Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
Transcript of Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
-
7/25/2019 Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
1/6
Mentari pagi memancarkan sinarnya dengan gagah. Aku
tersenyum melihat keluargaku sibuk menata beberapa
perabotan. Ibuku dari tadi perkataan yang muncul darinya
hanyalah pertanyaan-pertanyaan, "Pak ini sebaiknya
ditaruh di mana ya, Pak?" Ibu, ibu engkau memangbegitu. Selalu ingin yang terbaik buat keluarga, meski
kadang caranya juga membuat jengkel bapak dan juga
diriku sendiri.
Aku bisa memahami mengapa kedua orangtuaku begitu
senang dan semangatnya akhir-akhir ini. Aku adalah anak
tunggal mereka. ak lama lagi aku akan seperti mereka.
!a, aku akan mengakhiri masa sendiriku dengan
meminang gadis pilihan ibuku.
ika harus jujur, sebenarnya aku belum mau menikahsecepat ini. Aku masih ingin menjalani dan menikmati
masa-masa sendiriku bersama teman-temanku. api ibu
selalu saja memaksaku untuk segera menikah. #atanya
beliau sudah ingin punya cucu seperti saudaranya yang
setiap hari rumahya ramai dengan canda dan ta$a dari
anak-anak dan cucu-cucu mereka. Aku pun sadar dan
mengerti mengapa Ibu seperti itu, begitu getolnya
menyuruhku untuk menikah, usia ibu sudah mele$ati
kepala empat. Ibu yang dulu tampak muda dan cantik
harus aku akui seiring berjalannya $aktu, kini $ajahnya
sudah tampak lebih tua. %ambut beliau yang dulunya
hitam seluruhnya, kini ada dua $arna yang
mendominasinya, ya hitam dan putih.
&i usiaku yang menginjak '( tahun rasanya tidak ada
alasan lagi bagiku untuk tidak memenuhi permintaan dari
Ibu. ika %asulullah menikah dengan #hadijah pada usia
') tahun. Maka usiaku sudah le$at satu tahun.
Ibu*Ibu engkau yang sudah kepingin melihat putramu
menikah, tak juga memberi kesempatan bagiku untukmemilih perempuan yang aku cinta.
+San, Ibu punya calon untukmu, insya Allah anaknya
sholehah dan yang pasti kau kenal dia.
Peryataan ibu yang membuatku kaget bukan kepalang
ketika itu, ku ja$ab petanyaan yang sepertinya serius itu,
+Siapa u? tanyaku sambil tersenyum.
+Sudah pokoknya kamu manut ibu saja. a$ab ibusambil tersenyum pula.
-
7/25/2019 Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
2/6
+alah niki yang nikah kulo atau Ibu nggih, saya kok
ndak diberi tahu..heheh?
#u ja$ab begitu, ibu bukannya marah, tambah tersenyum
dan menyindirku, sungguh aku merasa menjadi manusia
yang beruntung mempunyai ibu seperti beliau, tak pernahibu memarahiku, setiap mengingatkan diriku, beliau
selalu menggunakan kata-kata yang halus yang membuat
aku tak pernah sanggup untuk membantah ataupun
mendebatnya. Ibu, benarlah jika kedudukanmu ibarat
uhan di dunia, surga ada di telapak kakimu. %idla Allah
tergantung ridlamu, dan murka Allah juga tergantung
murkamu. Ibu engkaulah cahaya kehidupan yang tak
pernah padam oleh pekatnya kegelapan.
+/ha kamu sudah ada calon tah, San? lagi-lagi ibu
bertanya.
+#alau calon pasti belum bu, tapi kalau bayangan sorang
istri sudah..hehhe.
+#amu itu, nikah kok pakai bayangan-bayangan segala,
ya itu namanya ndak jelas, sudah pokok0e nurut ibu San,
ibu sudah pengin melihat kamu berkeluarga dan punya
anak, nanti ibu bisa menggendong cucu.
ak kuasa lagi aku membantah Ibu, dari sudut matannya
yang terdalam, rasanya ibu benar-benar menginginkanku
untuk segera menikah, ibu ingin segera punya cucu.
+Inggih-inggihu, Ihsan nurut sama Ibu, tapi mboten
salah tah nek ihsan tahu siapa perempuan yang akan
menjadi isteri Ihsan kelak?
+!a, tentu San esok lusa Ibu, apak dan kamu insya
Allah akan pergi ke rumah calon isterimu itu untuk
melamarnya.
111
Air mataku meleleh mengingat sepenggal kisah hidup
yang pernah aku alami itu. Angin yang berhembus pelan
seolah mendukungku untuk menangis. #embali larut
dalam kenangan hidup itu.
Aku sadar bah$a perempuan yang akan menjadi isteriku
itu adalah 2mmi /athi3ah, tentu aku mengenalnya. &ia
adalah teman sekolahku sejak MI sampai Ms dulu,
setelah lulus Ms kabar yang aku terima /athi3ahmelanjutkan pendidikannya di salah satu pesantren di
-
7/25/2019 Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
3/6
#ediri, setelah itu aku jarang mendengar lagi mengenai
dirinya. #ami tinggal di desa yang berbeda, meski masih
dalam satu kecamatan. Pertemuan dengan dirinya saat
lamaran yang lalu, masih saja membekas di hatiku.
ampaknya ada sesuatu yang mangganggu pikiranku,
sepertinya ia tidak suka terhadap diriku. SMS yang akukririm kepadanya sering dibalas sekenanya.
#egalauan hatiku ini sudah aku sampaikan kepada Ibu
dan apak, tapi ja$abannya selalu sama, 4Itu hanya
perasaanmu saja. 5ntahlah, aku adalah tipe lelaki
pemalu, meski ia calon isteriku aku tak berani menelpon
atau sms yang berlebih kecuali hanya bertegur sapa dan
anya bagaimana kabarnya, sedang apa. Itulah kata yang
sering aku gunakan ketika sms dengan /athi3ah. api
balasan yang ku terima sering membuatku kece$a.
6ari ini dari jarak pernikahanku dengan /athi3ah tinngal
beberapa hari saja. &an aku mendengar kabar yang
meluluhlantakkan hatiku, dugaan dan kegalauan pikiranku
selama ini terja$ab semuanya hari ini. /athi3ah pergi
meninggalkan rumah bersama dengan seorang lelaki.
#abar yang aku dengar laki-laki yang bersamanya itu
adalah temannya dulu. Mereka saling suka, tapi orangtua
/athi3ah tidak setuju dengan lelaki itu. Ibuku shock berat
mendengar kabar itu, begitu pula bapakku meski beliau
tampak lebih biasa, tapi sebenarnya beliau juga sangat
terpukul, sementara aku sulit untuk melukiskan
bagaimana perasaanku saat itu.
111
#enangan yang membuat air mataku bercucuran.
Sebenarnya hal yang paling membuat diriku sedih
bukanlah karena aku tidak jadi menikah dengan /athi3ah,
tidak, sama sekali tidak. api semenjak peristi$a itu, ibu
yang sangat aku cintai dan sayangi itu kini sering sakit-
sakitan. Sejak itu pula Ibu tak pernah memaksaku lagiuntuk segera menikah lagi. Pesan ibu hanya kalau aku
sudah punya pilihan segera mengabari beliau, hanya itu.
+Ada apa San, ada masalah lagi? terdengar suara di
sebelahku. Segera ku usap mataku yang basah.
+7dak /ek, biasa sudah satu minggu lebih ndak pulang,
kangen sama ibu.
/ek /ukman, saudara Ibuku, ia adalah seorang lelaki yang
kuat dan tahan banting. &ulu sebelum menjadi ustad8tenar di kota Pahla$an ini, beliau memulai semuanya dari
-
7/25/2019 Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
4/6
nol. 6ijrah ke kota metropolis tidak memba$a apa-apa
kecuali keyakinan bah$a akan berhasil di kota ini. &an
kini terbukti setelah beberapa ahun di Surabaya /ek
/ukman menjadi 2stad8 yang cukup dikenal di Surabaya.
Ia sering khutbah dan mengisi ceramah di masjid-masjid.
&i Surabaya ini sambil menyelesaikan S'-ku akumencoba mengubur kenangan-kenangan lama itu. Setelah
kejadian itu Ibu mengi8inkan aku untuk mengambil S'
yang semua biayanya aku dapatkan dari sekolah tempat
aku mengajar di desaku. ak apa bagiku meski setiap satu
minggu sekali aku harus pulang ke untuk menghilangkan
rasa kengen dan rinduku terhadap ibu dan bapakku. Sore
ini di tengah gerimis tipis /ek /ukman membuyarkan
pengembaraan lamunanku.
+7dak usah dipikir San kejadian yang lalu, sekarang tatap
masa depanmu. odohmu menantimu. Masih banyakperempuan solehah yang menantimu insya Allah. /ek
/ukman menasehatiku sambil memegang pundakku.
+7dak /ek hanya merenung biasa saja. a$abku sambil
ku arahkan pndanganku ke /ek /ukman.
+!a sudah, /ek mau minta tolong kepadamu San.
+Nopo niku?
+esok /ek ada undangan ceramah, kemarin /ek ada
rencana mau ke rumah Pak 6. 6amdan, beliaunya tadi
sudah tak hubungi bah$a saya tidak bisa datang ke
rumahnya hari ini kalau kamu ndak keberatan /ek mau
minta tolong supaya kamu antarkan buku beliau yang /ek
pinjam beberapa $aktu yang lalu.
+!a /ek, saya siap mengantarkan insya Allah.
11
Surabaya, kota yang mungkin tak lama lagi akan menjadi
seperti Ibu #ota akarta, macet. ak terhitung
banyaknya lalu lalang kendaraan. Aku yang belum
terbiasa berkendara di jalanan yang penuh seperti ini,
kadang merasa takut. api beruntung aku tidak perlu
mencari alamat yang diberikan lek /ukman ini dengan
rumit. #arena beberapa $aktu lalu aku pernah ikut
pengajian /ek /ukman di Masjid yang tak jauh dari
rumah Pak 6. 6amdan, setelah nanti tiba di Masjid itu
aku tinggal bertanya pada orang-orang di sekitar situ.
-
7/25/2019 Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
5/6
l. Melati II no. 9:, tepat berada di depanku. %umah yang
sederhana rapi dan bersih. Aku ucapkan salam dan ku
ketuk pintu. &ua kali tak kunjung ada ja$aban dari dalam
rumah. #etiga pun juga. Akhirnya aku coba sekali lagi
mengucapkan salam dan mengetuk pintu. ika memang
tidak ada ja$aban rasanya sebaiknya aku harus kembalipulang.
+Assalamualaikum**
+a alaikum salam, nggihsebenatar erdengar suara
lembut dari dalam rumah. Sambil menunggu dibukakan
pintu ke lemparkan pandanganku di sekitar rumah Pak
6amdan ini. ampaknya $arga di sini peduli dengan
lingkungannya. Mulai dari masjid tadi aku jumpai hampir
di setiap teras rumah ada pohon mangga dan juga bunga-
bunga yang cukup lebat. alanannya juga cukup bersih.
+Maa3 ada apa Mas**? Suara lembut tadi terdengar
jelas di dekatkku, aku segera menoleh, sekejap aku
terpaku diam, memandang $ajah yang harus aku akui
membuat hatiku berdesir lembut. &i depanku seorang
gadis berjilbab hijau, $ajahnya begitu mena$an. ilbab
hijau membuat $ajah perempuan yang ada di hadapanku
ini bak purnama di kegelapan malam.
+5**ini saya keponakannya /ukman teman Pak 6.
6amdan, saya mengantar buku eliau. a$abku sedikit
kikuk sambil menyodorkan buku yang aku ba$a.
+;h..2stad8 /ukman, nggih monggo masuk Mas, apak
sedang mandi ini.
+erima kasih banyal, saya langsung pamit aja Mbak, ada
urusan lain soalnya. a$abku sambil mencuri
memandang $ajah anggun itu.
;h...gitu, terimakasih banyak ya Mas, oh ya, mas siapanamanya? tanyanya sambil tersenyum.
Melihat senyumnya meski tak lama, harus aku akui hatiku
yang tadi berdesir lembut kini sepertinya tak hanya
sebatas itu. Apa ini dosa, ah aku hanya manusia biasa.
%asanya $ajar jika hatiku berdesir dan sepertinya ada
perasaan yang tak biasa yang merasuk di hatiku dengan
perempuan yang tepat berada di hadapanku ini.
7ama saya Ihsan Mbak, kalau nama Mbak?
-
7/25/2019 Mentari Pagi Memancarkan Sinarnya Dengan Gagah
6/6
7ama saya
1Mohon Saran dan #ritiknya.......dan Masukannya
sebaiknya bagaimana Antara Ihsan dan