Australian Council for Educational Research (ACER) Sharing ...
MENYIMAK PERANAN PARIWISATA DALAM · PDF fileWorld Travel and . 2. Tourism Council (WTTC)...
Transcript of MENYIMAK PERANAN PARIWISATA DALAM · PDF fileWorld Travel and . 2. Tourism Council (WTTC)...
MENYIMAK PERANAN PARIWISATA
DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
1 Pendahuluan Bangsa Indonesia dalam proses pembangunannya selama 32
tahun, telah menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai priolitas
pembangunan, dengan harapan akan terciptanya trickle down effect.
Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak terbukti. Pertumbuhan
ekonomi yang terus meningkat selama masa Orde Baru hanya dinikmati
oleh segelintir orang. Pembangunan lebih ditekankan pada eksploitasi
sumber daya alam dari pada mengelolaan potensi sumberdaya alam
(SDA).
Berangkat dari pengalaman ini, maka perlu dipikirkan kembali
alternatif pembangunan yang berdasarkan pada potensi daerah dan
dapat memberikan kemungkinan bagi pertumbuhan ekonomi yang
bermanfaat tidak hanya bagi segelintir orang, melainkan untuk semua
masyarakat.
Seaspirasi dengan hal tersebut diatas, maka salah satu alternatif
yang dapat ditempuh adalah pengembangan pariwisata, yang dari
padanya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa
harus membutuhkan pinjaman modal yang besar. Masyarakat dapat
diikutsertakan dan keuntungan yang diperolehpun dapat dirasakan oleh
masyarakat sekitar.
Menurut Spilane (1987:21), dalam arti luas pariwisata adalah
perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
1
2. Peranan Pariwisata Dan Pertumbuhan Ekonomi Dewasa ini, kebutuhan untuk berwisata akan terus meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta
perkembangan penduduk dunia yang semakin membutuhkan refressing
akibat dari semakin tingginya kesibukan kerja, yang menyebabkan
setiap individu harus mencari suasana yang dapat melepaskan dirinya
dari kesibukan sehari-hari.
Jika kita berkaca dari situasi dan kondisi sosioekonomi Indonesia
saat ini, yang memperlihatkan bahwa semakin berkurangnya lahan
pertanian dan lapangan pekerjaan serta semakin rusaknya lingkungan
akibat kegiatan manufaktur dan kegiatan-kegiatan ekonomi yang
mengeksploitasi sumberdaya alam, berangkat dari pemahaman tersebut,
maka pariwisata perlu dikembangkan sebagai salah satu sumber
produksi andalan. Sektor pariwisata selain dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, juga tidak merusak lingkungan bahkan
sebaliknya merangsang pelestarian lingkungan hidup. Hal ini dapat
dimengerti karena pengembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan
dari lingkungan hidup sebagai salah satu sasaran atau obyek wisata.
Sehubungan perekonomian negara, sektor pariwisata terbukti
telah memberikan kontribusi yang cukup pada perolehan devisa. Hal ini
dapat dilihat dari perolehan devisa negara pada tahun 1995, pariwisata
menempati urutan ketiga setelah migas dan tekstil, dengan devisa
sebesar 5.228,4 juta dollar AS. Sebelumnya tahun 1994 berada pada
posisi keempat setelah migas, tekstil dan kayu olahan, dengan devisa
sebesar 4.785,1 juta dollar AS (Kedaulatan Rakyat, 21 Agustus 1998).
Ditambahkan pula bahwa terhadap GDP Indonesia, sektor pariwisata
juga memainkan peranan yang penting. Hasil studi World Travel and
2
Tourism Council (WTTC) menyimpulkan bahwa pertumbuhan kontribusi
pariwisata terhadap GDP rata-rata sebesar 8% dan merupakan yang
tercepat di dunia.
3. Peluang Dan Tantangan Pengembangan Pariwisata
Adapun beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi
pengembangan pariwisata saat ini, antara lain adalah: 1). turunnya nilai
mata uang rupiah terhadap dollar, dapat memicu meningkatnya jumlah
wisatawan. 2). Adanya kecenderungan pihak wisawan asing dewasa ini
untuk berwisata dalam dimensi tradisonal, kecenderungan ini harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang masih memiliki
banyak desa tradisonal serta berbagai obyek penelitian. 3). Jumlah
penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari 200 juta, juga
merupakan peluang pasar yang baik selain para wisatawan asing.
Berdasarkan data SuSENAS (1999) menunjukkan adanya
peningkatan wisatawan dalam negeri dari 1991 hingga 1994 sebesar
22,8%. 4). Menurut data BPS (1999) menunjukan bahwa jumlah
angkatan kerja di Indonesia pada tahun 1999 adalah 94.847.178 orang,
jumlah yang bekerja: 88.816.859 orang dan yang tidak bekerja:
6.030.319 orang. Angkatan kerja yang belum bekerja ini diharapkan
dapat terserap dalam sektor pariwisata. 5). Walaupun mungkin kondisi
Iptek, transportasi, dan lain-lain tersebut, saat ini belum memadai tetapi
kecenderungan kemajuan telah memberikan kemungkinan bahwa di
waktu yang akan datang, akan lebih baik. Dengan kemajuan
komunikasi, transportasi dan informasi serta semakin maraknya
pembangunan lembaga-lembaga pendidikan pariwisata di seluruh
Inodensia, diharapkan dapat mempersiapkan SDM yang lebih baik serta
membuka peluang yang luas untuk bekerjasama dengan berbagai pihak
3
di dalam dan di luar negeri, terutama antara antara DTW dengan
negara-negara yang potensial. Selain peluang peluang tersebut diatas,
perlu juga diperhatikan masalah-masalah seperti 1). Kerusuhan serta
ancaman dis-integrasi bangsa. 2). sistem informasi yang kurang
memadai. 3). Kualitas SDM merupakan tantangan yang cukup berat
bagi pengembangan pariwisata, karena SDM sangat menentukan segala
sesuatu yang perhubungan dengan pariwisata.
Berdasarkan data BPS terlihat bahwa sekitar 52,93%
berpendidikan SD (tamat atau tidak tamat SD) dan hanya sekitar 4,61%
yang belajar di Perguruan Tinggi (Diploma, Akademi dan Universitas).
Fenomena ini memberikan gambaran bahwa betapa rendahnya tingkat
SDM angkatan kerja di Indonesia. Kejadian ini merupakan
tantangan yang membutuhkan penanganan dengan jalan meningkat
pendidikan dan latihan baik baik formal maupun informal dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan dalam pariwisata. 4). Akibat rendahnya
SDM dan kurangnya modal dalam negeri akan membuka kemungkinan
bahwa pariwisata akan dikuasai oleh pihak asing yang memiliki SDM
yang lebih baik dan lebih siap dari segi modal. Untuk itu dibutuhkan
upaya-upaya khusus untuk menghindari hal tersebut. 5). Pada saat ini
belum adanya kemerataan dalam penerimaan wisatawan di DTW. 6).
Adanya kemungkinan pariwisata dapat merusak budaya, seperti
pergeseran nilai upacara adat yang dapat mengarah kepada
komersialisasi, timbulnya industri seks, dan sebagainya. Hal ini harus
diwaspadai dengan agar keutuhan dan nilai-nilai budaya tetap
diperhatikan.
Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan
pariwisata perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam kerangka itu
pariwisata perlu mengembangkan paket-paket wisata baru seperti
4
agrowisata atau ekowisata, serta wisata minat khusus. Jenis wisata
semacam ini selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat
berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar.
Masyarakat dapat diikutsertakan dan keuntungan yang
diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. pengembangan
pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1). Perlu
ditetapkan berbagai paraturan yang berpihak pada peningkatan mutu
pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan
berpihak pada kelompok-kelompok yang mencari keuntungan. 2).
pengelolaan pawisata harus melibat masyarakat setempat. Hal ini
penting karena penglaman pada beberapa DTW, sama sekali tidak
melibatkan masyarakat setempat, akibatnya tidak ada sumbangsih
ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar. 3). Peningkata Promosi
secara intensif dan beragam. 4). Perlu menentukan DTW-DTW utama
yang memiliki keunikan dibanding dengan DTW lain, terutama yang
bersifat tradisional dan alami. 5). Perlunya kerjasama antara pemerintah
dengan pihak swasta, masyarakat, dan LSM dalam pengelolaan DTW. 6).
Pemerintah harus memberikan perhatian yang sama kepada semua
DTW. Perhatian terhadap DTW yang sudah mandiri hendaknya
dikurangi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap DTW yang
memerlukan perhatian lebih. 7). Penyadaran terhadap masyarakat akan
fungsi, peran dan tanggungjawabnya. 8). Peningkatan sarana-prasaran
pariwisata, guna mendukung kelancaran pariwisata.
4. Penutup Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa
pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dapat
5
menunjang pertumbuhan ekonomi. Wilayah daratan dan lautan yang
luas dengan berbagai keragaman dan keunikannya merupakan potensi
yang dapat diandalkan bagi kemajuan pariwisata. Aspek keamanan juga
perlu diperhatikan dalam kerangka pengembangan wisata yang dapat
mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Berbagai peluang tercipta terutama turunnya nilai mata uang
rupiah dan kecenderungan para wisatawan asing untuk mencari DTW
yang masih tradisional dan alami, perlu dimanfaat sebaik-sebaiknya
bagi pengembangan pariwisata. Sementara itu berbagai kendala dan
tantangan yang ada, terutama masalah rendahnya SDM dan gangguan
keamanan yang sering timbul, perlu disiasati dengan berbagai strategi
agar kendala dan tantangan tersebut tidak menghambat pengembangan
pariwisata.
Pengembangan pariwisata selain mendatangkan keuntungan
secara langsung bagi negara, juga diharapkan dapat menciptakan
lapangan kerja baru bagi sejumlah pencari kerja yang belum memiliki
kerja, juga diharapkan dapat membuka pasar baru bagi berbagai produk
lokal yang dimiliki masyarakat.
6