Menghargai Jasa Ayah

download Menghargai Jasa Ayah

of 2

Transcript of Menghargai Jasa Ayah

  • 8/2/2019 Menghargai Jasa Ayah

    1/2

    Menghargai Jasa AyahWednesday, 23 November 2011 16:25

    Dunia memperingati 1 Juni sebagai Hari Ayah. Memang tak banyak yang tahu, karena biasanya lebih fokus

    pada penghormatan sosok ibu setiap 22 Desember. Dirayakan atau tidak, yang jelas ayah layak dihormati

    dan dihargai. Jasa-jasanya begitu besar, tak kalah dengan ibu.

    Namun sayang, tak sedikit anak yang justru mengabaikan ayahnya. Ada anak yang suka membangkang

    perintah ayah, membantah kata-katanya, mencap ayahnya kejam, kuno, pelit, dll. Tak sedikit pula anak yang

    merasa malu dengan sosok ayahnya, rendah diri, merasa hina, tidak bangga, bahkan minder sekadar

    menyebut nama ayah di hadapan teman-temannya. Terlebih jika profesi ayah dinilai rendahan, biasa saja

    dan tidak bonafid.

    Akibatnya, kerapkali hubungan anak-ayah menjadi renggang. Terlebih jika anak sudah beranjak dewasa,

    ayah sudah bukan menjadi tumpuan rujukan lagi. Kecintaan anak-ayah makin menipis, hubungan anak-ayah

    hambar, kaku, formal bahkan renggang. Jangankan peluk-cium, sapaan pun sekadar basa-basi di bibir.

    Yang lebih parah lagi, ada anak sampai membenci ayahnya, hingga mengabaikan tatanan Islam. Seperti

    kabur dari rumah tanpa pamit, menikah tanpa restu ayahnya atau memutuskan silaturahim dengan ayahkandung dengan berbagai alasan.

    Hal tersebut tentunya tidak layak dilakukan anak yang mengaku shalih-shalihah. Untuk itu, anak perlu

    memahami pentingnya peran ayah berikut jasa-jasanya. Seperti:

    1. Ayah adalah pemberi nafkah.

    Ayahlah yang memberi makan kita sejak dalam kandungan hingga dewasa. Juga, menopang keperluan

    hidup anak-anaknya hingga dewasa, yakni anak perempuan sampai menikah dan anak laki-laki sampai ia

    bekerja. Bayangkan, jika dinilai rupiah, berapa trilyun nafkah yang sudah dialirkan ayah demi anaknya?

    2. Ayah sebagai pendidik anak.

    Ayah bukan sekadar tempat menadah materi, uang saku, SPP, baju baru, tapi punya kewajiban sebagai

    pelindung, pengayom dan pendidik anak. Adalah wajar jika nasihat-nasihat meluncur dari mulutnya, karena

    tugasnya membimbing dan mendidik anak agar shalih-shalihah. Ayah adalah perisai agar buah hatinya tidak

    tergelincir dalam kenistaan.

    3. Ayah adalah wali bagi anak, khususnya perempuan.

    Anak perempuan berada dalam naungan wali, yakni ayah kandungnya. Jika akan keluar rumah, anak harus

    izin. Kalo hubungan dengan ayah baik, pasti izin tidak masalah asal untuk kebaikan. Jika akan menikah,

    harus direstui ayah, karena ayah yang berhak menikahkan anak perempuannya. Jangan sampai karena

    tidak harmonis, menikah tanpa ayah. Tentu tidak sah.

    4. Ayah mewariskan nama baik dan harta jika telah wafat.

    Ayah menjalankan fungsi sebagai pelestari keturunan. Keberadaan anak sangat membanggakannya,

    sebagai pewaris nama baik dan penerus cita-citanya. Ayah tak mengharap apapun dari anak, bahkan akan

    berusaha mencukupi kebutuhan anaknya hingga ia meninggal. Sebab itu anak berhak atas warisannya.

    Dengan melihat hal di atas, sangat wajar jika anak wajib berbakti, menjaga nama baiknya, merawat saat ia

    renta dan mendoakannya ketika ia telah tiada. Jangan sampai di akhir masa hidupnya, karena tidak dekat

    dengan ayah, malah ayah dikirim ke panti jompo. Juga, tak pernah mendoakannya karena kesibukan dunia.

  • 8/2/2019 Menghargai Jasa Ayah

    2/2

    Mari, mulai saat ini kita menjaga dan memperbaiki hubungan dengan ayah. Sebagaimana Rasulullah SAW

    begitu dekat dengan Fatimah. Fatimahlah yang merawat Rasulullah SAW di akhir hayatnya. Allah SWT

    berfirman dalam surat al-Isra ayat 23-24 yang artinya: Tuhanmu telah memutuskan supaya kamu tidak

    menyembah sesuatu kepada-Nya dan terhadap kedua orang tua harus berlaku baik. Pada waktu salah

    seorang dari mereka atau keduanya telah tua janganlah kau berkata cis/ah (kata yang menunjukkan rasa

    muak) kepada keduanya dan jangan pula membentak dan berkatalah dengan kata-kata yang lunak, lemah

    lembut dan sopan.Juga, firman Allah Swt. surat al-Ankabut ayat 8 yang artinya: Kami telah mewasiatkan

    kepada manusia untuk berbuat baik terhadap kedua orang tuanya.