Mengenal Lombok Dan Gili Trawangan Yang Eksotis

6

Click here to load reader

Transcript of Mengenal Lombok Dan Gili Trawangan Yang Eksotis

Page 1: Mengenal Lombok Dan Gili Trawangan Yang Eksotis

MENGENAL LOMBOK DAN GILI TRAWANGAN YANG EKSOTIS…

Hari jumat sore, jam 15.45 pesawat kami mendarat di si bandara Seloparang, Mataram. Ramai sekali suara keceriaan orang-orang yang baru turun dari pesawat. Kebetulan, kami bersama dengan rombongan salah satu grup musik ibukota yang akan tampil di depan masyarakat Mataram pada malam itu. Setelah berfoto sejenak di pinggir pesawat, kami langsung menuju warung makan di seberang bandara dengan berjalan kaki. Ada menu Jawa disana, karena memang yang punya warung adalah orang Jawa, tepatnya Jombang Jawa Timur. Kami langsung akrab dengan pegawai warung tersebut. Warung ini ternyata punya menu special, yaitu soto ayam. Kamipun langsung memesan menu special tersebut. Tak berapa lama, pesanan kami sudah siap dimeja dan tanpa buang waktu, kami langsung menyantapnya.

Setelah makan soto ayam, kami kembali kearah bandara, dengan tujuan mencari kendaraan untuk pergi ke hotel. Belum lima menit kami berjalan, kami berpapasan dengan taxi bluebird yang sedang berhenti di luar pagar bandara. Tanpa basa-basi, kami langsung bertanya ke sopir taksi, bisakah mengantar kami bersepuluh ke hotel Jayakarta. Tentunya sopir taksi agak kebingungan, karena kami bersepuluh, sedangkan taksi yang tersedia baru ada dua buah. Ternyata, sebentar kemudian muncul taksi bluebird yang lain dan kami langsung masuk taksi terdekat masing-masing. Dengan tiga taksi, kami terbagi menjadi 3-3-4, artinya dua buah taksi memuat penumpang 3 orang dan satu taksi memuat penumpang 4 orang.

Setelah semua rombongan naik, taksipun melesat kearah barat. Dengan jalan sedikit berkelok dan sesekali melambat karena ada sepeda motor yang berjalan agak ketengah jalan, taksi kami tetap lancar melaju. Pemandangan yang saya amati selama perjalanan ke hotel, ternyata kota Mataram tidak terlalu jauh berbeda dengan di Jawa. Baik suasana kampungnya, orang-orangnya dan chemistry yang terasa di alam bawah sadar kami. Nyaman, itulah yang terasa. Akhirnya, sekitar 20 menit perjalanan, kamipun sampai di hotel yang dituju, hotel Jayakarta Mataram.

Hotel ini terletak di tepi pantai. Luas sekali. Ada beberapa bangunan yang terpisahkan taman-taman yang asri. Masing-masing bangunan memiliki kamar-kamar yang cukup luas. Ada yang satu bangunan terdiri dari 2 lantai, dengan jumlah kamar masing-masing lantai ada 4, maka untuk dua lantai ada 8 kamar. 4 kamar di lantai bawah dan 4 kamar di lantai atas. Kami kurang tahu persis, berapa jumlah bangunan yang ada disini, karena kami tidak mengelilingi semua bangunan yang ada. Kira-kira ada ada 10 bangunan. Dibelakang kamar kami, kira-kira 20 meter, ada kolam renang yang airnya sangat jernih, hingga dasar kolam bisa terlihat jelas dari atas.

Setelah kurang lebih 5 menit proses pemesanan kamar selesai, kamipun diantar petugas hotel untuk menuju kamar-kamar yang sudah kami pesan. Ada 4 kamar yang kami pesan. 1 kamar untuk pemimpin rombongan, 3 kamar dengan masing-masing diisi 2 orang dan 1 kamar lagi diisi 3 orang. Setelah semua barang dan perlengkapan masuk kamar, kamipun langsung menuju ke pantai, yang tak jauh dari kamar kami. Kawan-kawan langsung berlarian di pasir pantai yang sangat bersih. Kebetulan matahari sudah mulai beranjak ke peraduan, sehingga sinarnya terasa hangat, tidak terlalu panas. Kamipun berebutan mengambil momen tersebut untuk diabadikan di kamera kami masing-masing. Saannggaatttt indah. Ada juga turis asing yang main sepak bola

1

Page 2: Mengenal Lombok Dan Gili Trawangan Yang Eksotis

dipantai, berbaur dengan anak-anak lokal. Dipantai ini masih masuk daerah Batulayar. Tak jauh dari sini, kira-kira 2 km, ada pantai Senggigi. Kamipun langsung menuju kesana.

Kami berjalan ke jalan raya. Kebetulan ada angkutan pedesaan yang lewat, sehingga kami langsung menghentikannya dan naik ke angkutan lokal tersebut. Hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit, kamipun sudah sampai di jalan yang menuju pantai senggigi. Pantai ini terletak di belakang hotel Senggigi Beach. Cukup bayar Rp. 1000,- per orang, kamipun dipersilakan masuk ke area pantai. Ramai sekali suasananya. Ada yang mandi dipantai, ada yang main kano, snorkling, naik perahu dan ada yang sekedar jalan-jalan saja. Tepat di belakang hotel, ada pentas music outdoor. Live music. Lagu-lagunya sedikit berbau Jazz….enak juga untuk dinikmati di sore hari. Banyak turis asing yang bergerombol menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan kelompok music tersebut. Sesekali mereka manyauti suara penyanyinya...dan ikut bernyanyi. Tak terasa matahari sudah mulai tengggelam di balik Gunung Agung, Bali. Yah…betul Gunung Agung Bali, karena saat sunset, pantai Senggigi memang berada di timur Bali, sehingga kalo waktu sunset tiba, sangat pas bila dinikmati dari pantai Senggigi. Tetapi saat sun rise, katanya lebih eksotis kalo dinikmati dari pantai Gili Trawangan. Dari sana akan Nampak Matahari yang seakan tersipu mlau menunjukkan diri dibalik Gunung …….

Waktu tak terasa sudah menunjuk ke pukul 6.30 malam. Kamipun bergegas menuju kembali ke hotel. Karena hari sudah malam, ternyata angkot yang tadi kami naiki, sudah jarang yang lewat. Kamipun akhirnya naik taksi untuk kembali ke hotel. Kira-kira 10 menit, kami sampai ke hotel. Rencananya, malam ini kami akan makan malam dan berbelanja oleh-oleh di Mall Mataram. Mall ini adalah mall satu-satunya yang ada di Mataram, atau lebih tepatnya di pulau Lombok.

Setelah mandi dan sholat, semua anggota rombongan berkumpul di Lobby hotel. Awalnya kami akan berjalan ke jalan raya untuk mencari taksi, barangkali ada taksi yang lewat. Ternyata, ada petugas hotel yang paham dengan keinginan kami. Petugas hotelpun menawarkan diri untuk memanggil taksi yang mangkal di area parkir hotel. Setelah kami menerima tawaran tersebut, 3 buah taksi meluncur kearah lobby. Kamipun berangkat ke mall dengan taksi tersebut. Ada pengalaman unik saat kami naik taksi ini. Saat diperjalanan, sopir taksi ini menghubungi kawannya, sesama sopir taksi yang membawa kawan kami di belakang. Saya kurang tahu apa yang dibicarakan. Sejenak kemudian, si sopir taksi bilang bahwa rombongan belakang minta diantar ke pusat souvenir pakaian di suatu tempat di kota mataram. Katanya harganya murah, setara harga grosir. Kamipun sempat tertarik dan bilang setuju, kita akan ikut rombongan belakang. Kebetulan taksi berhenti pas diperempatan karena kena lampu merah. Dari samping taksi yang kami naiki, pimpinan rombongan kami buka jendela taksinya dan berkata, “semua rombongan harus ke mall dulu, jangan berpencar, kita mau makan dulu!”, demikian teriakan yang kami dengar. Akhirnya, semua rombongan berbalik arah dan menuju ke mall. Kurang lebih 30 menit, kamipun tiba di mall mataram. Kami langsung menyerbu toko souvenir yang ada disampaing mall.

Setelah semua turun dari taksi, kami dikasih tahu kepala rombongan bahwa dia dulu juga pernah ditawari oleh sopir taksi untuk menuju ke pusat souvenir dengan harga grosir. Ternyata, harga disana lebih mahal dibanding dengan harga di toko souvenir seberang mall untuk barang yang sama. Telusur punya telusur, selidik punya selidik, ternyata setiap taksi yang berhasil

2

Page 3: Mengenal Lombok Dan Gili Trawangan Yang Eksotis

mengajak tamu ke toko yang akan dituju tadi, si sopir dapat fee, dan sepertinya ada kerjasama, nah…ini yang membuat harga barang jadi lebih mahal, bisa 2 atau 3 kali lipat bila dibanding harga di toko seberang mall yang kami tuju sekarang. Akhirnya kami jadi paham dengan trik SKSD (sok kenal sok dekat) ini. Untuk itu kita harus hati-hati dengan tawaran manis dari para sopir taksi ini agar bisa berhemat. Ada sesuatu yang khas dari Lombok ini, yaitu sarung tenun khas Lombok. Bahannya dari cotton yang lembut dan terasa adem bila dipakai.

Setelah belanja oleh-oleh, kami langsung mencari makan malam. Jam sudah menunjukan pukul 8.00 malam, tapi toko-toto di mall sudah mulai banyak yang menutup diri. Kamipun tidak jadi masuk Mall, tetapi hanya lewat depannya saja. Kebetulan di seberang mall Mataram masih banyak warung tenda yang menyediakan makanan buat makan malam. Disini juga tersedia bermacam-macam makanan, mulai dari soto, pecel lele, ayam bakar, ayam goreng dan lain-lain, tetapi ada lagi yang khas dari Mataram ini, yaitu Ayam Bakar Taliwang. Woooww…….perlu dicoba. Ternyata rasanya mintaaaa ampuuunn…..pedas sekali. Bisa membuat air mata tak terasa menetes mengiringi lidah yang kesakitan karena kepedasan. Selesai makan, kami kembali mencari taksi untuk kembali ke hotel. Dan ternyata, walau dekat mall, ternyata tidak mudah mencari taksi di Mataram ini bila waktu sudah lewat jam 9.00 malam. Kami akhirnya browsing lewat internet di handphone yang kami bawa, adakah nomor taksi yang bisa dihubungi di Mataram ini. Akhirnya kami dapat nomor telepon taksi Bluebird Mataram. Kamipun langsung telepon nomr tersebut, dan……sekitar sepuluh menit kemudian meluncurlah dua taksi dari tiga taksi yang kami pesan. Yaahh….kami adalah bersepuluh…..sehingga tidak akan muat kalo hanya dua taksi. Kami butuh tiga taksi. Tak lama berselang setelah dua taksi kami melaju, taksi ketiga akhirnya dating uga menjemput teman-teman kami yang tersisa. Kira-kira 30 menit, kami telah sampai kembali di Hotel Jayakarta Senggigi. Kami berkumpul sejenak untuk mengatur rencana kegiatan esok harinya. Rencananya adalah pada pagi jam 7.00 kami harus sudah meniggalkan hotel untuk menuju ke Gili Trawangan yang terkenal asri itu. Dengan taksi juga tentunya, karena menurut ketua rombongan, hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit juga menuju ke pelabuhan Bangsal selanjutnya menyebrang ke Gili Trawangan dengan perahu nelayan. Seteah semua tahu dan setuju dengan rencana tersebut, akhirnya kami langsung menuju ke kamar masing-masing. Sebagian ada yang menuju ke pantai di belakang hotel untuk menikmati suasana malam dengan sinar bulan yang remang-remang menyinari pantai Senggigi. Kebetulan ada anggota rombongan kami yang suka fotografi, sehingga moment malam itu dijadikan ajang perburuan objek foto mereka. Mencoba memotret keindahan alam dengan teknik sedikit pencahayaan. Tetapi bagi kami, suasana malam itu sudah berat langkah dan hawa dingin sudah memeluk erat tubuh kami untuk segera beranjak ke tempat tidur yang menjanjikan mimpi-mimpi. Sebentar kemudian kamipun terlelap.

Pagi-pagi setelah sholat subuh, kami berjalan-jalan dipantai menikmati udara pagi dan sinar matahari pelan-pelan mulai muncul. Para pedagang souvenir di pinggir pantai juga sudah mulai membuka lapak-lapak mereka untuk berjualan kembali. Tak berapa lama, kami langsung kembali ke kamar dan mandi pagi. Rencananya, setelah sarapan, kami langsung cek out dan menuju ke Gili Trawangan.

Tepat jam 7.00 pagi, kami berkumpul di lobi hotel dan memeriksa kelengkapan dan perbekalan serta anggota rombongan. Setelah semua siap, kami cek out dan langsung memesan 3 taksi

3

Page 4: Mengenal Lombok Dan Gili Trawangan Yang Eksotis

untuk menuju ke pelabuhan Bangsal di Lombok Barat. Dalam perjalanan ke Bangsal ini, kami sempat berhenti 3 kali untuk mengabadikan pemandangan yang indah di sepanjang tepi pantai Senggigi. Kebetulan jalan menuju ke Gili Trawangan ini menyusuri garis pantai Senggigi sehingga bisa melihat laut lepas dan pantainya yang indah.

Sampai di pelabuhan Bangsal, kira-kira pukul 8.30 pagi, kami langsung memesan perahu untuk menyeberang ke Gili Trawangan. Pelabuhan ini adalah pelabuhan rakyat dan komplek kantornya tidak terlalu besar. Kondisi ruangan tunggu penumpang dan toilet terlihat kotor dan tidak terawat, tetapi tiap hari selalu ramai dikunjungi wisatawan asing dan sebagian kecil wisatawan domestik. Ya, memang. Gili trawangan lebih banyak dikunjungi wisatawan asing daripada wisatawan domestik. Di pelabuhan ini, perahu penyebrangan yang ada bisa dicharter untuk 1 rombongan 1 perahu atau bisa juga beli tiket perorangan yang gabung dengan penumpang lain. Kira-kira 15 menit setelah pesan tiket penyebrangan, kamipun dipersilakan naik perahu. Perahu ini modelnya seperti perahu jukung yang di sisi kanan dan kirinya diberi sebatang bambu sebagai penyeimbang, agar tidak mudah terbalik saat dihempas gelombang laut. Penggeraknya menggunakan mesin bensin dengan baling-baling yang bisa diangkat keatas permukaan air saat akan mendarat.

Setelah kurang lebih 30 menit, kamipun sampai di pulau Gili Trawangan. Para awak perahu langsung sigap meloncat kedalam air dan menarik perahu kami untuk ditambatkan di daratan. Kamipun satu persatu langsung loncat ke air yang setinggi lutut, untuk menuju daratan.

Sebetulnya ada dua pulau lain yang berdekatan dengan pulau ini, yaitu Gili Meno dan Gili Air. Tetapi, dua pulau terakhir ini tidak seramai Gili Trawangan. Selain pulaunya lebih kecil, fasilitasnya juga tidak selengkap Gili Trawangan. Ada ATM Mandiri, ada transportasi lokal yang berupa Cidomo dan sepeda angin. Sepeda motor, taksi, angkot …???? Tidak ada. Ya, tidak ada. Karena kebijakan pemerintah daerah dan penduduk lokal disini melarang segala macam kendaraan bermotor alias yang berbahan bakar minyak digunakan di daratan Gili Trawangan. Kalau selain itu, boleh.

4