Menggugat Monopoli Hak Cipta
-
Upload
awang-uwung -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of Menggugat Monopoli Hak Cipta
-
14/12/12 Menggugat Monopoli Hak Cipta
1/3koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/107983
[Untuk tampilan terbaik, Gunakan Brow ser Mozilla FireFox]
Berita Utama Lain
Find us on Facebook
Koran Jakarta
Like You like this.
about an hour ago
Koran Jakarta
Hukum adat dapat digunakan
untuk membuat jera para
koruptor.
http://koran-jakarta.com/
index.php/detail/view01/107
993/hl
Jum'at, 14 Desember 2012 8:31:54 WIB
NASIONAL MONDIAL MEGAPOLITAN SPORT PROPERTI OTOMOTIF TELKO KOLOM INDEKS EDISI MINGGU RONA EKONOMI BISNIS
Gagasan
Jumat, 14 Desember 2012 | 23:47:23 WIB
Like 2
Dibaca : 26
TweetTweet 0 0
Share 2
Menggugat Monopoli Hak Cipta
bukumurah86.wordpress.com
Banyak fakta menunjukkan bahwa hak cipta
tidak sepenuhnya mampu menjamin
kemakmuran para seniman. Royalti seniman-seniman disunat, bahkan tidak dibayarkan oleh
perusahaan, meski karya mereka best seller di
pasaran.
Judul : Dunia Tanpa Hak Cipta
Penulis : Joost Smiers dan Marieke
van SchijndelPenerbit : Insist Press
Tahun : Cet. I, Oktober 2012
Tebal : xx 167 halamanISBN : 978-602-8384-56-8
Banyak fakta menunjukkan bahwahak cipta tidak sepenuhnya mampu
menjamin kemakmuran para seniman.
Royalti seniman-seniman disunat,
bahkan tidak dibayarkan olehperusahaan, meski karya mereka best
seller di pasaran.
Kesemarakan jagat budaya populer di
bawah asuhan industri selalu
melahirkan karya-karya baru di
bidang musik, film, lukisan, fotografi,
sastra, maupun karya seni lainnya.Ketatnya persaingan dalam produksi
budaya populer tak ayal diwarnai
problematika hak cipta (copy right)
yang makin sensitif, khususnya terkait
plagiasi dan pembajakan.
Menurut Joost Smiers dan Marieke van Schijndel, hak cipta merupakan hak kekayaan intelektualyang mencakup kepemilikan (right of ownership) sebagai aspek utamanya (halaman 2). Bagi seniman
atau pencipta, hak kekayaan intelektual adalah nilai eksklusif sebagai bentuk apresiasi atas hasil jerih
payahnya. Hak cipta untuk mengamankan integritas sebuah karya dari berbagai tindakan yang
merugikan secara ekonomis.
Industri hiburan menggenggam hak cipta sebagai kewenangan memproduksi, menggandakan, dan
mendistribusikan karya seorang seniman atau kreator. Hak cipta menjadi pengabsah untuk melakukanmonopoli serta kontrol atas karya-karya yang diterbitkan atau diedarkan. Selain itu, juga alat
dominasi untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.
Banyak fakta menunjukkan bahwa hak cipta tidak sepenuhnya mampu menjamin kemakmuran para
Be The Leader on a Meeting
Celebrity Embarrassing Moments
Pulau Lengkuas, Primadona Wisata di Belitung
Pertaruhan Atas Kekuasaan, Uang, danPerempuan
Sate Maranggi Lezatnya Santapan KhasPurwakarta
Kiki Amalia Gugat Cerai Markus
Kristen Stewart Bantu Korban Badai Sandy
Lyra Virna Sibuk, Tak Hadiri Sidang
Vino G Bastian Santai Soal Momongan
Gagasan Masa Depan dari Kaum Hawa
CARI
-
14/12/12 Menggugat Monopoli Hak Cipta
2/3koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/107983
A BE A nastasia Wiw ien Irianto Sienta
A stuti A nanta Kun Sam Zamhuri Euis
ILham
Penerbit
Bonnie
Hanna
26,148 people like Koran Jakarta.
Facebook social plugin
Banyak fakta menunjukkan bahwa hak cipta tidak sepenuhnya mampu menjamin kemakmuran para
seniman. Royalti seniman-seniman disunat, bahkan tidak dibayarkan oleh perusahaan, meski karya
mereka best seller di pasaran.
Realitas hak cipta yang penuh dengan nuansa negatif itulah yang digugat Smiers dan Schijndel dalam
buku Dunia Tanpa Hak Cipta. Buku yang tersaji dalam lima bab ini memaparkan argumen-argumen
menentang hak cipta yang dianggap sudah tidak relevan lagi sehingga perlu dihapus. Diajukan pula
beberapa usulan alternatif pengganti hak cipta demi menjaga kelangsungan industri budaya yang sehat.
Smiers dan Schijndel mengemukakan selain menimbulkan monopoli pasar, hak cipta juga telahmerampas pengetahuan lokal masyarakat. Hak paten justru menjadi alat untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan masyarakat lokal (halaman 48). Banyak sekali seni tradisional seperti lagu atau tari,
pengetahuan kolektif masyarakat tradisional seperti pembuatan jamu atau obat herbal, dalam
perkembangannya, dipatenkan oleh individu atau perusahaan.
Maka, tindakan konglomerasi karya budaya dianggap bertentangan dengan upaya pemeliharaan
pengetahuan, kebudayaan, serta kreativitas di wilayah publik. Hak cipta perlu diselaraskan dandibatasi dengan kepentingan kolektif masyarakat yang meliputi aspek sosioekonomi, makroekonomi,
ekologi, dan budaya.
Para pengkritik berikhtiar meletakkan kembali hak cipta di jalur yang semestinya dengan mengurangi
periode atau batas hak cipta dan prinsip penggunaan yang adil (fair use).
Smiers dan Schijndel sendiri kukuh berargumen perlunya menghapuskan hak cipta yang diiringidengan penerapan undang-undang persaingan untuk mengatur dan mendukung keberagaman konten
dan kepemilikan suatu karya di pasar budaya. "Tidak ada gunanya berpikir tentang atau bertindak
terhadap hak cipta kecuali jika kondisi pasar juga direstrukturisasi" (halaman 143).
Buku ini memperluas cara pandang masyarakat dalam memaknai hak cipta. Di satu sisi hak ciptamemang bentuk penghargaan bagi seniman. Tetapi, di sisi lain, tak lebih "pepesan kosong" kapitalismeyang dijadikan dalil untuk mengeruk keuntungan tak terbatas dari taktik konglomerasi yang
dijalankannya. Argumentasi-argumentasi kritis buku ini mengajak pembaca untuk menilai ulang kasus-kasus sengketa hak cipta di panggung hiburan dalam negeri maupun jagat internasional.
Diresensi Musyafak, staf Balai Litbang Agama, Semarang
Ada 0 Komentar untuk berita ini.
Kirim Komentar AndaSilahkan login untuk kirim komentar Anda.Komentar :
Kirim Batal
Disclaimer : Redaksi menerima komentar terkait artikel y ang ditay angkan. Isi komentar menjaditanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis,kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Untuk pengutipan berita wajib mencantumkan link portal KoranJakarta. Semua berita dan foto dilindungi oleh hak cipta dan tidak diperkenankan untukmeny alahgunakanny a tanpa seizin pengelola situs.
Iklan & SirkulasiJl. Wahid Hasyim No. 125Jakarta PusatPhone: +62-21-3152550
Koran Jakarta | Lokasi Vending Mesin | Tarif Berlangganan | Tarif IklanKontak Kami |
-
14/12/12 Menggugat Monopoli Hak Cipta
3/3koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/107983
Phone: +62-21-3152550Fax: +62-21-3158567Email: [email protected] Disini Untuk Gangguan Akses WebKlik Disini Untuk Keluhan Langganan Koran Jakarta
2008-2011 PT Berita Nusantara - All rights reserved