MenTega

28
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU MENTEGA (Bovine sp) Oleh Nama : Pika Apriyance NRP : 113020094 Kelompok : E Meja : 4 (Empat) Tanggal Praktikum : 10 Mei 2014 Asisten : Mugni Srinovia

description

Teknologi pengolahan pangan

Transcript of MenTega

Page 1: MenTega

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU

MENTEGA(Bovine sp)

Oleh Nama : Pika ApriyanceNRP : 113020094Kelompok : EMeja : 4 (Empat) Tanggal Praktikum : 10 Mei 2014Asisten : Mugni Srinovia

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2014

Page 2: MenTega

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan

Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1 Latar Belakang

Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar

susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagibayi sebelum

mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah

menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental

manis,susu bubuk dan masih banyak lagi untuk konsumsi manusia. Semua orang

di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi

sampai orang yang sudah lanjut usia (Paramithadewi,2009)

Mentega adalah hasil olahan susu. Ada dua jenis rasa yaitu asin (salted

butter) dan tidak asin (unsalted butter). Dijual dalam bentuk krim yang dikemas

dalam kaleng atau kaleng plastik, dan dalam bentuk batangan yang dikemas dalam

kertas aluminium (Paramithadewi,2009)

Komposisi susu terdiri atas air (water), lemak susu (milk fat), dan bahan

kering tanpa lemak (solids nonfat). Kemudian, bahan kering tanpa lemak terbagi

lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam (sitrat, format, asetat, laktat, oksalat),

enzim (peroksidase, katalase, pospatase, lipase), gas (oksigen, nitrogen), dan

vitamin (vit. A, vit. C, vit. D, tiamin, riboflavin). Persentase atau jumlah dari

masing-masing komponen tersebut sangat bervariasi karena dipengaruhi berbagai

faktor seperti faktor bangsa (breed) dari sapi (Paramithadewi,2009)

Page 3: MenTega

Mentega adalah produk yang dibuat dari lemak susu dimana kedalamnya

dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan rasayang lebih baik dan untuk

menjaga mutu. Warna kuning pada mentega disebabkan oleh zar warna β karoten

dalam krim. Nilai gizi mentega banyak tergantung pada kandungan lemak dan

vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A

yang sangat baik dan merupakan makanan berenergi tinggi (7-8 kal/ gram), tidak

mengandung laktosadan mineral serta berprotein rendah ( Anjarsari, 2010).

Mentega susu (buttermilk), merupakan cairan yang tertinggal bula krim atau

susu dikocok (churned) dan telah diambil lemaknya, rasanya bias manis atau

asam. Mentega susu sangat mirip dengan susu krim, tetapi masih mengandung

fosfolipida dan protein yang berasal dari membrane globula lemak (Winarno,

1992).

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk diversifikasi produk olahan susu,

salah satu cara pengawetan susu dan untuk mengetahui proses pengolahan

mentega.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini berdasarkan penambahan kedudukan globula

lemak yang semula merupakan emulsi lemak dalam air (susu) menjadi emulsi

air dalam lemak sehingga membentuk tekstur yang semi padat.

Page 4: MenTega

II BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan Percobaan yang

Digunakan, (2) Alat Percobaan yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

2.1. Bahan Percobaan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah susu murni,

whipping cream, garam, es batu,

2.2. Alat Percobaan yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain botol nutrisari

(churner), Alumunium foil, timbangan mekanik, panci.

2.3. Metode Percobaan

Susu murni : whipping cream Churning Pemisahan butter milk & bakal mentega

Penyimpanan Pengulian Pencucian dengan Bakal mentega di kulkas larutan garam

Penimbangan Mentega

Page 5: MenTega

Gambar 1. Alur Proses Pengolahan Mentega

III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2)

Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

Berikut ini merupakan hasil pengamatan dari pengolahan susu menjadi

mentega yang disajikan dalam tabel 1:

Tabel 1. Hasil Pengamatan mentega

No. Analisa Hasil Pengamatan1. Nama Produk Mentega 2. Basis 250 gram3. Bahan Utama Susu Murni

4. Bahan Tambahan Whipping Cream

5. Berat ProdukMentega : 68,3 gramSkim : 155 gram

6. % Produk 62 %

7.

Sifat Organoleptik1. Warna2. Rasa3. Aroma4. Tekstur5. Kenampakan

PutihGurih Khas mentega Lembut Menarik

Page 6: MenTega

8. Gambar Produk

(Sumber : Kelompok E, Meja 4, 2014).

3.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hasil pengolahan

mentega dengan basis 250 gram didapatkan berat produk mentega 68,3 gram dan

skim 155 gram, %produk sebesar 62%, dan secara organoleptik memiliki warna

putih, aroma khas mentega, rasa gurih, tekstur lembut, dan memiliki kenampakan

yang menarik.

Pembuatan mentega diawali dengan proses penimbangan. Proses

penimbangan bertujuan untuk menghitung berat bahan sesuai dengan basis.

Selanjutnya adalah proses pencampuran susu murni dan whipping cream

bertujuan untuk melarutkan susu skim dalam susu murni sehingga didapat larutan

yang homogen. Proses pendinginan bertujuan untuk menjaga suhu bahan didalam

botol, agar bakal mentega yang sudah mulai terbentuk tidak mencair. Proses

churning bertujuan untuk memisahkan lemak susu dari komponen lain seperti

skim dan air, sehingga didapat bakal mentega. Proses penyaringan dilakukan

untuk mendapatkan bakal mentega dan memisahkan dari buttermilk. Proses

perendaman dengan air garam bertujuan untuk memberi citarasa pada bakal

Page 7: MenTega

mentega dan menarik air yang terkandung pada bakal mentega. Pengulian dengan

alumunium foil bertujuan untuk menghilangkan kadar air dan pembungkusan

bertujuan untuk mencegah oksidasi dan hidrolisis lemak. Pendinginan bertujuan

agar bakal mentega tidak men mencair dan terbentuk mentega.

Fungsi susu pada pembuatan mentega adalah mentega dapat dibuat dari

lemak susu yang manis (sweet cream) atau yang asam. Mentega dari lemak yang

asam mempunyai cita rasa yang kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam

secara spontan atau dapat diasamkan dengan penambahan pupukan murni bakteri

asam laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurissasikan, sehingga

memungkinkan terjadinya fermentasi. Lemak susu dinetralkan dengan garam-

garam karbonat, kemudian dipasteurisasi. Sedangkan bakteri yang diinokulasikan

biasanya bakteri Sterptococcus citrovorus, S.paracitrovus, Lactobacillus lactis

dan Bacillus viscosus sacchari (Tania, 2012).

Fungsi whipping cream adalah dapat membantu dalam pembentukan tekstur

mentega, karena dengan penambahan whipping cream maka pembentukan globula

lemak akan lebih mudah pada saat penumbukan (Tania, 2012).

Garam merupakan bahan tambahan utama dalam pembuatan mentega dan

berperan dasar terhadap karakteristik rasa.

Perubahan yang terjadi pada pembuatan mentega adalah pada pembuatan

mentega terjadi perubahan fisik yaitu dari cair menjadi padat, selain itu juga

terjadi perubahan tekstur, aroma, dan rasa. Pada perubahan kimia terjadi

perubahan komponen pada mentega. Pada perubahan biologis terjadi perubahan

yang diakibatkan oleh bekteri yang ada pada proses pembuatan mentega.

Page 8: MenTega

Proses churning yaitu proses agitasi untuk mendapatkan bakal mentega dari

susu dengan cara penumbukan hingga menyebabkan pemisahan lemak susu (bakal

mentega) dari komponen lain dari susu yaitu air dan skim. Churning dilakukan

supaya lemak lemak susu betul-betul dipisahkan dari bahan susu lainnya.

Churning dilakukan dengan alat churn (churner), yaitu sebuah panci besar

berbentuk drum silinder, atau kerucut yang dapat berputar pada kecepatan

tertentu, sehingga terjadilah pengocokan krim yang ada didalamnya. Jika

pengocokan susu atau krim pada temperature yang cocok terus menerus dikocok

dan terantuk-antuk pada baling-baling, maka globula-globula lemak akan

berkumpul menjadi gumpalan-gumpalan lemak bakal mentega. Turut serta dalam

gumpalan-gumpalan lemak ini bagian-bagian padat lainnya dari susu juga air. Sisa

dari susu disebut susu tumbuk atau buttermilk (Anjarsari, 2010).

Selama proses churning atau pengocokan, krim susu yang dikocok

mengalami perubahan, yaitu krim kocok yang lembut, krim kocok yang agak

kaku, dan yang terakhir ialah perubahan secara mendadak dimana terjadi

pemisahan antara granula kuning dan bakal jadi mentega dalam buttermilk

(Anjarsari, 2010)

Sebelum proses pengadukan (agitasi), krim dinetralkan sampai berpH kira-

kira 6,8-7,2 dan kemudian di pasteurisasi. Netralisasi dapat mencegah

berkembangnya flavor yang tidak dikehendaki selama pemanasan dan juga diduga

dapat menghasilkan mentega yang mempunyai sifat tahan simpan yang lebih baik

dalam keadaan dingin (Anjarsari, 2010).

Page 9: MenTega

Perendaman dengan air dingin (suhunya 5-100 C) tujuannya adalah agar

lemak lebih banyak terbentuk, karena tingkat pengadukan ditentukan juga oleh

suhu adukan. Bahwa lemak akan meleleh atau rusak dalam keadaan suhu yang

tinggi. Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah dengan kenaikan suhu dan akan

berkurang dengan adanya penurunan suhu. (Ketaren, 1986).

Pencucian bakal mentega yang sudah jadi dilakukan dengan air dingin

sebanyak tiga kali dan pencucian yang terakhir ditambahkan gram sebanyak 7,5

gram. Pencucian dengan air dingin bertujuan untuk mencuci atau membersihkan

bakal mentega dari komponen susu lainnya seperti skim dan untuk lebih

memadatkan lemak susu hasil churning. Pencucian sebanyak tiga kali bertujuan

untuk mengoptimalisasi pendapatan bakal mentega dan pada pencucian terakhir

ditambahakan dengan garam, hal ini bertujuan untuk member rasa pada bakal

mentega dan untuk menguatkan struktur bakal mentega karena garam dapat

menyerap air dari bakal mentega. Disamping itu, pencucian dilakukan untuk

penghilangan rasa asam (Anjarsari, 2010).

Garam yang digunakan dalam proses pembuatan mentega adalah garam

dapur (NaCl). Sifat dehidrasi garam dan kemampuannya untuk mengubah tekanan

osmotik mengakibatkan garam ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan

pembusuk-pembusuk lainnya sehingga garam dapat juga difungsikan sebagai

pengawet dalam mentega (Tania, 2012).

Mentega yang digarami biasanya memiliki flavor yang lebih tajam daripada

yang tidak digarami. Penambahan garam biasanya sekitar 2,5%. Mentega yang

Page 10: MenTega

tidak bergaram berasa manis, karena itu sering disebut sweet butter, sweet butter

tidak selalu dibuat dari sweet cream (Anjarsari, 2010).

Tabel 2. Syarat Mutu MentegaNo Kriteria Uji Satuan Persyaratan11.11.21.3

KeadaanBauRasaPenampakan pada suhu dibawah 30oC

NormalNormalNormal

2 Air %, b/b Maks.10,03 Lemak susu %, b/b Maks 80,044.14.2

Asam lemak bebas sebagai asam butiratBilangan Reichert MeisselBilangan Polanske

%, b/b%, b/b

--

Maks 0,823-121,6-1,8

5 Garam dapur (NaCl) mg/kg Maks 46

Bahan tambahan makananSesuai SNI-01-0222-1995 dan

peraturan Men Kes No 722/Men Ken/Per/IX/88

7 Cemaran logam :Besi TembagaTimbal Seng Raksa Timah Arsen

mg/kgmg/kgmg/kgmg/kgmg/kgmg/kg mg/kg

Maks 1,5Maks 0,1Maks 0,1Maks 40,0Maks 0,03Maks 40,0/250*Maks 0,1

8 Cemaran mikroba :SaureusSalmonella

koloni/gkoloni/100 g

Mak 1,0x102

Negatif

(SNI, 1995).

Berdasarkan SNI maka dapat disimpulkan bahwa mentega yang dibuat telah

sesuai dengan syarat mutu karena mentega yang terbentuk memiliki bau, rasa,

warna, dan tekstur yang normal.

Pengulian dilakukan diatas meja khusus. Pada proses pengulian, bakal

mentega diberi garam untuk mendapatkan konsentrasi mentega yang dikehendaki.

Tahap penggulian dimaksudkan untuk:

Page 11: MenTega

a. Menghilangkan sisa air

b. Membuat gumpalan-gumpalan lemak

c. Supaya garam terbagi rata

d. Mengeluarkan susu sisa tumbuk (Anjarsari, 2010).

Berikut beberapa cara pembuatan mentega:

a. Metode Tradisional

1. Menumbuk susu dalam bejana logam atau tanah dengan agitasi atau pukulan

tongkat berputar

2. Menumbuk susu dalam kantong kulit dengan cara agitasi kantong ke depan

dan ke belakang.

b. Metode modern

1. Cara Batch : Dasher Churn, dan Revolving Churn.

2. Cara Kontinyu: menggunakan alat agitasi pompa dalam tekanan sehingga

terjadi aliran turbulen yang menyebabkan destabilisasi krim, untuk mendapatkan

kosistensi dan tekstur mentega (90% lemak) dilakukan separasi dan kristalisasi

(Sutisna, 2012).

Penumbukkan mentega sebaiknya dengan penuh tenaga dan tumbukan

keras, agar cepat terbentuk bakal mentega kemudian besar kecil ukuran tempat

(botol) penumbuk juga berpengaruh pada hasil bakal mentega (Astri, 2009).

Penumbukan mentega tidak bisa dengan menggunakan botol plastik, selain

hasilnya tidak optimal, botol plastik tidak bisa memberi tekanan yang kuat saat

penumbukan, kemudian pada saat penyimpanan atau perendaman dengan air es

Page 12: MenTega

botol plastik bukan penghantar panas atau dingin yang baik sehingga tidak

terserap pada air dan bakal mentega dalam botol tersebut (Astri, 2009).

Selain dari komposisi hal ini juga dapat terjadi akibat faktor kekuatan dan

kecepatan pada proses churning, dimana jika lebih kuat dan lebih cepat maka

mentega akan lebih cepat terbentuk dan tekstur kekompakan mentega akan lebih

kokoh, karena globula lemak yang terjadi pada mentega akan lebih besar dan

menyebabkan perubahan fasa mentega lebih cepat menjadi padat atau dapat

dikatakan perubahan susu menjadi mentega akan lebih cepat (Astri, 2009).

Lemak yang terdapat dalam mentega mudah menyerap rasa dan bau, serta

cita rasa dari makanan yang disimpan didalam lemari es. Karena itu mentega

harus dikemas dengan bahan yang kedap udara, kedap air, dan rapat, agar

penyerapan bau tersebut tidak terjadi (Anjarsari, 2010).

Bakal mentega ini dibungkus dengan aluminium foil agar tidak terkena

panas, cahaya, oksigen, yang dapat mempengaruhi proses ketengikan pada lemak

juga agar bentuknya tidak berubah. Ketengikan terjadi diakibatkan oleh adanya

proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak yang

terjadi pada suhu kamar atau saat proses pengolahan produk. Cahaya merupakan

akselator terhadap timbulnya ketengikan, dan kombinasi antara cahaya dan udara

dapat mempercepat proses oksidasi. Ketengikan terjadi karena adanya

dekomposisi peroksida dalam lemak (Ketaren, 1986).

Mentega cepat sekali mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh cahaya,

enzim, dan logam berat. Beberapa kerusakan pada mentega dan pecahannya:

1. Penyerapan Bau

Page 13: MenTega

Mentega dapat menyerap bau yang terdapat disekitarnya (tainting).

Pencegahannya dengan memberikan ruangan tempat penyimpanan mentega dan

mentega selalu disimpan dalam keadaan tertutup

2. Hidrolisa

Mentega mudah terhidrolisa menjadi gliserol dan asam lemak. Proses

hidrolisa ini disebabkan adanya aktivitas enzim lipase. Enzim lipase menguraikan

lemak menjadi asam lemak bebas. Pencegahannya dengan melakukan

penyimpanan mentega pada suhu rendah ( < 10oC).

3. Oto-oksidan

Tejadinya ketengikan pada mentega karena disebabkan teroksidasinya asam

lemak jenuh menjadi gugus keton dan aldehid. Proses ini dikatalisis oleh cahaya,

enzim, dan logam berat. Sebagai contoh: ketengikan yang disebabkan oleh

pembebasan asam lemak oleh enzim lipase yang disebut lipolysis. Pencegahannya

dengan penambahan antioksidan (Anjarsari, 2010).

Jenis mentega banyak dipengaruhi oleh jenis krimnya serta variasi

pengolahan selama pembbuatan mentega tersebut sehingga menghasilkan jenis

mentega yang beraneka ragam dan dapat dikelompokan sebagai berikut:

a. Mentega dibuat dari pasteurized cream atau unpasteurized cream.

b. Mentega yang dibuat dari krim yang diperam (ripened cream).

c. Mentega yang digarami atau mentega yang tidak digarami.

d. Mentega yang dibuat dari sweet cream atau sour cream

e. Mentega yang dibuat tidak mengalami penyimpanan (segar) dan telah

mengalami penyimpanan

Page 14: MenTega

f. Mentega yang dibuat diperternakan (dairy butter) atau di pabrik (creamery

butter) (Winarno, 1992).

Cacat atau penyimpangan tekstur pada mentega, yaitu:

1. Crumbly, lemak tidak bersatu, Nampak kering dan mudah pecah berkeping-

keping. Hal ini disebabkan karena pengolahan yang kurang baik

2. Gummy, mentega melekat pada atap rongga mulut, dan terasa seperti gum. Hal

ini terjadi bila ransum sapi mengandung tepung biji kapas, sehingga susu yang

mengandung tinggi gliseridanya mempunyai titik leleh yang tinggi. Mentega

terasa keras, waktu tempering yang lama.

3. Leaky, mentega menunjukan adanya butir-butir air pada sampel yang diambil

diatas trier. Mentega tidak mampu menjaga kadar airnya, karena ukuran butir-

butir air yang diperoleh besar-besar. Hal ini disebabkan proses yang kurang

sempurna dalam mereduksi ukuran air, sehingga dapat terdistribusi merata

dalam masa mentega.

4. Mealy atau grainy, mentega dengan mudah dikenali bila mentega yang

sebagian telah dipres antara lidah dan atap rongga mulut, terasa kasar atau

butir-butir.

5. Regged boring, mentega pada trier mempunyai tekstur yang kasar dan

lengket.

6. Spongy atau weak. Mentega yang terlalu mudah meleleh pada suhu kamar. Hal

ini disebabkan karena proses kristalisasi lemak yang kurang cukup

(Anjarsari, 2010)

Page 15: MenTega

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hasil pengolahan

mentega dengan basis 250 gram didapatkan berat produk mentega 68,3 gram dan

skim 155 gram, %produk sebesar 62%, dan secara organoleptik memiliki warna

putih, aroma khas mentega, rasa gurih, tekstur lembut, dan memiliki kenampakan

yang menarik.

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah praktikan dapat lebih teliti

serta lebih cekatan dalam melakukan prosedur sehingga pengerjaan dapat lebih

cepat dan hasil yang didapatkan baik serta proses penumbukkan yang perlu

diperhatikan agar hasil yang didapat maksimal.

Page 16: MenTega

DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, Bonita (2010), Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan

Teknologi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Astri Paramitha Dewi, (2009), Pembuatan Mentega ,

Ahttp://astriparamithadewi .blogspot.com/2009/12/teknologi-pengolahan-

susu-mentega.html. Diakses : 14 Mei 2014.

Ketaren S, (1986), Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas Indonesia,

Jakarta.

Nana, Sutisna, (2012), Teknologi Pengolahan Pangan II, Universitas Pasundan

Bandung, Bandung.

Paramithadewi, (2009), MENTEGA

http://astriparamithadewi.blogspot.com/2009/12/teknologi-pengolahan-

susu-mentega.html Akses : 13 Mei 2014.

Tania iqbal, (2012), Mentega,

http://mon-devoir.blogspot.com/2012/08/mentega .html. Diakses : 14 Mei

2014.

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 17: MenTega

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Mentega

Basis : 250 gram

Susu 60% = 150 gram

Whipping Cream = 100 gram

Berat Produk : mentega = 68,3 gram, skim = 155 gram

% Produk = W produk x 100%

W bahan

= 155 x 100%

250

= 62 %

Page 18: MenTega

LAMPIRAN KUIS

1. Apa fungsi bakteri pada pembuatan yoghurt?Jawab :

Lactobacillus bulgaricus berfungsi untuk pembentukkan aroma pada yoghurtStreptococcus thermophiles berfungsi untuk pemberi cita rasa pada yoghurt

2. Sebutkan tujuan, prinsip dan diagram alir pembuatan mayonaise!Jawab :Tujuan: untuk diversifikas produk olahan susu, meningkatkan nilai ekonomis, dan

mengetahui proses pembuatan mayonnaise. Prinsip : berdasarkan pencampuran susuu dengan bahan pengemulsi juga

penyedap dan asam sehingga didapatkan produk berupa emulsi air dalam minyak.

Page 19: MenTega

3. Sebutkan kerusakan dan cacat pada mentega!Jawab :

Crumbly, lemak tidak bersatu, Nampak kering dan mudah pecah berkeping-keping. Hal ini disebabkan karena pengolahan yang kurang baik

Gummy, mentega melekat pada atap rongga mulut, dan terasa seperti gum. Hal ini terjadi bila ransum sapi mengandung tepung biji kapas, sehingga susu yang mengandung tinggi gliseridanya mempunyai titik leleh yang tinggi. Mentega terasa keras, waktu tempering yang lama.

Leaky, mentega menunjukan adanya butir-butir air pada sampel yang diambil diatas trier. Mentega tidak mampu menjaga kadar airnya, karena ukuran butir-butir air yang diperoleh besar-besar. Hal ini disebabkan proses yang kurang sempurna dalam mereduksi ukuran air, sehingga dapat terdistribusi merata dalam masa mentega.

Mealy atau grainy, mentega dengan mudah dikenali bila mentega yang sebagian telah dipres antara lidah dan atap rongga mulut, terasa kasar atau butir-butir.

Page 20: MenTega

Regged boring, mentega pada trier mempunyai tekstur yang kasar dan lengket.

Spongy atau weak. Mentega yang terlalu mudah meleleh pada suhu kamar. Hal ini disebabkan Karena proses kristalisasi lemak yang kurang cukup

4. Bagaimana cara memperbaiki kualitas ice cream?Jawab :

Cara memperbaik kualitas es krim dengan melakukan homogenisasi, penambahan stabilizer, emulsi, dan penyimpanan yang sesuai denggan karakteristik es krim.

5. Apa fungsi bahan pada pembuatan ice cream? Jawab :

Susu sebagai bahan baku utama pembuatan ice cream Whipping Cream berfungsi sebagai penambah lemak dan pembentuk susu

menjadi lebih baik karena mengandung banyak lemak Gula tidak hanya berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada ice cream,

tapi juga menurunkan titik beku adonan, sehingga adonan tidak terlalu cepat membeku saat diproses

Kuning telur sebagai emulsi dan stabilizer Maizena berfungsi sebagai memberi tekstur halus dan lembut pada

pembuatan ice cream Essence pada pembuatan es krim digunakan untuk meningkatkan cita rasa

produk es krim