MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA …... · Analisis data menggunakan teknik analisis...
Transcript of MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA …... · Analisis data menggunakan teknik analisis...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI II BUMIHARJO NGUNTORONADI
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
INNA SRI SUHARSINI
K7108162
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Inna Sri Suharsini
NIM : K7108162
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI II BUMIHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012 ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Inna Sri Suharsini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI II BUMIHARJO NGUNTORONADI
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
INNA SRI SUHARSINI
K7108162
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
(Ar Rahman :55)
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(Al Insyirah :5)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu
mengubah keadaan yang ada pada dirinya sendiri
(Ar Ra’d :11)
Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh orang yang bukan penakut
(Andre Hirata)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan syukurku pada kehadirat Allah SWT serta Sholawat salam
kepada Nabi Muhammad SAW atas selesainya skripsi ini, kupersembahkan karya
ini untuk:
Ayah dan Ibuku
Terima kasih atas segala kasih sayang, cinta, kekuatan, doa, keikhalasan,
dan pengorbanan yang ayah dan ibu berikan selama ini. Ayah dan ibu
yang selalu menjadi inspirasi, dan kekuatanku untuk menjalani segala
aktivas-aktivitas yang ada dalam setiap langkahku.
Adikku, Nenekku dan seluruh keluarga besarku
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan penuh
perhatian dan semangat.
Teman-teman PGSD FKIP UNS
Terima kasih teman-temanku, banyak pelajaran berharga yang dapat
kupetik dari pertemanan kita. Suka duka kita lalui selama kita menuntut
ilmu di kampus PGSD Surakarta.
Almamaterku Universitas Sebelas Maret
Terima kasih atas ilmu yang selama ini diberikan padaku. sungguh
pelajaran hidup yang sangat berharga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Inna Sri Suharsini. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
HURUF JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II BUMIHARJO
NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli
2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf
Jawa melalui model pembelajaran Quantum Learning pada siswa kelas V SD
Negeri II Bumiharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tiandakan kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam 2 siklus, dan setiap siklus melalui tahap perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD
Negeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri yang berjumlah 19 siswa. Sumber
data berasal dari siswa dan guru. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes
dan studi dokumen. Uji validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber
dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif, yang
mencakup tiga langkah, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3)
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Quantum
Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas
V SD negeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012
dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terbukti pada
pratindakan nilai rata-rata siswa 61,9 dengan persentase ketuntasan klasikal
sebesar 31,6%, siklus I nilai rata-rata kelas 66,2 dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 58% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 83,6
dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 84%. Dengan demikian, dapat
diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran keterampilan menulis huruf
Jawa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dapat
meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas V SD Negeri II
Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci: keterampilan menulis huruf Jawa, model pembelajaran
Quantum Learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Inna Sri Suharsini. IMPROVING GRADE V STUDENT’S WRITING
JAVANESS LETTERS SKILL USING QUANTUM LEARNING MODEL
IN SD NEGERI II BUMIHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI
ACADEMIC YEAR 2011/2012
Thesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University
Surakarta, July 2012.
This reserch as a purpose is to improving grade V student’s writing
javaness letters skill using quantum learning model in SD Negeri II Bumiharjo
Nguntoronadi Wonogiri academic year 2011/2012.
This reserch is a Classroom Action Research (CAR). The research was
handled in two cycles and each of which consisted of planning, action,
observation and reflection. The subjects of the research were grade V students of
SD Negeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri which consisted of 19 students.
The source of data came from teachers and students. The techniques of collecting
data were observation, test and document study. Triangulation of sources and
methods is used to test the data validity. Interactive analysis was used in data
analysis which consisted of three steps, namely (1) data reduction, (2) data
display, and (3) conclusion drawing.
The result of the reserch shows that quantum learning model can improve
grade V student’s writing javaness letters skill in SD Negeri II Bumiharjo
Nguntoronadi Wonogiri academic year 2011/2012, before the action to Cycle I
and Cycle I to Cycle II. It is proven on the condition before the action where the
average grade was 61,9 with the percentage of classical completeness is 31,6 %.
Cycle I indicated the averaged grade of class is 66,2 with the classical
completeness precentage of 58% and Cycle II it increased become 83,6 with the
classical completeness precentage of 84%. Therefore a recommendation can be
addressed that writing javaness letters skill by quantum learning can improve the
student’s writing javaness letters skill in SD Negeri II Bumiharjo Nguntoronadi
Wonogiri on the academic year of 2011/2012.
Keyword: writing javaness letters skill, quantum learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi
ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
HURUF JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II BUMIHARJO
NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Kuswadi, M. Ag selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Tri Budiharto, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Purwanto, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Bumiharjo yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri
II Bumiharjo.
7. Nusasmi, S.Pd.SD selaku guru kelas V SD Negeri II Bumiharjo yang telah
merelakan waktunya untuk membantu peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Bapak dan ibu guru SD Negeri II Bumiharjo yang membantu dan memberi
dukungan.
9. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa moral
maupun materi.
10. Nenekku dan adikku tercinta beserta keluarga besarku yang telah
memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman PGSD angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret Surakarta.
12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan di kemudian hari.
Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 6
1. Hakikat Keterampilan Menulis Huruf Jawa ............................. 6
a. Pengertian Keterampilan ....................................................... 6
b. Pengertian Menulis ............................................................... 8
c. Aspek-Aspek Menulis ........................................................... 9
d. Huruf Jawa ............................................................................ 10
e. Keterampilan Menulis Huruf Jawa ....................................... 15
f. Cara Penulisan Aksara Jawa .................................................. 16
g. Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa ....................... 18
2. Hakikat Model Pembelajaran Quantum Learning ..................... 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a.Pengertian Quantum Learning ............................................... 21
b. Karakteristik Quantum Learning .......................................... 23
c. Penerapan TANDUR Dalam Pembelajaran
Menulis Huruf Jawa ............................................................. 26
B. Penelitian Relevan ......................................................................... 28
C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 32
C. Sumber Data Penelitian ................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 32
E. Validitas Data ................................................................................. 34
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 35
G. Indikator Kinerja ........................................................................... 36
H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 37
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Pratindakan ..................................................................... 42
B. Deskripsi Hasil Tindakan Setiap Siklus ........................................ 43
1. Siklus I ....................................................................................... 43
2. Siklus II ...................................................................................... 53
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .................................... 62
D. Pembahasan ................................................................................... 67
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 71
B. Implikasi ........................................................................................ 71
C. Saran .............................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 74
LAMPIRAN ............................................................................................ 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Rincian Waktu Penelitian .................................................................. 31
4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pratindakan Keterampilan Menulis
Huruf Jawa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo ................................. 42
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai KeterampilanMenulis Huruf Jawa
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Siklus I ............................. 49
4.3 Perkembangan Ketuntasan Hasil Evaluasi Keterampilan
Menulis Huruf Jawa Siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo
pada Pratindakan dan Siklus I ......................................................... 51
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Siklus II ............................ 59
4.5 Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V
pada Siklus I dan II .......................................................................... 61
4.6 Perbandingan Hasil Nilai Terhadap Jumlah Siswa
pada Tiap Siklus ............................................................................... 62
4.7 Perbandingan Hasil Tes Melalui Nilai Klasikal Tiap Siklus ............ 64
4.8 Perbandingan Hasil Tes Melalui Perolehan Ketuntasan Klasikal
pada Tiap siklus ............................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berfikir.............................................................................. 29
3.1 Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif ............................ 36
3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 37
4.1 Grafik Pratindakan Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo ............ 43
4.2 Grafik Nilai Tes Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Kelas V SD Negeri Ii Bumiharjo Siklus I ........................................ 50
4.3 Perkembangan Hasil Evaluasi Siswa kelas V
SD Negeri II Bumiharjo pada saat Pratindakan dan Siklus I ........... 51
4.4 Grafik Perkembangan Ketuntasan Hasil Evaluasi Siswa Kelas V
SD Negeri II Bumiharjo pada Pratindakan dan Siklus I .................. 52
4.5 Grafik Nilai Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo .......................................... 59
4.6 Grafik Perkembangan Nilai Evaluasi Keterampilan Menulis
Huruf Jawa Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo
pada Siklus I dan Siklus II ............................................................... 60
4.7 Grafik Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V
pada Siklus I dan II .......................................................................... 61
4.8 Grafik Perbandingan Jumlah Siswa Tiap Siklus ............................... 63
4.9 Grafik Perbandingan Nilai Evaluasi Siswa Melalui Nilai Klasikal
Tiap Siklus ....................................................................................... 64
4.10 Grafik perolehan Ketuntasan Siswa Secara Klasikal
pada tiap Siklus .............................................................................. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
4.11 Perbandingan Hasil Nilai Evaluasi Siswa Berdasarkan
Ketuntasan Klasikal setiap Siklus .................................................. 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo .................................. 78
2. Silabus ................................................................................................. 79
3. Lembar Observasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa SD Negeri II Bumiharjo ........................................................... 81
4. Pedoman Observasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo ............................................. 84
5. Lembar Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa SD Negeri II Bumiharjo ........................................................... 87
6. Pedoman Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo ............................................. 90
7.Pedoman Wawancara Pratindakan Untuk Guru Kelas V
SD Negeri II Bumiharjo ..................................................................... 94
8. Soal Pratindakan.................................................................................. 98
9. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa...................... 99
10.Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Pada
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Pada Pratindakan ................ 100
11. RPP Siklus I Pertemuan I .................................................................. 103
12.Lembar Kerja Siswa Siklus I pertemuan I ......................................... 111
13. Rekap Nilai Observasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
SD Negeri II Bumiharjo ..................................................................... 112
14. Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I .................................. 115
15. Soal Evaluasi Siklus I pertemuan I ................................................... 116
16. Rekap Nilai Hasil Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
SD Negeri II Bumiharjo ..................................................................... 117
17 RPP Siklus I Pertemuan II ............................................................... 119
18. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ....................................... 126
19. Rekap Nilai Observasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
SD Negeri II Bumiharjo .................................................................. 127
20. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ................................... 130
21. Soal Evaluasi Siklus I pertemuan 2 ................................................... 131
22. Rekap Nilai Hasil Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
SD Negeri II Bumiharjo ................................................................... 132
23. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Melalui
Model Pembelajaran Quantum Learning Pada Siswa
Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Siklus I........................................ 134
24. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Keterampilan
Menulis Huruf Jawa Menggunakan Model Pembelajaran Quantum
Learning Pada siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo................... 136
25. RPP Siklus II Pertemuan I ................................................................ 140
26. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ....................................... 147
27. Rekap Hasil Observasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
SD Negeri II Bumiharjo ................................................................... 148
28. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ................................. 151
29. Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................................ 152
30. Rekap Nilai Hasil Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa SD Negeri II Bumiharjo......................... ............................... 153
31. RPP Siklus II Pertemuan 2 ................................................................ 155
32. Lembar Kerja siswa Siklus II Pertemuan I ...................................... 162
33. Rekap Hasil Observasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
SD Negeri II Bumiharjo ................................................................... 163
34 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2. ................................. 166
35.Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .......................................................... 167
36.Rekap Hasil Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
SD Negeri Ii Bumiharjo ................................................................... 168
37. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Melalui
Model PembelajaranQuantum Learning Pada Siswa
Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Siklus II ...................................... 170
38.Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Menulis Huruf Jawa Menggunakan Model Pembelajaran Quantum
Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo .................... 172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Jawa merupakan salah satu pelajaran muatan lokal (mulok) di daerah
Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut Sugiono (2011: 1)
muatan lokal adalah sebuah pengembangan kurikulum yang materinya berupa materi
yang berdasar pada kebutuhan masyarakat sekitar lembaga pendidikan. Sugiono
(2011: 1) juga mengatakan bahwa tujuan dari muatan lokal adalah untuk
mengembangkan potensial siswa agar terampil dan mampu memahami kondisional
yang ada di lingkungannya. Pembelajaran bahasa Jawa, menyangkut aspek
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra.
Dalam keterampilan menulis, terdapat pelajaran menulis dengan menggunakan huruf
Jawa. Berdasarkan tujuan umum muatan lokal yang telah dipaparkan diatas, pelajaran
menulis huruf Jawa menjadi sangat penting untuk memberikan keterampilan menulis
huruf Jawa sehingga peserta didik memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan
lingkungan yang berlaku di daerahnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri
II Bumiharjo, Nguntoronadi, Wonogiri diketahui bahwa kriteria ketuntasan minimal
(KKM) mata pelajaran Bahasa Jawa adalah 68. Selain itu, aspek yang kurang
dikuasai siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa adalah keterampilan menulis huruf
Jawa. Hal ini dibuktikan dari hasil tes pra tindakan yaitu nilai rata-rata keterampilan
menulis huruf Jawa siswa adalah 61,9 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar hanya
6 siswa atau 31,6 % dari 19 siswa (lihat lampiran 10:100). Kenyataan yang demikian
dapat diindikasikan bahwa keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas V SD Negeri
II Bumiharjo masih rendah. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai landasan yang
melatarbelakangi adanya upaya meningkatkan pembelajaran keterampilan menulis
huruf Jawa pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Guru kelas V SD Negeri II Bumiharjo mengatakan bahwa salah satu
penyebab rendahnya nilai bahasa Jawa adalah karena banyaknya siswa yang
mengalami kesulitan dalam menulis huruf Jawa. Bahkan bukan hanya siswa saja yang
mengalami kesulitan menulis huruf Jawa, akan tetapi hampir kebanyakan orang
mengalami kesulitan dalam menulis huruf Jawa. Samidi (2010: 7) mengatakan” Ana
panemu jare maca Basa Jawa iku angel, apa maneh wacan iku mau nganggo aksara
Jawa “. Ada pendapat yang mengatakan bahwa membaca bahasa Jawa itu sulit,
apalagi bacaan itu menggunakan aksara Jawa. Jika hanya membaca tulisan Jawa saja,
kebanyakan orang jawa merasa kesulitan, apalagi menulis dengan menggunakan
huruf Jawa, dimana keterampilan menulis mempunyai tingkatan yang lebih tinggi
dari membaca.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru kelas V SD
Negeri II Bumiharjo dapat diidentifikasi beberapa faktor yang melatarbelakangi
masalah rendahnya keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa diantaranya adalah
siswa kurang menguasai huruf Jawa nglegena beserta sandhangan dan pasangannya.
Pembelajaran di sekolah yang kurang efektif, sebab guru dalam memberikan
pelajaran, selalu menggunakan metode yang monoton, yaitu metode ceramah
penugasan. Selain itu, guru juga tidak menggunakan model pembelajaran yang
inovatif.
Sebagai salah satu solusinya, seorang guru dituntut kemampuannya untuk
menggunakan model pembelajaran secara tepat. Kegiatan belajar mengajar di kelas
memerlukan penggunaan model pembelajaran yang tepat agar tercipta kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan materi tersampaikan secara efektif
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal. Model
pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kegiatan belajar
mengajar. Ketika pendidik menguasai model pembelajaran inovatif, maka pendidik
akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Salah satu model yang dapat diterapkan secara tepat dan melibatkan siswa aktif untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa Sekolah Dasar adalah
model pembelajaran Quantum Learning.
Keterampilan menulis huruf Jawa harus ditingkatkan agar siswa sebagai
generasi penerus dapat mempelajari dan akhirnya dapat melestarikan kebudayaan
Jawa khususnya huruf Jawa. Kebudayaan Jawa sangat penting untuk dilestarikan
karena merupakan kebudayaan warisan nenek moyang yang akan memperkaya
khasanah kebudayaan nusantara.
Adapun alasan pemilihan model pembelajaran Quantum Learning adalah
karena model pembelajaran Quantum Learning mempunyai beberapa kelebihan
diantaranya adalah adanya unsur kepuasan siswa dan unsur pemantapan dalam
menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan. Model ini sangat cocok
untuk diterapkan karena pada pembelajaran Quantum Learning terdapat aspek
pengalaman belajar yang dapat menjadi penanaman ingatan yang kuat sehingga siswa
lebih memahami apa yang telah diketahuinya seperti ketika siswa melihat nama jalan,
nama instansi atau nama suatu tempat yang bertuliskan huruf Jawa. Selain itu,
pembelajaran Quantum juga mempunyai karakteristik yang sama dengan karakteristik
keterampilan yaitu mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses
pembelajaran sehingga siswa dapat mengoptimalkan keterampilan menulis huruf
Jawa. Model pembelajaran Quantum Learning diterapkan untuk menjawab
permasalahan penyebab rendahnya keterampilan menulis huruf Jawa. Sri Anitah
(2009: 78) mengatakan bahwa model pembelajaran Quantum hampir sama dengan
sebuah simfoni, jika seseorang menonton simfoni, maka banyak unsur yang menjadi
faktor pengalaman musiknya. Pembelajaran Quantum Learning membagi unsur-
unsur tersebut menjadi dua kategori, yaitu konteks dan isi. Konteks adalah latar untuk
pengalaman belajar dan isi meliputi interaksi guru - peserta didiik. Model
pembelajaran Quantum Learning melibatkan pengalaman siswa dan berlangsung
secara menyenangkan. Dengan melibatkan siswa secara aktif dan pembelajaran yang
berlangsung menyenangkan, diindikasikan keterampilan menulis huruf Jawa siswa
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan
Keterampilan Menulis Huruf Jawa melalui Model Pembelajaran Quantum Learning
pada Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun
Pelajaran 2011/2012.”
B. Rumusan Masalah
“ Apakah model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan
keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo
Nguntoronadi Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum Learning pada siswa kelas V SD Negeri
II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
model pembelajaran inovatif yaitu penggunaan model pembelajaran Quantum
Learning dalam pembelajaran keterampilan menulis di Sekolah Dasar demi
kemajuan siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
1) Kualitas pembelajaran menulis huruf Jawa siswa meningkat.
2) Keterampilan menulis huruf Jawa siswa meningkat sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
b. Bagi Guru
1) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengajar menulis huruf Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2) Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penerapan model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dalam mengatasi kesulitan keterampilan menulis huruf Jawa.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkatnya kualitas pembelajaran menulis huruf Jawa.
2) Menghasilkan siswa yang berkualitas dan berprestasi dalam pelaksanaan
pembelajaran sehingga mutu siswa dan sekolah meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis Huruf Jawa
a. Pengertian Keterampilan
Menurut Hamalik (2010: 73) keterampilan memiliki tiga
karakteristik, yakni menunjukkan ikatan (a chain) respons motorik,
melibatkan koordinasi gerakan tangan dan mata, dan menuntut kaitan–
kaitan organisasi menjadi pola–pola respon yang kompleks. Rangkaian
respon suatu perilaku keterampilan melibatkan serangkaian respon–respon
motorik. Respon motorik adalah gerakan–gerakan otot. Setiap gerakan
dipandang sebagai asosiasi Stimulus–Respon individual. Sehingga suatu
keterampilan adalah serangkaian gerakan–gerakan, tiap unit stimulus
respon bertindak sebagai stimulus terhadap ikatan berikutnya. Koordinasi
gerakan, tingkah laku terampil ditinjau sebagai koordinasi antara gerakan
tangan dan gerakan mata.
Reber mengemukakan bahwa keterampilan adalah kemampuan
melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi sesuai
dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Sehinggga keterampilan
bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawentahan
fungsi mental yang bersifat kognitif (Dalyono, 2005: 214). Sardiman
(2006: 27) juga mengatakan bahwa keterampilan bersifat jasmani dan
rohani. Keterampilan adalah koordinasi dari gerakan fisik dan teknik
dengan penghayatan untuk mencari jawaban yang cepat dan tepat.
Keterampilan dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, Sukardi (2009: 1) juga
menyatakan bahwa keterampilan akan menghasilkan tindakan dalam
bentuk lain yang bersifat jasmani dan rohani, yaitu nilai dan sikap.
Dari beberapa pendapat tentang keterampilan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa keterampilan adalah perpaduan dari tindakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
besifat jasmani dan rohani yang terkoordinasi sehingga menghasilkan
suatu tindakan yang tidak hanya cepat dan cekatan, namun juga tepat dan
sesuai. Keterampilan dapat dididik dengan banyak melatih kemampuan.
1) Karakteristik Keterampilan
Dari beberapa penadapat di atas dapat disimpulkan beberapa
karakteristik keterampilan, antara lain:
a) Ketepatan
b) Kecepatan
c) Kelengkapan
d) Kejelasan
e) Kebenaran
f) Koordinasi tepat antara gerakan tangan dan mata
g) Koordinasi tepat antara kemampuan kognitif dan motorik
2) Indikator Keterampilan
a) Dapat melakukan sesuatu dengan tepat sesuai dengan perintah atau
petunjuk.
b) Dapat melakukan sesuatu dengan cepat sesuai waktu yang
ditentukan.
c) Dapat melakukan sesuatu dengan lengkap, tidak ada yang kurang
sedikitpun, sesuai dengan perintah atau petunjuk yang diberikan.
d) Dapat melakukan sesuatu dengan jelas, tidak membingungkan
orang lain dan maksud yang disampaikan dapat diterima orang
lain.
e) Dapat melakukan sesuatu dengan benar, sehingga sesuatu yang
dilakukan akan dapat diterima dan bermanfaat untuk orang lain.
f) Dapat melakukan koordinasi gerakan tangan dan mata secara tepat
sehingga dapat melakukan kegiatan dengan baik.
g) Dapat melakukan koordinasi kemampuan kognitif dan motorik
dengan tepat sehingga dapat melakukan kegiatan dengan baik dan
benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam
kehidupan sehari–hari, menulis merupakan salah satu aktivitas komunikasi
dan sarana menyampaiakan pesan pada orang lain. Menulis juga
digunakan sebagai media menyampaikan pesan kepada orang lain. Oleh
karena itu, menulis memegang peranan penting dalam kehidupan sehari–
hari.
Menurut McCrimmon menulis merupakan kegiatan menggali
pikiran dan perasaan mengenai subjek, memilih hal–hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya
dengan mudah dan jelas (St.Y.Slamet, 2008: 96). Sementara itu Lawrence
menyatakan bahwa menulis adalah mengkomunikasikan apa dan
bagaimana pikiran penulis (St.Y.Slamet, 2008: 97).
Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis pada hakikatnya
adalah melukiskan lambang–lambang grafis yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat
memahami bahasa dan lambang–lambang grafis tersebut. Senada dengan
pendapat Tarigan, Soemarmo Markam juga menyatakan bahwa menulis
adalah mengungkapkan dalam bentuk simbol gambar(Abdurrahman, 2009:
224).
Sejalan dengan pendapat di atas, Abdurrahman (2009: 224)
mengungkapkan bahwa menulis merupakan salah satu komponen sistem
komunikasi, menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk
lambang–lambang bahasa grafis dan dilakukan untuk keperluan mencatat
dan komunikasi. Nurudin (2010: 4) menyatakan bahwa menulis adalah
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan dalam
rangka mengungkapkan gagasan.
Menurut Santosa dkk (2011 :6.14) menulis merupakan kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. sedangkan menurut
Suparno dan Yunus (2010 :1.3) menulis adalah suatu kegiatan
penyampaian komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
atau medianya. Mujiyanto dkk (1992: 63) menyatakan bahwa menulis
adalah menyusun buah pikiran dan perasaan atau data-data informasi yang
diperoleh menurut organisasi penulisan sistematis sehingga tema tulisan
yang disampaikan sudah dipahami pembaca.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah melukiskan lambang–lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa secara visual dan sistematis untuk keperluan
komunikasi, sehingga orang lain dapat membaca lambang–lambang
tersebut dan gagasan yang ditulis dapat tersampaikan.
c. Aspek–Aspek Menulis
Dalam menulis terjadi suatu aktivitas yang didukung oleh
beberapa indra dan anak harus mampu mentransfer dan mengintegrasikan
antar kemampuan visual, auditori, kinestetis, maupun berpikir. Karena itu,
pelajaran menulis terasa berat bagi anak dan tidak jarang anak menolak
untuk menulis.
Lovitt menyatakan bahwa pelajaran menulis mencakup tiga aspek
yaitu menulis dengan tangan atau menulis permulaan, mengeja dan
menulis ekspresif (Abdurrahman, 2009: 227). Yang akan dibahas disini
adalah pengajaran menulis dengan tangan. Abdurrahman (2009: 227)
mengatakan bahwa sejak awal masuk sekolah, anak harus belajar menulis
tangan karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar
berbagai bidang studi yang lain. Kesulitan menulis dengan tangan tidak
hanya menimbulkan masalah bagi anak tetapi juga guru. Tulisan yang
tidak jelas misalnya, baik anak maupun guru tidak dapat membaca tulisan.
Menurut Lerner ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kemampuan anak untuk menulis permulaan, (Abdurrahman, 2009: 227)
antara lain :
1) Motorik, anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau
mengalami gangguan , akan mengalami kesulitan dalam menulis seperti
tulisannya tidak jelas, terputus–putus atau tidak mengikuti garis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Perilaku, anak yang hiperaktif atau anak yang perhatiannya mudah
teralihkan dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk
pekerjaan menulis.
3) Persepsi, jika persepsi visual anak terganggu, mengakibatkan aanak
mungkin akan sulit membedakan huruf–huruf.
4) Memori, gangguan memori juga akan mengganggu anak dalam menulis.
Anak tidak mampu mengingat apa yang akan ditulisnya.
5) Kemampuan cross modal, kemampuan cross modal menyangkut
kemampuan mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.
Ketidakmampuan di bidang ini menyebabkan anak mengalami gangguan
koordinasi mata–tangan sehingga tulisan menjadi tidak jelas.
6) Penggunaan tangan yang dominan, anak yang tangan kirinya lebih
dominan atau kidal, tulisannya juga sering terbalik–balikdan kotor.
7) Kemampuan memahami instruksi, ketidakmampuan memahami instruksi
dapat menyebabkan anak sering keliru menulis kata–kata yang sesuai
dengan perintah guru.
d. Huruf Jawa
Herusatoto (2008: 73) menyatakan bahwa asal-usul terbentuknya
aksara Jawa berasal dari cerita guru Sekolah Rakyat yang mengajar bahasa
Jawa pada tahun 1950-an. Aksara Hanacaraka dihubungkan dengan
legenda atau cerita Aji Saka. Menurut cerita guru tersebut pencipta huruf
Jawa adalah Aji Saka. Pada mulanya tulisan Jawa ini untuk mengenang
utusannya yang bertengkar karena mempertahankan kebenarannya.
Tersebutlah dua utusan Aji Saka bernama Dora dan Sembada. Pada suatu
hari, Aji Saka akan pergi bersama Dora untuk suatu keperluan. Sembada
diperintahkan untuk menunggu pusaka, di mana tidak satu pun orang boleh
mengambilnya selain Aji Saka sendiri. Ketika akan bertengkar dengan
Dewata Cengkar, Aji Saka memerintahkan Dora untuk mengambil pusaka
itu. Sembada berpendirian bahwa sebagai utusan akan salah jika
melanggar perintah, sebab perintahnya jelas untuk menunggu pusaka
sampai Aji Saka sendiri yang datang mengambil. Kedua utusan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
saling mempertahankan kebenarannya. Oleh karena itu, kedua utusan
saling bertengkar hingga terjadi baku hantam. Akhirnya perkelahian
selesai sebab keduanya bertempur sampai titik darah penghabisan. Dora
dan Sembada meninggal dunia bersama-sama karena saling membunuh.
Lama menunggu, akhirnya Aji Saka kembali ke tempat pusaka
ditempatkan. Melihat kejadian yang menimpa kedua utusannya tersebut,
Aji Saka sangat menyesal. Untuk mengenang mereka ditulislah huruf
Jawa. Susunannya yaitu:
ha na ca ra ka yang berarti ada utusan : Dora lan Sembada. Da ta sa wa
la yang berarti saling bertengkar, saling bersitegang. Pa da ja ya nya yang
berarti sama saktinya, sama perkasanya. Ma ga ba ta nga yang berarti
sama-sama meninggal dunia, sama-sama menjadi bangkai.
Legenda ini diceritakan kepada siswa agar tertarik dan menghibur
siswa sehingga mempermudah siswa dalam memahami dan menghafal
huruf Jawa
Menurut Darusuprapta (1996: 5-51) yang di pelajari dalam
penulisan huruf Jawa adalah huruf dasar Jawa (aksara carakan),
sandhangan, pasangan,aksara murda, aksara swara, aksara rekan, tanda
baca, dan huruf lainnya.
1) Huruf dasar Jawa (aksara carakan)
Huruf dasar Jawa (aksara carakan) disebut juga aksara Jawa
nglegena. Hadiwiradarsana (2010: 5) menyatakan bahwa aksara Jawa
nglegena adalah aksara yang belum mendapat ”sandhangan” atau
belum diberi sandhngan (belum disandhangi).
Darusuprapta (1996: 5) mengemukakan huruf carakan atau
aksara carakan yang digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa pada
dasarnya terdiri atas 20 aksara pokok yang bersifat silabik (kesukuan).
Huruf Dasar Jawa (Aksara Carakan) sebagai berikut :
a n c r k
ha na ca ra ka
f t s w l
da ta sa wa la
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
p d j y v
pa dha ja ya nya
m g b q z
ma ga ba tha nga
2) Pasangan
Hadiwirodarsono (2010: 12) menyatakan bahwa aksara yang
dapat menghentikan aksara disebut aksara pasangan.
Suryadipuro (2007: 29) menemukakan bahwa huruf pasangan
(aksara pasangan) adalah huruf Jawa seperti halnya huruf carakan
yang jumlahnya juga 20 buah, tetapi bentuk dan fungsinya berbeda.
Pasangan dapat diartikan sebagai ”setelan”, karena setiap huruf Jawa
memiliki pasangan sendiri-sendiri-sendiri. Fungsi huruf pasangan
adalah untuk menghilangkan tanda pangkon sekaligus untuk sedikit
menghemat tempat serta untuk mematikan (menjadi konsonan) huruf
di depan atau di atasnya.
Tabel 1. pasangan huruf Jawa (aksara jawa) sebagai berikut
…H
Ha
…N
na
…C
ca
…R
Ra
…K
Ka
…F
da
…T
ta
…S
Sa
…W
wa
…L
La
…P
Pa
…D
dha
…J
ja
…Y
Ya
…V
Nya
…M
ma
…G
ga
…B
Ba
…Q
tha
…Z
Nga
3) Aksara Murda
Hadiwirodarsono (2010: 22) menyatakan bahwa aksara
murda disebut huruf besar. Adapun jumlahnaya hanya ada 8 aksara
Murda, jadi tidak semua aksara Jawa ada huruf besarnya.
Darusuprapta (1996: 13) mengemukakan bahwa aksara
murda jumlahnya terbatas, tidak semua aksara yang terdaftar dalam
carakan ada aksara murdanya. Aksara murda berjumlah delapan buah
Tabel 2. Bentuk dan Wujud Aksara Murda sebagai berikut
! I # $ % ^ & *
Na Ka Ta Sa Pa Nya Ga Ba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Aksara Swara
Aksara swara (huruf vokal) ialah huruf khas yang berfungsi
sebagai huruf vokal yang menjadi suku kata. Aksara swara biasanya
digunakan pada kata asing. Aksara swara tidak mempunyai pasangan.
Menurut Hadiwirodarsono (2010: 25) aksara swara ada 5 bentuk
yaitu :
A I U E O
a i u e o
5) Aksara Rekan
Menurut Hadiwirodarsono (2010: 24) aksara rekan dipakai
dalam penulisan bahasa asing terutama bahasa Arab. Huruf-huruf ini
dicipta dengan menambah cecak telu (tiga titik) pada huruf-huruf yang
sedia ada. Menurut Darusuprapta (1996 : 16) terdapat lima aksara
rékan, masing-masing mempunyai pasangan seperti berikut
k+ f +p +j +g+
Kh Dz F Z Gh
6) Sandhangan
Menurut Darusuprapta (1996: 18) mengatakan bahwa
sandhangan ialah tanda yang dipakai sebagai pengubah bunyi di
dalam tulisan Jawa. Di dalm tulisan Jawa, aksara yang tidak mendapat
sandhangan diucapkan sebagai gabungan antara konsonan dan vokal
a.
Sandhangan ialah tanda yang mengubah bunyi suku kata.
Sandhangan terbagi kepada tiga kategori:
a) Sandhangan swara
Sandhangan swara ialah tanda yang bertindak sebagai
“baris” kepada suku kata. Ia digunakan untuk membatalkan bunyi
asal /a/ dalam suku kata dan menggantikannya dengan vokal lain,
umpamanya /i/ dan /u/. Terdapat lima jenis sandhangan swara.
(1) i wulu - untuk bunyi /i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(2) u suku - untuk bunyi /u/
(3) e pepet - untuk bunyi /ǝ/
(4) [ taling - untuk bunyi /e/
(5) [ o taling-tarung-untuk bunyi /o/
Contohnya, ha dengan wulu menghasilkan suku kata /hi/.
b) Sandhangan Panyigeging Wanda
Sandhangan panyigeging wanda digunakan untuk
mengakhiri suku kata dengan bunyi konsonan.
(1) layar-untuk bunyi /r/
(2) wignyan- untuk bunyi /h/
(3) cecak- untuk bunyi /ng/
(4) patèn atau pangkon- untuk 'membunuh' bunyi pada
sebuah huruf-huruf lainnya.
c) Sandhangan Wyanjana
Sandhangan wyanjana digunakan untuk menggabungan
bunyi konsonan.
(1) cakra - untuk bunyi /r/
(2) ) cakra keret - untuk bunyi /re/, sebagai pengganti
gabungan cakra dan pepet.
(3) péngkal - untuk bunyi /y/
7) Tanda Baca
Menurut Hadiwirodarsono (2010: 30) “tanda baca huruf Jawa ada 4”.
a) adeg adeg - penanda awal ayat
b) pada lingsa - sama seperti fungsi koma
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) pada lungsi - sama seperti fungsi noktah
d) pada pangkat - mengapit angka dan petikan kata
e. Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Suriamiharja (1996: 2) mengemukakan bahwa keterampilan
menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis
yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang
mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol–simbol bahasa tersebut.
Menurut Keraf (1984: 46), “huruf adalah lambang atau gambaran
dari bunyi”. Tulisan Jawa merupakan abjad suku kata, bermakna bahwa
setiap unit terkecil (huruf) adalah suku kata (terdiri dari satu bunyi
konsonan dan satu bunyi vokal iringan). Suku kata ini boleh diubah sesuai
dengan tanda–tanda yang dinamakan oleh orang Jawa.
Berdasarkan uraian–uaraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis huruf Jawa adalah kemampuan seseorang untuk
melukiskan lambang-lambang grafik abjad aksara Jawa secara visual
dengan cepat dan benar.
f. Cara Penulisan Aksara Jawa
Suryadipura dkk, (2008 : 3) mengatakan bentuk aksara Jawa
dikenal sebagai “MBATA SARIMBAG”, maksudnya seperti cetakan batu
bata, atau geometris seperti persegi panjang atau jajargenjang. Secara
detail, bentuk huruf – hutuf Jawa itu adalah sebagai berikut:
1) Aslinya, aksara / huruf Jawa itu ditulis miring (= condong). Namun
dibuat tegak seperti cetakan juga tidak salah.
2) Letaknya di bawah garis sebab kalau ditulis di atas garis, kaki – kaki
huruf itu akan kelihatan bergandengan, tertutup/ tidak menganga.
Maka agak susah dibaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Hampir seluruh huruf ini sama tingginya, geometris seperti kotak.
Polanya, kalau ditulis miring seperti jajar genjang, kalau tegak seperti
persegi panjang.
4) Penampang huruf Jawa terdiri dari bagian lebar dan bagian yang
sempit dengan skala tertentu seperti cantaah huruf “Na” di bawah ini.
Secara detail, lebar dan sempitnya rentang kaki – kaki huruf Jawa
yang “mbata sarimbag” itu dapat dipolakan seperti huruf Ha – Na – Ca di
bawah ini.
Keterangan tanda “panah” pada pola huruf :
a) Gerakan ke atas dibuat tipis.
b) Gerakan ke bawah atau serong ke bawah dibuat tebal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c) Sedangkan gerakan yang mendatar, seyogianya dibuat sedikit tebal.
Namun apabila dibuat tipis juga tidak salah.
Di bawah ini pola huruf Ga, Pa, Ba dan sejenisnya:
Keterangan:
a) Seperti pola huruf Ha, Na, Ca di muka, ada 3 jenis lebar / rentang kaki,
yaitu 1, 2 dan 3 spasi. Tidak ada yang lebarnya sampai 4 bidang (spasi).
b) Ujung – ujung awal dan ujung bagian akhir masing – masing huruf
dibuat sedikit melengkung ke dalam, (lihat tanda “panah” pada huruf
)
g. Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Evaluasi menulis permulaan diadakan untuk memperoleh
informasi tentang keterampilan siswa menulis lambang–lambang bunyi
dalam hubungan kata atau kalimat, sesuai dengan ejaan yang sudah
diajarkan. Tes ini bersifat individual dimana guru menggunakan tabel
penilaian keterampilan menulis huruf Jawa. Pedoman penilaian
keterampilan menulis huruf Jawa ini dikembangkan dari tinjauan pustaka
keterampilan menulis huruf Jawa.
Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Komponen yang dinilai berpedoman pada deskriptor di bawah ini
1. Ketepatan
Skor Deskriptor
1 Bentuk huruf sama sekali tidak sesuai dengan huruf Jawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2 Bentuk huruf hampir sesuai dengan dengan huruf Jawa
3 Bentuk huruf sudah sesuai dengan huruf Jawa
2. Kecepatan
Skor Deskriptor
1 Siswa mampu menyelesaikan tugas, ≥ 5 menit dari waktu yang
telah ditentukan.
2 Siswa mampu menyelesaikan tugas, tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
3 Siswa mampu menyelesaikan tugas, ≤ 5 menit dari waktu yang
telah ditentukan.
3. Keutuhan kalimat
Skor Deskriptor
1 Rangkaian kalimat tidak utuh sehingga pembaca sulit memahami
makna kalimat
2 Rangkaian kalimat kurang utuh sehingga pembaca kurang bisa
memahami makna kalimat
3 Rangkaian kalimat utuh sehingga pembaca bisa memahami
makna kalimat
4. Kelengkapan sandhangan
Skor Deskriptor
1 Sandhangan yang digunakan dalam kalimat huruf Jawa tidak
lengkap sehingga bunyi kalimat tidak tepat dan tidak sesuai
dengan tulisan latin
2 Sandhangan yang digunakan dalam kalimat huruf Jawa kurang
lengkap sehingga bunyi kalimat kurang tepat dan tidak sesuai
dengan tulisan latin
3 Sandhangan yang digunakan dalam kalimat huruf Jawa lengkap
sehingga bunyi kalimat tepat dan sesuai dengan tulisan latin
5. Kejelasan kalimat
Skor Deskriptor
1 Bunyi kalimat tidak jelas sehingga makna kalimat tidak dapat
diterima pembaca.
2 Bunyi kalimat kurang jelas sehingga makna kalimat kurang bisa
diterima pembaca
3 Bunyi kalimat jelas sehingga makna kalimat dapat diterima
pembaca
6. Letak huruf Jawa di bawah garis atau nggandhul garis
Skor Deskriptor
1 Tulisan huruf Jawa tidak ada yang terletak dibawah garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2 Tulisan huruf Jawa sedikit yang terletak di bawah garis
3 Tulisan huruf Jawa seluruhnya terletak di bawah garis
Contoh :
7. Seluruh huruf Jawa tingginya hampir sama
Skor Deskriptor
1 Seluruh tulisan huruf Jawa tingginya tidak ada yang sama
2 Sebagian tulisan huruf Jawa tingginya hampir sama
3 Seluruh tulisan huruf Jawa tingginya hampir sama
8. Pola penulisan huruf Jawa bila ditulis miring seperti jajar genjang, bila
ditulis tegak seperti persegi panjang
Skor Deskriptor
1 Penulisan huruf Jawa sama sekali tidak mengikuti pola penulisan
miring atau tegak
2 Penulisan huruf Jawa sedikit mengikuti pola penulisan miring
atau tegak
3 Penulisan huruf Jawa mengikuti pola penulisan miring atau tegak
Contoh :
9. Gerakan ke atas dibuat tipis sedangkan gerakan ke bawah atau serong
ke bawah dibuat sedikit tebal
Skor Deskriptor
1 Tulisan sama sekali tidak sesuai aturan tipis tebal
2 Sebagian tulisan sesuai dengan aturan tipis tebal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3 Seluruh tulisan sesuai dengan aturan tipis tebal
Contoh :
10. Ujung-ujung awal dan ujung bagian akhir masing-masing huruf dibuat
sedikit melengkung ke dalam (lihat tanda panah pada huruf )
Skor Deskriptor
1 Tulisan huruf Jawa tidak ada sama sekali yang melengkung
2 Tulisan huruf Jawa sebagian ada yang melengkung
3 Tulisan huruf Jawa seluruhnya sudah melengkung
Contoh :
KRITERIA PENILAIAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA:
Nilai = 3 (skor maksimal ) X 10X10 = = 300 = 100
3 3
2. Hakikat Model Pembelajaran Quantum Learning
a. Pengertian Quantum Learning
DePorter (2003: 16) menyatakan bahwa Quantum Learning
menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP
dengan teori, keyakinan, dan metodenya sendiri. Termasuk diantaranya
konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
seperti teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas,
teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik (menyeluruh), belajar
berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol dan simulasi atau
permainan.
Quantum Learning menurut Azhar (2008:1) memberikan kritik
terhadap cara mengajar yang selama ini dilakukan secara turun temurun.
Persamaan Quantum Learning ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika
Quantum. E=mc2, dimana E adalah energi yang diibaratkan antusiasme
siswa, efektivitas belajar-mengajar dan semangat. Simbol m adalah massa
yang diibaratkan sebagai semua individu yang terlibat, situasi, materi, dan
fisik. Simbol c adalah interaksi yang diibaratkan hubungan yang tercipta di
kelas.
Menurut Kusno dan Joko Purwanto (2011: 85) dalam
international journal for educational studies menyatakan bahwa:
In short, in quantum learning students are required to think,
explore, and construct knowledge from their experiences with the
guide question given by the teacher. Students should solve a
problem through discussion and present their solution. The
teacher only facilitates, guide, and encourage enjoyable and
cheerful learning.
Dapat diartikan bahwa dalam Quantum Learning, peserta didik harus
berfikir, menemukan dan membangun pengetahuan dari pengalaman
mereka dengan panduan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Peserta
didik harus memecahkan sebuah masalah melalui diskusi dan memberikan
pemecahan mereka. Guru hanya sebagai fasilitas, pemandu, dan
mendorong pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Dengan kata
lain, Quantum Learning adalah sebuah model pembelajaran yang nyaman
dan menyenangkan. Model ini diterapkan dengan mengutamakan
pengalaman belajar siswa, dari mulai berfikir siswa, menemukan dan
membangun pengetahuan dari pengalaman yang telah mereka alami
dengan panduan pertanyaan dari guru.
Menurut Janzen, Perry & Edwards (2011) dalam the international
review of research in open and distance learning menyatakan bahwa: “The
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
quantum perspective of learning environments often consist of virtual
classrooms that can be designed to accommodate the quantum learner”.
Dapat diartikan bahwa dalam pandangan pembelajaran kuantum
lingkungan seringkali berupa kelas sesungguhnya yang dapat disesuaikan
untuk melengkapi kebutuhan siswa. Dalam artian untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, guru terlebih dahulu harus
menciptakan suasana yang kondusif yang merangsang minat siswa untuk
belajar sehingga siswa selalu bergairah dalam mengikuti pembelajaran
dengan cara mengubah interaksi –interaksi yang terjadi di dalam kelas,
sehingga diharapkan interaksi-interaksi ini nantinya dapat meningkatkan
kemampuan dan bakat alamiah siswa.
Ada bermacam–macam dasar pandangan dan pikiran yang
menjadi landasan Quantum Learning. Berbagai akar pandangan dan
pikiran itu diramu, bahkan disatukan dalam sebuah model teoritis yang
padu dan utuh hingga tidak tampak lagi asalnya dan pada gilirannya model
teoritis tersebut diujicobakan secara sistematis sampai ditemukan bukti–
bukti empirisnya (Sugiyanto, 2009: 72)
Diantara berbagai akar pandangan dan pikiran yang menjadi
landasan pembelajaran kuantum yang dikemukakan oleh DePorter diatas,
tidak dapat dipungkiri bahwa pandangan–pandangan teori sugestologi atau
pembelajaran akseleratif Lozanov, teori kecerdasan ganda Gardner, teori
pemrograman neuorolinguistik (NLP) Grinder dan Bandler, dan
pembelajaran eksperensial (berdasarkan pengalaman) Hahn, serta temuan–
temuan mutakhir neurolinguistik mengenai peranan dan fungsi otak kanan
mendominasi atau mewarnai secara kuat sosok (profil) pembelajaran
kuantum. Teori kecerdasan ganda, teori pemrograman neurolinguistik, dan
temuan–temuan mutakhir neurolinguistik sangat berpengaruh terhadap
pandangan dasar pembelajar, khususnya kemampuan otak dan pikiran
pembelajar.
Quantum Learning adalah suatu kiat, petunjuk, strategi, dan
seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
ingat, serta membuat belajar sebagai suatu yang bermaknadan sesuai
dengan kehidupan siswa yang dapat membentuk sikap positif, motivasi,
belajar aktif, membangun dan mempertahankan lingkungan positif,
kepercayaan diri dan sukses.
b. Karakteristik Umum Quantum Learning
Sugiyanto (2009: 73) menyatakan bahwa Quantum Learning
memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan
sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok
Quantum Learning sebagai berikut :
1) Quantum Learning berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika
kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan
pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari
berbagai teori psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum.
2) Quantum Learning lebih bersifat humanistis. Manusia selaku
pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan
pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat
berkembang secara maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman
dipandang tidak ada karena semua uasaha yang dilakukan manusia
patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai gejala manusiawi. Ini
semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada pada manusia dilihat
dalam perspektif humanistis.
3) Quantum Learning lebih bersifat konstruktivistis sehingga nuansa
konstruktivisme dalam pembelajaran Quantum Learning relatif kuat.
Quantum Learning berupaya memadukan, menyinergikan, dan
mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar
dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
Lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia
harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulan yang seimbang
agar pembelajar berhasil baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4) Quantum Learning memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa
interaksi telah menjadi kunci dan konsep dalam pembelajaran
Quantum Learning. Karena itu pembelajaran Quantum Learning
memberikan tekanan pada pentingnya interaksi yang bermutu dan
bermakna.
5) Quantum Learning sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Segala sesuatu yang
menghalangi pemercepatan pembelajaran harus dihilangkan pada satu
sisi dan pada sisi lain segala sesuatu yang mendukung pemercepatan
pembelajaran harus diciptakan dan dikelola sebaik–baiknya.
6) Quantum Learning sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat–
buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,
segar, sehat, rileks, santai, dan menyenagkan, sedang keartifisialan dan
kepura–puraan menimbulkan suasana tegang, kaku, dan
membosankan.
7) Quantum Learning sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran. Segala upaya yang memungkinkan
terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan pembelajaran harus
dilakukan oleh pengajar atau fasilitator. Proses pembelajaran yang
tidak bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti
tujuan pembelajaran tidak tercapai.
8) Quantum Learning memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang
memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung
dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi
penyajian yang prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan hidup.
Konteks dan isi ini tidak terpisahkan, saling mendukung, bagaikan
sebuah orchestra yang memainkan simfoni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
9) Quantum Learning memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup dan prestasi fisikal
atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan
dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran.
10) Quantum Learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran. Proses pembelajaran hendaknya
menanamkan nilai dan keyakinan positif dari diri pembelajar. Nilai dan
keyakinan negatif akan membuahkan kegagalan proses pembelajaran.
11) Quantum Learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan,
bukan keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat
dikatakan sebagai kata kunci selaininteraksi
12) Quantum Learning mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan ppikiran
membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya
lebih optimal.
Menurut DePorter (2005: 10), untuk memudahkan mengingatnya
dan untuk keperluan konstruksional Quantum Learning dikenal dengan
konsep TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur–unsur ini yang
membentuk basis struktur yang melandasi model pembelajaran Quantum
Learning. Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menajdi teratrik dan
berminat pada setiap pelajaran, tingkat kelas dengan beragam budayanya
jika guru benar–benar menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning. Kerangka ini juga memastikan bahwa mereka mengalami
pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka
sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan belajar.
Kerangka pembelajaran TANDUR adalah sebagai berikut :
1) Tumbuhkan : Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan
keingintahuan mereka, buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang
materi yang akan kita pelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Alami : Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan
untuk mengetahui.
3) Namai : Berikan data tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep
– konsep pokok dan materi pelajaran.
4) Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan
pengalaman dengan data baru, sehingga mereka mengahayati dan
membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
5) Ulangi : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan
melalui pertanyaan post tes, ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar
hasil belajar.
6) Rayakan : Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.
Perayaan menambah belajar dengan asosiasi.
c. Penerapan TANDUR Dalam Pembelajaran Menulis Huruf Jawa
1) Tumbuhkan: sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan
keingintahuan mereka, buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang
materi yang akan kita ajarkan, guru bisa mendongengkan legenda
huruf Jawa. Guru juga bisa menayangkan macro mediaflash
pembelajaran huruf Jawa.
2) Alami: berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan
untuk mengetahui. Guru memberi pertanyaan pada siswa tentang
tulisan–tulisan Jawa yang dipasang pada instansi–instansi tertentu.
3) Namai: berikan data tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep–
konsep pokok dan materi pelajaran. Menyuruh siswa untuk menulis
huruf Jawa di bukunya masing–masing. Guru bisa menggunakan
poster huruf Jawa yang dipasang di papan tulis untuk membantu siswa.
4) Demonstrasikan: berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan
pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan
membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Guru menyuruh siswa
menulis di bukunya masing-masing, kemudian mempresentasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
hasilnya ke depan kelas untuk membaca dan menulis huruf Jawa yang
telah didiskusikan sebelumnya.
5) Ulangi: rekatkan gambaran keseluruhannya, ini dapat dilakukan
melalui pertanyaan post tes, ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar
hasil belajar. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Guru juga bisa memberikan semacam kuis atau
cerdas cermat untuk mengetahui kemampuan siswa membaca huruf
Jawa.
6) Rayakan: ingat, jika layak dipelajari, layak pula dirayakan. Perayaan
menambah belajar dengan asosiasi positif. Guru bisa memberikan
pujian atau tepuk tangan atau memberikan hadiah pada siswa yang
mampu menulis huruf Jawa dengan baik.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian Sri Mulyani (2010) yang berjudul ”Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada siswa kelas
IV SD N Sukorame Musuk Boyolali”. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa
penerapan Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf
Jawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata – rata kemampuan membaca huruf Jawa
pada siklus I sebanyak 36 %, kemudian meningkat pada siklus II sebanyak 80 %.
Pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning mengalami
peningkatan hasil belajar yang sangat baik.
Penelitian Sri Mulyani di atas,relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya adalah jenis penelitian tindakan kelas dan pada modelnya, sama-
sama menggunakan model Quantum Learning. Namun terdapat perbedaan antara
penelitian Sri Mulyani dengan penelitian ini yaitu objek kajian Sri Mulyani
kemampuan membaca huruf Jawa, sedangkan penelitian ini memiliki objek kajian
keterampilan menulis huruf Jawa.
Penelitian Desi Ana Hapsari (2010)yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Huruf Jawa Melalui Media Kartu Huruf pada siswa kelas
III SD N 01 Paseban Jumapolo Karanganyar”. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa terdapat peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menggunakan media kartu huruf yang ditandai dengan meningkatnya hasil
keterampilan menulis huruf Jawa di setiap siklusnya yaitu siklus I 65 % dan siklus
II 85 %.
Penelitian Desi Ana Hapsari diatas, relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya terdapat pada objek kajiannya dalam meningkatkan keterampilan
menulis huruf Jawa. Selain memiliki persamaan, penelitian tersebut juga memiliki
perbedaan dengan penelitian ini, yaitu pada penelitian Desi Ana Hapsari
menggunakan media kartu huruf , sedangkan penelitian ini menggunakan model
Quantum Learning.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan tes pra tindakan yang telah
dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa keterampilan menulis huruf Jawa
pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo diidentifikasikan masih mengalami
kesulitan dan tergolong rendah. Hal ini terjadi karena guru masih menggunakan
metode yang konvensional dan model yang kurang inovatif. Guru juga belum
menggunakan model pembelajaran Quantum Learning.
Karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa. Diantara banyaknya model
pembelajaran yang inovatif, model pembelajaran Quantum Learning adalah suatu
model yang diharapkan dapat membantu meningkatkan keterampilan menulis
huruf Jawa pada siswa. Melalui konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan)yang melandasi Quantum Learning dapat
membawa siswa menjadi lebih tertarik dan berminat untuk menulis huruf Jawa.
DePorter menyatakan bahwa pembelajaran dengan Quantum Learning terbukti
dapat meningkatkan kemampuan membaca, menciptakan lingkungan belajar yang
efektif, memudahkan proses belajar, meningkatkan partisipasi siswa,
meningkatkan minat dan motivasi siswa belajar, serta melatih daya ingat dan daya
serap siswa dalam pembelajaran (DePorter, 2003 :12).
Melalui model pembelajaran Quantum Learning, siswa akan mengalami
pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dan akhirnya keterampilan menulis huruf Jawa pun meningkat. Kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada gambar 2.1 sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis
penelitian tindakan kelas yang dirumuskan bahwa model pembelajaran Quantum
Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas
V SD Negeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012”.
Tindakan
keterampilan menulis huruf Jawa
siswa masih rendah Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
Guru belum menggunakan
model pembelajaran
Quantum Learning dalam
pembelajaran keterampilan
menulis huruf Jawa dan
masih menggunakan model
konvensional
Guru menggunakan model
pembelajaran Quantum
learning dalam pembelajaran
keterampilan huruf Jawa
Dengan menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning keterampilan menulis huruf Jawa pada
siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo meningkat
egeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri
Siklus I
Siklus II
1.Perencanaan
2.Tindakan
3.Observasi
4.Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri II Bumiharjo yang terletak di
Kelurahan Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri II Bumiharjo. Pemilihan SD
Negeri II Bumiharjo sebagai lokasi penelitian berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu hasil pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa
khususnya pada siswa kelas V masih rendah, di sekolah tersebut belum pernah
digunakan sebagai objek penelitian, sehingga dapat terhindar dari adanya
penelitian ulang dan diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulanJanuari sampai dengan Juli 2012.
Adapun rincian waktu kegiatan penelitian disajikan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 : Rincian waktu penelitian
No Kegiatan
Bulan
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Survei dan tes pra
tindakan
2. Penyusunan dan
pengajuan Proposal
3. Mengurus ijin
penelitian
4. Persiapan
penelitian
5. Pelaksanaan
penelitian dan
pengolahan data
6. Analisis data
7. Penyusunan
laporan hingga
penjilidan skripsi
8. Ujian skripsi dan
revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo
Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan jumlah 19 siswa, yang
terdiri dari 10 siswa laki–laki dan 9 siswa perempuan.
C. Sumber Data Penelitian
Menurut Arikunto (2008: 129) menyatakan sumber data adalah subjek
dari mana data tersebut diperoleh. Data yang baik adalah data yang diambil dari
sumber yang tepat dan akurat. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai
sumber yang meliputi :
1. Data nilai hasil pretes dan pelaksanaan pembelajaran kegiatan menulis huruf
Jawa yang berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan model Quantum
Learning.
2. Hasil observasi, data yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru kelas
V saat pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa.
3. Dokumen, yaitu data nilai ulangan harian keterampilan menulis huruf Jawa
tahun 2010 / 2011 dan tahun 2011/2012 semester I serta arsip pendukung
penelitian seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, buku penilaian
dan daftar kelas V tahun 2011/2012
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahan yang ada, sedangkan untuk mendapatkan data
tersebut, diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Berdasarkan sumber
data yang dikumpulkan dan untuk mempermudah pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Purwanto (2010: 65) menjelaskan pengertian tes adalah sekumpulan
butir yang merupakan sampel dari populasi butir untuk mengukur perilaku
tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
sebagainya dimana dalam penyelenggaraannya siswa didorong untuk
memberikan penampilan maksimalnya.
Tes ini dilakukan pada setiap akhir pertemuan untuk mengumpulkan
data hasil keterampilan menulis huruf Jawa siswa SD Negeri II Bumiharjo dan
untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa ranah psikomotorik sebelum
tindakan dan sesudah pemberian tindakan.
2. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah alat pengumpul data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-
gejala yang diselidiki. Pengamatan merupakan teknik untuk merekam data
atau keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara
langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan–kegiatan yang sedang
berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang nampak,
apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya (Cholid, 2007: 70).
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif, yaitu
peneliti yang melakukan tindakan (sebagai guru pengajar) kegiatan
pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan model pembelajaran
Quantum Learning. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Dari pengamatan tersebut diperoleh data pengamatan siswa.
Pengamatan juga dilakukan terhadap guru untuk mengetahui kualitas
pembelajaran sebelum dan pada saat menerapkan model Quantum Learning
oleh guru kelas V SD Negeri II Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri.
3. Studi Dokumen
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data
berupa silabus, Rencana pelaksanaan Pembelajaran, dan nama responden
penelitian pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo. Selain itu pada saat
proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto
dan video.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
E. Validitas Data
Azwar (2010: 5) mengatakan bahwa validitas mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan dijadikan data dalam
penelitian harus diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan data yang diperoleh dapat dijadikan data yang akurat
dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam memeriksa validitas
dalam penelitian ini adalah triangulasi.
Sugiyono (2008: 83) menyatakan triangulasi sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode.
1. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran data
yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Data yang sama
atau sejenis, akan lebih valid kebenarannya apabila digali dan dikomparasikan
dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal ini, kegiatan yang
dilakukan peneliti adalah mengkomparasikan data/informasi terkait
pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa, yaitu sumber data yang
diperoleh dari siswa dan guru
2. Triangulasi metode, yaitu peneliti mengumpulkan data yang sejenis dengan
menggunakan metode /teknik pengumpulan data yang berbeda. Kegiatan yang
dilakukan peneliti yakni membandingkan data yang telah diperoleh dari
beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda, kemudian dapat ditarik
simpulan data yang lebih kuat validitasnya. Peneliti mengumpulkan dan
membandingkan data yang terkumpul dari teknik observasi dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2008: 89) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit–unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Teknik
analisis data digunakan untuk menganalisis data–data yang telah berhasil
dikumpulkan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif Miles dan Hubermen (2009: 15) yang merupakan interaksi dari
tiga komponen utama, yaitu, reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display), dan megambil kesimpulan (conclusion drawing) lalu diverifikasi.
1. Reduksi data (Data reduction)
Sugiyono (2009: 92) menyatakan bahwa mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal–hal pokok, memfokuskan pada hal–hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
Reduksi data pada penelitian di kelas V SD Negeri II Bumiharjo
dilakukan dengan mengumpulkan data proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Quantum Learning, silabus, RPP, dan foto kegiatan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Learning. Setelah
data terkumpul, data dipilih dan difokuskan kemudian data yang tidak
digunakan direduksi atau dibuang. Reduksi data dalam penelitian ini adalah
mereduksi foto kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan data yang
dibutuhkan.
2. Penyajian data (Data display)
Display data atau penyajian data, merupakan penyajian data ke dalam
sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
biasanya digunakan berbentuk teks naratif. Kemudian seluruh hasil analisis
yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu
simpulan.
3. Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing / verification)
Hasil dari data – data yang telah didapatkan dari laporan penelitian
selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya.
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan
display data sehingga data dapat disimpulkan. Interaksi ketiga komponen
utama tersebut dapat divisualisasikan pada gambar 3.1. sebagai berikut:
^
Gambar 3.1. Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif
(Sumber: Miles dan Hubermen, 2009: 20)
G. Indikator Kinerja
Menurut Suwandi (2009: 61) indikator kinerja merupakan keberhasilan
atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah keterampilan menulis huruf Jawa melalui model pembelajaran
Quantum Learning pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo dengan Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) 68.
Penelitian ini akan diakhiri setelah 80% siswa atau sekitar 16 siswa telah
mengalami peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa yang didasarkan pada
nilai tes keterampilan menulis huruf Jawa dan pengamatan keterampilan menulis
huruf Jawa. Apabila 16 siswa dari 19 siswa kelas V sudah mengalami peningkatan
Pengumpulan
data
Kesimpulan
Penarikan/Verifikasi
Reduksi data
Penyajian
data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
keterampilan menulis huruf Jawa berarti siklus daat dihentikan dan penelitian
dikatakan telah memenuhi standar yang telah ditentukan oleh peneliti.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme
kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus berulang–ulang, yang mencakup empat
langkah yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing) dan refleksi (reflecting) (Suharsimi Arikunto, 2008: 70). Hubungan
keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan
berulang. Dalam penelitian ini direncanakan II siklus. Adapun tahapan–tahapan
dalam prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan secara jelas pada gambar
3.2 berikut :
Gambar 3.2. Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 16)
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tahapan – tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan tindakan yang perlu disiapkan adalah sebagai
berikut : 1) Mengumpulkan data yang diperlukan; 2) Membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) keterampilan menulis huruf Jawa dengan
penerapan model pembelajaran Quantum Learning yang terdiri dari 2
pertemuan; 3) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran; 4) Menyusun
alat – alat evaluasi tindakan berupa instrument tes keterampilan menulis
huruf Jawa; 5) Menyiapkan lembar observasi siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam siklus pertama ini adalah:
1) Pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan materi cara
menulis dengan huruf Jawa dan huruf Jawa nglegena. Pada pertemuan
pertama guru memberikan penjelasan tentang cara menulis huruf Jawa
dan huruf Jawa nglegena sedangkan pada pertemuan kedua membahas
tentang huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangannya.
2) Siswa mendengarkan cerita guru mengenai cerita legenda asal-usul
huruf Jawa.
3) Guru menayangkan slide macromediaflash tentang pengenalan huruf
Jawa nglegena dan pasangannya agar siswa dapat melihat sendiri
bentuk huruf Jawa yang benar.
4) Siswa bersama dengan guru menyebutkan cara menulis huruf Jawa
dengan benar berdasarkan tayangan macromediaflash serta bimbingan
guru
5) Dengan bimbingan guru, siswa bersama–sama mengucapkan huruf
Jawa nglegena dengan benar. Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai cara penulisan pasangan apabila digabungkan dengan huruf
Jawa nglegena.
6) Pembelajaran di kelas mulai diiringi dengan musik agar suasaana
belajar siswa menjadi nyaman dan santai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
7) Siswa menulis huruf Jawa nglegena, sandhangan dan pasangannya
dengan menggunakan pensil warna.
8) Setelah membentuk tulisan huruf Jawa dengan menggunakan pensil
warna, tiap siswa menulis kalimat huruf Jawa sesuai dengan
pengalamannnya masing-masing.
9) Siswa yang tercepat menyelesaikan pekerjaannya menuliskan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
10) Siswa mengerjakan soal evaluasi
11) Siswa yang tercepat menyelesaikan pekerjaannya akan mendapatkan
reward.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran dan
aktivitas siswa. Pengamatan diarahkan pada poin- poin dalam pedoman
yang telah disiapkan peneliti. Lembar pengamatan yang telah disiapkan
dalam penelitian ini antara lain instrumen penilaian keterampilan menulis
dan lembar pengamatan proses pembelajaran keterampilan menulis huruf
Jawa.
d. Refleksi
Guru mengumpulkan hasil tes atau evaluasi dan hasil pengamataan untuk
mengetahui perubahan apa yang terjadi. Berikut ini adalah refleksi dari
siklus I:
1) Evaluasi: nilai rata-rata evaluasi pada siklus I ini adalah 66,2 dengan
ketuntasan klasikal 58%. Hasil ini belum mencapai indikator kinerja
yang telah ditetapkan.
2) Observasi: secara umum siswa sangat antusias dengan penerapan
model pembelajaran Quantum Learning. Keterampilan menulis huruf
Jawa pada siswa meningkat.
Secara umum dalam pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa pada
siklus I diatas sudah mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
dilaksanakan tindakan. Namun peningkatan tersebut masih belum
mencapai target yang telah ditentukan. Oleh karena itu akan diadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
siklus II untuk melakukan perbaikan agar lebih meningkatkan
keterampilan menulis huruf Jawa siswa.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Mengumpulkan data yang diperlukan.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran Quantum Learning yang terdiri dari 2 pertemuan
3) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran berupa laptop dan
speaker
4) Menyusun instrumen evaluasi dan observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa pada pertemuan kedua
dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning.
2) Siswa menyimak contoh kalimat menggunakan huruf Jawa yang
dibawa oleh guru.
3) Siswa bersama dengan guru membaca huruf Jawa yang dibawa oleh
guru.
4) Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai penulisan huruf Jawa yang
benar berdasarkan hasil pengamatan contoh kalimat huruf Jawa yang
dibawa oleh guru.
5) Siswa bersama dengan guru menyebutkan cara penulisan huruf Jawa
yang benar berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.
6) Guru menayangkan slide power point tentang cara penulisan huruf
Jawa.
7) Pembelajarn di kelas mulai diiringi dengan musik agar suasaana
belajar siswa menjadi nyaman dan santai.
8) Siswa menulis kalimat dengan menggunakan huruf Jawa memakai
pensil warna.
9) Setelah seluruh siswa selesai menulis kalimat dengan huruf Jawa
menggunakan pensil warna, guru mengacak siswa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
menggunakan bola kertas untuk maju ke depan menuliskan kalimat
yang telah ditulisnya dipapan tulis.
10) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
11) Siswa yang tercepat menyelesaikan pekerjaannya akan mendapatkan
reward.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi
yang telah disiapkan sebelumnya. Pengamatan pelaksanaan pembelajaran
selama dua pertemuan dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra
dengan menggunakan instrumen observasi yang telah dibuat. Sumber data
diperoleh dari siswa dengan hal yang diamati berupa keterampilan menulis
huruf Jawa siswa.
d. Tahap Refleksi
Guru mengumpulkan hasil pengamatan dan evaluasi untuk
mengetahui perubahan apa yang terjadi. Berikut ini adalah refleksi dari
siklus II:
1) Evaluasi: nilai rata-rata evaluasi pada siklus II ini adalah 83,6 dengan
ketuntasan klasikal 84 %. Hasil ini sudah mencapai indikator kinerja
yang telah ditetapkan.
2) Observasi: secara umum siswa sangat antusias dengan penerapan
model pembelajaran Quantum Learning sehingga saat menulis dengan
huruf Jawa, siswa merasa nyaman dan senang dan menjadi penyebab
meningkatnya keterampilan menulis huruf Jawa siswa.
Secara umum, dalam pembelajaran IPS pada siklus II diatas sudah
mengalami peningkatan dibandingkan siklus I dan sudah mencapai target
yang telah ditentukan. Oleh karena itu sampai siklus II ini penelitian
dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian diawali dengan melakukan observasi dan wawancara tentang
masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas. Setelah berdiskusi dengan guru
kelas V, peneliti menemukan permasalahan pada pembelajaran keterampilan
menulis huruf Jawa siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo. Siswa kelas V SD
Negeri II Bumiharjo berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9
siswa perempuan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas ,
diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo mengalami kesulitan
dalam menulis huruf Jawa. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes pratindakan (lihat
lampiran 10:100) yang dilaksanakan tanggal 21 Januari 2012. Berdasarkan hasil
tes tersebut diketahui bahwa 31,6 % atau 6 siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM (>68) dan yang memperoleh nilai di bawah KKM, 68,4% atau 13 siswa.
Perolehan nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 38. Hasil nilai tes pratindakan dapat
disajikan dala tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pratindakan Keterampilan Menulis Huruf
Jawa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi.xi Prosentase
(%)
1. 38-43 1 40,5 40,5 5,2
2. 44-49 0 46,5 0 0
3. 50-55 2 52,5 105 10,6
4. 56-61 2 58,5 117 10,6
5. 62-67 8 64,5 516 42,1
6. 68-73 6 70,5 423 31,6
jumlah 19 1201,5 100
Nilai rerata = 61,9
Ketuntasan klasikal = 6:19 x 100% = 31,6%
Nilai Tertinggi = 68
Nilai Terendah = 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 4.1 menunjukkan nilai keterampilan menulis huruf Jawa saat
pratindakan. Hasil tes tersebut dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti
yang tergambar pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Grafik pratindakan siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo
Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas dapat diketahui nilai tes
keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo sebelum
diterapkan model pembelajaran Quantum Learning masih sangat rendah. Siswa
yang memperoleh nilai di bawah atau sama dengan KKM masih banyak yaitu 13
siswa (lihat lampiran 10 :100)
B. Deskripsi Hasil Tindakan Setiap Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan dengan 4 tahapan, yaitu: 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan (observasi), dan 4) refleksi. Pelaksanaan tindakan
setiap siklus, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2012, pembelajaran dilakukan selama 2 jam
pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 10.30-11.40 WIB. Pertemuan kedua
0
2
4
6
8
Fre
ku
ensi
Hasil Nilai Pratindakan Siswa Kelas V
38-43 44-49 50-55 56-61 62-67 68-73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2012, pembelajaran dilakukan selama 2 jam
pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 07.00-08.10 WIB.
Tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
penerapan model Quantum Learning.
Agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai maka sebelum kegiatan pembelajaran perlu
melakukan kegiatan perencanaan terkait dengan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan perencanaan
pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), peneliti menentukan model dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini menggunakan
model pembelajaran Quantum Learning dan menerapkan beberapa
metode lain yang mendukung. Materi ajar pada pertemuan pertama
adalah cara menulis dengan menggunakan huruf Jawa dan cara
menulis kalimat sederhana dengan menggunakan huruf Jawa
nglegena. Materi ajar pada pertemuan kedua adalah cara menulis
kalimat sederhana dengan menggunakan huruf Jawa dilengkapi
sandhangan dan pasangan.(lihat lampiran 11: 103)
2) Menyiapkan sumber belajar.
Sumber belajar sangat penting dalam pelaksanaan
pembelajaran. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru
harus terlebih dahulu menyiapkan berbagai sumber belajar yang akan
digunakan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran. sumber
belajar berupa buku-buku referensi yang berkaitan dengan cara
menulis huruf Jawa. Buku referensi tersebut berupa buku paket bahasa
Jawa untuk kelas V Sekolah Dasar dan buku cara membaca dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menulis huruf Jawa dari beberapa penerbit. Sumber belajar bukan
hanya berupa buku referensi, namun lingkungan sekitar juga dapat
digunakan sebagai sumber belajar.
3) Menyiapkan media, fasilitas dan sarana pendukung
Dalam pembelajaran, media mempunyai kedudukan yang
sangat penting. Siswa Sekolah Dasar berada pada fase operasional
kongkret, sehingga dalam pembelajaran penggunaan media sangat
penting. Media yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan
menulis huruf Jawa ini adalah macromediaflash tentang huruf Jawa,
slide power point dan alat pendukung berupa pensil warna.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran dengan
membuat kisi-kisi evaluasi yang sesuai dengan indikator pembelajaran
yang telah dibuat di dalam RPP. Kisi-kisi pembelajaran kemudian
dijabarkan ke dalam bentuk soal-soal evaluasi. Soal-soal evaluasi
yang telah dibuat digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.
5) Menyiapkan lembar observasi keterampilan menulis huruf Jawa
siswa dan lembar observasi kinerja guru.
6) Menyiapkan alat dokumentasi
Alat dokumentasi yang digunakan berupa kamera untuk
merekam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Rekaman
kegiatan pembelajaran dapat digunakan untuk mengevaluasi jalannya
pembelajaran, sehingga pembelajaran yang akan datang akan lebih
baik. Selain kamera untuk merekam video, juga untuk
mendokumentasikan gambar berupa foto (lihat lampiran 39: 175)
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada
hari Kamis, 3 Mei 2012. Pelaksanaan tindakan dimulai pada pukul
10.30-11.40 WIB. Kegiatan dilaksanakan pada jam pelajaran ke-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sampai jam pelajaran ke-5. Uraian kegiatan pembelajaran pada
pertemuan I sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutin, yaitu
guru memberi salam, berdoa dan presensi. Guru melakukan apersepsi
dengan menanyakan kepada siswa, siapa saja yang pernah mellihat
nama jalan dengan huruf Jawa. Selanjutnya guru mengkondisikan
kelas agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model
pembelajaran Quantum Learning. Media penunjang yang digunakan
dalam pembelajaran ini adalah LCD untuk menayangkan program
macromediaflash tentang huruf Jawa dan siswa menyimak tayangan
macromediaflash tersebut. Pembelajarn dilaksanakan dengan
menerapkan konsep TANDUR yang meliputi: Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Sesuai dengan konsep
T (Tumbuhkan) pada Quantum Learning, untuk apersepsi guru
meyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian guru menceritakan
legenda asal mula huruf Jawa. Berdasarkan cerita legenda tadi, guru
membawa siswa ke pengenalan huruf Jawa dilanjutkan tanya jawab
mengenai tulisan Jawa yang pernah dilihatnya. Guru kemudian
menayangkan slide macromediaflash agar siswa lebih tertarik. Slide
macromediaflash ini berisi animasi huruf Jawa nglegena disertai
musik yang menyenangkan. Program ini mudah dipahami siswa
karena ditampilkan dengan sajian yang menarik. Dengan menyimak
tayangan macromediaflash tadi, siswa dapat mengidentifikasi bentuk-
bentuk huruf Jawa nglegena dan bagaimana penulisan huruf Jawa
yang benar.
Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu guru menyuruh siswa
menuliskan huruf Jawa nglegena di buku tulis masing-masing agar
dapat membantu daya ingat siswa terhadap bentuk-bentuk huruf Jawa.
Kemudian N (Namai), saat minat belajar siswa memuncak, siswa
disuruh menyebutkan cara menulis huruf Jawa dengan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
guru, kemudian siswa menulis kalimat sederhana dengan huruf Jawa
nglegena sesuai dengan tata cara penulisan huruf Jawa. Selanjutnya D
(Demonstrasikan), pada tahap ini, setelah semua siswa selesai
menuliskan kalimat sederhana dengan huruf Jawa, beberapa siswa
maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis.
Hasil pekerjaaan tersebut kemudian dibahas bersama-sama. Konsep
Quantum Learning selanjutnya adalah U (Ulangi), yaitu guru
melakukan evaluasi keterampilan menulis huruf Jawa siswa. Dan yang
terakhir adalah R(Rayakan), yaitu memberikan reward atau pujian
kepada siswa yang maju ke depan.
Sebagai penutup dari pertemuan pertama guru menarik
kesimpulan dari pembelajaran , memberikan nasihat-nasihat kepada
siswa. Pembelajaran dibubarkan dengan menyanyikan lagu “di sini
senang di sana senang” .
2) Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada
hari sabtu, 5 Mei 2012. Pelaksanaan tindakan dimulai pada pukul
7.00-08.10 WIB. Kegiatan dilaksanakan pada jam pelajaran ke-1
sampai jam pelajaran ke-2. Uraian kegiatan pembelajaran pada
pertemuan II sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutin, yaitu
guru memberi salam, berdoa dan presensi. Guru melakukan apersepsi
dengan menanyakan kepada siswa, siapa saja yang pernah mellihat
nama jalan dengan huruf Jawa. Selanjutnya guru mengkondisikan
kelas agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah
pengenalan sandhangan dan pasangan dan menulis kalimat sederhana
dengan menggunakan sandhangan sederhana dan pasangan.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran
Quantum Learning. Media penunjang yang digunakan adala LCD
untuk menyangkan slide macromediaflash tentang huruf Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pembelajarn dilaksanakan dengan menerapkan konsep TANDUR
yang meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi
dan Rayakan. Sesuai dengan konsep T(Tumbuhkan) pada Quantum
Learning, untuk apersepsi guru mengajak siswa untuk menyanyi,
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang pelajaran yang
telah lalu dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa kemudian
melakukan tanya jawab tentang nama tempat atau bangunan
bertuliskan huruf Jawa yang pernah dilihatnya. Mulai masuk ke
materi, guru menayangkan slide macromediaflash tentang
sandhangan huruf Jawa dan slide power point tentang pasangan huruf
Jawa. Langkah selanjutnya A(Alami). Setelah siswa melihat
penayangan slide macromediaflash dan power point, siswa
menyebutkan cara menulis kalimat sederhana dengan huruf Jawa, cara
penulisan pasangan dan sandhanga kemudian menuliskan di bukunya
masing-masing. N (Namai), tepat pada saat minat siswa memuncak,
guru menjelaskan bagaimana penggunaan sandhangan dan pasangan
apabila digabungkan dengan huruf Jawa nglegena, kemudian siswa
disuruh menuliskan kalimat sederhana dengan menggunakan
sandhangan dan pasangan. D (Demonstrasikan), pada tahap ini
setelah siswa selesai menulis kalimat sederhana dengan huruf Jawa
menggunakan sandhangan dan pasangan, beberapa siswa maju ke
depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Hasil
pekerjaan tersebut kemudian dibahas bersama-sama. U (Ulangi), yaitu
guru mengadakan evaluasi keterampilan menulis huruf Jawa siswa.
Yang terakhir adalah R (Rayakan), yaitu memberikan reward kepada
siswa yang berani maju ke depan untuk menuliskan hasil
pekerjaannya.
Sebagai penutup dari pertemuan kedua, guru bersama siswa
menarik kesimpulan dari pembelajaran. Selain itu guru juga
memberikan nasihat-nasihat. Pembelajaran dibubarkan dengan
menyanyikan lagu “di sini senang di sana senang”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran
berlangsung, yaitu pengamatan keterampilan menulis huruf Jawa siswa.
Penilaian observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka diketahui nilai
keterampilan menulis huruf Jawa siswa pada siklus I (lihat lampiran
23:134) mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa yang tuntas
sebanyak 11 anak atau 58%. Untuk lebih jelasnya nilai keterampilan
menulis huruf Jawa dapat dilihat ke dalam tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Siklus I
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi.xi Prosentase
(%)
1. 50-57 3 53,5 160,5 15,8%
2. 58-65 2 61,5 123 10,6%
3. 66-73 6 69,5 417 31,6%
4. 74-81 5 77,5 387,5 26,3%
5. 82-89 2 85,5 171 10,5%
6. 90-97 1 93,5 93,5 5,2%
jumlah 19 1352,5 100
Nilai rerata = 66,23
Ketuntasan klasikal = 11:19 x 100% = 58%
Nilai Tertinggi = 91
Nilai Terendah = 50,5
Tabel 4.2 menunujukkan distribusi frekuensi nilai keterampilan
menulis huruf Jawa kelas V SD Negeri II Bumiharjo pada siklus I. Hasil
evaluasi pada siklus I dapat disajikan ke dalam bentuk grafik pada gambar
4.2. Sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 4.2 Grafik Nilai tes Keterampilan Menulis Huruf Jawa Kelas V SD
Negeri II Bumiharjo Siklus I.
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa siswa
yang tuntas mengalami peningkatan meskipun kurang signifikan. Jumlah
siswa yang tuntas atau mendapat nilai di atas KKM meningkat dari 6 siswa
atau 31,6% menjadi 11 atau 58%. Jumlah siswa yang tidak tuntas juga
mengalami penurunan, yaitu dari 13 atau 68,4% menjadi 8 atau 42,1% siswa
(lihat lampiran 23:134). Perolehan nilai tertinggi dan terendah juga
mengalami peningkatan yaitu nilai tertinggi 91 dan terendah 50,5 (lihat
lampiran 23:134).
Perkembangan hasil nilai evaluasi pada kegiatan pratindakan dan
siklus I dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.3 berikut:
0
1
2
3
4
5
6
Fre
ku
ensi
Nilai Interval
Hasil Nilai Tes Siklus I Kelas V
50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 4.3. Perkembangan hasil evaluasi siswa kelaas V SD Negeri II
Bumiharjo pada saat pratindakan dan siklus I
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai evaluasi siswa kelas V
pada keterampilan menulis huruf Jawa mengalami peningkatan setelah
dilaksanakan tindakan siklus I. Nilai tertinggi meningkat menjadi 91 dan
nilai terendah meningkat menjadi 50,5. Jumlah siswa yang tuntas juga
mengalami peningkatan dibanding pada saat pratindakan. Data disajikan
ke dalam tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perkembangan Ketuntasan Hasil Evaluasi Keterampilan
Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo
pada Pratindakan dan Siklus I
No Ketuntasan Pratindakan Siklus I
Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 6 31,6 11 58
2 Tidak Tuntas 13 68,4 8 42
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pratindakan Siklus I
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rerata Kelas
38
68 61,9
50,5
91
66,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Data tersebut dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti
pada Gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Ketuntasan Hasil Evaluasi
Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas V SD
Negeri II Bumiharjo pada Pratindakan dan Siklus I
Tabel 4.3 dan gambar 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal
mengalami peningkatan pada siklus I dibandingkan pada saat
pratindakan. Pada saat pratindakan siswa yang tuntas 6 atau 31,6 % dan
pada saat siklus I meningkat menjadi 11 atau 58% siswa. Siswa yang
tidak tuntas pada saat pratindakan 13 atau 68,4% dan berkurang pada
siklus I menjadi 8 atau 42,1%. Berdasarkan uraian tersebut nilai
keterampilan menulis huruf Jawa siswa telah meningkat, namun
peningkatan tersebut belum maksimal karena belum mencapai indikator
kinerja yang telah ditetapkan.
d. Tahap Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah dapat
meningkatkan nilai keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas V SD
Negeri II Bumiharjo dibanding nilai pada saat pratindakan. Dalam
pelaksanaan siklus I terdapat kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran
sehingga guru harus menentukan cara untuk mengatasi hambatan tersebut
agar pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik dana nilai siswa
dapat meningkat sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Adapun
0
2
4
6
8
10
12
14
Tuntas Tidak Tuntas
Pratindakan
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
alternatif solusi untuk mengatasi kelemahan-kelamahan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Pada kegiatan prapembelajaran terlebih dahulu guru harus memeriksa
kesiapan siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan agar
siswa lebih siap dalam melakukan proses pembelajaran. (lihat
lampiran 24: 136)
2) Pada kegiatan inti guru harus lebih menggali keingintahuan siswa,
guru harus lebih bersikap tegas dan menarik perhatian siswa agar
siswa tidak gaduh dan dapat berkonsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran. Guru memastikan semua siswa mengerti tentang
keterampilan menulis huruf Jawa. Pada siklus II guru harus lebih
memperhatikan alokasi waktu yang telah ditetapkan (lihat lampiran
24:136)
3) Guru harus lebih menekankan pada siswa bagaimana ciri-ciri bentuk
sandhangan dan pasangan supaya mudah dihafalkan oleh siswa.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2012, pembelajaran dilakukan selama 2 jam
pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 09.30-11.40 WIB. Pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2012, pembelajaran dilakukan selama 2 jam
pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 07.00-08.10 WIB.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan model pembelajarn Quantum Learning.
Sebelum Melaksanakan pembelajaran pada siklus II, guru
terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang merupakan perbaikan dari siklus I. RPP yang dibuat
menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dan beberapa
metode sebagai pendukung (lihat lampiran 25: 140)
2) Menyiapkan sumber belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Sumber belajar sangat penting dalam pelaksanaan
pembelajaran. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru
harus terlebih dahulu menyiapkan berbagai sumber belajar yang akan
digunakan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran. sumber
belajar berupa buku-buku referensi yang berkaitan dengan cara
menulis huruf Jawa. Buku referensi tersebut berupa buku paket bahasa
Jawa untuk kelas V Sekolah Dasar dan buku cara membaca dan
menulis huruf Jawa dari beberapa penerbit. Sumber belajar bukan
hanya berupa buku referensi, namun lingkungan sekitar juga dapat
digunakan sebagai sumber belajar.
3) Menyiapkan media, fasilitas dan sarana pendukung.
Dalam pembelajaran, media mempunyai kedudukan yang
sangat penting. Siswa Sekolah Dasar berada pada fase operasional
kongkret, sehingga dalam pembelajaran penggunaan media sangat
penting. Media yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan
menulis huruf Jawa ini adalah slide macromediaflash tentang huruf
Jawa, slide power point, bola kertas dan alat pendukung berupa pensil
warna.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran dengan
membuat kisi-kisi evaluasi yang sesuai dengan indikator pembelajaran
yang telah dibuat di dalam RPP. Kisi-kisi pembelajaran kemudian
dijabarkan ke dalam bentuk soal-soal evaluasi. Soal-soal evaluasi
yang telah dibuat digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.
5) Menyiapkan lembar observasi keterampilan menulis huruf Jawa
siswa.
6) Menyiapkan alat dokumentasi.
Alat dokumentasi yang digunakan berupa kamera untuk
merekam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Rekaman
kegiatan pembelajaran dapat digunakan untuk mengevaluasi jalannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pembelajaran, sehingga pembelajaran yang akan datang akan lebih
baik. Selain untuk merekam video, kamera juga untuk
mendokumentasikan gambar berupa foto.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada
hari Kamis, 10 Mei 2012. Pelaksanaan tindakan dimulai pada pukul
10.30-11.40 WIB. Kegiatan dilaksanakan pada jam pelajaran ke-4
sampai jam pelajaran ke-5. Uraian kegiatan pembelajaran pada
pertemuan I sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutin, yaitu
guru memberi salam, berdoa dan presensi. Guru melakukan apersepsi
dengan menanyakan kepada siswa, siapa saja yang pernah mellihat
nama jalan dengan huruf Jawa. Selanjutnya guru mengkondisikan
kelas agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan menulis
kalimat sederhana dengan menggunakan sandhangan sederhana dan
pasangan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model
pembelajaran Quantum Learning. Media penunjang yang digunakan
adala LCD untuk menyangkan slide macromediaflash tentang huruf
Jawa. Pembelajarn dilaksanakan dengan menerapkan konsep
TANDUR yang meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Sesuai dengan konsep
T(Tumbuhkan) pada Quantum Learning, untuk apersepsi guru
mengajak siswa untuk menyanyi “Di sini senang di sana senang”,
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang pelajaran yang
telah lalu dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa kemudian
melakukan tanya jawab tentang nama tempat bertuliskan huruf Jawa
yang pernah dilihatnya. Mulai masuk ke materi, guru menayangkan
slide macromediaflash tentang sandhangan huruf Jawa dan slide
power point tentang pasangan huruf Jawa. Langkah selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
A(Alami). Setelah siswa melihat penayangan slide macromediaflash
dan power point, siswa menyebutkan cara menulis kalimat sederhana
dengan huruf Jawa, cara penulisan pasangan dan sandhangan
kemudian menuliskan di bukunya masing-masing. N (Namai), tepat
pada saat minat siswa memuncak, guru menjelaskan bagaimana
penggunaan sandhangan dan pasangan apabila digabungkan dengan
huruf Jawa nglegena, kemudian siswa disuruh menuliskan kalimat
sederhana dengan menggunakan sandhangan dan pasangan diiringi
dengan musik. D (Demonstrasikan), pada tahap ini setelah siswa
selesai menulis kalimat sederhana dengan huruf Jawa menggunakan
sandhangan dan pasangan,guru melempar bola kertas kepada siswa.
Secara bergilir berurutan, masing-masing siswa secara bergantian
memegang bola kertas. Pada saat bola kertas bergilir dipegang, guru
memberi aba-aba agar bola kertas berhenti. Ketika bola kertas berhenti
pada salah satu siswa, siswa tersebut yang mendapat giliran maju ke
depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Hasil
pekerjaan tersebut kemudian dibahas bersama-sama. Langkah
selanjutnya U (Ulangi), yaitu guru mengadakan evaluasi
keterampilan menulis huruf Jawa siswa. Yang terakhir adalah R
(Rayakan), yaitu memberikan reward kepada siswa yang nilainya
tertinggi pada siklus I.
Sebagai penutup dari pertemuan kedua, guru bersama siswa
menarik kesimpulan dari pembelajaran. Selain itu guru juga
memberikan nasihat-nasihat. Pembelajaran dibubarkan dengan
menyanyikan lagu “di sini senang di sana senang”.
2) Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II dilaksanakan
pada hari sabtu, 12 Mei 2012. Pelaksanaan tindakan dimulai pada
pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan dilaksanakan pada saat jam
pelajaran ke-1 sampai jam pelajaran ke-2. Uraian kegiatan
pembelajaran pada pertemuan II sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Kegiatan pembelajaran dilakukan di ruangan bebas yaitu di
perpustakaan agar siswa lebih nyaman mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutin, yaitu guru memberi
salam, berdoa dan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan kepada siswa, siapa saja yang pernah mellihat nama jalan
dengan huruf Jawa. Selanjutnya guru mengkondisikan kelas agar
pembelajaran berjalan dengan lancar.
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah menulis
kalimat sederhana dengan menggunakan sandhangan sederhana dan
pasangan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model
pembelajaran Quantum Learning. Media penunjang yang digunakan
adala LCD untuk menayangkan slide macromediaflash tentang huruf
Jawa. Pembelajarn dilaksanakan dengan menerapkan konsep
TANDUR yang meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Sesuai dengan konsep
T(Tumbuhkan) pada Quantum Learning, untuk apersepsi guru
mengajak siswa untuk menyanyi “Ayo Maca Jawa”, kemudian
dilanjutkan dengan tanya jawab tentang pelajaran yang telah lalu dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa kemudian melakukan
tanya jawab tentang nama tempat bertuliskan huruf Jawa yang pernah
dilihatnya. Mulai masuk ke materi, yaitu cara menulis huruf Jawa guru
memutar musik agar siswa lebih nyaman dalam pembelajaran.
Langkah selanjutnya A(Alami). Setelah siswa menyebutkan cara
menulis kalimat sederhana dengan huruf Jawa, cara penulisan
pasangan dan sandhangan kemudian siswa menuliskan sandhangan
dan pasangan di bukunya masing-masing dengan bimbingan guru.
Guru menekankan pada peletakan pasangan, di bawah atau di samping
huruf Jawa nglegena N (Namai), tepat pada saat minat siswa
memuncak, siswa disuruh menuliskan kalimat sederhana dengan
menggunakan sandhangan dan pasangan diiringi dengan musik. D
(Demonstrasikan), pada tahap ini setelah siswa selesai menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
kalimat sederhana dengan huruf Jawa menggunakan sandhangan dan
pasangan,guru melempar bola kertas kepada siswa. Secara bergilir
berurutan, masing-masing siswa secara bergantian memegang bola
kertas. Pada saat bola kertas bergilir dipegang, guru memberi aba-aba
agar bola kertas berhenti. Ketika bola kertas berhenti pada salah satu
siswa, siswa tersebut yang mendapat giliran maju ke depan untuk
menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Hasil pekerjaan tersebut
kemudian dibahas bersama-sama. Langkah selanjutnya U (Ulangi),
yaitu guru mengadakan evaluasi keterampilan menulis huruf Jawa
siswa. Yang terakhir adalah R (Rayakan), yaitu memberikan reward
kepada siswa yang maju ke depan dan dengan benar menuliskan hasil
pekerjaannya.
Sebagai penutup dari pertemuan kedua, guru bersama siswa
menarik kesimpulan dari pembelajaran. Selain itu guru juga
memberikan nasihat-nasihat. Pembelajaran dibubarkan dengan
menyanyikan lagu “di sini senang di sana senang”.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran
berlangsung, yaitu pengamatan keterampilan menulis huruf Jawa siswa.
Penilaian observasi dilakukan setiap akhir pertemuan. Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh, maka diketahui nilai keterampilan menulis
huruf Jawa siswa pada siklus II (lihat lampiran 37:170) mengalami
peningkatan. Pada siklusI I, siswa yang tuntas sebanyak 16 atau 84%
siswa. Untuk lebih jelasnya data disajikan ke dalam tabel 4.4 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo Siklus II
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi.xi Prosentase
(%)
1. 65,5-70,5 3 68 204 15,8
2. 71,5-76,5 0 74 0 0
3. 77,5-82,5 4 80 240 21,1
4. 83,5-88,5 6 86 516 31,6
5. 89,5-94,5 5 92 460 26,3
6. 95,5-100,5 1 98 98 5,2
Jumlah 19 1518 100
Nilai rerata = 83,6
Ketuntasan klasikal = 16:19 x 100% = 84%
Nilai Tertinggi = 96
Nilai Terendah = 66
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa nilai evaluasi
terhadap keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas V SD Negeri
II Bumiharjo meningkat. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM meningkat menjadi 16 atau 84% siswa. Data tersebut dapat
disajikan dalam grafik pada gambar 4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik Nilai Evaluasi Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo
0
1
2
3
4
5
6
Fre
ku
ensi
Nilai Interval
Hasil Nilai Tes Siklus II Kelas V
65,5-
70,5
71,5-
76,5
77,5-
82,5
83,5-
88,5 89,5-
94,5
95,5-
100,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa
kemampuan siswa dalam keterampilan menulis huruf Jawa meningkat.
Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui perolehan nilai tertinggi siswa
yaitu 96 dan nilai terendah 66. Selain itu rata-rata kelas juga mengalami
peningkatan menjadi 83,6. Ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan
menjadi 16 atau 84% siswa.
Untuk mengetahui perkembangan nilai evaluasi keterampilan
menulis huruf Jawa siswa kelas V pada siklus I dan siklus II dapat
disajikan dalam grafik pada gambar 4.6 berikut:
Gambar 4.6 Grafik Perkembangan Nilai Evaluasi Keterampilan Menulis
Huruf Jawa Siswa Kelas V SD Negeri II Bumiharjo pada
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa hasil evaluasi siswa
pada siklus II meningkat dari siklus I. Pada siklus I nilai terendah adalah
50,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 66. Demikian juga perolehan
nilai tertinggi meningkat dari 91 pada siklus I menjadi 96 pada siklus II.
Nilai rata-rata kelas siswa juga meningkat, yaitu 66,2 pada siklus I dan
meningkat menjadi 83,6 pada siklus II.
Selain data nilai siswa, ketuntasan siswa mengalami peningkatan
juga menjadi 16 atau 84% siswa (lihat lampiran 37: 170). Adapun data
perkembangan ketuntasan kelas pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rerata Kelas
50,5
91
66,2 66
96
83,6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.5 Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V pada siklus I
dan II
Perkembangan ketuntasan klasikal siswa kelas V pada siklus I
dan II dapat disajikan ke dalam grafik pada gambar 4.7 sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V SD
Negeri II Bumiharjo pada Siklus I dan II
Tabel 4.5 dan grafik pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM mengalami peningkatan yang
signifikan. Ketuntasan pada siklus I mencapai 11 atau 58% siswa dan
meningkat menjadi 16 atau 84% siswa. Berdasarkan hasil ini dapat
diketahui bahwa indikator kinerja telah tercapai, maka penelitian dapat
dikatakan berhasil dan tindakan dihentikan.
d. Tahap Refleksi
Dalam tahap refleksi, peneliti kembali menganalisis, merefleksi,
dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan. Pembelajaran yang dilaksanakan
pada siklus II sudah berlangsung dengan baik. Nilai evaluasi siswa juga
mengalami peningkatan, yaitu 84% siswa sudah mencapai indikator
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Tuntas Tidak Tuntas
Siklus I
Siklus II
No Ketuntasan Siklus I Siklus II
Jumlah % jumlah %
1 Tuntas 11 58 16 84
2 Tidak Tuntas 8 42 3 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
ketercapaian yang telah ditetapkan. Penelitian ini dikatakan berhasil, jika
telah mencapai indikator ketercapaian, yaitu 80% siswa mendapat nilai
diatas KKM (68). Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian tidak perlu
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
1. Perbandingan Hasil Tes Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Untuk mengetahui secara jelas peningkatan yang terdapat pada
tindakan setiap siklus, data-data peningkatan hasil evaluasi siswa dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Perbandingan Hasil Nilai terhadap Jumlah Siswa pada Tiap Siklus
Setiap siklus nilai evaluasi siswa mengalami peningkatan. Jumlah
siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
disajikan dalam tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Nilai terhadap Jumlah Siswa pada Tiap Siklus
Interval Pratindakan Siklus I Siklus II
Fi % Fi % Fi %
38-48 1 5 0 0 0 0
49-59 3 16 3 16 0 0
60-70 15 79 7 37 3 16
61-71 0 0 6 31 3 16
82-92 0 0 3 16 13 68
Jumlah 19 100 19 100 19 100
Perbandingan hasil nilai terhadap jumlah siswa pada pratindakan,
siklus I dan siklus II, jika disajikan dalam grafik pada gambar 4.8 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Jumlah Siswa Tiap Siklus
Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.8 dapat diamati bahwa terdapat
perbedaan jumlah siswa yang mendapat nilai tertentu pada setiap siklus.
Perbedaan tersebut menunjukkan perolehan nilai setiap siklus yang
meningkat. Pada pratindakan terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai antara
interval 38-48. Pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa tidak ada
siswa yang mendapat nilai pada interval nilai 38-48. Siswa yang mendapat
nilai antara interval 49-59, ada 3 siswa saat pratindakan, 3 siswa saat siklus
I, dan pada siklus II tidak ada yang mendapat nilai pada interval 49-59.
Kemudian siswa yang mendapat nilai antara interval nilai 60-70 ada 15
siswa pada saat pratindakan, 7 siswa saat siklus I, dan 3 siswa saat siklus II.
Siswa yang mendapat nilai antara interval nilai 71-81 pada saat pratindakan
tidak ada, 6 siswa pada saat siklus I, dan 3 siswa saat siklus II. Selanjutnya
siswa yang memperoleh nilai antara interval nilai 80-94, pada saat
pratindakan tidak ada, 3 siswa pada siklus I dan 13 siswa saat siklus II.
b. Perbandingan Hasil Tes Melalui Nilai Klasikal pada Tiap Siklus
Peningkatan hasil evaluasi yang diperoleh siswa dapat diketahui
dengan cara membandingkan nilai evaluasi siswa tiap siklus secara klasikal.
Adapun datanya disajikan ke dalam tabel 4.7 sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Perbandingan Jumlah Siswa Tiap Siklus
38-48 49-59 60-70 71-81 82-92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Tes Melalui Nilai Klasikal Tiap Siklus
Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 38 50,5 66
Nilai Tertinggi 68 91 96
Nilai Rerata 61,9 66,2 83,6
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai klasikal siswa
mengalami peningkatan pada masing-masing siklus. Nilai evaluasi siswa
pada saat siklus I lebih baik daripada pratindakan dan nilai evaluasi siklus II
lebih baik daripada siklus I. Untuk lebih jelasnya peningkatan yang terjadi
setiap siklus, data disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.9 sebagai
berikut:
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Nilai Evaluasi Siswa Melalui Nilai
Klasikal Tiap Siklus
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa peningkatan terjadi setiap
dilakukannya tindakan. Nilai terendah dan tertinggi pada saat pratindakan
dapat ditingkatkan setelah dilakukannya tindakan siklus I. Nilai terendah
dan tertinggi pada siklus I dapat ditingkatkan melalui tindakan siklus II.
c. Perbandingan Hasil Tes Melalui Perolehan Ketuntasan Klasikal pada Tiap
Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rerata
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan data nilai evaluasi yang diperoleh menunjukkan
bahwa ketuntasan klasikal pada setiap tindakan mengalami peningkatan.
Untuk mengetahui perbandingan perolehan nilai ketuntasan klasikal setiap
tindakan, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Perbandingan Nilai Evaluasi Siswa Melalui Ketuntasan Klasikal
Tiap Siklus
Ketuntasan Klasikal
Jumlah Siswa (Fi) Presentase
Pratindakan 6 31,6
Siklus I 11 58
Siklus II 16 84
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM (68) selalu mengalami peningkatan. Untuk
lebih jelasnya, berikut ini grafik perolehan ketuntasan siswa secara klasikal
pada tiap siklus (gambar 4.10a dan gambar 4.10b):
Gambar 4.10a Grafik Perolehan Ketuntasan Siswa Secara Klasikal Pada
Tiap Siklus
Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar
4.10b di bawah ini, sehingga dapat dilihat peningkatan perolehan ketuntasan
klasikal siswa tiap siklus. Adapun grafiknya disajikan pada gambar 4.10b
sebagai berikut:
0
20
40
60
80
100
Ketuntasan Klasikal
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 4.10b Perbandingan Hasil Nilai Evaluasi Siswa Berdasarkan
Ketuntasan Klasikal Setiap Siklus
Berdasarkan tabel 4.10, gambar 4.10a, dan gambar 4.10b dapat
diketahui bahwa hasil nilai evaluasi siswa kelas V SD Negeri Nganti
1tentang pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran
Matematika. Data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan terjadi
setelah dilaksanakannya tindakan. Pada pratindakan siswa yang tuntas 6
siswa atau 31,6%, kemudian jumlah siswa yang tuntas ditingkatkan
dengan dilakukannya tindakan siklus I. Pada tindakan siklus I jumlah
siswa yang tuntas meningkat dari 6 siswa pada saat pratindakan menjadi
11 siswa pada saat siklus I. Perolehan ketuntasan nilai evaluasi siswa
pada siklus I ditingkatkan dengan pemberian tindakan pada siklus II.
Pada siklus II nilai evaluasi siswa mengalami peningkatan dibanding
siklus I, yaitu dari 11 atau 58% siswa yang tuntas pada siklus I menjadi
16 atau 84% siswa yang tuntas pada siklus II.
Berdasarkan pemaparan mengenai perbandingan hasil tes siswa
pada tiap siklus, dapat dilihat dengan jelas, bahwa hasil tes siswa
meningkat setelah adanya perlakuan atau tindakan (siklus I dan siklus II)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Pratindakan Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
D. Pembahasan
1. Pratindakan
Kegiatan pratindakan dimulai pada bulan Januari dengan
melakukan wawancara, observasi dan diakhiri dengan tes pratindakan.
Berdasarkan wawancara wali kelas V SD Negeri Nganti 1 pada tanggal 14
Januari 2012 diketahui bahwa terdapat permasalahan dalam mata pelajaran
bahasa Jawa yaitu keterampilan menulis huruf Jawa.
Dalam pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa guru harus
menggunakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan
keterampilan dan kompetensi siswa. Dalam pembelajaran keterampilan
menulis huruf Jawa dibutuhkan usaha guru untuk melibatkan siswa secara
aktif, sehingga siswa akan benar-benar memahami tentang keterampilan
menulis huruf Jawa secara utuh. Penggunaan model pembelajaran yang
sesuai dan media yang mendukung akan sangat membantu pembelajaran
keterampilan menulis huruf Jawa. Padahal pembelajaran yang dilakukan
guru selama ini masih bersifat konvensional.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas V (lihat lampiran
7: 94) diketahui bahwa terdapat kelemahan dalam pembelajaran yang
dilaksanakan guru selama ini. Kelemahan pembelajaran tersebut antara lain:
pertama, dalam kegiatan pembelajaran guru masih banyak menerapkan
metode ceramah, sehingga pembelajaran kurang bermakna. Kurang
bermaknanya pembelajaran bagi siswa akan menyebabkan siswa mudah
melupakan pembelajaran yang telah dilakukan dan siswa akan mengalami
kesulitan ketika menyelesaikan soal-soal. Kedua, kurangnya penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa mudah bosan dan
kurang tertarik terhadap pembelajaran. Kurang tertariknya siswa dalam
pembelajaran akan menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dalam
pembelajaran Ketiga, model pembelajaran cenderung bersifat teacher
centered, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. kurang aktifnya
siswa dalam pembelajaran akan mengakibatkan kurangnya pengalaman
belajar yang didapatkan siswa dan pengetahuan siswa tidak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
berkembang karena hanya mendengar penjelasan dari guru. Keempat,
dalam penyampaian materi pelajaran guru belum banyak memanfaatkan
media pembelajaran yang sesuai, sehingga siswa kesulitan untuk memahami
materi. Penggunaan media yang tepat akan membantu siswa untuk lebih
mudah memahami materi ajar, sebaliknya tidak adanya media dalam
pembelajaran akan mengakibatkan siswa kesulitan memahami materi ajar.
Beberapa kekurangan Guru dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan
menulis huruf Jawa menyebabkan siswa kurang terampil dalam menulis
huruf Jawa. Hal tersebut berdampak pada jumlah siswa yang memperoleh
nilai di atas KKM masih sedikit. Hasil evaluasi pratindakan (lihat lampiran
10:100) yang dilaksanakan pada hari kamis, 21 Januari 2012 menunjukkan
bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (68).
Dari 19 siswa, hanya 6 atau 31,6% siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM. Artinya 13 atau 68,4% siswa nilainya masih sama atau di bawah
KKM. Oleh karenanya perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Dalam mempelajari keterampilan menulis huruf Jawa,
rancangan pembelajaran harus inovatif dan menyenangkan bagi siswa
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bukan sekedar hafalan.
Pembelajaran yang dilakukan guru haruslah menarik perhatian siswa dan
mendorong siswa untuk meningkatkan keterampilannya.
Metode yang sesuai dengan keterampilan menulis huruf Jawa salah
satunya adalah model pembelajaran Quantum Learning. Model ini
menekankan pada aspek pengalaman belajar yang dapat menjadi penanaman
ingatan yang kuat sehingga siswa lebih memahami apa yang telah
diketahuinya. Model ini juga mempunyai karakteristik yang sama dengan
karakteristik keterampilan yaitu mengintegrasikan totalitas tubuh dan
pikiran dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengoptimalkan
keterampilan menulis huruf Jawa. Pembelajarn dengan model Quantum
Learning ini dirancang dengan konsep TANDUR, yaitu Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dengan penerapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
model pembelajaran Quantum Learning diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis huruf Jawa siswa.
2. Siklus I
Berdasarkan pada temuan-temuan yang diperoleh dari kegiatan
pratindakan, perlu adanya tindak lanjut untuk meningkatkan keterampilan
menulis huruf Jawa pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo. Upaya
tersebut dilaksanakan dengan melakukan pembelajaran pada siswa kelas V
SD Negeri II Bumiharjo tentang keterampilan menulis huruf Jawa siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning. Tindakan
tersebut dilaksanakan secara bersiklus, yaitu dengan 2 siklus.
Pada pelaksanaan siklus I, terbukti adanya keterampilan menulis
huruf Jawa yang meningkat pada siswa kelas V SD Negeri Bumiharjo.
Perolehan ketuntasan klasikal berdasarkan hasil tes pertemuan I dan
pertemuan II (lihat lampiran 23:134) menunjukkan bahwa jumlah siswa
yang tuntas meningkat. Pada pratindakan hanya ada 31,6% atau 6 dari 19
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dan pada siklus I meningkat
menjadi 58% atau 11 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Dengan
demikian tindakan pada siklus I berhasil meningkatkan keterampilan
menulis huruf Jawa siswa namun belum mencapai target penelitian yaitu
nilai ketuntasan sebesar 80% sehingga perlu dilanjutka ke siklus berikutnya
yaitu siklus II.
3. Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II, terbukti adanya keterampilan menulis
huruf Jawa yang meningkat pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo.
Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus II (lihat lampiran 37:170),
perolehan ketuntasan siswa meningkat dari 58% atau hanya 11 dari 19 siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM pada saat siklus I menjadi 84% atau 16
siswa memperoleh nilai di atas KKM pada saat siklus II. Siswa yang tidak
mencapai KKM sebesar 16% atau sebanyak 3 siswa. Siswa yang belum
mencapai KKM tersebut disebabkan oleh kemampuan siswa yang kurang
dan siswa kurang memperhatikan pelajaran.Peningkatan tersebut cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
signifikan bila dibanding peningkatan dari pratindakan ke siklus I. Hal
tersebut terjadi karena pelaksanaan siklus II lebih matang dan kelemahan-
kelemahan yang masih terdapat pada siklus I sudah diatasi dengan baik pada
siklus II.
Peningkatan nilai evaluasi siswa pada siklus II tidak begitu Saja
terjadi. Peningkatan tersebut karena guru dalam melakukan pembelajaran
sudah lebih baik, sehingga aktivitas siswa mengalami kemajuan.
Peningkatan tersebut juga disebabkan karena kelemahan-kelemahan pada
siklus I telah diatasi dengan baik. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru
banyak memberikan motivasi-motivasi agar siswa tidak perlu takut untuk
bertanya, menjawab pertanyaan dan maju ke depan kelas. Motivasi-motivasi
yang diberikan guru dapat menumbuhkan keberanian siswa. Pada siklus II,
siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap pembelajaran
dengan model pembelajarn Quantum Learning yang diterapkan guru,
sehingga siswa sudah tidak mengalami kebingungan seperti pada
pelaksanaan siklus I.
Berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada siklus II, indikator
kinerja telah tercapai, sehingga tindakan dapat dihentikan dan dinyatakan
berhasil. Data-data yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa model
pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis
huruf Jawa pada siswa kelas V SD Negeri II Bumiharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN, SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Quantum
Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas V SD
Negeri II Bumiharjo.
Dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning terbukti
dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas V SD Negeri II
Bumiharjo. Peningkatan tersebut terjadi pada setiap siklus. Pada saat pratindakan
kemampuan siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 masih sangat rendah. Perolehan
nilai rata-rata kelas pada saat pratindakan mencapai 61,9. Perolehan nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 66,2 pada siklus I, kemudian ditingkatkan lagi pada
tindakan siklus II dengan capaian nilai rata-rata kelas sebesar 83,6.
Peningkatan juga terjadi pada pencapaian ketuntasan klasikal siswa. Pada
saat pratindakan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM mencapai 31,6%.
Artinya dari 19 siswa hanya 6 siswa mencapai ketuntasan. Kondisi tersebut
ditingkatkan pada pelaksanaan siklus I dengan pencapaian ketuntasan klasikal
sebesar 58% atau 11 siswa nilainya sudah mencapai ketuntasan. Kondisi pada
siklus I ditingkatkan lagi sehingga pada siklus II pencapaian nilai ketuntasan
klasikal siswa meningkat menjadi 84%. Artinya dari 19 siswa, ada 16 siswa yang
telah mencapai ketuntasan.
Dengan demikian secara klasikal keterampilan menulis huruf Jawa
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning telah mencapai
ketuntasan belajar dan meningkat.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan,
terdapat implikasi teoritis dan implikasi praktis yang dapat dikemukakan, sebagai
berikut:
1. Implikasi Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Meningkatnya keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas V
SD Negeri Bumiharjo melalui model pembelajaran Quantum Learning
mengimplikasikan bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
pedoman pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Quantum Learning. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi
peneliti lain untuk memberikan wawasan mengenai teori dan penerapan model
pembelajaran Quantum Learning dalam keterampilan menulis huruf Jawa.
Selain dapat diterapkan dalam keterampilan menulis huruf Jawa, model
pembelajaran Quantum Learning juga dapat diterapkan dalam mata pelajaran
yang lain.
2. Implikasi Praktis
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan membuktikan
keterampilan menulis huruf Jawa siswa meningkat setelah diterapkannya
model pembelajaran Quantum Learning. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
maka model pembelajaran Quantum Learning dapat digunakan sebagai
alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
model pembelajaran Quantum Learning juga dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan melibatkan keaktifan
siswa serta mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran, sehingga
pembelajaran lebih bermakna dan berkesan bagi siswa dan keterampilan
menulis huruf Jawa siswa meningkat.
C. Saran
Berdasarkan saran dan implikasi yang telah dipaparkan, maka saran-
saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri II
Bumiharjo pada khususnya sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Hendaknya dalam belajar, siswa mempelajari dengan sungguh-
sungguh materi yang diajarkan guru, sehingga belajar bukan sekedar
menghafal. Dengan mempelajari huruf Jawa, baik berupa aksara nglegena,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
sandhangan maupun pasangan siswa akan dengan mudah mengerjakan soal-
soal keterampilan menulis huruf Jawa.
2. Bagi Guru
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru hendaknya
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
keterampilan. Selain itu dalam pemilihan model pembelajaran guru harus
mengutamakan kebermaknaan pembelajaran bagi siswa sehingga siswa tidak
hanya sekedar menghafal namun siswa dapat menemukan sendiri konsep-
konsep pengetahuan tentang materi pelajaran.
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dalam kegiatan
pembelajaran yaitu menerapkan model pembelajaran Quantum Learning dalam
mata pelajaran dan materi yang sesuai.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Quantum
Learning dalam kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kesesuaian
materi pelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal dan
dapat meningkatkan kompetensi siswa.
4. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama,
hendaknya menghindari kemungkinan-kemungkinan hambatan dalam
pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning dan mempersiapkan
alternatif untuk mengatasinya agar hasil yang diperoleh lebih baik dan
maksimal.