Menggambar Konstruksi Gedung i

33
1 MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEDUNG I Definisi Gambar Teknik Gambar teknik adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik. Sebagai suatu alat komunikasi, gambar teknik mengandung maksud tertentu, perintah-perintah atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki satu arti, satu maksud, dan satu tujuan. HURUF TEKNIK Di dalam gambar teknik juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu huruf teknik, yang berupa huruf besar cetak, sederhana, tidak diblok/tebal tanpa tambahan variasi apa pun. Jelasnya dapat melihat pada gambar berikut.

Transcript of Menggambar Konstruksi Gedung i

Page 1: Menggambar Konstruksi Gedung i

1

MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEDUNG I

Definisi Gambar Teknik

Gambar teknik adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik.

Sebagai suatu alat komunikasi, gambar teknik mengandung maksud tertentu, perintah-perintah atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki satu arti, satu maksud, dan satu tujuan.

HURUF TEKNIK

Di dalam gambar teknik juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu huruf teknik, yang berupa huruf besar cetak, sederhana, tidak diblok/tebal tanpa tambahan variasi apa pun. Jelasnya dapat melihat pada gambar berikut.

MEDIA GAMBAR DAN UKURAN

Untuk membuat gambar yang membutuhkan beberapa kertas sekaligus, dianjurkan memakai kertas dengan ukuran yang sama. Untuk menentukan ukuran-ukuran tersebut dalam tabel,

Page 2: Menggambar Konstruksi Gedung i

2

dipakai patokan/ukuran standar, yaitu A0, yang luasnya adalah 1 m2 dengan perbandingan panjang : lebar = 2 : 1. Ukuran-ukuran selanjutnya A1, A2, A3, A4, di mana luas ukuran A1 = 1/2 luas A0, luas A2 = 1/2 luas A1 dan seterusnya. Perbandingan panjang dan lebar tetap sehingga kita bisa mencari ukuran-ukuran tersebut seperti pada tabel di atas.

Pengertian Gambar Dua Dimensi dan Tiga Dimensi

Gambar 2 dimensi biasa disebut dengan 2D atau bidang adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang dan lebar. Gambar 2 Dimensi merupakan teknik penggambaran yang berpatokan pada titik koordinat sumbu x (datar) dan sumbu y (tegak).

Page 3: Menggambar Konstruksi Gedung i

3

Gambar 3 dimensi biasa disebut 3D adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Grafik 3 Dimensi merupakan teknik penggambaran yg berpatokan pada titik koordinat sumbu x(datar), sumbu y(tegak), dan sumbu z(miring).

Jenis Garis Dan Tebal Garis

Skala Gambar

Skala 1: 100 untuk pembuatan gambar daerah bangunan dan gambar – gambar tampak

dari arah muka / depan, tampak samping kiri, tampak samping kanan, dan bila diperlukan

gambar tampak belakang.

Skala 1: 50 dapat juga untuk denah bangunan atau lainnya.

Skala gambar 1: 20 pada umumnya untuk gambar – gambar potongan / irisan, dan ini

perlu denagn notasi yang jelas beserta ukuran – ukurannya.

Skala gambar 1: 10 biasanya pada gambar – gambar detail yang harus dibuat, misalnya

detal rencana pondasi, detail sambungan kayu atau detail dari pembuatan kozen pintu

atau kozen jendela, dapat juga detail ini untuk pekerjaan pembuatan bak kontrol dan lain

– lain.

Pengertian skala 1: 100 artinya digambar dengan ukuran 1 cm berarti pelaksanaan pisik 1 m.

Page 4: Menggambar Konstruksi Gedung i

4

Pengertian Simbol/Notasi

Simbol adalah suatu gambar yang mewakili suatu benda. Simbol dibuat agar jelas tempat

dan jenis konstruksi yang harus dibuat pada saat pekerjaan dilakssanakan.

Gambar Simbol Bahan

Page 5: Menggambar Konstruksi Gedung i

5

Membuat dan Menata Gambar

Beberapa petunjuk untuk membuat gambar adalah sebagai berikut:

Apa yang akan digambar serta ketentuan-ketentuan yang perlu pada gambar tersebut harus

benar-benar dipahami terlebih dahulu.

Pergunakan skala yang sesuai.

Pilih ukuran kertas yang sesuai.

Menata Gambar

Penataan gambar disusun dengan urutan-urutan:

1. Tapak/Site Plant

2. Denah

3. Tampak

4. Potongan

5. Detail-detail

Judul gambar dan symbol-simbol grafis diletakkan menyatu dengan gambar

Letak yang simetris cocok

untuk menyajikan gambar

yang simetris juga

Page 6: Menggambar Konstruksi Gedung i

6

Judul gambar dapat dipakai membantu memberikan kesan seimbang dari suatau gambar yang

tampaknya kurang serasi

Keterangan gambar harus dibuat menjadi satu rangkai informasi yang lengkap

Kop Gambar

Kop gambar atau kotak nama digambarkan pada bagian bawah sebelah kanan kertas gambar

dan berisi keterangan gambar selengkapnya baik mengenai diri si penggambar, pemeriksa, judul

gambar, ukuran, dan lain-lain. Biasanya dipakai pada ukuran kertas gambar yang kecil (AZ, A3,

A) di mans dalam 1 lembar kertas gambar tidak terlalu banyak yang digambar sehingga

keterangannya juga tidak perlu kertas besar (A 2, Al, Ao, 2AO). Bentuk kotak searah vertical atas

ke bawah digambar di sebelah kanan kertas gambar (tepi kanan). Di sini dapat juga diisi pada

catatan, perhitungan ringan yang perlu disertakan, misalnya perhitungan tangga, bersangkut

paut dengan peil lantai atas dan bawah.

Page 7: Menggambar Konstruksi Gedung i

7

Page 8: Menggambar Konstruksi Gedung i

8

Melipat Gambar

Untuk menyajikan gambar secara resmi, kertas gambar harus dilipat (tidak boleh digulung)

sedemikian rupa sehingga menjadi ukuran yang lebih kecil dan mudah ditumpuk. Ukuran setelah

dilipat menjadi sebesar A4 atau folio baik tidur maupun berdiri. Hal yang menjadi catatan adalah:

- Nama harus selalu ada pada bagian depan.

- Ukuran lipatan A4, atau folio.

- Standar di sini adalah BS 1192: 1969.

Bila dibukukan, yaitu bila gambar harus dijadikan satu dengan uraian tertulis atau perhitungan

struktur, berupa buku maka harus dilipat seperti gambar berikut (bagian kanan).

Page 9: Menggambar Konstruksi Gedung i

9

Kertas Gambar

Kertas gambar yang sering digunakan adalah kertas putih (kertas padalarang/kertas manila) dan

kertas kalkir. Kertas padalarang dan kertas manila adalah jenis kertas yang tidak tembus cahaya,

agak tebal, biasanya untuk membuat gambar dengan pensil dan kadang-kadang juga dengan

tinta. Adapun kertas kalkir adalah kertas yang tembus cahaya (transparan) biasanya untuk

membuat gambar dengan tinta yang merupakan proses lanjutan dari pembuatan gambar dengan

pensil untuk mempermudah dalam penggandaan (reproduksi).

Pensil

Ada dua macam pensil yang dapat dipergunakan yaitu:

a. Pensil Mekanis, pensil ini dilengkapi dengan isi pensil yang bergaris tengah 0,5 mm

dan tdk perlu diruncingkan lagi (akan tetap tajam). Namun untuk membuat garis yang

benar-benar halus dan tetap tegas, pensil inipun harus dipuatar menurut sumbunya

pada waktu menarik garis. Untuk garis relatif lebih tebal dan jelas, anda harus

menarik pensil anda beberapa kali. Isi pensil semacam ini yang bergaris tengah 0.3

mm, 0.7 mm, dan 0.9 mm juga ada.

b. Pensil Biasa, pensil ini terbuat dari kayu yang dapat juga dipakai untuk membuat

gambar teknik, katunya harus dikupat sepanjang ¾ ‘ sehingga isi pensilnya terbuka

dan dapat diruncingkan seperti pensil yang bertangkai.

Tingkat kerasnya isi pensil gambar tergantung dari:

a. Jenis isi pensil yang berkisar dari 9H (paling keras) sampai 6B (paling lunak).

b. Jenis dan sifat permukaan kertas (kasar atau halus) : semakin kasar permukaannya,

semakin keras pinsil yang harus anda pakai.

c. Permukaan meja/alas kertas gambar: semakin keras permukaannya, semakin terasa

lunak pensil yang dipakai.

Page 10: Menggambar Konstruksi Gedung i

10

d. Kelembaman: kondisi udara yang mempunyai kelembaman yang tinggi cenderung

memperkeras isi pensil.

Jenis Isi Pensil:

4H: Keras dan padat, digunakan untuk menggambar rencana yang menuntut ketelitian

tinggi, tidak cocok untuk menggambar yang final, tidak boleh ditekan terlalu kuat sewaktu

menggambar karena akan meninggalkan bekas di atas kertas dan sukar dihapus, jika

dipakai untuk menggambar diatas kertas kalkier hasil cetak birunya tidak jelas.

2H: Agak keras, jenis yang paling keras yang biasa dipakai untuk gambar final, sukar

dihapus jika ditekan terlalu kuat.

F dan H: Sedang, cocok untuk segala keperluan, dipakai untuk membuat rencana,

gambar final dan menulis.

Lunak, dipakai untuk membuat garis dan tulisan yang besar/lebar dan jelas, perlu

kesabaran untuk membuat garis-garis yang halus, mudah dihapus, hasil cetak birunya

cukup baik, mudah luntur bila kena gesekan.

Pena/Rapido

Pena gambar teknik mampu menghasilkan garis yang lebarnya tertentu, pena ini dapat

dipakai baik untuk gambar dengan tangan bebas maupun gambar-gambar teknik yang

memakai tinta. Seperti halnya dengan tangkai pensil, pena gambar teknik pun

mempunyai banyak jenis dan cara memakainya tergantur dari pabriknya. Namun, hampir

semua pena teknik, menggunakan kawat halus untuk memperlancar aliran tinta. Kawat

tersebut berada di dalam ujung pena yang berbentuk pipa halus, ukuran pipa pena inilah

yang menentukan tebal garisnya. Ada 12 macam ukuran pena, mulai dari 5x0 (paling

halus) sampai 6 (2mm). Ada beberapa ukuran pena yang harus ada bagi mereka yang

baru pertama kali membeli satu set pena gambar antara lain pena teknik ukuran 0.1 mm,

Page 11: Menggambar Konstruksi Gedung i

11

0.2 mm, 0.4 mm, dan 0.8 mm. Pastikan bahwa pena yang anda pakai mempunyai ujung

cukup panjang, sehingga melampaui ketebalan kayu penggaris anda dan rata ujungnya.

Penggaris Segi Tiga

Mistar gambar mempunyai dua bagian, yaitu bagian mistar yang panjang disebut daun

mistar, dan bagian mistar yang pendek disebut kepala mistar. Sudut antara bagian daun

dan bagian kepala mistar sebesar 90 (siku-siku) Penggaris segitiga adalah alat untuk

menarik garis, mempunyai salah satu sudut 90 (siku-siku). Sepasang penggaris segitiga

siku-siku terdiri dari dua buah penggaris segitiga siku-siku, yang satu bersudut 45 - 45

dan yang lainnya bersudut 60 - 30.

Penggaris segitiga berukuran kecil sangat membantu untuk membuat arsir pendek silang

pada permukaan atau bagian yang tidak begitu luas maupun untuk membuat tulisan.

Segitiga siku-siku sama sisi den segitiga siku-siku dengan sudut 60 dan 30 dapat

digunakan dalam kombinasi untuk membuat garis dengan sudut kelipatan 15. Penggaris

segitiga dengan salah satu sudutnya dapat diubah sesuai dengan keinginan sangat

berguna untuk menggambar garis-garis miring dalam gambar tangga dan atap.

Page 12: Menggambar Konstruksi Gedung i

12

Sablon dan Mal Kurva

Ada beberapa sablon yang digunakan dalam menggambar, antara lain:

Page 13: Menggambar Konstruksi Gedung i

13

- Sablon lingkaran, alat yang paling mudah dipakai untuk menggambar lingkaran-

lingkaran yang kecil dan ukurannya tetap

- Sablon interior, sablon ini sangat beguna untuk mengisi interior pada gambar denah,

bentuknya dapat berupa geometris, perlengkapan plambing, furniture.

- French curve, sablon/penggaris yang digunakan untuk menggambar garis-garis yang

tidak mempunyai jari-jari, seperti untuk menggambar kontur.

Penggaris T

Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala

berupa mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 90°

Page 14: Menggambar Konstruksi Gedung i

14

Jangka

Jangka adalah alat yang memungkinkan pena

gambar dipasang disalah satu kaki jangga.

Jangka sangat bermanfaat untuk membuat

gambar lingkaran yang jari-jarinya tidak

tertentu, lingkaran dengan jari-jari besar dan

hampir untuk semua gambar yang memakai

tinta.

Alat Penghapus

Biasakan memakai penghapus yang

paling lunak yang sesuai dengan tugas

anda untuk menghindakan adanya

bekas-bekas pada kertas gambar.

Jangan menggunakan karet

penghapus untuk tinta, karena

biasanya jenis ini mudah merusak

permukaan kertas gambar.

Page 15: Menggambar Konstruksi Gedung i

15

Perisai untuk penghapus garis adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam

menghapus; pakailah yang lubangnya berbentuk persegi panjang sehingga

memungkinkan anda menghapus bagian gambar yang ingin dihilangkan dengan tepat

juga untuk melindungi permukaan kertas gambar anda ketika anda menggunakan

penghapus elektris.

Meja Gambar

Meja gambar terdiri dari dua bagian, yaitu papan gambar dan standar (rangka

penyangga). Standar atau rangka penyangga dapat diatur kemiringannya sesuai dengan

kemiringan yang dikehendaki oleh juru gambar.

Papan gambar terbuat dari kayu pinus, kayu linde, kayu lapis (plywood) atau hardboard.

Syarat-syarat papan gambar adalah harus mempunyai permukaan rata dan tepi yang

lurus, tidak melengkung, dan sambungan papannya harus rapat. Papan gambar yang

sedrehana dapat diletakkan di atas meja gambar biasa.

Page 16: Menggambar Konstruksi Gedung i

16

Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif

Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar

bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan

dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan

arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah yang

sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan tetapi

miring terhadap bidang gambar.

Page 17: Menggambar Konstruksi Gedung i

17

Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi.

Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan

gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan

proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang

gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang

memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.

Gb.1. Contoh pandangan sejajar tegak

Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan

sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya

meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain.

Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya

tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya

tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak menampilkan

benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang perencanaan.

1. Proyeksi Ortogonal (Eropa)

Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan dengan yang lain.

Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan samping. Oleh karena itu

proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan perancangan mebel atau

desain produk.

Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut

pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi “Kuadran

Page 18: Menggambar Konstruksi Gedung i

18

Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut penampilan tersebut berbentuk tiga

dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III. Bidang I berfungsi untuk

menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang II untuk bayangan benda

tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda tampak dari samping kiri. Oleh

karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam proyeksi multiview (tampak

ganda).

Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek yang

digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika diurutkan

maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi. Posisi pengamat

terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu, masing-masing garis

pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat dan benda sehingga

menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.

Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi dua

dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat dituangkan ke

dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat dalam

gambar berikut:

Gb.2. Konstruksi ruang dalam proyeksi Eropa

Page 19: Menggambar Konstruksi Gedung i

19

Gb.3. Ruang dalam proyeksi Eropa yang dibentangkan menjadi bidang datar.

Gb 4. Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan ruang.

Gb. 5. Contoh cara memproyeksikan sebuah titik.

Page 20: Menggambar Konstruksi Gedung i

20

Gb.6. Contoh benda berupa kubus yang diproyeksikan dengan cara Eropa.

2. Proyeksi Aksonometri

Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak

(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam penampilan

tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan tampak atas, depan,

dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam proyeksi Eropa yang

terpisah oleh bidang-bidang.Gambar proyeksi Aksonometri menampilkan objek gambar

baik yang kongkret maupun imajiner ke dalam bayangan tiga dimensi, oleh karena itu

aksonometri tergolong jenis proyeksi piktorial.

Jenis proyeksi Aksonometri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Proyeksi Isometri

Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga dimensi atau

piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan perbadingan masing-masing

ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar sudut sumbu 1200 dapat digunakan

alternatif dibuat sudut 300 terhadap horisontal (baik sudut kanan maupun kiri)

Page 21: Menggambar Konstruksi Gedung i

21

Gb.7. Tampilan gambar isometri.

b. Proyeksi Dimetri

Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang ditampilkan,

dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan proyeksi

dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama panjang. Pada dimetri

perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan panjang. Perbandingan yang

lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada

sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah

kanan dan 7,2 derajat untuk sudut sebelah kiri.

Gb. 8. Tampilan gambar dimetri.

c. Trimetri

Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu

ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga

perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau 6:5:4.

Page 22: Menggambar Konstruksi Gedung i

22

Gb. 9. Tampilan gambar Trimetri.

3. Gambar Perspektif

Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih dekat dengan mata

terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak lebih jauh dengan mata terlihat lebih

kecil. Semakin jauh letak benda dari mata kita, benda itu akan terlihat semakin kecil

hingga akhirnya hanya tampak sebagai titik saja. Demikian juga dua benda atau lebih

yang letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita, semakin jauh dari mata, keduanya

akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya saling berimpit dan akan menjadi satu

titik.

Gb. 9. Konstruksi gambar perspektif

Seperti halnya dalam proyeksi Eropa maka dalam gambar perspektifpun diupayakan

agar bidang-bidang yang semula saling berpotongan harus dibentangkan menjadi bidang

datar. Pembentangan tersebut dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini. Bidang

mata dibentangkan ke atas menjadi sejajar dengan bidang tafrir, begitu juga dengan

bidang tanah yang dibentangkan ke bawah menjadi sejajar dengan bidang tafrir.

Page 23: Menggambar Konstruksi Gedung i

23

Selanjutnya, untuk kepentingan menggambar perspektif bidang itu menjadi

disederhanakan seperti di bawah ini

Gb.10. Bidang hasil pembentangan bidang

mata dan bidang tanah menjadi sejajar bidang

tafrir.

Gb.11. Posisi mata, distansi, tinggi tafrir, garis horizon,dan garis tanah

Gb.12. Contoh sebuah titik yang diproyeksikan dengan gambar perspektif

1. Perspektif satu titik lenyap (one point perspective)

Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak relative

dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki

sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik

Page 24: Menggambar Konstruksi Gedung i

24

lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar

yang demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan

garis-garis bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak

digunakan pada gambar rancang bangun (desain) interior.

2. Perspektif dua titik lenyap (two point perspective)

Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang letaknya

relative jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat. Karena posisi

pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-garis

batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak

digunakan untuk desain eksterior.

3. Perspektif tiga titik lenyap (three point perspective)

Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah atau ke

atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah. Perspektif ini

banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba tinggi. Jika kita

mengamati gambar di atas, titik A pada bidang tafrir yang merupakan titik pertemuan

garis mata dengan kedudukan titik tersebut yang ditarik lurus ke garis tanah kemudian

diteruskan ke P sebagai titik hilang. Memproyeksikan titik sebenarnya dapat melalui

4 cara seperti di bawah ini:

Cara pertama

Cara kedua

Page 25: Menggambar Konstruksi Gedung i

25

Cara ketiga

Cara keempat

Di bawah ini adalah gambar

perspektif sebuah garis AB yang

posisinya tegak lurus terhadapgaris

tanah.

Untuk benda-benda yang memiliki dimensi

tinggi perhatikan gambar di bawah ini. Garis ketinggian benda diukur dari garis tanah

Page 26: Menggambar Konstruksi Gedung i

26

tepat pada perpanjangan garis benda di garis tanah. Ukuran garis tinggi benda diukur

dengan ukuran sebenarnya.