahan atau tujuan penelitian yang diambil. Dalam hal ini metode pun diterjemahkan secara berbeda-beda. Ada penelitian yang cenderung lebih menekankan pada istilah ‘pendekatan’ dibandingkan ‘metode’. Disini dapat dikatakan bahwa metode sifatnya tidak ketat. Metode dapat diubah dan disesuaikan dalam proses berjalannya penelitian ketika dia tidak mampu menjawab permasalahan penelitian yang diambil. Dia akan dipanggil oleh peneliti sebagai bagian dari ‘alat bantu’ atau yang diistilahkan sebagai ‘pemecah masalah’. Dalam konteks penggunaan metode dalam penelitian agraria, ternyata memang tidak dijumpai satu metode penelitian yang khas atau spesifik.

Penelitian agraria yang ditelusuri dapat dibedakan dalam 3 kategori yaitu penelitian akademik, penelitian kebijakan dan penelitian partisipatoris. Ketiga kategori ini juga pada dasarnya tidak ketat dibatasi antara ranah yang satu dan ranah yang lain. Penelitian agraria yang lengkap, mengkombinasikan ketiga jenis penelitian ini. Karakteristik penelitian serupa ini dapat dibaca melalui output penelitian. Penelitian akademik adalah penelitian yang diprioritaskan untuk memberikan perhatian pada prosedur baku penelitian. Sementara itu penelitian-penelitian kebijakan, akan memprioritaskan

Page 89: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

78 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

output-nya pada ‘rekomendasi’ atau policy brief. Untuk kategori terakhir atau jenis penelitian partisipatoris, output ideal diarahkan untuk pemberdayaan atau penguatan/penajaman proses advokasi.

Dalam tiga ranah ini, terlihat bahwa sebenarnya dijumpai irisan dalam masing-masing ranah. Hal ini dapat dilihat dalam penelitian agraria yang dikembangkan di perguruan tinggi, pada kenyataannya juga tidak selalu hanya murni mengembangkan penelitian akademik konvensional, namun juga sudah diarahkan untuk menjadi penelitian evaluatif dan pada akhirnya diharapkan dapat memberikan saran untuk kebijakan. Penelitian-penelitian akademik konvensional yang juga seringkali dikatakan lebih ketat dalam memformulasikan standar baku penelitian, ternyata juga dijumpai dalam penelitian partisipatoris dan penelitian kebijakan. Pemilihan metode dan penerapannya secara baik, tetap menjadi bagian krusial dalam setiap desain penelitian baik dalam ranah penelitian kebijakan maupun penelitian partisipatoris.

Perlu disadari sepenuhnya bahwa masing-masing tipologi penelitian yang dijumpai memiliki kelemahan dan kekuatannya masing-masing. Kekuatan penelitian akademik berada pada pemenuhan standar penelitian yang biasanya cukup lengkap, namun demikian perlu disadari sejak awal bahwa kebutuhan penelitian tidak semata pengembangan keilmuan, namun dituntut untuk bisa memberikan sumbangan pada problem agraria yang semakin kompleks. Dalam hal inilah penelitian akademik juga sedapat mungkin diarahkan untuk memberikan kontribusi yang eksplisit.

Berkaitan dengan penelitian agraria dalam ranah kebijakan, kelemahan terlihat nyata dari cakupan penelitian yang sangat luas terutama dari lokasi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa cakupan yang luas seringkali tidak berhasil menggali problem kebijakan itu sendiri secara mendasar. Dalam hal inilah, penelitian yang bersifat bertahap atau multitahun akan menjadi pilihan yang lebih ideal. Hal ini penting untuk bisa melihat problem penelitian dan dinamika yang terjadi secara lebih komprehensif. Semangat penelitian partisipatoris sebenarnya menjadi model penelitian yang sangat ideal apabila

Page 90: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

79Kesimpulan

diterapkan dalam penelitian kebijakan. Sinergi antara kedua penelitian ini, akan menghadirkan pemahaman dan pendalaman persoalan dengan lebih baik. Meskipun demikian format penelitian multitahun memang diakui membutuhkan waktu yang lama dan penyediaan dana pendukung yang tidak sedikit.

Berkaitan dengan metode studi agraria lintas disiplin, kebutuhan untuk menggunakan disiplin ilmu yang berbeda dalam satu penelitian sangat penting dilakukan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan untuk bisa memperoleh perspektif yang lebih luas dalam mengkaji suatu isu agraria. Penelitian kolaboratif serupa, mutlak dilakukan agar output penelitian yang dihasilkan bisa lebih luas pembacaannya dan agar output yang dihasilkan bisa benar-benar menjawab persoalan agraria yang dimunculkan. Meskipun demikian harus dipahami bahwa lintas disiplin dalam hal ini harus dilakukan secara konsisten dalam artian bukan sekedar melibatkan berbagai disiplin ilmu, tetapi juga menggunakan keragaman disiplin ilmu tersebut untuk benar-benar mengkaji persoalan dengan perspektif masing-masing secara konsisten dari mulai penyiapan disain penelitian, operasional pengumpulan data di lapangan, penulisan, analisis dan penyajian atau diseminasi hasil penelitian.

Page 91: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Page 92: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

81

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Sony dan Eliana Sidipurwanty. 1999. “Pedoman PenelitianPuslitbang BPN”. Dalam Jurnal Pertanahan, No. 15 Tahun 1999. Pusat Penelitian dan Pengembangan BPN RI..

Budiarto, Yohanes. 2007. “Filsafat Ilmu dan Sikap Ilmiah di Dalam Penelitian Akademik: Kembali kepada Pemikiran Archie J Bahm”. Jurnal Akademika, Vol 9, No. 1 Juni 2007.

Chariri, Anis. 2009. “Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif ”. Paper dalam Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, www.eprints.undip.ac.id.

Creswell, John. 2013. Research Design. Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darumurti, Awang. 2011. Jurnal Studi Pemerintahan Volume 2, Nomor 1 februari 2011. Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Fernandes, Walter dan Tandon, Rajesh. 1993. Riset Partisipatoris riset Pembebasan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama dan Yayasan Karti Sarana.

Hariyanto, Andik. “Riset Aksi Agraria”. http://www.slideshare.net/ andikhardiyanto/riset-aksi-agraria-perkumpulan-huma Diakses 18 Februari 2015.

Ifdhal Kasim (ed). 2002. Soetandyo Wignyosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode dan Masalah. Jakarta: Elsam dan Huma.

Page 93: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

82 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Kaplan, David dan Manners, Albert. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Luthfi, A.N. 2011. Melacak Sejarah Pemikiran Agraria. Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor. Yogyakarta dan Bogor: STPN, Pustaka Ifada dan Sajogyo Institute.

Luthfi, A.N, dkk. 2011.Pemikiran Agraria Bulaksumur. Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo, Masri Singarimbun dna Mubyarto. Yogyakarta: STPN Press_Sajogyo Institute.

Mujiono. 2012. Metodologi Penelitian Sosial. Bogor: IPB Press.Mulyani, Lilis. dkk. 2013. “Strategi Pembaruan Agraria untuk Keadilan

dan Pengurangan Kemiskinan. Rekomendasi untuk Kebijakan dan Praktek.” Dokumen Diseminasi 2013. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Ndraha, Talizuduhu. 1985. Research, Teori Metodologi Administrasi. Jilid Pertama. Jakarta: PT Bina Aksara.

_______________________ . 1991. Research, Teori Metodologi Administrasi. Jilid Kedua. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Pujiriyani, Dwi Wulan dan Oloan Sitorus. 2011. PPPM STPN: Meretas Jalan Menjadi yang Terdepan. Dalam Sandi Edisi XXXIV.

Purwanto, Bambang. 2011. “Pemikiran Agraria: Hal Penting yang Terabaikan”. Prolog dalam AN Luthfi. Melacak Sejarah Pemikiran Agraria. Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor. Yogyakarta: STPN Press.

Puslitbang BPN RI. 2011. Himpunan Hasil Penelitian Tahun 2011. Jakarta: Puslitbang BPN RI

Puslitbang BPN RI. 2012. Himpunan Hasil penelitian Tahun 2012. Jakarta: Puslitbang BPN RI.

Raharjo, Sri. 2014. “Desain dan Rancangan Penelitian.” Makalah disampaikan dalam Pelatihan Penulisan Proposal dan Manajemen Riset, 22-23 April 2014. LPPM-UGM.

Page 94: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

83Daftar Pustaka

Risnarto. 1996. “Pilar-Pilar Pengembangan di Puslitbang BPN.” Dalam Jurnal Pertanahan, No. 3, Januari.

Risnarto. 2006. Analisis Manajemen Agraria di Indonesia. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor.

Savitri, A Myrna. 2014. “Metode Sosio-Legal untuk Studi Agraria”. Presentasi pada Lokakarya Penelitian Sistematis Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta 2 Juni 2014.

_________________. 2013. “Keniscayaan Transdisiplinaritas Dalam Sosio-Legal Terhadap Hutan, Hukum dan Masyarakat”. Dalam Hariadi Kartodirjo (ed). 2013. Kembali Ke Jalan Lurus: Kritik Penggunaan Ilmu dan Praktek Kehutanan Indonesia. Yogyakarta: Forci Development dan Tanah Air Beta.

Sevilla, Consuelo. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press. Shohibudin. 2012. “Sketsa Perkembangan Reforma Agraria dan

Studi Agraria, Sekelumit Peta Navigasi”. http://indoprogress.com/2012/02/sketsa-perkembangan-reforma-agraria-dan-studi-agraria.

Shohibudin, Moh (ed). 2009. Metodologi Studi Agraria Karya Terpilih Gunawan Wiradi. Yogyakarta: STPN Press.

Sitorus, MT. 2002. ‘Lingkup Agraria’ dalam Endang, Suhendar. Menuju Keadilan Agraria: 70 Tahun Gunawan Wiradi. Bandung: Yayasan AKATIGA.

Soetarto, Endriatmo (ed). 2010. Pemikiran Agraria Bulaksumur. Telaah Awal Atas Pemikiran Sartono Kartodirjo, Masri Singarimbun dan Mubyarto. Yogyakarta dan Bogor: STPN Press dan Sains.

Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suhendar, Endang. “Pengumpulan Data Kondisi Agraria Secara Partisipatif: Peluang dan Keterbatasannya”. Jurnal Analisis Sosial Vol. 6 No 2. Juli 2011, hal 135-146.

Page 95: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

84 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Sumadi Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar Metoda Teknik. Bandung: Transito.

Tjondronegoro, Soediono. 2008. Ranah Kajian Sosiologi Pedesaan. Bogor: KMP IPB.

Wiradi, Gunawan. 2009. Seluk Beluk Masalah Agraria Reforma Agraria dan Penelitian Agraria. Yogyakarta: STPN Press.

Page 96: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

85

LAMPIRAN

Page 97: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Page 98: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

87Lampiran

Daf

tar P

enel

itia

n da

ri IP

B

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

s D

ata

1Pe

mbe

ntuk

an S

truk

tur A

grar

ia p

ada

Mas

yara

kat

Ping

gira

n H

utan

: Stu

di K

asus

di D

esa

Sint

uwu

dan

Des

a Be

rdik

ari,

Kec

amat

an P

alol

o, K

abup

aten

Don

ggal

a, S

ulaw

esi T

enga

h

Syah

yuti

2002

Men

geta

hui s

truk

tur a

grar

ia p

ada

mas

yara

kat d

i

Des

a Si

ntuw

u ya

ng b

erba

tasa

n de

ngan

Tam

an

Nas

iona

l Lor

e Li

ndu

dan

Des

a Be

rdik

ari y

ang

berb

atas

an la

ngsu

ng d

enga

n H

utan

pro

duks

i

terb

atas

mili

k ne

gara

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

deng

an p

ende

kata

n ku

alita

tif

Stud

i kas

us

waw

anca

ra, p

enga

mat

an

lang

sung

, stu

di d

okum

en

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan/

veri

fikas

i dat

a)

2A

rtik

ulas

i Kea

rifa

n Tr

adis

iona

l dal

am P

enge

lola

an

Sum

berd

aya

Ala

m se

baga

i Pro

ses R

epro

duks

i

Buda

ya (S

tudi

Kom

unita

s Tor

o di

Pin

ggir

an K

awas

an

Tam

an N

asio

nal,

Lore

Lin

du, S

ulaw

esi T

enga

h)

Moh

.

Sohi

budd

in

2003

men

gkaj

i art

ikul

asi k

eaifa

n tr

adis

iona

l daa

m

peng

elol

aan

sum

berd

aya

alam

yan

g sa

at in

i

teng

ah b

erla

ngsu

ng d

enga

n ge

ncar

nya

di te

ngah

-

teng

ah m

asya

raka

t Tor

o

w

awan

cara

men

dala

m, o

bser

vasi

terl

ibat

, stu

di d

okum

ente

r

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan/

veri

fikas

i dat

a)

3Ko

nver

si L

ahan

Per

tani

an d

an P

erub

ahan

Str

uktu

r

Agr

aria

(Kas

us d

i Kel

urah

an M

ulya

raha

rja,

Keca

mat

an B

ogor

Sel

atan

, Kot

a Bo

gor,

Jaw

a Ba

rat)

Mar

tua

Siha

loho

2004

1. M

enge

tahu

i fak

tor-

fakt

or k

onve

rsi l

ahan

terj

adi

di K

elur

ahan

Mul

yara

harj

a da

n ba

gaim

ana

pola

konv

ersi

nya

2. M

enge

tahu

i im

plik

asi k

onve

rsi t

erse

but

terh

adap

per

ubah

an st

rukt

ur a

grar

ia m

asya

raka

t

men

yang

kut p

erub

ahan

pol

a pe

ngua

saan

laha

n,

pola

nafk

ah, d

an h

ubun

gan

pola

pro

duks

i

3. M

enge

tahu

i im

plik

asi k

onve

rsi l

ahan

terh

adap

ketim

pang

an st

rukt

ur a

grar

ia te

rhad

ap d

eraj

at

kehi

dupa

n/ke

seja

hter

aan

mas

yara

kat

Mem

bang

un te

sis k

eadi

lan

agra

ria

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

deng

an p

ende

kata

n ku

alita

tif

Stud

i kas

us

peng

amat

an, w

awan

cara

men

dala

m (i

ndep

th in

terv

iew

),

stud

i/an

alis

is d

ata

doku

men

/

seku

nder

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (

redu

ksi

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

4Im

plik

asi P

erub

ahan

Str

uktu

r Agr

aria

Ter

hada

p

Pote

nsi K

onfli

k A

grar

ia (S

tudi

Kas

us P

erlu

asan

Tam

an N

asio

nal G

unun

g H

alim

un-S

alak

di

Kam

pung

Par

igi,

Des

a C

isar

ua, K

ecam

atan

Nan

ggun

g, K

abup

aten

Bog

or, P

rovi

nsi J

awa

Bara

t)

Ika

Tris

naw

ati

2007

1. M

enge

tahu

i per

ubah

an st

rukt

ur a

grar

ia y

ang

terj

adi d

i Kam

pung

Par

igi

2. M

enge

tahu

i pol

a pe

man

faat

an su

mbe

r agr

aria

di P

arig

i

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

deng

an p

ende

kata

n ku

alita

tif

Stud

i kas

us

Tria

ngul

asi m

etod

e (w

awan

cara

men

dala

m, F

ocus

Gro

up

Dis

cuss

ion,

Kaj

ian

Lite

ratu

r)

Redu

ksi d

ata,

pen

yajia

n da

lam

teks

nar

atif

5Pe

ngar

uh P

erub

ahan

Str

uktu

r Agr

aria

Ter

hada

p

Terj

adin

ya M

argi

nalis

asi P

etan

i (K

asus

Des

a

Leuw

iKar

et, K

ecam

atan

Kla

panu

ngga

l, K

abup

aten

Bogo

r, Ja

wa

Bara

t

Riri

n

Her

ning

rum

2007

1.

Men

gide

ntifi

kasi

per

ubah

an st

rukt

ur a

grar

ia

(pem

ilika

n, p

engu

asaa

n da

n pe

ngus

ahaa

n

tana

h) d

i ped

esaa

n

2.

Men

gide

ntifi

kasi

fakt

or-f

akto

r yan

g

men

yeba

bkan

terj

adin

ya p

erub

ahan

stru

ktur

agra

ria

di p

edes

aan

3.

Men

gana

lisis

pen

garu

h pe

ruba

han

stru

ktur

agra

ria

terh

adap

terj

adin

ya m

argi

nalis

asi

peta

ni d

i ped

esaa

n

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

Sur

vei d

an

waw

anca

ra

Peng

amat

an (o

bser

vasi

), su

rvei

,

waw

anca

ra d

enga

n ku

esio

ner

deng

an k

ombi

nasi

pen

deka

tan

kuan

titat

if da

n ku

alita

tif

Redu

ksi d

ata,

inte

pret

asi d

ata

kuan

titat

if da

n ku

alita

tif,

peny

ajia

n ta

bel f

reku

ensi

dan

pres

enta

se

Page 99: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

88 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

s D

ata

6Si

kap

Rasi

onal

Per

tani

dan

Kon

flik

Pem

anfa

atan

Laha

n Pe

rtan

ian

di P

erde

saan

(Stu

di K

asus

Des

a

Cib

atok

Sat

u, K

ecam

atan

Cib

ungb

ulan

g, K

abup

aten

Bogo

r, Pr

ovin

si Ja

wa

Bara

t)

Sri M

ahar

ani

2008

Men

ggam

bark

an p

ola

hubu

ngan

ant

ara

akto

r

yang

terl

ibat

dal

am p

engg

unaa

n/pe

man

faat

an

laha

n pe

rtan

ian.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

deng

an p

ende

kata

n ku

alita

tif

Stud

i kas

us

Peng

amat

an b

erpe

ran

sert

a,

waw

anca

ra, s

tudi

dok

umen

redu

ksi d

ata,

pen

yajia

n da

lam

teks

nar

atif

dan

mat

riks

7D

istr

ibus

i Kep

emili

kan

Laha

n Pe

rtan

ian

dan

Sist

em T

enur

ial d

i Des

a-Ko

ta (K

asus

Des

a C

ibat

ok

1, K

ecam

atan

Cib

ulan

gbul

ang,

Kab

upat

en B

ogor

,

Prop

insi

Jaw

a Ba

rat)

Art

anti

Yula

ika

2008

1. M

enge

tahu

i dis

trib

usi k

epem

ilika

n la

han

2.

Men

geta

hui p

ola

peng

uasa

an la

han

pert

ania

n

3.

Men

geta

hui p

ener

apan

sist

em se

wa,

gad

ai,

dan

bagi

has

il di

wila

yah

desa

pen

eliti

an

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

Stu

di K

asus

Inst

rins

ik

waw

anca

ra m

enda

lam

, ana

lisis

doku

men

, pen

gam

atan

ber

pera

n

sert

a, p

enye

bara

n ku

esio

ner

Redu

ksi d

ata,

pem

etaa

n/

pem

buat

an ti

polo

gi, p

elap

oran

8Pr

ogra

m R

efor

ma

Agr

aria

dan

Pen

ingk

atan

Kese

jaht

eraa

n Pe

tani

(Kas

us: D

esa

Pam

ager

sari

,

Keca

mat

an Ja

sing

a, K

abup

aten

Bog

or)

And

i

Alfu

rqon

2009

1.

Men

ggam

bark

an p

rose

s pel

aksa

naan

pro

gram

refo

rma

agra

ria

di In

done

sia

2.

Men

gide

ntifi

kasi

ben

tuk

kegi

atan

refo

rma

agra

ria

yang

dib

erik

an k

epad

a sa

sara

n

(pet

ani)

3.

Men

gana

lisis

ham

bata

n-ha

mba

tan

yang

men

ghal

angi

pro

ses p

enin

gkat

an k

apas

itas

peta

ni m

elal

ui p

rogr

am re

form

a ag

rari

a

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

deng

an p

ende

kata

n ku

alita

tif

Stud

i kas

us

waw

anca

ra m

enda

lam

, obs

erva

si

lapa

ng, a

nalis

is d

okum

en

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

9Pe

ruba

han

Stru

ktur

Agr

aria

pad

a La

han

Sisa

Konv

ersi

Per

tani

an d

an K

etah

anan

(Per

sist

ence

)

Mas

yara

kat T

ani (

Stud

i Kas

us: K

ampu

ng C

ihar

asha

s

dan

Cib

ereu

m B

atas

, Kel

urah

an M

ulya

raha

rja,

Keca

mat

an B

ogor

Sel

atan

, Kot

a Bo

gor)

Tris

na

Dam

ayan

ti

2009

1.

Men

gana

lisis

hub

unga

n pe

ruba

han

stru

ktur

agra

ria

(pem

ilika

n, p

engu

asaa

n da

n

pem

anfa

atan

laha

n pe

rtan

ian)

pad

a la

han

sisa

konv

ersi

terh

adap

per

ubah

an st

rukt

ur so

sial

mas

yara

kat t

ani

2.

Men

gana

lisis

men

gapa

seba

gian

mas

yara

kat

tani

mas

ih m

empe

rtah

anka

n la

hann

ya

“dib

alik

” fen

omen

a ko

nver

si la

han

pert

ania

n

men

jadi

non

per

tani

an

3.

Men

gana

lisis

usa

ha y

ang

dila

kuka

n

mas

yara

kat t

ani u

ntuk

teta

p be

rtah

an d

i

sekt

or p

erta

nian

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

Stu

di K

asus

Eksp

lana

si d

an S

urve

i

tria

ngul

asi m

etod

olog

i

(waw

anca

ra m

enda

lam

, obs

erva

si

lapa

ng d

an p

enel

usur

an

doku

men

/lite

ratu

r), k

uesi

oner

Redu

ksi d

ata,

pen

yajia

n

dala

m te

ks n

arat

if, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan

10Ke

mis

kina

n da

n Re

form

a A

kses

Agr

aria

Di D

esa

Perk

ebun

an (K

asus

Kam

pung

Pad

ajay

a da

n

Kam

pung

Pad

ajem

bar,

Dus

un C

igar

ehon

g, D

esa

Purw

abak

ti, K

ecam

atan

Pam

ijaha

n, K

abup

aten

Bogo

r)

Vid

ya H

artin

i20

09M

emet

akan

dan

men

gana

lisis

kon

stru

ksi

kem

iski

nan,

mas

alah

agr

aria

yan

g di

hada

pi

mas

yara

kat d

an k

egia

tan

refo

rma

akse

s agr

aria

yang

rele

van

dite

rapk

an d

i Kam

pung

Pad

ajay

a

dan

Kam

pung

Pad

ajem

bar

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

deng

an p

ende

kata

n ku

alita

tif

Stud

i kas

us

Tria

ngul

asi m

etod

e (p

enga

mat

an

berp

eran

sert

a, w

awan

cara

men

dala

m, a

nalis

is d

okum

en)

Redu

ksi d

ata,

pen

yajia

n da

ta d

an

pena

rika

n ke

sim

pula

n

Page 100: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

89Lampiran

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

s D

ata

11Pe

ngar

uh P

enge

mba

ngan

Kam

pung

Wis

ata

Cin

angn

eng

terh

adap

Tar

af H

idup

Mas

yara

kat

Seki

tar (

Kas

us: D

esa

Cih

ideu

ng, K

ecam

atan

Cia

mpe

a, K

abup

aten

Bog

or)

Aid

a

Rach

mid

ar

2009

1.

Men

elaa

h be

rbag

ai m

acam

pel

uang

ker

ja

dan

beru

saha

yan

g ad

a di

Kam

pung

Wis

ata

Cin

angn

eng

2.

Men

gana

lisis

pen

garu

h pe

ngem

bang

an

Kam

pung

Wis

ata

Cin

angn

eng

terh

adap

empa

t var

iabe

l tar

af h

idup

mas

yara

kat

3.

Men

elaa

h pe

ngar

uh k

ampu

ng w

isat

a

Cin

angn

eng

dari

segi

per

seps

i mas

yara

kat

dan

pem

erin

tah

Des

a C

ihid

eung

Pend

ekat

an p

enel

itian

kuan

titat

if da

n ku

alita

tif

waw

anca

ra m

enda

lam

,

peng

amat

an, s

tudi

dok

umen

Redu

ksi d

ata,

tabe

l fre

kuen

si,

anal

isis

des

krip

tif

12D

inam

ika

Agr

aria

Lok

al (S

tudi

Kas

us K

ampu

ng

Pong

kor,

Des

a C

isar

ua, K

ecam

atan

Nan

ggun

g,

Prov

insi

Jaw

a Ba

rat)

Cic

i War

dini

2010

1. M

enge

tahu

i str

uktu

r agr

aria

di k

awas

an

pert

amba

ngan

em

as P

ongk

or

2.

Men

geta

hui r

espo

n m

asya

raka

t tan

i ter

hada

p

mas

ukny

a pe

rtam

bang

an e

mas

3.

Men

geta

hui f

akto

r yan

g m

empe

ngar

uhi

resp

on m

asya

raka

t tan

i ter

hada

p m

asuk

nya

pert

amba

ngan

em

as d

an d

ampa

k ya

ng te

rjad

i

akib

at m

asuk

nya

pert

amba

ngan

em

as

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

stud

i kas

us

Surv

ei ru

mah

tang

ga ,

waw

anca

ra

men

dala

m, o

bser

vasi

, stu

di

doku

men

Redu

ksi d

ata,

pen

yajia

n da

ta

dan

pena

rika

n ke

sim

pula

n;

peng

olah

an d

ata

dila

kuka

n

deng

an e

ditin

g da

ta, k

odin

g

data

, per

hitu

ngan

frek

uens

i,

tabu

lasi

sila

ng

13Ko

nver

si L

ahan

: Ben

tura

n Ke

pent

inga

n A

ktor

Dal

am P

eman

faat

an S

umbe

rday

a A

grar

ia

Evi N

ovia

Nur

jana

h

2010

1. M

enge

tahu

i per

beda

an k

epen

tinga

n

anta

rakt

or d

alam

kon

vers

i lah

an p

erta

nian

ke

non

pert

ania

n di

Des

a Ke

rtaw

angu

nan

2.

Men

gana

lisis

dam

pak

konv

ersi

laha

n

pert

ania

n ke

non

per

tani

an te

rhad

ap

peru

baha

n hu

bung

an a

ktor

3.

Men

gana

lisis

impl

ikas

i kon

vers

i lah

an

pert

ania

n te

rhad

ap p

enge

mba

ngan

wila

yah

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

stud

i kas

us

Peng

amat

an, w

awan

cara

, ana

lisis

doku

men

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

14D

ampa

k Pr

ogra

m P

emba

haru

an A

grar

ia N

asio

nal

(PPA

N) T

erha

dap

Kea

daan

Sos

ial E

kono

mi d

an

Ekol

ogi M

asya

raka

t Lok

al (S

tudi

Kas

us: D

esa

Para

ngdi

n, K

ecam

atan

Jasi

nga,

Kab

upat

en B

ogor

,

Prov

insi

Jaw

a Ba

rat)

Pita

loka

2010

1. M

emah

ami p

erse

psi m

asya

raka

t lok

al d

i Des

a

Pang

radi

n te

rhad

ap P

rogr

am P

emba

haru

an

Agr

aria

Nas

iona

l (PP

AN

)

2.

Men

elus

ui p

erbe

daan

per

seps

i ant

ara

mas

yara

kat P

angr

adin

1 da

n Pa

ngra

din

2 ya

ng

terk

ait d

enga

n pr

ogra

m te

rseb

ut

3.

Men

gkaj

i kea

daan

eko

nom

i mas

yara

kat D

esa

Pang

radi

n de

ngan

mem

band

ingk

an k

eada

an

ekon

omi m

asya

raka

t seb

elum

dan

sesu

dah

adan

ya P

PAN

4.

Men

gkaj

i pen

garu

h PP

AN

terh

adap

tata

ruan

g di

wila

yah

Keca

mat

an Ja

sing

a

Met

ode

yang

dig

unak

an

adal

ah S

tudi

kas

us, s

urve

i

waw

anca

ra m

enda

lam

, stu

di

doku

men

, pen

gam

atan

ber

pera

n

sert

a

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif, u

ji

tabu

lasi

sila

ng

Page 101: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

90 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

s D

ata

15St

rate

gi P

enci

traa

n Pe

rusa

haan

Agr

ibis

nis M

elal

ui

Med

ia V

irtu

al (K

asus

Pla

nter

a Pa

radi

se, P

T. P

lant

era,

Kebu

n N

gebr

uk, D

esa

Sido

kum

pul,

Pate

an,

Kab

upat

en K

enda

l)

Rina

ldy

Yusu

f20

111.

M

engi

dent

ifika

si st

rate

gi p

enci

traa

n Pl

ante

ra

Frui

t Par

adis

e ya

ng d

ilaku

kan

PT P

lant

era

seba

gai s

alah

satu

per

usah

aan

agri

bisn

is d

i

Jaw

a Te

ngah

2.

Men

geta

hui e

fekt

ifita

s str

ateg

i pen

citr

aan

Plan

tera

Fru

it m

elal

ui m

edia

vir

tual

nya

dan

fakt

or-f

akto

r yan

g be

rhub

unga

n de

ngan

keef

ektif

an st

rate

gi p

enci

traa

n te

rseb

ut

Met

ode

yang

dig

unak

an

adal

ah su

rvei

waw

anca

ra, p

enga

mat

an

doku

men

tasi

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (d

eskr

ipsi

dan

inte

pret

asi)

dan

ana

lisis

data

kua

ntita

tif (t

abel

frek

uens

i,

tabu

lasi

sila

ng, u

ji ko

rela

si

Rank

Spe

arm

an, S

PSS

17.0

for

Win

dow

s. u

ji C

hi S

quar

e)

16St

rukt

ur A

grar

ia M

asya

raka

t Des

a H

utan

dan

Impl

ikas

inya

terh

adap

Pol

a Pe

man

faat

an

Sum

berd

aya

Agr

aria

(Stu

di K

asus

Mas

yara

kat

Kam

pung

Pel

Cia

nten

, Des

a Pu

rasa

ri, K

ecam

atan

Leuw

ilian

g, K

abup

aten

Bog

or, P

rov.

Jaw

a Ba

rat)

Syifa

Mah

aran

i

2011

1.

Men

geta

hui a

kses

war

ga d

alam

kon

disi

peng

uasa

an su

mbe

rday

a ag

rari

a ya

ng

dido

min

asi T

aman

Nas

iona

l dan

per

usah

aan

perk

ebun

an b

esar

2.

Men

geta

hui b

agai

man

a st

rukt

ur a

kses

war

ga

terh

adap

sum

berd

aya

agra

ria

mem

peng

aruh

i

peng

hidu

pan

war

ga

3.

Men

geta

hui m

ekan

ism

e ak

ses w

arga

terh

adap

sum

berd

aya

agra

ria

4.

Men

geta

hui f

akto

r yan

g m

empe

ngar

uhi a

kses

sum

berd

aya

agra

ria

oleh

war

ga

Met

ode

yang

dig

unak

an

adal

ah S

tudi

kas

us, s

urve

i

tria

ngul

asi d

ata

(waw

anca

ra

men

dala

m, s

tudi

lite

ratu

r,

obse

rvas

i)

Ana

lisis

dat

a ku

antit

atif

(tab

el

frek

uens

i dan

pre

sent

ase)

;

anal

isis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

17D

inam

ika

Stru

ktur

Agr

aria

dan

Per

ubah

an P

rodu

ksi

Pert

ania

n (K

asus

Uni

t Pem

ukim

an T

rans

mig

rasi

Sim

pang

Nun

gki,

Keca

mat

an C

erbo

n, K

abup

aten

Bari

to K

uala

, Pro

vins

i Kal

iman

tan

Sela

tan)

Ayu

Can

dra

2011

1.

Men

geta

hui p

rose

s per

ubah

an p

rodu

ksi

pert

ania

n m

asya

raka

t men

jadi

kel

apas

awit

dan

pros

es p

erub

ahan

ting

kat k

epem

ilika

n,

tingk

at p

engu

asaa

n da

n pe

ngus

ahaa

n la

han

seba

gai d

inam

ika

stru

ktur

agr

aria

yan

g te

rjad

i

seir

ing

deng

an p

rose

s per

ubah

an p

rodu

ksi

pert

ania

n m

asya

raka

t men

jadi

kel

apas

awit

2.

Men

gide

ntifi

kasi

fakt

or-f

akto

r yan

g

mem

peng

aruh

i per

ubah

an p

rodu

ksi

pert

ania

n m

asya

raka

t men

jadi

kel

apas

awit

baik

fakt

or e

kste

rnal

mas

yara

kat m

aupu

n

inte

rnal

Met

ode

yang

dig

unak

an

adal

ah S

tudi

kas

us, s

urve

i

waw

anca

ra, s

tudi

dok

umen

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

; ana

lisis

dat

a

kuan

titat

if (e

ditin

g, k

odin

g da

ta,

tabu

lasi

sila

ng)

18D

ampa

k Pe

mba

ruan

Agr

aria

Ber

basi

s Rak

yat

terh

adap

Kea

man

an T

enur

ial (

Tenu

rial

Sec

urity

)

Mas

yara

kat d

i Org

anis

asi T

ani L

okal

Dan

gian

g

(Des

a D

angi

ang,

KEc

amat

an C

ilaw

u, K

abup

aten

Gar

ut, J

awa

Bara

t)

Rism

a Ju

nita

2011

1.

Men

gide

ntifi

kasi

dan

men

gana

lisis

pro

ses

pela

ksan

aan

pem

baru

an a

grar

ia b

erba

sis

raky

at se

rta

akto

r yan

g te

rlib

at d

i dal

amny

a

2.

Men

gide

ntifi

kasi

dan

men

gana

lisis

dam

pak

pela

ksan

aan

pem

baru

an a

grar

ia b

erba

sis

raky

at te

rhad

ap k

eam

anan

tenu

rial

(ten

uria

l

secu

rity

) mas

yara

kat

Pend

ekat

an p

enel

itian

kuan

titat

if da

n ku

alita

tif

obse

rvas

i lap

ang,

waw

anca

ra

ters

truk

tur d

an m

enda

lam

,

surv

ei, s

tudi

dok

umen

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif

(des

krip

tif),

anal

isis

dat

a

kuan

titat

if (t

abel

frek

uens

i, te

ks

nara

tif, m

atri

ks),

peng

olah

an

data

SPS

S 16

for w

indo

ws

Page 102: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

91Lampiran

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

s D

ata

19Pe

ruba

han

Stru

ktur

Agr

aria

dan

Har

mon

i Sem

u

(Stu

di K

asus

Rek

laim

ing

Hut

an L

indu

ng p

ada

Kom

unita

s Pet

ani K

opi R

akya

t di k

abup

aten

Jem

ber

Jaw

a Ti

mur

)

Mus

tapi

t20

111.

M

engk

aji l

atar

bela

kang

dan

mak

na

rekl

aim

ing

huta

n lin

dung

ole

h m

asya

raka

t

desa

hut

an y

ang

kem

udia

n di

jadi

kan

kebu

n

kopi

raky

at se

baga

i rea

litas

sosi

al se

mu

yang

perl

u di

ungk

ap k

eben

aran

nya

2.

Men

gkaj

i im

plik

asin

ya p

ada

stru

ktur

agr

aria

yang

terb

entu

k pa

sca

rekl

aim

ing,

sika

p da

n

resp

in p

ara

piha

k at

as p

rose

s rek

laim

ing

sert

a pr

aktik

-pra

ktik

yan

g di

laku

kan

dala

m

kera

ngka

kon

flik

kepe

ntin

gan

Stud

i kas

us, s

ejar

ah so

siol

ogis

waa

wan

cara

, sur

vei,

peng

amat

anA

nalis

a ku

antit

atif

dan

kual

itatif

20Po

ngga

wa

dan

Patr

onas

e: P

erta

mba

kan

di D

elta

Mah

akam

Teo

ri P

embe

ntuk

an E

kono

mi L

okas

l

Setia

Leng

gono

2011

1.

Men

geta

hui a

sal u

sul g

olon

gan

peng

usah

a

peri

kana

n da

lam

mas

yara

kat B

ugis

pera

ntau

an d

i Del

ta M

ahak

am

2.

Men

geta

hui d

imen

si k

elan

gsun

gan

dan

stat

us

perk

emba

ngan

sosi

al g

olon

gan

peng

usah

a

loka

l di D

elta

Mah

akam

3.

Men

geta

hui f

akto

r pen

yeba

b ge

jala

keba

ngki

tan

ekon

omi l

okal

Etno

grafi

, sej

arah

sosi

al,

part

isip

atif

Peng

amat

an b

erpe

ran

sert

a, F

GD

,

waw

anca

ra m

enda

lam

Ana

lisis

Dat

a K

ualit

atif

21D

ampa

k Re

form

a A

grar

ia d

ari B

awah

terh

adap

Kese

jaht

eraa

n M

asya

raka

t (K

asus

Des

a G

aron

gan,

Keca

mat

an P

anja

tan,

Kab

upat

en K

ulon

prog

ro, D

IY)

Vale

ntin

a

Soko

astr

i

2012

1.

Men

gana

lisis

hub

unga

n pe

laks

anaa

n RD

B

terh

adap

sum

bang

anny

a pa

da k

esej

ahte

raan

mas

yara

kat D

esa

Gar

onga

n

2.

Men

gana

lisis

hub

unga

n pe

laks

anaa

n RD

B

terh

adap

anc

aman

kri

min

alis

asi y

ang

diha

dapi

pet

ani d

i Des

a G

aron

gan

3.

Men

gana

lisis

per

beda

an ti

ngka

t

kese

jaht

eraa

n m

asya

raka

t Des

a G

aron

gan

sebe

lum

dan

sesu

dah

dite

rapk

anny

a RD

B

Pend

ekat

an p

enel

itian

kuan

titat

if da

n ku

alita

tif

obse

rvat

ion

part

icip

ant

(pen

gam

atan

terl

ibat

), in

dept

h

inte

rvie

w, k

uesi

oner

)

Stat

istik

des

krip

tif ,

tabe

l tab

ulas

i

sila

ng, U

ji ch

i squ

are;

ola

h

data

den

gan

Ola

h da

ta d

enga

n

soft

war

e SP

SS fo

r Win

dow

s 16,

0

dan

Mic

roso

ft Ex

cell

2007

22Pe

ngar

uh R

efor

ma

Agr

aria

terh

adap

Per

ubah

an

Stru

ktur

Agr

aria

di P

edes

aan

(Kas

us R

edis

trib

usi

Tana

h di

Des

a Cu

rug,

Kec

amat

an Ja

sing

a,

Kab

upat

en B

ogor

, Pro

vins

i Jaw

a Ba

rat)

Ayu

Nov

elis

a20

121.

M

enge

tahu

i pen

ataa

n as

set r

efor

m d

an a

cces

refo

rm y

ang

dila

kuka

n di

Des

a Cu

rug

seba

gai

bent

uk p

elak

sana

an re

form

a ag

rari

a

2. M

enga

nalis

is p

erub

ahan

stru

ktur

agr

aria

yan

g

terj

adi s

ebel

um d

an se

tela

h di

laks

anak

anny

a

refo

rma

agra

ria

di D

esa

Curu

g

3. M

enje

lask

an h

ubun

gan

anta

ra re

form

a ag

rari

a

dan

peru

baha

n st

rukt

ur a

grar

ia d

i Des

a Cu

rug

sete

lah

pela

ksan

aan

refo

rma

agra

ria

Met

ode

pene

litia

n ya

ng

digu

naka

n ad

alah

met

ode

surv

ei

kues

ione

r, w

awan

cara

men

dala

m,

peng

amat

an, s

tudi

dok

umen

Ana

lisis

kua

ntita

tif (s

tatis

tik

desk

ript

if, ta

bula

si si

lang

, gra

fik,

anal

isis

kor

elas

i Pea

rson

),

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

dan

pen

yajia

n da

ta);

olah

data

den

gan

Ola

h da

ta d

enga

n

SPPS

for W

indo

ws v

ersi

17.0

dan

Mic

roso

ft Ex

cell

2007

Page 103: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

92 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

s D

ata

23H

ubun

gan

Stra

tifika

si S

osia

l den

gan

Dife

rens

iasi

Stru

ktur

Agr

aria

(Kas

us K

omun

itas P

adi S

awah

Kam

pung

Pab

uara

n, D

esa

Cia

rute

u Ili

r, K

ecam

atan

Cib

ungb

ulan

g, K

abup

aten

Bog

or, P

rovi

nsi J

awa

Bara

t)

Tri B

udia

rto

2012

1.

Mel

ihat

seja

uhm

ana

stra

tifika

si so

sial

mem

peng

aruh

i dife

rens

iasi

stru

ktur

agr

aria

pada

loka

si p

enel

itian

2.

Mel

ihat

seja

uhm

ana

peng

aruh

dife

rens

iasi

stru

ktur

agr

aria

terh

adap

pola

hub

unga

n

sosi

o-ag

rari

a ya

ng a

kan

terb

entu

k pa

da lo

kasi

pene

litia

n

Pend

ekat

an k

uant

itatif

dan

kual

itatif

Kues

ione

r, w

awan

cara

men

dala

m,

peng

amat

an, F

GD

, stu

di

doku

men

Ana

lisis

kua

litat

if da

n ku

antit

atif

24D

ampa

k Pr

ogra

m P

emba

ruan

Agr

aria

Nas

iona

l

Dal

am M

enca

pai P

enin

gkat

an K

esej

ahte

raan

Rak

yat

(Stu

di K

asus

Des

a Pa

ngra

din,

Kec

amat

an Ja

sing

a,

Kab

upat

en B

ogor

, Pro

vins

i Jaw

a Ba

rat)

Selv

ia R

abiia

2012

1.

Men

gana

lisis

pen

ataa

n as

set r

efor

m y

ang

dila

kuka

n di

Des

a Pa

ngra

din

seba

gai k

egia

tan

Prog

ram

Pem

baha

ruan

Agr

aria

Nas

iona

l

(PPA

N)

2.

Men

gana

lisis

ket

erse

diaa

n ac

ces r

efor

m y

ang

ada

di D

esa

Pang

radi

n pa

da n

on-b

uruh

tani

dan

buru

h ta

ni se

baga

i pro

gram

pen

unja

ng

dari

keg

iata

n PP

AN

3.

Men

gana

lisis

gam

abra

n ke

tepa

tan

pela

ksan

aan

PPA

N (p

enat

aan

asse

t ref

orm

dan

kete

rsed

iaan

acc

es re

form

) pad

a

non-

buru

h ta

ni d

an b

uruh

tani

den

gan

peni

ngka

tan

kese

jaht

eraa

n ra

kyat

Pend

ekat

an k

uant

itatif

dan

kual

itatif

surv

ei, w

awan

cara

, pen

gam

atan

,

FGD

Ana

lisis

dat

a ku

antit

atif

(edi

ting,

codi

ng, s

cori

ng, e

ntry

, ana

lisis

, Uji

stat

istik

/tab

ulas

i sila

ng,

uji k

orel

asi R

ank

Spea

rman

),

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

25Pe

rana

n Re

form

a A

grar

ia d

alam

Men

ingk

atka

n

Kap

asita

s dan

Kes

ejah

tera

an P

etan

i

Rizk

i Am

elia

2012

1.

Men

gana

lisis

per

an re

form

a ag

rari

a da

lam

men

ingk

atka

n ka

pasi

tas p

etan

i

2.

Men

gana

lisis

per

an re

form

a ag

rari

a da

lam

men

ingk

atka

n ke

seja

hter

aan

peta

ni

3.

Men

gana

lisis

per

an k

apas

itas p

etan

i dal

am

men

ingk

atka

n ke

seja

hter

aan

peta

ni

Pend

ekat

an k

uant

itatif

dan

kual

itatif

obse

rvas

i, st

udi d

okum

en, s

urve

i

dan

waw

anca

ra

Ana

lisis

kua

ntat

if (a

nalis

is

desk

ript

if, a

nalis

is k

orel

asi,

tabe

l fre

kuen

si, t

abul

asi s

ilang

),

anal

isis

kua

litat

if (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

26O

tori

tas T

radi

sion

al M

inan

gkab

au d

an B

irok

rasi

Pem

erin

taha

n: K

onte

stas

i Elit

e da

lam

Per

enca

naan

dan

Peng

angg

aran

APB

D S

ekto

r Per

tani

an-P

edes

aan

di K

ab. A

gam

, Sum

ater

a Ba

rat

Bob

Alfi

andi

2012

Men

geta

hui p

eran

an d

an k

onte

stas

i ant

ara

Oto

rita

s Tra

disi

onal

Min

angk

abau

(OTM

)

deng

an B

irok

rasi

Pem

erin

taha

n (B

P) d

alam

pros

es p

eren

cana

an d

an p

enga

ngga

ran

APB

D d

i

Kab

upat

en A

gam

Pend

ekat

an k

ualit

atif,

den

gan

met

ode

Sosi

olog

i sej

arah

dan

herm

eune

tik-s

emio

tik

stud

i pus

taka

, obs

erva

si te

rlib

at,

waw

anca

ra m

enda

lam

anal

isis

dat

a ku

alita

tif

(pen

gelo

mpo

kan

data

,

pem

beri

an k

ode,

pen

gkat

egor

ian,

peng

amat

an b

erul

ang,

tria

ngul

asi)

Page 104: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

93Lampiran

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

s D

ata

27A

ksi P

etan

i dal

am K

onte

stas

i Pol

itik

Pena

taan

Ruan

g da

n Pe

ngua

saan

Rua

ng d

i kaw

asan

Kons

erva

si T

aman

Nas

iona

l Uju

ng K

ulon

-Pro

vins

i

Bant

en

Eko

Cah

yono

2012

1.

Men

geta

hui k

ondi

si-k

ondi

si y

ang

mel

atar

bela

kang

i kon

test

asi p

oliti

k pe

nata

an

dan

peng

uasa

an ru

ang

di k

awas

an T

NU

K

2.

Men

geta

hui

kepe

ntin

gan

yang

dipe

rtar

ungk

an o

leh

mas

ing-

mas

ing

piha

k

yang

terl

ibat

dal

am p

oliti

k pe

nata

an d

an

peng

uasa

an ru

ang

di k

awas

an T

NU

K

Pend

ekat

an k

ualit

atif

deng

an

met

ode

Kerj

a la

pang

an

(fiel

dwor

k)

peng

amat

an te

rlib

at, i

ndep

th

inte

rvie

w, F

GD

, stu

di li

tera

tur/

doku

men

ter

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, p

enar

ikan

kesi

mpu

lan)

28D

ari K

onfr

onta

si k

e Ko

labo

rasi

: Stu

di K

asus

Pera

n Se

rika

t Pet

ani P

asun

dan

Dal

am P

emba

ruan

Agr

aria

di D

esa

Pasa

wah

an, K

ecam

atan

Ban

jars

asi,

Kab

upat

en C

iam

is, P

rovi

nsi J

awa

Bara

t

Use

p

Setia

wan

2012

1.

Mem

aham

i fak

tor-

fakt

or y

ang

men

doro

ng

kete

rlib

atan

pet

ani d

alam

pem

baru

an a

grar

ia

2.

Men

geta

hui p

rose

s ter

jadi

nya

gera

kan

peta

ni

dala

m p

elak

sana

an p

emba

ruan

agr

aria

unt

uk

men

gata

si k

emis

kina

n

3.

Men

geta

ui p

erge

sera

n st

rate

gi g

erak

an p

etan

i

dala

m p

elak

sana

an p

rogr

am p

emba

ruan

agra

ria

Pend

ekat

an k

ualit

atif

dan

kuan

titat

if

stud

i kep

usta

kaan

, kue

sion

er,

waw

anca

ra, F

GD

Page 105: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

94 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

Daf

tar P

enel

itia

n da

ri P

usli

tban

g B

PN

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

eTe

knik

Pen

gum

pula

n D

ata

Tekn

ik A

nali

sis

Dat

a

1Pe

rizi

nan

Peng

guna

an

Tana

h Pe

rair

an P

anta

i

Elia

na S

idip

urw

anty

1996

1.

Mer

umus

kan

bata

s-ba

tas k

ewen

anga

n m

asin

g-m

asin

g in

stan

si

anta

rsek

tor d

i tin

gkat

pus

at m

aupu

n da

erah

dal

am ra

ngka

pen

gelo

laan

kaw

asan

pan

tau

2.

Mer

umus

kan

mek

anis

me

pera

tura

n pr

oses

dan

pro

sedu

r per

izin

an b

aik

bagi

pen

gelo

laan

kaw

asan

pan

tai p

ada

umum

nya

mau

pun

mek

anis

me

peng

atur

an p

rose

s dan

pro

sedu

r per

izin

an p

engg

unaa

n ta

nah

pant

ai

3.

Mer

umus

kan

kebi

jaka

n pe

rtan

ahan

bag

ik b

agi p

enge

lola

an k

awas

an

pant

ai p

ada

umum

nya

mau

pun

bagi

pem

anfa

atan

per

untu

kan

dan

peng

guna

an ta

nah

pant

ai p

ada

khus

usny

a ya

ng le

bih

men

jam

in

pele

star

ian

prod

uktifi

tas,

kua

litas

keg

unaa

n ta

nah

sert

a m

ence

gah

keru

saka

n da

n ke

subu

ran

tana

h

Yuri

dis n

orm

atif

kues

ione

r, w

awan

cara

lang

sung

2St

udi t

enta

ng H

ukum

Ada

t

Pert

anah

an d

i Iri

an Ja

ya

Sony

Bah

tiar

1997

Mem

beri

kan

pem

aham

an te

ntan

g: st

rukt

ur p

engu

asaa

n da

n pe

mili

kan

tana

h ad

at d

i kal

anga

n m

asya

raka

t huk

um a

dat y

ang

mel

iput

i mac

am h

ak,

subj

ek d

an o

bjek

nya;

pol

a pe

nggu

naan

dan

pen

guas

aan

tana

h; se

rta

cara

men

gint

egra

sika

n ta

nah

adat

ke

dala

m k

eten

tuta

n U

UPA

w

awan

cara

, stu

di d

okum

enK

ualit

atif

deng

an ti

ga p

ende

kata

n

(his

tori

s-yu

ridi

s, v

erst

ehen

,

kom

itmen

)

3Pr

ofes

iona

lism

e A

para

tur

Pert

anah

an

Ratn

a D

juita

2001

1.

Men

gide

ntifi

kasi

jeni

s-je

nis p

endi

dika

n da

n pe

ngal

aman

ker

ja

yang

dim

iliki

ole

h pa

ra p

enge

lola

per

tana

han

di K

anto

r Per

tana

han

Kab

upat

en d

an K

ota

2.

Car

a m

enca

pai p

rofe

sion

alis

me

apar

atur

per

tana

han

di k

anto

r-ka

ntor

pert

anah

an d

i Kab

upat

en d

an K

ota

dala

m ra

ngka

pel

aksa

naan

oto

nom

i

daer

ah

Des

krip

tifku

esio

ner,

waw

anca

ra,

disk

usi

4Pe

rana

n Te

naga

Uku

r dal

am

Men

duku

ng P

elay

anan

Pert

anah

an

20

051.

M

engk

aji d

an m

enga

nalis

is ti

ngka

t kem

ampu

an te

naga

uku

r dal

am

men

yele

saik

an p

eker

jaan

pen

guku

ran

dan

pem

etaa

n bi

dang

tana

h

untu

k m

endu

kung

pel

ayan

an p

erta

naha

n di

kan

tor p

erta

naha

n se

rta

fakt

or-f

akto

r yan

g m

empe

ngar

uhi h

asil

kerj

a te

rseb

ut

2.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisis

ting

kat k

ebut

uhan

tena

ga u

kur y

ang

riil

sesu

ai d

enga

n fr

ekue

nsi v

olum

e pe

rmoh

onan

yan

g m

asuk

di k

anto

r

pert

anah

an

3.

Men

geta

hui d

an m

engk

aji h

asil

peng

ukur

an d

an p

emet

aan

bida

ng

tana

h ya

ng m

ampu

mem

beri

kan

jam

inan

kep

astia

n hu

kum

hak

ata

s

tana

h

infe

renc

e re

sear

ch,

stud

i kas

us d

an

pene

litia

n la

pang

an

5K

ajia

n Pe

ngem

bang

an

Mod

el R

edis

trib

usi T

anah

Skal

a Ke

cil

20

05M

engk

aji k

emun

gkin

an k

onse

p/m

odel

redi

stri

busi

tana

h de

ngan

luas

an

keci

l ant

ara

200

m²-

600

m² d

i per

desa

an a

gar d

apat

mem

beri

kan

tam

baha

n

peng

hasi

lan

guna

mem

nuhi

keb

utuh

an h

idup

min

imum

kel

uarg

a pe

tani

Kuan

titat

if da

n

kual

itatif

doku

men

tasi

, waw

anca

ra,

surv

ei

peng

elom

poka

n, ta

bula

si, a

nalis

is

stat

istik

Page 106: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

95Lampiran

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

eTe

knik

Pen

gum

pula

n D

ata

Tekn

ik A

nali

sis

Dat

a

6K

ajia

n Pe

rtim

bang

an T

ekni

s

Peng

guna

an T

anah

Dal

am

rang

ka P

embe

rian

Hak

dan

Inve

stas

i

20

051.

M

enge

tahu

i kri

teri

a da

n st

anda

r per

timba

ngan

tekn

is p

enat

agun

aan

tana

h (P

T-PG

T) d

alam

rang

ka p

embe

rian

hak

dan

inve

stas

i 2.

Men

gide

ntifi

kasi

fakt

or-f

akto

r pen

gham

bat i

nstit

usio

nal d

an u

paya

yang

har

us d

item

puh

untu

k m

engo

ptim

alka

n pe

nera

pan

PT-P

GT

dala

m

rang

ka p

embe

rian

hak

dan

inve

stas

i

Des

krip

tif k

ualit

atif

waw

anca

ra, s

urve

i, FG

Dta

bula

si

7Tu

poks

i Kel

emba

gaan

Pert

anah

an d

i Dae

rah

20

051.

M

engk

aji d

an m

enga

nalis

is p

elak

sana

an tu

poks

i Kan

tor W

Ilaya

h BP

N

dan

Kan

tor P

erta

naha

n

2.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisis

hal

-hal

yan

g be

rkai

tan

deng

an p

enat

aan

kem

bali

orga

nisa

si K

anto

r Wila

yah

BPN

dan

Kan

tor P

erta

naha

n

3.

Men

gkaj

i im

plik

asi p

enat

aan

kem

bali

orga

nisa

si K

anto

r WIla

yah

BPN

dan

Kan

tor P

erta

naha

n

Kual

itatif

waw

anca

ra, s

urve

i, st

udi

doku

men

8Id

entifi

kasi

dan

Peny

eles

aian

Mas

alah

Pert

anah

an

20

051.

M

empe

role

h ga

mba

ran

peny

eles

aian

mas

alah

per

tana

han

2.

Mem

pero

leh

gam

bara

n pe

ran

BPN

dal

am m

enye

lesa

ikan

mas

alah

pert

anah

an

3.

Mem

pero

leh

gam

bara

n ke

bija

kan

khus

us y

ang

suda

h di

kelu

arka

n

men

gena

i mas

alah

per

tana

han

men

inda

klan

juti

TAP

MPR

IX/M

PR/2

001

Des

krip

tif a

nalit

isSu

rvei

, waw

anca

ra,

doku

men

tasi

9Pe

ngem

bang

an S

iste

m

Adm

inis

tras

i Per

tana

han

di

Des

a/K

elur

ahan

20

051.

M

enge

tahu

i dan

men

gana

lisa

gam

bara

n ko

ndis

i adm

inis

tras

i

pert

anah

an d

i des

a/ke

lura

han

2.

Men

geva

luas

i dan

men

gana

lisa

dam

pak

dari

kon

disi

adm

inis

tras

i

pert

anah

an d

i des

a/ke

lura

han

terh

adap

pem

bang

unan

eko

nom

i dae

rah

3.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisa

lang

kah-

lang

kah

bagi

pen

gem

bang

an si

stem

adm

inis

tras

i per

tana

han

di d

esa/

kelu

raha

n da

lam

rang

ka p

emba

ngun

an

ekon

omi d

aera

h

Su

rvei

10K

ajia

n Pe

ngem

bang

an

Kons

olid

asi T

anah

Dal

am R

angk

a Pe

nata

an

Ling

kung

an d

an P

enga

tura

n

Peng

uasa

an T

anah

20

051.

M

engk

aji p

elak

sana

an k

onso

lidas

i tan

ah p

erko

taan

yan

g te

lah

dila

ksan

akan

sesu

ai P

erat

uran

Kep

ala

BPN

No.

4 T

ahun

1991

2.

Men

gide

ntifi

kasi

dan

men

geva

luas

i ham

bata

n da

n up

aya

yang

tela

h

dila

ksan

akan

aga

r ter

capa

i pel

aksa

naan

kon

solid

asi t

anah

seba

gaim

ana

yang

dih

arap

kan

Pe

ngam

atan

, sur

vei,

waw

anca

ra

klas

ifika

si, t

abul

asi

11Pe

nert

iban

dan

Pend

ayag

unaa

n Ta

nah

Terl

anta

r di A

real

Hak

Gun

a

Usa

ha P

erke

buna

n

Ano

nim

2005

1.

Men

geva

luas

i pel

aksa

naan

iden

tifika

si ta

nah

terl

anta

r sec

ara

yuri

dis,

sosi

olog

is d

an e

kono

mis

dal

am su

atu

kele

mba

gaan

koo

rdin

atif

inst

ansi

pusa

t, pe

mer

inta

h da

erah

, ser

ta m

asya

raka

t set

empa

t

2.

Mer

umus

kan

disa

in p

ener

tiban

dan

pen

daya

guna

an ta

nah

terl

anta

r

mel

alui

upa

ya p

ende

kata

n te

rpad

u da

ri a

spek

yur

idis

, sos

iolo

gis m

aupu

n

ekon

omis

dal

am su

atu

kele

mba

gaan

koo

rdin

atif

pe

ngam

atan

, FG

D, s

urve

i an

alis

is d

eskr

iptif

Page 107: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

96 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

eTe

knik

Pen

gum

pula

n D

ata

Tekn

ik A

nali

sis

Dat

a

12K

ajia

n Pe

ngem

bang

an

Kebi

jaka

n Pe

rtan

ahan

Men

duku

ng P

emba

ngun

an

Jaw

a Ba

gian

Sel

atan

Tim

P4W

, LPP

M IP

B20

091.

M

enyu

sun

isu-

isu

stra

tegi

s yan

g m

enja

di k

enda

la d

alam

pem

bang

unan

pert

anah

an w

ilaya

h Ja

wa

Bagi

an S

elat

an k

husu

snya

dar

i asp

ek: S

truk

tur

peng

uasa

an p

emili

kan

peng

guna

an d

an p

eman

faat

an ta

nah

oleh

raky

at,

akse

s mas

yara

kat k

e si

stem

pro

duks

i dan

pem

bagi

an h

asiln

ya, s

iste

m

sosi

al b

uday

a m

asya

raka

t yan

g m

enye

babk

an m

asya

raka

t men

gala

mi

kend

ala

dala

m m

ewuj

udka

n ke

seja

hter

aan

yang

ber

kead

ilan

2.

Men

yusu

n ke

bija

kan

umum

dan

indi

kasi

pro

gram

pem

bang

unan

pert

anah

an p

rior

itas d

alam

rang

ka p

enyu

suna

n ke

bija

kan

pert

anah

an d

i

Jaw

a Ba

gian

Sel

atan

Pend

ekat

an so

sial

ekon

omi

waw

anca

ra m

enda

lam

,

kues

ione

r

anal

isis

em

piri

k ko

ndis

i fisi

k

dan

sosi

al-e

kono

mi,

kuan

tifika

si

vari

abel

kes

ejah

tera

an, a

nalis

is

pers

epsi

(ana

lytic

hie

rarc

hy

proc

ess)

13Po

la P

engu

asaa

n,

Pem

ilika

n, P

engg

unaa

n,

Pem

anfa

atan

Tan

ah p

ada

Mas

yara

kat A

dat/

Ula

yat

PT A

ndir

a K

arya

Pers

ada

2009

1.

Men

dapa

tkan

info

rmas

i dan

men

gana

lisis

tent

ang

P4T

terh

adap

tana

h

adat

/ula

yat y

ang

ada

saat

ini

2.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisis

tent

ang

kont

ribu

si P

4T p

ada

tana

h ad

at/

ulay

at te

rhad

ap k

esej

ahte

raan

mas

yara

kat

3.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisis

tent

ang

pola

P4T

yan

g ef

ektif

dan

idea

l

dala

m ra

ngka

mew

ujud

kan

kese

jaht

eraa

n m

asya

raka

t

4.

Men

dapa

tkan

info

rmas

i dan

men

gkaj

i ten

tang

kem

ungk

inan

alte

rnat

if

kebi

jaka

n ya

ng d

apat

dila

kuka

n ol

eh p

emer

inta

h te

rhad

ap p

ola

P4T

terh

adap

tana

h ad

at/u

laya

t unt

uk m

ense

jaht

erak

an m

asya

raka

t

Pend

ekat

an e

mpi

ris/

yuri

dis s

osio

logi

s

Stud

i lite

ratu

r, ob

serv

asi,

waw

anca

ra m

enda

lam

anal

isis

kua

litat

if (a

nalis

is

desk

ript

if ev

alua

tif) d

an k

uant

itatif

14Ke

bija

kan

Fung

si S

osia

l

Tana

h

PT. P

erm

ata

Mar

ga

Kre

asi

2009

1.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisis

tent

ang

pola

keb

ijaka

n fu

ngsi

sosi

al ta

nah

untu

k ke

pent

inga

n m

asya

raka

t men

urut

UU

PA

2.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisis

tent

ang

kont

ribu

si k

ebija

kan

fung

si so

sial

tana

h te

rhad

ap k

erse

jaht

eraa

n m

asya

raka

t

3.

Men

gkaj

i dan

men

gana

lisis

tent

ang

kons

ep k

ebija

kan

fung

si so

sial

tana

h ya

ng e

fekt

if da

n id

eal b

agi m

asya

raka

t dal

am m

ewuj

udka

n

kese

jaht

eraa

n m

asya

raka

t

Pend

ekat

an e

mpi

ris/

yuri

dis s

osio

logi

s

stud

i lite

ratu

r (ka

jian

kebi

jaka

n), o

bser

vasi

,

waw

anca

ra, k

uesi

oner

anal

isis

kua

litat

if (a

nalis

is

desk

ript

if ev

alua

tif) d

an k

uant

itatif

15Pe

ngem

bang

an K

ebija

kan

Pert

anah

an d

i Wila

yah

Perb

atas

an

PT D

iksa

Inte

rtam

a20

09Pe

ngem

bang

an k

ebija

kan

pert

anah

an d

i wila

yah

perb

atas

an

16K

ajia

n Ke

bija

kan

Peng

elol

aan

Pert

anah

an d

i

Dae

rah

Khu

sus

Pusl

itban

g BP

N R

I20

091.

M

enem

uken

ali b

entu

k ke

khus

usan

di d

aera

h-da

erah

khu

sus y

ang

ada

di

Indo

nesi

a di

lihat

dar

i kew

enan

gan

peng

elol

aan

pert

anah

an

2.

Mer

umus

kan

bebe

rapa

alte

rnat

if be

ntuk

pen

gelo

laan

per

tana

han

di

daer

ah k

husu

s yan

g id

eal d

alam

ker

angk

a hu

kum

tana

h na

sion

al

Fi

eldw

ork

di 5

pro

vins

i

(Yog

yaka

rta,

Kep

ulau

an R

iau

-KEK

Bat

am, P

apua

, Pap

ua

Bara

t, N

AD

)

17Ke

bija

kan

Stan

dari

sasi

Bia

ya

Pela

yana

n Pe

ndaf

tara

n

Tana

h

Pusl

itban

g BP

N R

I20

091.

M

enge

tahu

i gam

bara

n bi

aya

pela

yana

n pe

rtan

ahan

ber

dasa

rkan

kom

pone

n/je

nis k

egia

tan

dan

besa

rnya

satu

an b

iaya

pel

ayan

an

khus

usny

a da

lam

keg

iata

n pe

ndaf

tara

n ta

nah

pert

ama

kali

Pend

ekat

an d

eskr

iptif

eksp

lora

tif

Fie

ldw

ork

7 pr

opin

si (S

umut

,

Sum

sel,

Jaw

a Ti

mur

, Kal

tim,

Sula

wes

i Uta

ra, N

TT, I

rian

Jaya

Bar

at)

Page 108: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

97Lampiran

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

eTe

knik

Pen

gum

pula

n D

ata

Tekn

ik A

nali

sis

Dat

a

2.

Mem

pero

leh

rum

usan

stan

dari

sasi

bia

ya p

elay

anan

per

tana

han

berd

asar

kan

kom

pone

n/je

nis k

egia

tan

dan

besa

rnya

satu

an b

iaya

pela

yana

n kh

usus

nya

dala

m k

egia

tan

pend

afta

ran

tana

h pe

rtam

a ka

li

yang

mem

enuh

i aza

s kea

dila

n, tr

anpa

rans

i dll

18Ke

bija

kan

Peng

emba

ngan

Prog

ram

-Pro

gram

Stra

tegi

s Per

tana

han

(Pen

daya

guna

an T

anah

Terl

anta

r)

Pusl

itban

g BP

N R

I20

101.

M

enge

tahu

i pot

ensi

pen

daya

guna

an ta

nah

yang

diin

dika

sika

n te

rlan

tar

2.

Mem

pero

leh

mod

el-m

odel

pen

gem

bang

an a

cces

refo

rm ta

nah

yang

diin

dika

sika

n te

rlan

tar

Rapi

d Ru

ral A

ppra

isal

(RRA

), pe

ndek

atan

kual

itatif

des

krip

tif

Fiel

dwor

k di

6 P

rovi

nsi (

Riau

,

Jaw

a Ba

rat,

Bant

en, J

atim

,

Kal

sel,

Papu

a), p

engi

sian

kues

ione

r, w

awan

cara

,

peng

amat

an la

pang

an

Ana

lisis

dek

srip

tif k

ualit

atif

19Pe

ngem

bang

an S

umbe

r-

sum

ber P

embi

ayaa

n

Pela

yana

n Pe

rtan

ahan

Pusl

itban

g BP

N R

I20

101.

M

enge

nali

dan

men

gkaj

i sum

ber-

sum

ber p

embi

ayaa

n ya

ng

dipe

rgun

akan

/dim

anfa

atka

n sa

at in

i unt

uk p

elay

anan

pen

daft

aran

hak

atas

tana

h pe

rtam

a ka

li di

dae

rah

2.

Men

gena

li da

n m

engk

aji h

amba

tan-

ham

bata

n ya

ng d

ihad

api

mas

yara

kat s

elam

a in

i dal

am m

enda

ftar

kan

tana

hnya

per

tam

a ka

li, b

aik

yang

dib

iaya

i pem

erin

tah

mau

pun

swad

aya

3.

Men

gkaj

i bes

arny

a ‘w

illin

gly

to p

ay” m

asya

raka

t unt

uk m

embi

ayai

pend

afta

ran

tana

hnya

4.

Men

gkaj

i ber

baga

i sum

ber p

elay

anan

yan

g da

pat d

igal

i, di

tingk

atka

n

dan

dike

mba

ngka

n un

tuk

men

duku

ng p

erce

pata

n pe

laya

nan

pend

afta

ran

hak

atas

tana

h pe

rtam

a ka

li pa

da m

asa

men

data

ng

App

lied

actio

n

rese

arch

(pen

deka

tan

ilmia

h ak

adem

is

dan

prag

mat

is

empi

ris-

pend

ekat

an

kom

preh

ensi

f,

teri

nteg

rasi

,

pem

bang

unan

berk

elan

juta

n,

mul

tilev

el/m

ulti

agen

t, pe

ndek

atan

kebi

jaka

n)

Fiel

wor

k di

5 p

rovi

nsi

(Sum

ut, S

umse

l, Ja

bar,

Kal

sel,

Sulu

t), s

tudi

pus

taka

,

FGD

, kue

sion

er

Ana

lisis

des

krip

tif, k

ajia

n

perm

asal

ahan

, ana

lisis

will

ingn

ess

to p

ay (W

TP),

anal

isis

SW

OT

20Ke

bija

kan

Peng

elol

aan

Pert

anah

an d

i DI

Yogy

akar

ta

Pusl

itban

g BP

NRI

2010

1.

Men

geta

hui p

elak

sana

an p

enga

tura

n pe

ngua

saan

, pem

ilika

n da

n

pem

anfa

atan

tana

h di

DI Y

ogya

kart

a

2.

Men

geta

hui b

esar

an k

ontr

ibus

i pen

ggun

aan

dan

pem

anfa

atan

tana

h

beka

s sw

apra

ja te

rhad

ap ti

ngka

t pen

ghas

ilan

mas

yara

kat p

engg

arap

di

DI Y

ogya

kart

a

3.

Men

geta

hui b

entu

k si

nkro

nisa

si p

enga

tura

n pe

ngua

saan

, pem

ilika

n

dan

pem

anfa

atan

tana

h be

kas s

wap

raja

di D

I Yog

yaka

rta

dala

m si

stem

huku

m a

grar

ia n

asio

nal

His

tori

s yur

idis

Fiel

dwor

k di

Yog

yaka

rta

21Ke

bija

kan

Peng

emba

ngan

Kons

olid

asi T

anah

Ver

tikal

Pusl

itban

g BP

N R

I20

101.

M

engi

dent

ifika

si, m

engk

aji d

an m

enga

nalis

is p

elak

sana

an k

onso

lidas

i

tana

h de

ngan

pem

bang

unan

s eca

ra v

ertik

al b

erka

itan

deng

an

atur

an p

elak

sana

an, l

emba

ga p

enye

leng

gara

, hak

, dan

kew

ajib

an

pese

rta

pela

ksan

aan,

pen

gelo

laan

, pem

biya

an d

an se

baga

inya

sert

a

men

geva

luas

i lua

s ket

erse

diaa

n da

n ke

butu

han

tana

h di

wila

yah

perk

otaa

n un

tuk

mem

enuh

i kep

erlu

an p

emba

ngun

an p

erum

ahan

war

gany

a se

rta

untu

k m

enge

tahu

i kon

sep

kons

olid

asi t

anah

seca

ra

vert

ikal

yan

g la

yak

dike

mba

ngka

n un

tuk

pena

taan

pem

ilika

n,

peng

guna

an d

an p

eman

faat

an ta

nah

Kuan

titat

ifFi

eldw

ork

di 8

pro

vins

i

(Yog

yaka

rta,

Jatim

, Jat

eng,

Jaba

r, Su

mut

, Sum

sel,

Suls

el,

Kal

sel)

Kla

sifik

asi d

an ta

bula

si

Page 109: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

98 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

eTe

knik

Pen

gum

pula

n D

ata

Tekn

ik A

nali

sis

Dat

a

2.

Men

geta

hui p

erat

uran

per

unda

ngan

-und

anga

n ya

ng a

da d

an p

erlu

dike

mba

ngka

n da

lam

men

duku

ng k

onso

lidas

i tan

ah se

cara

ver

tikal

22Pe

nelit

ian

kebi

jaka

n

Peng

emba

ngan

Pol

a

Pela

yana

n Pe

rtan

ahan

Lara

sita

Pusl

itban

g BP

N R

I20

101.

M

enge

tahu

i aks

es k

emud

ahan

dan

kem

urah

an b

iata

yan

g di

teri

ma

mas

yara

kat a

kiba

t ada

nya

kegi

atan

pel

ayan

an p

erta

naha

n m

elal

ui p

ola

Lara

sita

2.

Men

geta

hui u

paya

yan

g da

pat d

iam

bil d

an d

ilaku

kan

BPN

RI d

alam

rang

ka m

emak

sim

alka

n ke

giat

an p

elay

anan

Lar

asita

bai

k in

tern

al

mau

pun

ekst

erna

l

Des

krip

tif e

kspl

orat

ifFi

eldw

ork

di 6

pro

vins

i

(Jat

eng,

Jaba

r, Ja

tim, P

apua

,

Bant

en, K

alse

l), d

isku

si,

waw

anca

ra, k

uesi

oner

Kua

ntita

tif (t

abul

asi)

, des

krip

tif,

eksp

lora

tif

23Po

la P

embi

naan

Sum

berd

aya

Man

usia

Pert

anah

an

Pusl

itban

g BP

N R

I20

101.

M

enge

tahu

i sik

ap p

egaw

ai B

PN d

i tin

gkat

kot

a/ka

bupa

ten

terh

adap

prog

ram

pem

bina

an S

DM

yan

g se

suai

den

gan

kebi

jaka

n BP

N R

I

2.

Men

geta

hui h

asil

peni

laia

n pi

mpi

nan

BPN

di t

ingk

at p

rovi

nsi t

erha

dap

impl

emen

tasi

pro

gram

pem

bina

an S

DM

yan

g se

suai

den

gan

kebi

jaka

n

BPN

RI

3.

Men

gkaj

i dan

mer

umus

kan

pola

pem

bina

an S

DM

per

tana

han

yang

dipa

ndan

g pa

ling

sesu

ai d

an la

yak

dite

rapk

an d

i lin

gkun

gan

lem

baga

BPN

RI

Kual

itatif

waw

anca

ra, s

tudi

dok

umen

24Pe

ngaw

asan

dan

Peng

enda

lian

Part

isip

atif

terh

adap

Per

alih

an

Peng

uasa

an T

anah

: Wila

yah

Pesi

sir d

an P

ulau

-Pul

au

Keci

l

Pusl

itban

g BP

N

RI d

an D

ep. S

ains

& K

omun

ikas

i

Peng

emba

ngan

Mas

yara

kat F

EMA

,

IPB

2010

1.

Men

gkaj

i sis

tem

pem

ilika

n, p

engu

asaa

n da

n m

ekan

ism

e ak

ses t

erha

dap

sum

berd

aya

agra

ria

di w

ilaya

h pe

sisi

r dan

pul

au-p

ulau

kec

il

2.

Men

gkaj

i kel

emba

gaan

loka

l dal

am k

aita

nnya

den

gan

pem

anfa

atan

dan

kons

erva

si su

mbe

rday

a ag

rari

a di

wila

yah

pesi

sir d

an p

ulau

-pul

au k

ecil

3.

Men

gkaj

i keb

ijaka

n pe

mer

inta

h da

erah

dan

pus

at d

alam

pem

anfa

atan

dan

kons

erva

si su

mbe

rday

a ag

rari

a di

wila

yah

pesi

sir d

an p

ulau

-pul

au

keci

l

4.

Men

gkaj

i pol

a na

fkah

(liv

elih

ood)

mas

yara

kat d

i wila

yah

pesi

sir d

an

pula

u-pu

lau

keci

l, te

ruta

ma

pera

nan

sum

berd

aya

agra

ria

pesi

sir d

an

pula

u-pu

lau

keci

l dan

per

ubah

anny

a

5.

Men

gkaj

i pro

ses-

pros

es p

eral

ihan

pen

guas

aan

tana

h da

n su

mbe

rday

a

pesi

sir d

an p

erai

ran

sert

a ke

cend

erun

gan

kons

entr

asin

ya y

ang

terj

adi d

i

wila

yah

pesi

si d

an p

ulau

-pul

au k

ecil

Kual

itatif

dan

kuan

titat

if

Kuan

titat

if (m

etod

e

surv

ei te

rbat

as),

kual

itatif

(pen

gam

atan

ber

pera

n

sert

a, w

awan

cara

men

dala

m,

PRA

, FG

D

Ana

lisis

dat

a ku

alita

tif (r

eduk

si

data

, pen

yajia

n da

ta, d

an p

enar

ikan

kesi

mpu

lan/

veri

fikas

i); A

nalis

is

kuan

titat

if (s

tatis

tik se

derh

ana

deng

an p

rese

ntas

i dan

tabu

lasi

)

25Ke

bija

kan

Pend

afta

ran

Hak

Ata

s Rua

ng P

erai

ran

Pusl

itban

g BP

NRI

2010

1.

Men

gena

li da

n m

engk

aji j

enis

-jeni

s hak

yan

g m

enda

sari

pen

guas

aan/

pem

ilika

n ru

ang

pera

iran

saat

ini d

i dae

rah

sert

a je

nis p

engg

unaa

n/

pem

anfa

atan

2.

Men

gkaj

i pem

bata

san

peng

ertia

n da

n je

nis-

jeni

s hak

yan

g da

pat

dibe

rika

n te

rhad

ap p

engu

asaa

n/pe

mili

kan

ruan

g pe

rair

an

3.

Men

gkaj

i tek

nis p

engu

kura

n da

n pr

osed

ur p

enda

ftar

an h

ak ru

ang

pera

iran

Des

krip

tif d

an

eksp

lora

tif

surv

ei, F

GD

, int

ervi

ewIn

vent

aris

asi d

an ta

bula

si d

ata

hasi

l

surv

ei, a

nalis

is y

urid

is

Page 110: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

99Lampiran

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

eTe

knik

Pen

gum

pula

n D

ata

Tekn

ik A

nali

sis

Dat

a

26Ke

bija

kan

Pena

taan

Pert

anah

an d

i Kaw

asan

Beka

s Per

tam

bang

an

Pusl

itban

g BP

N R

I20

101.

M

enge

tahu

i gam

bara

n ko

ndis

i per

mas

alah

an d

i kaw

asan

per

tam

bang

an

2.

Men

gide

ntifi

kasi

dan

men

gana

lisa

hubu

ngan

keb

ijaka

n pe

rtan

ahan

deng

an k

ebija

kan

pert

amba

ngan

dan

den

gan

kebi

jaka

n la

inny

a di

kaw

asan

per

tam

bang

an

3.

Men

gana

lisa

pera

nan

BPN

RI d

alam

rang

ka k

ebija

kan

pena

taan

pert

anah

an d

i kaw

asan

per

tam

bang

an

su

rvei

lapa

ngan

, waw

anca

ra,

disk

usi

27Re

form

a A

grar

ia

Dal

am S

ejar

ah d

an

Impl

emen

tasi

nya

Win

a D

wi F

ebri

na20

111.

M

ende

skri

psik

an se

jara

h tim

buln

ya re

form

a ag

rari

a

2.

Men

desk

rips

ikan

refo

rma

agra

ria

di n

egar

a la

in

3.

men

desk

rips

ikan

refo

rma

agra

ria

di In

done

sia

Kual

itatif

des

krip

tifst

udi l

itera

tur (

kepu

stak

aan)

28Po

tens

i Tan

ah y

ang

Diin

dika

sika

n Te

rlan

tar

untu

k D

iday

agun

akan

seba

gai O

bjek

Ref

orm

a

Agr

aria

Elia

na S

idip

urw

anty

2011

1.

Men

geta

hui p

oten

si p

enda

yagu

naan

tana

h ya

ng d

iindi

kasi

kan

terl

anta

r

2.

Men

geta

hui a

sset

dan

acc

es re

form

tana

h ya

ng d

iindi

kasi

kan

terl

anta

r

RR

A (R

apid

Rur

al A

ppra

isal

)A

nalis

is d

eskr

iptif

kua

litat

if

29La

yana

n ra

kyat

unt

uk

Sert

ifika

si T

anah

(LA

RASI

TA)

Bert

us S

umad

a da

n

Ard

itya

Wic

akso

no

2011

1.

Men

geta

hui a

paka

h ke

giat

an p

elay

anan

per

tana

han

mel

alui

Lar

asita

dapa

t mem

beri

kan

akse

s kem

udah

an d

an k

emur

ahan

bia

ya p

ada

mas

yara

kat

2.

Men

geta

hui u

paya

yan

g da

pat d

ilaku

kan

dala

m ra

ngka

mak

sim

alis

asi

kegi

atan

lara

sita

bai

k in

tern

al B

PN m

aupu

n ru

ang

part

isip

asi

mas

yara

kat s

erta

apa

rat D

esa/

kelu

raha

n da

lam

keg

iata

n pe

rtan

ahan

dan

pem

bena

han

adm

inis

tras

i per

tana

han

desa

/kel

urah

an

Kual

itatif

(stu

di k

asus

)pe

ngam

atan

, waw

anca

ra,

field

wor

k di

12 k

ab/k

ota

anal

isis

den

gan

mod

el in

tera

ktif

(red

uksi

dat

a, p

enya

jian

daya

,

pena

rika

n ke

sim

pula

n/ve

rifik

asi)

30M

enuj

u Ke

past

ian

Huk

um

Ata

s Tan

ah: K

erat

on

Kas

ulta

nan

dan

Kad

ipat

en

Paku

alam

an d

i Dae

rah

Istim

ewa

Yogy

akar

ta

Mun

syar

ief

2011

1.

Men

geta

hui p

enga

tura

n pe

ngua

saan

, pem

ilika

n, p

engg

unaa

n da

n

pem

anfa

atan

tana

h da

hulu

dan

saat

ini d

i Dae

rah

Istim

ewa

Yogy

akar

ta

2.

Men

geta

hui s

inkr

onis

asi p

enga

tura

n pe

ngua

saan

, pem

ilika

n da

n

peng

guna

an d

an p

eman

faat

an ta

nah

di D

aera

h Is

timew

a Yo

gyak

arta

31St

udi P

enge

mba

ngan

Lem

baga

Per

tana

han:

Efek

tifita

s Bad

an

Pert

anah

an N

asio

nal R

I

Dar

man

Hut

asoi

t20

121.

M

enge

tahu

i tin

gkat

efe

ktiv

itas k

elem

baga

an B

PN R

I dal

am m

enja

lank

an

tuga

s pok

ok d

an fu

ngsi

nya

2.

Men

geta

hui p

erke

mba

ngan

uru

san

agra

ria

dew

asa

ini

3.

Mer

umus

kan

upay

a pe

ngem

bang

an k

elem

baga

an p

erta

naha

n

pend

ekat

an se

jara

h,

anal

isis

org

anis

asi,

peng

emba

ngan

orga

nisa

si

stud

i dok

umen

, sur

vei,

waw

anca

ra te

rbuk

a da

n

tert

utup

tabu

lasi

dat

a, a

nalis

is w

awan

cara

tert

utup

32Ev

alua

si P

elak

sana

an S

iste

m

kend

ali M

utu

Prog

ram

Pert

anah

an (S

KM

PP)

Elia

na S

idip

urw

anty

2012

1.

Men

geta

hui p

elak

sana

an S

KM

PP d

i Kan

tor w

ilaya

h BP

N R

I dan

kan

tor

Pert

anah

an k

abup

aten

/kot

a

2.

Men

geta

hui u

paya

-upa

ya y

ang

dila

kuka

n ol

eh K

anto

r WIla

yah

BPN

Prov

insi

dan

Kan

tor P

erta

naha

n K

abup

aten

/kot

a un

tuk

men

ingk

atka

n

dan

men

gem

bang

kan

pela

ksan

aan

SKM

PP

Stud

i kas

us e

kspl

anat

if

dan

kual

itatif

,

Kual

itatif

, ris

et a

ksi

part

isip

ator

is

waw

anca

ra m

enda

lam

,

peng

amat

an b

erpe

ran

sert

a,

disk

usi k

elom

pok,

stud

i

doku

men

anal

isis

dat

a ku

alita

tif

(pen

gelo

mpo

kan,

pen

gkod

ean,

peng

kate

gori

an)

Page 111: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

100 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

neli

tiTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

eTe

knik

Pen

gum

pula

n D

ata

Tekn

ik A

nali

sis

Dat

a

33Pe

ngen

dalia

n A

lih F

ungs

i

Tana

h Pe

rtan

ian

ke N

on

Pert

ania

n

Ratn

a D

juita

2012

1.

Men

geta

hui d

an m

enga

nalis

a ga

mba

ran

konv

ersi

(alih

fung

si)

peng

guna

an ta

nah

pert

ania

n

2.

Men

gana

lisa

efek

tifita

s pen

gend

alia

n ko

nver

si (a

lih fu

ngsi

) pen

ggun

aan

tana

h pe

rtan

ian

3.

Men

gana

lisa

lang

kah-

lang

kah

peng

enda

lian

konv

ersi

(alih

fung

si)

peng

guna

an ta

nah

pert

ania

n

Des

krip

tif a

nalis

is,

Pend

ekat

an p

erat

uran

kebi

jaka

n

kues

ione

r, w

awan

cara

men

dala

m, s

tudi

dok

umen

,

field

wor

k 5

prov

insi

(Bal

i,

Sum

ut, R

iau,

Pap

ua, N

TB,

Suls

el)

34Pe

ngem

bang

an

Adm

inis

tras

i Dat

a

Pert

anah

an B

erba

sis D

esa/

Kelu

raha

n

Hen

i Yua

nita

2012

1.

Men

geta

hui k

ondi

si d

ata

pert

anah

an y

ang

dibu

tuhk

an d

alam

peng

emba

ngan

adm

inis

tras

i per

tana

han

berb

asis

des

a/ke

lura

han

2.

Men

gana

lisa

pote

nsi p

enge

mba

ngan

adm

inis

tras

i per

tana

han

di ti

ngka

t

desa

/kel

urah

an b

erba

sis m

asya

raka

t

Kual

itatif

Kues

ione

r, w

awan

cara

men

dala

m, p

enga

mat

an

lapa

ngan

, stu

di p

usta

ka,

field

wor

k (1

2 ka

bupa

ten

di 5

prov

insi

-Jat

eng,

Bal

i, Ja

bar,

Jam

bi, K

altim

)

Ana

lisis

kua

litat

if

35Pe

ngua

saan

, Pem

anfa

atan

dan

Peng

elol

aan

Ruan

g A

tas

dan

Baw

ah P

erm

ukaa

n A

ir

Mun

syar

ief

2012

1.

Inve

ntar

isas

i sta

tus p

engu

asaa

n, p

eman

faat

an d

an p

enge

lola

an ru

ang

di

atas

dan

di b

awah

air

2.

Inve

ntar

isas

i keb

ijaka

n ya

ng m

enga

tur p

engu

asaa

n, p

eman

faat

an

dan

peng

elol

aan

ruan

g di

ata

s dan

di b

awah

air

baik

ber

upa

Und

ang-

Und

ang,

Per

atur

an P

emer

inta

h, K

eput

usan

Pre

side

n, K

eput

usan

Men

teri

mau

pun

Pera

tura

n D

aera

h da

n su

rat-

sura

t kep

utus

an la

inny

a

3.

men

akis

me

koor

dina

si d

an si

nkro

nisa

si a

ntar

a in

stan

si te

rkai

t dal

am

men

gatu

r pen

guas

aan,

pem

anfa

atan

, dan

pen

gelo

laan

ruan

g di

ata

s dan

di b

awah

air

Des

krip

tif, P

ende

kata

n

yuri

dis n

orm

atif

Kues

ione

r, w

awan

cara

Ana

lisis

kua

litat

if da

n ku

antit

atif

deng

an p

ende

kata

n no

rmat

if da

n

fisio

grafi

s

36D

igita

lisas

i Pen

yim

pana

n

Dat

a da

n D

afta

r Um

um

Pend

afta

ran

Tana

h:

Peng

amba

ngan

Sis

tem

data

base

unt

uk P

enda

ftar

an

Tana

h

Mun

syar

ief

2012

1.

Men

desk

rips

ikan

pen

gelo

laan

ars

ip d

afta

r um

um p

enda

ftar

an d

i kan

tor

pert

anah

an

2.

Men

gana

lisis

pol

a pe

ngem

bang

an si

stem

pen

yim

pana

n da

taba

se d

igita

l

pend

afta

ran

tana

h pa

da k

anto

r per

tana

han

Des

krip

tif a

nalit

is,

pend

ekat

an K

ualit

atif

dan

kuan

titat

if

Fiel

dwor

k di

6 p

rovi

nsi

(Jat

eng,

Jatim

, Bal

i, Su

mut

,

Lam

pung

, Sum

ater

a, S

ulut

),

stud

i dok

umen

, waw

anca

ra,

peng

amat

an la

ngsu

ng

37Pe

nata

an P

erta

naha

n di

Wila

yah

Pesi

sir d

an P

ulau

-

Pula

u K

ecil

Bert

us S

umad

a20

121.

M

enge

tahu

i/m

engi

dent

ifika

si g

amba

ran

umum

(kar

akte

rist

ik) w

ilaya

h

pesi

sir d

an p

ulau

-pul

au k

ecil

dari

segi

pen

ggun

aan/

pem

anfa

atan

tana

h,

pem

ilika

n/pe

ngua

saan

tana

h da

n je

nis h

ak a

tas t

anah

nya

2.

Men

gide

ntifi

kasi

per

atur

an y

ang

suda

h ad

a sa

at in

i dan

impl

emen

tasi

nya

di w

ilaya

h pe

sisi

r dan

pul

au-p

ulau

kec

il te

rseb

ut

Dek

srip

tif e

kspl

orat

ifFi

eldw

ork

di 6

pro

pins

i

(Ben

gkul

u, Ja

wa

Tim

ur,

Suls

el, N

TB, P

apua

), st

udi

doku

men

, waw

anca

ra

deng

an k

uesi

oner

Peng

elom

poka

n, ta

bula

si d

ata

Page 112: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

101Lampiran

Daf

tar P

enel

itia

n da

ri S

ekol

ah T

ingg

i Per

tana

han

Nas

iona

l

No

Judu

lPe

nelit

iTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

Dat

a

1M

igra

si D

ata

Teks

tual

Dar

i Mic

roso

ft A

cces

s

Ke O

racl

e D

alam

Pem

bang

unan

Bas

is D

ata

Kom

pute

risa

si K

anto

r Per

tana

han

(Stu

dy D

i Kan

tor P

erta

naha

n K

abup

aten

Purw

orej

o )

LASO

NO

2014

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i bag

aim

ana

pem

bang

unan

dat

a te

kstu

al

pert

anah

an d

alam

keg

iata

n Pr

ona

di k

anto

r Per

tana

han

Kab

upat

en

Purw

orej

o.

b.

Unt

uk m

embe

rika

n ga

mba

ran

pros

es m

igra

si d

ata

teks

tual

dar

i M.S

Acc

ess k

e O

racl

e da

lam

pem

bang

uan

basi

s dat

a K

KP.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e pe

nelit

ian

dan

peng

emba

ngan

ata

u Re

sear

ch a

nd

Dev

elop

men

t ( R

&D

)

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

men

gum

pulk

an d

ata

beru

pa d

okum

en

dari

peg

awai

ber

upa

data

seku

nder

yai

tu

data

teks

tual

pad

a M

.S A

cces

dan

Ora

cle

- M

enga

nalis

is d

ata

deng

an m

empe

laja

ri

baga

iman

a st

rukt

ur d

ata

teks

tual

ters

ebut

- M

enga

nalis

is d

ata

baga

iman

a st

rukt

ur d

ata

dala

m o

racl

e.

2Pe

man

faat

an T

ekno

logi

Gns

s Cor

s Unt

uk

Dem

arka

si D

i Kaw

asan

Raw

an B

enca

na Ii

i

Pasc

a Er

upsi

Gun

ung

Mer

api 2

010

( Stu

dy D

i

Keca

mat

an C

angk

ring

an K

abup

aten

Sle

man

)

AG

US

SUD

ARM

AD

I

2014

Men

geta

hui c

ara

men

etap

kan

Dem

arka

si K

awas

an R

awan

Ben

cana

( KRB

) II

I Pas

ca E

rups

i Gun

ung

Mer

api 2

010

dila

pang

an d

enga

n

mem

anfa

atka

n te

knol

ogi G

NSS

CO

RS.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e pe

nelit

ian

Kuan

titat

if

deng

an p

ende

kata

n m

etod

e su

rvey

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

Sur

vey

Obs

erva

si

- Te

knik

Stu

dy D

okum

en

- Te

knik

ana

lisis

koo

rdin

at

mem

band

ingk

an k

oord

inat

titk

con

trol

den

gan

koor

dina

t has

il di

gita

si ti

tik.

- St

ake

Out

den

gan

GN

SS C

ORS

3Ko

ntri

busi

One

Day

Ser

vice

Dal

am P

erce

pata

n

Pela

yana

n Pe

rtan

ahan

Dik

anto

r Per

tana

han

Kab

upat

en P

onor

ogo

NU

RUL

CH

ASA

NA

H

2014

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i seb

erap

a be

sar K

ontr

ibus

i One

Day

Ser

vice

dala

m p

erce

pata

n pe

laya

nan

pert

anah

an d

i kan

tor P

erta

naha

n

Kab

upat

en P

onor

ogo.

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i seb

erap

a be

sar I

ndek

s Kep

uasa

n M

asya

raka

t

terh

adap

pel

ayan

an P

erta

naha

n m

elal

ui O

ne D

ay S

ervi

ce d

i kan

tor

Pert

anah

an K

abup

aten

Pon

orog

o.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e Ku

antit

atif

deng

an

pend

ekat

an su

rvey

.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

Waw

anca

ra

- Te

knik

Kui

sion

er

- Te

knik

Obs

erva

si L

apan

g

- Te

knik

yan

g di

guna

kan

adal

ah S

tatis

tik

Des

krip

tif.

4Pe

mut

akhi

ran

Peta

Zon

a N

ilai T

anah

Kot

a

Mag

elan

g Ta

hun

2014

LUTF

I

HER

DA

DI

DIT

IYO

SUSI

LO

2014

Mem

buat

mod

el P

enila

ian

Tana

h de

ngan

Uji

Valid

asi m

odel

Reg

resi

dala

m ra

ngka

Pem

utak

hira

n Pe

ta Z

ona

Nila

i Tan

ah d

i Kot

a M

agel

ang.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e Pe

nelit

ian

Des

krip

tif (

Des

krip

tif R

esea

rch

)

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

Waw

anca

ra

- Te

knik

Sur

vey

- Te

knik

Dok

umen

tasi

- Te

knik

yan

g di

guna

kan

adal

ah A

nalis

is

Regr

esi L

inea

r Ber

gand

a di

man

a va

riab

el y

ang

digu

naka

n le

bih

dari

dua

.

5K

AJI

AN

KIN

ERJA

PET

UG

AS

UK

UR

MEN

UJU

REFO

RMA

SI B

IRO

KRA

SI

(

Stud

y D

i Kan

tor

Pert

anah

an K

abup

aten

Ban

dung

Bar

at )

FAD

HIL

AH

2014

a.

Men

geta

hui k

iner

ja p

etug

as u

kur d

i Kan

tor P

erta

naha

n K

abup

aten

Band

ung

Bara

t

b.

Men

geta

hui a

paka

h ki

nerj

a pe

tuga

s uku

r di K

anto

r Per

tana

han

Kab

upat

en B

andu

ng B

arat

suda

h m

ampu

men

uju

Refo

rmas

i

Biro

kras

i.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e Pe

nelit

ian

Kual

itatif

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

Waw

anca

ra

- Te

knik

Sur

vey

- Te

knik

Dok

umen

tasi

- Te

knik

yan

g di

guna

kan

adal

ah A

nalis

is

Des

krip

tif.

6Re

kont

ruks

i Bat

as B

idan

g Ta

nah

Men

ggun

akan

Jari

ngan

Ref

eren

si S

atel

it Pe

rtan

ahan

KA

RIYO

NO

2014

a.

Men

guji

JRSP

unt

uk re

kont

ruks

i bat

as b

idan

g ta

nah.

b.

Men

guji

perg

eser

an la

tera

l dan

per

beda

an lu

as b

idan

g ta

nah

hasi

l

reko

ntru

ksi b

atas

bid

ang

tana

h m

engg

unak

an JR

SP.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e Pe

nelit

ian

Com

para

tive

Expe

rim

ent (

Perc

obaa

n de

ngan

Perb

andi

ngan

)

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

Stu

dy D

okum

en

- Te

knik

Obs

erva

si L

angs

ung

Ana

lisis

dat

a ya

ng d

igun

akan

den

gan

men

gkop

aras

ikan

pos

isi b

atas

bid

ang

tana

h da

n

luas

bid

ang

tana

h ha

sil r

ekon

truk

si d

enga

n JP

RS

terh

adap

dat

a da

ri g

amba

r uku

r.

7K

ajia

n Yu

ridi

s Tum

pang

Tin

dih

Sert

ipik

at

Hak

Ata

s Tan

ah D

ides

a G

owas

ari K

ecam

atan

Panj

anga

n, K

abup

aten

Ban

tul.

YULI

ISW

ATU

N

201

a.

Fakt

or p

enye

bab

terj

adin

ya T

umpa

ng T

indi

h Se

rtip

ikat

Hak

Ata

s

Tana

h D

ides

a G

owas

ari K

ecam

atan

Pan

jang

an, K

abup

aten

Ban

tul.

b.

Peny

eles

aian

kas

us tu

mpa

ng ti

ndih

sert

ipik

at h

ak a

tas t

anah

yan

g

dila

kuka

n ol

eh K

anto

r Per

tana

han

Kab

upat

en B

antu

l

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e Pe

nelit

ian

yuri

dis

empi

ris d

an p

enel

itian

yur

idis

nor

mat

if

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

Stud

y pu

stak

a te

rhad

ap b

ahan

-bah

an

huku

m b

aik

baha

n hu

kum

pri

mer

mau

pun

baha

n hu

kum

seku

nder

.

- Te

knik

yan

g di

guna

kan

adal

ah A

nalis

is

Des

krip

tif.

8A

plik

asi A

utoc

ad U

ntuk

Pen

gola

han

Dat

a

Peng

ukur

an T

anah

YUD

I WA

HYU

MU

HA

RAM

2014

Men

geta

hui a

paka

h ap

likas

i Aut

ocad

dap

at d

igun

akan

unt

uk

peng

olah

an d

ata

peng

ukur

an ta

nah.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pene

litia

n in

i ada

lah

met

ode

Pene

litia

n

Eksp

erim

enta

l

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

Stu

dy D

okum

en

- Te

knik

Obs

erva

si L

angs

ung

- Pe

nent

uan

posi

si b

atas

bid

ang

tana

h &

titik

da

sar t

ekni

k pe

rapa

tan

- Pe

nghi

tung

an lu

as-

Reko

ntru

ksi

Page 113: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

102 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

nelit

iTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

Dat

a

9Pr

ospe

k Pe

nera

pan

Peta

Zon

a N

ilai T

anah

Bpn

Bagi

Pem

erin

tah

Kab

upat

en/K

ota

PAM

ULA

RAS

KAT

RIN

ING

SIH

2014

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i keh

enda

k po

litik

BPN

dan

Pen

erin

tah

Kab

upat

en/K

ota

dala

m p

elak

sana

an k

erja

sam

a pe

ngad

aan

dan

pem

anfa

atan

Pet

a ZN

T.

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i kem

ungk

inan

tekn

is p

embu

atan

Pet

a ZN

T ya

ng

bers

kala

bes

ar d

an b

erba

sis b

idan

g-bi

dang

tana

h.

Met

ode

yang

dig

unak

an d

alam

pen

eliti

an

ini a

dala

h m

etod

e Pe

ndek

atan

Ker

uana

gan

dala

m m

enga

nalis

is z

ona

nila

i tan

ah y

ang

terb

entu

k be

rdas

arka

n ka

rakt

eris

trik

keru

anga

nya.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

waw

anca

ra d

enga

n

resp

onde

n

- Te

knik

Pen

gam

atan

lang

sung

terh

adap

oby

ak p

enel

itian

- Te

knik

stud

y do

kum

en

- Te

knik

yan

g di

guna

kan

adal

ah A

nalis

is

Des

krip

tif u

ntuk

men

eran

gkan

ket

erka

iata

n

dian

tara

hal

-hal

ters

ebut

.

10Pe

nyim

pana

n G

eom

etri

s Bid

ang

Tana

h A

kiba

t

Peru

baha

n D

atum

Pem

etaa

n D

ari D

gn 9

5

Ke It

rf 2

008

MA

HEL

LA

2014

a.

Meg

etah

ui si

gnifi

kans

i dis

tors

i ben

tuk

bida

ng a

kiba

t tra

nsfo

rmas

i

koor

dina

t dar

i DG

N 9

5 ke

ITRF

200

8

b.

Men

geta

hui e

fekt

ivita

s rub

bers

heet

ing

dala

m ra

ngka

men

yatu

sist

emka

n ha

sil p

emet

aan

bida

ng ta

nah

yang

diti

njau

dar

i

kete

litia

n po

sisi

dan

luas

nya.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

eksp

erim

en.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

pen

guku

ran

- Te

knik

stud

i dok

umen

- Te

knik

yan

g di

guna

kan

adal

ah A

nalis

is

terh

adap

dis

tors

i ben

tuk

dila

kuka

n de

ngan

men

ghitu

ng n

ilai v

aria

n po

ster

iori

terh

adap

mas

ing-

mas

ing

mod

el H

elm

ert d

an A

ffine

.

11Pe

man

faat

an W

eb M

ap S

ervi

ce S

ebag

ai M

edia

Pert

ukar

an D

ata

Peng

guna

aan

Tana

h D

an

Renc

ana

Tata

Rua

ng W

ilaya

h

JEM

MY

STEP

HA

N

MO

NEP

A

2013

a.

Unt

uk m

enye

diak

an la

yer W

eb M

ap S

ervi

ce g

una

pert

ukar

an d

ata

pert

anah

an d

enga

n in

stan

si te

rkai

t.

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i apa

kah

hasi

l ran

cang

an W

eb M

ap S

ervi

ce

ters

ebut

dap

at m

embe

rika

n ni

lai t

amba

h da

lam

pel

ayan

an

pert

ukar

an d

ata

pert

anan

han

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n da

n pe

ngem

bang

an a

tau

Rese

arch

and

Dev

elop

men

t (RB

D).

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

mel

alui

pros

es w

awan

cara

ters

truk

tur k

epad

a

resp

onde

n se

tela

h W

MS

laye

r dan

web

site

sele

sai d

ibua

t

- Pa

da k

egia

tan

anal

isis

dat

a, d

ata

spas

ial

dila

kuka

n di

gita

si te

rleb

ih d

ahul

u. S

elan

jutn

ya

dibu

atka

n ba

sis d

ata

dan

sete

lah

basi

s dat

a

sele

sai k

emud

ian

dila

kuka

n pe

mbu

atan

WM

S

pada

Geo

serv

er.

- A

nalis

is k

ebut

uhan

pen

ggun

a ad

alah

ana

lisis

terh

adap

keb

utuh

an si

stem

, bat

asan

sist

em,

sert

a an

alis

is d

ata

yang

dib

utuh

kan

oleh

sist

em.

12Pe

man

faat

an F

asili

tas O

nlin

e Sp

ider

web

Pad

a

Jari

ngan

Ref

eren

si S

atel

it Pe

rtan

ahan

Unt

uk

Post

Pro

cess

ing

Peng

ukur

an B

idan

g Ta

nah

NA

UFI

AU

LIA

FAIS

HA

2014

a.U

ntuk

men

geta

hui p

erbe

daan

ant

ara

koor

dina

t dan

luas

bid

ang

tana

h

hasi

l pen

guku

ran

rove

r GN

SS C

ORS

/SRS

P m

etod

e RT

K N

TRIP

deng

an P

ost P

roce

ssin

g O

nlin

e Sp

ider

Web

.

b.U

ntuk

men

geta

hui k

eses

uaia

n an

tara

koo

rdin

at d

an lu

as b

idan

g

tana

h ha

sil p

engu

kura

n ro

ver G

NSS

CO

RS/S

RSP

met

ode

Post

Proc

essi

ng S

top

and

Go

Onl

ine

Spid

erW

eb d

enga

n to

lera

nsi y

ang

dite

tapk

an B

PN se

suai

den

gan

Petu

njuk

Tek

nis P

MN

A/K

BPN

Nom

or 3

Tah

un 19

97.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

pene

litia

n ek

sper

imen

yan

g be

rsifa

t

kom

para

tif d

enga

n pe

ndek

atan

kua

ntita

tf.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

SG

RTK

den

gan

solu

si

peng

ukur

an fi

x

- Te

knik

SG

PP

- Te

knik

RSR

TK d

enga

n so

lusi

peng

ukur

an fi

x

- Te

knik

RSP

P

- U

ji St

atis

tik

- Uji

t

- Uji

Ano

va

- To

lera

nsi P

etun

juk

Tekn

is P

MN

A/K

a BP

N

Nom

or 3

Tah

un 19

97

- Po

sisi

(koo

rdin

at) B

atas

Bid

ang

Tana

h

- Lu

as B

idan

g ta

nah

13Pe

ran

Lem

baga

Ada

t Dal

am P

emba

gian

Tan

ah

Ada

t (St

udi D

i Des

a D

etus

oko

Dan

Wol

ogai

Teng

h K

ecam

atan

Det

usok

o K

abup

aten

End

e

Prov

insi

Nus

a Te

ngga

ra T

imur

)

DYA

H

KU

RNIA

WAT

I

2014

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i str

uktu

r dan

fung

si le

mba

ga a

dat y

ang

ada

di D

esa

Det

usuk

o ba

rat d

an D

esa

Wol

ogai

Ten

gah,

Kec

amta

n

Det

usuk

o, p

rovi

nsi N

usa

Teng

gara

Tim

ur.

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i pro

ses p

erol

ehan

pen

guas

aan

dan

pem

ilika

n

sert

a pe

mba

gian

tana

h ad

at k

epad

a m

asya

raka

t ada

t sec

ara

indi

vidu

oleh

lem

baga

ada

t.

c.

Unt

uk m

enge

tahu

i tin

dak

lanj

ut p

engu

asaa

n da

n pe

mili

kan

tana

h

adat

ole

h an

ggot

a pe

rseo

rang

an m

asya

raka

t ada

t set

empa

t ter

kait

deng

an p

enda

ftar

an ta

nah.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n so

siol

egal

den

gan

pend

ekat

an k

ualit

atif.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

waw

anca

ra

- Te

knik

obs

erva

si(p

enga

mat

an)

- Te

knik

stud

i dok

umen

- Pe

nelit

ian

ini m

engg

unak

an p

ende

kata

n

kual

itatif

sehi

ngga

ana

lisis

dat

anya

men

ggun

akan

ana

lisis

dat

a ku

alita

tif.

Page 114: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

103Lampiran

No

Judu

lPe

nelit

iTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

Dat

a

14K

ajia

n Pe

ruba

han

Peng

guna

an T

anah

Di

Keca

mat

an A

lok

Bara

t Kab

upat

en S

ikka

Prov

insi

Nus

a Te

ggar

a Ti

mur

MA

HO

ET

IMM

AN

UEL

JOSE

PHSO

N

NEP

A

2014

a.

Men

geta

hui p

erub

ahan

pen

ggun

aan

tana

h ya

ng te

rjad

i di w

ilaya

h

keca

mat

an A

lok

Bara

t, K

abup

aten

Sik

ka.

b.

Men

gkaj

i kar

akte

rist

ik p

ada

peru

baha

n pe

nggu

naan

tana

h ya

ng

terj

adi d

i wila

yah

Kec

amat

an A

lok

Bara

t, K

abup

aten

Sik

ka.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

pene

litia

n di

bid

ang

pert

anah

an y

ang

bers

ifat t

erap

an d

enga

n pe

ndek

atan

keru

anga

n (s

pasi

al).

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

stud

i dok

umen

yai

tu st

udi

terh

adap

dok

umen

-dok

umen

sepe

rti :

Pet

a pe

nggu

naan

Tan

ah,

Peta

Adm

inis

tras

i, pe

ta T

opog

rafi,

Citr

a Sa

telit

sert

a do

kum

en st

atis

tik

Kab

upat

en S

ikka

dan

kec

amat

an

Alo

k Ba

rat y

ang

dija

dika

n ba

han

dasa

r dal

am p

embu

atan

da

anal

isis

Peta

Per

ubah

an P

engg

unaa

n Ta

nah

Kec

amat

an A

lok

Bara

t

- Te

knik

Obs

erva

si y

aitu

ber

tuju

an

untu

k m

empe

role

h fa

kta

di la

pang

an y

ang

berk

aita

n

deng

an p

engg

unaa

n ta

nah

dan

peru

baha

nnya

- A

nalis

is d

ata

dila

kuka

n de

nga

pend

ekat

an

keru

anga

n (s

patia

l app

roac

h) y

akni

suat

u

met

ode

untu

k m

emah

ami g

ejal

a te

rten

tu a

gar

mem

puny

ai e

nget

ahua

n ya

ng le

bih

men

dala

m

mel

alui

med

ia ru

ang

yang

dal

am h

ali i

ni

vari

abel

ruan

g m

enda

pat p

osis

i uta

ma

dala

m

anal

isis

nya

(yun

us,2

010:

44)

15Tr

ansf

orm

asi K

oord

inat

Titi

k D

asar

Tek

nik

Aki

bat A

ktiv

itas T

ekto

nik

Unt

uk M

enya

tuka

n

Den

gan

Sist

em Jr

sp

ROSW

AN

DI

2014

a.

Men

geta

hui b

esar

nya

nila

i/pa

ram

eter

per

gese

ran

koor

dina

t titi

k

dasa

r tek

nik

untu

k m

enya

tusi

stem

kan

deng

an JR

SP d

i kab

upat

en

Slem

an..

b.

Men

geta

hui p

ola

perg

erak

an k

erak

bum

i aki

bat a

ktiv

itas t

ekto

nik

dan

men

geta

hui m

etod

e tr

ansf

orm

asi a

pa y

ang

coco

k

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

pene

litia

n ko

mpa

rasi

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

surv

ei

- Te

knik

stud

i dok

umen

- U

ntuk

men

bget

ahui

per

gese

ra p

osis

i TD

T

bisa

dili

hat d

ari b

esar

nya

nila

i per

gese

ran

dan

azim

uth

(ara

h) p

ada

mas

ing-

mas

ing

sam

pel

yang

did

apat

dar

i has

il pe

rhitu

ngan

pad

a

mas

ing-

mas

ing

tran

sfor

mas

i.

16Pe

man

faat

anfo

to U

dara

For

mat

Kec

il U

ntuk

Pem

buat

an P

eta

Das

ar P

enda

ftar

an D

an P

eta

Peng

guna

an T

anah

ELLY

DH

IAN

PRA

SET

YA

2014

a.

Men

geta

hui k

etel

itian

geo

met

ric

dan

plan

imet

ris F

UFK

b.

Men

gapl

ikas

ikan

FU

FK u

ntuk

pem

buat

an p

eta

dasa

r pen

daft

aran

dan

peta

pen

ggun

aan

tana

h

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n su

rvey

, ser

ta m

engk

aji

pem

buat

an m

ozai

k tr

u,m

engu

ji ke

telit

ian

geom

etri

c da

n pl

anim

etri

s ser

ta m

engu

ji

kete

litia

n in

erpr

etas

i FU

FK.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

pen

guku

ran

- Te

knik

stud

i dok

umen

- Pe

nent

uan

posi

si b

atas

bid

ang

tana

h &

titik

dasa

r tek

nik

pera

pata

n

- Pe

nghi

tung

an lu

as

- Re

kont

ruks

i

17IM

PLIK

ASI

PRO

GRA

M IN

VEN

TARI

SASI

PEN

GU

ASA

AN

, PEM

ILIK

AN

, PEN

GG

UN

AA

N

DA

N P

EMA

NFA

ATA

N T

AN

AH

TER

HA

DA

P

PELA

KSA

NA

AN

PEN

DA

FTA

RAN

TA

NA

H

(Stu

di D

i Kab

upat

en M

aget

an, P

rovi

nsi

Jaw

a Ti

mur

)

RISM

A

YULI

AN

A

2014

a.

Men

geta

hui a

pa sa

ja y

ang

dica

pai d

alam

keg

iata

n In

vent

aris

asi

Peng

uasa

an, P

emili

kan,

Pen

ggun

aan

dan

Pem

anfa

atan

tana

h

(IP4

T) d

i Kab

upat

en M

aget

an.

b.

Men

geta

hui b

agai

man

a m

anfa

at h

asil

kegi

atan

Inve

ntar

isas

i

Peng

uasa

an, P

emili

kan,

Pen

ggun

aan

dan

Pem

anfa

atan

tana

h

(IP4

T) d

i Kab

upat

en M

aget

an te

rhad

ap k

egia

tan

pend

afta

ran

tana

h.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n ku

alita

tif d

enga

n

pend

ekat

an d

eskr

iptif

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

dok

umen

tasi

- Te

knik

waw

anca

ra

- Te

knik

des

krip

tif k

ualit

atif

18Pe

mul

ihan

Dat

a Pe

ndaf

tara

n Ta

nah

Pasc

a

Benc

ana

Keba

kara

n D

i Kan

tor P

erta

naha

n

Kab

upat

en C

ianj

ur

FAJA

R K

EMA

L

GU

STA

MA

N

2014

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i dam

pak

akib

at m

usna

hnya

ars

ip p

enda

ftar

an

tana

h pa

sca

benc

ana

keba

kara

n di

Kan

tor P

erta

naha

n K

abup

aten

Cia

njur

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i pro

ses p

emul

ihan

dat

a pe

ndaf

tara

n ta

nah

pasc

a

benc

ana

keba

kara

n di

Kan

tor P

erta

naha

n K

abup

aten

Cia

njur

c.

Unt

uk m

enge

tahu

i per

mas

alah

an y

ang

timbu

l dal

am p

rose

s

pem

ulih

an d

ata

di K

anto

r Per

tana

han

Kab

upat

en C

ianj

ur

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n ku

alita

tif d

enga

n

pend

ekat

an d

eskr

iptif

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

dok

umen

tasi

- Te

knik

waw

anca

ra

- Te

knik

des

krip

tif k

ualit

atif

Page 115: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

104 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

nelit

iTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

Dat

a

19Pe

man

faat

an M

etod

e Ko

mbi

nasi

Gns

s Dan

Tere

stri

s Dal

am P

engu

kura

n Bi

dang

-Bid

ang

Tana

h

SITI

MU

KA

ROM

AH

2014

a.

Lang

kah-

lang

kah

pela

ksan

aan

peng

ukur

an m

etod

e ko

mbi

nasi

GN

SS C

ORS

dan

tere

stri

s dap

at d

igun

akan

dal

am p

engu

kura

n

bida

ng ta

nah

b.

Kete

litia

n ha

sil p

engu

kura

n m

engg

unak

an m

etod

e ko

mbi

nasi

GN

SS C

ORS

dan

tere

stri

s dap

at d

igun

akan

dal

am p

engu

kura

n

bida

ng ta

nah

c.

Ada

ata

u tid

ak te

rdap

at p

erbe

daan

yan

g si

gnifi

kan

met

ode

kom

bina

si G

NSS

CO

RS d

an te

rest

ris d

apat

dig

unak

an d

alam

peng

ukur

an b

idan

g ta

nah

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n Ek

sper

imen

den

gan

pend

ekat

an K

uant

itatif

.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

eks

peri

men

-

- Te

knik

ana

lisis

kua

ntita

tif

- Ru

mus

mat

emat

is

- U

ji st

atis

tik

20ST

ATU

S W

EDH

IKEN

GSE

R SU

NG

AI C

OD

E

(Stu

di D

i Dus

un B

luny

ah G

ede,

Des

a Si

ndua

di,

Keca

mat

an M

lati,

Kab

Sle

man

)

APR

ILIA

PUTR

AN

TI

2014

a.

Men

geta

hui r

iway

at p

engu

asaa

n W

edhi

Ken

gser

ole

h pi

hak

mas

yara

kat d

an p

ihak

des

a te

rkai

t den

gan

tum

pang

tind

ih

peng

uasa

an y

ang

terj

adi.

b.

Men

geta

hui j

enis

stat

us W

edhi

Ken

gser

sung

ai C

ode

di d

usun

Blun

yah

Ged

e

c.

Men

geta

hui u

paya

pen

yele

saia

n ya

ng d

ilaku

kan

untu

k

men

yele

saik

an tu

mpa

ng ti

ndih

pen

guas

aan

yang

terj

adi.

d.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n ku

alita

tif d

enga

n

pend

ekat

an fe

nom

enol

ogi

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

dok

umen

tasi

- Te

knik

waw

anca

ra

- A

nalis

is d

eskr

iptif

kua

litat

if

21A

NIM

O M

ASY

ARA

KAT

TER

HA

DA

P

PEN

SERT

IPIK

ATA

N T

AN

AH

DI K

ABU

PATE

N

PESA

WA

RAN

PRO

VIN

SI L

AM

PUN

G (S

tudi

Di D

esa

Ged

ong

Tata

an D

an D

esa

Keba

gusa

n

Keca

mat

an G

edon

g Ta

taan

)

BASR

ON

I

AH

DY

2014

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i fac

tor y

ang

mem

peng

aruh

i kur

angn

ya a

nim

o

mas

yara

kat d

alam

pen

sert

ipik

atan

tana

h

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i upa

ya K

anto

r Per

tana

han

Kab

upat

en P

esaw

eran

guna

men

ingk

atka

n an

imo

mas

yara

kat d

alam

pen

sert

ipik

atan

tana

h.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

met

ode

pene

litia

n ku

alita

tif d

enga

n

pend

ekat

an fe

nom

enol

ogi

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

waw

anca

ra

- -D

eskr

iptif

kua

litat

if

22PE

LAK

SAN

AA

N P

ERU

BAH

AN

HA

K G

UN

A

BAN

GU

NA

N Y

AN

G D

IBEB

AN

I HA

K

TAN

GG

UN

GA

N M

ENJA

DI H

AK

MIL

IK

UN

TUK

RU

MA

H T

OKO

(Stu

di D

i Kot

a

Pem

atan

gsia

ntar

)

VER

AWAT

I

PURB

A

2013

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i ala

san

atau

per

timba

ngan

Kan

tor P

erta

nana

n

Kota

Pem

atan

gsia

ntar

men

gijin

kan

pela

ksan

aan

peru

baha

n H

ak

Gun

a Ba

ngun

an y

ang

dibe

bani

Hak

Tan

ggun

gan

men

jadi

Hak

Mili

k

untu

k ru

mah

toko

.

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i per

lindu

ngan

terh

adap

kre

dito

r yan

g ob

yek

jam

inan

nya

tela

h di

beba

ni H

ak T

angg

unga

n di

moh

onka

n

pela

ksan

aan

peru

baha

n da

ri H

ak G

una

Bang

unan

men

jadi

Hak

Mili

k ol

eh d

ebito

r.

Met

ode

pene

litia

n ya

ng d

igun

akan

ada

lah

pene

litia

n hu

kum

nor

mat

if.

Tekn

ik y

ang

digu

naka

n ad

alah

- Te

knik

waw

anca

ra

- D

eskr

iptif

kua

litat

if

23Pe

nent

uan

Kal

a Pe

mut

akhi

ran

Dat

a N

ilai

Pasa

r Tan

ah B

erda

sark

an B

esar

Dan

Ola

Nila

i

Pasa

r Tan

ah S

erta

Bes

ar P

oten

si K

ehila

ngan

Pend

apat

an B

agi D

aera

h

R. B

agu

Sukm

a En

ton

Had

iyan

to

2014

a.

Men

geta

hui b

esar

dan

pol

a pe

ning

kata

n ni

lai p

asar

tana

h di

bag

ian

wila

yah

kota

, pin

ggir

an k

ota,

dan

des

a.

b.

Men

geta

hui p

oten

si k

ehila

ngan

pen

dapa

tan

dari

BPH

TB d

an K

ala

Pem

utak

hira

n D

ata

Nila

i Pas

ar T

anah

di b

agia

n w

ilaya

h ko

ta,

ping

gira

n ko

ta, d

an d

esa.

Met

ode

surv

ei, p

ende

kata

n ku

antit

atif

Tekn

ik p

engu

mpu

lan

data

yan

g

digu

naka

n:

-

Sur

vei

-

Dok

umen

tasi

- W

awan

cara

- A

lat:

Lapt

op A

sus A

42J

- G

PS G

arm

in 6

0 C

SX

- So

fwar

e A

rcG

IS 9

.3

- D

eskr

iptif

kua

ntita

tif

Page 116: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

105Lampiran

No

Judu

lPe

nelit

iTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

Dat

a

24Im

plik

asi P

engh

apus

an V

erifi

kasi

Bph

tb

Terh

adap

Pel

ayan

an P

erta

naha

n

Trim

ardh

i Jay

a20

14a.

M

enge

tahu

i im

plik

asi p

engh

apus

an v

arifi

kasi

buk

ti st

oran

pem

baya

ran

BPH

TB te

rhad

ap p

elay

anan

pen

daft

aran

hak

ata

s

tana

h da

n pe

ralih

an h

ak a

tas t

anah

di K

anto

r Per

tana

han

Kota

Pada

ng

Pend

ekat

an fe

nom

enol

ogi (

suby

ektif

)Te

knik

pen

gum

pula

n da

ta y

ang

digu

naka

n:

-

Sur

vei

-

Dok

umen

tasi

- W

awan

cara

- D

eskt

iptif

kua

litat

if

24U

ji Ke

telit

ian

Peng

ukur

an T

anah

Men

ggun

akan

Gns

s Den

gan

Met

ode

Real

Tim

e Pr

ecis

e Po

int

Posi

tioni

ng

Mah

endr

a Tr

i

Har

tart

o

2014

a.

Men

geta

hui k

etel

itian

has

il pe

nguk

uran

bid

ang

tana

h

men

ggun

akan

met

ode

RT-P

PP ji

ka d

iban

ding

kan

deng

an h

asil

peng

ukur

an b

idan

g ta

nah

men

ggun

akan

met

ode

RTK-

BTRI

P da

lam

sist

em C

ORS

-BPN

.

b.

Men

geta

hui k

elay

akan

pen

ggun

aan

met

ode

RT-P

PP d

alam

hal

bata

s tol

eran

asi y

ang

dite

tapk

an d

alam

Pet

unju

k Te

knis

PM

NA

/

KaB

PN N

o, 3

/97

Expe

rim

rnta

l Des

ign

(Ran

cang

an

Perc

obaa

n)

-

Tek

nik

peng

umpu

lan

data

yan

g

digu

naka

n:

-

Pen

guku

ran

Pera

lata

n uk

ur: C

ORS

dan

lapt

op d

enga

n

soft

war

e A

utoc

ad M

ap.

- A

nalis

is k

uant

itatif

25Pe

ngar

uh V

riab

el P

erko

taan

Ter

hada

p H

arga

Tana

h D

i Des

a Ba

leca

tur K

ec. G

ampi

ng,

Slem

an.

Muh

amm

ad

Reza

Kurn

iaw

an

2014

a.

Men

geta

hui v

aria

bel p

erko

taan

yan

g m

emoe

ngar

uhi h

arga

tana

h

di lo

kasi

pen

eliti

an

b.

Men

geta

hui v

aria

bel y

ang

palin

g do

min

an b

erpe

ngar

uh te

rhad

ap

harg

a ta

nah

di lo

kai p

enel

itian

Met

ode

surv

ei p

ende

kata

n ku

antit

atif

Tekn

ik p

engu

mpu

lan

data

yan

g

digu

naka

n:

- s

urve

i

- P

engu

kura

n

- w

awan

cara

Pera

lata

n uk

ur: p

andu

an w

awan

cara

dan

lapt

op d

enga

n so

ftw

are

Exce

l 201

0

dan

SPSS

18.

- A

nalis

is k

uant

itatif

men

ggun

akan

mod

el

pers

amaa

n re

gres

i lili

er b

erga

nda

26Pe

ran

Seks

i SK

P D

alam

Men

anga

ni S

engk

eta

Pert

anah

an M

elal

ui M

edia

si (S

tudi

Di

Kab

Blo

ra)

Bagu

s Iry

anto

2014

a.

Mek

anis

me

med

iasi

dal

am p

enan

gana

n se

ngke

ta p

erta

naha

n

di K

ab. B

lora

b.

Str

ateg

i yan

g di

laku

kan

oleh

Sek

si S

KP

yang

ber

hasi

l men

anga

ni

seng

keta

per

tana

han

mel

alui

med

iasi

Met

ode

desk

ript

if ku

alita

tifTe

knik

pen

gum

pula

n da

ta y

ang

digu

naka

n:

- W

awan

cara

- P

eral

atan

Pen

cata

t dan

Rec

orde

r

- A

nalis

is d

eskr

iptif

kua

litat

if

27A

nals

isi N

ilai S

kor V

aria

bel K

elas

Jala

n Te

rbai

k

Seba

gai P

entu

Nila

i Tan

ah M

engg

unak

an

Mod

el P

ersa

maa

n Re

gres

i Lin

ier B

erga

nda

Sabi

lal

Mut

aqie

n

2014

a.

Men

geta

hui s

kor v

aria

bel j

arak

ant

ara

bida

ng ta

nah

deng

an k

elas

jala

n te

rbai

k se

baga

i pen

entu

nila

i tan

ah m

engg

unak

an m

odel

pers

amaa

n re

gres

i lili

er b

erga

nda

b.

Mrn

geta

hui b

esar

pen

garu

h ya

ng d

itim

bulk

an o

leh

skor

var

iabe

l

ters

ebut

.

Met

ode

kuan

titat

if. P

ende

kata

n su

rvei

Tekn

ik p

engu

mpu

lan

data

yan

g

digu

naka

n:

- S

urve

i

- W

awan

cara

- A

nalis

is k

uant

itatif

men

ggun

akan

mod

el

pers

amaa

n re

gres

i lili

er b

erga

nda

28Pe

man

faat

an S

ertip

ikat

HAT

Pel

aku

Usa

ha

Mik

ro D

an K

ecil

Unt

uk P

enin

gkat

an A

kses

Perm

odal

an D

i Kot

a Ba

u Ba

u Pr

ovin

si S

ulaw

esi

Teng

gara

Nur

hana

fiati

2014

a.

Unt

uk m

enge

tahu

i pro

ses p

ense

rtip

ikat

an ta

nah

mel

alui

pro

gram

UK

M g

una

peni

ngka

tan

akse

s per

mod

alan

b.

Unt

uk m

enge

tahu

i pen

yeba

b m

asya

raka

t pel

aku

UK

M ti

dak

mem

anfa

atka

n se

rtip

ikat

HAT

gun

a pe

ning

kata

n ak

ses p

erm

odal

an.

Met

ode

desk

ript

if ku

alita

tifTe

knik

pen

gum

pula

n da

ta y

ang

digu

naka

n:

- S

urve

i

- W

awan

cara

- A

nalis

is d

ata

kual

itatif

29Pe

met

aan

Resi

ko B

enca

na T

anah

Lon

gsor

Dan

Prod

uksi

Kel

uarg

a Pe

tani

(Des

a H

argo

tirto

, Kec

.

Koka

p, K

ab. K

ulon

prog

o

Enda

h

Retn

owat

i

2014

a.

Men

ggam

bark

an se

bara

n w

ilaya

h ra

wan

dan

resi

ko b

enca

na ta

nah

long

sor d

i lok

asi s

tudi

b.

Men

geta

hui l

uas w

ilaya

h be

rdas

arka

n ke

raw

anan

/re

siko

ben

cana

.

c.

Mem

pred

iksi

ker

ugia

n pr

oduk

si ta

nam

an a

kiba

t ben

cana

.

Met

ode

Ana

lisis

ker

uang

an (s

pasi

al)

Tekn

ik p

engu

mpu

lan

data

yan

g

digu

naka

n:

- S

urve

i

- W

awan

cara

- A

nalis

is C

itra

Sate

lit d

an P

eta-

peta

- A

nalis

is d

ata

seca

ra g

abun

gan

kuan

titat

if da

n

kual

itatif

Page 117: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

106 Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin

No

Judu

lPe

nelit

iTa

hun

Tuju

an P

enel

itia

nM

etod

e Pe

neli

tian

Tekn

ik P

engu

mpu

lan

Dat

aTe

knik

Ana

lisi

Dat

a

30Pr

ospe

k Pe

nera

pan

Peta

ZN

T BP

N B

agi

Pem

erin

tah

Kab

/Kot

a (S

tudi

Di K

ab. S

lem

an)

Pam

ular

as

Kat

rini

ngsi

h

2014

a.

Men

geta

hui p

oliti

call

will

Kan

tor P

erta

naha

n da

n Pe

mer

inta

h K

ab.

Slem

an u

ntuk

men

jalin

ker

jasa

ma

Peng

adaa

n da

n Pe

man

faat

an

Peta

ZN

T BP

N.

b.

Men

guji

kela

yaka

n te

knis

pem

buat

an P

eta

ZNT

yang

ber

skal

a be

sar

dan

berb

asis

bid

ang-

bida

ng ta

nah.

Met

ode

surv

ei d

an a

nalis

is k

erua

ngan

Tekn

ik p

engu

mpu

lan

data

yan

g

digu

naka

n:

-

Sur

vei m

elal

ui w

awan

cara

-

Ana

lisis

ker

uang

an p

engg

abun

gan

dan

over

layt

erha

dap

Citr

a Sa

telit

Qui

ckbi

rd, P

eta

Pend

afta

ran

Tana

h,

Peta

PBB

,

Pera

lata

n: S

oftw

are

Arc

GIS

10.1

- G

abun

gan

anal

isis

kua

ntita

tif d

an k

ualit

atif

dan

anal

isis

ker

uang

an

31Pe

ngar

uh F

ragm

enta

si L

ahan

Per

tani

an

Terh

adap

Efis

iens

i Usa

hata

ni (D

esa

Imbu

lhar

jo,S

ewon

Ban

tul

Mei

wan

Fad

li20

14a.

M

enge

tahu

i lua

s per

ubah

an la

han

pert

ania

n ya

ng te

rjad

i ant

ara

tahu

n 20

12-2

103

b.

Men

geta

hui h

ubun

gan

anta

ra lu

as fr

agm

enta

si la

han

pert

ania

n

deng

an e

fisie

nsi u

saha

tani

.

c.

Men

geta

hui h

ubun

gan

anat

ara

efisi

ensi

usa

hata

ni d

enga

n

pend

apat

an p

etan

i

d.

Men

geta

hui p

enda

pata

n pe

tani

sebe

lum

dan

sete

lah

frag

men

tasi

Met

ode

surv

ei d

an a

nalis

is k

erua

ngan

Tekn

ik p

engu

mpu

lan

data

tang

digu

naka

n:

-

Sur

vei m

elal

ui w

awan

cara

dan

obse

rvas

i

-

Dok

umen

tasi

-

Ana

lisis

ker

uang

an

Ala

t dan

bah

an: C

itra

Qui

ckbi

rd d

an

Peta

Pen

ggun

aan

Tana

h Ta

hun

2012

dan

Tahu

n 20

13 (P

eta

RBI)

- G

abun

gan

anta

ra a

nalis

is k

ualit

atif

dan

kuan

titat

if se

rta

anal

isis

ker

uang

an

32Pe

mbu

atan

Set

tipik

at E

lekt

roni

k (E

-Ser

tipik

at)

Uji

Coba

Di K

anta

h K

ab. S

lem

an

Dic

ky

Erka

send

a A

2014

a.

Mem

buat

ranc

ang

bang

un fo

rmat

yan

g te

pat u

ntuk

E-S

ertip

ikat

HAT

b.

Mer

anca

ng a

plik

asi u

ntuk

E-S

ertii

kat H

AT

c.

Pem

buat

an in

ovas

i men

egen

ai p

elay

anan

per

tana

han

yang

cep

at

dan

tepa

t bag

i mas

yara

kat.

Met

ode

eksp

erim

en d

an p

enge

mba

ngan

Tekn

ik p

engu

mpu

lan

data

yan

g

digu

naka

n:

-

Dok

umen

tasi

war

kah

sert

ipik

at

-

Sur

vei

-

Uji

coba

- A

nais

is a

lgor

itma

dan

pera

ncan

gan

mod

el

33D

ampa

k La

har D

ingi

n Te

rhad

ap P

erub

ahan

Har

ga T

anah

Pad

a K

awas

an T

erda

mpa

k D

i Kec

.

Can

gkri

ngan

Kab

. Sle

man

.

Kha

bib

Sura

chm

an

2014

a.

Men

geta

hui h

arga

tana

h se

belu

m d

an se

tela

h Er

upsi

Gun

ung

Mer

api d

i lok

asi s

tudi

.

b.

Men

geta

hui f

akto

r yan

g m

empe

ngar

uhi h

arga

tana

h

Met

ode

surv

eiTe

knik

pen

gum

pula

n da

ta y

ang

digu

naka

n:

- Su

rvei

mel

alui

waw

anca

ra

- D

okum

enta

si

- A

nalis

is k

erua

ngan

- A

nalis

is k

ualit

atif

dan

kuan

titat

if da

n an

alis

is

keru

anag

an.

Page 118: MERANCANG - Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

107

TENTANG PENULIS

Dwi Wulan Pujiriyani adalah dosen tetap di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional dan Sekretaris di Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPPM) STPN Email:[email protected].

Senthot Sudhirman adalah dosen tetap di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional dan Kepala Pusat Penjaminan Mutu Internal (PPMI) STPN. Email: [email protected].

Abdul Wahid adalah dosen tetap di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Email: [email protected].