mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

17
MENGATASI RESESI GINGIVA AKIBAT TRAUMA Lies Zubardiah Bagian Periodonti FKG Universitas Trisakti Abstrak Resesi gingiva adalah peristiwa terjadinya pergeseran tepi gingiva ke arah apikal. Resesi gingiva dapat mengakibatkan rasa ngilu dan terjadi karies pada akar karena akar terbuka, serta gangguan estetika karena gigi tampak memanjang. Penyebab terjadinya resesi gingiva meliputi faktor umur, anatomi rongga mulut, fisiologi, patologi, trauma, dan kebersihan mulut. Berbagai upaya dilakukan untuk menutup akar yang terbuka. Perawatan resesi gingiva akibat trauma pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan resesi akibat faktor lain. Penanganan dimulai dengan pencegahan meluasnya daerah resesi, seperti penyesuaian oklusi, memperbaiki letak gigi, memperbaiki cara pembersihan gigi, memperbaiki dan membuat restorasi, penggunaan bulu sikat yang lebih lunak, dan memperbaiki kebiasaan buruk. Penanganan lebih lanjut dapat dilakukan penutupan resesi melalui berbagai teknik pembedahan untuk mengembalikan kehilangan perlekatan jaringan periodonsium. Teknik pembedahan dapat diawali dengan penambahan lebar dan tinggi gingiva berkeratin atau gingiva lekat ke arah apikal dengan teknik graf, dan dapat dikombinasikan dengan cara guided tissue regeneration. PENDAHULUAN Resesi gingiva merupakan awal terjadinya kerusakan sementum, terbukanya dentin dan ngilu pada 1

description

resesi ginggiva

Transcript of mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

Page 1: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

MENGATASI RESESI GINGIVA AKIBAT TRAUMA

Lies ZubardiahBagian Periodonti

FKG Universitas Trisakti

AbstrakResesi gingiva adalah peristiwa terjadinya pergeseran tepi gingiva ke arah apikal. Resesi gingiva dapat mengakibatkan rasa ngilu dan terjadi karies pada akar karena akar terbuka, serta gangguan estetika karena gigi tampak memanjang. Penyebab terjadinya resesi gingiva meliputi faktor umur, anatomi rongga mulut, fisiologi, patologi, trauma, dan kebersihan mulut. Berbagai upaya dilakukan untuk menutup akar yang terbuka. Perawatan resesi gingiva akibat trauma pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan resesi akibat faktor lain. Penanganan dimulai dengan pencegahan meluasnya daerah resesi, seperti penyesuaian oklusi, memperbaiki letak gigi, memperbaiki cara pembersihan gigi, memperbaiki dan membuat restorasi, penggunaan bulu sikat yang lebih lunak, dan memperbaiki kebiasaan buruk. Penanganan lebih lanjut dapat dilakukan penutupan resesi melalui berbagai teknik pembedahan untuk mengembalikan kehilangan perlekatan jaringan periodonsium. Teknik pembedahan dapat diawali dengan penambahan lebar dan tinggi gingiva berkeratin atau gingiva lekat ke arah apikal dengan teknik graf, dan dapat dikombinasikan dengan cara guided tissue regeneration.

PENDAHULUAN

Resesi gingiva merupakan awal terjadinya kerusakan sementum,

terbukanya dentin dan ngilu pada dentin. Resesi dapat terjadi karena

berbagai alasan. Secara anatomi, sebagian gigi mungkin memiliki

gingiva lekat yang sempit. Jika kemudian gingiva lekat yang sempit ini

berkurang akibat resesi, maka gingiva yang menutupi dan melindungi

daerah servikal gigi akan tinggal sedikit atau hilang sama sekali.

Pergeseran gigi juga dapat mengawali kehilangan jaringan gingiva jika

tulang alveolar di bagian bukal tipis.

Penggunaan alat pembersih gigi yang berlebihan dan bersifat

aberasif dapat mengakibatkan resesi gingiva, namun sikat gigi bukan

1

Page 2: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

satu-satunya penyebab kerusakan enamel dan sementum.1,2 Gingiva

dapat mengalami kerusakan oleh proses perusakan jaringan yang

disebabkan oleh periodontitis, necrotizing ulcerative gingivitis (NUG),

dan penyakit karena virus seperti HIV. Perawatan penyakit periodontal

secara bedah maupun non-bedah dapat mengakibatkan resesi gingiva

dan akar terbuka. Prosedur pembedahan dan restoratif tertentu seperti

preparasi mahkota, juga dapat mendukung resesi gingiva dan akar

terbuka.

Ada anggapan bahwa resesi gingiva merupakan kejadian alami

yang berkaitan dengan umur. Pada penelitian dengan sampel sejumlah

lebih dari 500 orang dengan umur di atas 65 tahun, 39% permukaan

giginya mengalami resesi gingiva.3 Belum jelas resesi mana yang

disebabkan hanya oleh proses umur, karena sulit menghilangkan efek

tambahan dari penyikatan gigi, penggunaan alat kebersihan mulut

lainnya, dan kebiasaan buruk.

Penyakit periodontal mengakibatkan kehilangan yang cepat dari

perlekatan periodontal yang kemudian menyebabkan kehilangan gigi.

Kehilangan perlekatan ini tampak terjadi selama periode kerusakan aktif

yang bergantian dengan periode penyembuhan. Proses perusakan

sering tanpa rasa sakit, sehingga tidak terdeteksi kecuali didiagnosis

secara professional. Walaupun demikian, penderita dengan penyakit

periodontal yang progresif lebih sering pergi ke dokter gigi bukan

karena sakit, tetapi lebih karena alasan estetik yang disebabkan oleh

penyakit. Penderita mungkin melaporkan adanya perdarahan atau

kemerahan pada gingiva, migrasi atau ekstrusi gigi, halitosis, resesi

yang mengganggu atau ada ruangan di antara gigi-gigi. Semua tersebut

di atas merupakan keluhan sekunder, sedangkan masalah kosmetik

merupakan keluhan utama dan motivasi penderita untuk mencari

perawatan gigi.4

Resesi gingiva merupakan bagian dari cacat gingiva yang sering

ditemukan. Prevalensi, perluasan, dan keparahan resesi gingiva

2

Page 3: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

bertambah sesuai umur dan lebih sering terjadi pada laki-laki.5

Penderita sering terganggu oleh resesi karena bermasalah pada rasa

ngilu dan estetika.

Definisi

Secara klinis, resesi gingiva adalah terbukanya permukaan akar

karena pergeseran posisi gingiva ke arah apikal. Posisi actual adalah

letak dari perlekatan epitel, sedangkan posisi apparent menunjukkan

letak dari kres gingival margin pada permukaan gigi. Tingkat keparahan

resesi ditentukan oleh posisi actual dari gingiva, bukan pada posisi

apparent.6

Etiologi

Resesi gingiva bertambah seiring bertambahnya umur, insidensinya

bervariasi dari 8% pada anak-anak hingga 100% pada umur setelah 50 tahun.7

Hal ini menunjukkan adanya asumsi bahwa resesi merupakan pergeseran

fisiologis dari perlekatan gingiva.8 Pergeseran yang berangsur-angsur lebih sering

akibat dari efek kumulatif minor pathologic involvement dan minor direct trauma

pada gingiva. Pada sebagian masyarakat resesi terjadi tanpa ada hubungan

dengan pemeliharaan gigi, tetapi resesi dapat merupakan akibat dari penyakit

periodontal.9

Faktor-faktor berikut ini ada kaitannya sebagai penyebab resesi gingiva

seperti kesalahan teknik penyikatan gigi yang mengakibatkan aberasi pada

gingiva10, peradangan gingiva, perlekatan frenum abnormal, dan iatrogenic

dentistry. Trauma oklusi dahulu dianggap berpengaruh, tetapi mekanisme

terjadinya belum pernah diperlihatkan. Seperti gigitan dalam yang dikaitkan

dengan radang gingiva dan resesi. Incisal overlap yang berlebihan dapat

menimbulkan kerusakan pada gingiva. Pergerakan ortodontik ke arah labial yang

diteliti pada kera mengakibatkan kehilangan perlekatan jaringan ikat dan tulang

marjinal, disertai resesi gingiva.11

3

Page 4: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

Prosedur pembersihan mulut sehari-hari, baik penyikatan gigi maupun

pemakaian benang gigi dapat mengawali kerusakan gingiva yang sedikit dan

berulang-ulang.12 Walaupun penyikatan gigi penting untuk kesehatan gingiva,

tetapi teknik penyikatan gigi yang salah atau menggunakan sikat gigi dengan bulu

yang keras dapat menimbulkan kerusakan yang berarti. Jenis kerusakan ini dapat

berupa laserasi, aberasi, keratosis, dan resesi, yang paling sering terkena adalah

marginal gingiva bagian fasial.13 Pada kasus-kasus tersebut resesi cenderung lebih

sering dan parah pada penderita dengan gingiva yang secara klinis sehat, plak

sedikit, dan kebersihan mulut baik.14

Kepekaan terhadap resesi juga dipengaruhi oleh posisi gigi dalam

lengkung rahang15, sudut akar gigi terhadap tulang, dan kontur permukaan gigi

mesio-distal. Pada gigi yang rotasi, miring, dan terletak fasial, lempeng tulang

tipis dan tingginya berkurang. Tekanan pengunyahan atau penyikatan gigi biasa

dapat merusak gingiva yang tidak mendapat dukungan, dan mengakibatkan

resesi. Efek sudut akar terhadap tulang yang mengalami resesi sering tampak

pada daerah molar rahang atas. Jika inklinasi lingual akar palatal menonjol atau

akar bukal melebar keluar, tulang di daerah servikal menipis dan memendek,

resesi dapat terjadi pada marginal gingiva yang tipis.6

Kesehatan jaringan gingiva juga tergantung pada disain dan penempatan

bahan-bahan restorasi yang memadai. Tekanan dari gigi tiruan sebagian dengan

disain buruk, seperti cengkeram gigi tiruan yang tidak tepat, dapat

mengakibatkan trauma dan resesi gigiva.16 Restorasi gigi yang mengemper

(overhanging) adalah faktor pendukung timbulnya gingivitis karena sebagai

tempat retensi plak. Disamping itu merupakan kesepakatan umum bahwa

penempatan tepi restorasi sedalam lebar biologis sulkus gingiva sering

mendorong terjadinya radang gingiva, kehilangan perlekatan, dan bahkan

kerusakan tulang. Secara klinis, penyimpangan terhadap lebar biologis dapat

bermanifestasi sebagai radang gingiva, pendalaman poket periodontal, dan resesi

gingiva.6

4

Page 5: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

Merokok kemungkinan ada kaitannya dengan resesi gingiva.

Mekanismenya bersifat multifaktor, seperti aliran darah ke gingiva yang

berkurang dan perubahan respon imun.17

Pada masa lalu, perawatan bedah periodontal terutama prosedur

pemotongan seperti gingivektomi, ostektomi, dan penempatan gingival margin ke

apikal, diharapkan menghasilkan pengurangan poket dan resesi gingiva. Pada

kenyataannya, sering mengakibatkan penambahan resesi dan radang gingiva,

ngilu pada akar, karies akar, dan komplikasi estetika (gigi memanjang).4

Pengertian Klinis

Berbagai aspek resesi gingiva mempunyai kepentingan secara klinis.

Permukaan akar terbuka rentan terhadap karies. Aberasi dan erosi sementum

yang terbuka karena resesi meninggalkan permukaan dentin di bawahnya yang

menimbulkan rasa ngilu. Hiperemia pulpa dan gejala yang berkaitan dapat

berasal dari permukaan akar yang terbuka berlebihan. Resesi interproksimal

menimbulkan masalah untuk pembersihan mulut dan mengakibatkan akumulasi

plak.6

Perubahan Kontur Gingiva

Suatu kelainan juga terjadi pada gingival margin yang disebut sebagai

Stillman’s clefts dan McCall festoons. Istilah “Stillman’s clefts” digunakan untuk

menguraikan jenis spesifik dari resesi gingiva yang berbentuk segitiga dan

sempit. Seiring berkembangnya resesi gingiva ke arah apikal, cleft menjadi lebih

lebar, hingga sementum terbuka dari permukaan akar. Jika lesi mencapai garis

mukogingiva, batas apikal mukosa mulut biasanya mengalami peradangan karena

sulit menjaga kontrol plak yang memadai di daerah ini. Istilah “McCall festoons”

digunakan untuk menguraikan keadaan tepi gingiva yang membulat dan menebal,

biasanya terlihat pada daerah gigi kaninus jika resesi mencapai garis

mukogingiva. Pada mulanya, Stillman’s clefts dan McCall festoons dikaitkan

5

Page 6: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

dengan trauma oklusi, dan perawatan yang dianjurkan adalah penyesuaian oklusi.

Tetapi kaitan ini tidak pernah dibuktikan, dan kondisi ini sekadar mewakili

peradangan yang khas dari marginal gingiva.6

Klasifikasi

Pada tahun 1960an, Sullivan dan Atkins18 mengklasifikasikan resesi

gingiva menjadi 4 golongan secara morfologis: 1) dangkal-sempit, 2) dangkal-

lebar, 3) dalam-sempit, 4) dalam-lebar. Klasifikasi tersebut membantu

menggolongkan lesi lebih baik, tetapi tidak mampu membantu klinikus

memperkirakan hasil perawatan.

Kemampuan memperkirakan keberhasilan penutupan akar dapat ditambah

dengan pemeriksaan prabedah dan hubungannya dengan resesi dengan

menggunakan klasifikasi yang diajukan oleh Miller19, yaitu: (I) Resesi tepi

jaringan tidak meluas ke garis mukogingiva. Tidak ada kerusakan tulang ataupun

jaringan lunak di daerah interdental. Jenis resesi ini dapat sempit atau lebar. (II)

Resesi tepi jaringan meluas sampai atau keluar garis mukogingiva. Tidak ada

kerusakan tulang ataupun jaringan lunak di daerah interdental. Jenis resesi ini

dapat disubgolongkan sebagai lebar dan sempit. (III) Resesi tepi jaringan meluas

sampai atau keluar garis mukogingiva. Terdapat kerusakan tulang dan jaringan

lunak di daerah interdental, atau keadaan gigi malposisi. (IV) Resesi tepi jaringan

meluas sampai atau keluar garis mukogingiva. Terdapat kerusakan tulang dan

jaringan lunak yang parah di daerah interdental atau terdapat gigi malposisi yang

parah.

Pada umumnya prognosis untuk kelas I dan II baik dan sempurna;

sedangkan untuk kelas III hanya penutupan sebagian yang dapat diharapkan.

Kelas IV memiliki prognosis yang sangat buruk jika dilakukan perawatan dengan

teknik yang ada sekarang ini.

PERAWATAN

Resesi gingiva yang berkaitan dengan permukaan akar terbuka merupakan

fenomena komplek yang menimbulkan tantangan untuk berbagai perawatan bagi

6

Page 7: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

para klinikus. Resesi dapat bersama-sama dengan timbulnya karies akar dan

aberasi jaringan gigi, dan penderita mungkin mengeluh mengenai estetik atau

timbulnya rasa ngilu. Salah satu tujuan dari perawatan periodontal adalah

memperbaiki kehilangan perlekatan jaringan pada gigi. Telah terbukti bahwa

berbagai cara prosedur regenerasi jaringan periodontal berpotensi memperbaiki

resesi gingiva melalui penambahan ukuran lebar dan tinggi gingiva lekat yang

berkeratin, serta mencapai penutupan akar, baik secara sempurna maupun

sebagian. Sebagian besar prosedur ini ini berupa teknik cangkok (graft) bedah

plastik periodontal (mukogingival).20

Berbagai teknik bedah telah diperkenalkan untuk merawat resesi gingiva,

termasuk cangkok jaringan ikat (connective tissue grafting/CTG); berbagai disain

flep; ortodontik; dan guided tissue regeneration (GTR). 20 Tindakan bedah diikuti

dengan perawatan periodontal konvensional seperti skeling dan penghalusan akar

dikombinasi dengan prosedur perawatan kontrol plak di rumah yang memadai

telah menunjukkan pengurangan keradangan. Selain itu berkurangnya warna

kemerahan, perdarahan, dan eksudat disertai pengerutan gingiva, dapat

meningkatkan estetika gingiva.4 Sementum yang terbuka menyerap endotoksin

plak bakteri dan mengalami perubahan permukaan; dengan skeling dan

penghalusan akar mampu mengurangi endotoksin.21

Penambahan Gingiva ke Apikal

Pencangkokan gingiva, baik pedicle maupun free, ditempatkan pada

daerah resipien di sebelah apikal dari tepi resesi gingiva. Penutupan permukaan

akar yang terbuka tidak dapat dicapai jika masih ada resesi tulang dan gingiva.

Teknik penambahan gingiva ke apikal daerah resesi dapat dilakukan dengan free

gingival autograft, free connective tissue autograft, andilakukan dengand

apically positioned flap.22

Penambahan Gingiva ke Koronal

Berbagai teknik dan disain flep telah digunakan untuk mendapatkan

keberhasilan penutupan akar; sebagian di antaranya tidak membutuhkan jaringan

7

Page 8: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

donor (pedicle graft), sebagian yang lain membutuhkan (free autogenous grafts).

Sering sulit mengantisipasi tingkat keberhasilan prosedur penutupan akar, karena

penutupan tergantung berbagai faktor, termasuk klasifikasi dan lokasi resesi serta

teknik yang digunakan. Dimensi gingiva yang paling sering dikaji adalah

ketinggiannya, yaitu jarak antara tepi jaringan ikat lunak dan garis mukogingiva

yang diukur dalam millimeter. Adanya penambahan tinggi gingiva dianggap

berhasil dalam prosedur penambahan gingiva, tidak tergantung dari jumlah

millimeter yang dicapai.23

Graf pedicle berbeda dengan graf free autogenous soft-tissue, pada graf

pedicle, dasar flep mengandung pembuluh darahnya sendiri yang memberi nutrisi

pada graf dan memudahkan penetapan kembali penyatuan pembuluh darah

dengan resipien. Graf pedicle dapat dicapai dengan ketebalan penuh ataupun

sebagian.24

Berikut ini teknik yang digunakan untuk penambahan gingiva ke koronal

dari daerah resesi (penutupan akar): 1) Free gingival autograft, 2) free connective

tissue autograft, 3) Pedicle autografts (laterally/ horizontally positioned flap,

coronally positioned flap), 4) Subepithelial connective tissue grat, 5) Guided

tissue regeneration (GTR), 6) Pouch and tunnel technique.22

Masker gingiva

Resesi gingiva dapat disembunyikan dengan cara menutup daerah akar

yang terbuka dengan masker yang terbuat dari bahan yang bersifat fleksibel

seperti silikon. Masker ini dapat mengatasi penampilan yang estetis pada

mahkota gigi depan yang mengalami resesi sehingga mahkota tampak

proporsional. Pemakaian masker dilakukan setelah jaringan periodonsium selesai

menjalani perawatan dan sembuh dari penyakit periodontal. Pembuatan masker

dilakukan melalui teknik pencetakan dua tahap.25

PEMBAHASAN

Penyebab terjadinya resesi gingiva bersifat multifaktorial. Secara

anatomi diawali dengan gingiva lekat yang sempit, perlekatan frenum

8

Page 9: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

abnormal, letak gigi di luar lengkung rahang, sudut antara akar gigi dan

tulang, dan tulang alveolar di bagian bukal tipis. Kerusakan jaringan

gingiva juga dapat disebabkan oleh penyakit periodontal seperti

periodontitis, NUG, dan HIV. Prosedur perawatan penyakit periodontal

dan restoratif, baik secara bedah maupun non-bedah dapat

menimbulkan efek samping berupa resesi gingiva dan akar terbuka

seperti gingivektomi, ostektomi, dan preparasi pada mahkota.

Resesi gingiva yang disebabkan oleh trauma dapat berupa incisal overlap

yang berlebihan yang dapat menimbulkan kerusakan pada gingiva. Prosedur

pembersihan gigi yang salah, flossing, penggunaan bulu sikat yang kasar,

kebiasaan buruk seperti menusuk-nusuk gingiva dengan tusuk gigi, dan gigi

tiruan sebagian dengan disain buruk mendorong terjadinya resesi gigiva

Pergerakan alat ortodontik ke arah labial dapat mengakibatkan kehilangan

perlekatan jaringan ikat dan tulang marjinal, disertai resesi gingiva. Pergeseran

gingiva terjadi berangsur-angsur dan lebih sering akibat dari efek kumulatif

minor pathologic involvement dan minor direct trauma pada gingiva.

Resesi gingiva dapat mendorong terjadinya karies dan aberasi pada akar,

rasa ngilu, dan masalah estetika. Sehingga perlu dilakukan penutupan resesi

gingiva dan akar terbuka serta pencegahan meluasnya resesi lebih lanjut.

Penanganan resesi gingiva yang disebabkan oleh trauma dimulai dengan

pencegahan meluasnya daerah resesi bergantung dari macam trauma

penyebabnya. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi penyesuaian oklusi,

memperbaiki letak gigi, memperbaiki cara pembersihan gigi, memperbaiki dan

membuat restorasi, penggunaan bulu sikat yang lebih lunak, dan memperbaiki

kebiasaan buruk. Penanganan lebih lanjut dapat dilakukan penutupan resesi

melalui berbagai teknik pembedahan untuk mengembalikan kehilangan

perlekatan jaringan periodonsium. Teknik pembedahan dapat diawali dengan

penambahan lebar dan tinggi gingiva berkeratin atau gingiva lekat ke arah apikal

daerah resesi dengan teknik graf, dan dapat dikombinasikan juga dengan cara

GTR.

9

Page 10: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

RINGKASAN

Resesi gingiva dan akar terbuka dapat menimbulkan rasa ngilu, karies

akar, dan masalah estetik. Perawatan dan pencegahan resesi disesuaikan dengan

faktor penyebabnya. Perawatan resesi gingiva akibat trauma dapat diawali

dengan pencegahan meluasnya resesi dengan menghilangkan trauma yang

dianggap sebagai faktor penyebabnya seperti penyesuaian oklusi, membuat

restorasi, dan teknik pembersihan gigi yang memadai. Selanjutnya untuk

mengatasi rasa ngilu dan masalah estetika, resesi gingiva dapat ditutup melalui

cara pembedahan atau dengan menggunakan masker gingiva.

Daftar Acuan

1. Absi EG, Addy M, Adams D: Dentine hypersensitivity: The effect of toothbrushing and dietary compounds on dentine in vitro, J Oral Rehab 19:101-10, 1992.

2. Davis WB: The cleansing, polishing and abrasion of teeth by dental products. Cosmetic Sci 1:39-81, 1978.

3. Beck JD, Hunt RJ, Hand JS, Field HM: Prevalence of root and coronal caries in a non-institutionalized older population, J Amer Dent Assoc 111:964-67, 1985.

4. Froum STJ: Gingival Recession: Prevalence, Etiology, Prevention, Treatment, The National News Magazine for Dentist 4:6, 1985.

5. Albandar JM, Brunelle JA, Kingman A: Destructive periodontal disease in adults 30 years of age and older in the United States, 1988-1994, J Periodontol 70:13, 1999.

6. Fiorellini JP, Kim DM, and Ishikawa SO: Clinical Features of Gingivitis. In Carranza’s Clinical Periodontology. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, & Carranza FA (Editor). 10 th Ed. Saunders. Philadelphia; 2006: 362-372.

7. Woofter C: The prevalence and etiology of gingival recession, Periodontal Abstr 17:45, 1969.

8. Loe H: The structure and physiology of the dentogingival junction. In Miles AE, editor: Structural and chemical organization of teeth, vol 2 New York, 1967, Academic Press.

9. Loe H, Anerud A, Boysen H: The natural history of periodontal disease in man: prevalence, severity, and extent of gingival recession, J Periodontol 63:489, 1992

10.Sognaes RF: Periodontal significance of intraoral frictional ablation, J West Soc Periodontol Periodontal Abstr 25:112, 1977.

10

Page 11: mengatasi resesi ginggiva akibat trauma

11.Steiner GG, Pearson JK, Ainamo J: Changes of the marginal periodontium as a result of labial tooth movement in monkeys, J Periodontol 52:314, 1981.

12.Danser MM, Timmerman MF, Ijzerman Y, et al: Evaluation of the incidence of gingival abrasion as a result of tooth brushing, J Clin Periodontol 25:701, 1998.

13.Rawal SY, Claman LJ, Kalmar JR, et al: Traumatic lesions of the gingival: a case series, J Periodontol 75:762, 2004.

14.O’Leary TJ, Drake RB, Crump PP, et al: The incidence of recession in young males: further study, J Periodontol 42:264, 1971.

15.Trott JR, Love B: An analysis of localized gingival recession in 766 Winnipeg High School students, Dent Pract Dent Rec 16:209, 1966.

16.Zlataric DK, Celebic A, Valentic-Peruzovic M: The effect of removable partial dentures on periodontal health of abutment and non-abutment teeth, J Periodontol 73:137, 2002.

17.Gunsolley JC, Quinn SM, Tew J, et al: The effect of smoking on individuals with minimal periodontal destruction, J Periodontol 69:165, 1998.

18.Sullivan HC and Atkins JC: Free autogenous gingival grafts in the treatment of gingival recession, Periodontics 6:152, 1968.

19.Miller PD Jr: A classification of marginal tissue recession, Int J Periodont Restor Dent 5:9, 1985.

20.Kassab MM and Cohen RE: Treatment of gingival recession, J Am Dent Assoc 133(11): 1499-1506, 2002. PubMed

21.Nishimine D, O’Leary TJ: Hand instrumentation versus ultrasonics in the removal of endotoxin from roots of periodontally diseased teeth, J Periodontol 50: 345-349, 1979

22.Takei HH, Azzi RR, and Han TJ: Periodontal Plastic and Esthetic Surgery. In Carranza’s Clinical Periodontology. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, & Carranza FA (Editor). 10 th Ed. Saunders. Philadelphia; 2006: 1005-29.

23.Wennström JL, Zucchelli J: Increased gingival dimensions: a significant factor for successful outcome of root coverage procedures? A 2-year prospective clinical study, J Clin Periodontol 23: 770–7, 1996. [Medline]

24.Pfeifer J, Heller R: Histologic evaluation of full and partial thickness lateral repositioned flaps: a pilot study, J Periodontol 42: 331–3, 1971. [Medline]

25.Greene PR: The flexible gingival mask: an aesthetic solution in periodontal practice. British Dental Journal 184(11): 536-540, 1998.

11