MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI ...repository.uinjambi.ac.id/2568/1/KURNIAWATI -...

160
i MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH SKRIPSI KURNIA WATI TPG. 151691 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019 NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI

Transcript of MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI ...repository.uinjambi.ac.id/2568/1/KURNIAWATI -...

  • i

    MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH

    SKRIPSI

    KURNIA WATI TPG. 151691

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

    NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI

  • ii

    MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH

    NURUL ITTIHADKOTA JAMBI

    SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu tugas untuk memperoleh gelarsarjana

    KURNIA WATI TPG. 151691

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • iii

    KEMENTRIAN AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi

    36365 NOTA DINAS

    Kode Dokumen

    Kode Formulir Berlaku Tgl

    No Revisi

    Tgl

    Revisi

    Halaman

    In.08-PS-05

    In.08-FM-PS-05-01

    25-02-2013

    R-0 - 1 dari 20

    Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Di Jambi Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari: Nama ::Kurnia Wati NIM :TPG 151691 Judul Skripsi :Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran

    Problem Based Learning dalam Pembelajaran Tematik pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Jambi,Mei 2019

    Pembimbing I

    Dr.Hj. Armida, M.Pd.I NIP. 197003171993021001

  • iv

    KEMENTRIAN AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab.

    Muaro Jambi 36365 NOTA DINAS

    Kode Dokumen

    Kode Formulir

    Berlaku Tgl

    No Revisi

    Tgl Revisi

    Halaman

    In.08-PS-05

    In.08-FM-PS-05-01

    25-02-2013

    R-0

    - 1 dari 20

    Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Di Jambi. Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari: Nama :Kurnia Wati NIM :TPG 151691 Judul Skripsi :Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa melalui Model

    Pembelajaran Problem Based Learning dalam Pembelajaran Tematik pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Jambi, Mei 2019

    Pembimbing II

    Kiki Fatmawati ,M.Pd.I

  • v

    K

  • vi

    MOTTO

    1. (Tuhan ) yang maha pemurah

    2. Yang telah mengajarkan al-qu‟an

    3. Dia menciptakan manusia

    4. Mengajarkannya pandai berbicara

    5. Matahari dan bulan ( beredar) menurut perhitungannya

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirabbil‟alamin…

    Alhamdulillahirabbil‟alamin…

    Alhamdulillahirabbil‟alamin…

    Akhirnya aku sampai ke titik ini,

    Ribuan Syukur ya Robbi daku ucapkan atas keberhasilan yang engkau hadiahkan padaku dengan segala kekuranganku.

    Serta sholawat dan salam untuk kekasih Tuhanku, Idolaku Rosulullah SAW, yang apabila ku lantunkan sholawat untukmu gundah hati ku menjadi hilang, terasa hidup ini menjadi tenang.

    Terimakasihku untukmu, sosok ayahanda dan ibunda luar biasa yang tak henti-hentinya memberikan doa, semangat, nasehat,

    pengorbanan dan kasih sayang yang tak tergantikan hingga diri ini kuat menjalani setiap perjuangan yang harus dilalui.

    Kupersembahkan , karya kecil yang semoga diridhoi-Nya untukmu Ibu Karmiati dan Ayah Saptono,terimalah ini sebagai hadiah keseriusanku untuk membalas semua pengorbanan dan kasih

    sayangmu serta terimakasih kepada kakak-kakaku (dewi, budi, eka,joko,erni, urifin, erwin, warijah)yang selalu memberi suport kepadaku ini. Kupersembahkan juga hadiah ini untuk saudaraku

    (Firdaus kurniawan , Alifia, Nayla, Dika, Jefri, Ibnah ) serta Sahabat-sahabatku ( PGMI A, KKN, PPL, GM, Squad ) yang

    selalu mengingatkan, memotivasi dan membantuku selama ini.

    Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan .

    Beribu terimakasih kuucapkan,

    Ku rendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu maaf tercurah.

    Inilah karya kecilku untuk para insan tercinta, Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian Semua, aaamiiin

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum. Wr.Wb

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang

    kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhanya hingga skripsi

    ini dapat dirampungakan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah

    pencerahan bagi manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultahn Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari

    sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari pihak yang

    memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini

    penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi

    4. Ibu Dr. Hj Armida, M.Pd.I selaku dosen Pembimbing Skripsi I

    5. Ibu Kiki fatmawati M.Pd sebagai Pembimbing Skripsi II

    6. Bapak Drs.H.Samsul Qamar,M.Pd sebagai kepala sekolah di Madrasah

    Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan

    kepada penulis untuk memperoeh data di lapangan.

    7. Bapak Sumistra S.Pd.I Sebagai wali kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Ittihad Kota Jambi Yang telah membantu peneliti dalam melakukan riset.

  • x

    8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat dan kekuatan yang

    tiada hentinya, sebagai pendorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

    9. Segenap dosen serta Staf Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah UIN

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    10. Teman-teman mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya

    Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah yang telah menjadi partner diskusi

    dalam penyusunan skripsi ini.

    11. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Penulis

    mengucapkan terimakasih.

    Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal

    semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu.

    Wassalamu’alaikum, Wr.Wb

    Jambi, Mei 2019

    Penulis

    Kurnia Wati TPG. 151691

  • xi

    DAFTAR ISI

    NOTA DINAS ................................................................................................. i

    LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

    PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iii

    MOTTO .......................................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

    ABSTRAK ................................................................................................................ viii

    ABSTRAC ................................................................................................................ viii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................

    ...................................................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................

    ...................................................................................................................... 2

    C. Identidikasi Masalah .....................................................................................

    ...................................................................................................................... 2

    D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................

    ...................................................................................................................... 2

    E. Manfaat Penelitian ........................................................................................

    ...................................................................................................................... 2

    BAB II KAJIAN TEORI

  • xii

    A. Deskripsi Teori ..............................................................................................

    ...................................................................................................................... 5

    B. Kerangka Berfikir .........................................................................................

    ...................................................................................................................... 18

    C. Studi Relevan ................................................................................................

    ...................................................................................................................... 19

    D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................

    ...................................................................................................................... 20

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ..............................................................................................

    ...................................................................................................................... 21

    B. Tempat dan Subyek Penelitian .....................................................................

    ...................................................................................................................... 21

    C. Rancangan Tindakan ....................................................................................

    ...................................................................................................................... 22

    D. Desain dan Prosedur Tindakan .....................................................................

    ...................................................................................................................... 24

    E. Sumber Data..................................................................................................

    ...................................................................................................................... 27

    F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................

    ...................................................................................................................... 27

    G. Teknik Analisis Data .....................................................................................

    ...................................................................................................................... 28

    H. Kriteri Keberhasilan Tindakan ......................................................................

    ...................................................................................................................... 31

    I. Jadwa Penelitian ............................................................................................

    ...................................................................................................................... 32

    BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ....................................................... 35

    1. Sejarah sekolah/Madrasah ..................................................................... 36

    2. Visi Misi Sekolah/Madrasa ...................................................................... 36

  • xiii

    3. Struktur Organisasi sekolah .................................................................... 37

    B. Temuan Penelitian ....................................................................................... 38

    1. Kondisi awal ......................................................................................... 38

    2. Deskripsi data ........................................................................................ 40

    3. Siklus I ................................................................................................... 41

    a. Perencanaan ................................................................................... 41

    b. Pelaksanaan .................................................................................... 42

    c. Observasi ........................................................................................ 48

    d. Refleksi siklus I ................................................................................ 52

    4. Siklus II .................................................................................................. 53

    a. Perencanaan ................................................................................... 53

    b. Pelaksanaan .................................................................................... 53

    c. Observasi ........................................................................................ 62

    d. Refleksi siklus II ............................................................................... 65

    5. Analisis Data .......................................................................................... 66

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................................................

    B. Saran………………………………………………………………….. .........

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xiv

    ABSTRAK

    Nama : kurnia wati

    Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Judul : Meningkatkan Keaktifan belajar Melalui model problem based

    learing Pada Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas V

    Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.

    Skripsi ini membahas tentang penerapan model problem based leaning dalam

    pembelajaran Tematik dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini

    merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau

    menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Adapun model

    yang digunakan yaitu Kemmis & McTaggart yang terdiri dari beberapa tahap

    yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), serta

    refleksi (reflect). Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V Madrasah

    Ibtidaiyah Nurul Ittihad yang berjumlah 23 orang, untuk teknik pengumpulan data

    menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian menemukan bahwa

    penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan keaktifan siswa

    secara signifikan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menyarankan

    agar guru menerapkan model pembelajaran problem based learning dalam

    pembelajaran tematik.

    Kata kunci : model problem based learning, Keaktifan, Tematik.

  • xv

    ABSTRACT

    Name : Kurnia wati

    Major : Teacher Education Madrasah Ibtidaiyah

    Title : Increasing Activity study Through problem based learning model

    On Thematic Learning In High School Students Madrasah

    Ibtidaiyah Nurul Ittihad Jambi City.

    This thesis discusses about the implementation of Problem based learning model

    in Thematic learning in order to improve student activeness. This study is a

    classroom action research (PTK) that tries to solve or answer the problems faced

    in the present situation. The model used is Kemmis & McTaggart consisting of

    several stages: planning, implementation and observation (act & observe), and

    reflection (reflect). Subjects in the study were the fourth grade students of

    Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad, amounting to 23 people, for data collection

    techniques using observation and interview. The study found that the use of

    problem based learning model can significantly increase student activity in the

    learning process. The results of this study suggest that teachers apply learning

    model problem based learning in thematic learning.

    Keywords: Problem based learning Model, Activity, Thematic

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Individu .............................................................. 31

    Tabel 3.2 Jadwal Penelitian................................................................................ 32

    Tabel 4.1 Identitas Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi ..... 38

    Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik di MI Nurul Ittihad Kota Jambi………………... 38

    Tabel 4.3 Sarana Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihhad Kota Jambi .................... 49

    Tabel 4.4 Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa ............................................. 40

    Tabel 4.5 Jadwal PelaksanaanSiklus 1 ............................................................... 42

    Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa (Siklus 1) ........................... 43

    Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru (Siklus 1) ........................ 44

    Tabel 4.8 Keaktifan Belajar (Siklus 1) ................................................................... 46

    Tabel 4.8 Hasil Tes Pengisian Angket Keaktifan Siswa (Siklus 1) ................... 53

    Tabel 4.9 Jadwal Pelaksanaan (Siklus 2) ........................................................... 57

    Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa (Siklus 2) ......................... 58

    Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru (Siklus 2) ....................... 59

    Tabel 4.12 Keaktifan Belajar Siswa Dengan (Siklus 2) ..................................... 60

    Tabel 4.13 Hasil Tes Pengisisan Angket (Siklus 2) ........................................... 66

    Tabel 4.14 Persentase Aktifitas Belajar Siswa ................................................... 71

    Tabel 4.15 Persentasi Aktifitas Mengajar Guru ................................................. 72

    Tabel 4.16 Skor Keaktifan Belajar Siswa .......................................................... 73

    Tabel 4.17 Skor Keaktifan Belajar Siswa Berdasarkan Pengisian Angket ........ 74

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka berfikir…………………………………………… 18

    Gambar 3.1Diagram Model Penelitian………………………………….. 21

    Gambar 3.2 Diagram siklus Penelitian dan Tindakan…………………… 22

    Gambar 4.1 StrukturOrganisasi MI Nurul Ittihad Kota Jambi…………. 34

    Gambar 4.2 Diagran aktivitas belajar siswa……………………………… 71

    Gambar 4.3 Diagram Aktivitas Mengajar guru…………………………... 71

    Gambar 4.4 Diagram Skor Keaktifan Belajar siswa……………………… 72

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah

    Pendidikan merupakan bagian integrasi dalam pengembangan. Setiap

    pendidikan itu memiliki tingkatan dasar sesuai dalam peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan pasal 26 Ayat 1 pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan

    dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk

    hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manusia yang

    berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, yang mana telah terkandung

    didalam tujuan pendidikan telah kita ketahui bersama (Hartanto, 2011, hal.

    82).

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 24 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat (3) tentang Kompetensi Inti dan

    Kompetensi Dasar bahwasanya “ Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah

    Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan

    pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan

    Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran

    yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI.

    Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang

    memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam

    berbagai tema. Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih

    berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Melalui pembelajaran

    tematik terpadu peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya masing-

    masing, siswa tidak hanya bergantung pada penjelasan guru saja tetapi mereka

    bisa belajar sendiri untuk memecahkan masalah mereka masing-masing.

    Selain itu siswa menjadi lebih aktif tidak terkesan pasif seperti pada

    kurikulum sebelumnya. Untuk menciptakan pembelajaran tematik terpadu

    yang berhasil maka guru dan siswa harus saling berkesinambungan agar

    tercipta tujuan pendidikan yang diinginkan oleh guru dan siswa. (Majid, 2014,

    hal. 49). Saat ini pembelajaran masih belum sempurna dikarenakan

  • 2

    pembelajaran yang masih terfokus kepada guru. Siswa hanya menerima apa

    yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu diciptakanlah dan

    dikembangkanlah Kurikulum 2013 atau tematik terpadu yang dapat membantu

    para guru dalam proses pembelajaran.

    Namun realitanya masih banyak siswa merasa kesulitan dalam menerima

    pembelajaran Tematik. Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan materi

    pelajaran masih banyak menggunakan model klasik seperti ceramah, tidak

    menggunakan media dan hanya membacakan buku sehingga pembelajaran

    akan sangat membosankan dan tidak akan meninggalkan pengalaman yang

    bermakna bagi ingatan siswa.

    Berdasarkan obsevasi awal tanggal 17 September 2018 pada kelas V

    Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi, teridentifikasi bahwa keaktifan

    siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah. Hal ini ditandai

    dengan sulitnya peserta didik menjawab atau menyelesaikan tugas yang

    diberikan gurunya. Dikarenakan cara mengajar gurunya yang masih

    menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru kurang mencoba

    beberapa model pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan peserta didik

    pada saat proses belajar mengajar, guru hanya menyampaikan materi di papan

    tulis saja sehingga terlihat ada beberapa peserta didik yang ribut dibelakang,

    mengganggu teman sebangkunya, bermain-main, keluar masuk kelas tanpa

    memperhatikan apa yang ditulis gurunya, di depan. Selain itu nilai rata-rata

    yang diperoleh siswa pada pembelajaran Tematik tersebut banyak yang tidak

    memenuhi standar nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM).

    Berdasarkan fenomena tersebut, guru seharusnya mencoba menggunakan

    beberapa metode dan model pengajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh

    dalam belajar sekaligus mendorong mereka untuk berfikir logis, kritis dan

    aktif. Adapun kelebihan dari kelebihan model problem based learning

    Menurut ( Sanjaya 2007 hal. 45 ) antara lain: 1. Menantang kemampuan

    siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi

    siswa 2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa 3.

    Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami

  • 3

    masalah dunia nyata 4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan

    barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

    Disamping itu, PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi

    sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya 5. Mengembangkan

    kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan

    mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru 6. Memberikan

    kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka

    miliki dalam dunia nyata 7. Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus

    menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir 8.

    Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna

    memecahkan masalah dunia.

    Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Problem based

    learning. Model inimemperkenalkan siswa untuk belajar aktif “menyelesaikan

    masalah “yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan peserta

    didik dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Dengan

    menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan keaktifan

    belajar peserta didik.

    Oleh karena itu berdasarkan fenomena dan Gejela-gejala di atas, maka

    penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

    “MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI

    MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA

    PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH

    NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI”.

    B. Rumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya

    maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

    Apakah dengan mengaplikasikan model pembelajaran problem based

    learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V Madrasah

    ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi ? Apakah dengan menggunakan model

    problem based learning guru dapat mengkondisikan kelas saat proses

    pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi ?

  • 4

    C. Identifikasi masalah

    1. Guru kurang dalam menggunakan model pembelajaran yang menarik

    perhatian dan pemahaman peserta didik saat pembelajaran.

    2. Guru kurang memperhatikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,

    sehingga peserta didik dalam proses pembelajaran banyak bermain-main

    dan menggangu teman sebangkunya.

    D. Tujuan penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini

    bertujuan untuk Meningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan model

    pembelajaran problem based learning pada pembelajaran Tematik khususnya

    pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.

    E. Manfaat penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Kegunaan Teoritis

    a. Bagi Peneliti, dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya yang

    lebih mendalam.

    b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan

    dan meningkatkan mutu dan kualitas dalam proses pembelajaran baik

    sekarang maupun yang akan datang

    2. Kegunaan Praktis

    a. Bagi Peserta Didik

    Untuk menumbuhkan keaktifan dan meningkatkan prestasi belajar

    peserta didik.

    b. Bagi Tenaga Pendidik

    1) Sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan guru.

    2) Untuk memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran Tematik.

    c. Bagi Sekolah

  • 5

    Dapat memberikan sumbangan pikiran atau memperbaiki pembelajarn

    agar menjadi lebih baik.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Deskripsi Teori

    1. Pembelajaran Tematik

    a) Pengertian Pembelajaran Tematik

    Menurut Rusman, pembelajaran tematik merupakan salah satu

    model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem

    pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual

    maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta

    prinsip prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik

    (Rusman, 2011, hal.254). Mulyasa (2013, hal. 170) pembelajaran

    tematik terpadu adalah pembelajaran yang diterapkan pada tingkatan

    pendidikan dasar yang menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema

    untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.

    Pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan

    pengetahuan siswa dalam pendekatan pengetahuan berdasarkan

    interaksi dengan lingkungan baik itu dilingkungan sekolah maupun

    lingkungan dirumah dan masyarakat. Selain itu pengembangan

    pengetahuan siswa juga dapat dilihat dari pengalamanan kehidupan

    yang pernah mereka alami (Rusman, 2011, hal. 250). Dari pengertian

    diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Tematik merupakan

    suatu pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran baik

    antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran sehingga

    dapat memeberikan pengalaman langsung bagi peserta didik.

    Pembelajaran yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar yang

    menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian

    dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.

    b). Landasan Pembelajaran Tematik

    1. Landasan Filosofis.

    Landasan filoofis dalam pembelajaran tematik sangat

    dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2)

  • 7

    konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme

    memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada

    pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana

    yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.

    Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa

    (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut

    aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan

    manusia. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin

    tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.

    Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya,

    potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki

    kesamaan juga memiliki kekhasan.

    2. Landasan Psikologis

    Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama

    berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan

    psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama

    dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang

    diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya

    sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi

    belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau

    materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa

    dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Melalui

    pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku

    siswa menuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral

    maupun sosial.

    3. Landasan Yuridis

    Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan

    dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung

    pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak usia dini. Landasan

    yuridis tersebut adalah: (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang

    Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak

  • 8

    memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

    pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai

    dengan minat dan bakatnya (pasal 9); (2) UU No. 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap

    peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

    pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

    kemampuannya.

    c). Karakteristik Pembelajaran Tematik

    Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik

    memiliki karakteristik-karakteristik Menurut Rusman karakteristik

    pembelajaran tematik terpadu sebagai berikut:

    1. Berpusat pada peserta didik

    Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centre), hal

    ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

    menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar sedangkan

    pendidik lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu

    memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk

    melakukan aktivitas belajar.

    2. Memberikan pengalaman langsung

    Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung

    kepada peserta didik (direct experiences). Dengan pengalaman

    langsung ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata

    (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

    banyak.

    3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

    Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran

    menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada

    pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan

    kehidupan peserta didik.

    4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

  • 9

    Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

    mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

    demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut

    secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik

    dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

    kehidupan sehari-hari.

    5. Bersifat fleksibel

    Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana

    pendidik dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran

    dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya

    dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan sekitar.

    6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

    menyenangkan.

    Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAIKEM

    yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

    menyenangkan.

    d). Keunggulan Pembelajaran Tematik

    Adapun kelebihan pembelajaran tematik terpadu menurut

    Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 88) antara lain sebagai berikut:

    1. Pengalaman dan kegiatan belajar siswa relevan dengan

    tingkat perkembangannya.

    2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan

    siswa.

    3. Kegiatan belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasilnya

    dapat bertahan lama.

    4. Keterampilan berpikir siswa berkembang dalam proses

    pembelajaran terpadu.

    5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai

    lingkungan siswa.

    6. Keterampilan sosial siswa berkembang dalam proses

    pembelajaran terpadu, keterampilan sosial ini antara lain:

  • 10

    kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat

    orang lain.

    Menurut Rusman (2015, hal. 92) beberapa keunggulan

    pendekatan pembelajaran tematik, diantaranya:

    1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu

    relevan dengan tingkat perkembangan anak.

    2. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan

    kebutuhan peserta didik.

    3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik

    sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.

    4. Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan

    berpikir dan social anak.

    5. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat

    pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam

    kehidupan/lingkungan riil peserta didik.

    6. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat

    meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait,

    guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,

    peserta didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih

    menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam

    konteks yang lebih bermakna.

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

    keunggulan dari pembelajaran tematik adalah Pengalaman dan

    kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat perkembangannya,

    Kegiatan belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasilnya dapat

    bertahan lama, dan Keterampilan berpikir siswa berkembang dalam

    proses pembelajaran terpadu.

    e) Kelemahan Pembelajaran Tematik

    Suryosubroto (2009, hal. 136-137) ada beberapa kekurangan dalam

    pembelajaran tematik yaitu:

    1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.

  • 11

    2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum

    dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara

    tepat.

    Resmini (2006, hal. 19) berpendapat bahwa pembelajaran tematik

    terdapat kelemahan diantaranya:

    1. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan

    wawasan luas, kreatifitas tinggi,keterampilan, kepercayaan

    diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk

    mengemas dan mengembangkan materi.

    2. Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut

    kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi.

    3. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan

    sumberinformasi yang cukup banyak dan berguna untuk

    mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.

    4. Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk

    pengembangannya.

    5. Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan

    pengukuran ( obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu.

    6. Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau

    lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

    kelemahan dari pembelajaran Tematik adalah Menuntut peran guru

    yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,

    keterampilan, kepercayaan diri etos akademik yang tinggi, dan

    berani untuk mengemas dan mengembangkan materi, Pembelajaran

    tematik memerlukan sarana dan sumberinformasi yang cukup

    banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan

    pengetahuan yang diperlukan

  • 12

    f) Manfaat PembelajaranTematik

    Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan

    guru mendapatkan banyak manfaat, diantara manfaat tersebut

    adalah (Rusman, 2011. 281).

    1. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual

    peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat

    perkembangan intelektualitasnya. Pasalnya, anak-anak membentuk

    konsep melalui pengalaman langsung.

    2. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu

    mengekplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan

    pembelajaran. Melalui tema, menghubungkan informasi yang

    terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang utuh.

    3. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan antara

    hubungan antar peserta didik. Tema-tema pembelajaran yang erat

    hubungannya dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu

    peserta didik agar mampu beradaptasi dan berganti peran dalam

    melakukan pekerjaan yang ssberbeda.

    4. Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan

    keprofesionlismenya. Pembelajaran tematik membutuhkan

    kecermatan dan keseriusan guru, baik dalam menemukan tema

    yang kontekstual, merancang rencana pembelajaran, menyiapkan

    metode yang tepat, merumuskan tujuan pembelajaran,

    melaksanakan pembelajaran secara konsisten dengan tema

    pembelajaran, sampai menyusun instrumen penilaian (evaluasi)

    yang relevan dengan kegiatan pembelajaran (Majid, 2014. Hal.

    87).

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat

    pembelajaran tematik adalah Pembelajaran mampu meningkatkan

    pemahaman konseptual peserta didik terhadap realitas sesuai

    dengan tingkat perkembangan intelektualitasnya. Pasalnya, anak-

    anak membentuk konsep melalui pengalaman langsung, dan

  • 13

    pembelajaran tematik juga mampu meningkatkan keeratan antara

    hubungan antar peserta didik, tema-tema pembelajaran yang erat

    hubungannya dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu

    peserta didik agar mampu beradaptasi dan berganti peran dalam

    melakukan pekerjaan yang berbeda.

    2. Keaktifan Siswa

    Menurut Nana Sudjana (2004, hal. 61) menyatakan keaktifan siswa

    dapat dilihat dalam beberapa hal yaitu turut serta dalam melaksanakan

    tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada

    siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,

    berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

    masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,

    melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang diperolehnya.

    Menurut Djamarah dalam Slameto (2003, hal. 110) menjelaskan

    bahwa dalam pembelajaran, aktivitas siswa yang diharapkan tidak hanya

    aspek fisik melainkan juga aspek mental. Siswa yang melakukan aktivitas

    secara fisik dan mental misalnya, bertanya, mengajukan pendapat,

    mengerjakan tugas, berdiskusi, menulis, membaca, membuat grafik dan

    mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru.

    Menurut (Rochman Natawijaya dalam Depdiknas, 2005, hal. 31),

    belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan

    keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna

    memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif,

    afektif dan psikomotor”.

    Indikator yang peneliti ambil untuk mengetahui keaktifan siswa yaitu:

    1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

    2. Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami

    persoalan yang dihadapinya

    3. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk

    pemecahan masalah

    4. Melaksanakan diskusi kelompok

  • 14

    Maksud dari indikator tersebut adalah siswa menggunakan

    langkah-langkah atau rumus untuk menyelesaikan permasalahan yang

    dihadapinya.

    Dari uraian di atas tentang klasifikasi keaktifan, dapat diambil

    kesimpulan bahwa keaktifan dalam belajar merupakan suatu proses

    kegiatan belajar mengajar dimana siswa mengalami keterlibatan

    intelektual-emosional. Siswa dilibatkan secara fisik maupun mental dalam

    proses belajar seperti, bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas,

    berdiskusi, menulis, membaca, dan mencatat hal-hal penting dari

    penjelasan guru. Dalam proses pengajaran terutama di sekolah, apabila

    guru mampu melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran maka

    suasana yang terbentuk tidak cenderung membosankan dan siswa akan

    senang mengikuti kegiatan belajar.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa

    dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities),

    mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa, bertanya, keberanian siswa,

    mendengarkan,memecahkan soal (mental activities). Dengan adanya

    menggunakan media ini siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran

    yaitu siswa bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak

    memahami persoalan yang dihadapinya, dan siswa dapat melakukan

    diskusi kepada kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang

    dihadapinya.

    3. Model Pembelajaran

    a) Pengertian Model pembelajaran

    Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

    digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

    Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk

    mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model

    pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang

    menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang

    diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu

  • 15

    model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan

    guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru

    dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan.

    Arends (dalam Suprijono, 2013, hal. 46) model pembelajaran

    mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-

    tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,

    lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Menurut Joice& Weil

    (dalam Isjoni, 2013, hal. 50) model pembelajaran adalah suatu pola atau

    rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk

    menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk

    kepada pengajar di kelasnya. Sedangkan Istarani (2011, hal. 1) model

    pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajaryang meliputi

    segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan

    guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung

    atau tidak langsung dalam proses belajar.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

    model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

    digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

    Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk

    mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    b) Jenis-jenis Model pembelajaran

    Dalam pembelajaran memiliki beberapa variasi model yang dapat

    diterapkan. Majid (2013, hal. 19) menyatakan terdapat 5 model

    pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu: (1) belajar tuntas (mastery

    learning), (2) belajar kontrol diri (learning self control), (3) latihan

    pengembangan keterampilan dan konsep diri (training for skill and

    concept development), (4) latihan assertif, dan (5) pembelajaran

    langsung (explicit instruction).

    c) Model Problem based learning

    Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu

    model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan

  • 16

    keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini.

    Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali

    oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam

    pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada (Amir,

    2009, hal. 124). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah

    yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian

    diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan

    menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

    Duch (1995, hal. 201), Problem Based Learning (PBL)

    merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar

    bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi

    dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk

    mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang

    dimaksud.

    Arends (Trianto, 2007, hal. 68), Problem Based Learning (PBL)

    merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan

    pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat

    menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan

    tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan

    kepercayaan dirinya.

    Dari beberapa Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Model

    problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat

    menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada

    pada era globalisasi saat ini.

    a). Kelebihan dan kelemahan model problem based learning

    a. Kelebihan model Problem based learning

    Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning memiliki

    beberapa kelebihan, diantaranya :

    1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

    menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

    2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.

  • 17

    3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk

    memahami masalah dunia nyata.

    4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

    bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping

    itu, PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik

    terhadap hasil maupun proses belajarnya.

    5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

    mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

    pengetahuan baru.

    6. Memberikan kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan

    pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

    7. Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus menerus belajar

    sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

    8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari

    guna memecahkan masalah dunia. (Sanjaya, 2007 hal. 45).

    b. Kelemahan model problem based learning

    Disamping kebihan di atas, Problem based learning juga memiliki

    kelemahan, diantaranya:

    1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

    kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka

    mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.

    2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai

    materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka

    harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka

    mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. (Sanjaya, 2007 hal.

    45).

    d). Tahap-tahap Model problem based learning

    Menurut (Trianto, 2007 hal. 70 ) Pelaksanaan model Problem Based

    Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :

    Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada

    tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik

  • 18

    yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas

    pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.

    Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi

    peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan

    dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

    Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.

    Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

    informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan

    untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

    Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini

    guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan

    laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas

    dengan sesama temannya.

    Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan

    masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan

    refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka

    lakukan.

    Problem Based Learning ini selengkapnya dapat disimpulkan melalui

    tabel 2.1 yang dapat dilihat di bawah ini :

    Tahapan Pembelajaran

    Kegiatan Guru

    Tahap 1

    Orientasi peserta didik pada

    masalah

    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,menj

    elaskan logistik yang diperlukan,

    mengajukan fenomena atau demonstrasi atau

    cerita untuk memunculkan masalah,

    memotivasi siswa untuk terlibat dalam

    aktivitas pemecahan masalah.

  • 19

    Tahap 2

    Mengorganisasi peserta

    Didik

    Guru membagi siswa ke dalam kelompok,

    membantu siswa mendefinisikan dan

    mengorganisasikan tugas belajar yang

    berhubungan dengan masalah.

    Tahap 3

    Membimbing penyelidikan i

    ndividu maupun kelompok

    Guru mendorong peserta didik untuk

    mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,

    melaksanakan eksperimen dan penyelidikan

    untuk mendapatkan penjelasan dan

    pemecahan masalah.

    Tahap 4

    Mengembangkandan

    menyajikan hasil

    Guru membantu siswa dalam merencanakan

    danmenyiapkan laporan, dokumentasi, atau

    model, dan membantu mereka berbagi tugas

    dengan sesama teman.

    Tahap 5

    Menganalisis dan men

    gevaluasi proses dan hasil

    pemecahan masalah

    Guru membantu siswa untuk melakukan

    refleksi atau evaluasi terhadap proses dan

    hasil penyelidikan yang mereka lakukan.

    Kerangka Berfikir

    Dalam pembelajaran siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi

    dalam proses pembelajaran didalam kelas sehingga masih banyak siswa

    yang bermain-main saat belajar. Guru hendaknya dapat melakukan

    berbagai model pembelajaran yang dapat menarik keaktifan siswa dalam

    proses pembelajaran. Model pembelajaran tersebut dapat disesuaikan

    dengan keadaan dan kemampuan individual dari setiap siswa. Salah satu

    model pembelajaran yang dapat digunakan agar dapat meningkatkan

    keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu model pembelajaran

    problem based learning. Dalam model ini guru hanya menjadi fasilitator

  • 20

    dan motivator, sehingga siswa akan ikut terlibat dalam proses

    pembelajaran. Seperti dalam kegiatan diskusi kelompok, hal tersebut tentu

    akan menarik keaktifan siswa karena siswa tidak akan merasa jenuh ketika

    melakukan pelajaran di dalam kelas.

    Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

    B. Studi Relevan

    Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain

    yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian.

    Dalam penelitian ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah

    pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

    Pertama penelitian yang dilakukan oleh Paramita Ika Sari dengan

    judul “ Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan

    Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Siswa di MAN 1 Yogyakarta”. Dari

    penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model

    Kondisi Awal

    1. Siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.

    2. Siswa sulit berinteraksi dalam proses pembelajaran dikarenakan kurangnya keaktifan berbicara yang dimiliki.

    Pelaksanaan tindakan

    1. Guru menyampaikan topik pembelajaran

    2. Guru membantu siswa untuk

    Orientasi siswa pada masalah

    3. Mengorganisasi siswa untuk belajar

    4. Guru Membimbing penyelidikan

    individual maupun kelompok

    5. Guru membantu siswa Mengemban

    gkan dan menyajikan hasil karya

    6. Guru membantu siswa untuk

    Menganalisis dan mengevaluasi

    proses pemecahan masalah

    Tindakan Akhir

    1. Siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran

    2. Siswa mudah berinteraksi dikarenakan meningkatnya keaktifan dalam belajar

  • 21

    pembelajaran Problem Based Learning dapat membantu meningkatkan

    keaktifan dan hasil belajar siswa.

    Kedua oleh Leonardus Baskoro Pandu Y dengan judul “Penerapan

    Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil

    Belajar Siswa pada Pelajaran Komputer (KK6) di SMK N 2.Wonosari

    Yogyakarta”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa

    penerapan model pembelajaran Problem Based Learning menunjukan

    bahwa prestasi dan aktivitas belajar siswa kelas X El SMK N 2 Wonosari

    Yogyakarta dalam pembelajaran mata diklat komputer (KK6) mengalami

    peningkatan.

    Ketiga oleh Umi Nur Hanifah dengan judul “Upaya

    Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem

    Based Learning Pada Tema Mata Sebagai Alat Optik Bagi Siswa Kelas

    VII SMP Negeri 3 Ngaglik”. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan

    bahwa aktivitas dan hasilbelajar siswa dapat meningkat setelah diberi

    tindakan. Terjadi peningkatan keseluruhan aktivitas siswa dari siklus I

    kesiklus II..

    Dari beberapa penelitian relevan diatas terdapat beberapa perbedaan

    dengan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan peneliti yang

    sebelumnya. Yang akan diteliti oleh peniliti yaitu tentang keaktifan belajar

    siswa melalui model pembelajaran problem based learning pada

    pembelajaran Tematik kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Jambi.

    Sedangkan yang diambil oleh peneliti sebelumnya adalah Penerapan

    model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan aktivitas

    dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi alat pernapasan

    manusia pada siswa kelas V MI Klumpit. Persamaan yang peneliti ambil

    dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan model

    pembelajaran Problem based learning untuk meningkatkan keaktifan

    belajar.

    C. Hipotesis Penelitian

  • 22

    Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan

    hipotesis sebagai berikut: Penggunaan model problem based learning

    dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran Tematik di kelas

    V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.

  • 23

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian

    tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau

    instruktur) dalam proses pembelajaran di kelas. (sebagaimana dikutip Suyanto:

    1997) mengemukakan bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang

    dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk

    pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian

    mengajar, dan sebagainya.

    Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian terstruktur. Menurut

    Kunandar (2018, hal. 45) “Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

    sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh

    guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan

    orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan

    merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan

    untuk meningkatakan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya

    melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus”. Tujuan

    utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi

    dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan

    pengembangan profesinya.

    Salah satu ciri khas PTK adalah kerja sama antara praktisi dengan

    peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,

    pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan.

    Kerja sama antara guru dengan peneliti merupakan hal yang sangat

    penting dalam menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi

    guru dan/atau siswa di sekolah. Kerja sama ini terutama pada kegiatan

    mendignosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan,

    menganlisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.

    B. Tempat (Setting) dan Subyek Penelitian

  • 24

    1. Tempat Penelitian

    Pelaksanaan dilakukan di MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

    2. Subyek Penelitian

    Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas V yang terdiri dari 23

    siswa, 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, Guru kelas V dan Kepala

    sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

    C. Rancangan Tindakan

    Adapun rancangan tindakan berdasarkan model Arikunto yang akan

    dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi 2 siklus, seperti

    gambar berikut

    Gambar 3.1 siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, dkk. 2010,

    hal.16).

  • 25

    1. Perencanaan

    Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan tindakan antara lain:

    membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana

    pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk

    merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan,

    melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji

    keterlaksanaan rancangan (Aqib, 2006, hal.30).

    Tahapan perencanaan meliputi :

    a. Menelaah materi pembelajaran berkaitan dengan tema 5 ekosistem

    dan menelaah indikator bersama tim kolaborasi.

    b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario

    pembelajaran tematik mealui model problem based learning.

    c. Menyiapkan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang

    diajarkan.

    d. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar penilaian unjuk kerja.

    e. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

    2. Pelaksanaan Tindakan

    Menurut Arikunto (2009, hal.126), selama melaksanakan tindakan,

    guru sebagai pelaksana intervensi tindakan mengacu pada program yang

    telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Peneliti

    akan menggunakan model problem based learning dalam pembelajaran.

    Pelaksanaan tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus

    pertama yaitu memberikan memberikan kesempatan pada siswa untuk

    lebih berinteraksi, aktif, kreatif, dan berinovasi dalam proses

    pembelajaran. Pada siklus kedua mengajarkan pada siswa untuk terjun

    langsung mempraktikkan bagaimana menyelesaikan berbagai

    permasalahan dalam pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan teman

    sebaya secara aktif, kreatif dan inovatif.

    3. Observasi

    Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk

    memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,

  • 26

    2009, hal.127). Observasi dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar

    pengamatan aktivitas siswa, catatan lapangan, dan dokumen dalam

    pengumpulan data-data di lapangan.

    Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru

    pengamat untuk mengamati aktivitas dan keterampilan berbicara siswa

    dengan menggunakan model problem based learning

    4. Refleksi

    Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

    sudah dilakukan (Arikunto, 2008, hal.19). Kegiatan refleksi terdiri atas 4

    komponen kegiatan, yaitu: analisis data hasil observasi, pemaknaan data

    hasil analisis, penjelasan hasil analisis, dan penyimpulan apakah masalah

    itu selesai/teratasi atau tidak.

    Jika teratasi berapa persen yang teratasi dan berapa persen yang

    belum. Jika ada yang belum teratasi, maka perlu dilanjutkan ke siklus

    berikutnya. Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah penelitian itu

    berhenti atau terus. Dan dalam siklus II dilakukan berdasarkan dari apa

    yang dilakukan dalam siklus I jika keterampilan berbicara anak belum

    terlihat maksimal.

    D. Desain dan Prosedur Tindakan

    Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom

    action research). Pengkategorian penelitian ini ke dalam penelitian

    tindakan sesuai dengan model Kemmis dan Mc. Taggat. Tiap siklus atau

    putaran terdiri empat tahapan yaitu perencanaan (planning), aksi atau

    tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

    Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

    kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

    kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib, 2011, hal.3).

    Dalam pelaksanaannya, penelitian ini bersifat kolaboratif bersama guru

    kelas sebagai upaya bersama untuk mewujudkan perbaikan yang

    diinginkan.

  • 27

    Adapun prosedur dalam penelitian tindakan ini terdiri dari empat

    tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

    Untuk jelasnya dipaparkan melalui bagan sebagai berikut:

    1. Siklus I

    a. Perencanaan

    Pada tahap ini penelitian mengidentifikasi bagaimana menerapkan

    model pembelajaran problem based learning pada pembelajaran

    tematik. Perencanaan yang dilakukan yaitu :

    1) Mengadakan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan

    yang perlu diatasi. Tahap ini peneliti melakukan observasi pada

    pembelajaran, wawancara dengan guru dan siswa.

    2) Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat

    proses pembelajaran tematik melalui model problem based

    learning. Adapun aktifitas siswa dan kinerja guru selama

    proses pembelajaran berlangsung yaitu :

    a) Menetapkan materi pelajaran dengan berpedoman pada

    siklus.

    b) Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP).

    c) Membuat lembar observasi untuk siswa.

    d) Menyiapkan bahan belajar, materi dan alat evaluasi.

    b. Tindakan

    Pada tahap ini penelitian menerapkan rencana atau model

    pembelajaran yang telah disusun dan dibuat pada proses

    pembelajaran tematik. Adapun penerapannya sebagai berikut :

    1) Memberikan informasi tentang materi pembelajaran.

    2) Menyajikan materi sesuai siklus dan RPP.

    3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih berinteraksi,

    aktif, kreatif, dan berinovasi dalam proses pembelajaran.

    4) Mengamati setiap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

    5) Siswa diberikan waktu untuk mengulas atau mengulangi materi

    yang baru saja dipelajari secara bersama-sama.

  • 28

    c. Observasi

    Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan yang dilakukan

    dengan menggunakan format yang telah dibuat pada perencanaan

    dan memberi hasil pelaksanaan tersebut. Adapun pengematan

    dalam penelitian ini mencakup :

    1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.

    2) Kemampuan berfikir siswa dalam mengatasi masalah.

    3) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

    4) Mengamati aktifitas guru dalam menyampaikan materi

    pembelajaran menggunakan model problem based learning.

    d. Refleksi

    Pada tahap ini penelitian melakukan evaluasi tindakan dan

    melakukan pertemuan untuk membahas hasil. Tahap-tahap refleksi

    adalah:

    1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus I.

    2) Peneliti dan guru berkolaborasi untuk mendiskusikan hasil

    analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan

    yang ada.

    3) Hasil dari analisis tersebut dijadikan pertimbangan dalam

    menyusun RPP pada siklus II.

    2. Siklus II

    a. Perencanaan

    Tahap ini peneliti mengidentifikasi bagaimana penggunaan model

    pembelajaran problem based learning pada pembelajaran tematik

    dan membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada

    siklus I.

    b. Tindakan

  • 29

    Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan

    rencana pembelajaran yang telah dibuat, disetiap pembelajaran

    diusahakan guru membawa media.

    c. Observasi

    Pada tahap ini penelitian mengobservasi tindakan II yang

    dilakukan dan dibuat pada perencanaan dan memberi hasil

    pelaksanaan tersebut. Tahap ini dipusatkan baik kepada proses dan

    kemampuan berfikir kritis siswa maupun kepada hasil tindakan

    pembelajaran. Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencakup

    :

    1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.

    2) Kemampuan berfikir siswa dalam mengatasi masalah.

    3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.

    4) Aktivitas siswa ketika mengemukakan pendapat, menunjukan

    gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.

    5) Mengamati aktifitas guru dalam menyampaikan materi

    pembelajaran menggunakan model problem based learning.

    d. Refleksi

    Tahap ini peneliti melakukan evaluasi tindakan dan melakukan

    pertemuan untuk membahas hasil. Tahap-tahap refleksi adalah:

    1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus II.

    2) Peneliti dan guru berkolaborasi untuk mendiskusikan hasil

    analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan

    yang ada.

    3) Hasil dari analisis tersebut dijadikan pertimbangan dalam

    menyusun RPP pada siklus selanjutnya apabila belum terlihat

    keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

    E. Sumber Data

    Yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari mana data

    dapat diperoleh. Jadi, sumber data ini menunjukkan asal informasi. Data

    ini harus diperoleh dari sumber data yang tepat. Jika sumber data tidak

  • 30

    tepat maka mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan dengan

    masalah yang diselidiki. Data utama penelitian ini mencakup:

    1. Hasil lembar observasi perilaku dan aktivitas siswa.

    2. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan

    aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran tematik berlangsung.

    Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI

    Nurul Ittihad Kota Jambi yang berjumlah 23 orang. Alasan pengambilan

    kelas ini sebagai subyek penelitian adalah karena berdasarkan observasi

    dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas V MI Nurul Ittihad

    didapatkan:

    1. Keaktifan siswa kurang dalam proses pembelajaran tematik.

    2. Siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran dikarenakan guru

    hanya menggunakan model konvensional

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

    peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik

    pengamatan (observasi), wawancara, tes, dokumentasi

    1. Lembar observasi

    Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi

    keterlaksanaan pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.

    Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan

    dengan prilaku manusia dan proses kerja bila kegiatan belajar mengajar

    dan responden tidak terlalu besar. Lembar observasi tersebut digunakan

    sebagai pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk

    memperoleh informasi bagaimana proses pembelajaran dengan

    menggunakan model problem based learning yang dilaksanakan di kelas

    V MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

    2. Metode Wawancara

  • 31

    Metode wawancara ini digunakan untuk mengetahui pendapat dan

    gambaran dari pengunaan model pembelajaran dalam pembelajaran

    tematik di kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

    3. Tes

    Tes awal dilaksanakan untuk memperoleh data sebelum pelaksanaan

    diterapkan dan tes akhir dilakukan pada setiap tes akhir pembelajaran yang

    bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap

    materi yang disampaikan melalui model problem based learning dalam

    pembelajaran, tes akhir untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta

    didik terhadap pelajaran yang ditetapkan.

    4. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui

    sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.

    Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas

    siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat

    dokumentasi yang ada dalam sekolah.

    G. Teknik Analisis Data

    Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

    atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

    mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

    menyajikan data, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

    masalah.

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

    teknik kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana

    tindakan, menggambarkan hambatan-hambatan yang muncul dalam

    pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam

    kegiatan pembelajaran serta kemampuan berfikir siswa sesuai dengan

    pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk

    mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil

  • 32

    belajar dan keaktifan siswa. Berikut analisis data yang digunakan dalam

    penelitian ini:

    1. Reduksi Data

    Merupakan proses penyederhanaan yang di lakukan melalui seleksi

    data mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk

    digunakan dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi

    sikap siswa dan hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan

    guru dan siswa, dan hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa,

    serta keaktifan siswa.

    2. Sajian data

    Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan

    dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna

    peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini

    disajikan dalam bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik.

    3. Penarikan simpulan/verifikasi

    Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian

    data. Penarikan simpulan di lakukan sebagai proses pengambilan intisari

    dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan

    kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.

    Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil

    observasi keaktifan siswa, yang dapat diambil melalui:

    Presentase respon siswa = x 100 %

    Dimana : a = proporsi siswa yang memilih (aktif)

    b = jumlah siswa (keseluruhan)

    Dengan penilaian :

    0 – 19 = tidak aktif

    20 – 59 = kurang aktif

    60 – 69 = cukup aktif

  • 33

    70 – 79 = aktif

    80 – 100 = aktif sekali

    Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai

    berikut ( Trianto, 2011, hal.63)

    1 = kurang baik

    2 = cukup baik

    3 = baik

    4 = baik sekali

    Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa

    pada masing-masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan (Asep

    Jihad dan Abdul Haris, 2008, hal.166)

    Skor = x 100

    Ket :

    B = jumlah butiran dijawab benar

    N = banyak butiran soal.

    Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :

    = X

    Ket :

    = jumlah semua nilai siswa

    = jumlah siswa.

    = nilai rata-rata

  • 34

    Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan :

    P =

    Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian

    0 – 2 = sangat rendah

    2 – 4 = rendah

    4 – 6 = cukup tinggi

    6 – 8 = tinggi

    8 – 10 = sangat tinggi

    B. Kriteria Keberhasilan Tindakan

    Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat

    siwa yang memiliki keaktifan dalam poroses pembelajaran sedikitnya 75

    % dari siswa yang dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau

    ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa.

    Siswa dikatakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa mencapai skor

    76 % - 100 % atau 76, sesuai dengan standar KKM yang telah ditentukan

    dalam pembelajaran tersebut yaitu 76.

  • 35

    BAB IV

    TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Sekolah/Madrasah

    Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah Sekolah Dasar (SD) yang berciri khas

    Agama Islam. Dalam operasionalnya, penyelenggaraan MI jauh lebih berat

    dibanding penyelenggaraan sekolah reguler lain yang sejenjang (setara)

    dengannya. Sebab MI menyelenggarakan pendidikan umum dan agama

    secara simultan. Dengan penyelenggaraan pendidikan umum dan pendidikan

    agama secara simultan ini maka pada hakikatnya MI menyelenggarakan

    100% pendidikan umum tingkat dasar dan 100% pendidikan agama tingkat

    dasar. Dengan demikian, maka konsekuensinya beban penyelenggaraan MI

    menjadi lebih berat daripada beban penyelenggaraan SD reguler. Beban ini

    tidak hanya meliputi beban belajar anak, beban mengajar guru, biaya

    operasional Kegiatan Belajar Mengajar, tapi juga meliputi sarana dan

    prasarana pendidikan.

    Madrasah Ibtidaiyah ini bernama Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad,

    yang berkedudukan di RT.21 Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo

    (Kota Baru), Kota Jambi. Pemberian nama ini mengacu kepada nama Masjid

    yang terletak di lokasi yang sama dengan MI ini, yaitu Masjid Nurul Ittihad.

    Secara georafis MI ini mudah dijangkau karena berada ditengah

    pemukiman penduduk dan berjarak hanya beberapa puluh meter dari

    perumahan. Sekolah Dasar terdekat dari MIS ini berjarak sekitar 300 meter.

    Sedangkan MI terdekat berjarak sekitar 2 km.

    Kondisi sosial masyarakat sekitar MI ini, khususnya sosial ekonomi

    sangat hiterogen. Mulai dari pejabat Negara, pejabat pemerintahan sampai

    pekerja kasar seperti buruh bangunan dan jasa angkutan roda dua (tukang

    ojek).

  • 36

    Satu fenomina yang tidak cukup menggembirakan adalah bahwa

    sebahagian besar anak-anak yang masuk MI ini adalah anak dari keluarga

    kurang mampu dan tidak melalui pendidikan Taman Kanak Kanank. Kondisi

    ini membuat in take (kesiapan belajar) murid sangat rendah sehingga sangat

    mempengaruhi upaya-upaya pengembangan kegiatan pembelajaran dan

    pengembangan madrasah secara keseluruhan.

    Berdirinya MI ini diawali dari keinginan masyarakat untuk adanya

    lembaga pendidikan formal dengan basis pendidikan keagamaan (dalam hal

    ini agama Islam) dilingkungan tempat tinggal mereka.

    Untuk mewujudkan keinginan ini masyarakat melakukan beberapa upaya:

    1. Pada tahun 2006 masyarakat mendirikan Yayasan Al-Ittihad dengan Akta Notaris M,Zen,SH Nomor 54 tanggal 15 Februari 2006 sebagai yayasan yang akan menyelenggarakan pendidikan tersebut .

    2. Pada tanggal 12 April 2006 Pengurus Yayasan Al-Itihad mendirikan MI

    Nurul Ittihad. Pendirian MI Nurul Ittihad ini dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Jambi Nomor Kd.05.10/6-a/PP.00.4/1015/2006, tanggal 26 September 2006, tentang Persetujuan Pendirian dan Pemberian Status Izin Operasional Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jambi, dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM) 112157101113, dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 10504938. Dan mulai Tahun Ajaran 206/2007 MI Nurul Ittihad telah mulai menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar pada sore hari.

    3. Mulai tahun ajaran 2008/2009 MI Nurul Ittihad menyelenggarakan Program

    Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dengan waktu belajar pagi hari. Status MI Nurul Ittihad sebagai madrasah yang menyelenggarakan program Wajar Dikdas ini dikukuhkan dengan SK Kepala Kantor Kementerian Agamaa Kota Jambi Nomor Kd.05.10/6/pp.00/241/2010 Tanggal 4 maret 2010,tentang Pendirian RA dan Madrasah di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jambi, dengan NSM 111215710027 dan NPSN 60704787.

    4. Pada tahun 2016, Yayasan Al-Ittihad memperbaharui Akta Notaris

    Pendiriannya, yaitu dengan menerbitkan Akta Notaris Dwi Andri Afiani, SH., M.Kn; Nomor 02 ; Tanggal 15 Februari 2016; dan disahkan oleh Kemenkumham dengan SK Pengesahan Kemenkumham Nomor: AHU-

  • 37

    0009122.AH.01.04;Tahun 2016 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Al-Ittihad Kota Jambi.

    5. Pada tahun 2016 MI Nurul Ittihad sudah terakreditasi, berdasarkan SK Ketua

    Badan Akreditasi Provinsi (BAP) S/M Provinsi Jambi Nomor : 349/BAP-SM/XI/Jbi/2016; Tanggal 14 Nopember 2016; tentang Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah (MI, MTs & MA) tahun 2016; dengan nilai 77; predikat B.

    2. Data Umum Madrasah

    Tabel 4.1 Identitas Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi

    N

    o

    Identitas Sekolah

    1 Nama Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Ittihad Kota Jambi

    2 Nomor Statistik 112157101113

    3 Alamat JL. H. Ibrahim kec. Alam barajo

    Kota Jambi.

    4 Desa JL. H. Ibrahim

    5 Kecamatan Alam barajo

    6 Kabupaten Kota Jambi

    7 Provinsi Jambi

    8 Kode pos -

    9 Status sekolah Swasta

    Sumber: Bagian TU MI Nurul Ittihad Kota Jambi, Tentang Identitas

    Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi

    3. Visi dan Misi Sekolah/Madrasah

    a. Visi

    Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada allah, memiliki kecerdasan dan kreativitas tinggi, berakhlakul karimah dan sikap untuk memajukan bangsa dan Negara. b. Misi

  • 38

    1. Menjadikan peserta didik yang teguh dalam keimanan dan ketaqwaan kepada allah.

    2. Memotifasi peserta didik agar lebih kreatif, disiplin, terampil, professional dalam pengembangan diri.

    3. Mewujudkan peserta didik menjadi generasi yang berakhlak mulia dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat.

    4. Membangkitkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dan bangsa.

  • 39

    3. Struktur Organisasi Madrasah Nurul Ittihad Kota Jambi

    Kepala Skolah

    Drs. H. Samsul Qamar M.Pd.I

    Wakil Kepsek

    Pattiah S.Pd.I

    Bendahara

    Taslimah S.Pd.I

    Waka Kurikulum dan Kesiswaan

    Sumistra.S.Pd.I

    Wali Kelas I A

    Pattiah S.Pd.I

    Wali Kelas I B

    Saril S.Pd.I

    Wali Kelas II A

    Taslimah S.Pd.I

    Wali Kelas II B

    Nurmi S.Pd.I

    Wali Kelas III

    Naziah S.Pd.I

    Wali Kelas IV

    Toni Kausari S.Pd.I

    Wali Kelas V

    Sumistra.S.Pd.I

    Wali Kelas VI

    Dra. Nur Asiah

    Guru Mapel

    Halimah S.Pd.I

    Mirza S.Pd.I

  • 40

    JADWAL IMAM SHOLAT DZUHUR

    SENIN SELAS

    A RABU KAMIS

    Sumistr

    a S.Pd.I

    Saril

    S.Pd. I

    Toni kau

    sari S.Pd.I

    Mirza

    S.Pd. I

    JADWAL PENGAWAS DAN PENGATUR

    ANAK PADA SHOLAT DZUHUR

    SENIN SELASA RABU KAMIS

    Dra.

    Nur Asiah

    Sumistra

    S.Pd.I

    Saril

    S.Pd.I

    Mirza

    S.Pd.I

    A. Deskripsi Pelaksanaan

    1. Kondisi Awal Keaktifan belajar Prasiklus

    Tindakan penelitian dilaksanakan di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Ittihad yang berlangsung masih terbilang rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil

    observasi awal.

    Tabel 4.1 kondisi awal keaktifan belajar siswa

    N

    o

    Nama

    Siswa

    Hasil Observasi

    Prasiklus

    Kriteria

    Keaktifan

    1 AMR 1 Sangat Kurang

    2 AAF 2 Kurang

    3 AF 3 Cukup

    4 AN 2 Kurang

    5 AYT 4 Aktif

    6 AS 2 Kurang

    7 BP 2 Kurang

    8 DS 2 Kurang

    9 FE 2 Kurang

  • 41

    1

    0

    HKM 3 Cukup

    1

    1

    KA 2 Kurang

    1

    2

    MFR 2 Kurang

    1

    3

    MZP 3 Curang

    1

    4

    NL 2 Kurang

    1

    5

    YP 2 Kurang

    1

    6

    TAP 1 Sangat Kurang

    1

    7

    GS 2 Kurang

    1

    8

    WYL 3 Cukup

    1

    9

    MARS 2 Kurang

    2

    0

    YG 2 Kurang

    2

    1

    SB 2 Kurang

    2

    2

    AAS 2 Kurang

    2

    3

    WD 1 Kurang

    Jumlah 49 Kurang Aktif

    Skor Rata-rata 2,1

  • 42

    Keterangan: 1 : Sangat Kurang Aktif 2 : Kurang Aktif 3 : Cukup Aktif 4 : Aktif 5 : Sangat Aktif

    Dari data dalam tabel 4.1 di atas bahwa terlihat keaktifan belajar siswa masih

    sangat rendah.Rata – rata siswa masih dikatan kurang aktif karena pada indikator

    poin, dari sinilah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas guna umemperbaiki

    pembelajaran dan meningkatakan keaktifan belajar siswa.Dapat disimpulkan

    bahwa rata – rata keaktifan siswa kelas V MI Nurul Ittihat „‟kurang aktif‟‟. Hal

    tersebut disebabkan saat proses pembelajaran guru masih menggunakan model

    pembelajaran klasik serta berlangsung secara monoton.

    Sehingga tidak terlihat proses keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung,

    siswa hanya diperintahkan untuk mencatat dan mengerjakan tugas yang terdapat

    pada buku tematik siswa. Siswa jarang dilibatkan dalam proses pembelajaran,

    sehingga tidak terbangun pengembangan berfikirnya. Hal ini mengakibatkan

    proses pembelajaran yang didapat hanya dari apa yang diberikan guru saja,

    sedangkan siswa tidak pernah diajak untuk menemukan konsep pengetahuannya.

    Sehingga siswa cenderung rebut, berjalan – jalan bahkan keluar saat proses

    pembelajaran sedang berlangsung, hal ini berdampak pada pemahaman dan

    keaktifan belajar siswa.

    Oleh sebab itu guru harus dapat menerapkan model yang dapat meningkatkan

    keaktifan belajar siswa secara menarik salah satunya menggunakan model

    Problem based learning, dengan demikian dapat meningkatkan keaktifan belajar

    siswa.

    2. Deskripsi Data

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret sampa