An a to Mi
Transcript of An a to Mi
BAB I
SUSUNAN SARAF PUSAT MANUSIA
Sistem saraf vertebrata secara structural dan fungsional beragam. Sebagai
contoh, korteks serebral pada otak lumba-luba secara structural lebih kompleks dan
merupakan prosesor informasi yang jauh lebih ampuh dibandingkan dengan korteks
serebral ikan atau katak. Namun semua system saraf vertebrata mempunyai beberapa
kemiripan mendasar, yaitu adanya unsure pusat dan tepi yang jelas dan derajat
sefalisasi yang tinggi. Otak dan sum-sum tulang belakan vertebrata menyususn SSP.
Otak menyediakan kemampuan integrative yang mendasari perilaku kompleks yang
khas pada vertebrata. Sumsum tulang belakan (tali spinal), yang membentang
sepanjang tulang belakang, atau spinal, mengintegrasi respons yang sederhana
terhadap jenis stimulus tertentu dan mengirimkan informasi ked an dari otak.
Akson di dalam SSP berlokasi pada saluran tertentu, yang selubung myelinya
memberikan penampakan keputih-putihan. Bahan putih (white matter) ini secara
jelas dapat dibedakan dari bahan abu-abu (grey matter) (terutama badan sel saraf,
dendrite, dan akson yang tidak bermielin) dalam sayatan melintang otak dan sumsum
tulang belakang.
Sistem saraf pusat vertebrata berasal dari tali saraf berlubang dorsal-salah
satu ciri khusus filogenik kordata-serta baik otak maupun sumsum tulang belakang
mempunyai ruangan yang penuh dengan cairan. Saluran tengah (central canal) yang
sempit pada sumsum tulang belakang berhubungan langsung dalam ruangan yang
penuh dengan cairan, yang disebut ventrikel, di otak. Rongga ini berisi cairan
serebrospinal (cerebrospinal fluid) yang terbentuk dalam otak melalui filtrasi darah.
Cairan serebrospinal kembali ke vena untuk mengirimkan nutrient, hormone, dan sel-
sel darah putih dengan menembus sawat (rintangan) antara darah dan otak menuju
bagian otak yang berbeda. Fungsi cairan serebrospinal yang paling penting adalah
bertindak sebagai bantalan otak yang meredam guncangan. Otak dan sumsum tulang
belakang juga dilindungi oleh lapisan jaringan ikat yang disebut meninges. Pada
mamalia, cairan serebrospinal bersikulasi di antara kedua meninges, yang
memberikann bantalan tmbahan bagi otak.
OTAK VERTEBRATA BERKEMBANG DARI TIGA PEMBESARAN
ANTERIOR SUMSUM TULANG BELAKANG
Pada semua vertebrata, tiga penonjolan anterior dan simetris bilateral pada tali saraf
berlubang dorsal –otak depan (forebrain), otak tengah (midbrain), dan otak belakang
(bindbrain)- menjadi jelas setelah tabung neuron berdiferenasiasi. Ketiga struktur
embrionik ini kemungkinan adalah sisa-sisa otak dari leluhur vertebrata. Dalam
rangkaian evolusi vertebrata, secara structural dan fungsional otak terbagi lebih
lanjut, yang memberikan kemampuan tambahan untuk integrasi yang kompleks.
Pada minggu kelima perkembangan (manusia sebagai contonhnya), lima
wilayah otak terbentuk dari tiga tonjolan utama. Dua diantara wilayah ini,
telensefalon dan diensefalon, berkembang dari otak depan. Dari semua wilayah otak,
telansefalon mengalami banyak perubahan, yang berkembang menjadi pusat control
dan integrasi homeostasis utama dalam otak. Wilayah otak yang ketiga,
mesensefalon, berkembang dari otak tengah yang masih tetap belum terbagi ; dua
wilayah lainnya, metensefalon dan mielensefalon, berkembang dari otak belakang.
A. BATANG OTAK
Batang otak berfungsi mengirimkan data dan mengorntrol aktivitas otomatis
yang penting bagi kelangsungan hidup. Mesensefalon, bagian dari mielensefalon
membentuk batang otak (brainstem), berupa pembengkakan yang mirip batang dan
tudung pada anterior sumsum tulang belakang. Batang otak, yang kadang-kadang
disebut otak bagian bawah, mempunyai tiga bagian yang berfungsi dalam
homeostasis, koordinasi pergerakan, penghantaran, dan pengiriman informasi ke
pusat otak yang lebih tinggi, yaitu medulla oblongata, spons dan otak tengah.
Medulla oblongata (yang umum disebut medulla saja) mempunyai pusat-pusat yang
mengatur beberapa fungsi visceral (otonom, homeostatic), yang meliputi pernafasan,
jantung, dan aktivitas pembuluh darah, penelanan, muntah dan pencernaan. Pons
juga berperan dalam beberapa aktivitas ini, yang mempunyai nucleus yang mengatur
pusat pernafasan di medulla, misalnya. Semua berkas akson yang membawa
informasi sensoris ked an instruksi motoris dari wilayah otak bagian atas akan
melewati batang otak, sehingga pengirimman data merupakan salah satu fungsi
paling penting pada medulla dan pons. Batang otak juga membantu
mengkoordinasikan pergerakan tubuh berskala besar seperti berjalan. Sebagian besar
akson yang naik membawa instruksi mengenai pergerakan dari otak tengah dan otak
depan ke sumsum tulang dan belakang dengan melintasi satu sisi SSP ke sisi lainnya
ketika melewati medulla. Akibatnya, sisi otak bagian kanan mengontrol banyak
pergerakan sisi tubuh bagian kiri, dan demikian sebaliknya.
Bagian ketiga batang otak, yaitu otak tengah, mengandung pusat untuk
penerimaan dan integrasi beberapa jenis informasi sensoris. Bagian ini juga berfungsi
ssebagai pusat proyeksi, yang mengirimkan informasi sensoris yang dikode di
sepanjang neuron ke wilayah tertentu pada otak depan. Nucleus yang menonjol pada
otak tengah adalah kolikuli inferior (inferior colliculi) dan kolikuli superior (superior
colliculi), yang merupakan bagian system auditoris dan system visual. Semua serat
yang terlibat dalam pendengaran akan berakhir di atau akan dilewatkan melalui
kolikuli inferior. Pada vertebrata nonmamalia, kolikuli superior membentuk lobus
optic yang menonjol dan mungkin merupakan pusat visual satu-satunya. Pada
mamalia, penglihatan diintegrasikan dalam serebrum, sehingga kolikuli superior
hanya berfungsi mengkoordinasikan reflex visual dan melaksanankan fungsi persepsi
yang terbatas.
Gambar 1
Batang Otak
B. SEREBELUM
Serebelum berfungsi mengontrol pergerakan dan keseimbangan. Serebelum
berkembang dari bagian metensefalon. Fungsi primernya adalah mengkoordinasikan
pergerakan. Serebelum menerima informasi sensoris mengenai posisi persendian dan
panjang otot, juga informasi dari system auditoris (pendengaran) dan visual
(penglihatan). Serebelum juga menerima input dari jalur motoris, yang
memberitahunya tindakan mana yang diperintahkan oleh serebrum. Serebelum
menggunakan informasi ini untuk menghasilkan koordinasi otomatis atas pergerakan
dan keseimbangan. Jika salah satu bagian tubuh digerakkan, serebelum akan
mengkoordinasikan bagian tubuh lainnya untuk menghasilkan pergerakan yang
mulus dan pemeliharaan keseimbangan. Serebelum juga memainkan peranan dalam
pembellajaran dan pengingatan respon motoris. Koordinasi tangan-mata merupakan
salah satu contoh fungsi serebelum. Jika serebelum rusak, mata dapat mengikuti
objek yang bergerak, akan tetapi mata tidak akan berhenti bergerak pada tempat yang
sama ketika objek tersebut berhenti.
Gambar 2
Serebelum
C. DIENSEFALON
Diensefalon embrionik berkembang menjadi tiga wilayah otak dewasa:
epitalamus, thalamus, dan hipotalamus. Epitalamus meliputi suatu penjuluran
kelenjar pineal, dan pleksus koroid, yaitu salah satu dari beberapa kelompok kapiler
yang menghasilkan cairan serebrospinal.
Selain sebagi pusat integrasi utama, thalamus juga merupakan pusat input
informasi sensoris utama yang menuju ke serebrum dan merupakan pusat output
untuk informasi motoris yang meninggalkan serebrum. Thalamus mengandung
banyak nucleus yang berbeda. Masing-masing nucleus berfungsi untuk jenis
informasi sensoris tertentu. Informasi yang masuk dari semua indera diseleksi dalam
thalamus dan dikirimkan ke pusat otak bagian atas untuk interpretasi dan integrasi
lebih lanjut. Thalamus juga menerima input dari serebrum dan bagian-bagian otak
yang mengatur emosi dan kesiagaan (dalam keadaan bangun).
Meskipun hanya berbobot beberapa gram, hipotalamus merupakan salah satu
wilayah otak yang paling penting untuk pengaturan homeostasis. Hipotalamus
merupakan sumber dua golongan hormone, hormone pituitary posterior dan hormone
pembebas yang bekerja pada pituitary anterior. Thermostat tubuh terdapat di
hipotalamus, jika pusat untuk pengaturan rasa lapar, rasa haus dan beberapa
mekanisme kelangsungan hidup dasar lainnya. Nucleus hipotalamus juga memainkan
peranan dalam respon seksual dan perilaku kawin, respon fight or flight, dan rasa
nikmat. Sebutan pusat kenikmatan hipotalamik diberikan karena respon yang
ditunjukkan ketika hipotalamus dirangsang pada hewan percobaan, meskipun kita
sesungguhnya tidak dapat mengetahuiapakah tikus mengalami apa yang
diterjemahkan manusia sebagai sensasi yang memberikan kenikmatan.
Hipotalamus dan irama sirkardian
Hewan, termasuk manusia, memperlihatkan semua jenis perilaku ritmik
(berirama) yang diulang secara teratur. Apa yang mempertahankan irama harian kita
ketika misalnya, kita tidur, tekanan darah kita meningkat, dan dorongan seksual kita
meningkat?
Banyak kajian telah menguji kepentingan relative dari petunjuk eksternal dan
penjaga waktu internal dalam memelihara perilaku berirama. Kajian tersebut
menunjukkan bahwa irama sirkadian umumnya mempunyai komponen internal yang
kuat, yang dirujuk sebagai jam biologis. Para peneliti tenrtantang untuk menemukan
mekanisme internal yang mengatur irama perilaku. Hipotesis awal bahwa lokasi
mekanisme control bervariasi pada kelompok-kelompok taksonomik adalah berbeda,
telah terbukti benar. Contohnya, lalat buah (Drosophila) kelihatannya mempunyai
banyak jam biologis di seluruh tubuhnya dan pada ujung bagian luar sayapnya. Pada
mamalia sepasang struktur yang disebut nucleus suprakiasmatik (SCN) dalam
hipotalamus berfungsi sebagai jam biologis. Percobaan pada rodensia telah
mengungkapkan bahwa sel-sel SCN menghasilkan protein spesifik sebagai resons
terhadap perubahan siklus gelap-terang. Fungsi jam biologis kemungkinan
merupakan pengaturan berbagai macam fungsi fisiologis, seperti pembebasan
hormone, rasa lapar, dan peningkatan sensitivitas terhadap stimulus eksternal yang
memotivasi perilaku berirama spesifik.
Para peneliti juga telah menyelidiki peranan petunjuk eksternal dalam irama
sirkadian. Umumnya, irama suatu jam biologis tidak sepenuhnya cocok dengan
kejadian di lingkungan, dan petunjuk eksternal diperlukan untuk mempertahankan
siklus itu agar waktunya sesuai dengan dunia luar. Cahaya adalah salah satu petunjuk
eksternal umum pada irama sirkadian; informasi visual yang diterima oleh SCN
melalui neuron sensoris pada mata memungkinkan jam mamalia agar tetap sinkron
dengan siklus alamiah panjang siang hari dan malam hari. Jam internal terus berjalan
tanpa petunjuk eksternal, akan tetapi berdasarkan waktunya sendiri. Petunjuk
eksternal, seperti panjang siang dan panjang malam, menyesuaikan jam itu,
sedemikian rupa sehingga perilaku berirama yang dikontrolnya disinkronisasi dengan
dunia luar.
Irama sirkadian manusia diteliti dengan cara menempatkan individu dalam
ruangan yang nyaman untuk hidup dan berada jauh di bawah tanah, dimana mereka
bias membuat jadwal mereka sendiri tanpa ada petunjuk eksternal apapun. Di bawah
kondisi yang bebas ini, jam biologis manusia sepertinya memiliki satu periode
sekitar 25jam, akan tetapi dengan variasi individual; seperti hewan lain, manusia
menggunakan petunjuk eksternal untuk menyesuaikan dengan pola 24 jam di dunia
nyata.
D. SEREBRUM
Serebrum, pusat integrative yang paling kompleks di SSP, berkembang dari
telensefalon embrionik. Serebrum dibagi menjadi belahan (hemisfer) serebral
(cerebral hemisphere) kanan dan kiri. Masing-masing belahan terdiri atas penutup
bagian luar yang terbuat dari bahan abu-abu, yang disebut korteks serebral; bahan
putih dibagian dalam; dan kelompok nucleus yang berada di dalam bahan putih, yang
disebut nucleus basal. Nucleus basal (juga disebut ganglia basal) adalah pusat yang
paling penting untuk koordinasi motoris, dan bertindak sebagai saklar untuk impuls
dari sel motoris lain. Jika nucleus basal rusak, seseorang bias menjadi pasif dan tidak
mampu bergerak karena nucleus itu tidak lagi mengirimkan impuls motoris ke otot.
Degenerasi sel-sel yang memasuki nucleus basal terjadi pada penyakit Parkinson.
Korteks serebral adalah bagian otak manusia yang paling besar dan
kompleks. Bagian ini mengalami banyak perubahan selama evolusi vertebrata.
Khususnya pada mamalia, perilaku yang canggih dan rumit dikaitkan dengan ukuran
relative korteks serebral dan adanya pelekukan yang meningkatkan luas
permukaannya. Meskipun kurang dari 5mm tebalnya, korteks serebral manusia
mempunyai luas permukaan sekitar 0,5mm2 dan menempati sekitar 80% dari total
massa otak. Primate dan cetacean (paus dan lumba-lumba misalnya) juga mempunyai
korteks serebral yang luarbiasa kompleks dan besar. Pada kenyataannya, luas
permukaan (relative dengan ukuran tubuh) korteks serebral lumba-lumba adalah
yang nomor 2 terbesar setelah manusia.
Seperti bagian otak lainnya, korteks serebral terbagi menjadi sisi kanan dan
sisi kiri. Suatu serat pita yang tebal (bahan putih serebrum) yang dikenal sebagai
korpus kalosum menghubungkan sisi kiri dan sisi kanan. Masing-masing sisi
mempunyai empat lobus yang terpisah, dan para peneliti telah mengidentifikasi
sejumlah daerah fungsional di dalam masing-masing lobus.
Dua daerah fungsional korteks, yaitu korteks motoris primer dan korteks
somatosensoris primer, membentuk perbatasan antara lobus frontal dan lobus
parietal. Korteks motoris terutama berfungsi untuk mengirimkan peruntah ke otot
rangka, yang mensinyalkan respon tertentu terhadap stimulus sensoris. Korteks
somatosensoris menerima dan secara parsial mengintegrasikan sinyal yang berasal
dari reseptor, sentuhan, rasa sakit, tekanan, dan suhu ke seluruh tubuh. Perbandingan
somatosensoris atau korteks motoris yang ditujukan untuk bagian tubuh tertentu
berhubungan dengan informasi sensoris dan motorisyang penting untuk bagian tubuh
tersebut. Impuls yang ditransmisikan oleh reseptor ke daerah korteks somatosensoris
tertentu memungkinkan kita untuk menghubungkan rasa sakit, sentuhan, tekanan,
panas, atau dingin dengan bagian tubuh tertentu yang menerima stimulus tersebut.
Akan tetapi, yang disebut daerah khusus-penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
pengecapan-diintegrasikan oleh wilayah korteks lainnya. Masing-masing wilayah
fungsional ini, juga korteks somatosensoris, bekerja sama dengan daerah asosiasi
yang berdekatan. Para peneliti mulai memahami bagaimana suatu pertukaran sinyal
ynag kompleks di antara pusat penerima dan pusat asosiasi menghasilkan persepsi
sensoris pada diri kita.
Gambar 3
Serebrum
OTAK MANUSIA SEBAGAI OBJEK PENELITIAN YANG TERDEPAN
Integrasi impuls saraf terjadi pada semua level system saraf manusia. Jenis
integrasi yang paling sederhana adalah refleks spinal; integrasi yang paling kompleks
yang membuat korteks serebral mampu menghasilkan produk seni atau melakukan
suatu penemuan ilmiah. Penemuan mengenai mekanisme kerja otak merupakan salah
satu tapal batas yang paling menarik dan menantang dalam biologi modern.
Beberapa aspek penelitian otak yang sangat menarik adalah kondisi bangun dan
tidur; lateralisasi (spesialisasi belahan otak), bahasa, dan berbicara; emosi; memori
dan pembelajaran; dan kesadaran.
Kondisi bangun dan tidur
Siapapun yang mengikuti kuliah pada hari-hari musim semi yang hangat
mengetahui bahwa perhatian dan kesiagaan mental bervariasi dari waktu ke waktu.
Kondisi bangun adalah keadaan kesadaran akan dunia luar. Kebalikan keadaan
bangun adalah tidur, ketika seorang individu tetap menerima stimulus eksternal
namun tidak menyadari keberadaan stimulus tersebut. Mekanisme keadaanbangun
dan tidur sudah diketahui dengan baik, akan tetapi pertanyaan mengapa kita tidur
masih tetap merupakan permasalahan yang mendesak. Semua burung dan mamalia
tidur dan menunjukkan siklus bangun-tidur yang khas; yang kemungkinan
diperantarai oleh hipotalamus, seperti pada manusia.
Tidur dan bangun mneghasilkan pola aktivitas listrik otak yang berbeda dan
dapat direkam dalam elektroensefalogram (EEG). Aturan umumnya, semakin sedikit
aktivitas mental yang dilakukan akan semakin sinkron gelombang otak dalam EEG.
Ketika seorang individu yang sehat berbaring diam dengan mata tertutup, maka
gelombang alfa yang lambat dan sinkron akan menjadi lebih dominan. Ketika mata
terbuka atau orang tersebut menyelesaikan suatu permasalahan yang kompleks maka
gelombang beta yang lebih kompleks akan muncul dengan cepat untuk
menggantikan gelombang alfa; yang menandakan ketidaksinkronan bagian-bagian
otak.
EEG seseorang yang tidur menggambarkan bahwa sebenarnya tidur adalah
proses yang dinamis. Pada tahapan awal tidur, gelombang theta yang lebih tidak
beraturan dibandingkan dengan gelombang beta, seringkali lebih dominan. Tidur
yang nyenyak menghasilkan gelombang delta, yang begitu lamban dan sinkron.
Tidur yang nyenyak juga meliputi periode EEG yang tidak sinkron yang merupakan
sisa-sisa keadaan sadar. Selama periode ini, yang disebut REM (rupid eye
movement,atau pergerakan mata cepat), mata bergerak lebih aktif di seluruh medan
pandang di balik kelopak mata ynag tertutup. Sebagian besar mimpi terjadi selama
tidur REM. Seperti tidur, mimpi diartikan sebagai sesuatu yang magis atau
berhubungan dengan ilmu nujum, akan tetapi fungsinya yang sesungguhnya masih
belum diketahui.
Tidur dan bangun diatur oleh beberapa pusat di serebrum dan batang otak.
Suatu system fungsional neuron yang disebut formasi retikuler melewati bagian
pusat batang otak. Satu bagian dari informasi retikuler, yaitu system aktivasi retikuler
(RAS), mengatur keadaan tidur dan bangun. RAS bertindak sebagai filter sensoris
yang menyeleksi informasi mana yang mencapai korteks, dan semakin banyak input
yang diterimakorteks maka seseorang akan semakin siaga dan sadar. Tetapi keadaan
bangun bukan sekedar fenomena umum; stimulus tertentu dapat diabaikan sementara
otak secara aktif mengolah input lain. Selain itu pusat-pusat spesifik mengatur
keadaan tidur dan bangun. Pons dan medulla mengandung nucleus ynag
menyebabkan tidur ketika dirangsang, dan otak tengah mempunyai suatu pusat yang
menyebabkan bangun. Serotonin merupakan neurotransmitter dari pusat penghasil
tidur tersebut. Tidur susu sebelum tidur dapat merangsang tidur karena susu
mengandung asam amino tritofan dalam jumlah banyak, asam amino yang
merupakan precursor serotonin.
Lateralisasi, bahasa dan bicara
Daerah asosiasi korteks serebral adalah lateralisasi; yaitu, masing-masing sisi
kotak dikhususkan untuk fungsi-fungsi yang berlainan. Proses yang mendukung
berbicara, bahsa, perhitungan dan pengolahan serial yang cepat mengenai informasi
rinci, misalnya terutama terjadi di belahan otak kiri. Belahan otak kanan menekankan
pada keseluruhan korteks, persepsi spasial, dan kemampuan kreatif.
Pemahaman dan pembentukan bahasa memerlukan beberapa interaksi yang
sangat kompleks antara beberapa daerah asosiasi di belaahan otak kiri, sementara
kandungan emosional bahasa yang disampaikan melalui tekanan suara diproses di
daerah asosiasi yang terdapat di belahan otak kanan. Kerusakan pada belahan otak
kiri dapat menyebabkan jenis afasia, yaitu ketidakmampuan untuk berbicara secara
utuh, yang berbeda-beda. Penderita yang mengalami kerusakan pada daerah asosiasi
di lobus parietal yang berfungsi untuk menerjemahkan informasi yang diucapkan
atau informasi visual (misalnya, penampakan kata-kata pada halaman) menjadi
berarti masih dapat bberbicara. Akan tetapi, karena mereka tidak dapat memahami,
ucapan itu seringkali terdiri atas rangkaian kata yang panjang dan suku kata yang
tidak berarti. Kerusakan pada daerah asosiasi bicara lainnya di lobus frontl, yaitu
tepat di depan korteks motoris yang mengontrol muka, akan mengganggu program
motoris yang menggerakkan lidah, bibir dan otot bicara lainnya untuk mengucpkan
kata. Penderita mampu memahami pembicaraan, namun dengan kemampuan
pengucapan bahasa yang berkurang.
Emosi
Apa yang menyebabkan kita tertawa, menangis, mencintai, iri, khawatir dan
seterusnya merupakaninti dari banyak spekulasi dan filosofi biologis. Beberapa
hipotesis mengusulkan bahwa emosi dihasilkan oleh umpan balik organ dan otot
tubuh ke SSP. Kemudian muncul hipotesis yang menyatakan bahwa persepsi
informasi sensoris oleh otak pertama-tama akan menghasilkan pengalaman emosi,
kemudian ekspresi emosi, seperti peningkatan denyut jantung dan wajah memerah.
Emosi sulit dipelajari secra eksperimental, karena meskipun hewan percobaannya
kelihatannya memperlihatkan emosi, kita tidak dapat mengatakan secara konklusif
bahwa hewan tersebut merasakan emosi dalam pengertian yang sama seperti yang
dialami oleh manusia. Hewan percobaan, seperti tikus dan mencit, cenderung
mempunyai respon emosional yang stereotipik. Sebaliknya, manusia cenderung
mempunyai pengalaman emosi dan ekspresi emosi yang sangat individual. Stimulus
yang memicu kemarahn atau iri pada seseorang bisa jadi tidak mempunyai efek pada
orang lain, atau bahkan memberikan perasaan emosi dan respon tubuh yang sangat
berbeda. System saraf otonom dan divisi motoris somatic memperantarai ekspresi
emosi tubuh, dan kapasitas komponen system saraf tepi untuk memicu respon yang
sangat beragam dalam otot dan orang lain. Hal ini merupakan factor kuncipada cirri
ekspresi emosi yang beragam.
Para peneliti mengembangkan suatu peta parsial mengenai beberapa wilayah
otak yang terlibat emosi. Peta itu menekankan bahwa gambaran jalur neuron dan
system fungsional yang mendasari emosi baru mulai muncul, dan dengan respons
emosi yang sangat beragam, terdapat juga kemungkinan keterlibatan beberapa jalur
neural yang kompleks dan system fungsional dalam SSP. Sejauh ini, peta tersebut
dibuat berdasarkan kajian-kajian pada manusia dan mamalia lain yang mengalami
kerusakan otak, mengenai mekanisme otak dalam mengintegrasi semua jenis
informasi meningkat cepat. Beberapa emosi manusia bergantung pada kelompok
fungsional nucleus dan saluran akson yang saling bersambungan di SSP yang disebut
sistem limbik. Meskipun masih memiliki definisi yang fleksibel, system limbic
meliputi bagian thalamus dan hipotalamus dan bagian korteks serebral. System
limbic dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam
pembelajaran kompleks, bernalar dan personalitas. Konsultasi antara pusat otak
bagian atas dengan system limbic sangat penting dalam formulasi emosi. Sebuah
prosedur pembedahan lobotomy frontal yang merusak struktur limbic atau
persambungan antara sistem limbic dengan pusat otak bagian atas pada korteks
serebral menghilangkan konsultasi emosional tersebut. Lobotomy frontal pernah
diterapkan secara luas untuk mengatasi gangguan emosional yang hebat. Namun,
ketenangan yang dihasilkan umumnya disertai oleh kehilangan kemampuan untuk
berkonsentrasi, membuat perencanaan, dan bekerja untuk mencapai sasaran, dan
terapi obat-obatan telah menjadi alternative pengobatan.
Sebuah nucleus lobus temporal korteks serebral yang disebut amigdala, yaitu
suatu komponen sistem limbic yang menonjol, merupakan pusat utama pengumpulan
data sensoris dan pengatur informasi emosi. Amigdala menerima data sensoris dari
thalamus, batang otak, dan kuncup pengecapan, juga informasi sensoris yang
terintegrasi dari daerah asosiasi korteks serebral. Sinyal neuron melewati amigdala
dan hipotalamus serta batang otak dengan arah berlawanan, dan duattu jalur utama
sinyal yang memicu ekspresi emosional merambat dari amigdala ke sistem saraf
otonom dan sistem motoris somatic melalui hipotalamus dan formasi retikuler batang
otak.
Memori dan Pembelajaran
Memori, yang sangat penting untuk pembelajaran adalah kemampuan untuk
menyimpan dan mendapatkan kembali informasi yang berkaitan dengan pengalaman
sebelumnya. Memori manusia terbentuk melalui dua tahapan. Memori jangka
pendek (short-term memory) mencerminkan persepsi sensoris yang bersifat segera
mengenai suatu objek dan ide, yang terjadi sebelum bayangan tersebut disimpan.
Memori jangka pendek memungkinkan kita untuk memutar nomor telepon setelah
mencarinya tanpa melihatnya secara langsung. Jika kita sering menelepon nomor
tersebut, maka nomor tersebut akan disimpan dalam memori jangka panjang (long-
term memory) dan masih dapat diingat beberapa minggu setelah saat pertama kita
memandangnya. Pemindahan memori dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang ditingkatkan melalui pengulangan, keadaan emosi yang mendukung, dan
asosiasi data baru dengan data yang sebelumnya dipelajari dan disimpan dalam
memori jangka panjang.
Dengan memiliki kempuan untuk mempelajari dan mengingat, otak manusia
sebetulnya membedakan antara fakta dan keterampilan. Ketika kita mendapatkan
pengetahuan, dan pemahaman terhadap suatu fakta dengan menghapal tanggal,
definisi kita, bagian-bagian otak dan informasi lain, memori mengenai fakta tersebut
dapat dengan cara sadar dan spesifik didapatkan kembali dari simpanan data memori
jangka panjang kita. Bahkan kita bisa mengingat citra visual, seperti wajah seorang
teman. Sebaliknya, memori keterampilan umumnya melibatkan aktivitas motoris
yang dipelajari secara berulang-ulang tanpa kesadaran mengingat informasi spesifik.
Kita melaksanakan keterampilan motoris yang dipelajari, seperti berjalan, mengikt
tali sepatu, mengendarai sepeda, atau menulis tanpa kesadaran melakukan tugas
tersebut dengan tepat. Jika suatu memori keterampilan telah dipelajari, akan sangat
sulit untuk menghilangkannya. Sebagai contoh, seseorang yang telah bermain tenis
selama bertahun-tahun dengan pukuln backhand canggung yang dipelajarinya
sendiri, akan menemui kesulitan mempelajari pukulan itu lagi dengan tepat jika
dibandungkan dengan pemula yang baru saja bermain tenis. Kebiasaan buruk seperti
kita ketahui, sangat sulit dihilangkan.
Dengan mempelajari amnesia (kehilangan memori) pada manusia, dan
melakukan eksperimen pada hewan, serta menggunakan teknik pencitraan otak, para
neurosaintis mulai memetakan jalur otak kompleks yang terlibat dalam memori.
Sebagai contoh, dalam kasus nomor telepon dan memori fakta lainnya, sinyal
sensoris dari mata akan menuju pusat penglihatan di lobus oksipital otak, dimana
persepsi visual dibentuk. Sinyal sensoris juga melewati filter sensoris otak, yaitu
formasi retikuler, ke bagian-bagian hipotalamus dan sistem limbic (untuk
menentukan apakah emosi harus dilibatkan), dank e pusat yang lebih tinggi di otak
depan, termasuk korteks prefrontal (untuk integrasi dengan level lebih tinggi). Jalur
tersebut diselesaikan ketika impuls kembali ke pusat penglihatan kortikal tempat
persepsi pertama terjadi.
Para ahli neurosaintis mempelajari perubahan seluler yang terlibat dalam
memori pembelajaran. Dua nucleus limbic, amigdala dan hipokampus, sepertinya
memainkan peranan kunci. Amigdala bisa bertindak sebagai semacam filter memori,
yang agaknya menandai informasi yang akan disimpan dengan cara mengaitkannya
dengan kejadian atau emosi saat itu. Perubahan fungsional pada sinaps tertentu
pertama kali ditemukan pada hipokampus yang kelihatannya secara langsung
berkaitan dengan penyimpanan memori dan pembelajaran. Satu jenis perubahan,
yang disebut depresi jangka panjang (LTD) adalah penurunan responsivitas terhadap
potensial aksi sel pascasinaptik. LTD diinduksi stimulus yang lemah secara berulang-
ulang. Jenias perubahan sinaptik kedua, yang disebut potensial jangka panjang
(LTP), adalah responsivitas yang meningkatkan potensial aksi sel pasca sinaptik. Hal
ini dihasilkan ketika sebuah sel prasinaptik memborbaardir sinaptik dengan rentetan
potesial aksi singkat dan berulang-ulang yang secara kuat mendepolarisasikan
membrane pascsinaptik. Dengan memantapkan LTP, suatu potensial aksi tunggal
dari sel prasinaptik akan berpengruh lebih kuat pada sinapis dibandingkan dengan
sebelumnya. Berlangsung selama beberapa jam, hari, atau minggu yang bergantung
pada jumlah dan frekuensi potensial aksi berulang-ulang. LTP bisa merupakan apa
yang akan terjadi jika suatu memori sedang disimpan atau ketika pembelajaran sedng
berlangsung.
LTP dikaitkan dengan pembebasan neurotransmitter eksitatoris glutamate
oleh sel prasinaptik. LTD terjadi pada beberapa pusat otak telah ditunjukkan dengan
teknik-teknik lain yang terlibat dalam pembelajaran dan memori, mendukung
hipotesis bahwa perubhan sinaptik merupakan unsure kunci dalam pembelajaran dan
memori.
Kesadaran
Pengungkapan tentang mekanisme jaringan kerja neuron dalam otak untuk
penyimpanan, pencrian kembali, dan penggunaan memori, pengontrolan lingkungan
internal tubuh, membangun pemikiran dan emosi, dan membut kita sadar akan diri
kita sendiri dan lingkungan sekitar kita merupakan salah satu aspek biologi modern
yng sangat menakjubkn dan paling menantang. Kesadaran yang dimaksud adalah
lesadaran subjektif atau kemampuan untuk menyadari dan membuat penilaian yang
sadar akan lingkungan. Para ahli neurosaintis dan para ahli perilku muli memadukan
pikiran dan otak, akn tetapi kesadaran masih sulit dipahmi. Beberapa saintis
mempertahankanbahswa kesadaran merupakan cirri khas manusia. Beberapa yang
lain mempostulatkan bahwa hewan lain paling tidak mempunyai beberpa bentuk
kesadaran dan bahwa suatu kesinambungan kesadaran telah dievolusikan dalam
dunia hewan. Bagi manusia, tentu kita mengetahui bahwa beberapa stimulus yang
berbeda dapat membuat kita mengingat suatu memori tertentu; misalnya, pandangan,
suara atau bau pantai laut bisa memicu memori pengalamn masa kanak-kanak.
Suatu hipotesis sentral mengenai kesadaran bahwa kesadaran adalah satu cirri
otak ynag muncul tanpa terduga, dan melibatkan kerjasama daerah ekstensif di
korteks serebral secara bersamaan. Pendapat lain adalah sementara neuron serebral
dan kelompok fungsional neuron membangkitkan kesadaran, keduanya juga terlibat
dalam tugas-tugas yang kurang kompleks dan lebih spesifik. Beberapa neuron,
misalnya, bisa menginderakan stimulus internal atau eksternal, dan lainnya bisa
memformulasikan sinyal perinth ke sekelompok otot rangka, sementara kedua
kelompok tersebut bekerjasama untuk memformulasikan suatu kesadaran akan
sensasi dan respon otot. Penemuan cara untuk menguji hipotesis mengenai kesadaran
merupakan bagian dari penelitian yang menantang dan berkembang pesat dalam
neurobiology. Sejauh ini, para peneliti telah membuat kemajuan yang terbaik dengan
menggunakan teknik pencitraan untuk memetakan bagian-bagian otak ynag berkaitan
dengan pengalaman subjektif yang melibatkan sistem visual.
BAB II
CRANIUM
Tengkorak adalah kerangka kepala. Tulang-tulang tengkorak membentuk
cranium dan kerangka wajah. Cranium meliputi otak dan meninges, bagian
proksimal saraf-saraf otak, dan pembuluh darah. Pada kerangka wajah terdapat kedua
orbita (lekuk mata) dan rongga hidung, juga maxilla (rahang atas) dan mandibula
(rahang bawah).
A. Aspek anterior
Pada anterior tengkorak dapat dikenali os frontale dan kedua os
zygomaticum, kedua orbita, daerah hidung, maxilla dan mandibula. Os frontale
membentuk kerangkadahi yang ke inferior berhubungan dengan os nasale dan os
zygomaticum. Titik temu antara os frontale dan kedua os nasale dikenal sebagai
nasion. Pada margo supra-orbitalis ossis frontalis terdapat sebuah foramen supra-
orbitale (takik). Tepat di atas margo supra-orbitalis dapat dikenali sebuah ascus
superciliaris. Dalam kedua orbita terdapat fisura orbitalis superior, fisura orbitalis
inferior, dan canalis opticus. Di sebelah bawah masing-masing orbita terdapat sebuah
foramen infra-orbitle pada maxilla. Kedua os zygomaticum membentuk tonjolan-
tonjolan pipi. Sebuah foramen zygomaticofaciale menembus bagian lateral masing-
masing tulang. Di sebelah bawah os nasale terdapat aperture piriformis (nasalis
anterior) yang jorong. Melalui lubang itu dapat diamati sekat hidung berupa tulang
yang membagi rongga hidung menjadi bagian kanan dan bagian kiri. Pada dinding
lateral masing-masing bagian rongga hidung terdapat lempeng-lempeng tulang yang
lengkung, yakni concha nasalis. Rahang atas dibentuk oleh kedua maxilla yang
bersatu; processus alveolaris tulang-tulang ini membentuk ceruk-ceruk dan tulang
penunjang bagi gigi-gigi maksilar.
Processus alveolaris mandibula menyediakan tempat bagi gigi-gigi
mandibular. Di bawah gigi geraham depan (des premolaris) kedua terdapat foramen
mentale. Protuberantia mentalis (dagu) adalah sebuah lempeng tulang berbbentuk
segitiga yang meninggi di bawah symphysis mandibulae (mentalis), daerah persatuan
kedua belah tulang fetal.
Gambar 4
Aspek Anterior Cranium
B. Aspek lateral
Aspek lateral tengkorak terdiri atas tulang-tulang cranium dan tulang-tulang
wajah. Fossa temporalis dibatasi ke atas dan belakang oleh linea temporalis inferior
os parietale, ke depan oleh os frontale dan os zygomaticum, dank e bawah oleh arcus
zygomaticus. Tepi atas arcus zygomaticus adalah sesuai dengan batas inferior
hemifer otak besar (cerebrum). Arcus zygomaticus dibentuk melalui persatuan
processus temporalis ossis zygomaticus dan processus zygomaticus ossis temporalis.
Di bagian depan fossa temporalis, kira-kira 4 cm di atas pertengahan arcus
zygomaticus, terletak titik pterion. Titik ini adalh sesuai dengan pertemuan sutura-
sutura berbentuk H yang merupakan tempat sua os frontale, os parietale, os
sphenoidale, dan os temporale. Meatus acusticus eksternus mengantar ke membrane
tympani. Processus mastoideus osssis temporalis terletaak posteroinferior terhadap
meatus acusticus externus. Di sebelah depan processus mastoideus terdapat
processus styloideus ossis temporalis. Mandibula terdiri dari dua bagian, bagian
horizontal, yakni corpus mandibulae dan bagian vertical, yakni ramus mandibulae.
Gambar 5
Aspek lateralr
C. Aspek Posterior
Aspek posterior tengkorak (occiput) dibentuk oleh os occipitale, bagian
kedua os parietale, dan bagian mastoidal kedua os temporale. Protuberantia
occipitalis externa adalah benjolan yang mudah diraba di bidang median. Linea
nuchalis superior yang merupakan batas atas tengkuk, maluas ke lateral dari
protuberantia occipitalis externa tersebut, linea nuchalis inferior tidak begitu jelas.
D. Aspek Superior
Aspek superior tengkorak yang sedikit banyak berbentuk jorong, ke arah
posterior melebar karena kedua tuber parietale. Keempat tulang yang bersatu untuk
membentuk calvaria terlihat dari aspek superior: os frontale di sebelah anterior,
kedua os parietale dextra dan sinistra, dan occipitale di sebelah posterior. Sutura
coronalis memisahkan os frontale dari os parietale; sutura saggitalis memisahkan
kedua tulang ubun-ubun satu dari yang lain; dan kampuh lamdoid (sutura lamboidea)
memisahkan os parietale dan os temporale dari os occipitale. Titik bregma adalah
titik patokan antropologis yang merupakan titik temu antara sutura saggitalis dan
sutura coronalis. Titik vertex, titik teratas pada tengkorak, terletak pada sutura
sagittalis, di dekat titik tengahnya. Titik lambda menunjuk kepada titik temu antara
sutura lambdoidea dan sutura sagittalis, titik ini kadang-adang teraba sebagai
lekukan.
Gambar 6
Aspek superior
E. Aspek Inferior
Aspek inferior tengkorak (dasar tengkorak) setelah mandibula diangkat,
memperlihatkan processus palatinus maxilla dan os palatinum, os sphenoidale,
vomer, os temporale, dan os occipitale. Palatum durum dibentuk oleh processus
palatinus maxilla di sebelah anterior dan lamina horizontalis kedua os palatinum di
sebelah posterior. Posterior terhadap gigi-gigi seri tengah terdapat fossa incisiva. Di
sebelah posterolateral terdapat foraen palatinum majus dan foramina palatina minora.
Superior terhadap tepi posterior os palatinum terdapat kedua choana yang juga
dikenal sebagai apertura natalis superior. Vomer, lempeng tulang yang tipis, turut
membentuk sebagian besar sekat hidung berupa tulang. Terjepit antara os frontale, os
temporale, dan os occipitale terdapat os sphenoidale yang terdiri dari sebuah corpus
dan tiga pasang processus: ala major, ala minor, processus pterygoideus. Dari corpus
ossis sphenoidalis tergelar sayap-sayap ke lateral. Masing-masing processus
pterygoideus terdiri dari lamina processus pterygoidei lateral dan median yang
dilepaskan dari pangkal ala major dari corpus ossis sphenoidalis di kedua sisi. Alur
untuk bagian tuba auditoria (auditiva) yang berupa tulang rawan, terletak medial dari
spina ossis sphenoidalis. Fossa mandibularis adalah bagian-bagian os temporale yang
cekung untuk menampung kedua condylus mandibulae.
Di sebelah posterior, dasar tengkorak dibentuk oleh os occipitale yang ke
anterior berhubungan dengan os sphenoidale. Keempat bagian os occipitale teratur
sekeliling foramen magnum yang besar. Pada bagian lateral os occipitale terdapat
dua benjolan yang besar, yakni condylus occipitalis. Lubang yang besar antara os
occipitale dan bagian os temporale yang dikenal sebagai os petrosum adalah foramen
jugulare. Meatus acusticus internus terletak superolateral terhadap foramen jugulare.
Pintu masuk ke canalis caroticus terletak tepat di depan foraen jugulare. Processus
mastoideus berigi karena otot-otot melekat padanya. Foramen
stylomastoideumterletak posteior terhadap pangkal processus styloideus.
Gambar 7
Aspek inferior
F. Aspek dalam Dasar Tengkorak
Perukaan dalam dasar tengkorak memperlihatkan tiga fossa cranii anterior,
fossa cranii media, fossa cranii posterior yang membentuk dasar cavitas cranii dan
berwujud seperti mangkok. Fossa cranii anterior menempati bidang teratas, dan fossa
cranii posterior bidang terbawah.
Fossa cranii anterior dibentuk oleh os frontale di sebelah anterior, os
etmoidale di tengah, dan corpus ossis sphenoidalis serta ala minor ossis sphenoidalis
di sebelah posterior. Bagian fossa cranii anterior yang lebih luas dibentuk oleh
fascies orbitalis ossis frontalis yang berigi dan menyangga kedua lobus frontalis
cerebrum serta membentuk atap kedua orbita. Crista frontalis adalah sebuah tonjolan
os frontale di bidang median, dan crista galii (jengger ayam jago) adalah sebuah
tonjol edian yang menjulang ke atas dari os ethmoidale. Di sebelah kanan dan kiri
crista gali terdapat lamina cribrosa ossis ethmoidalis yang menyerupai pengayak.
Fossa cranii media di sebelah kanan dan kiri berupa lekukan-lekukan yang
dalam di kedua sisi corpus ossis sphenoidalis. Unsur-unsur yang membentuk fossa
cranii media adalah kedua ala major ossis sphenoidalis, squanna temporalis di
sebelah lateral, dan bagian-bagian pars petrosa kedua os temporale di sebelah
posterior. Fossa cranii media terletak posteroinferior terhadap fossa cranii anterior
dan mneyangga lobus temporalis cerebri. Batas antara fossa cranii media dan fossa
cranii posterior adalah margo superior partis petrosae di sebelah lateral, dan dorsum
sellae ossis sphenoidalis di sebelah medial. Sella turcica, bagian os sphenoidale yang
menyerupai pelana dan terletak antara processus clinoideus anterior dan processus
clinoideus posterior, terdiri dari tiga bagian :
1. Tuberculum sellae, benjolan menyerupai buah zaitun di sebelah depan.
2. Fossa hypophysealis, bagian cekung yang menyerupai pelana untuk hypophysis
(glandula pituitaria), di tengah
3. Dorsum sellae (“punggung pelana”) di sebelah posterior.
Tepi-tepi posterior kedua alla minor ossis sphenoidalis yang tajam,
menganjur di atas fossa cranii media. Kedua alla minor ini yang dipersatukan oleh
jugum sphenoidale, ke arah medial berakhir sebagai dua tonjol, yakni processus
clinoideus anterior, dan processus clinoideus posterior. Foramen lacerum terletak
posterolateral dari fossa hypophysealis; canalis opticus terdapat pada pangkal ala
minor, dan fissura orbitalis superior terletak antara ala major dan ala minor.
Fossa cranii posterior terutama dibentuk oleh os occipitale tetapi beberapa
bagian os sphenoidale dan os temporale turut membentuknya. Alur-alur yang lebar
pada fossa cranii posterior dibentuk oleh semua sinus transversus dan sinus
sigmoideus. Di tengah fossa cranii posterior terdapat foramen magnum. Di belakng
foramen magnum yang besar ini, fossa cranii posterior terbagi menjadi dua fossa
cerebelaris oleh crista occipitalis interna. Foramen jugulare terdapat pada alas tonjol
pars petrosa yang merupakan bagian os temporale, dan canalis hypoglossi terletak
anterolateral terhadap tepi foramen magnum.