Menurunnya Ketidakpastian di Pasar Keuangan.” IndonesIa k a JI an sT a BILIT as k e U an G an n o....

4
BANK INDONESIA KAJIAN STABILITAS KEUANGAN No. 30, Maret 2018 KATA PENGANTAR BANK INDONESIA KAJIAN STABILITAS KEUANGAN No. 30, Maret 2018 Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan Perbankan dan IKNB Pasar Keuangan Rumah Tangga dan Korporasi

Transcript of Menurunnya Ketidakpastian di Pasar Keuangan.” IndonesIa k a JI an sT a BILIT as k e U an G an n o....

Ba

nk

Ind

on

esIa

ka

jIa

n s

taB

IlIt

as

keu

an

ga

nn

o. 3

0, M

aret

201

8

KATA PENGANTAR

Ba

nk

Ind

on

esIa

ka

JIa

n s

TaB

ILIT

as

keU

an

Ga

nn

o. 3

0, M

aret

201

8Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan Perbankan dan IKNBPasar Keuangan Rumah Tangga dan Korporasi

XVII

Penguatan InfrastrukturSistem Keuangan

Tantangan, Prospek, dan Arah Kebijakan SSK ke Depan

Respons KebijakanBank Indonesia

Dalam Mendukung StabilitasSistem Keuangan

Penerbitan Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.30, 2017 merupakan salah satu upaya Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenang di bidang makroprudensial secara transparan dan akuntabel. Secara semesteran, Bank Indonesia menyusun KSK berdasarkan hasil asesmen dan riset terhadap kondisi sistem keuangan. Adapun hasil asesmen tersebut dilakukan secara komprehensif sebagai langkah mitigasi atas potensi risiko sistemik yang muncul akibat gangguan yang menular (contagion) yang berasal dari adanya interaksi faktor ukuran (size) institusi keuangan, kompleksitas usaha (complexity) dan keterkaitan antar institusi dan/atau pasar keuangan (interconnectedness), serta adanya kecenderungan perilaku yang berlebihan dari institusi keuangan untuk mengikuti siklus perekonomian (procyclicality).

Secara umum, kondisi sistem keuangan pada paruh kedua 2017 membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian dunia dan menurunnya ketidakpastian di pasar keuangan. Hal ini turut ditandai pula dengan Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) yang masih berada jauh di bawah threshold yaitu sebesar 0,77 dan Indeks Risiko Sistemik Perbankan (IRSP) yang tetap terjaga pada zona normal dengan level 1,28 dari threshold sebesar 3,8. Meskipun sistem keuangan terjaga, masih terdapat sumber ketidakseimbangan yang perlu diwaspadai antara lain berasal dari ULN korporasi nonbank dan porsi kepemilikan

nonresiden di pasar keuangan domestik yang masih cukup tinggi. Untuk merespon munculnya sumber kerentanan tersebut, Bank Indonesia melakukan asesmen untuk melihat risiko-risiko utama terhadap sistem keuangan antara lain pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, perbankan, dan IKNB termasuk efektifitas infrastruktur sistem keuangan.

Kondisi sistem keuangan di Indonesia tercermin dari kinerja industri perbankan yang mendominasi hampir 70% pangsa total aset sistem keuangan. Menguatnya tingkat permodalan, membaiknya fungsi intermediasi industri perbankan meskipun masih terbatas, dan memadainya likuiditas perbankan adalah faktor yang memperkuat pondasi sistem keuangan selama semester laporan. Berlanjutnya kondisi tersebut turut memperkuat stabilitas di pasar keuangan domestik seiring dengan terjaganya kondisi makroekonomi di Indonesia dan membaiknya perekonomian global. Sementara itu, pencapaian kinerja sistem keuangan lainnya turut didukung oleh kinerja positif dari IKNB khususnya yang terlihat dari ekspansi kinerja perusahaan pembiayaan meskipun sempat terjadi peningkatan risiko di semester I 2017 namun tingkat profitabilitas dan efisiensi relatif terjaga. Terjaganya kondisi sistem keuangan tersebut tidak terlepas pula oleh dukungan sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan industri berjalan dengan aman, lancar, efisien dan handal serta meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan.

“Secara Umum, Kondisi Sistem Keuangan pada Paruh Kedua 2017 Membaik Dibandingkan dengan Periode Sebelumnya Sejalan dengan Membaiknya Kondisi Perekonomian Dunia dan Menurunnya Ketidakpastian di Pasar Keuangan.”

Ba

nk

Ind

on

esIa

ka

JIa

n s

TaB

ILIT

as

keU

an

Ga

nn

o. 3

0, M

aret

201

8

XVIII

Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan Perbankan dan IKNBPasar Keuangan Rumah Tangga dan Korporasi

Untuk merespon kondisi sistem keuangan dan risiko yang muncul pada periode laporan, Bank Indonesia melakukan evaluasi beberapa kebijakan makroprudensial bersinergi dengan kebijakan moneter dan kebijakan sistem pembayaran-pengelolaan uang rupiah. Evaluasi yang dilakukan antara lain berupa pemantauan kredit pemilikan rumah dengan ketentuan Loan to Value (LTV)/Financing to Value (FTV), pemantauan terkait implementasi Giro Wajib Minimum (GWM) berdasarkan Loan to Funding Ratio (LFR), pemantauan terhadap pencapaian rasio kredit UMKM, dan evaluasi terhadap besaran Countercyclical Buffer (CCB). Sinergi kebijakan dilakukan pula pada tahapan eksternal Bank Indonesia dengan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan secara bilateral dengan mengacu pada perjanjian kerja sama antara masing-masing otoritas. Pada ruang lingkup yang lebih luas, Bank Indonesia juga turut melakukan kerja sama dengan otoritas lain dalam forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk memperkuat protokol manajemen krisis secara nasional.

Ke depan, menghadapi risiko dan tantangan yang berpotensi kepada ketidakstabilan sistem keuangan, Bank Indonesia akan terus berupaya untuk melakukan inovasi bauran kebijakan sesuai tugas dan wewenang Bank Indonesia serta secara rutin berkoordinasi dan bekerja sama dengan otoritas lain untuk mewujudkan stabilitas sistem keuangan. Sebagai otoritas di bidang makroprudensial, Bank Indonesia akan melanjutkan penguatan kebijakan makroprudensial guna meningkatkan resiliensi sistem keuangan terhadap potensi risiko sistemik di tengah tantangan dan kompleksitas dinamika sistem keuangan yang ada. Penguatan kebijakan makroprudensial tersebut akan difokuskan kepada penguatan likuiditas, penguatan fungsi intermediasi dan peningkatan efektifitas instrumen.

Akhirnya, kami berharap semoga Kajian Stabilitas Keuangan ini dapat memberikan manfaat bagi stakeholders dan menjadi salah satu referensi mengenai hasil asesmen, risiko, dan prospek sistem keuangan Indonesia di masa yang akan datang. Lebih lanjut, Bank Indonesia tetap terbuka terhadap saran, komentar, dan kritik dari semua pihak untuk penyempurnaan kajian dan analisis sistem keuangan di masa depan.

Jakarta, 30 Maret 2018 Gubernur Bank Indonesia

Agus D.W. Martowardojo

XIX

Penguatan InfrastrukturSistem Keuangan

Tantangan, Prospek, dan Arah Kebijakan SSK ke Depan

Respons KebijakanBank Indonesia

Dalam Mendukung StabilitasSistem Keuangan