Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara YOUR dan … RB_18 Mei 201… · AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN...
-
Upload
vuongtuyen -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara YOUR dan … RB_18 Mei 201… · AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN...
THIS IS YOUR
PRESENTATION TITLE
1
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi
PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA
Jakarta, 18 Mei 2017
ARTI PENTING PEMBANGUNAN DESA
Pembangunan Indonesia Tidak
Ada ArtinyaTanpa
MembangunDesa
Pentingnya Desa
FAKTA & DATA
80%
20%
Luas Wilayah
Indonesia
Pedesaan Perkotaan
Sumber: BPS, 2015
128.5126.3
Komposisi Penduduk
(dlm Juta)
Pedesaan Perkotaan
Sumber: BPS, 2015 Sumber: BPS, 2016
17.28
10.49
Komposisi Penduduk
Miskin
Pedesaan Perkotaan
PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHDALAMPEMBANGUNAN DESA
2016 : Rp 46,96 triliun
2017 : Rp 60 Trilyun
Dana Desa
*http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/17/01/04/oj8rc619-kemiskinan-di-desa-tetap-besar
PELAKSANAAN DANA DESA
PENYALURAN DANA DESA
AkuntabilitasDana Desa
Akuntabilitas Keuangan
Akuntabilitas Kinerja
Dana desa yang dikelola bebas dari
penyimpangan
Dana desa yang digunakan
memberikan manfaat sebesar-besarnya
untuk kesejahteraan masyarakat desa
POTENSI MASALAH & HAMBATAN
Regulasi & Kelembagaan
Tata Laksana
Pengawasan
Sumber Daya Manusia
Peraturan dan petunjuk teknis pengelolaan
keuangan desa belum lengkap
Formula pembagian dana desa belum
transparan
Pembagian penghasilan perangkat desa
belum adil
Kewajiban penyusunan laporan
pertanggungjawaban oleh desa tidak efisien
karena regulasi tumpang-tindih
Acuan penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) belum ada
Penyusunan APBDesa tidak sepenuhnya
menggambarkan kebutuhan yang
diperlukan desa
Transparasi rencana penggunaan dan
pertanggungjawaban APBDesa rendah
Pertanggungjawaban keuangan desa
belum sesuai standar dan rawan
manipulasi
Efektivitas pengawasan pengelolaan
keuangan
Saluran pengaduan masyarakat
belum dikelola dengan baik
Evaluasi dan pengawasan
pemerintah daerah belum jelas
Potensi korupsi tenaga
pendamping dengan
memanfaatkan lemahnya aparat
desa
Perangkat desa belum memiliki
kompetensi yang cukup
PERAN APIP DALAM MENJAMINPELAKSANAAN DANA DESA
1 4
2
3
5
Memastikan jumlah dana desa
yang disalurkan tepat sasaran dan
tepat jumlah
Memastikan perencanaan
penggunaan dana desa memberikan
manfaat terhadap masyarakat desa
Memastikan bahwa penggunaan
dana desa sesuai yang direncanakan
dan memberikan manfaat terhadap
masyarakat desa (Tepat Guna)
Memastikan pertanggungjawaban
penggunaan desa sesuai dengan
aturan yang berlaku
Memastikan bahwa dana desa
bebas dari penyelewengan
SARANPeningkatan Integritas dan
Kompetensi dari kepala
desa dan perangkat desa.
1
2
1
3
4
5
Pembangunan sistem pengelolaan
keuangan yang sederhana tapi kuat
dan adanya transparansi pengelolaan
keuangan di tingkat desa.
2
Mengintegrasikan sistem perencanaan
dan penganggaran desa dengan
perencanaan dan penganggaran
pemerintah daerah.
3
Pendampingan penggunaan dana desa
mulai perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
oleh APIP guna memastikan tepat sasaran dan
mencegah terjadinya penyimpangan.
4
Penguatan APIP Kab/Kota/Provinsi
sebagai fungsi pengawasan
penggunaan dana desa.
5
ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PERMASALAHAN
EFISIENSI BIROKRASI
Money Follow
Program
Alokasi anggaran harus
digunakan untuk
program pembangunan
yang bermanfaat bagi
masyarakat, misalnya
infrastruktur,
pengentasan kemiskinan,
pendidikan, dan
kesehatan
(pemerintahan
berorientasi hasil)
e-Government
Dalam sistem pemerintahan
elektronik, rakyat dapat mengakses
dokumen-dokumen pemerintah dan
semua hal dapat dilihat secara
transparan, termasuk soal anggaran
publik
Stop Pemborosan
Anggaran
Seberapapun anggaran
yang diberikan kepada
K/L/Pemda pasti habis
tetapi tujuan (hasil) tidak
tercapai
Fokus Kinerja
Bukan SPJ
ASN jangan terlalu
menghabiskan waktu dan
tenaga hanya untuk
mengurusi SPJ
Menghemat jumlah anggaran
yang dibelanjakan dari
kegiatan-kegiatan yang tidak
penting
Anggaran digunakan hanya
untuk membiayai
program/kegiatan prioritas
yang mendukung pencapaian
tujuan Pembangunan
Anggaran yang digunakan
menghasilkan manfaat besar
untuk masyarakat
EFISIENSI
EFISIENSI BIROKRASI MELALUI PENERAPAN
MANAJEMEN KINERJA
UU Nomor 28 Tahun 1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari KKNAzas akuntabilitas dalam penyelenggaraan
negara
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah
Kewajiban melaporkan akuntabilitas
keuangan dan akuntabilitas kinerja
pemerintah
• UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
• UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
Perpres Nomor 29 Tahun 2014
tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
PemerintahSAKIP diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas penggunaan anggaran
berorientasi pada hasil
RENCANA
STRATEGIS
SISTEM
AKUNTABILITAS
KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(SAKIP)
MEMASTIKAN SASARAN K/L
DAN PEMERINTAH DAERAH
SESUAI DENGAN SASARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
PERJANJIAN
KINERJA
MEMASTIKAN UPAYA
PENCAPAIAN TARGET-
TARGET DIPERJANJIKAN
KEPADA PEJABAT YANG
BERKOMPETEN
PENGUKURAN
KINERJA
MEMASTIKAN
KEMAJUAN
PENCAPAIAN TARGET
DIUKUR DENGAN
TEPAT
PENGELOLAAN
DATA KINERJA
MEMASTIKAN DATA KINERJA
DIKELOLA DENGAN BAIK
UNTUK MENGETAHUI
PENCAPAIAN DARI TAHUN KE
TAHUN
PELAPORAN
KINERJA
MEMASTIKAN PENCAPAIAN
KINERJA DILAPORKAN KEPADA
PEMBERI AMANAH SECARA JUJUR
REVIU DAN
EVALUASI KINERJA
MEMASTIKAN
PENCAPAIAN
KINERJA TELAH
DIRIVIU DAN
DIEVALUASI
MEMASTIKAN TERDAPAT
PERBAIKAN BERKELANJUTAN
UNTUK PENINGKATAN
KINERJA
Asas pengelolaan keuangan
negara adalah akuntabilitas
berorientasi hasil
Penerapan anggaran berbasis
prestasi kinerja
HASIL EVALUASI SAKIP K/L & PEMDA
TAHUN 2015-2016
Skala nilaiKementerian/
LembagaPemerintah
ProvinsiKabupaten /
Kota
Kategori RangeNilai
2015 2016 2015 2016 2015 2016
AA 90-100 0 0 0 0 0 0
A 80-90 4 4 2 3 1 2
BB 70-80 21 28 7 6 7 10
B 60-70 36 37 8 13 31 57
CC 50-60 16 10 13 10 174 199
C 30-50 0 3 3 2 239 193
D 0-30 0 0 1 0 14 14
Efisien
Inefisiensi
Semakin
tinggi nilai
akuntabilitas
kinerja
semakin
tinggi tingkat
efisiensi
penggunaan
anggaran
INSTANSI
PEMERINTAH
DENGAN NILAI
AKUNTABILITAS
KINERJA DIBAWAH
70 (50K/L, 24 PROV,
456 KAB/KOTA)
BERPOTENSI TERJADI
INEFISIENSI
> 30% DARI
APBN/APBD di luar
Belanja Pegawai
± 392,87 T
1. Tidak jelas hasil yang akan dicapai
(tujuan/sasaran tidak berorientasi hasil).
2. Ukuran kinerja tidak jelas.
3. Tidak ada keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan
Sasaran.
4. Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan.
INEFISIENSI TERJADI KARENA :
PETA KELEMBAGAAN LNS - (BERDASARKAN
DASAR HUKUM) PEMBENTUKANNYA
• Tahun 2014, 10 LNS dihapus• Tahun 2015, 2 LNS dihapus• Tahun 2016, 9 LNS dihapus• Tahun 2017, 2 LNS dihapus
85
5
14
104
12710 Diamanatkan Undang-undang tapi
belum terbentuk
Tahun 2017
Dibentuk berdasarkan Undang-undang
Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden/ Keputusan Presiden
PEMBUBARAN LNS
1 Badan Benih Nasional *)
2 Badan Pengendali Bimbingan Masal *)
3 Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan
Keuangan *)
4 Komite Pengarah Pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus, Pulau Batam, Pulau Bintan, Pulau
Karimun*)
5 Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi
6 Dewan Kelautan Indonesia
7 Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (Dewan Nasional) *)
8 Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional
9 Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis
• Efisiensi Angaran (APBN)
sebesar 25.347 juta
• Pengalihan 130 orang
PNS ke K/L terkait
Perpres 124/2016 -> pembubaran Komisi AIDS
Perpres 116/2016 -> pembubaran 9 LNS
Keterangan:*) Lembaga tersebut sudah tidak aktif
Perpres 21/2017 -> pembubaran BPLS
PENGGABUNGAN LNS
KADI
KPPI
KRPIKomite Anti Dumping Indonesia
Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia
Komite Remedi Perdagangan Indonesia
– Mempertahankan dan memperkuatfungsi perlindungan pasar domestik/ industri dalam negeri dari pengaruhperdagangan global, denganmenggabungkan KADI dan KPPI menjadi Komite Remedi PerdaganganIndonesia (KRPI)
– Saat ini sedang disusun RPP KRPI
RASIO BELANJA PEGAWAI DALAM APBD
(TAHUN 2016) UNTUK PEMERINTAH DAERAH
KAB/KOTA
NORASIO
BELANJA PEGAWAI DALAM APBD (%) JUMLAH PEMDA
KABUPATEN/KOTA
1 Kurang dari 50 % 375
2 Lebih dari 50 % 134
Sumber: Kementerian Keuangan, 2016
diolah oleh Kementerian PANRB, 2016
DISTRIBUSI PNS – 10 INSTANSI TERBESAR
Per Maret 2017
KOMPOSISI ASN
JFT Guru 1.636.322 37,60 %
JFT Kesehatan 264.305 6,07 %
JFT Teknis 372.740 8,57 %
JF U (Administrasi) 1.643.535 37,77 %
J Struktural 434.588 9,99 %
TOTAL PNS 4.351.490 100 %
JUMLAH PNS
PER MARET 2017
JFU
Administrasi
= 67%
Asal Jumlah PengangkatanPersentase
(%)
RasioTerhadap
terhadap Total PNS
Tenaga Honorer 1.103.861* 58.8% 24.6%
Pelamar Umum 775.884 41.2% 17.3%
PENGANGKATAN CPNS NASIONAL
TENAGA HONORER Vs PELAMAR UMUM (2005-2014)
Sumber: BKN, *Oktober 2016
KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK
Melaksanakan
Gerakan Satu
Instansi Satu
Inovasi dalam
rangka
mempercepat
peningkatan
kualitas pelayanan
publik
2014: 515 Inovasi
2015: 1.189 Inovasi
2016: 2.476 Inovasi
2017: 3.054 Inovasi
1. Tahun 2014
Menghasilkan 5
Finalis Dunia
2. Tahun 2015
Menghasilkan 5
Finalis Dunia 2
diantaranya
mendapatkan posisi
Runner Up, yaitu :
• Inovasi
Kabupaten Aceh
Singkil
• Inovasi
Kabupaten
Sragen
One Agency
One Innovation
Perkembangan
InovasiInovasi Terbaik
(TOP 99, TOP 9,
TOP 25, TOP 35)
Replikasi
(Studi Tiru)
Inovasi dalam
Percepatan
Pelayanan
Publik
Inovasi yang
diakui
Internasional
(PBB)
KOMPETISI
INOVASI
PELAYANAN
PUBLIK
TOP 35 INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2016
• Izin Trayek Angkutan Darat Antar Negara, Antar Prov, antar Kab/Kota, dalam Kota/Kab.
• Pelayanan Perpajakan• Pelayanan SKCK• Pelayanan Nikah untuk Seluruh Agama• Izin terkait Kemudahan Berusaha (EoDB) Pusat
dan Daerah• Pelayanan SIM• Pelayanan Paspor• Pelayanan Adm Kependudukan
Pemda yang sudah siap menerapkan:• Pemerintah Kota Batam• Pemerintah Kota Surabaya• Pemerintah DKI Jakarta
TerintegrasinyaPelayanan KewenanganPemerintahan Pusat, Provinsi, danKabupaten/ Kota serta Swasta pada satu Gedung
Pelayanan yang Terintegrasiantara lain terdiri dari :
MALL PELAYANAN PUBLIK
T E R I M AK A S I H
A N Y Q U E S T I O N ?