merancang-rumah-kos1
-
Upload
ahmad-ridho-zamzami -
Category
Documents
-
view
14 -
download
1
Transcript of merancang-rumah-kos1
MERANCANG RUMAH KOS-KOSAN
Geliat kehadiran rumah kos-kosan semakin menjamur. Tidak hanya di
pusat kota bahkan sampai ke pinggir kota. Perkembangan suatu daerah ke arah
industri mengakibatkan terjadinya pemusatan penduduk. Tentu ini memerlukan
tempat hunian bagi yang terlibat didalamnya. Adanya rumah kos-kosan sangat
membantu bagi yang memerlukan tempat tinggal sementara dengan harga yang
terjangkau.
Masalahpun muncul berikutnya. Seperti sulitnya mendata penghuni rumah
kos-kosan, konflik antar penghuni, konflik penghuni dengan pemilik, dan konflik
dengan lingkungan sekitar. Secara fisik masalah yang muncul adalah kesan
kumuh dari rumah kos-kosan itu sendiri. Karena luas ruang yang terbatas
sedangkan aktivitas penghuni yang beragam. Maka dari itu perlu perencanaan
yang ergonomis dan sesuai dengan aktivitas penghuninya.
Bila menilik dari kata per kata dapat didefinisikan bahwa rumah adalah
suatu bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal atau hunian dimana
didalamnya terdapat aktivitas memasak, tidur, mandi, bercengkerama, dengan
keluarga, dan lain-lain. Sedangkan “kos” berasal dari kata “cost” yang artinya
biaya. Jadi rumah kos-kosan dapat didefinisikan sebagai tempat tinggal yang
dikenakan biaya atau disewakan.
Memang pada awalnya rumah kos-kosan hanya diperuntukkan bagi siswa
dan mahasiswa yang belajar di suatu daerah yang berasal dari daerah lain tapi
tidak punya keluarga di daerah tersebut. Untuk tempat tinggal selama pendidikan
ia harus menyewa. Peluang ini dimanfaatkan oleh keluarga yang kebetulan
rumahnya terdapat kamar kosong yang tidak terpakai. Karena setiap tahun
kebutuhan tempat tinggal untuk siswa dan mahasiswa semakin meningkat maka
semakin banyak rumah yang difungsikan hanya sebagai tempat kos siswa dan
mahasiswa.
Karena penghuni kos-kosan berasal dari daerah dengan latar belakang
yang berbeda-beda mengakibatkan sering muncul konflik. Maka untuk menjaga
kenyamanan dan privacy penghuni, dibuatlah rumah kos-kosan yang lebih
mengkhusus seperti rumah kos-kosan yang berkembang sekarang ini.
Salah satu rumah kos-kosan di Denpasar
Adanya sarana pendidikan di suatu daerah adalah latar belakang awal
adanya rumah kos-kosan. Pada perkembangan selanjutnya rumah kos-kosan juga
sangat diperlukan di daerah-daerah yang berkembang ke arah industri. Tentu
konsumennnya adalah para pekerja.
Melihat perkembangan tersebut konsumen rumah kos-kosan di masa kini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu siswa/mahasiswa dan pekerja. Pekerja
dibedakan lagi menjadi tiga yaitu pekerja yang belum menikah, pekerja yang
sudah menikah tapi belum punya anak, dan pekerja yang sudah menikah yang
sudah punyak anak (balita).
Beragam dan kompleksnya permasalahan konsumen rumah kos-kosan,
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang rumah kos-
kosan. Diantaranya :
Memperhatikan lingkungan sekitar lokasi
Dengan memperhatikan sarana apa yang ada di sekitar lokasi lahan yang
akan kita bangun, kita akan bisa menentukan konsumen mana yang akan
kita bidik. Bila terdapat sarana pendidikan seperti sekolah atau kampus
berarti sebagian besar konsumennya nanti adalah siswa atau mahasiswa.
Bila ada pabrik atau sentra industri lainnya berarti konsumennya adalah
pekerja.
Menentukan konsumen
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa konsumen rumah kos-kosan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Siswa/mahasiswa
2. Pekerja
a. Pekerja yang belum menikah
b. Pekerja yang sudah menikah tapi belum punya anak
c. Pekerja yang sudah menikah yang sudah punya anak (balita)
Menelaah kebiasaan atau aktivitas konsumen
Dengan mengetahui kebiasaan dan aktivitas konsumen kita akan
mengetahui ruang-ruang apa yang mereka butuhkan. Secara umum
aktivitas siswa/mahasiswa dan pekerja adalah bangun pagi mereka mandi,
menyiapkan sarapan dengan memasak nasi dengan magic com, ganti baju
lalu berangkat ke sekolah/kampus atau ke tempat kerja. Setelah mereka
seharian beraktivitas di luar rumah, mereka memerlukan tempat istirahat
atau ruang tidur, menonton TV, bercengkerama dengan teman atau
keluarga dan aktivitas lainnya seperti mencuci baju, menjemur pakaian,
menyetrika dan untuk pekerja yang sudah menikah apalagi yang sudah
punya anak aktivitasnya lebih kompleks seperti memasak dan mencuci
lebih sering, untuk bercengkerama dengan keluarga memerlukan ruang
yang lebih luas. Siswa/mahasiswa aktivitas terpentingnya adalah belajar
sehingga memerlukan fasilitas belajar seperti meja belajar atau meja
komputer.
Banyak aktivitas yang tersebut di atas, ada beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dalam satu ruang yang sama. Seperti memarkir motor dan
menerima kunjungan teman atau kerabat bisa dilakukan di teras. Memasak
mencuci perabotan bisa dilakukan di dapur. Mandi dan buang air
dilakukan di toilet. Tidur, makan, menyimpan baju, menyetrika, belajar,
nonton TV, dilakukan di ruang tidur. Mencuci baju dan menjemur pakaian
dilakukan di halaman belakang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum ruang-ruang yang dibutuhkan
dalam satu bilik rumah kos-kosan adalah teras, dapur, toilet, ruang tidur,
dan tempat menjemur pakaian atau halaman belakang.
Menentukan konsep
Bila sudah mengetahui jenis ruang yang dibutuhkan, kita bisa menentukan
konsep rumah kos-kosan yang akan kita bangun. Ada dua konsep yang
bisa diterapkan yaitu konsep bersama atau konsep individu. Konsep
bersama bisa diterapkan bila kita membidik konsumen siswa/mahasiswa.
Kalau diterapkan pada konsumen pekerja apalagi pekerja yang sudah
menikah akan menimbulkan banyak masalah. Pada konsep bersama disini
lebih mengutamakan kebersamaan karena penghuni lebih sering bisa
berinteraksi dalam satu ruang yang sama. Pada konsep ini ruang-ruang
kecuali ruang tidur dipakai secara bersama dan ditempatkan tidak dalam
satu ruang dengan ruang tidur.
Sedangkan pada konsep individu diterapkan pada konsumen pekerja tapi
saat sekarang siswa/mahasiswa lebih banyak menyukai rumah kos-kosan
konsep ini. Karena konsep ini lebih meminimalkan munculnya konflik
antar penghuni, lebih nyaman dan mengutamakan privacy penghuni.
Rumah kos-kosan dengan konsep ini dibangun dimana dalam satu massa
bangunan terdapat beberapa bilik kamar yang didalamnya terdapat ruang
pendukung lainnya seperti dapur, toilet, tempat jemuran, parkir dan teras.
Ruang Bersama
Toilet
Halaman Berumput
Dapur Bersama
Tempat Parkir
Ruang Tidur
Tempat Jemuran
Contoh denah Konsep Bersama
Teras depan antar kamar dibatasi dengan tembok rendah (± 120 cm).
segala aktivitas sehari-hari dilakukan dalam satu ruang. Aktivitas bersama
antar penghuni sangat jarang bahkan nyaris tidak ada.
1
3
6
7
54
2
2.50
1.00
1.20
3.00
1.30
1.00
7.50
3
Keterangan :1. Tempat parkir sepeda motor2. Teras3. Ruang tidur yang terdapat lemari
pakaian dan kasur tanpa dipan dan di lantai dialasi dengan karpet. Di atas tempat tidur terdapat rak buku yang ditempel di dinding
4. Dapur5. Toilet6. Teras belakang sekaligus untuk
tempat mencuci7. Tempat menjemur pakaian
Contoh denah 1 bilik kamar kos untuk siswa/mahasiswa atau pekerja yang belum menikah
6
7
54
3.00
1.00
1.20
3.00
1.30
1.00
7.50
Keterangan :1. Tempat parkir sepeda motor2. Teras3. Ruang tidur yang terdapat
tempat tidur untuk dua orang, lemari pakaian, dan rak tempat Tv atau juga bisa untuk menyimpan majalah
4. Dapur dimana terdapat rak dapur yang ditempel di dinding
5. Toilet6. Teras belakang sekaligus untuk
tempat mencuci7. Tempat menjemur pakaian
Contoh denah 1 bilik kamar kos untuk pekerja yang sudah menikah tapi belum punya anak
1 2
3
Menentukan tipe rumah kos-kosan
Dengan menentukan tipe rumah kos-kosan yang kita bangun, kita akan
bisa menentukan harga sewa. Tipe rumah yang sederhana tentu harga
sewanya murah. Bila tipe rumah yang lebih bagus tentu harganya mahal.
Namun masalah harga juga ditentukan oleh lingkungan sekitar. Seperti
jarak lokasi rumah dengan sarana yang ada di sekitarnya (seperti kampus,
perkantoran, dll), harga standar di lingkungan tersebut, sarana dan
prasarana lingkungan sekitar dan aksesibilitas lingkungan sekitar.
Menentukan warna bangunan
Warna sangat mempengaruhi kesan suatu ruang dan efek psikologis bagi
penghuninya. Untuk ruang tidur diperlukan kombinasi warna tenang dan
lembut. Terutama pada dinding yang merupakan latar belakang suatu
ruang. Disamping itu warna lembut mengesankan dinding seakan menjauh
8
9
76
3.00
1.30
1.20
3.20
1.70
1.20
10.00
Keterangan :1. Tempat parkir sepeda motor2. Teras3. Ruang keluarga terdapat rak TV
dan rak untuk menyimpan majalah atau buku, lantai dialasi dengan karpet
4. Ruang tidur yang terdapat tempat tidur bertingkat dan lemari pakaian
5. Ruang setrika6. Dapur dimana terdapat rak dapur
yang ditempel di dinding7. Toilet8. Teras belakang sekaligus untuk
tempat mencuci9. Tempat menjemur pakaian
Contoh denah 1 bilik kamar kos untuk pekerja yang sudah menikah dan sudah punya anak (balita)
1 2
4
3
5
1.40
sehingga memberi efek luas pada ruang. Untuk bagian depan bangunan
bila ingin memberikan suatu identitas agar lebih mudah diingat bisa
dipakai warna cerah atau agak mencolok dari lingkungan sekitar.
Menentukan sistem pembayaran
Biasanya terdapat dua sistem pembayaran yaitu bulanan dan tahunan. Para
siswa/mahasiswa biasanya lebih memilih pembayaran secara tahunan
disamping praktis juga lebih murah. Para pekerja biasanya memilih sistem
pembayaran secara bulanan karena penghasilan mereka juga bulanan.
Namun masing-masing sistem pembayaran ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Seperti kelebihan sistem bulanan yaitu kita bisa menyeleksi
konsumen lebih awal. Karena tiap bulan kita bisa memutuskan bisa
diperpanjang atau tidak. Sedangkan kekurangannnya adalah kita agak
repot memungut bayarannya. Karena tiap bulan harus menagih ke
konsumen. Belum lagi konsumen yang nakal (maksudnya konsumen
selalu menunda-nunda pembayaran dengan berbagai alasan).
Begitu juga dengan sistem pembayaran secara tahunan. Kelebihannya
yaitu kita tidak terlalu repot karena menagih pembayaran hanya tiap tahun
dan pembayaran selalu di awal pemakaian sehingga kita tidak khawatir
dengan konsumen yang nakal. Kekurangannya yaitu kita tidak bisa
memilih konsumen karena harus menunggu satu tahun berikutnya untuk
memutuskan bisa diperpanjang atau tidak.
Rumah kos-kosan memang tempat tinggal sementara yang mungil dan
sederhana. Tapi kadang ada segudang permasalahan yang kompleks didalamnya.
Namun bila ada saling pengertian antar penghuni, penghuni dengan pemilik, dan
penghuni dan pemilik dengan lingkungan sekitarnya tentu masalah tersebut bisa
diatasi.