Mengatur Keseimbangan Asam Basa
-
Upload
deryana-septriannisa -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of Mengatur Keseimbangan Asam Basa
MENGATUR KESEIMBANGAN ASAM BASA
Ginjal mengatur konsentrasi ion Hidrogen dengan meningkatkan dan menurunkan ion
bikarbonat di dalam cairan tubuh. Untuk mengatur hal tersebut terjadi serangkaian kompleks
di tubulus ginjal yaitu :
1. Sekresi ion hidrogen
2. Reabsorpsi ion natrium
3. Reabsorpsi ion bikarbonat
4. Sistem dapar fosfat
5. Sistem dapar amonia
1. Seksresi ion hidrogen oleh tubulus ginjal
Sel-sel tubulus proksimal, distal, dan duktus koligens dapat mengekskresikan ion
hidrogen kedalam lumen tubulus. Proses sekresi mulai dengan penggabungan CO2 dengan
molekul H2O menjadi H2CO3 dengan pengaruh enzim anhidrase karbonat. H2CO3
berdisosiasi menjadi ion bikarbonat dan ion hidrogen. Ion hirogen disekresi secara transpor
aktif melalui membran sel tubulus ke dalam lumen.
Didalam lumen tubulus, sekresi ion hidrogen dapat terjadi sampai pH cairan tubulus
mencapai 4,5 yang merupakan batas kemampuan epitel tubulus melakukan sekresi ion
hidrogen. Bila tidak terdapat sistem dapar yang mengikat ion hidrogen, maka limit pH ini
akan cepat tercapai dan sekresi ion hidrogen akan berhenti.
2. Reabsopsi ion natrium
Ion natrium direabsorpsi dari lumen tubulus bersamaan dengan sekresi ion hidrogen
(lihat -> gambar : keseimbangan asam-basa) untuk menjaga keseimbangan listrik antara
anion dan kation dalam cairan tubulus.
1
( Gambar : Keseimbangan Asam-Basa )
3. Reabsorpsi ion bikarbonat
Ion bikarbonat tidak dapat diserap melalui tubulus ginjal karena merupakan ion besar.
Oleh karena itu, terjadi reaksi dahulu dengan ion hidrogen yang disekresikan kedalam lumen
tubulus membentuk H2CO3 yang kemudian berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. H20
menjadi bagian dari filtrat tubulus sedangkan CO2 berdifusi melalui membran sel masuk ke
sel tubulus bergabung dengan mol H20 membentuk H2CO3 dan membentuk ion bikarbonat
baru. (lihat -> gambar : keseimbangan asam-basa)
Dalam keadaan normal, pada proses metabolisme seseorang, dibentuk ion hidrogen
sedikit lebih, sehingga ion hidrogen sedikit lebih banyak daripada ion bikarbonat dilumen
tubulus sehingga ion bikarbonat tidak ada yang tersisa untuk dikeluarkan melalui urine. Oleh
karena itu pH urine akan keadaan normal sedikit asam (pH = 6,5).
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut
sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain
(disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa
yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Oleh karena itu, reaksi asam basa adalah suatu
reaksi pelepasan dan penerimaan proton.
2
Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hydrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada proses
kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam
lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat
rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen. Walaupun produksi
akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion
hydrogen dipertahankan pada kadar rendah 40 + 5 nM atau pH 7,4. Pengaturan keseimbangan
asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem:
A. Sistem buffer
Menetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi.
Fungsi utama system buffer adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh
asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, system ini memiliki
keterbatasan yaitu:
• Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena
peningkatan CO2.
• System ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat pengendali system pernafasan
bekerja normal
• Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.
Ada 4 sistem bufer:
1. Bufer bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan
yang disebabkan oleh non-bikarbonat
2. Bufer protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
3. Bufer hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat
4. Bufer fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
3
Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara. Jika
dengan buferkimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH
akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H
dalam darah akinat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernafasan, kemudian
mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal
mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan ion H dan
menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan amonia.
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam
menunjang kinerja system buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion
hydrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia).
Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru
sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan system buffer.
Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35- 7,45.
B. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion
asam non volatile dan mengganti HCO3-. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan
sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan oleh
ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan ammonia.
Ion hydrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang
dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam
karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan negative
pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun, ion hydrogen
mempunyai efek yang besar pada system biologi. Ion hydrogen berinteraksi dengan berbagai
molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan
ekstabilitas membrane. Ion hydrogen sangat penting pada fungsi normal tubuh misalnya
sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.
4
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus menerus di dalam tubuh.
Perolehan dan pengeluaran ion hydrogen sangat bervariasi tergantung diet, aktivitas dan
status kesehatan. Ion hydrogen di dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan proses
metabolisme tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolism
karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau ketogenesis.
5