Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban...

18

Transcript of Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban...

Page 1: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang
Page 2: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

I

Menyinari Kehidupan

dengan Cahaya Al-Quran

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeHALDEPR02_Kirim.indd 1 8/21/2018 9:01:11 AM

Page 3: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

II

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeHALDEPR02_Kirim.indd 2 8/21/2018 9:01:11 AM

Page 4: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

III

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Akmal Ridho Gunawan Hasibuan

Menyinari Kehidupan

dengan Cahaya Al-Quran

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeHALDEPR02_Kirim.indd 3 8/21/2018 9:01:11 AM

Page 5: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

IV

Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran

Akmal Ridho Gunawan Hasibuan© 2018 Akmal Ridho Gunawan Hasibuan

Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDiterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia

Anggota IKAPI, Jakarta

718101326ISBN: 978-602-04-7916-3

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeHALDEPR02_Kirim.indd 4 8/21/2018 9:01:11 AM

Page 6: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

Prakata Penulis ...................................................................... viiKata Pengantar: Dr. Ir. Nandang Nazmulmunir, MS.i ....... ix

BAGIAN I: AL-QURAN & PENDIDIKAN Makna Rahasia di Balik Perintah Iqra’ ............................ 3Nabi Idris Penulis Pertama dengan Pena ......................... 93 Kemiskinan Bangsa ...................................................... 18Menjadi Muslim Indonesia ............................................. 22Pribadi Hebat ................................................................... 26Bahasa Asing dalam Al-Quran ........................................ 30Al-Quran untuk Pengobatan ........................................... 37Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran ........................ 42Target Pendidikan Al-Quran ........................................... 54

BAGIAN II: AL-QURAN & SOSIAL Pembumian Takwa ........................................................... 61Kriteria Pemimpin Pilihan ............................................... 65Rayuan Wanita ................................................................. 69Berlebihan Mengabdi kepada Manusia ........................... 73Nafsu: Dampak & Solusinya ............................................ 76Berlebihan dalam Ibadah ................................................. 81Hakikat Salam .................................................................. 85Muhammad: Cahaya Purnama Kekasih Tuhan ............... 89Semangat Beribadah ........................................................ 94Fenomena Ramadan ........................................................ 97

DAFTAR ISI

V

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeHALDEPR02_Kirim.indd 5 8/21/2018 9:01:11 AM

Page 7: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

AL-QURAN & PENDIDIKAN

1

Al-Quran & Pendidikan

BAGIAN

1

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 1 7/30/2018 2:46:51 PM

Page 8: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

Suatu ketika baginda Rasulullah saw., pernah bersabda:

“Akan datang dalam waktu tidak lama kepada manusia suatu

zaman, di mana agama Islam hanya tinggal sebuah nama, dan

Al-Quran hanya tinggal tulisan saja.” (HR. Al-Baihaqi)

Gambaran hadis Rasul saw., di atas, secara jujur ingin kita kata-

kan bahwa telah kita alami sekarang ini. Terbukti di tahun-tahun

belakangan ini kalau kita melihat generasi Islam mengalami ke-

terbelakangan. Sebaliknya, kalau kita melihat generasi non-Islam

mengalami kemajuan. Padahal jikalau kita ingin berpikir sejenak,

mengapa terjadi demikian? Padahal Allah telah menurunkan

Makna Rahasia

di Balik Perintah

3

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu prasyarat

yang mutlak dan sangat besar pengaruhnya bagi

kebangkitan Islam. terbukti, etos yang pertama

kali diperintahkan oleh Al-Quran adalah membaca

“Iqra”, bukan salat, puasa, zakat, dan haji. Atas dasar

ini, di mata para ahli, Islam adalah agama melek

huruf atau “The religion of literacy”. Artinya, di mana

pun berada Islam selalu mengajarkan orang untuk

bisa membaca. Dan pembacaan yang paling utama

adalah dengan cara melibatkan intelektual dan

spiritual. Sebab jika kita mampu mengaplikasikan-

nya, maka dengan optimistis kita mampu menguasai

dunia dan bahagia di akhirat-Nya.

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 3 7/30/2018 2:46:51 PM

Page 9: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

kepada kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan.

Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang men-dalami akan rahasia dibalik kata “ ” . Padahal hemat beliau, ra-hasia di balik kata itulah yang mampu membangkitkan kebekuan dan keterbelakangan umat Islam dari orang-orang non-Islam yang memegang peradaban dunia dewasa ini.

Terkait dengan makna rahasia di balik “ ” ini, dalam penje-lasan tafsir isyari beliau menjelaskan, “Mengapa sosok Jibril meng-gunakan kalimat perintah “ ” tersebut sebanyak 3 kali? Sebab tidak mungkin rasanya sosok seperti Jibril melakukan hal sifatnya mubazir, pastilah setiap titik koma dalam kata “ ” tersebut me-miliki makna rahasia yang mendalam. Bayangkan sekelas Rasul sendiri bingung pada waktu itu, sampai dijawab beliau 3 kali “(Aku tidak mampu membacanya)” kenapa terjadi demikian? Benarkah Rasul tidak bisa membaca? Sungguh lucu rasanya, secerdas Rasul tidak bisa membaca.

Secara ilmu semantik (bahasa), kata “Iqra” tersebut merupakan suatu kosa kata yang tidak familiar pada bangsa Arab masa itu. “Iqra” artinya membaca kitab suci, sementara dunia Arab tidak pernah sebelumnya turun kitab suci. Yang ditunggu-tunggu mungkin kata “ ” yang artinya juga baca. Tapi yang dimak-sud di sini objeknya adalah syair-syair Arab yang diketahui umumnya oleh mereka saat itu.

Maka wajar ketika Jibril mengatakan “ ” seketika itu juga Nabi Muhammad menjawab “(Aku tidak mampu membacanya)”. Yang maksudnya di sini, bukanlah Nabi tidak bisa membaca, melain-

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

4

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 4 7/30/2018 2:46:51 PM

Page 10: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

kan karena bangsanya saat itu bukanlah bangsa pembaca kitab seperti bangsa-bangsa sebelumnya. Lantas apa rahasia di balik kata “ ” yang diyakini oleh Prof. Nasaruddin Umar dapat me-ngembalikan kejayaan Islam seperti dahulunya? Hemat beliau ada 4 rahasia:

1. How to read2. How to learn3. How to understand4. How to meditate

Baik kita akan menguraikannya satu-persatu:

Pertama, kata iqra’ yang bermakna: how to read. Dalam tafsir isyari beliau menyebutkan, bahwa “ ” pertama di sini artinya bacalah, maksudnya kita membaca semua ayat yang ada dalam ayat Al-Quran. Jadi, kalau kita hanya baca ayat Al-Quran kejar target, dalam arti membaca 5 juz, 10 juz, bahkan sampai 30 juz dalam suasana sendiri atau atau diperlombakan, hemat beliau kita hanya berada di level “ ” yang pertama. Dan ingat, bahwa Jibril tidak memerintahkan “ ” hanya satu kali, namun kita diminta juga naik pada level “ ” yang kedua.

Kedua, kata iqra’ yang bermakna: how to learn. Yang maksudnya di sini, tidak hanya sekedar membaca, namun kita dituntut untuk mempelajari lebih dalam terkait dengan ulum Al-Quran yang ada di dalamnya. Baik itu tajwid, asbabun-nuzul, nasikh-mansukh, makkiyah-madaniyyah, dan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan Al-Quran. Namun sayangnya hemat beliau, umumnya orang Islam terhenti pada level yang kedua ini, sehingga mereka sering terjebak salah memaknai slogan “kembali kepada Al-Quran

AL-QURAN & PENDIDIKAN

5

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 5 7/30/2018 2:46:52 PM

Page 11: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

dan sunnah”. Padahal hemat beliau kita harus naik lagi ke level atas lagi.

Ketiga, kata iqra’ yang bermakna: how to understand. Yang maksud-nya di sini, bagaimana kita memahami kandungan Al-Quran tersebut. disini beliau mengkritisi, bahwa umat Islam kita atau para ustaz kita sering memahami atau mengajarkan bahwa yang dimaksud “ ” di sini adalah bacalah Al-Quran, padahal Al-Quran belum ada waktu itu (perjumpaan Jibril dengan Nabi Muhammad saw.).

Dalam sighat ilmu Balaghah atau ilmu bahasa Arab disebutkan, bahwa apabila ada kalimat perintah tanpa objek, itu maksudnya adalah perintah umum, atau menunjukkan kepada apa pun harus dibaca. Dan tentunya yang harus dibaca di sini adalah “ayat”.

Namun pertanyaannya di sini apa itu ayat? Nah di sinilah kita kurang tepat memahami artinya. Sebab umumnya kita hanya ber-anggapan bahwa pengertian ayat merupakan ayat Al-Quran yang sering kita baca. Padahal maksudnya (ayat) di sini ialah, bahwa segala sesuatu selain Tuhan adalah (ayat). Di dalam Al-Quran dijelaskan: “Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di seluruh penjuru alam dan pada diri mereka sendiri.” (QS. Fushshilat: 53)

Senada dengan ayat di atas, kemudian Allah menyindir hamba-hamba-Nya yang berpikir; “Sesungguhnya yang demikian itu ter-dapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Ar-Ra’d: 13)

Kita sebagai manusia adalah ayat, hewan, tumbuhan, benda-benda, planet, bumi, bahkan seluruh alam raya ini selain Allah adalah

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

6

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 6 7/30/2018 2:46:52 PM

Page 12: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

ayat. Dan perlu diketahui bahwa dalam “ ” yang ketiga ini di dalamnya ada keterlibatan intelektual dan emosional.

Namun ironisnya, tingkatan inilah yang sedang dikuasai oleh orang-orang non-Islam barat. Seperti ilmu Psikologi, Biologi, Sosiologi, dan Teknologi. Maka wajarlah mereka yang mengen-dalikan peradaban dunia dewasa ini. Lantas, bagaimana kita untuk mengalahkan mereka? Hemat Prof. Nasaruddin Umar kita mesti sampai level yang selanjutnya, yaitu:

Keempat, kata iqra’ yang bermakna: how to meditate. Yang maksud-nya di sini adalah perenungan yang mendalam tentang makna (ayat), dengan berupaya tidak hanya melibatkan intelektual dan emosional, tetapi juga mampu melibatkan spiritual. Penjabaran-nya adalah jiwa spiritual yang terdapat di dalamnya cinta-kasih yang sangat mendalam, sehingga menganggap tidak ada sedikit pun (ayat) Allah ini adalah kesia-siaan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran; “Tidak ada yang kuciptakan (di alam raya) ini secara sia-sia.” (QS. Ali Imran: 91)

Dan perlu diketahui, bahwa tingkatan inilah dahulunya yang dipegang ilmuwan kita pada abad pertengahan lalu. Seperti Ibnu Rusydi misalnya, kalau pagi hari beliau adalah adalah seorang kadi, siang hari seorang filsuf, dan tidak disangka ternyata di malam hari ia adalah sufi.

Sederhananya, “ ” yang keempat ini mengantarkan kita men-jadi pribadi-pribadi yang luas keilmuannya, namun tetap me-nyandarkannya kepada Allah Swt. Sebab terkait dengan ilmu ini, pada dasarnya Al-Quran telah menjelaskan: “Dan tidak kube-rikan kepada kalian ilmu, kecuali hanya sedikit.” (QS. Al-Isra’: 85)

AL-QURAN & PENDIDIKAN

7

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 7 7/30/2018 2:46:52 PM

Page 13: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

Dengan demikian, ilmu pengetahuan merupakan salah satu pra-

syarat yang mutlak dan sangat besar pengaruhnya bagi kebang-

kitan Islam. terbukti, etos yang pertama kali diperintahkan oleh

Al-Quran adalah membaca “Iqra”, bukan salat, puasa, zakat, dan

haji. Atas dasar ini, di mata para ahli, Islam adalah agama melek

huruf atau “he religion of literacy”. Artinya, di mana pun berada

Islam selalu mengajarkan orang untuk bisa membaca. Dan pem-

bacaan yang paling utama adalah dengan cara melibatkan intelek-

tual dan spiritual. Sebab jika kita mampu mengaplikasikannya,

maka dengan optimistis kita mampu menguasai dunia dan bahagia

di akhirat-Nya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nabi Muhammad

saw., dalam sebuah hadis:

“Barangsiapa menginginkan keunggulan di dunia, dia harus mem-

punyai ilmu. Barangsiapa menginginkan keunggulan akhirat dia

harus mempunyai ilmu, dan barangsiapa menginginkan keunggulan di

dunia dan akhirat, dia harus berilmu.” (HR. habrani)

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

8

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 8 7/30/2018 2:46:52 PM

Page 14: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

Nabi Idris alaihi salam adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada kaumnya. Menurut sebagian riwayat, sebagaimana dikutip Sami bin Abdullah al-Maghluts,

dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Idris diutus kepada kaum dari Nabi Syits as., atau keturunan Qabil, putra Nabi Adam as., di wilayah Irak kuno.

Afif Abdul Fatah dalam bukunya yang berjudul Nabi-nabi dalam Al-Quran, mengutip sejumlah keterangan ulama, menyebutkan,

Nabi Idris: Penulis Pertama dengan Pena

“Pada masanya, manusia sudah berbicara dalam 72

bahasa. Ia suka menulis, menggambar pembangunan

kota-kota yang jumlahnya mencapai 188 kota.”

—Syahruddin El-Fikri (2010)

“Dan, ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka,

kisah Idris (yang tersebut) dalam Al-quran. Se-

sungguhnya, ia adalah seorang yang sangat mem-

benarkan dan seorang nabi. Dan, Kami telah meng-

angkatnya ke martabat yang tinggi.”

(QS. Maryam: 56-57)

“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli.

Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar.

Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat

Kami. Sesungguhnya, mereka termasuk orang-orang

yang saleh.” (QS. Al-Anbiyaa’: 85-86)

9

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 9 7/30/2018 2:46:52 PM

Page 15: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

Idris dilahirkan di Munaf (Memphis) Mesir, kemudian berdakwah menyiarkan agama Allah hingga wilayah Irak kuno. Kelompok lain berpendapat, Idris dilahirkan dan dibesarkan di Babilonia.

Al-Maghluts menyebutkan, Idris hidup sekitar tahun 4533-4188 Sebelum Masehi (SM). Usianya diperkirakan sekitar 345 tahun. Ada pula yang menyebutkan, usianya 308 tahun. Hal ini juga disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiyaa’ yang mengutip keterangan dari Ibnu Ishaq.

Nabi Idris as., diakui oleh banyak ulama dan ahli tafsir, adalah seorang nabi yang memiliki banyak keistimewaan. Keistimewaan itu di antaranya adalah kemampuannya dalam menulis, menggambar, menjahit, menguasai ilmu perbintangan (Astronomi), dan lain sebagainya.

Dalam kitab Tarikh Al-Hukama, disebutkan bahwa Idris ber-nama Hurmus Al-Haramisah. Namanya berasal dari bahasa Yunani, Armia. Kemudian, diistilahkan menjadi bahasa Arab Hurmus. Di-namakan Hurmus karena ia ahli dalam ilmu perbintangan. Dan dinamakan Idris, karna ia pandai menulis dan suka belajar (daras).

Menurut bahasa Ibrani, namanya adalah Khunukh atau diistilah-kan dalam bahasa Arab menjadi Akhnukh. Penjelasan ini terdapat dalam bukunya Al-Maghluts, Ibnu Katsir, Afif Abdul Fatah, Ahmad Bahjat (Sejarah Nabi-nabi dalam Al-Quran) dan lainnya. Adapun menurut Ibnu Katsir, Nabi Idris merupakan jalur nasab Rasulullah saw. Al-Maghluts menyebutkan, namanya adalah Idris (Akhnukh) bin Yared bin Mahalail (Mahalaleel) bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam as.

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

10

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 10 7/30/2018 2:46:52 PM

Page 16: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

Akmal Rizki Gunawan Hasibuan, anak muda ini lahir tanggal 10 April 1992 di Rantau Prapat, Labuhan Batu, Medan, Sumatera Utara. Kampung Jawa, nama

desanya. Putra ketiga dari empat bersaudara pasangan H. Kalipode Hasibuan dan Rosjuli Siregar. Pendidikan dasar dilaluinya pada pagi hari di SDN KODIM No. 112135 (1997) dan sore hari di MI Ummi Kalsum (1998), kemudian melanjutkan studi pada MTSN Kampung Baru (2003). Ketiganya berada di Rantau Prapat-Labuhan Batu. Berbeda dengan ketiga saudaranya yang melanjutkan pendidikan dunia umum, si Tokmai (panggilan akrab) kecil ini seakan diskenario oleh orangtuanya melanjutkan pendidikannya ke dunia agama. Meskipun harus diakui, si Tokmai kecil termasuk paling nakal di desanya saat itu. Singkatnya, pada tahun (2006), ia dimasukkan oleh orang tuanya ke MA Ponpes Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Di pondok inilah ia mengembang-kan bahasa Arab, Inggris, dan dasar-dasar keilmuan Islam, seperti tafsir, hadis, mahfuzat, sejarah Islam, dan sastra. Sejak saat itu ia bercita-cita menjadi Menteri Agama RI.

Di pondok tersebut ia juga mengenal dunia retorika. Selama nyantri, ia menjadi langganan menjuarai Lomba Pidato, baik itu yang berbahasa Arab (2008) dan bahasa Indonesia (2007-2009). Selain dunia retorika, tak jarang juga ia menjuarai prestasi-prestasi

TENTANG PENULIS

302

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 302 7/30/2018 2:47:05 PM

Page 17: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

lain, seperti Lomba Murottal Al-Quran (2007), Hifzu Juz Amma (2008), Qiro’atul Jariidah Al-‘Arabiyyah (2008), Cipta Puisi (2008), Cipta lagu (2008), dan Nge-Band (2008), yang membuatnya di akhir tahun selalu pulang membawa piala ke rumah sebagai penghibur lara untuk kedua orangtuanya. Bahkan menariknya, selain bakat-bakat seni di atas, ternyata Akmal remaja merupakan kapten Persatuan Sepak bola Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah (PSPR). Dan dari bakat sepak bola inilah yang mengantarkannya terbang menaiki pesawat pertama kalinya ke kota Surabaya untuk mengikuti Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Tingkat Nasional (POSPENAS) yang ke-V, di mana saat itu tim sepak bola Sumatera Utara berhasil juara ke-3 dan membawa pulang perunggu (2010).

Setelah nyantri kurang lebih 4 Tahun, ia melanjutkan Rihlah pendidikan di Fakultas Ushuluddin Tafsir-Hadis Internasional (THI) IAIN Sumatera Utara Medan (2010). Berbekal pendidikan Modern di Pondok yang dinikmati sebelumnya, seakan ia hanya mengulangi prestasi-prestasi yang pernah ia raih sebelumnya. Se-perti pidato, futsal, dan sepak bola, yang membuatnya larut dan jauh dari dunia keilmuan yang seharusnya dilanjut-kembangkan-nya. Merasa tidak puas dengan ilmu yang ada, dengan berbekal cinta & cita-cita, akhirnya pada tahun 2014, ia melanjutkan studi pada Program Magister (S2) di Fakultas Studi Islam konsentrasi Tafsir Interdisiplin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saat ini kesehariannya adalah sebagai dosen tetap di Universitas Islam 45 Bekasi. Di samping itu, ia juga kerapkali menyempatkan waktunya ketika diundang sebagai narasumber di sejumlah komu-nitas dan pondok pesantren. Bahkan ia juga pernah beberapa kali

TENTANG PENULIS

303

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 303 7/30/2018 2:47:05 PM

Page 18: Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran kita kitab Al-Quran, yang di dalamnya memuat jawaban terkait segala polemik kehidupan. Menurut Nasaruddin Umar, selama ini umat Islam kurang

mengisi tausiah dalam program televisi Ramadan “Cahaya Hati”

ANTV. Adapun karya-karyanya yang sudah diterbitkan; Dimensi

Politik Tafsir Al-Azhar: Kajian Nilai-Nilai Pancasila ( Jakarta;

Cinta Buku Media, 2016). Bagi anda yang ingin memberikan

komentar dan menghubungi penulis, silahkan mengirim email ke:

[email protected]; 081281065110.

MENYINARI KEHIDUPAN DENGAN CAHAYA AL-QURAN

304

Isi_Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al'Quran_04OkeISIR02_Kirim.indd 304 7/30/2018 2:47:05 PM