MENGENAL TERAPI KOGNITIF

7
MENGENAL TERAPI KOGNITIF Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan kefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan seting lainnya. Secara umum, tujuan dari terapi kognitif adalah : 1. Meningkatkan aktivitas 2. Menurunkan perilaku yang tidak diinginkan 3. Meningkatkan kepuasan 4. Meningkatkan kemampuan social Ahli terapi kognitif percaya bahwa respon maladaptive berasal dari distorsi kognitif, yang berasal dari kesalahan logika, kesalahan mencari alasan atau pandangan individu yang tidak menggambarkan realitas. Macam – macam distorsi kognitif antara lain : 1. Pikiran “ segalanya atau tidak sama sekali “ : anda melihat segala sesuatu dengan kategori hitam putih. Jika prestasi anda kurang dari sempurna maka anda memandang diri anda sebagai orang yang gagal total 2. Over generalisasi : anda memandang suatu peristiwa yang negative sebagai sebuah pola kekalahan tanpa akhir 3. Filter mental : anda menemukan sebuah hal kecil yang negative dan terus memikirkannya sehingga pandangan anda tentang realita menjadi gelap, seperti tetesan tinta yang mengeruhkan seluruh air dalam gelas. 4. Mendiskualifikasi yang positif : anda menolak pengalaman pengalaman positif dengan bersikeras bahwa semua itu bukan apa – apa dengan cara ini anda dapat mempertahankan suatu keyakinan negative yang bertentangan dengan pengalaman – pengalaman anda sehari – hari 5. Loncatan kesimpulan – kesimpulan , anda membuat sebuah penafsiran negative walaupun tidak ada fakta yang jelas mendukung kesimpulan anda : 6. Membaca pikiran : dengan sewenang – wenang anda menyimpulkan bahwa seseorang sedang berreaksi negative terhadap anda dan anda tidak mau bersusah payah mengeceknya. 7. Kesalahan peramal : anda mengharapkan segala sesuatu akan berubah menjadi sangat buruk dan anda merasa yakin bahwa ramalan anda tersebut sudah merupakan suatu fakta yang pasti 8. Pembesaran (pembencanaan) atau pengecilan : anda melebih – lebihkan pentingnya suatu hal (misalnya kesalahan anda atau kesuksesan orang

description

terapi kognitif

Transcript of MENGENAL TERAPI KOGNITIF

Page 1: MENGENAL TERAPI KOGNITIF

MENGENAL TERAPI KOGNITIFTerapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan kefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan seting lainnya.

Secara umum, tujuan dari terapi kognitif adalah :1. Meningkatkan aktivitas

2. Menurunkan perilaku yang tidak diinginkan

3. Meningkatkan kepuasan

4. Meningkatkan kemampuan social

Ahli terapi kognitif percaya bahwa respon maladaptive berasal dari distorsi kognitif, yang berasal dari kesalahan logika, kesalahan mencari alasan atau pandangan individu yang tidak menggambarkan realitas. Macam – macam distorsi kognitif antara lain :

1. Pikiran “ segalanya atau tidak sama sekali “ : anda melihat segala sesuatu dengan kategori hitam putih. Jika prestasi anda kurang dari sempurna maka anda memandang diri anda sebagai orang yang gagal total

2. Over generalisasi : anda memandang suatu peristiwa yang negative sebagai sebuah pola kekalahan tanpa akhir

3. Filter mental : anda menemukan sebuah hal kecil yang negative dan terus memikirkannya sehingga pandangan anda tentang realita menjadi gelap, seperti tetesan tinta yang mengeruhkan seluruh air dalam gelas.

4. Mendiskualifikasi yang positif : anda menolak pengalaman pengalaman positif dengan bersikeras bahwa semua itu bukan apa – apa dengan cara ini anda dapat mempertahankan suatu keyakinan negative yang bertentangan dengan pengalaman – pengalaman anda sehari – hari

5. Loncatan kesimpulan – kesimpulan, anda membuat sebuah penafsiran negative walaupun tidak ada fakta yang jelas mendukung kesimpulan anda :

6. Membaca pikiran : dengan sewenang – wenang anda menyimpulkan bahwa seseorang sedang berreaksi negative terhadap anda dan anda tidak mau bersusah payah mengeceknya.

7. Kesalahan peramal : anda mengharapkan segala sesuatu akan berubah menjadi sangat buruk dan anda merasa yakin bahwa ramalan anda tersebut sudah merupakan suatu fakta yang pasti

8. Pembesaran (pembencanaan) atau pengecilan : anda melebih – lebihkan pentingnya suatu hal (misalnya kesalahan anda atau kesuksesan orang lain atau dengan tidak tepat mengerutkan segala sesuatu sehingga menjadi sangat kecil (sifat anda yang baik atau cacad orang lain) ini disebut permainan teropong.

9. Penalaran emosional : anda menganggap bahwa emosi – emosi anda yang negative mencerminkan bagaimana sebenarnya realita : “ saya merasa begitu, maka pastilah saya begitu.”

10. Pernyataan harus : anda mencoba menggerakkan diri anda sendiri dengan harus serta seharusnya tidak seolah – olah anda harus dicambuk dan dihukum sebelum dapat diharapkan melakukan apapun. Perkataan “ mestinya “ juga merupakan penyerang diri anda, konsekuensi emosionalnya adalah rasa bersalah. Bila anda mengarahkan pernyataan “ harus “ tersebut kepada orang lain, maka anda akan merasakan amarah, frustasi dan kejengkelan.

11. Memberi cap dan salah memberi cap : suatu bentuk ekstrim dari overgeneralisasi yang anda lakukan bukannya menguraikan kesalahan anda tetapi malah memberikan sebuah cap negative pada diri anda sendiri “ saya memang seorang yang sial “ jika perilaku orang lain menyinggung perasaan anda, maka anda menempelkan seluruh cap negative kepadanya “ saya memang seorang yang bodoh”. Salah memberi cap berarti menggambarkan suatu peristiwa dengan bahasa yang sangat dipengaruhi emosi.

Page 2: MENGENAL TERAPI KOGNITIF

12. Personalisasi. Anda memandang diri anda sendiri sebagai penyebab dari suatu peristiwa eksternal yang negative, yang dalam kenyataannya sebenarnya bukanlah anda yang pertama – tama harus bertanggungjawab terhadap hal tersebut.

Strategi penanganan perilaku kognitif1. Menurunkan cemas

2. Tehnik relaksasi

3. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi respon perilaku.

4. Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkanperilaku yang berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini meliputi relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang menyebabkan cemas.

5. Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu cemas (tidak dilakukan secara berangsur – angsur) dengan menggunakan bayangan/imajinasi

6. Pencegahan respon . Klien, klien didukung untuk menghadapi situasi tanpa melakukan respon yang biasanya dilakukan.

Restrukturisasi kognitif1. Memonitor pikiran dan perasaan (menggunakan format tertentu /daily record of dysfunction thoughts form) : pertanyaannya adalah fakta dan interpretasi fakta tersebut.

2. Memeriksa alternative, alternative dieksplorasi berdasarkan kekuatan dan sumber koping pasien.

3. Decatastrophizing. Disebut juga teknik “ bagaimana jika” akan menolong pasien untuk mengevaluasi situasi yang ada. Pertanyaan perawat biasanya “ apa hal yang akan terburuk yang akan terjadi?” bagaimana orang lain mengatasi situasi seperti itu?”

4. Reframing . adalah strategi yang memodifikasi atau merubah persepsi pasien dari situasi atau perilaku yang ada dengan melihat dari perspektif yang berbeda.

5. Berhenti berfikir. Teknik ini sangat baik digunakan pada saat disfungsi pemikiran mulai muncul. Pertama kali saat pasien mengidentifikasi pikiran tentang masalah dan membicarakan masalah (melalui imajinasi) perawatan akan berkata STOP setelah itu klien perlu melatih hal ini sendiri.

Mempelajari perilaku baru1. Modelling. Klien memeriksa model perilaku yang dapat ditiru

2. Shaping. Membentuk perilaku dengan cara melihat, menunggu dan memberikan reinforcement pada klien apabila melakukan perilaku yang diinginkan.

3. Token economy merupakan suatu bentuk reinforcement positif dengan memberikan hadiah misalnya waktu bebas, boleh keluar unit perawatan, permainan atau permen terhadap klien yang melakukan perilaku yang diharapkan.

4. Latihan kemampuan social. Teknik ini berdasarkan pada kepercayaan bahwa kemampuan dapat dipelajari dan dapat diajarkan, prinsip latihan ini adalah :

Petunjuk (gambaran tingkah laku baru yang akan dipelajari)

Demonstrasi (memberikan contoh)

Praktek

Umpan Balik, Setelah klien mampu melakukan perilaku baru kemudian perilaku tersebut ditransfer pada lingkungan sebenarnya.

1. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain

2. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien.

3. Contingency therapy. Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan. Meliputi

Page 3: MENGENAL TERAPI KOGNITIF

konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.

Terapi Kejang Listrikmasuk ke ranah jiwa yuk ^^ . . . gangguan jiwa itu ada tingkatannya lhoh temen2 . . . salah satunta adalah Skizofrenia . . . nah Terapi Kejang Listrik adalah salah satu metode penyembuhan dari skizofrenia yang kata bu Dosen saya merupakan gangguan jiwa terminal atau paling parah bahasa awamnya . . . simak yuk temen2 penjelasan dari Terapi kejang listrik itu apa . . .

DEFINISI

ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang neurologist Italia Ugo Cerletti dan Lucio Bini pada tahun 1930. Diperkirakan hampir 1 juta orang didunia mendapat terapi ECT setiap tahunnya dengan intensitas antara 2-3 kali seminggu. Terapi kejang listrik adalah suatu pengobatan untuk menimbulkan kejang gran mal secara artificial dengan melewatkanaliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples.Terapi Kejang Listrik adalah suatu terapi dalam ilmu psikiatri yang dilakukan dengan cara mengalirkan listrik melalui suatu elekktroda yang ditempelkan di kepala penerita sehingga menimbulkan serangan kejang umum.Sampai saat ini mekanisme TKL belum diketahui, hanya konvulsi umum yang dapat menimbulkan hasil pengobatan yang diinginkan. Berbagai teori menjelaskan tentang efek atas sintesis protein dan permeabilitas membrane otak. Nilai ambang konvulsi beralianan pada berbagai penderita, lebih tinggi pada wanita dan pada usia yang lebih lanjut. Nila ambang konvulsi juga menjadi lebih tinggi sesudah konvulsi pertama. Aktivitas lambat EEG meningkat setelah TKL dan paling kurang menetap selama 2 bulan setelah itu. Beberapa kali TKL dalam tikus menyebabkan perubahan sensitivitas reseptor pasca sinap terhadap monoamine, sehingga TKL bisa mempotensiasi kerja 5-HT dan transmiter noradrenalin.

TUJUAN

1. Mengembalikan fungsi mental klien2. Meningkatkan ADLs klien secara periodik 

INDIKASI

1. Depresi mayora. Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham somatic, waham bersalah, tidak ada perhatian lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetapb. Klien depresi ringan adanya riwayat responsif / memberikan respon membaik pada ECTc. KLien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau klien tidak dapat menerima antidepresan 

Page 4: MENGENAL TERAPI KOGNITIF

2. ManiakKlien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi yang lain berbahaya bagi klien

3. Skizofreniaa. Terutama yang akut. gejala positif yang nyata, katatania, atau denga gejala afektifb. ECT tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada episode skizofrenia yang terpisah dan sudah lama tak kambuh 

4. Lain-laina. Psikosis episodicb. Psikosis atipikalc. Gangguan obsesif kompulsif d. Deliriume. Beberapa gangguan medik, seperti neuroleptic malignant syndrome, kipopituarisme, gangguan epilepsy yang tidak responsif dengan terapi lain.

KONTRA INDIKASI

Hampir semua kontraindikasi tidaklah terhadap aliran listrik itu sendiri, akan tetapi bagi konvulsi yang timbul. Komvulsi itu berat buat sistema kardiovaskuler dan tulang belulang. Jadi dekompensasi jantung dan anerisma aorta serta penyakit tulang dengan bahaya fraktura merupakan kontraindikasi untuk ECT, tetapi boleh diberi saja bila dipakai suntikan obat pelemas otot sehingga tidak terjadi konvulsi. Konvulsi mutlak ialah tumor otak, karena listrik yang masuk mempertinggi premeabilitas kapiler otak sehingga terjadi edema sidikit. Hal dapat menjadi fatal pada tumor otak yang memang sudah menyebabkan edema serebri dan tekanan intra karanial yang meninggi karena terjadinya inkarserasio(terjepitnya batang otsk atau bagian otak lain). Umur dan kehamilan bukan merupakan kontraindikasi akan tetapi harus diingat bahwa biarpun tidak terjadi kelahiran sebelum waktunya anak didalam rahim dapat saja terganggu bila ibu itu mengalami hipoksia karena apnea sesudah konvulsi. Sebaiknya bila dapat pasien itu disuruh menarik nafas panjang (hiperfentilasi) selama 1 – 2 menit sebelum ECT agar terkumpul O2 sehingga hipoksia tidak menjadi berat. Suatu hal yang lain ialah bahwa biarpun dengan ECT terjadinya abortus atau partus sebelum waktunya tidak lebih banyak dari pada tanpa ECT, bila hal itu terjadi sesudah ECT kita dapat saja di persalahkan oleh pasien atau keluarganya. Bila ada tuberkulosis pulmonum, thrombosa koroner, hipertensi atau gangguan yang lain pada sisitema kardiovaskuler kita harus mempertimbamgkan keadaan setiap penderita masing – masing dengan mengingat beratnya penyakit badan itu, tapi juga kerasnya penyakit jiwa yang dapat memberatkan penyakit badan bila penderita terus gelisah saja. 

MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja elektro convulsive therapy (ECT) yang sebenarnya tidak diketahui, tapi diperkiarakan bahwa ECT menghasilkan perubahan-perubahan kimia dan faal di dalam otak. Jadi bukan kejang yang ditampilkan secara motorik melainkan respon bangkitan listrik di otak.Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh sehingga penderita menerima aliran yang terputus – putus. Alatnya dinamakan konvulsator, di dalamnya ada pengatur voltase (tekanan listrik) dan pengatur waktu yang secara otomatis memutuskan aliran listrik yag keluar sesudah waktu yang ditetapkan. Setelah aliran listrik yang masuk dikepalanya, pasien menjadi tidak sadar seketika. Konvulsi terjadi mirip epilepsy, diikuti fase kloni, kemudian relaksasi otot dengan pernapasan dalam dan keras. Kemudian tidak sadar (kurang lebih 5 menit) dan setelah bangun kemudian timbul rasa kantuk, kemudian pasien

Page 5: MENGENAL TERAPI KOGNITIF

tertidur.

EFEK SAMPING

Adapun efek samping yang terjadi pada klien yang dilakukan terapi ECT adalah :1. Efek mortalitasAngka kematian dengan ECT kira-kira 1/1000 sampai 1/10.000 . Biasanya akibat komplikasi kardiovaskuler dan sering terjadi pada klien yang memang sebelumnya sudah mempunyai kelainan kardiovaskuler.

2. Efek Susunan Saraf Pusat (SSP)Berupa kebingungan akut dan kehilangan memori, biasanya daya ingat akan kembali normal dalam waktu 1 sampai dengan 6 bulan 

3. Efek sistemika. Kadang terjadi aritmia jantung ringan, biasanya merupakan produk sampingan dari bradikardi pasca kejang dan karenanya dapat dicegah dengan menambahkan dosis premedikasi antikolinergik, dapat juga sekuneder terhadap takikardi yang muncul pada saat kejang. b. Apnea berkepanjangan c. Resiko toksik atau alergi terhadap obat-obatan yang digunakan dalam prosedur ECT