Mentahan Deskripsi lapangan.docx
-
Upload
andy-faisal-ar-rosyiid -
Category
Documents
-
view
113 -
download
5
Transcript of Mentahan Deskripsi lapangan.docx
V. HASIL DESKRIPSI
3.1 STA I
Lokasi : Bandungan
Tanggal : November 2012
Kesampaian Dearah : Sekitar 45 menit dari Kampus Sukowati UNDIP
Tembalang
Cuaca : Cerah
Bentang Alam : Denudasional
Bentuk lahan : Lereng Terjal
Struktur Geologi : Perlapisan
Litologi : Breksi Laharik dengan fragmen tuff dan batuan beku
dan Aliran Piroklastik dengan fragmen batuan beku
Vegetasi : Pepohonan, rumput liar
Tata Guna Lahan : Perumahan
Potensi Positif : Tambang pasir dan batu
Potensi Negatif : Longsor
Genesa : Pada awal proses pembentukan STA ini adalah terjadi
pengendapan material breksi laharik. Breksi laharik tersebut terbentuk dari
endapan material piroklastik yang terkena kontak dengan air hingga mengalir dan
membawa material –material yang diluinya, contohnya disini adalah fragmen tuff
dan fragmen batuan beku. Kemudian setelah terjadi konsolidasi hingga
membentuk batuan, lapisan teratas dari breksi laharik ini mengalami proses
pelapukan karena mengalami kontak langsung dengan kondisi permukaan hingga
membentuk soil. Setelah itu gunung Ungaran mengalami erupsi kembali dengan
melontarkan material vulkanik campuran partikel padat dan gas konsentrasi
tinggi yang panas, kemudian endapan tersebut mengalir ke permukaan dengan
mekanisme aliran debris piroklastik. Pada saat mengalir tadi, endapan ini juga
ikut membawa material batuan beku. Perlapisan breksi laharik tadi mengalami
backing effect dikarenakan terkena aliran yang sangat panas karena terlewatkan
oleh aliran piroklastik tadi, terlebih lagi bagian atas dari breksi laharik tadi yang
telah mengalami pelapukan. Kemudian aliran piroklastik tadi terkonsolidasi
dengan fragmen batuan beku yang berasal dari material yang ikut terbawa saat
terjadinya proses aliran tadi.
3.2 STA II (LP 1)
Lokasi : Kendalisada
Tanggal : November 2012
Kesampaian Dearah : Sekitar 15 menit dari STA !
Cuaca : Cerah
Bentang Alam : Vulkanik
Bentuk lahan : Lereng Terjal
Fasies : Zona Proximal
Struktur Geologi : Kekar Kolom
Litologi : Batuan Andesit yang telah mengalami alterasi.
Vegetasi : Pepohonan, rumput liar
Tata Guna Lahan : Pertambangan Batu
Potensi Positif : Pertambangan Unsur Sulfur
Potensi Negatif : Longsor
Genesa : Pada awal proses pembentukan STA ini adalah adanya
magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan
batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung atau yang
disebut dengan Laccolith, hal tersebut juga yang menurut saya membuat daerah
tersebut dinamakan Gunung.
3.3 STA II (LP 2)
Lokasi : Kendalisada
Tanggal : November 2012
Kesampaian Dearah : Sekitar 5 menit dari STA 1 LP 1 dengan berjalan kaki
Cuaca : Cerah
Bentang Alam : Vulkanik
Bentuk lahan : Lereng Terjal
Fasies : Zona Proximal
Litologi : Batuan Andesit yang telah mengalami alterasi menjadi
mineral lempung.
Vegetasi : Pepohonan, rumput liar
Tata Guna Lahan : Pertambangan Batu
Potensi Positif : Pertambangan Unsur Sulfur
Potensi Negatif : Longsor
Genesa : Pada awal proses pembentukan STA ini adalah pada
awalnya terbentuklah intrusi pada STA 1 yang terjadi pada zaman Tersier.
Kemudian pada zaman Kuarter terbentuklah Gunung Ungaran. Pembentukan
Gunung Ungaran tersebut menyebabkan adanya suatu zona magmatisme di bawah
permukaan. Zona Magmatisme tersebut kemudian mengalirkan panas secara
konveksi sehingga air yang terdapat di lapisan di atasnya juga ikut mengalami
pemanasan dan lama kelamaan magma tersebut dapat naik ke atas jika bertemu
dengan suatu fasa yang massa jenisnya lebih besar atau karena ada celah hingga
magma tersebut dapat bercampur dengan air dan membentuk suatu zona air
magmatisme. Pencampuran tadi otomatis akan mengubah sifat kimia dari air
asalnya ketika bercampur dengan magma, dimana air meteorit tadi membentuk
senyawa kimia HCO3 dan H2SO4 akibat bercampur dengan magma. Karena massa
jenis HCO3 yang lebih besar dibandingkan H2SO4, maka HCO3 akan mengendap
di bagian bawah air magmatisme dan H2SO4 akan terendapkan di atas. Karena
sifat HCO3 yang bergerak secara lateral maka HCO3 akan keluar menuju rekahan –
rekahan dan bercampur dengan air meteorit hingga membentuk suatu air
hidrothermal sedangkan H2SO4 karena terus menerus terkena panas maka akan
menghasilkan suatu zona geothermal. Karena terus bergerak melewati rekahan –
rekahan air hidrothermal tadi lama kelamaan menuju daerah Kendalisada dan
mengalterasi Litologi yang ada disana, dimana hidrothermal yang kaya akan
Sulfur tersebut mengalterasi batuan andesit menjadi mineral lempung.