Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
-
Upload
hadi-wahyono -
Category
Education
-
view
10.855 -
download
0
description
Transcript of Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
1
MENGEMBANGKAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn SD)Artikel untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah
Dasar (PKn SD)
Dosen Pengampu: Sri Rejeki, M.Pd
Disusun Oleh:
Afifah Rizki Yunitasari (11144600103)
Bibit Dwi Prasetyorini (11144600104)
Wahyono Hadi (11144600105)
Lya Wahyuningsih (11144600106)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012
2
MENGEMBANGKAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN (PKn SD)
Belajar dan mengajar adalah suatu proses yang mengandung tiga unsur utama
yaitu: tujuan pengajaran, pengalaman (proses) belajar mengajar, dan penilaian hasil
belajar. Dalam perumusan tujuan pengajaran, guru merumuskan bentuk-bentuk
perubahan tingkah laku yang diinginkan terjadi di dalam peserta didik. Sebagaimana
dirumuskan sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar terdapat strategi, metode dan media yang
digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran seoptimal mungkin.
Sedangkan penilaian hasil belajar merupakan kegiatan untuk melihat sejauh mana
tujuan pengajaran telah dicapai atau dikuasai oleh peserta didik dalam bentuk hasil
belajar yang bisa mereka tunjukan setelah menjalani kegiatan belajar mengajar.
Penilaian hasil belajar sebagai babak final dalam pembelajaran memiliki peran
yang sangat penting. Ketepatan pemilihan metode penilaian hasil belajar, indikator
yang digunakan, dan jenis/alat penilaian memiliki andil besar dalam berhasil
tidaknya proses penilaian.
Sebagaimana tujuan pengajaran yang selalu mengikuti perkembangan yang
ada dan strategi kegiatan belajar yang selalu berkembang, penilaian hasil belajar juga
sepatutnya juga berkembang demi keoptimalan dalam menilai tingkat keberhasilan
peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran
yang didalamnya ada proses penilaian hasil belajar tentunya juga mengalami
perkembangan. Jenis dan alat penilaian yang digunakan tentunya berbeda dengan
mata pelajaran yang lain karena PKn lebih mengarah pada sikap dan perilaku.
PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui hasi belajar peserta didik
dan mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut
Davies (1981), pengertian penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai
kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek.
Suatu proses pengukuran dalam kegiatan pembelajaran dapat melalui proses
membandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh guru. Penilaian dalam
3
pembelajaran merupakan pembuatan keputusan nilai keberhasilan didalam suatu
pembelajaran melalui pembandingan dengan ketentuan yang berlaku. Penilaian juga
merupakan suatu pengukuran keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Karena suatu keberhasilan peserta didik juga merupakan keberhasilan guru dalam
mentransfer ilmu dengan melalui proses pembelajaran yang didalamnya terdapat
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses penilaian antar individu maupun
kelompok.
TUJUAN PENILAIAN
Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994), menyatakan bahwa tujuan
penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan
peningkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberikan umpan balik bagi
perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar. Dengan mengetahui kemajuan belajar
peserta didik dengan cara melakukan perbandingan melalui ketentuan-ketentuan,
maka kemampuan individu peserta didik dapat terukur dan guru dapat mengetahui
titik kelemahan dan kelebiahan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga
dapat memberikan pengajaran dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan perseta
didik sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya. Penilaian secara sistematis dan
berkelanjutan untuk:
1. Menilai hasil belajar siswa di sekolah
2. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat
3. Mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep. Mendiknas No. 021/U/2001)
FUNGSI PENILAIAN
Sesuai dengan tujuan belajar, maka penilaian harus dapat menggambarkan
pencapaian kompetensi dari peserta didik. Secara garis besar fungsi dari penilaian
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memantau tingkat kemajuan dan kesulitan belajar siswa,
sehingga memungkinkan untuk memberikan pengajaran dan remidiasi untuk
memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
4
2. Memberikan umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan dan
kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil
belajarnya.
3. Memberikan masukan bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya.
4. Memotivasi para siswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan
walaupun dengan pendekatan belajar yang berbeda-beda.
5. Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang
efektifitas pembelajaran dan pendidikan sehingga masyarakat dapat
meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan.
PRINSIP PENILAIAN
Dengan adanya penilaian keberhasilan guru dan anak didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran dapat diukur dan kita dapat mengetahui sejauh
mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun prinsip-prinsip penilaian, yaitu:
1. Menyeluruh
Penguasaan kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh, baik
menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator
ketercapaian, baik menyangkut dominan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap,
perilaku, dan nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut
evaluasi proses dan hasil belajar.
2. Berkelanjutan
Disamping menyeluruh, penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan
(direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang
utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak langsung (
dampak intruksional/pembelajarn) maupun dampak tidak langsung dari proses
pembelajaran .
3. Berorientasi pada indikator ketercapaian
sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator
ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan
minimal dan standar kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian
memberikan gambaran mengenai sampai seberapa indikator kemampuan dasar
dalam suatu mata pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
5
4. Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman
belajarnya. misalnya, jika pembelajaran mendekatan penugasan tugas
promblem-solving maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(keterampilan proses) maupun produk atau hasil melakukan problem-solving,
(Drs. Asep Jihad, 2010: 63)
INSTRUMEN PENILAIAN
1. Jenis-jenis penilaian
Adapun jenis-jenis penilaian. Diantaranya adalah:
a. Kuis, kuis ini berbentuk isian singkat biasanya menanyakan hal hal yang
bersifat prinsip. Kuis dapat dilakukan sebelum pelajaran dimulai. Kuis ini
bertujuan untuk mengungkapkan kembali penguasaan pelajaran oleh siswa.
b. Ulangan harian , yaitu ujian yang biasa dilakukan setiap saat. Bentuk soal
yang digunakan lebih baik jika uraian.
c. Pertanyaan lisan di kelas , yaitu guru menanyakan beberapa pertanyaan
kepada siwa dengan tujuan mnguatkan pemahaman terhadap konsep.
Teknik bertanya yang baik yaitu mengajukan pertanyaan dengan jelas, lalu
memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab.
d. Tugas Individu , yaitu suatu jenis penilaian yang berupa tugas bertujuan
untuk memperkaya materi pembelajaran siswa. Misalnya tugas mengamati
gejala atau fenomena di lingkungan tempat tinggal siswa.
e. Tugas kelompok, yaitu tugas untuk siswa yang dikerjakan oleh kelompok
siswa. Jenis tugas kelompok biasanya digunakan untuk menilai kemampuan
kerjasama di dalama sebuah kelompok. Bentuk soalnya adalah uraian bebas
dengan tingkat perpikir yang tinggi.
f. Ujian sumatif, yaitu ujian yang dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap
Standar Kompetensi. Ujian sumatif bisa disebut juga dengan ujian semester.
Bentuk soal yang digunakan sebaiknya berupa tes objektif dengan seluruh
variasi.
2. Bentuk instrumen Tes dan Non tes
6
Penilaian juga dapat dilakukan dengan instrumen dalam bentuk tes dan non tes
a. Bentuk Instrumen Tes
Bentuk tes terbagi menjadi dua bentuk, yaitu bentuk soal uraian dan
objektif. Soal uraian dapat dibedakan:
1) Soal Uraian bebas , digunakan untuk mengungkapkan pendapat siswa
atau tanggapan terhadap suatu objek. Siswa yang mempunyai banyak
pengetahuan maka dapat mengembangkan jawabannya dengan luas,
sedangkan siswa yang kurang adanya pengetahuan maka akan kurang
dalam mengembangkan jawabannya.
2) Soal uraian terbatas , yaitu pertanyaan terbuka tetapi jawabannya
sudah ditentukan, Sebagai batasannya dapat berupa jumlah acuan,
ataupun aspek materi. Jadi dalam soal uraian terbatas siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan kriteria lain.
3) Soal uraian terstruktur , yaitu soal yang mengharuskan siswa untuk
menjawab pertanyaan berdasarkan data yang tersedia.
Soal objektif juga memiliki variasi, yaitu: isian singkat, benar salah,
menjodohkan, pilihan ganda, melengkapi pilihan, hubungan antar hal,
tinjauan kasus, pilihan ganda komplek, dan membaca diagram.
b. Bentuk Instrumen Non Tes
1) Observasi
Observasi dapat dilakukan pada waktu siswa melakukan proses
pembelajara, baik sada saat di dalam kelas maupun pada saat study
lapangan. Ketika suatu kemampuan muncul maka akan
menggambarkan tingkat kemampuan yang dikuasai. Jika guru ingin
meng-observasi maka harus mempersiapkan lembar observasi.
Observasi biasanya digunakan untuk menilai perbuatan, terutama
aspek keterampilan tertentu.
2) Penugasan
Penugasan dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok,
biasanya guru dalam memberikan penugasan, guru juga memberikan
7
batas waktu untuk mengerjakan tugasnya, baik mengerjakan tugas
tersebut di sekolah maupun di rumah.
3) Dokumentasi
Penilaian dilakukan dengan cara melihat karya siswa yang diperoleh
selama melakukan kegiatan pembelajaran. Dokumen hasil karya siswa
dapat berupa kliping, diskusi dalam sebuah kelompok, laporan
pengamatan di lapangan, makalah, dan lain-lain.
HASIL BELAJAR
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar (Abdurrahman,1999). Menurut Juliah,2004, hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta apersepsi dan
abilitas. Belajar itu sendiri adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003: 3). Pada dasarnya belajar merupakan tahapan
perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif dan melalui beberapa tahap.
Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, salah satu tahapannya
adalah yang dikemukakan oleh Witting yaitu:
1. Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi.
2. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi.
3. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah,2003).
Setiap individu pasti mengalamai proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh
siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua, dan akan
berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan di sekolah belajar merupakan kegiatan
yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila
proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses
belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam prosses pembelajaran.
Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan
belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar. Untuk memperoleh hasil belajar,
dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk
8
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap pembelajaran. Kemajuan prestasi
belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga
sikap dan keterampilan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil atau pencapaian yang diperoleh seorang anak setelah
melewati proses belajar yang panjang dengan terlebih dahulu dilakukan evaluasi dari
proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar yang tinggi
atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran
dalam proses pembelajaran tersebut.
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu roses pembelajaran adalah
dengan melihat hasil belajar yang dicapai oeh siswa. Hasil belajar merupakan
cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah
dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar
diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai
siswa selama mengikuti proses pembelajaran, pembelajaran dikatakan berhasil jika
tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000:25).
Menurut Benjamin S.Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga
kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotorik
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Perubahan salah satu atau ketiga ranah yang disebabkan oleh proses belajar
dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan
ketiga ranah tersebut yang dialami siswa setelah menjalani proses belajar. Baik
buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi, selain mengukur hasil belajar,
penilaian dapat juga ditujukan kepada proses pembelajaran yaitu untuk mengetahui
9
sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin baik
proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar, maka
seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto
(2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a) Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
b) Faktor psikologis, meliputi intelegensi, bakat, motif, dan kematangan.
c) Faktor kesiapan (kelelahan) , meliputi faktor kelelahan jasmani dan faktor
kelelahan rohani.
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa)
Faktor yang berasala dari luar diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar yang diterapkan, tugas rumah yang diberikan.
c) Faktor masyarakat, meliputi kesiapan siswa dalam masyarakat, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan bertujuan untuk mengukur kemampuan
siswa apakah siswa memahami pembelajaran yang sudah diberikan. Untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai
berikut:
1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-
99%.
3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%. (Djamarah,
2006: 107).
10
Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul
baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik.
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Indikator hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan atau tujuan apa
yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Untuk mengetahui apakah
pembelajaran yang diberikan kepada siswa berhasil, terlebih dahulu ditetapkan
kriteria keberhasilan pengajaran. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua
kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana (2004) kedua kriteria tersebut adalah:
1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya
Kriteria ditinjau dari prosesnya menelkankan kepada pengajaran sebagai suatu
proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu
mengembangkkan potensinya dengan belajar sendiri.
2. Kriteria ditinjau dari hasilnya
Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari
segi hasil.
PENGEMBANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PKn SD
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Bloom ,yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif berkenaan denga hasil belajar intelektual yang tediri dari enam
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
Ranah afektif berkenaan sikap yang terdiri dari lima aspek , yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek ranah psikomotoris, yakni: gerakan
11
reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan komplek dan gerakan ekspresif.
Selain ketiga taksonomi Bloom diatas, penilaian hasil belajar PKn SD juga
perlu memperhatikan aspek psikologis, sosiokultural dan spiritual. Moral juga
memiliki peranan penting sebagai indicator penilaian hasil belajar PKn SD.
Berikut ini digambarkan pengembangan penilaian hasil belajar PKn SD:
Pengembangan Penilaian dengan Teknik Tes
Teknik tes merupakan salah satu alat, cara dan langkah-langkah yang
sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu siswa.
Bentuk tes terdiri dari:
1) Tes tertulis, yaitu penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara
tertulis. Salah satu diantaranya adalah: soal uraian bebas, digunakan untuk
mengungkapkan pendapat siswa atau tanggapan terhadap suatu objek. Siswa
yang mempunyai banyak pengetahuan maka dapat mengembangkan
jawabannya dengan luas, sedangkan siswa yang kurang adanya pengetahuan
maka akan kurang dalam mengembangkan jawabannya.
2) Tes lisan, yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaan dilakukan secara
lisan.
PENGEMBANGAN ALATPENILAIAN
Pengembangan alat penilaiankognitif dan non-kognitif
§ Pengembangan alatpenilaian kognitif
§ Pengembangan alatpenilaian afektif
§ Pengembangan alatpenilaian psikomotorik
Pengembangan alat penilaiandengan teknik tes
Pengembangan alatpenilaian dengan teknik
non-tes
12
3) Tes perbuatan, yaitu penilaian dilakukan melalui perbuatan siswa. Penilaian
ini dirasa tepat untuk pembelajaran PKn SD karena terkait dengan sikap dan
perilaku yang bermoral dan berkarakter.
Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Non-Tes
Prosedurnya tidak sesistematis sebagaimana teknik tes. Bentuk tes ini untuk
memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap atau kepribadian siswa.
1) Penugasan , dapat berupa skala sikap (alat penilaian yang digunakan untuk
mengungkapkan sikap siswa melalui tugas tertulis). Dari jawaban siswa, guru
dapat melihat perwujudan sikap dan perilaku siswa)
2) Observasi, alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar
pengamatan terhadap perilaku siswa. Observasi dapat dilakukan dengan
mengisi check list oleh guru dari beberapa daftar sikap dan perilaku.
Penilaian ini dapat juga berupa catatan harian mengenai perilaku siswa,
misalnya: keterlambatan, mengambil yang bukan miliknya, suka menganggu
dsb.
Pengembangan Alat Penilaian Kognitif
a. Pengetahuan , mencakup kemampuan ingatan dari apa yang telah dipelajari,
berkaitan fakta dan peristiwa.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menerima arti dan makna dari apa yang
telah diterima
c. Penerapan, menerapkan masalah pada yang nyata.
d. Analisis, kemampuan menganalisa apa yang dimengerti menjadi lebih paham
lagi.
e. Sintesis, kemapuan membentuk pola baru yang dianggap lebih tepat.
f. Evaluasi, kemampuan untuk menilai hasil ujian atau hal lain sesuai standar.
Pengembangan Alat Penilaian Afektif
a. Penerapan, berhubungan dengan kesensitifan akan suatu peristiwa.
b. Partisipasi, kesediaan memperhatikan dan perduli untuk ikut serta.
13
c. Penilaian dan penentuan sikap , penerimaan mengakui penilaian atau
pendapat orang lain.
d. Organisasi,sistem nilai pedoman dan pegangan hidup.
e. Pembentukan pola hidup , terkait dengan kehidupan pribadi.
Pengembangan Alat Penilaian Psikomotorik
a. Persepsi, kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas setelah menyadari
adanya perbedaan. Misalnya: pemilahan antara anak yang pendiam dengana
anak yang suka berbuat gaduh.
b. Kesiapan, kemampuan penempatan diri dalam gerakan jasmani dengan
rohani. Dalam PKn misalnya mengamati perilaku seseorang.
c. Gerakan terbimbing , menirukan gerakan yang sesuai dengan contoh yang
diberikan oleh guru. Misalnya dalam PKn, guru memberi contoh/suri
tauladan cara mengucap salam yang baik, perilaku yang sopan di depan
murid.
d. Gerakan kompleks, melakukan sikap moral cara membantu teman yang
membutuhkan bantuan sikap yang menyenangkan, terampil dan cekatan.
e. Gerakan yang terbiasa , mencakup kemampuan melakukan kebiasaan yang
baik. Contohnya: kebiasaan mengucapkan salam, jabat tangan dsb.
f. Penyesuaian pola gerakan , menyesuaikan dengan keadaan lingkungan
sekitar.
g. Kreativitas, kemampuan berperilaku yang disesuaikan dnegna sikap dasar
yang dimilikinya sendiri. Misalnya: cara bergaul, cara menolong teman yang
membutuhkan.
Contoh penerapan alat penilaian hasil belajar PKn SD à Afektif
Kelas/Semester : 5/2
Standar Kompetensi : Menghargai Keputusan Bersama
Model soal : Skala sikap
SOAL
Pilih salah satu jawaban yang cocok dengan pilihanmu, dan beri tanda cek (V).
14
Perilaku Hendra dalam mematuhi keputusan bersama menjalankan peraturan
sekolah.
No. Perilaku Sedang Baik Baik sekali
1 Datang ke sekolah tepat waktu
2 Membuat surat jika tidak masuk
sekolah
3 Tidak menyontek sewaktu ujian
4 Mengucap salam jika bertemu guru
5 Berjabat tangan jika bertemu guru
Referensi:
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran . Yogyakarta: Multi
Pressido
A.Supratiknya. 2012 . Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes . Yogyakarta:
Universitas Sanata Darma
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
http://www.fkip.unej.ac.id/attachments/263_inisiasi_Pkn_4.pdf
(diakses 23 November 2012)
http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/penilaian-hasil-belajar.html
(diakses 23 November 2012)