Menola-k Kebekuan .Demokrasi -...

2
Selasa 0 Rabu ................................••••• m..................... .................................•..••..•..•........... 123 17 18 19 Jan Peb 456 20 21 7 22 ::- !vIar ; Apr C;Mei Menola-k Kebekuan .Demokrasi DedeMariana Guru Besar nmu Pemeiifltahan Unped Bandung menuju demokrasi memer- lukan tahapan-taha- pan yang perlu dijajaki se- belum sampai pada kondisi yang diidamkan. Ada beberapa tahapan yang perlu diper- hatikan dalam proses demokrasi. Tahapan pertama berlang- sung sebelum keruntuhan rez- im otoriter. Dalam tahap ini biasanya terjadi kombinasi di antara beberapa hal, sebagai berikut: a) lahirnya kritisme dari luar rezim berkuasa yang terbangun secara gradual dan semakin menguat; b) rezim berkuasa mengalami perpeca- han internal; c) kelompok militer atau angkatan bersen- jata mengalami perpecahan dan/atau perubahan orientasi politik; d) rezim berkuasa menghadapi krisis ekonomi dan/ atau politik yang semakin sulit dikendalikan; dan e) berkumandangnya tuntutan perubahan yang semakin ku- at. Tahapan ini biasanya dise- but dengan istilah tahapan pratransisi. Tahap kedua, adalah tahap terjadinya liberalisasi politik awal, yang dicirikan dengan: a)jatuh dan/atau berubahnya rezim berkuasa; b) meluasnya hak-hak politik rakyat melalui wadah political rights dan civil liberties; c) terjadinya ketidaktertataan pemerinta- han (ungovernability); d) ter- bentuknya ketidakpastian dalam banyak hal; dan e) ter- jadinya, ledakan partisipasi politik publik. Biasanya tahap ini ditutup dengan terjadinya pemilihan umum yang demokratis dan pergantian pemerintahan sebagai kon- sekuensi logis dari hasil pemilihan umum tersebut, Tahap ketiga demokratisasi dikenal dengan istilah tran- sisi. -Tahapan ini berlangsung dengan telah berwujudnya pemerintahan baru yang bek- erja dengan legitimasi yang memadai, atau bahkan kuat. Di bawah pemerintahan baru inilah kemudian dilakukan penataan ulang terhadap seluruh perangkat yang menyokong sistem politik, sosial, dan ekonomi. Pe- nataan ulang terhadap perangkat sistem yang ada dalam negara akan berkait dengan pergantian para pelaku yang non demokratis atau non reformis, tumbuh- nya lembaga atau insiitusi baru, terjadinya perubahan dan pergantian peraturan berikut mekanisme kerja, ser- ta perubahan kebudayaan ke arah kultur yang lebih demokratis. Tahapante~ratautahap keempat, dalam proses menu- ju negara yang demokratis adalah konsolidasi demokrasi. Dalam tahapan ini, demokrati- sasi ditandai dengan banyaknya orang baru dan bersih dalam pemerintahan; I{ lip i n g Hum Cl 5 U n pad :20 , :2

Transcript of Menola-k Kebekuan .Demokrasi -...

Page 1: Menola-k Kebekuan .Demokrasi - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/...20120211-menolakkebekuandemokrasi.pdf · demokrasi memer-lukan tahapan-taha-pan yang perlu dijajaki

Selasa 0 Rabu.............•...................•••••m..................... .....................•............•..••..•..•...........

12317 18 19

Jan • Peb

45620 21

722

::- !vIar ; Apr C;Mei

Menola-k Kebekuan .Demokrasi

Dede MarianaGuru Besar nmu Pemeiifltahan

Unped Bandung

menujudemokrasi memer-lukan tahapan-taha-

pan yang perlu dijajaki se-belum sampai pada kondisiyang diidamkan. Ada beberapatahapan yang perlu diper-hatikan dalam prosesdemokrasi.Tahapan pertama berlang-

sung sebelum keruntuhan rez-im otoriter. Dalam tahap inibiasanya terjadi kombinasi diantara beberapa hal, sebagaiberikut: a) lahirnya kritismedari luar rezim berkuasa yangterbangun secara gradual dansemakin menguat; b) rezimberkuasa mengalami perpeca-han internal; c) kelompokmiliter atau angkatan bersen-jata mengalami perpecahandan/atau perubahan orientasipolitik; d) rezim berkuasamenghadapi krisis ekonomidan/ atau politik yang semakinsulit dikendalikan; dan e)berkumandangnya tuntutanperubahan yang semakin ku-at. Tahapan ini biasanya dise-

but dengan istilah tahapanpratransisi.Tahap kedua, adalah tahap

terjadinya liberalisasi politikawal, yang dicirikan dengan:a) jatuh dan/atau berubahnyarezim berkuasa; b) meluasnyahak-hak politik rakyat melaluiwadah political rights dancivil liberties; c) terjadinyaketidaktertataan pemerinta-han (ungovernability); d) ter-bentuknya ketidakpastiandalam banyak hal; dan e) ter-jadinya, ledakan partisipasipolitik publik. Biasanya tahapini ditutup dengan terjadinyapemilihan umum yangdemokratis dan pergantianpemerintahan sebagai kon-sekuensi logis dari hasilpemilihan umum tersebut,Tahap ketiga demokratisasi

dikenal dengan istilah tran-sisi. -Tahapan ini berlangsungdengan telah berwujudnyapemerintahan baru yang bek-erja dengan legitimasi yangmemadai, atau bahkan kuat.Di bawah pemerintahan baru

inilah kemudian dilakukanpenataan ulang terhadapseluruh perangkat yangmenyokong sistem politik,sosial, dan ekonomi. Pe-nataan ulang terhadapperangkat sistem yang adadalam negara akan berkaitdengan pergantian parapelaku yang non demokratisatau non reformis, tumbuh-nya lembaga atau insiitusibaru, terjadinya perubahandan pergantian peraturanberikut mekanisme kerja, ser-ta perubahan kebudayaan kearah kultur yang lebih

demokratis.Tahapante~ratautahap

keempat, dalam proses menu-ju negara yang demokratisadalah konsolidasi demokrasi.Dalam tahapan ini, demokrati-sasi ditandai denganbanyaknya orang baru danbersih dalam pemerintahan;

I{ lip i n g Hum Cl 5 U n pad :20 , :2

Page 2: Menola-k Kebekuan .Demokrasi - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/...20120211-menolakkebekuandemokrasi.pdf · demokrasi memer-lukan tahapan-taha-pan yang perlu dijajaki

adanya aturan, termasuk kon-stitusi, yang sudah diperbaiki;hingga berubahnya caraberpikir, perilaku, serta bu-daya lama ke arah cara-cara.baru yang demokratis. Padatahap terakhir dari demokrati-sasi, harus terjadi pelemba-gaan (internalisasi) nilai-nilaidan praktik demokrasi dalamseluruh elemen negara. Den-gan kata lain ada kesepakatandi antara seluruh stakeholdersbahwa demokrasi merupakansatu-satunya jalan yang ter-baik dalam menyelenggarakanpemerintahan (democracy asthe only game in town) .:

Sebelum sampai ke tahapankeempat ini, transisi menujudemokrasi juga menghadapitantangan untuk kembali kerezim nondemokratis (GeorgeSorensen, 2003) akibat terjadikebekuan demokrasi (frozendemocracy). Kondisi ini aki-bat refortnasi tidak mampumenghasilkan pemerintahanyang kuat yang mampumelakukan perubahan-pe-rubahan sosial, politik, danekonomi yang mendasarsesuai dengan tuntutan refor-masi. Pemerintahan yanglemah (weak state atau softstate) ini maksudnya adalahpemerintahan yang tidakmemiliki kewibawaan di hada-pan rakyatnya dan tidak mam-

pu menegakkan hukum untukmemelihara ketertiban. Pene-gakan hukum tidak berjalankarena pemerintah tidak dap-at menyelesaikan kasus-kasuskorupsi dan pelanggaran hakasasi manusia (HAM) yangterjadi di masa lampau.

Kecenderungan fenomenafrozen. democracy di rnanademokrasi tidak terkonsolidasitapi hanya menjadi alat justi-fikasi. Demokrasi berjalan se-cara prosedural saja, tanpasubstansi yang berakibatmemunculkan krisis etika, .moral, dan delegitimasi pe-merintahan implikasinya pe-merintah yang terbentukbukan pemerintah yang kuat.Inilah permasalahan men-dasar yang perlu segera diatasibila ingin demokratisasi terusberlangsung.

Dalam proses demokratisasiyang dialami Indonesia selamasatu dekade terakhir, semogakita tidak sedang mengarahkepada gejala kebekuandemokrasi. Karena, apabila In-donesia tengah mengalami ge-jala tersebut, dapat menye-babkan situasi yang kon-traproduktif menuju pelemba-gaan demokrasi. Bahkan bisamembawa Indonesia ke jurangdemokrasi yang rnenghan-curkan diri sendiri (dangerousof democracy).***