Menurut Boies Frekwensi Penderita Rhinitis Atrofi Wanita

3
Menurut Boies frekwensi penderita rhinitis atrofi wanita : laki adalah 3 : 1. Penyakit ini lebih sering mengenai wanita, usia 1-35 tahun terutama pada usia pubertas. Sering ditemukan pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan di lingkungan yang buruk dan di negara sedang berkembang. PENATALAKSANAAN Hingga kini pengobatan medis terbaik rinitis atrofik hanya bersifat paliatif. Termasuk dengan irigasi dan membersihkan krusta yang terbentuk, terapi sistemik dan lokal dengan endokrin; steroid; dan antibiotik; vasodilator; pemakaian iritan jaringan lokal ringan seperti alkohol; dan salep pelumas. Penekanan terapi utama adalah pembedahan, yaitu usaha-usaha langsung mengecilkan rongga hidung, dan dengan demikian juga memperbaiki suplai darah mukosa hidung. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan faktor etiologi/ penyebab dan menghilangkan gejala. Pengobatan dapat diberikan secara konservatif atau kalau tidak menolong dilakukan operasi. Konservatif Pengobatan konservatif ozaena meliputi pemberian antibiotik, obat cuci hidung, dan simptomatik. 1) Antibiotik spektrum luas sesuai uji resistensi kuman, dengan dosis adekuat sampai tanda-tanda infeksi hilang. Dapat diberikan terapi awalan streptomycin injeksi, rifampicin oral 600 mg selama 12 minggu atau ciprofloxacin.

description

Menurut Boies Frekwensi Penderita Rhinitis Atrofi Wanita

Transcript of Menurut Boies Frekwensi Penderita Rhinitis Atrofi Wanita

Page 1: Menurut Boies Frekwensi Penderita Rhinitis Atrofi Wanita

Menurut Boies frekwensi penderita rhinitis atrofi wanita : laki adalah 3 : 1. Penyakit ini

lebih sering mengenai wanita, usia 1-35 tahun terutama pada usia pubertas. Sering

ditemukan pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan di lingkungan yang

buruk dan di negara sedang berkembang.

PENATALAKSANAAN

Hingga kini pengobatan medis terbaik rinitis atrofik hanya bersifat paliatif. Termasuk

dengan irigasi dan membersihkan krusta yang terbentuk, terapi sistemik dan lokal dengan

endokrin; steroid; dan antibiotik; vasodilator; pemakaian iritan jaringan lokal ringan

seperti alkohol; dan salep pelumas. Penekanan terapi utama adalah pembedahan, yaitu

usaha-usaha langsung mengecilkan rongga hidung, dan dengan demikian juga memperbaiki

suplai darah mukosa hidung. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan faktor etiologi/

penyebab dan menghilangkan gejala. Pengobatan dapat diberikan secara konservatif atau

kalau tidak menolong dilakukan operasi.

Konservatif

Pengobatan konservatif ozaena meliputi pemberian antibiotik, obat cuci hidung, dan

simptomatik.

1) Antibiotik spektrum luas sesuai uji resistensi kuman, dengan dosis adekuat sampai

tanda-tanda infeksi hilang. Dapat diberikan terapi awalan streptomycin injeksi,

rifampicin oral 600 mg selama 12 minggu atau ciprofloxacin.

2) Obat cuci hidung, untuk membersihkan rongga hidung dari krusta dan sekret dan

menghilangkan bau. Antara lain :

a. Betadin solution dalam 100 ml air hangat atau

b. Campuran :

• NaCl

• NH4Cl

• NaHCO3 aaa 9

• Aqua ad 300 cc 1 sendok makan dicampur 9 sendok makan air hangat

c. Larutan garam dapur

d. Campuran :

• Na bikarbonat 28,4 g

• Na diborat 28,4 g

• NaCl 56,7 g dicampur 280 ml air hangat

Page 2: Menurut Boies Frekwensi Penderita Rhinitis Atrofi Wanita

Larutan dihirup ke dalam rongga hidung dan dikeluarkan lagi dengan

menghembuskan kuat-kuat, air yang masuk ke nasofaring dikeluarkan melalui mulut,

dilakukan dua kali sehari. Pemberian obat simptomatik pada rinitis atrofi (Ozaena)

biasanya dengan pemberian preparat Fe.

3) Obat tetes hidung , setelah krusta diangkat, diberi antara lain : glukosa 25% dalam

gliserin untuk membasahi mukosa, oestradiol dalam minyak Arachis 10.000 / ml,

kemisetin anti ozaena solution dan streptomisin 1 g + NaCl 30 ml. diberikan tiga kali

sehari masing-masing tiga tetes.

4) Vitamin A 3 x 10.000 U selama 2 minggu.

5) Preparat Fe.

6) Potassium iodide untuk stimulasi sekresi mukosa.

7) Terapi estrogen.

8) Selain itu bila ada sinusitis, diobati sampai tuntas. Sinha, Sardana dan Rjvanski

melaporkan ekstrak plasenta manusia secara sistemik memberikan 80% perbaikan

dalam 2 tahun dan injeksi ekstrak plasenta submukosa intranasal memberikan 93,3%

perbaikan pada periode waktu yang sama. Ini membantu regenerasi epitel dan

jaringan kelenjar. Samiadi dalam laporannya memberikan : trisulfa 3 x 2 tablet

sehari selama 2 minggu, natrium bikarbonat, cuci hidung dengan Na Cl fisiologis 3

x sehari, kontrol darah dan urine seminggu sekali untuk melihat efek samping obat,

pembersihan hidung di klinik tiap 2 minggu sekali, cuci hidung diteruskan sampai

2-3 bulan kemudian dan didapatkan hasil yang memuaskan pada 6 dari 7 penderita.

Asnir, A. R. 2004. Rinitis Atrofi. Available from : http://www.kalbe.co.id. Accessed : 5

Mei 2013. Sumber : Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004. Hal 5-7.