Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

11
1. Mengidentifikasi penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika 2. Mengidenfikifasi kemampuan awal yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran suatu topik/ko matematika  3. Mengenali ide atau konsep teori belajar Vigotsky 4. Mengidentifikasi prinsip pembelajaran dengan pendekatan tertentu (pembelajaran kontekstual pembelajaran berbasis masalah) 5. Mengidentifikasi pihak yang menyusun silabus  6. Menentukan langkah-langkah penyusunan silabus  7. Menggunakan kata kerja yang tepat untuk merumuskan indikator sesuai dengan kompetensi dasar  8. Menentukan urutan penyampaian materi pembelajaran berdasarkan hirarkhi materi matematika kesiapan siswa untuk mendukung pencapaian sandar kompetensi tertentu 9. Memilih teknologi yang sesuai untuk membantu proses belajar mengajar matematika di SMP 10. Meganalisis kegiatan siswa dengan pemberian berbagai latihan yang mendukung kemampuan 11. pemecahan masalah 12. Menganalisis kegiatan matematika rekreasi guna mengaktualisasikan potensi siswa 13.  Memilih teknik bertanya yang tepat guna mengaktifkan iklim pembelajaran  14. Menerapkan komunikasi yang mendidik pada pembelajaran kooperatif learning 15. Menentukan prinsip penilaian yang diacu pada suatu permasalahan atau kasus pengolahan penilaian proses dan hasil belajar matematika 16. Menentukan teknik penilaian proses dan hasil belajar pada peristiwa kegiatan pembelajaran 

Transcript of Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

Page 1: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 1/11

 

1.  Mengidentifikasi penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika 

2.  Mengidenfikifasi kemampuan awal yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran suatu topik/ko

matematika 

3.  Mengenali ide atau konsep teori belajar Vigotsky 

4.  Mengidentifikasi prinsip pembelajaran dengan pendekatan tertentu (pembelajaran kontekstual

pembelajaran berbasis masalah) 

5.  Mengidentifikasi pihak yang menyusun silabus 

6.  Menentukan langkah-langkah penyusunan silabus 

7.  Menggunakan kata kerja yang tepat untuk merumuskan indikator sesuai dengan kompetensi dasar 

8.  Menentukan urutan penyampaian materi pembelajaran berdasarkan hirarkhi materi matematika

kesiapan siswa untuk mendukung pencapaian sandar kompetensi tertentu 

9.  Memilih teknologi yang sesuai untuk membantu proses belajar mengajar matematika di SMP 

10. Meganalisis kegiatan siswa dengan pemberian berbagai latihan yang mendukung kemampuan

11.  pemecahan masalah 

12. Menganalisis kegiatan matematika rekreasi guna mengaktualisasikan potensi siswa

13.  Memilih teknik bertanya yang tepat guna mengaktifkan iklim pembelajaran

 

14.  Menerapkan komunikasi yang mendidik pada pembelajaran kooperatif learning 

15.  Menentukan prinsip penilaian yang diacu pada suatu permasalahan atau kasus pengolahan

penilaian proses dan hasil belajar matematika 

16.  Menentukan teknik penilaian proses dan hasil belajar pada peristiwa kegiatan pembelajaran 

Page 2: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 2/11

 

 

17. Menentukan persyaratan penyusunan instrument penilaian berdasarkan suatu kasus/peristiwa

18.  pengembangan instrumen penilaian di satuan pendidikan 

19.  Menentukan macam tahapan program remedial mengacu Standar Penilaian 

20. Menentukan macam hasil penilaian yang dikomunikasikan/ dilaporkan kepada pimpinan satuan

21.  pendidikan untuk diteruskan kepada orangtua/wali peserta didik berdasarkan tugas pendidik d

mengelola penilaian mengacu pada Standar Penilaian 

22.  Menentukan komponen pembelajaran yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil dari analisis hasil ula

harian matematika 

23.  Memilih kegiatan yang sesuai dalam pelaksanaan refleksi 

24.  Menentukan macam bahan yang dapat digunakan untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran

telah dilaksanakan pada satu kompetensi dasar 

25.  Menentukan komponen pembelajaran yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pembela

satu kompetensi dasar (KD) matematika 

26.  Menggunakan konsep barisan dan deret untuk menyesaikan masalah matematika 

27.  Menaksir (menduga) hasil operasi beberapa bilangan 

28.  Membandingkan beberapa hasil operasi dua bilangan 

29.  Mengidentifikasi pernyataan 

30.  Menentukan ingkaran suatu pernyataan majemuk 

31.  Mengidentifikasi sifat-sifat atau karakteristik bangun datar 

32.  Menentukan ukuran sudut suatu segi-banyak 

Page 3: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 3/11

 

33.  Dapat menggunakan konsep rata-rata untuk menyelesaikan masalah 

34.  Dapat menggunakan aturan kombinasi untuk menyelesaikan masalah 

35.  Dapat menggunakan pola bilangan untuk menyelesaikan masalah 

36.  Dapat menentukan persamaan garis lurus 

37.  Dapat menerapkan konsep fungsi linear untuk menyelesaikan masalah 

38.  Dapat menerapkan sifat fungsi linear 

39.  Memfaktorkan suku banyak 

40.  Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel 

41.  Menggunakan sifat-sifat barisan aritmetika untuk menyelesaikan soal 

42.  Menghitung luas daerah yang dibatasi oleh 2 grafik fungsi yang diketahui atau beberapa titik dilaluinya 

43.  Menentukan banyaknya bilangan dengan menerapkan aturan/kaidah pencacahan 

44.  Mennggunakan hukum De Morgan untuk menentukan banyaknya anggota suatu himpunan 

45.  Menggunakan perbandingan trigonometri untuk menghitung nilai sinus suatu sudut 

46.  Menggunakan aturan sinus untuk menentukan luas segitiga 

47.  Menentukan hasil kali bilangan dengan vektor 

48.  Menjelaskan proses penemuan rumus barisan/deret 

Page 4: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 4/11

 

49.  Memahami perkembangan filsafat mtematika 

50.  Memilih alat ukur yang tepat untuk membantu pembelajaran matematika 

51.  Menggunakan alat peraga matematika 

52.  Mengetahui tujuan pembelajaran matematika 

53.  Menentukan keberadaan standar kompetensi, kompetensi dasar, atau indikator berdasarkan KTSP 

54.  Menentukan kompetensi dasar yang relevan dengan standar kompetensi 

55.  Menentukan kegiatan belajar yang relevan dengan level kemampuan siswa 

56.  Merancang pembelajaran secara kreatif pembelajaran pada suatu topik tertentu 

57.  Berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran matematika 

58.  Mengolah materi pembelajaran 

59.  Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan refleksi atas kinerja sendiri 

60.  Menjelaskan tujuan Penelitiian Tindakan Kelas (PTK) 

61.  Menjelaskan pengertian tindakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) 

62.  Mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk mensikapi atau menghadapi perkembangan zaman 

63.  Menentukan prosedur pengiriman atau penerimaan/down load file via e-mail 

64.  Menggunakan fasilitas drawing Ms. Word dalam menggambar bangun-bangun geometri 

65.  Menjelaskan cara mengirimkan email menggunakan software klien email 

66.  Menggunakan software aplikasi Internet untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui Internet 

67.  Menjelaskan kegunaan berbagai aplikasi Internet yang berkaitan dengan pengembang profesi seb

guru matematika di SMP 

Page 5: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 5/11

 

MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN SISWA DALAM

MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA 

MENGENALI IDE ATAU KONSEP TEORI BELAJAR VIGOTSKY 

PIHAK YANG MENYUSUN SILABUS

MENENTUKAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN SILABUS

E. Langkah-langkah Pengembangan SilabusMengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar matapelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, denganmemperhatikan hal-hal berikut:urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atautingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutanyang ada di SI;b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.Mengidentifikasi Materi Pokok/PembelajaranMengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang

pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:potensi peserta didik;relevansi dengan karakteristik daerah,tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, danspritual peserta didik;d. kebermanfaatan bagi peserta didik;e. struktur keilmuan;f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan

lingkungan; danh. alokasi waktu.Mengembangkan Kegiatan PembelajaranKegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalamanbelajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksiantarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dansumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensidasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melaluipenggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan17berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat

Page 6: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 6/11

 

kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatanpembelajaran adalah sebagai berikut.Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuankepada para pendidik, khususnya guru, agar dapatmelaksanakan proses pembelajaran secara profesional.b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harusdilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapaikompetensi dasar.c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai denganhierarki konsep materi pembelajaran.d Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimalmengandung dua unsur penciri yang mencerminkanpengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswadan materi.Merumuskan Indikator Pencapaian KompetensiIndikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang

ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yangmencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapatdiobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusunalat penilaian.Penentuan Jenis PenilaianPenilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukanberdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakantes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatankinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasilbelajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis danberkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermaknadalam pengambilan keputusan.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apayang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang

terhadap kelompoknya.c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yangberkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,18kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensidasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untukmengetahui kesulitan peserta didik.d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaranberikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaiankompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan programpengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

Page 7: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 7/11

 

ketuntasan.e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jikapembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasilapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupunproduk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupainformasi yang dibutuhkan.Menentukan Alokasi WaktuPenentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkanpada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingankompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabusmerupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensidasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.Menentukan Sumber Belajar 

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yangdigunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetakdan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial,dan budaya.Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensidan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatanpembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. 

MENGGUNAKAN HUKUM DE MORGAN UNTUK MENENTUKAN

BANYAKNYA ANGGOTA SUATU HIMPUNAN (SMP) 

Hukum De Morgan:

Hukum De Morgan:

~( p  q)  ~ p  ~q 

~( p  q) ~ p  ~q

MENGGUNAKAN PERBANDINGAN TRIGONOMETRI UNTUK MENGHITUNG

NILAI SINUS SUATU SUDUT

MENGGUNAKAN SOFTWARE APLIKASI INTERNET UNTUK

BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG LAIN MELALUI INTERNET (SMP)Surat Elektronik (e-mail) : Aplikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan elektronik melalui jaringan

USENET Newsgroup (forum): kelompok diskusi dimana orang bisa berbagi gagasan dan informasi didalam topik tertentu m

papan buletin.

ListServ : Forum umum diskusi diantara kelompok-kelompok dimana berkomunikasi melalui email

Page 8: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 8/11

 

Chatting : layanan internet untuk berkomunikasi antara 2 orang atau lebih.

Internet Telephony (VoIP : Voice Ov er IP) : layanan internet untuk komunikasi suara dengan harga lebih murah

Streaming Audio dan Video : layanan internet dimana pemakai dapat melihat dan mendengar data yang dikirm oleh server

Real-time Audio dan Video

Browser : Aplikasi software yang digunakan untuk mengakses web.

Contoh Browser : Internet Explorer dari Microsoft, Netscape Navigator, Mozilla Firefox

Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme 

Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang siswa yang aktif menciptakan struktur-struktur kognitif

interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognit

terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh siswa itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa

diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara

menerus melalui proses rekonstruksi.

Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa yang harus aktif mengemba

pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.Pene

belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri

kehidupan kognitif siswa sehingga belajar lebih diarahkan pada experimental learningyaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berda

pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengemb

konsep baru. Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada pebelajar.

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu:

mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan.

mengutamakan proses,

menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman social,

pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman

 A spek- A spek Pembelajaran Konstruktivistik  

Fornot mengemukakan aspek-aspek konstruktivitik sebagai berikut: adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the conc

envieronmet ), dan pembentukan makna (the construction of meaning). Dari ketiga aspek tersebut diadaptasi terhadap lingkungan

dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

v Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke

skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatka

mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak

menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu

mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru perngertian orang itu berkembang.

v Akomodasi. Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yan

dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada.

keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangs

yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.Bagi Piaget adaptasi merupakan

kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi ter

lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan (disequilibrium). Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomoda

struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan prose

Page 9: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 9/11

 

menerus tentang keadaan ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimb

maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Tingkatan pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini oleh Vygotskian disebutnya sebagai scaffolding.Scaffolding, berarti mem

kepada seorang individu sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan terseb

memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah mampu menge

sendiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bent

yang memungkinkan siswa dapat mandiri.

Vigotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu

siswa mencapai keberhasilan dengan baik,

siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan,

siswa gagal meraih keberhasilan.

Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai keberhasilan.Dorongan guru sangat dibu

agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum.

Konstruktivisme Vygotskian memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut

disesuaikan oleh setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan memalui adaptasi intelektual dalam konteks social budaya.

penyesuaian itu equivalent dengan pengkonstruksian pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses regulasi diri internal.

hubungan ini, para konstruktivis Vygotskian lebih menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual. Terdap

prinsip penting yang diturunkan dari teori Vigotsky adalah:

mengenai fungsi dan pentingnya bahasa dalam komunikasi social yang dimulai proses pencanderaan terhadap tanda (sign) sampai k

tukar menukar informasi dan pengetahuan,

Zona of Proximal Development (ZPD) Pembelajar sebagai mediator memiliki peran mendorong dan menjembatani siswa dalam upa

membangun pengetahuan, pengertian dan kompetensi.

Dalam interaksi sosial dikelas, ketika terjadi saling tukar pendapat antar siswa dalam memecahkan suatu masalah, siswa yang lebih

memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan berupa petunjuk bagaimana cara memecahkan masalah tersebut, maka

scaffolding, siswa yang mengalami kesulitan tersebut terbantu oleh teman yang lebih pandai. Ketika guru membantu secukupnya k

siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, maka terjadi scaffolding.

Konsep ZPD Vigotsky berdasar pada ide bahwa perkembangan pengetahuan siswa ditentukan oleh keduanya yaitu apa yang

dilakukan oleh siswa sendiri dan apa yang dilakukan oleh siswa ketika mendapat bantuan orang yang lebih dewasa atau teman s

yang berkompeten (Daniels dan Wertsch dalam Slavin 2000: 47).

Pandangan Konstruktivistik tentang belajar dan pembelajaran 

Pengtahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu. Belajar adalah penyusunan pengetahua

pengalaman konkrit, aktivitas

kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar adalah menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makn

menghargai ketidakmenentuan. Si belajar akan memiliki pemahaman yag berbeda terhadap pengetahuan tergantung

pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya. Mind berfungsi sebagai alat untuk menginterpretasi per

objek, atau perspektif yang ada dalam dunia nyata sehingga makna yang dihasilkan bersifat unik dan individualistik.

Pandangan Konstruktivistik tentang penataan Lingkungan Belajar 

Page 10: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 10/11

 

Ketidakteraturan, ketidakpastian, kesemrawutan, Si belajar harus bebasKebebasan menjadi unsur yang esensial dalam lingk

belajar.Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang

dihargai.Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar.Si belajar adalah subjek yang harus memapu menggu

kebebasan untuk melakukan pengaturan diri dalam belajar.Control belajar dipegang oleh si belajar.

Pandangan Konstruktivistik tentang Tujuan PembelajaranTujuan pembelajaran ditekankan pada belajar bagaimana belajar

how to learn).

pandangan Konstruktivistik tentang strategi pembelajaran 

Penyajian isi menekankan pada penggunaan pengetahuan secara bermakna mengikuti urutan dari keseluruhan-ke-bagian.Pembe

lebih banyak diarahkan untuk meladeni pertanyaan atau pandangan si belajar.Aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada data

dan bahan manipulatif dengan penekanan pada keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran menekankan pada proses.

Pandangan Konstruktivistik tentang evaluasiEvaluasi menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang meli

keterampilan terintegrasi, dengan menggunakan masalah dalam konsteks nyata. Evaluasi yang menggali munculnya berpikir dive

pemecahan ganda, bukan hanya satu jawaban benar.Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar dengan cara memberikan tugas

yang menuntut aktivitas belajar yang bermkana serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. evaluasi menekankan

keterampilan proses dalam kelompok.

Rancangan Pembelajaran KonstruktivistikBerdasarkan teori Vygotsky yang telah dikemukakan di atas maka pembelajaran

dirancang/didesain dalam model pembelajaran konstruktivis di kelas sebagai berikut:

Identifikasi  prior knowledge dan miskonsepsi . Identifikasi awal terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki terhadap lingkung

dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif

Identifikasi ini dilakukan dengan tes awal, interview

Penyusunan program pembelajaran. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.

Orientasi dan elicitasi. situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada awal-awal pembel

untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik yang akan dibahas. Siswa dituntun agar mereka mau mengemukakan ga

intuitifnya sebanyak mungkin tentang gejala-gejala fisika yang mereka amati dalam lingkungan hidupnya sehari-hari. Pengung

gagasan tersebut dapat memalui diskusi, menulis, ilustrasi gambar dan sebagainya. Gagasan-gagasan tersebut kemudian dipertimba

bersama. Suasana pembelajaran dibuat santai dan tidak menakutkan agar siswa tidak khawatir dicemooh dan ditertawakan bila gag

gagasannya salah. Guru harus menahan diri untuk tidak menghakiminya. Kebenaran akan gagasan siswa akan terjawab dan teru

dengan sendirinya melalui penalarannya dalam tahap konflik kognitif.

Refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan e

direflesikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring pada tahap awal. Miskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalaha

kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya.

5. Resrtukturisasi ide, berupa: (a) tantangan, siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala yang kemudian

diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. Mereka diminta untuk meramalkan hasil percobaan dan memberikan alas an

mendukung ramalannya itu. (b) konflik kognitif dan diskusi kelas. Siswa akan daapt melihat sendiri apakah ramalan mereka bena

salah. Mereka didorong untuk menguji keyakinan dengan melakukan percobaan. Bila ramalan mereka meleset, mereka akan men

konflik kognitif dan mulai tidak puas dengan gagasan mereka. Kemudian mereka didorong untuk memikirkan penjelasan paling sede

yang dapat menerangkan sebanyak mungkin gejala yang telah mereka lihat. Usaha untuk mencari penjelasan ini dilakukan dengan

konfrontasi melalui diskusi dengan teman atau guru yang pada kapasistasnya sebagai fasilitator dan mediator. (c ) membangun

kerangka konseptual. Siswa dituntun untuk menemukan sendiri bahwa konsep-konsep yang baru itu memiliki kons

internal.Menunjukkan bahwa konsep ilmiah yang baru itu memiliki keunggulan dari gagasan yang lama.

6. Aplikasi. Menyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah. Menganjurkan m

untuk menerapkan konsep ilmiahnya tersebut dalam berbagai macam situasi untuk memecahkan masalah yang instruktif dan ke

Page 11: Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam

5/13/2018 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Siswa Dalam - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mengidentifikasi-penyebab-kesulitan-siswa-dalam 11/11

 

menguji penyelesaian secara empiris. Mereka akan mampu membandingkan secara eksplisit miskonsepsi mereka dengan penjelasa

keilmuan.

Review dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonseps

muncul pada awal pembelajaran. Revisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila miskonsepsi yang muncul kembali bersifat

resisten. Hal ini penting dilakukan agar miskonsepsi yang resisten tersebut tidak selamanya menghinggapi struktur kognitif, yang

akhirnya akan bermuara pakesulitan belajar dan rendahnya prestasi siswa bersangkutan.

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sesekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karaktepeserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya.

  Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan sisecara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat mengusahakan untuk membentukkelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan sekolah/madrasah tersebut.

Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI,menyusun silabus secara bersamSMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guruyang terkait.Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergadengan sekolahsekolah/madrasah-madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-smengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dlingkup MGMP/PKG setempat.16

Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama setempat dmemfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para berpengalaman di bidangnya masing-masing